id/Sains-Peternakan
DOI: http://dx.doi.org/10.20961/sainspet.v%vi%i.22224 pISSN 1693-8828 eISSN 2548-9321
Kualitas Fisik Telur Itik Tegal yang Dipelihara Menggunakan Sistem Pemeliharaan
Intensif dan Semi Intensif di KTT Bulusari Kabupaten Pemalang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh sistem pemeliharaan semi intensif dan intensif terhadap kualitas fisik
telur itik Tegal. Itik Tegal yang digunakan berumur 36 – 48 minggu diberi pakan dengan komposisi ransum dari peternak
rakyat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental dengan menggunakan metode survai.
Survai dilakukan terhadap semua peternak dari KTT terpilih. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan menggunakan
metode purposive sampling. Sampel dari KTT terpilih dibedakan menjadi 2 sistem pemeliharaan, yaitu sistem pemeliharaan
intensif dan semi intensif. Pengukuran kualitas fisik telur meliputi berat telur, berat kerabang, ketebalan kerabang, warna
kuning telur, indeks kuning telur, indeks putih telur serta Haugh unit. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan rata-ratanya
dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa itik yang dipelihara menggunakan sistem
pemeliharaan semi intensif menghasilkan telur dengan kualitas fisik yang lebih baik dibandingkan dengan itik yang dipelihara
menggunakan sistem pemeliharaan intensif. Hal ini dapat dilihat dari skor warna kuning telur dan indeks kuning telur. Berat
telur, berat kerabang, ketebalan kerabang, indeks putih telur dan Haugh unit memberikan kualitas yang sama antara sistem
pemeliharaan intensif dengan semi intensif.
Kata kunci: Kualitas fisik telur, Itik tegal, Sistem pemeliharaan, Intensif, Semi intensif
Physical Quality of Tegal Duck Eggs that Maintained Using Intensive and Semi Intensive
Rearing System at KTT Bulusari Pemalang Regency
ABSTRACT
This study was aimed to examine the effect of intensive and semi intensive rearing system on the physical quality of
Tegal duck eggs. This study used Tegal duck aged 36 – 48 weeks that were fed with feed composition from folk farmers. The
research design used was non-experimental research using survey methods. The survey was conducted on all folk farmers
from the selected summit. Sampling in the study was conducted using purposive sampling method. Samples from selected
summits are divided into 2 rearing system, which is intensive and semi-intensive rearing system. Eggs physical quality
measurement includes egg weight, eggshell weight, eggshell thicknes, yolk color score, yolk index, albumen index and Haugh
unit. The data that were obtained then the averages compared using Mann-Whitney test. The results of the study showed that
ducks that were maintained using semi intensive rearing system produced eggs with better physical quality compared to ducks
that were maintained using intensive rearing system. This can be seen from yolk color score and yolk index. Egg weight,
eggshell weight, eggshell thickness, albumen index and Haugh unit gave same quality between intensive and semi intensive
rearing system.
Keywords: Eggs physical quality, Tegal ducks, Rearing systems, Intensive, Semi intensif
29
Tabel 1. Kandungan nutrien ransum
Kandungan Nutrien
Kelompok Pakan
EM PK SK LK Ca P
kkal ---------------------(%)---------------------
Intensif Ikan segar 1392,2 11,88 1,78 0,86 1,296 0,69
Bekatul 1157,8 4,20 7,23 0,76 0,008 0,28
Aking 575,5 1,39 0,08 0,01 0,003 0,01
Total 3125,5 17,47 9,09 1,63 1,307 0,98
Ikan segar 1783,3 15,22 2,28 1,10 1,660 0,89
Semi Intensif Bekatul 507,4 1,84 3,17 0,33 0,004 0,12
Aking 982,2 2,38 0,13 0,02 0,006 0,01
Total 3272,8 19,44 5,58 1,45 1,670 1,03
Bulusari, Desa Bulu, Kecamatan Petarukan, Kabupaten 13 orang, terdiri dari 6 peternak yang menggunakan
Pemalang pada umumnya dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan intensif dan 7 peternak yang
sistem pemeliharaan intensif dan semi intensif. menggunakan sistem pemeliharaan semi intensif.
Sistem pemeliharaan ekstensif pada awalnya
digunakan oleh peternak karena tersedianya lahan Materi Penelitian
persawahan. Lahan persawahan yang semakin sedikit Materi yang digunakan dalam penelitian ini
mengakibatkan peternak mulai beralih menggunakan adalah itik Tegal petelur yang ada di KTT Bulusari. Itik
sistem pemeliharaan semi intensif maupun intensif. Tegal yang digunakan berumur 36 – 48 minggu diberi
Sistem pemeliharaan semi intensif dilakukan dengan pakan dengan komposisi ransum dari peternak rakyat
cara menggembalakan itik pada lahan persawahan (Tabel 1). Peralatan yang digunakan dalam penelitian
kemudian dikembalikan lagi ke dalam kandang. Bahan ini yaitu egg tray, timbangan digital, jangka sorong,
pakan alami seperti butir-butir padi yang tercecer, mikrometer sekrup, depth micrometer, egg yolk color
hijauan, ganggang air, keong sawah dan serangga fan, termometer dan hygrometer.
banyak tersedia di sekitar tempat penggembalaan.
Peternak tidak hanya mengandalkan pakan yang Prosedur Penelitian
tersedia di sawah, tetapi juga memberikan pakan lain Kegiatan pengamatan variabel penelitian
baik sebelum maupun sesudah digembalakan. Sistem dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan,
pemeliharaan intensif dilakukan dengan cara pengambilan sampel untuk pengukuran dan analisis
memelihara itik di dalam kandang dan kebutuhan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan
pakannya disediakan oleh peternak. yaitu menyiapkan daftar pertanyaan serta menganalisis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kandungan nutrien pakan yang digunakan oleh
pengaruh sistem pemeliharaan semi intensif dan peternak di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan,
intensif terhadap kualitas fisik telur seperti berat telur, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
berat kerabang, tebal kerabang, warna kuning telur, Diponegoro. Sampel pakan itik yang menggunakan
indeks kuning telur, indeks putih telur dan Haugh unit. sistem pemeliharaan intensif diambil sesuai dengan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pakan yang diberikan oleh peternak. Sampel pakan itik
informasi mengenai bagaimana pengaruh sistem yang menggunakan sistem pemeliharaan semi intensif
pemeliharaan intensif dan semi intensif terhadap diambil sesuai dengan pakan yang diberikan oleh
kualitas fisik telur itik Tegal. Hipotesis yang akan diuji peternak dan diambil dari isi tembolok setelah
adalah terdapat perbedaan kualitas fisik telur itik Tegal digembalakan selama ± 8 jam. Isi tembolok diamati
antara sistem pemeliharaan intensif dengan semi untuk mengidentifikasi jenis bahan pakan yang
intensif. dikonsumsi oleh itik (Tabel 2).
Tabel 2. Komposisi bahan pakan dalam isi tembolok
MATERI DAN METODE
Jenis Bahan Pakan Persentase
----(%)----
Rancangan Penelitian
Gabah 75,81
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Keong 16,85
penelitian non eksperimental dengan menggunakan
Hijauan 3,23
metode survai. Survai dilakukan terhadap semua
Bahan lain 4,12
peternak dari KTT terpilih. Pengambilan sampel dalam
Jumlah 100,00
penelitian dilakukan menggunakan metode purposive
sampling. Sampel dari KTT terpilih dibedakan
menjadi 2 sistem pemeliharaan, yaitu sistem Teknik pengumpulan data yang dilakukan
pemeliharaan intensif dan semi intensif. Jumlah dalam penelitian ini, yaitu wawancara langsung dengan
peternak itik Tegal petelur dari KTT terpilih berjumlah peternak menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner,
Tabel 4. Rataan kualitas fisik telur itik tegal yang dipelihara secara intensif dan semi intensif
Parameter yang diamati Sistem Pemeliharaan
Intensif Semi intensif
Berat Telur (g) 70,01 ± 3,74 67,92 ± 4,04
Berat Kerabang (g) 8,54 ± 0,55 8,15 ± 0,63
Ketebalan Kerabang (mm) 0,48 ± 0,04 0,46 ± 0,03
Skor Warna Kuning Telur 4,62 ± 1,53a 10,38 ± 2,92b
Indeks Kuning Telur 0,39 ± 0,03a 0,41 ± 0,02b
Indeks Putih Telur 0,08 ± 0,02 0,09 ± 0,02
Haugh unit 71,87 ± 7,89 74,62 ± 7,86
ab
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan (P>0,05)