m = .
= 0,793 g/mL . 10 mL
= 7,93 g
n =
=
= 0,172 mol
Aquades 0 mL
m = .
= 1 g/mL . 0 mL
= 0 g
n =
=
= 0 mol
X
etanol
= n
etanol
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,172 mol / (0,172 + 0) mol
= 1
X
aquades
= n
aquades
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0 mol / (0,172 + 0) mol
= 0
Etanol 8 mL + 2 mL
Etanol 8 mL
=
m = .
= 0,793 g/mL . 8 mL
= 6,344 g
n =
=
= 0,138 mol
Aquades 2 mL
m = .
= 1 g/mL . 2 mL
= 2 g
n =
=
= 0,111 mol
X
etanol
= n
etanol
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,138 mol / (0,138 + 0,111) mol
= 0,554
X
aquades
= n
aquades
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,111 mol / (0,138 + 0,111) mol
= 0,446
Etanol 6 mL + 4 mL
Etanol 6 mL
=
m = .
= 0,793 g/mL . 6 mL
= 4,758 g
n =
=
= 0,103 mol
Aquades 4 mL
m = .
= 1 g/mL . 4 mL
= 4 g
n =
=
= 0,222 mol
X
etanol
= n
etanol
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,103 mol / (0,103 + 0,222) mol
= 0,317
X
aquades
= n
aquades
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,222 mol / (0,103 + 0,222) mol
= 0,683
Etanol 4 mL + 6 mL
Etanol 4 mL
=
m = .
= 0,793 g/mL . 4 mL
= 3,172 g
n =
=
= 0,069 mol
Aquades 6 mL
m = .
= 1 g/mL . 6 mL
= 6 g
n =
=
= 0,333 mol
X
etanol
= n
etanol
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,069 mol / (0,069 + 0,333) mol
= 0,172
X
aquades
= n
aquades
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,333 mol / (0,069 + 0,333) mol
= 0,828
Etanol 2 mL + 8 mL
Etanol 2 mL
=
m = .
= 0,793 g/mL . 2 mL
= 1,586 g
n =
=
= 0,034 mol
Aquades 8 mL
m = .
= 1 g/mL . 8 mL
= 8 g
n =
=
= 0,444 mol
X
etanol
= n
etanol
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,034 mol / (0,034 + 0,444) mol
= 0,071
X
aquades
= n
aquades
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,444 / (0,034 + 0,444)
= 0,929
Etanol 0 mL + 10 mL
Etanol 0 mL
=
m = .
= 0,793 g/mL . 0 mL
= 0 g
n =
=
= 0 mol
Aquades 10 mL
m = .
= 1 g/mL . 10 mL
= 10 g
n =
=
= 0,555 mol
X
etanol
= n
etanol
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0 mol / (0 + 0,555) mol
= 0
X
aquades
= n
aquades
/ (n
etanol
+ n
aquades
)
= 0,555 / (0 + 0,555)
= 1
Grafik fraksi mol terhadap indeks bias air grafik kalibrasi
Grafik fraksi mol terhadap indeks bias etanol
Grafik titik didih terhadap fraksi mol residu
0
2
4
6
8
10
12
0 0.07 0.17 0.3 0.5 1
I
n
d
e
k
s
b
i
a
s
Fraksi mol ethanol
Indeks bias residu
Indeks bias destilat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
6 6.5 6.8 8.3 9.4 11
S
u
h
u
(
C
)
Indeks bias residu
Grafik titik didih terhadap fraksi mol destilat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
6.2 6.8 6.9 2.5 3.2 1.9
S
u
h
u
(
C
)
Indeks bias distilat
VIII.Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan destilasi campuran biner antara etanol dengan
aquades dan dicari dari masing-masing campuran tersebut titik didihnya. Titik didih
dapat ditentukan pada saat keluar destilat ketika dilakukan destilasi. Destilasi yang
dilakukan adalah destilasi fraksionasi.
Setelah destilasi di lakukan terhadap campuran biner etanol dan aquades
ternyata apabila volume aquades yang ditambahkan semakin banyak, maka larutan
akan terus mengalami kenaikan titik didih. Titik didih zat cair adalah suhu tetap
pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan
tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh
bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil
penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut
murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu
larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. Oleh karena
itu, penguapan partikel - partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan
molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan,
tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap
cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang
mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai titik
didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Jika campuran didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan
komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau
komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan
dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi
senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih
lebih rendah. Jika suhu relatif tetap, maka destilat yang terkumpul akan
mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran. Dalam
praktikum titik didih etanol lebih rendah maka dalam destilasi ini etanol lah yang
akan lebih dulu menjadi destilat.
Pada praktikum kali ini, terdapat kesalahan dalam mengukur indeks bias.
Seharusnya semakin banyak aquades yang ditambahkan, maka semakin kecil
indeks biasnya. Selain itu, seharusnya indeks bias sebelum pemanasan harus
lebih kecil dikarenakan pada saat melakukan pemanasan, etanol menguap lebih
cepat sehingga yang tersisa dalam residu yaitu sebagian etanol yang tidak
menguap dan aquades. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa kesalahan
dalam praktikum seperti kurangnya ketelitian dalam membaca angka termometer
yang berembun karena uap panas, kesalahan pembacaan skala indeks bias pada
refraktometer sehingga nilai yang dihasilkan tidak sesuai, membersihkan alat
refraktometer menggunakan tisu yang kotor sehingga pendeteksi tidak bersih,
atau karena terdapat sisa-sisa air bilasan pada alat destilasi sehingga
mempengaruhi konsentrasi etanol.
IX. Kesimpulan
Campuran antara etanol (C
2
H
5
OH) dengan aquades merupakan campuran biner,
karena kedua zat tersebut dapat bercampur.
Pemisahan larutan etanol dengan aquades dilakukan melalui destilasi
fraksionasi.
Pada saat destilasi, titik didih dapat ditentukan pada saat keluar destilat.
Larutan akan mencapai titik didih maksimum pada titik azeotrop.
Sesuai data pada grafik antara fraksi mol etanol dan aquades terhadap titik
didihnya, aquades mempunyai titik didih paling besar dibandingkan dengan
etanol, semakin banyak volume aquades yang ditambahkan maka akan
mengalami kenaikan titik didih. Namun saat telah tercapai titik azeotrop,
semakin banyak volume aquades yang ditambahkan, titik didik larutan semakin
kecil.
X. Daftar Pustaka
Ngatin, Agustinus. 2011. Petunjuk Umum Praktikum Kimia Fisika. Bandung :
Politeknik Negeri Bandung.