Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kimia

Materi : Sel volta dan sel elektrolisis


Disusun oleh : Shafira Dhaisani Sutra (MIPA 3.5/31)

1. Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari


A. Sel Aki / Baterai Timbal (Accu)
Aki (Accumulator) adalah komponen penyimpan arus listrik yang biasa digunakan untuk
menyalakan rangkaian listrik di tempat yang tidak terdapat sumber listrik. Namun, pada kendaraan aki
hanya digunakan untuk menyalakan sistem starter pada saat mesin dalam keadaan mati. Hal itu dikarenakan
kendaraan sudah memiliki sumber energi listrik yang bernama alternator.
Sel aki telah digunakan sejak tahun 1915. Berkat sel ini, mobil/sepeda motor dapat mencapai
mobilitasnya dan akhirnya menjadi alat transportasi terpenting saat ini. Baterai timbal dapat bertahan pada
kondisi yang ekstrim. (temperatur yang bervariasi, shock mekanik akibat jalan yang rusak, dll) serta dapat
digunakan secara kontinyu dalam beberapa tahun.
Sel aki merupakan contoh sel volta yang bersifat reversibel, dimana hasil reaksi dapat diubah
kembali menjadi zat semula. Dalam sel aki, elektroda negatif adalah logam timbal (Pb) dan elektroda
positifnya adala timbal yang dilapisi timbal oksida (PbO2), dan kedua elektroda dicelupkan dalam larutan
elektrolit asam sulfat (H2SO4).

Reaksi elektrodanya adalah sebagai berikut :

Anoda : Pb + SO42- → PbSO4 + 2e–


Katoda : PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e– → PbSO4 + 2H2O
Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 + 2H2O
Saat aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan katoda PbO2 bereaksi dengan SO42- menghasilkan
PbSO4. PbSO4 yang dihasilkan dapat menutupi permukaan lempeng anoda dan katoda. Jika telah terlapisi
seluruhnya maka lempeng anoda dan katoda tidak berfungsi. Akibatnya aki berhenti menghasilkan listrik.

Saat aki menghasilkan listrik, dibutuhkan ion H+ dan ion SO42- yang aktif bereaksi. akibatnya
jumlah ion H+ dan ion SO42- pada larutan semakin berkurang dan larutan elektrolit menjadi encer maka arus
listrik yang dihasilkan dan potensial aki semakin melemah.

Oleh karena reaksi elektrokimia pada aki merupakan reaksi kesetimbangan (reversibel) maka
dengan memberikan arus listrik dari luar ( mencas ) keadaan 2 elektroda (anoda dan katoda) yang terlapisi
dapat kembali seperti semula.

Anoda : PbSO4 + 2H2O → PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e–


Katoda : PbSO4 + 2e– → Pb + SO42-
Reaksi total : 2PbSO4 + 2H2O → Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42-

B. Baterai/Selkering/Selleclanche

Sel Leclanché ditemukan oleh insinyur Perancis Georges Leclanché (1839-1882) lebih dari seratus
tahun yang lalu. Sel kering mangan terdiri dari bungkus dalam zink (Zn) sebagai elektroda negatif (anoda),
batang karbon/grafit (C) sebagai elektroda positif (katoda) dan pasta MnO 2 dan NH4Cl sebagai larutan
elektrolit.
a. Baterai biasa

Anoda : Logam seng (Zn)


Katoda : Batang karbon/gafit (C)
Elektrolit : MnO2, NH4Cl dan serbuk karbon (C)

Anoda : Zn → Zn2+ + 2e–


Katoda : 2MnO2 + 2NH4 + 2e → Mn2O3 + 2NH3 + H2O
+ -

Reaksi total : Zn + 2MnO2 + 2NH4+ → Zn2+ + Mn2O3 + 2NH3 + H2O

b. Baterai alkaline

Dalam sel kering alkalin, padatan KOH atau NaOH digunakan sebagai ganti NH4Cl. Umur sel
kering mangan (baterai biasa) diperpendek oleh korosi zink akibat keasaman NH4Cl. Sedangkan pada sel
kering alkali bebas masalah ini karena penggantian NH4Cl yang bersifat asam dengan KOH/NaOH yang
bersifat basa. Jadi umur sel kering alkali lebih panjang.Selain itu juga menyebabkan energi yang lebih
kuat dan tahan lama.

Anoda : Zn → Zn2+ + 2e–


Katoda : 2MnO2 + H2O + 2e- → Mn2O3 + 2OH–
Reaksi total : Zn + 2MnO2 + H2O → Zn2+ + Mn2O3 + 2OH–

c. Baterai Nikel-Kadmium

Mirip dengan baterai timbal, sel nikel-kadmium juga reversibel. Selain itu dimungkinkan untuk
membuat sel nikel-kadmium lebih kecil dan lebih ringan daripada sel timbal. Jadi sel ini digunakan
sebagai batu baterai alat-alat portabel seperti : UPS, handphone dll.

Anoda : Cd + 2OH– → Cd(OH)2 + 2e–


Katoda : NiO2 + 2H2O + 2e → Ni(OH)2 + 2OH–

Reaksi total : Cd + NiO2 + 2H2O → Cd(OH)2 + Ni(OH)2

2. Informasi Perkembangan pada Baterai


Teknologi merupakan salah satu hal yang paling dinamis di dunia ini. Dalam beberapa tahun saja,
kita bisa melihat perkembangan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang. Salah satu contohnya
adalah perkembangan dari penggunaan perangkat penyimpanan daya atau yang sering disebut dengan
istilah “baterai”.
Baterai adalah reaktor kimia kecil yang menghasilkan elektron berenergi tinggi yang digunakan
untuk menyimpan daya yang kemudian dapat dimanfaatkan pada perangkat lain dengan mereaksikan
injeksi ke peralatan eksternal.
Penemu Baterai
Alessandro Volta, seorang fisikawan Italia, adalah orang pertama yang menemukan baterai pada
tahun 1800. Volta membangun sumber energy listrik pertama secara elektrokimia yang kemudian dikenal
dengan satuan “volt” sebagai besaran untuk mengukur tegangan listrik. Volta juga membuat penemuan
penting lain dalam bidang pneumatik, serta meteorologi dan elektrostatika.
Pada tahun 1779 Volta menemukan “tumpukan volta”, metode praktis pertama untuk memproduksi
listrik. Tumpukan volta dibuat dengan menumpuk piringan tembaga dan cakram seng secara berselingan
dengan potongan karton yang dicelupkan dalam air garam ditempatkan di antara kedua piringan
tersebut.Tumpukan tersebut mampu menghasilkan arus listrik. Penemuan ini diakui sebagai baterai pertama
yang menghasilkan arus listrik secara konsisten dan dapat diandalkan.
Luigi Galvani, yang hidup sezaman dengan Alessandro Volta, sebelumnya mengajukan teori
galvanik yang menyatakan bahwa jaringan hewan memiliki beberapa bentuk listrik di dalamnya. Sebagai
bentuk sangkalan terhadap teori Galvani, Alessandro Volta menunjukkan bahwa listrik dihasilkan ketika
logam yang berbeda seperti kuningan dan besi kontak satu sama lain dalam suasana lembab, dan tidak
melalui jaringan hewan.

Sejarah Perkembangan Baterai


Berikut akan disajikan sejarah perkembangan baterai dari masa ke masa:
1748 – Istilah ‘baterai’ mulai dikenal setelah Benjamin Franklin mendefinisikannya sebagai susunan pelat
kaca yang diberi arus.
1780 – 1786 – Teori bahwa aliran listrik terdapat di sel-sel hewan dikemukakan oleh Luigi Galvani, yang
menyediakan landasan bagi ilmuwan lain untuk penelitian lebih lanjut.
1800 – Alessandro Volta menemukan tumpukan volta, yang merupakan baterai pertama yang
menghasilkan arus listrik konsisten.
1836 – Sel Daniel diciptakan oleh John Daniel, yang terdiri dari seng dan elektrolit tembaga dan dianggap
jauh lebih aman daripada baterai yang ditemukan oleh Volta.
1839 – Sel bahan bakar pertama diciptakan oleh William Grove, yang menghasilkan arus listrik dengan
menyatukan oksigen dan hidrogen.
1839 – 1842 – Berbagai ilmuwan dan penemu banyak melakukan penyempurnaan terhadap baterai dengan
menggunakan elektroda cair untuk menghasilkan listrik.
1859 – Baterai timbal-asam (aki) yang bisa diisi ulang (recharge) diciptakan oleh penemu Perancis, Gaston
Plante. Mobil dan kendaraan bermotor lain masih menggunanakan aki hingga kini dengan prinsip kerja
yang sama.
1866 – Baterai karbon-seng dipatenkan oleh seorang Prancis bernama Georges Leclanche.
1881 – Baterai pertama yang memiliki elektroda negatif dan pot berpori dalam wadah seng ditemukan dan
dipatenkan oleh JA Thiebaut.
1881 – Baterai sel kering pertama ditemukan oleh Carl Gassener. Penemuan ini juga menuai sukses secara
komersial.
1899 – Baterai nikel-kadmium, yang juga dapat diisi ulang, ditemukan oleh Waldmar Jungner.
1901 – Baterai alkaline ditemukan oleh Thomas Edison.
1949 – Baterai alkaline kecil diciptakan oleh Lew Urry.
1954 – Baterai surya pertama diciptakan oleh Calvin Fuller, Daryl Chapin, dan Gerald Pearson.

Pengembangan Temuan Baterai


Sebagai informasi, baterai lithium ion yang saat ini banyak diaplikasikan untuk perangkat mobile,
pertama kali dikembangkan oleh seorang peneliti bernama John Goodenough. Dia adalah anggota dari tim
yang menyelesaikan pembuatan konsep baterai lithium ion puluhan tahun yang lalu.
Namun kini, ternyata sosok penemu terkenal tersebut belum ingin berhenti menciptakan teknologi
terbaru. Hal tersebut dibuktikan dalam laporan sebuah penelitian yang ia lakukan dengan beberapa peneliti
lain, untuk mengembangkan sebuah teknologi baterai baru diperlukan daya tahan serta kelebihan dibanding
baterai lithium ion.
Mengenai konsep umum dari baterai terbaru tersebut, Goodenough mencoba untuk mengganti
komponen utama yang ada di baterai lithium ion saat ini. Komponen tersebut adalah cairan elektrolit. Saat
ini, cairan elektrolit masih dianggap sebagai salah satu komponen yang paling penting serta belum
tergantikan.
Namun permasalahannya adalah, banyak kejadian dimana baterai yang disusun oleh cairan
elektrolit akhirnya bisa meledak serta tidak mampu berfungsi untuk perangkat yang berada di suhu rendah.
Oleh karena itu, tim Goodenough mencoba untuk mengganti cairan elektrolit tersebut dengan
komponen lain yakni kaca. Dengan menggunakan kaca, baterai konsep baru ini diperkirakan bisa mengisi
daya jauh lebih cepat, serta memiliki kemampuan simpan yang 3 kali lebih baik daripada baterai lithium
ion.
Tidak hanya itu saja, kelebihan dari penggunaan kaca juga dapat mengurangi kemungkinan
perangkat yang meledak disamping juga bisa beroperasi untuk perangkat bersuhu rendah.
Dalam beberapa tahun terakhir, sudah cukup banyak peneliti di seluruh dunia yang mencoba untuk
mengembangkan perangkat penyimpanan daya energi yang lebih baik dari yang ada yang saat ini. Penelitian
tersebut digulirkan dengan cara mencoba berbagai perangkat atau komponen baru yang dapat menggantikan
komponen yang sudah ada. Oleh karena itu, penelitian dari Goodenough sudah dikomunikasikan lewat
jurnal Energy & Envrionmental Science untuk bisa lebih dikenal oleh peneliti di seluruh dunia. Ternyata,
konsep tersebut mampu menarik perhatian banyak sekali peneliti.
Permasalahan yang umum ditemui dalam penciptaan perangkat penyimpan daya adalah,
kebanyakan dari ide yang muncul sulit untuk direalisasikan atau bahkan tidak mungkin untuk diproduksi.
Salah satunya yaitu teknologi magnesium solid-state yang memiliki elektrolit padat. Selain itu baterai,
lithium ion yang ada saat ini, dirasa sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena telah berada di titik
batasnya. Pemikiran tersebut didukung dengan fakta bahwa banyak sekali perangkat mobile yang
menggunakan pengembangan baterai lithium ion, justru akhirnya tidak mampu menahan dan
mengakibatkan adanya ledakan. Jika memang penelitian yang dilakukan oleh Goodenough berhasil
menemukan komponen yang lebih baik, tentu hasil dari baterai teknologi baru tersebut bisa sangat
membantu.
Dari situ pengembangan berlanjut untuk menemukan versi baterai lithium ion yang lebih baik.
Salah satunya yakni mengganti bahan lithium dengan bahan sodium di dalam baterai. Sodium yang bisa
didapatkan lewat ekstraksi air laut, tentu akan lebih mudah serta memiliki harga yang lebih murah.
Namun, untuk benar-benar bisa diproduksi yang digunakan, temuan dari Goodenough masih harus
terus dikembangkan.
Dikutip dari sindonews, berikut merupakan perkembangan teknologi yang kita gunakan sejak
ekosistem smartphone berekembang :
Lithium-Ion

Baterai lithium-ion (Li-ion) sebagian besar digunakan perangkat elektronik saat ini. Material
tersebut memiliki banyak nilai positifnya, antara lain harganya murah untuk diproduksi, dapat memiliki
kapasitas tinggi, dan bisa mengisi daya dengan cukup cepat.
Namun Li-ion juga menyimpan risiko negatif. Misalnya, degradasi kapasitas yang menyebabkan
baterai hanya bertahan sekitar dua tahun dan lebih cepat panas. Artinya usia baterai pendek dan bisa
menyebabkan kebakaran.

Teknologi Graphene

Salah satu masalah dengan pengisian cepat adalah menyebabkan kerusakan baterai lebih cepat. Nah
belakangan ada penelitian baru yang menunjukkan bagaimana peneliti dari Samsung dan Universitas
Nasional Seoul mampu melapisi elektroda dengan graphene.
Hal ini memungkinkan mereka membuat baterai yang bisa diisi penuh hanya dalam 12 menit, atau
lima kali lebih cepat dari teknologi saat ini. Baterai itu juga memiliki kapasitas 45%. Pemimpin proyek, Dr
Son In-hyuk mengatakan, penelitian mereka memungkinkan sintesis massal graphene material komposit
multifungsi dengan harga terjangkau.
Hasil penelitian tersebut membuat ke depan baterai akan memiliki kapasitas lebih tinggi, beroperasi
pada suhu yang stabil, dan mengisi dengan sangat cepat tanpa degradasi baterai signifikan. Samsung
mencatat bahwa baterai jenis ini akan sangat berguna untuk kendaraan listrik yang saat ini membutuhkan
waktu lama untuk mengisi daya.
Sumber referensi :
1. Buku kimia kelas XII BSE
2. Internet :
a. https://autotekno.sindonews.com/read/1274055/122/teknologi-baterai-tak-secepat-temuan-
komponen-smartphone-lainnya-1516089233
b. https://www.maxmanroe.com/lebih-baik-dibanding-lithium-ion-inilah-konsep-baterai-baru-
masa-depan.html
c. https://www.amazine.co/23814/penemu-baterai-sejarah-perkembangannya/
d. http://id.batteryaa.com/news/development-trend-of-analytical-power-battery-7518721.html
e. https://www.ecadin.org/fullscreen-page/comp-jivj68wr/3a9ba73b-e179-4024-8f2a-
e57d2a74ec3c/2/%3Fi%3D2%26p%3Dc16q4%26s%3Dstyle-jivj68px
f. https://themiracleofeducation.wordpress.com/2012/12/09/sejarah-penemuan-aki/
g. https://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/09/sel-volta-dalam-kehidupan-sehari-hari.html

Anda mungkin juga menyukai