Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN MAGANG INDUSTRI

ANALISIS LOSSES INTI DI CLAYBATH


PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I
UNIT PKS COT GIREK

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I


UNIT PKS COT GIREK – ACEH UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kurikulum Program


Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri Pada Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe

Oleh:
ACUT RAHMATUL HIDAYANA
NIM : 2021243010012
Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Kimia Industri
Jurusan : Teknik Kimia

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
JURUSAN TEKNIK KIMIA
2023
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
LAPORAN AKHIR MAGANG INDUSTRI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kurikulum Program Studi Sarjana
Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri Pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Lhokseumawe

Oleh:
Nama : Acut Rahmatul Hidayana
NIM : 2021243010012
Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Kimia Industri
Jurusan : Teknik Kimia

Mengetahui,

Pembimbing Magang Industri Koordinator Magang industri

Prof. Dr. Teuku Rihayat, S.T., M.T. Ummi Habibah, S.Si., M.Si.
NIP. 19690710 199702 1 001 NIP. 19760826 200112 2 001

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknik Kimia Ketua Program Studi Sarjana


Terapan Teknologi Rekayasa
Kimia

Dr. Ir. Saifuddin, M.T. Ir. Syafruddin, M.Si


NIP. 19660930 199303 1 003 NIP. 19650819 199802 1 001

i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN MAGANG INDUSTRI
DI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I
UNIT PKS COT GIREK, KECAMATAN COT GIREK
KABUPATEN ACEH UTARA - PROVINSI ACEH
(06 FEBRUARI – 06 JUNI 2023)

ANALISIS LOSSES INTI DI CLAYBATH


PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I UNIT PKS COT GIREK

Disusun Oleh:
ACUT RAHMATUL HIDAYANA
NIM. 2021243010012

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri


Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe

Mengetahui,

Pembimbing Materi Masinis Kepala

Farra Fahira Zulfikar Ali


NIK. 1005304 NIK. 1004136

Menyetujui,

Manajer

Basri
NIK. 1001866

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS LOSSES INTI DI CLAYBATH


PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I
UNIT PKS COT GIREK

Pembimbing Magang Industri Penulis

Prof. Dr. Teuku Rihayat, S.T., M.T. Acut Rahmatul Hidayana


NIP. 19690710 199702 1 001 NIM. 2021243010012

Mengetahui,
Koordinator Magang Industri
Program Studi Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Kimia Industri

Ummi Habibah, S.Si., M.Si.


NIP. 19760826 200112 2 001

iii
LEMBAR NILAI MAGANG INDUSTRI
Pimpinan Perusahaan di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I UNIT PKS
COT GIREK berlokasi di Cot Girek, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara dengan
ini menyatakan bahwa:
Nama : Acut Rahmatul Hidayana
NIM : 2021243010012
Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia
Industri
Jurusan : Teknik Kimia
Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Lhokseumawe
Telah melaksanakaan kegiatan Magang Industri di PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA I UNIT PKS COT GIREK Aceh Utara dengan hasil penilaian
sebagai berikut:
Nilai
No. Aspek Penilaian Keterangan
Angka Huruf
1. Keaktifan dan Inisiatif

2. Disiplin dan Kerapian

3. Penguasaan Materi

4. Tugas Khusus

5. Sistimatika Laporan

6. Tanggung Jawab
Keterangan:
80,0 < A < 100,0 : Istimewa Bobot Nilai : A = 4,0
72,5 < AB < 80,00 : Sangat Baik AB = 3,5
65,0 < B < 72,5 : Baik B = 3,0
55,0 < BC < 65,00 : Cukup Baik BC = 2,5
45,0 < C < 55,00 : Cukup C = 2,0
35,0 < D < 45,00 : Kurang D = 1,0
E < 35 : Gagal E = 0,0
Demikianlah keterangan hasil penilaian kegiatan magang industri ini
dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Pembimbing Pabrik

Farra Fahira
NIK. 1005304

iv
LEMBARAN NILAI MAGANG INDUSTRI
Pembimbing Magang Industri menyatakan bahwa mahasiswa yang
disebutkan dibawah ini:

Nama : Acut Rahmatul Hidayana


NIM : 2021243010012
Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia
Industri
Jurusan : Teknik Kimia
Telah melaksanakan kegiatan Magang Industri di PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA I UNIT PKS COT GIREK Aceh Utara sejak 06 Februari s/d 06
Juni 2023, dan mahasiswa yang bersangkutan berhak mendapatkan penilaian hasil
kegiatan magang industri dari Pembimbing Magang Industri di Jurusan Teknik
Kimia sebagai berikut:

Nilai
No. Aspek Penilaian Keterangan
Angka Huruf
1. Keaktifan dan Inisiatif
2. Disiplin dan Kerapian
3. Penguasaan Materi
4. Tugas Khusus
5. Sistimatika Laporan
6. Tanggung Jawab
Keterangan:
80,0 < A < 100,0 : Istimewa Bobot Nilai : A = 4,0
72,5 < AB < 80,00 : Sangat Baik AB = 3,5
65,0 < B < 72,5 : Baik B = 3,0
55,0 < BC < 65,00 : Cukup Baik BC = 2,5
45,0 < C < 55,00 : Cukup C = 2,0
35,0 < D < 45,00 : Kurang D = 1,0
E < 35 : Gagal E = 0,0
Demikianlah keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Pembimbing Magang Industri

Prof. Dr. Teuku Rihayat, S.T., M.T.


NIP. 19690710 199702 1 001

v
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Magang Industri
di Pabrik Kelapa Sawit Cot Girek PT. Perkebunan Nusantara I yang dilaksanakan
selama 4 (empat) bulan terhitung dari tanggal 06 Februari sampai 06 Juni 2023
serta dapat menyelesaikan Laporan Magang Industri tepat waktu sesuai jadwal
yang telah ditentukan dengan judul tugas khusus “Analisis Losses Inti di
Claybath pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit Pks Cot Girek”. Magang
industri ini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap Mahasiswa Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Program Studi Sarjana Terapan
Teknologi Rekayasa Kimia Industri. Magang Industri bertujuan sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui proses pengolahan kelapa sawit pada PT. Perkebunan


Nusantara I (Pabrik Kelapa Sawit Cot Girek).
2. Mendapatkan pengalaman kerja di lapangan yang berhubungan langsung
dengan ilmu keteknikan secara khusus.
3. Untuk menambah pengetahuan industri di pabrik serta dapat langsung
dibandingkan dengan ilmu dan teori-teori yang telah diperoleh
sebelumnya di perguruan tinggi.
4. Magang Industri ini merupakan pelaksanaan program akademik kurikulum
Politeknik Negeri Lhokseumawe yang mewajibkan mahasiswa melakukan
Magang Industri.

Ucapan terimakasih tak terhingga Penulis ucapkan kepada Ayahanda


Teuku Hidayat Shah dan Ibunda Cut Marlina yang telah mendoakan serta
memberi dukungan selama proses Magang Industri ini sehingga program magang
ini bisa berjalan dengan penuh keberkahan dan semangat.

Tentunya kegiatan Magang Industri ini dapat terlaksana dengan baik dan
berjalan lancar berkat adanya bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

vi
1. Bapak Rizal Syahyadi, S.T., M.Eng.Sc selaku Direktur Politeknik Negeri
Lhokseumawe;
2. Bapak Dr. Ir. Saifuddin, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Lhokseumawe
3. Bapak Ir. Syafruddin, M.Si., selaku ketua Program Studi Sarjana
Teknologi Rekaysa Kimia Industri
4. Ibu Ummi Habibah, S.Si., M.Si., selaku koordinator Magang industri
Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri
5. Bapak Prof. Dr. Teuku Rihayat, S.T., M.T., selaku Pembimbing Magang
Industri di Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri
6. Bapak Basri, selaku Manager PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek, Aceh Utara
7. Bapak Zulfikar Ali, selaku Masinis Kepala di PT. Perkebunan Nusantara I
Unit PKS Cot Girek
8. Ibu Farra Fahira, selaku Pembimbing Magang Industri di PT. Perkebunan
Nusantara I Unit PKS Cot Girek, Aceh Utara
9. Bapak Ponimin, selaku Kepala Administrasi di PT. Perkebunan Nusantara
I Unit PKS Cot Girek, Aceh Utara
10. Seluruh staf dan Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek, Aceh Utara
11. Seluruh rekan-rekan yang mengikuti Magang Industri di PT. Perkebunan
Nusantara I Unit PKS Cot Girek, Aceh Utara
12. Teman-teman yang turut memberikan motivasi serta semangat selama
melakukan Magang Industri Dan penulisan laporan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan magang industri ini


masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran bersifat
konstruktif dari semua pihak sangat diperlukan demi kesempurnaan laporan ini,
semoga laporan magang industri ini dapat bermanfaat bagi pembaca secara umum
dan bermanfaat khususnya bagi mahasiswa program studi Sarjana Terapan
Teknolgi Rekayasa Kimia Industri khususnya.

vii
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Aceh Utara, 17 Mei 2023


Penulis,

Acut Rahmatul Hidayana


NIM. 2021243010012

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... iii
LEMBAR NILAI MAGANG INDUSTRI ........................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Magang Industri ................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja ............................................................................. 3

1.2.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 3


1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
1.3 Manfaat Kegiatan Kerja ................................................................................ 3

1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 4

BAB II PROFIL UMUM ...................................................................................... 5


2.1 Sejarah Perusahaan ........................................................................................ 5

2.1.1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) COT GIREK .............................................. 6


2.2 Visi Misi Perusahaan ..................................................................................... 6

2.2.1 Visi Perusahaan....................................................................................... 7


2.2.2 Misi Perusahaan ...................................................................................... 7
2.3 Lokasi Perusahaan ......................................................................................... 7

2.4 Struktur Organisasi ........................................................................................ 8

BAB III RANGKAIAN PROSES ......................................................................... 8


3.1 Bahan Baku ................................................................................................... 9

3.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit ................................................................ 10

3.2.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station) ............................ 11


3.3 Bagian Proses .............................................................................................. 18

ix
3.3.1 Stasiun Perebusan (Sterilizer station) ................................................... 18
3.3.2 Stasiun Penebahan (Threshing station) ................................................. 22
3.3.3 Stasiun Pengempaan (Pressing Station) ................................................ 24
3.3.4 Stasiun Permuniaan (Clarification Station) .......................................... 26
3.3.5 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station) .................................... 29
3.4 Utilitas ......................................................................................................... 33

3.5 Pengolahan Air (Water Treatment) ............................................................. 33

3.5.1 Fungsi peralatan untuk water treatment ................................................ 34


3.5.2 Spesifikasi Alat ..................................................................................... 35
3.5.3 Pengoperasian Water treatment ............................................................ 36
3.6 Pembangkit Tenaga Power (Power Plant) ................................................... 42

3.7 Laboratorium ............................................................................................... 52

3.8 Pengolahan Limbah (Effluent Treatment) ................................................... 56

BAB IV TUGAS KHUSUS ................................................................................ 57


4.1 Judul Tugas Khusus..................................................................................... 57

4.2 Tujuan Tugas Khusus .................................................................................. 57

4.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus .......................................... 58

4.4 Objek Tugas Khusus ................................................................................... 58

4.5 Metode Pelaksanaan .................................................................................... 58

4.5.1 Alat dan Bahan...................................................................................... 58


4.5.2 Prosedur Kerja ...................................................................................... 59
4.6 Landasan Teori ............................................................................................ 59

4.6.1 Flowchart Pengolahan Kernel ............................................................... 59


4.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kernel palm .......................... 61
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 63
5.1 Hasil............................................................................................................. 63

5.2 Pembahasan ................................................................................................. 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 67


6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 67

x
6.2 Saran ............................................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68


LAMPIRAN A .................................................................................................... 69
LAMPIRAN B .................................................................................................... 70
LAMPIRAN C .................................................................................................... 76
LAMPIRAN D .................................................................................................... 77

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kriteria Panen dan Syarat Mutu Tandan Buah Segar ...................................... 17
Tabel 3. 2 Parameter Mutu CPO ....................................................................................... 55
Tabel 3. 3 Parameter Mutu Kernel .................................................................................... 56
Tabel 5. 1 Data pengamatan Menghitung Losses sampel inti pada claybath di (PT.
Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek – Aceh Utara, 2023) ................................. 63

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PKS Cot Girek ............................................................... 8
Gambar 3. 1 Flow Chart Pengolahan Kelapa Sawit ............................................................ 9
Gambar 3. 2 Proses Timbang - Menimbang ..................................................................... 11
Gambar 3. 3 TBS di Loading Ramp ................................................................................. 16
Gambar3. 4 Kegiatan Sortasi TBS di Loading Ramp ....................................................... 16
Gambar 3.5 Loader Mendorong TBS Menuju Hopper ..................................................... 18
Gambar 3.6 Stasiun Perebusan.......................................................................................... 18
Gambar 3.7 Lori masuk ke Sterilizer ................................................................................ 19
Gambar 3.8 Lori dari Transfer Carriage menuju Sterilizer ............................................... 19
Gambar 3.9 Monitor proses Sterilizer dan Rangkaian Sterilizer ...................................... 21
Gambar 3.10 Hosting Crane ............................................................................................. 23
Gambar 3.11 Thresher ...................................................................................................... 23
Gambar 3.12 Fruit Elevator dan Empty Bunch Conveyor ................................................ 24
Gambar 3.13 Stasiun Pressing .......................................................................................... 24
Gambar3. 14 Flow Chart Water Treatment ...................................................................... 34
Gambar3. 15 Kolam PKS Cot Girek ................................................................................. 37
Gambar 3.16 Cation Tank ................................................................................................. 39
Gambar 3.17 Degasifier Tank ........................................................................................... 40
Gambar 3.18 Tangki Anion .............................................................................................. 41
Gambar 3.19 Feed Water Tank ......................................................................................... 41
Gambar 3.20 Monitor Boiler dan Cerobong Asap Boiler ................................................. 42
Gambar 3.21 Proses Analisa Mutu Buah .......................................................................... 53
Gambar 3.22 Buah Luar, Buah Tengah, Buah Dalam ...................................................... 54
Gambar 4. 1 Flowchart Pengolahan Kernel ...................................................................... 60

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang Industri


Magang adalah suatu bentuk pembelajaran yang mewujudkan praktik
secara langsung dalam industri, untuk itu diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan materi yang telah dipelajari di bangku kuliah untuk mengidentifikasi
dan mengatasi masalah yang timbul di lapangan. Kegiatan magang industri ini
merupakan sarana dimana mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan teori-teori yang
telah diperoleh di perguruan tinggi dan juga sebagai pengalaman kerja yang dapat
melatih mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah di lapangan serta mencari
solusi untuk masalah tersebut selama magang di Industri. Kegiatan magang
industri ini juga dirancang agar mahasiswa dapat mempraktekkan dan
mempelajari setiap kegiatan di unit-unit proses pengolahan di Industri mitra.
Kelapa sawit merupakan tanaman industri penting yang dapat diolah
menjadi produk yang sangat menguntungkan contohnya seperti minyak goreng,
minyak industri dan bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya mendatangkan
keuntungan besar bagi pendapatan negara, sehingga banyak hutan dan perkebunan
tua yang diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Jika melihat jumlah
permintaan terhadap minyak kelapa sawit di dunia, tentu meningkat setiap
tahunnya seiring bertambahnya jumlah penduduk di dunia. Selain itu, minyak
sawit juga saat ini banyak digunakan sebagai biodiesel, sumber energi alternatif
yang sedang marak di pasaran karena bersifat ramah terhadap lingkungan.
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit
merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan, menjadi sumber devisa
non migas Indonesia. Prospek yang baik dari produk minyak kelapa sawit
mendorong pemerintah Indonesia untuk mempromosikan pengembangan
perkebunan kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat menjadi pemasok penting
bagi pasar minyak nabati lainnya. Kebutuhan minyak nabati dunia berjumlah 210
juta ton dan pada tahun 2050 365 juta ton. Tingginya produktivitas kelapa sawit

1
yang dihasilkan secara alami berdampak positif bagi perekonomian Indonesia dari
sisi pendapatan negara.
Indonesia merupakan negara dengan perkebunan kelapa sawit dan
merupakan penghasil minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia dengan
jumlah sekitar 24 juta ton (Wahyudi, 2012). Produksi CPO Indonesia tidak hanya
menjadi sumber penerimaan pemerintah, tetapi juga memasok 47% kebutuhan
minyak nabati dunia (Wiyono, 2013). Manfaat lain dari keberadaan perkebunan
kelapa sawit adalah terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat yang tinggal
di sekitar perkebunan, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perekonomian masyarakat yang hidup secara lestari.
Industri kelapa sawit merupakan industri yang sangat strategis. Luas
perkebunan kelapa sawit saat ini diperkirakan mencapai 11,6 juta hektar, dimana
lebih dari 41 persen merupakan usaha kecil. Buah kelapa sawit yang dikenal
dengan berbagai jenisnya memiliki pola panen yang kita kenal dengan istilah
kematangan. Tingkat kematangan buah menentukan kinerja minyak yang
dihasilkan. Standar mutu buah yang berbeda tentu saja menjadi acuan dalam
merencanakan industri pengolahan kelapa sawit. Jadi, industri penyulingan
minyak sawit merupakan salah satu industri yang strategis karena terkait dengan
sektor pertanian (Agro Based Industry) yang banyak berkembang di negara-
negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Situasi ini mempercepat berkembangnya industri penyulingan minyak
sawit baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Hal ini sesuai dengan luas
areal perkebunan kelapa sawit. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu dari 13
jenis minyak nabati di dunia, dan menurut World Oil (1995), semua produksi dan
konsumsi minyak nabati dunia pada abad ke-21 harus diteliti dan dikembangkan
untuk meningkatkan efisiensi setiap individu. subsistem. Agribisnis mengolah
Tandan Buah Segar (TBS). ) dalam minyak sawit (CPO), salah satu perusahaan
pertanian yang sangat menentukan daya saing pemasaran minyak sawit dan inti
sawit. Kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan pembangunan Perkebunan
Rakyat atau Perkebunan Inti Rakyat (PIR) agar didukung dan didukung oleh
perkebunan besar.

2
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan magang industri ini adalah sbagai berikut:
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang teknik kimia untuk
dapat mendefinisikan dan membandingkan pengetahuan teoritis yang
diperoleh di perguruan tinggi dengan proses yang terjadi di lapangan.
2. Latih keterampilan, sikap, dan pola pikir dalam lingkungan kerja yang
otentik.
3. Memperoleh perkembangan teknologi untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman.
4. Mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan sistem kerja di
perusahaan.
5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
berbagai lapisan masyarakat, khususnya di lingkungan industri.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam laporan magang industri ini
adalah mengetahui Losses Inti di Claybath pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit
PKS Cot Girek, Aceh Utara.
1.3 Manfaat Kegiatan Kerja
Adapun manfaat dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, untuk memperoleh pengetahuan yang berguna bagi
perwujudan kerja yang akan dihadapi setelah menyelesaikan studi di
Jurusan Teknik Kimia.
2. Bagi Politeknik Negeri Lhokseumawe, mempererat kerja sama antara
perusahaan dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe khususnya di Jurusan
Teknik Kimia.
3. Bagi perusahaan, sebagai kontribusi para pemimpin bisnis dalam rangka
pengembangan sektor pendidikan.

3
1.4 Batasan Masalah
Dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia untuk membuat laporan ini,
maka penulis perlu memberikan batasan permasalahan tersebut. Untuk
menghindari pembahasan yang tidak terarah. Oleh karena itu, Batasan masalah
praktik industri ini mencakup bagaimana cara menghitung dan mengetahui
Persentase Losses inti di claybath pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek, Aceh Utara.

4
BAB II
PROFIL UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan


Sejarah PT Perkebunan Nusantara I berdiri dari pengambilan lahan kebun
swasta Jepang dan Belanda menjadi PPN Kesatuan Aceh melalui PP Nomor 142
tahun 1961, dan dirubah kembali menjadi PNP-I sesuai dengan PP Nomor 14
tahun 1968, dengan memperhatikan tingkat kesehatannya maka PNP-I dirubah
menjadi PT Perkebunan-I (Persero) berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 tanggal 02
Mei 1981.
Pada tanggal 14 Februari 1996, menjadi PT Perkebunan Nusantara I
(Persero) dibentuk dari hasil konsolidasi BUMN berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 1996, yang dikukuhkan dengan Akta Pendirian
Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH. Konsolidasi
beberapa BUMN perkebunan ini terdiri dari PT Perkebunan I (Persero) dengan
komoditas kelapa sawit dan karet; PT Cot Girek Baru (Persero) dengan komoditas
kelapa sawit; Perkebunan Pengembangan PT Perkebunan V (Persero) dengan
komoditas kelapa sawit; dan PKS Cot Girek PT Perkebunan IX (Persero) berupa
pabrik kelapa sawit.
Tanggal 1 Januari 2010, PT Perkebunan Nusantara I melakukan KSO
dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yaitu pengelolaan Kebun Karang
Inong dan Kebun Julok Rayeuk Selatan; sesuai dengan perjanjian kerja sama yang
telah ditandatangani para pihak tanggal 16 Oktober 2009 dengan Nomor Surat
Perjanjian 01.9/X/SJAN/15/2009-3.14/SP3/27/2009.
Selain itu PT Perkebunan Nusantara I mendirikan Perusahaan Patungan
dengan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dengan nama PT Agro Sinergi
Nusantara (PT ASN). Merupakan anak Perusahaan dari PTPN I (Persero) dan
PTPN IV (Persero) dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 49,4%
untuk PTPN I (Persero) dan 50,6% untuk PTPN IV (Persero). Pendirian Perseroan

5
Terbatas PT ASN dikukuhkan dengan Akta Nomor 13 tanggal 8 April 2011,
berkedudukan di Aceh Barat. Selanjutnya penyerahan Sertifikat HGU dan izin
lokasi dari PTPN I (Persero) ke PT ASN, serta administratif karyawan telah
dilakukan sesuai Berita Acara PTPN I (Persero) Nomor 01.9/X/BA/ 15/2011 dan
Berita Acara PT ASN Nomor ASN/BARA/03/ IX/2011 tanggal 21 September
2011.
Sejak tanggal 02 Oktober 2014, PT Perkebunan Nusantara I (Persero)
berubah menjadi PT Perkebunan Nusantara I bersama PT Perkebunan Nusantara
II, IV sampai XIV atau lebih dikenal dengan Holding BUMN Perkebunan. Sejalan
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014
Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam
Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, dan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
468/KNK.06/2014 Tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perkebunan Nusantara III, sejak saat itu PTPN III menjadi induk dari
13 PTPN lainnya.

2.1.1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) COT GIREK


PKS Cot Girek merupakan salah satu pabrik dari 3 PKS yang dimiliki PT.
Perkebunan Nusantara I, yang terletak di Desa Cot Girek, Kecamatan Cot Girek,
Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh, sekitar 385 KM ke arah Utara kota Banda
Aceh.
PKS dibangun sejak tahun 1991 dengan kapasitas olah 30 ton/jam dan
kapasitas ditingkatkan menjadi 45 ton/jam dimana sumber TBS berasal dari
Kebun sendiri dan masyarakat sekitar.

2.2 Visi Misi Perusahaan

6
2.2.1 Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh serta mampu
memberikan kesejahteraan bagi stakeholders dan kontribusi yang optimal kepada
negara.
2.2.2 Misi Perusahaan
1. Mengelola 2 (dua) komoditi kelapa sawit dan karet secara efisien dan
ekonomis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG).
2. Menciptakan Value Creation untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan secara berkesinambungan.
3. Meningkatkan Pengelolaan budidaya kelapa sawit dan karet dengan
menggunakan teknologi maju.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan serta kepuasan pelanggan.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius.

2.3 Lokasi Perusahaan


PKS Cot Girek merupakan salah satu pabrik dari 3 PKS yang dimiliki PT.
Perkebunan Nusantara I, yang terletak di Desa Cot Girek, Kecamatan Cot Girek,
Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh, sekitar 385 KM ke arah Utara kota Banda
Aceh:
1. Dari Jl. Medan – Banda Aceh, kota Lhoksukon masuk ke jalan Cot girek
selama 31 menit (16,9 km)
2. PKS Cot Girek berada di tengah tengah KM XII dan kota Cot girek
3. Dari KM XII ke PKS Cot Girek selama 15 menit.
4. Jalan menuju PKS Cot Girek melewati kebun sawit milik Pabrik Kelapa
Sawit PT. Perkebunan Nusantara I.

7
2.4 Struktur Organisasi

Kepala bagian teknik


Manager dan pengolahan
(Basri) kantor pusat

Maskep Asisten Laboratorium


(Zulfikar Ali) (Farra Fahira)
(Basri)

Asst Asisten TU &


Asst Teknik
Pembelian Personalia
(Abdul Khalid)
(T Fauzi) (Ponimin)

Asisten Asisten
Pengolahan 1 Pengolahan 2
(Adiwan Iskandar) (Said Mukhsin)

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PKS Cot Girek

BAB III
RANGKAIAN PROSES

8
Gambar 3. 1 Flow Chart Pengolahan Kelapa Sawit

3.1 Bahan Baku


Pabrik Kelapa Sawit Cot Girek milik PT. Perkebunan Nusantara I
menggunakan Tandan Buah Segar sebagai bahan baku produksinya. Tandan Buah
Segar tersebut berasal dari kebun milik perusahaan sendiri, yaitu Kebun Cot Girek
dan Kebun Julok Rayeuk Utara, serta dibeli dari petani atau perkebunan swasta di
sekitar wilayah tersebut. TBS merujuk pada Tandan Buah Segar dari pohon
kelapa sawit jenis Classic Geuneansis Feaz, yang harus diambil dalam waktu
maksimum 24 jam setelah dipanen atau dipetik untuk diolah di pabrik PKS. Jika
melebihi batas waktu tersebut, TBS harus diterima paling lambat dalam waktu 30
jam agar kandungan Free Fatty Acid (FFA) yang mempengaruhi rendemen tidak
terlalu tinggi. Buah yang diambil harus memiliki berat minimal 5 kg. Kelapa sawit
yang memiliki mesocarp tebal dengan serat berwarna coklat atau hitam, serta
cangkang tipis, adalah jenis yang lebih baik digunakan karena dapat menghasilkan
minyak dalam jumlah besar. Jenis kelapa sawit yang memiliki sifat ini adalah
jenis tenera dan psifera, sedangkan jenis sawit yang kurang unggul disebut dura.
Sawit jenis dura memiliki cangkang yang tebal sekitar 2-8 mm, dengan
tandan buah yang besar dan kandungan minyak sekitar 18%. Ciri khas dura adalah

9
tidak memiliki lingkaran serat pada cangkangnya, serta daging buah yang relatif
tipis dan biji yang besar dengan kandungan minyak yang rendah. Sawit dura
banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan. Di sisi lain,
pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis atau bahkan tidak ada, namun bunga
betinanya steril sehingga jarang menghasilkan buah yang menghasilkan minyak
ekonomis.
PT. Perkebunan Nusantara I menghasilkan Minyak Kelapa Sawit atau
Crude Palm Oil (CPO) dan inti kelapa sawit sebagai produk utama, sementara
cangkang, tandan kosong, dan serat merupakan produk sampingan yang masih
dapat dimanfaatkan.

3.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Untuk menghasilkan minyak sawit yang berkualitas, tandan buah segar
kelapa sawit harus diproses melalui tahapan pengolahan sesuai dengan standar
operasional pabrik dan menggunakan bahan baku yang memenuhi kriteria panen
yang baik. Diperlukan instalasi yang memadai untuk memastikan kualitas minyak
sawit yang dihasilkan. Proses pengolahan dilakukan melalui beberapa stasiun
yang melibatkan beberapa tahapan.
1. Stasiun Penerimaan buah (Fruit Reception Station)
a. Timbangan
b. Sortasi & Loading ramp
2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station)
3. Stasiun Penebah (Treshing Station)
4. Stasiun Kempa (Pressing Station)
5. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)
6. Stasiun Pengolahan biji (Kernel Station)
7. Stasiun Water Treatment
8. Stasiun Power Plant

10
3.2.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Tandan Buah Segar kelapa sawit yang dihasilkan oleh masyarakat atau
perkebunan sawit swasta lainnya diangkut ke pabrik menggunakan truk untuk
diolah. Penting untuk segera mengangkut tandan buah segar ke pabrik setelah
dipanen untuk mencegah kenaikan kadar free fatty acid (FFA) akibat
keterlambatan pengolahan. Agar kadar FFA dapat dikurangi, tandan buah segar
lama dicampur dengan tandan buah segar baru dengan proporsi lebih banyak pada
buah segar baru.

1. Timbangan

Gambar 3. 2 Proses Timbang - Menimbang

Jembatan timbang merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk


mengukur jumlah material yang diterima dan dikeluarkan, seperti Tandan Buah
Segar (TBS) yang masuk, produksi yang keluar, dan janjangan kosong. Alat
timbang ini mengukur jumlah material dalam satuan kilogram (Kg). Tahap awal
dalam proses pengolahan adalah penimbangan buah untuk mengetahui jumlah
produksi TBS yang masuk dan produksi yang keluar, serta untuk mengetahui
berat rata-rata tandan buah segar. Dalam proses ini, digunakan jembatan timbang
merek lokal berkapasitas 50 ton yang dilengkapi dengan sistem indikator dan
komputer.

Tujuan penimbangan adalah :

11
1. Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk.
2. Untuk mengetahui aliran keluarnya hasil produksi CPO dan kernel.
3. Untuk mendapatkan data-data untuk proses pengolahan.
4. Untuk mengetahui jumlah bahan / material yang masuk dan keluar.
5. Sebagai bahan pembanding dan juga sebagai alat kontrol.

Adapun metode penimbangan sebagai berikut:


1. Pastikan jembatan tidak ada goncangan.
2. Hidupkan computer dan pastikan tanggal dan jam dilayar monitor harus
sama dengan tanggal hari ini. Jika ada kelainan aturlah tanggal dengan
menyelipkan data dan buatlah tanggal yang benar, jika timbul masalah
laporkan kepada KTU.
3. Hidupkan program timbangan.
4. Tes program untuk mengetahui kesiapan operasional perangkat timbangan.
5. Sebelum proses penimbangan indikator timbangan dalam posisi zero (nol).
6. Pastikan posisi kendaraan yang ditimbang berada di tengah-tengah
timbangan dan mesin dalam keadaan mati.
7. Lakukan penimbangan secara cermat dan teliti (pastikan kode produk,
nomor mobil, dan asal atau tujuan diinput dengan benar).
Cara Penimbangan :
- Penimbangan Mobil Tandan Buah Segar
 yang melewati jembatan timbang berhenti 3 menit..
 Truk Keluar masuknya kendaraan harus perlahan-lahan
 Posisi mobil harus ditengah-tengah jembatan timbang dan supir
harus keluar dari kendaraan.
 Setiap kendaraan angkutan TBS harus menyerahkan SPB (Surat
Pengantar Buah) Supplier sebelum ditimbang dengan data sebagai
berikut : tanggal, no lokasi, asal supplier. Dan sebelumnya sopir
harus melapor kepada security untuk pengaturan TBS masuk.
 Lakukan penimbangan, pertama sopir harus turun dan mobil harus
mati.

12
 Pada saat dimonitor menerangkan apakah data sudah benar periksa
secara visual, pastikan sopir sudah turun dari kendaraan dan tidak
ada lagi yang mengganggu pada saat penimbangan. Lalu tekan
enter pada keyboard Komputer timbang.
 Masukkan data pada saat timbang pertama.
 Tuliskan berat pertama pada kolom Surat Pengantar Buah (SPB)
dengan jelas dengan tujuan agar mempermudah Petugas Grading di
Sortasi dapat memperkirakan jumlah Tonase yang dimuat .
 Lakukan penimbangan kedua setelah TBS dibongkar dengan
terlebih dahulu menunjukkan SPB yang telah diisi hasil grading
dari Sortasi.
 Lakukan Pemanggilan Data yang sudah tersimpan sesuai dengan d
ata kendaraan yang benar.
 Lakukan penginputan data sesuai hasil grading yang tercantum
pada SPB.
 Mobil bisa pulang dengan keadaan kosong/dalam keadaan buah
tersisa
 (buah yang dikembalikan karena tidak layak olah).
 Pada saat penimbangan kedua, sopir harus turun dari atas
kendaraan sebagaimana penimbangan pertama.
 Selisih berat TBS bersih (neto) di dapat dari berat TBS di dalam
truk (bruto) – Berat truk kosong/berat truk yang berisi TBS yang
dikembalikan(tara) adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
 Semua angkutan diperlakukan sama.
 Mencatat data penimbangan pada buku timbangan.
 Memeriksa kembali buku catatan data timbangan TBS pada saat
akan tutup timbangan.

- Penimbangan Mobil Crude Palm Oil (CPO) & Mobil inti (kernel) kelapa
sawit

13
 Lakukan penginputan terlebih dahulu Data Customer, Kwantity
penjualan sesuai dengan Delivery Order.
 Mobil truk tangki CPO / Mobil truk inti (kernel) masuk dansopir
mobil truk mendaftar ke pos satpam.
 Penimbangan mobil truk tangki CPO / mobil truk inti (kernel)
dilaksanakan dengan pengawasan petugas satpam ditimbangan
untuk memperlancar dan menghindari kecurangan pada saat mobil
ditimbang.
 Truk yang melewati jembatan timbang berhenti 3 menit..
 Keluar masuknya kendaraan harus perlahan-lahan.
 Posisi mobil harus ditengah-tengah jembatan timbang, pastikan
pada saat penimbangan pertama sopir truck harus turun dan mobil dalam
keadaan mati.
 Pada saat dimonitor menerangkan apakah data sudah benar periksa
secara visual, pastikan sopir sudah turun dari kendaraan dan tidak
ada lagi yang mengganggu pada saat penimbangan. Lalu tekan
enter pada keyboard Komputer timbang.
 Masukkan data pada saat timbang pertama.
 Ketikkan data yang dibutuhkan dengan benar sebagai berikut :
- No Polisi
- Nama Sopir
- Nomor Urut/antri
 Mobil truk tangki CPO masuk ke area pengisian CPO / Mobil truck
inti (kernel) masuk ke area pemuatan sesuai dengan nomor antri
kedatangan mobil ke area perusahaan.
 Pengisian CPO mobil truk tangki / Pemuatan inti (kernel) ke mobil
truck dilakukan dengan diawasi Petugas pemuatan sambil
menghitung jumlah minyak / inti (kernel) yang dimuat.
 Setelah mobil truk tangki CPO / Mobil truk inti (kernel) terisi
kemudian ditimbang untuk mengetahui berapa muatan yang akan d

14
ibawa oleh mobil truk tersebut. Dan pastikan pada saat
penimbangan kedua, sopir truk harus turun dari kendaraan dan mobil
dalam keadaan mati sebagaimana penimbangan pertama.
 Mencetak/print Slip penimbangan CPO / Slip penimbangan Kernel,
sebagai dasar bukti pembuatan Berita Acara Penyerahan Barang
(BAPB) kepada pihak Buyer (pembeli).
 Semua angkutan diperlakukan sama.
 Mobil truk tangki CPO / Mobil truck inti (kernel) dipersilahkan
meninggalkan area.
8. Masukkan nilai timbangan (tekan tombol enter) jika angka timbangan
telah normal.
9. Pastikan indicator display timbangan telah nol kembali sebelum
penimbangan berikutnya.
10. Jika terjadi kesalahan penimbangan atau ketidakwajaran laporkan ke KTU
atau manager pabrik, setiap nota pengeluaran dan penerimaan yang batal
harus dan diperiksa dan di paraf oleh KTU atau manager.
11. Teliti setiap hasil penimbangan dan khusus untuk kendaraan pengangkutan
TBS, CPO, dan inti (kernel) jika ada selisih tara lebih dari 50 kg laporkan
ke KTU atau manager pabrik dan telusuri apapenyebab selisih tara
tersebut.
12. Pastikan semua data TBS, CPO dan inti (kernel) telah diprint dan dicatat
sebelum timbangan distop.
13. Simpan dan filekan data sebelum meninggalkan ruang penimbangan.
14. Periksa dan pastikan semua peralatan yang berhubungan dengan
timbangan telah dalam keadaan mati sebelum meninggalkan ruangan.

2. Penyortiran dan Loading Ramp


Fungsinya sebagai area pengurutan untuk memastikan bahwa sistem panen
dan pemisahan sampah/pasir dari tandan dapat dilakukan dengan benar melalui
kisi-kisi kompartemen. Kapasitas total kompartemen harus setidaknya 40% dari
kapasitas pabrik dalam waktu 20 jam untuk memastikan kekuatan loading ramp

15
dan bagian atas (tempat buah jatuh) harus dilapisi dengan besi plat selebar 2 meter
(dikarenakan jarak rata-rata buah jatuh dari truk Colt Diesel ke kompartemen
adalah sekitar 1,7 meter). Setiap pintu loading ramp (kompartemen) dapat
menampung sekitar 15 ton Tandan Buah Segar (TBS).

Gambar 3. 3 TBS di Loading Ramp

Pengoperasian:
a. Sortasi:
Setiap hari minimal satu truk dari kebun PKS Cot Girek PT Perkebunan
Nusantara I harus dipilih secara acak dan Tandan Buah Segar (TBS) yang dibeli
harus disortasi sepenuhnya. Persyaratan untuk sortasi dan kriteria kematangan
panen TBS harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Gambar3. 4 Kegiatan Sortasi TBS di Loading


Ramp

16
Adapun kriteria-kriteria panen dan syarat mutu Tandan Buah Segar dapat
dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3. 1 Kriteria Panen dan Syarat Mutu Tandan Buah Segar

Kriteria Kematangan Jumlah Berondolan Keterangan

Mentah - Tidak boleh ada

Matang 5 – 30 Berondol 5%

Lewat Matang 30 – 70 Berondol s15%

Sumber: Laboratorium PT. Perkebunan Nusantara Unit PKS Cot Girek

Fruit Loading Ramp terdiri dari 14 Hopper penyimpanan untuk penimbunanTBS


dengan sudut kemiringan 300. Loading Ramp ini dilengkapi dengan:
1. Pintu Loading yang bekerja dengan sistem hidrolik.
2. Hopper dipasang jerjak-jerjak atau kisi-kisi.

Loading Ramp adalah struktur yang digunakan untuk menampung


sementara Tandan Buah Segar (TBS) sebelum diproses di stasiun perebusan.
Loading Ramp dibangun lebih tinggi agar memudahkan pengisian TBS ke dalam
lori dan dibuat miring dengan kemiringan 30 derajat. Pada setiap pintu loading
ramp, terdapat sebuah lori dengan kapasitas maksimal 3,5 ton per lori yang akan
terbuka saat pegangan pintu ditarik sehingga TBS jatuh ke dalam lori. Setelah itu,
lori akan digerakkan menggunakan capstand dan dipindahkan ke jalur rel yang
menghubungkan loading ramp dengan stasiun perebusan atau sebaliknya. Setelah
lori terisi penuh, TBS akan diarahkan ke stasiun perebusan.
Pada PKS Cot Girek milik PT Perkebunan Nusantara I, proses perebusan
dilakukan dengan menggunakan 4 sterilizer. Setiap sterilizer mampu menampung
8 truk dengan kapasitas 3,5 ton Tandan Buah Segar (TBS) per truk, sehingga total

17
kapasitas maksimum per sterilizer adalah 28 ton. Proses perebusan dilakukan
selama 90-110 menit.

Gambar 3.5 Loader Mendorong TBS Menuju Hopper

3.3 Bagian Proses


3.3.1 Stasiun Perebusan (Sterilizer station)

Gambar 3.6 Stasiun Perebusan


Fungsinya adalah untuk memudahkan pelepasan buah dari janjangan,
dengan menggunakan zat polisakarida yang berfungsi sebagai perekat. Zat
tersebut akan terurai menjadi monosakarida yang larut dalam air melalui proses
hidrolisis yang dipercepat dengan sterilisasi uap panas saat buah matang. Selain
itu, zat tersebut juga dapat melunakkan daging buah agar mudah lepas dari bijinya
ketika diremas, mengurangi kadar air dalam buah agar minyak dapat dengan
mudah diperas saat pengempaan, dan menonaktifkan enzim yang dapat
menguraikan minyak menjadi asam lemak bebas.

18
Gambar 3.7 Lori masuk ke Sterilizer

PT Perkebunan Nusantara I menggunakan tiga unit Sterilizer di unit PKS


Cot Girek. Setiap Sterilizer mampu menampung 8 lori, dengan kapasitas
maksimum 3,5 ton per lori, sehingga total kapasitas tiap Sterilizer adalah 28 ton.
Lori merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut buah dari loading ramp
ke Sterilizer. Sebelum diangkut ke Sterilizer, lori melalui transfer carriage yang
berfungsi untuk memindahkan lori dari rail trach pada loading ramp ke rail trach
pada Sterilizer.

Gambar 3.8 Lori dari Transfer Carriage menuju Sterilizer


Suhu yang digunakan sebesar 160º C. Pada sterilizer memiliki 3 puncak yaitu:
 Puncak I – 1,5 bar (15 menit);
a) Menutup kran blow up dan membuka kran pemasukan uap (steam
inlet) selama 13 menit untuk mencapai tekanan 1,5 bar (termasuk

19
pembuangan udara pada awal pemasukan steam dengan tetap
membuka kran kondesat selama 2 menit).
b) Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan kondesat
dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet (blow
up) dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0
kg/cm².
c) Kran kondesat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ledua.
 Puncak II – 2 bar (12 menit)
Operasinya sama dengan puncak satu, tetapi tanpa pembuangan udara.
 Puncak III – 2,8 bar (63 menit)

GRAFIK 3 PUNCAK
3.5 3 3 3 3 3 3 3 3
2.5 2.6

2.5
1.5 1.5
1.3
0.7
1.5

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90

WAKTU
T (MENIT)

a) Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 2,8 bar selama 12
menit

b) Puncak ketiga ditahan (holding time) selama 40-50 menit

c) Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak 3×


sehingga tekanan menurun sampai 2,7 bar
d) Selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berurut mulai
dari kran pembuangan kondensat kemudian kran steam outlet (blow up)
sehingga tekanan turun menjadi 0 bar. Waktu untuk penurunan steam

20
±4 menit
e) Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 bar , kran control steam
dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar benar sudah 0
bar
f) Membuka dan mengeluarkan lori ±10 menit

Gambar
Monitor3.9 Monitor
proses prosesdan
Sterilizer Sterilizer dan Rangkaian
Rangkaian Sterilizer
Sterilizer
Adapun proses perebusan bertujuan antara lain untuk:
a. Mematikan Aktifitas Enzim
Buah kelapa sawit mengandung enzim Lipase yang terus bekerja dalam buah
kelapa sawit sebelum enzim tersebut dimatikan. Enzim Lipase bertindak sebagai
katalisator dalam pembentukan free fatty acid (FFA), maka untuk menghentikan
aktivitas enzim tersebut dilakukan perebusan minimal 1900C.
b. Mempermudah Pelepasan Buah Dari Tandan
Zat-zat Polisakarida yang terdapat dalam buah kelapa sawit yang bersifat
sebagai perekat, apabila diberi uap panas maka akan terhidrolisa dan pecah
menjadi Monosakarida yang larut. Hidrolisa tersebut berlangsung pada buah
menjadi matang dan proses hidrolisa ini dipercepat dalam proses perebusan.
c. Memudahkan Pemisahan Minyak Dari Daging Buah
Daging buah yang telah direbus akan menjadi lunak dan akan mempermudah
pada proses pengepresan. Dengan demikian minyak yang ada dalam daging buah
dapat dipisahkan dengan mudah.

21
d. Menurunkan Kadar Air Dalam Buah
Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air (moist) dalam buah
dan inti (kernel), yaitu dengan penguapan yang baik pada saat perebusan maupun
sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air (moist) buah menyebabkan
penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada daging buah
yang mempermudah proses pengepresan.
e. Memudahkan Penguraian Serabut Pada Nut
Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan
serabut dari biji dalam polishing drum yang menyebabkan pemecahan biji lebih
sulit dalam Ripple Mill.
f. Memisahkan Antara Inti dan Cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air pada biji hingga 15%
yang menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap sehingga inti akan lepas dari
cangkang.
3.3.2 Stasiun Penebahan (Threshing station)
Fungsi dari Stasiun Penebah (Threshing station)
a. Hopper yang berfungsi sebagai penampung buah hasil rebusan.
b. Automatic bunch feeder yang berfungsi sebagai pengatur proses
pemberian umpan thresher agar tidak masuk sekaligus ke dalam
drum berputar.
c. Drum berputar/drum bunch tresher (23- 25 rpm) berfungsi sebagai
tempat perontokan buah dari tandan.
d. Underthresher conveyor berfungsi untuk membawa brondolan
yang telah rontok ke bottom cross conveyor.
e. Bottom cross conveyor berfungsi untuk melanjutkan aliran
brondolan menuju elevator.
f. Fruit elevator yang berfungsi membawa buah masuk ke dalam
digester.
g. Empty bunch conveyor yang berfungsi membawa tandan kosong
yang keluar dari thresher untuk dibawa ke incenerator.
Pengoperasian Stasiun Penebah (Threshing station) yaitu :

22
Buah kelapa sawit diangkat menggunakan Hosting Crane yang mampu
mengangkut hingga 5 ton dan dikendalikan oleh operator. Kemudian buah
tersebut dituangkan ke dalam hopper. Dalam hopper, buah kelapa sawit akan jatuh
melalui Autofeeder yang otomatis ke dalam sebuah drum berputar berbentuk
silinder yang disebut Thresher. Setelah buah masuk ke dalam Thresher, mereka
akan diputar dan dibanting/dijatuhkan dengan tujuan untuk memisahkan
brondolan dari janjangan. Untuk mencapai hasil yang optimal, putaran Thresher
disetel pada kisaran 22-24 rpm. Semakin besar ukuran tandan kelapa sawit,
semakin tinggi kecepatan putaran Thresher yang diperlukan.

Gambar 3.10 Hosting Crane

Gambar 3.11 Thresher

23
Dalam proses perontokan buah, brondolan akan terlepas dari tandan
karena adanya bantingan berulang dengan bantuan gigi hiu pada Thresher.
Brondolan akan jatuh melalui celah-celah drum ke bagian bawah drum yang
disebut Underthresher Conveyor dan kemudian akan melalui Bottom Cross
Conveyor. Di sisi lain, tandan kosong akan terlempar keluar dan jatuh ke Empty
Bunch Conveyor yang akan mengangkutnya ke kebun untuk digunakan sebagai
land application (penggunaan di lahan).
Brondolan yang berada di Bottom Cross Conveyor akan diangkut melalui
Fruit Elevator dan Top Cross Conveyor sebelum dilanjutkan ke Fruit Distribution
Conveyor. Conveyor ini bertujuan untuk membagi brondolan ke dalam setiap
Digester. Namun, saat proses perontokan buah, terkadang ditemui brondolan yang
tidak lepas dari tandan. Hal ini terjadi karena mutu Tandan Buah Segar (TBS)
yang masih mentah dan tidak matang saat proses perebusan.

Gambar 3.12 Fruit Elevator dan Empty Bunch Conveyor

3.3.3 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


Stasiun pengempaan merupakan tahap di mana minyak diambil dari
daging buah kelapa sawit. Proses ini melibatkan dua langkah utama, yaitu
pelumatan dan pengempaan. Pelumatan dilakukan di Digester, sedangkan

24

Gambar 3.13 Stasiun Pressing


pengempaan dilakukan

dengan menggunakan kempa ulir atau Screw Press. Dalam Digester,


daging buah kelapa sawit dilumatkan, sedangkan dalam kempa ulir, pengempaan
dilakukan untuk memisahkan minyak dari daging buah.

Fungsi Stasiun Pengempaan (Pressing Station) :

 Digester : Melumatkan daging buah.

 Kempa : Memisahkan/mengeluarkan minyak dari massa eks


Digester.

 Pengenceran : Mempermudah pemisahan minyak di CST


 Bak Sand trap : Menangkap pasir dan mempertahankan suhu cairan minyak
kasar.

Pengoperasian Stasiun Pengempaan (Pressing Station)

a) Pintu corong Digester ditutup selama 15 menit pada awal pengisian


Digestersebelum dilakukan pengepresan untuk memaksimalkan
pelumatan.
b) Isian Digester minimal ¾

c) Suhu dalam Digester pada saat operasional = 95-98º C

d) Jumlah air pengeceran 20-21% terhadap jumlah minyak hasil kempa


atau 9%terhadap TBS
e) Tekanan hydraulic pada akumulator 40-50 BAR.

f) Sebelum mematikan screw press lakukan pengosongan dengan cara


memasukkan biji melalui corong Digester ke screw press.
g) Setiap pagi sebelum mengolah lakukan spui pada sand trap sehingga
semua pasir dan kotoran kotoran terbuang keluar. Selama proses
lakukan spui minimal2× per-shift.

25
h) Mengambil contoh ampas kempa dari ke-3 sisi corong keluaran hasil
press, setiap jam sebanyak 1 kg.
i) Setiap minggu dilakukan pembersihan bagian luar/dalam sekaligus
mengukur keausan pisau-pisau Digester, siku penahan, tumpat atau
tidaknya lobang bottom plate dan baut-baut yang kendur.

3.3.4 Stasiun Permuniaan (Clarification Station)

Fungsi Stasiun Permuniaan (Clarification Station) :

a) Vibration screen atau saringan getar berfungsi untuk memisahkan


massapadatan berupa ampas, yang terikut minyak kasar.

b) Crude Oil tank adalah untuk meningkatkan suhu dan dimanfaatkan juga
untukpengendapan Balance tank adalah untuk mengurangi gejolak cairan di
CST

c) Continuous Settling Tank (CST) adalah untuk memisahkan minyak dari


sludge

dan air.

d) Sludge Tank berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih


terikat padalumpur
e) Oil Tank Tank berfungsi sebagai penampungan sementara minyak
murni hasilpemisahan di CST
f) Brush Strainer adalah untuk mengurangi NOS dalam sludge

g) Desanding Cyclone (Sand Cyclone) adalah untuk mengutip pasir dalam


sludge

h) Sludge separator adalah untuk mengutip minyak yang masih terkandung


dalam

sludge

i) Vacuum drier adalah untuk mengurangi kadar air dalam


minyak.Pengoperasian Stasiun Permuniaan

26
(Clarification Station) :
a. San trap

- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah

- Suhu > 95º C

- Di-spui setiap 4 jam pada saat pengoperasian

- Dicuci setiap minggu

b. Crude oil tank

- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah

- Suhu > 95º C

- Jumlah cairan stabil

- Dicuci setiap minggu

c. CST

Dari tangki minyak mentah (Crude Oil Tank), minyak dipompa ke


Continuous Setting Tank (CST) untuk proses pengendapan lumpur dan pasir
dengan memanfaatkan perbedaan berat jenisnya dan waktu pengendapannya.
Selama proses ini, minyak yang memiliki densitas lebih ringan akan terapung di
bagian atas CST. Untuk mengambil minyak tersebut, digunakan skimmer
(corong) yang dapat diatur ketinggiannya. Minyak yang terapung di permukaan
CST akan dikutip melalui skimmer dan dialirkan ke tangki minyak (Oil Tank).

Sementara itu, sludge (campuran lumpur dan pasir) yang masih


mengandung minyak dengan densitas yang lebih berat akan mengendap ke bagian
bawah CST. Sludge ini kemudian dialirkan keluar melalui underflow dan
diarahkan ke tangki sludge (sludge tank) untuk penanganan lebih lanjut.
Pengoperasian diantara lain.

- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah

- Temperatur operasional cairan > 95º C

27
- Ketebalan minyak pada saat pengutipan dan akhir olah > 50 cm

- Dicuci setiap 6 bulan

- Diisi air panas setelah pencucian (±75%) sebelum diisi minyak kasar
dari Crude oil tank
- Awal pengoperasian, pemanasan boleh menggunakan steam injeksi.
Selama pengutipan minyak, pemanasan hanya menggunakan steam
coil
- Pengambilan contoh sludge di pipa outlet sludge pada masing-masing CST
(pipa inlet sludge tank) setiap 2 jam, sebanyak 200 ml untuk dianalisa
kandungan minyaknya.
d. Sludge tank

- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah

- Suhu > 95º C

e. Oil Tank

- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah

- Pompa Oil tank dihidupkan/dijalankan apabila tangki sudah terisi ½ atau


¾volume
- Suhu >95ºC

f. Brush Strainer

- Serabut/kotoran dibuang dari bagian bawah strainer setiap 2 jam

- Brush kawat setiap 6 jam harus dicuci.

g. Sand cyclone

- Pasir dibuang pada tabung bagian bawah setiap 30 menit

- Disediakan tempat /drum penampung pasir untuk Sand cyclone otomatic

h. Sludge separator

- Temparatur sludge dan air panas >95ºC

28
- Dicuci setiap 4 jam

- Nozzle diganti jika Ø > 1,8 mm

Dicuci jika Sludge separator sudah kotor (ada kelainan suara, getaran
dan beban ampere tinggi). Contoh sludge diambil di masing-masing outlet
sludge separator setiap 2 jam, sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan
minyaknya.
i. Vacuum drier
Untuk mengurangi kandungan air dalam minyak, digunakan Vacuum Drier.
Vacuum Drier bekerja pada suhu sekitar 90ºC - 95ºC dengan tekanan di bawah 0
bar (negatif). Karena titik didih air lebih rendah daripada titik didih minyak,
proses ini memungkinkan air untuk menguap terlebih dahulu. Air yang telah
menguap kemudian dikeluarkan melalui pipa, sementara minyak akan turun dan
dipompa melalui pipa menuju Storage Tank.
- Memeriksa tekanan telah mencapai ±760 mmHg.

- Contoh minyak diambil setelah Vacuum drier setiap 2 jam, sebanyak 200
ml untuk dianalisa kandungan ALB, air dan kotoran.
3.3.5 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)

Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk memisahkan inti (kernel) dari
cangkangnya. Pengolahan biji pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1) Pemisahan serabut dari biji

2) Pemeraman Biji

3) Pemisahan inti cangkangnya.

4) Pengeringan.

1. Cake Breaker Conveyer (CBC)


Ampas kempa yang terdiri dari serat dan biji yang masih menggumpal
akan masuk ke Conveyor Berputar Continous (CBC). CBC adalah jenis conveyor
berbentuk Ribbon Blade yang berputar pada poros dan dilengkapi dengan sistem
pemanas steam jacked untuk menghangatkan CBC sehingga ampas kempa

29
menjadi kering. Fungsi CBC adalah mengeringkan ampas kempa dan memecah
gumpalan-gumpalan yang terbentuk dalam ampas kempa untuk memudahkan
pemisahan antara biji dan serat. Setelah itu, CBC akan membawa ampas kempa
yang sudah kering dan terpecah gumpalnya ke Depericarper.

2. Depericarper
Depericarper adalah perangkat yang digunakan untuk memisahkan ampas
dari biji dan juga untuk memisahkan biji dari serat-serat yang masih menempel
pada biji. Alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu Separating Column (kolom
pemisahan) dan Polishing Drum (drum penyempurnaan).
Pada tahap pemisahan, ampas dan biji dari CBC masuk ke Separating
Column. Di dalam Separating Column, fraksi yang lebih ringan seperti serat, inti
biji yang pecah halus, cangkang biji yang halus, dan debu akan disedot oleh Fibre
Cyclone. Kemudian, fraksi ini akan melalui Air Lock dan ditampung dalam Shell
Bin. Bahan-bahan ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
boiler.
Sementara itu, fraksi yang lebih berat seperti biji utuh, biji yang pecah, inti
biji yang utuh, dan inti biji yang pecah akan turun ke bagian bawah dan masuk ke
Polishing Drum. Di dalam Polishing Drum, biji-biji ini akan mengalami proses
penyempurnaan untuk memisahkan serat-serat yang masih menempel pada biji.
Dengan demikian, Depericarper berperan penting dalam memisahkan
ampas dari biji dan menjalankan proses penyempurnaan untuk mendapatkan biji
yang lebih bersih dan terbebas dari serat-serat yang masih menempel.
Polishing Drum beroperasi dengan kecepatan putaran sebesar 26 rpm dan
memiliki plat-plat besi berbentuk cincin di dalamnya. Akibat dari putaran ini,
terjadi gesekan antara plat-plat besi dan biji yang berada di dalam drum. Gesekan
ini menyebabkan serat-serat yang menempel pada biji terkikis dan terlepas dari
biji itu sendiri. Selanjutnya, serat-serat yang terlepas akan jatuh melalui lubang-
lubang cincin yang ada di drum ke arah Nut Elevator (pengangkut nuten/inti). Nut

30
Elevator akan membawa serat-serat tersebut menuju Nut Silo, di mana serat-serat
akan dipecahkan menggunakan mesin Ripple Mill.
3. Nut Silo
Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji kelapa sawit. Tujuan
dari pemeraman ini adalah untuk mengurangi kadar air dalam biji agar lebih
mudah untuk dipisahkan dan memisahkan inti biji dari cangkangnya. Selain itu,
Nut Silo juga berperan dalam mengurangi pengaruh pectin yang berfungsi sebagai
zat perekat antara cangkang dan inti biji.
Nut Silo terdiri dari beberapa tingkatan suhu yang berbeda, di mana udara
panas digunakan. Suhu secara berturut-turut dari atas ke bawah adalah 70ºC,
60ºC, dan 50ºC. Pada proses pemeraman, biji kelapa sawit ditempatkan di dalam
Nut Silo dan dibiarkan selama beberapa waktu. Selama proses ini, biji secara
bertahap dikeluarkan dari Nut Silo dan diarahkan ke Ripple Mill, yaitu alat
pemecah biji. Biji akan keluar dari Nut Silo secara teratur dalam jumlah sedikit
demi sedikit menuju Ripple Mill untuk proses pemecahan lebih lanjut.
4. Ripple Mill
Biji dari Nut Silo akan masuk ke Ripple Mill untuk subproses pemecahan,
di mana inti biji akan dipisahkan dari cangkang. Biji ini dimasukkan melalui
bagian atas rotor Ripple Mill dan akan mengalami gaya sentrifugal yang kuat.
Akibat gaya ini, biji keluar dari rotor dan terbanting dengan keras, mengakibatkan
pecahnya inti biji dari cangkang. Kecepatan putaran Ripple Mill adalah 900 rpm.
Terdapat empat unit Ripple Mill yang digunakan dengan kapasitas setiap
unit sebesar 6 ton per jam. Setelah proses pemecahan, inti biji yang masih
tercampur dengan kotoran-kotoran akan dibawa ke Cracked Mixture Separating
Column melalui cracked mixture conveyor dan mixture elevator. Dalam campuran
ini, terkadang terdapat kotoran seperti pasir yang tertinggal selama proses
pengangkutan biji.
5. Cracked Mixture Separating Column
Pada tahap ini, akan dilakukan proses pemisahan di mana fraksi-fraksi
yang lebih ringan akan diserap oleh Separating Column Fan (LTDS I). Metode
yang digunakan dalam pemisahan ini adalah metode kering. Fraksi-fraksi ringan

31
yang dihisap terdiri dari cangkang halus dan serat-serat, dan kemudian dialirkan
melalui fibre conveyor ke Shell Bin. Di sisi lain, fraksi yang lebih berat akan
turun ke bawah dan masuk ke instalasi claybath untuk proses selanjutnya.
Inti biji dan sebagian cangkang akan dipisahkan kembali dalam dust
separating column air lock kedua. Inti biji yang terpisah dari proses ini akan
diangkut ke kernel silo melalui kernel conveyor, kernel elevator, dan kernel
distribution conveyor. Di sisi lain, cangkang yang terpisah melalui proses hisapan
dust conveyor air lock akan dibawa ke shell bin. Selanjutnya, cangkang ini akan
dicampur dengan serabut-serabut yang berasal dari fibre cyclone dan digunakan
sebagai bahan bakar untuk Boiler.
6. Clay Bath
Clay bath merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk
memisahkan inti biji dengan cangkang menggunakan metode basah dengan
memanfaatkan perbedaan berat jenis antara kedua bahan tersebut. Proses
pemisahan ini melibatkan penggunaan larutan koloid, seperti tanah rayap, yang
memiliki berat jenis di antara kedua bahan tersebut. Bagian yang memiliki berat
jenis lebih ringan, yaitu inti biji, akan mengapung di atas larutan, sedangkan
bagian yang memiliki berat jenis lebih berat, yaitu cangkang, akan tenggelam.
Dalam proses ini, larutan dan campuran inti-cangkang masuk ke dalam
saringan getar. Inti biji, yang merupakan fraksi yang lebih ringan, akan dipisahkan
dan dibawa ke kernel silo untuk disimpan pada suhu yang telah ditentukan.
7. Kernel Silo
Inti biji yang masih mengandung kadar air perlu dikeringkan hingga
mencapai kadar air sebesar 7%. Setelah melalui proses pemisahan, inti biji
tersebut akan didistribusikan melalui kernel distribution conveyor ke dalam empat
unit kernel silo untuk menjalani proses pengeringan.
Pada proses pengeringan, inti biji akan dihasilkan menggunakan udara
panas yang berasal dari Boiler. Udara panas ini dihasilkan melalui kontak dengan
uap air. Sama seperti nut silo, kernel silo juga dibagi menjadi tiga tingkatan suhu
udara panas yang berbeda. Secara berurutan dari atas ke bawah, tingkatan suhu
udara panas tersebut adalah 50º C, 60º C, dan 70º C. Hal ini bertujuan untuk

32
memastikan bahwa inti biji mengalami proses pengeringan yang efektif dan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.

3.4 Utilitas

Menghasilkan unit utilitas adalah suatu persyaratan krusial dalam


operasional pabrik, karena utilitas merupakan faktor yang mendukung jalannya
proses di dalamnya. Pada proses pengolahan minyak kelapa sawit di Pabrik Kelapa
SawitCot Girek terdapat 4 unit utilitas yaitu sebagai berikut.
1. Pengolahan Air (Water Treatment)

2. Pembangkit Tenaga (Power Plant).

3. Laboratorium.

4. Pengolahan Limbah
3.5 Pengolahan Air (Water Treatment)
Air yang digunakan di pabrik kelapa sawit Cot Girek diperoleh dari Dam
V Bima yang berjarak lebih dari 1,5 km. Setelah itu, air dialirkan dari Dam V ke
pabrik gula Cot Girek, kemudian masuk ke waterbase/waduk PKS Cot Girek.
Sebelum digunakan baik di pabrik maupun di perumahan (untuk keperluan
domestik), air tersebut harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu agar
memenuhi standar yang ditetapkan.

33
Gambar3. 14 Flow Chart Water Treatment

3.5.1 Fungsi peralatan untuk water treatment

● Pompa Air adalah untuk menghisap air dari sumber air (sungai,
dll) untuk dialirkan langsung ke bak penampung sementara (Water
basin) sebelum dijernihkan di Water Clarifier Tank
● Water basin adalah untuk mengendapkan kotoran/pasir sehingga
air yang akan dijernihkan di Water clarifier bisa lebih bersih dan
kualitas air tidak berfluktasi
● Soda berfungsi sebagai pengatur pH yakni berkisar antara 6-7

● tawas berfungsi penggumpal kotoran yang terkandung dalam air,


sehingga mengendap dalam dasar tangka.

● Water Clarifier Tank ini dilengkapi dengan sekat-sekat untuk


membantu proses pengendapan. Ke dalam Clarifier Tank di
injeksikan bahan kimia yang berupa soda dan tawas.
● Sand filter adalah untuk menangkap/menyaring kotoran yang
melayang dengan menggunakan pasir kwarsa (atas), batu kerikil
kecil (tengah) dan batu kerikil kecil (tengah) dan batu kerikil yang

34
agak besar (bawah)
● Water tower tank (menara air) adalah sebagai tempat penimbunan
air yang masuk ke Demin plant stabil dan dalam kondisi yang
kontinu
● Demin plant adalah untuk menangkap kotoran terlarut dalam air
yang terdiridari resin kation dan anion.
● Resin merupakan pengeluaran, pemisahan dan pembuangan
mineral- mineral logam yang terikut didalam air dengan
mempergunakan pemisah yang spesifik yaitu bahan organic dan
anorganik.

3.5.2 Spesifikasi Alat

a. Pompa Air dari sumber Air

Jumlah pompa minimal 2 (dua) unit {satu unit dioprerasikan, satu


unit sebagai cadangan). Kapasitas pompa masing-masing = 1,5 kali
kapasitas pabrik (di luar keperluan air untuk konsumsi yang besarnya
±200 ltr/hari/orang,keperluan bibitan, dll)
b. Water basin dan pompa

c. Tawas (Alum), Soda Ash dan Dosing pump

d. Water clarified tank dan pompa

Waktu tinggal di tangki Water clarifier 2-4 jam dan jarak antara
selang injeksi masuk dengan tangki water clarifier ±6 m.

e. Sand filter dan pompa

Perbandingan jumlah pasir kwarsa, kerikil dan batu kerikil yang


lumayan besar adalah 40:30:30. Kemudian dipasang 2 buah

35
manometer untuk menentukan apakah sudah saatnya dilakukan back
wash atau belum.
f. Water tower tank

g. Demin plant : Kapasitas minimal = 25 m³/jam

3.5.3 Pengoperasian Water treatment

a. Pompa Air dari Sumber Air ( Dam Bima/Waduk)


Dalam proses pengolahan, air dari Dam Bima/waduk Cot Girek dialirkan ke
water basin menggunakan pompa yang dioperasikan oleh mesin diesel. Penting
untuk memeriksa apakah pasokan bahan bakar Genset cukup untuk menjalankan
mesin tersebut selama 24 jam. Kapasitas pompa masing-masing adalah 1,5 kali
kapasitas pabrik (tidak termasuk kebutuhan air untuk konsumsi sekitar ±200
liter/hari).

b. Kolam Penampungan (Water basin)


Air yang berasal dari Dam Bima/Waduk Cot Girek dialirkan melalui
pompa ke dalam kolam penampungan. Di dalam kolam ini, terjadi proses
pengendapan secara alami untuk menghilangkan lumpur dan kotoran. Setelah itu,
air dipompakan dari kolam ke Clarifier Tank. Sebelum memasuki clarifier, bahan
kimia disuntikkan ke dalam pipa sebagai bagian dari proses pengolahan air.

36
Gambar3. 15 Kolam PKS Cot Girek

c. Tangki Pengendapat (Water clarifier tank)


Clarifier Tank dilengkapi dengan partisi/partisi yang membantu dalam
proses pengendapan. Sebelum air memasuki Clarifier Tank, bahan kimia seperti
Soda Ash dan Tawas diinjeksikan. Soda Ash berperan dalam menaikkan pH air
menjadi sekitar 6-7.

Tawas, di sisi lain, berperan dalam menggumpalkan kotoran dalam air, m


emungkinkan endapan tersebut mengendap di dasar tangki. Sementara itu, air
yang berada di bagian atas dialirkan ke Reservoir Tank atau bak sediment, yang
bertujuan untuk menampung air sebelum dialirkan ke dalam Sand Filter. Proses
pengendapan tersebut berlangsung selama 2-4 jam, dengan jarak sekitar 6 meter
antara inlet injeksi dengan tangki Clarifier.
Ceklah fungsi Water clarifier pada kran teratas. Jika saat kran dibuka, air
yang keluar terlihat keruh, maka perlu dilakukan blowdown. Jika tinggi kotoran di
dalam Water clarifier melebihi pipa kontrol teratas, lakukan spuildrain untuk
menghilangkan endapan lumpur atau kotoran. Pastikan dilakukan spuildrain
setidaknya satu kali dalam satu shift setiap harinya. Fungsi drain ini adalah untuk
mengumpulkan dan menahan butiran air dan uap di dalam saluran pipa.

d. Penyaring Pasir (Sand Filter)

37
Air dari Reservoir Tank dipompa ke Sand Filter, tetapi masih mengandung
padatan tersuspensi. Oleh karena itu, dalam Sand Filter, air disaring melalui
lapisan pasir halus di permukaan, sementara air mengalir melalui bagian bawah
dan kemudian dipompa ke Water Tower. Pasir atau kerikil pada Sand Filter harus
diganti minimal setiap 4 tahun sekali, tetapi jika air yang masuk sangat kotor,
penggantian harus dilakukan lebih sering. Pada tower pertama, air yang telah
disaring digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengolahan air umpan
boiler, proses produksi, keperluan domestik, dan sanitasi pabrik. Sedangkan pada
tower kedua, airnya dialirkan ke kompleks perumahan karyawan. Untuk
membersihkan kotoran atau lumpur yang menempel pada permukaan pasir,
dilakukan Backwash setiap harinya.

e. Water tower tank

Sebelum didistribusikan, sejumlah kecil air harus dibuang dari bagian


dasar tangki, dan proses pencucian tangki dilakukan satu kali setiap enam bulan.

Air yang telah bersih memiliki fungsi untuk melayani tiga bagian, yaitu
boiler, pengolahan, dan keperluan domestik. Sebelum air masuk ke boiler, air
tersebut menjalani proses pengolahan melalui kation, tangki udara (Degasifier
tank), anion, feed water tank, dearator, yang juga dikenal sebagai internal water
treatment.

f. Tangki Penukar Kation


Air yang digunakan sebagai umpan untuk boiler diperoleh dari Water
Tower dan dipompa ke tangki penukar kation. Cation Tank berfungsi sebagai
tempat penyimpanan resin kation yang mampu mengikat logam.

Adapun fungsi tangki kation adalah:

a) Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan


oleh garamCa2+ dan Mg2+ dalam air.
b) Menghilangkan atau mengurangi alkalinitas dari garam-garam alkali.

c) Mengurangi zat-zat padatan terlarut yang menyebabkan kerak pada ketel.

38
Proses ini melibatkan pertukaran ion antara kation-kation seperti Ca, Mg,
dan ion lain dalam air dengan kation H yang terdapat dalam resin. Ketika resin
mencapai kejenuhan pada suatu titik, langkah regenerasi diperlukan untuk
mengaktifkannya kembali. Regenerasi dilakukan dengan memasukkan larutan
asam sulfat (H2SO4) kedalam tangki berdasarkan hasil analisis laboratorium.

Regenerasi perlu dilakukan jika kesadahan air yang keluar dari cation
exchanger melebihi 2 ppm dan pH berada dalam rentang 2,5 hingga 5,5. Proses
regenerasi melibatkan penggunaan asam sulfat (H2SO4) sebagai bahan kimia
untuk cation exchanger. Waktu yang diperlukan untuk regenerasi adalah sekitar 3-
4 jam. Langkah-langkah regenerasi terdiri dari backwash selama sekitar 30 menit,
penambahan asam H2SO4 ke resin kation dan caustic soda (NAOH) ke resin
anion melalui injeksi selama sekitar 60 menit. Setelah itu dilakukan slow rinse
(bilas lambat) selama sekitar 30 menit, dan kemudian dilanjutkan dengan fast
rinse (bilas cepat) selama sekitar 30 menit.

Gambar 3.16 Cation Tank

g. Degasifier Tank
Setelah melewati tangki penukar kation, air umpan boiler dialirkan ke
Degasifier Tank dengan tujuan menghilangkan gas CO2. Setelah proses
penghilangan gas CO2 selesai, air tersebut kemudian dialirkan ke tangki penukar

39
anion. Proses penghilangan CO2 bertujuan untuk memastikan aliran air dapat
mengalir dengan lancar menuju tangki anion.

Gambar 3.17 Degasifier Tank

h. Tangki Penukar Anion

Tangki Penukar Anion ini berisi resin caustic soda (NAOH). Fungsi
tangki penukar ion adalah :
- Menyerap asam-asam H2SO4, H2CO3, H2SiO2 yang terbentuk
pada tangkipenukar kation yang menyebabkan pH menjadi tinggi.
- Menghilangkan sebagian besar atau semua garam-garam mineral
sehinga air yang dihasilkan hampir tidak mengandung garam-
garam mineral. Kemampuan resin penukar ion dalam mengambil
ion pengotor dalam air baku memiliki keterbatasan, sehingga pada
suatu saat Resin Anion ini akan jenuh, maka untuk meregenerasi
kembali resin tersebut ke dalam tangki digunakan larutan NaOH.
Dalam keadaan dimana resin penukar anion tidak dapat mampu lagi
mengambil pengotor dalam air maka resin penukar anion dikatakan
jenuh, sehingga perlu dilakukan regenerasi guna pengaktifan
kembali gugus fungsional resin penukar ion yang berfungsi untuk
mengambil atau mengikat ion-ion pengotor yang berada dalam air
baku.

40
Gambar 3.18 Tangki Anion

i. Feed Water Tank


Air yang berasal dari tangki penukar anion dikumpulkan dalam Feed
Water Tank dan dipanaskan menggunakan uap hingga mencapai suhu 80ºC.
Pemanasan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi pelepasan gas dalam Dearator.

Gambar 3.19 Feed Water Tank

j. Dearator
Dearator memiliki tujuan untuk menghilangkan gas-gas CO2 dan O2 yang
terlarut dalam air yang dapat menyebabkan korosi dan pembentukan kerak pada
pipa-pipa boiler. Proses penghilangan gas-gas terlarut tersebut dilakukan dengan
memanaskan air menggunakan steam yang diinjeksikan langsung ke dalam air
dengan arah aliran yang berlawanan. Suhu di dalam tangki dearator dijaga

41
konstan, yaitu sekitar 90-95ºC. Air yang keluar dari dearator memiliki suhu
sekitar 95ºC sebelum masuk ke boiler. Sebelum air tersebut masuk ke boiler,
bahan kimia juga diinjeksikan ke dalamnya untuk meningkatkan pH, mencegah
korosi, dan mencegah pembentukan kerak pada ketel boiler.

k. Pemanasan Air Umpan Pada Ketel


Air umpan yang masuk ke Dearator kemudian mengalir ke dalam ketel, di
mana air tersebut akan diubah menjadi uap. Uap ini akan digunakan untuk proses
pengolahan kelapa sawit.

3.6 Pembangkit Tenaga Power (Power Plant)


Pembangkit tenaga pabrik kelapa sawit Cot Girek menggunakan dua, yaitu
sistem turbin dan sistem diesel. Beberapa komponen utama pada sistem ini
adalah:

1. Boiler

Untuk memperoleh tenaga uap dan listrik yang digunakan dalam proses
pengolahan, air dari tangki dearator diolah dalam boiler menjadi uap. Sumber
bahan bakar yang digunakan adalah hasil dari pengolahan kelapa sawit seperti
serabut (fiber) dan cangkang.

Gambar 3.20 Monitor Boiler dan Cerobong Asap Boiler

42
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai boiler kita harus memahami
beberapa hal antara lain sebagai berikut:

1. Pressure (tekanan)
Tekanan adalah tekanan kerja yang dihasilkan oleh steam boiler.
2. Temperature (suhu)
Temperatur adalah panas yang dihasilkan oleh steam boiler
Temperature steam boiler ada 2 macam:
a. Superheater Steam, temperatur yang dihasilkan adalah sesuai
design yang direncanakan pada boiler.
b. Saturated Steam (uap basah), temperature yang dihasilkan segaris
dengan tekanan.
3. Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan maksimum boiler untuk menghasilkan uap
dalam setiap Ton/jam.

Untuk mencari kapasitas boiler rumus yang digunakan adalah:

O=

Keterangan :

Q = Kapasitas (Kg/hr)

ղ = Effesiensi Boiler (%)

Gbb = Berat bahan bakar (Kg/h)

N.O = Nilai kalor (Kcal/Kg)

Δentalphy = Perbedaan Entalphy uap dan Entalphy air masuk (Kcal/Kg)

4. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu ukuran berapa banyak steam yang dihasilkan dalam
setiap ton bahan bakar yang terbakar didalam ruang dapur.

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan efisiensi adalah:

43
π=

Keterangan :

Q = Kapasitas (Kg/hr)

ղ = Effisiensi Boiler (%)

Gbb = Berat Bahan Bakar (Kg/h)

N.O = Nilai Kalor (Kcal/kg)

ΔEntalphy = Perbedaan Entalphy uap dan Entalphy air masuk (Kcal/kg).

Beberapa bagian utama dan perlengkapan boiler yang penting diantaranya:

1. Feed water pump (pumpa air umpan) Pompa ini berfungsi untuk mensuplai
atau mengalirkan air umpan boiler dari dearator ke dalam upper drum.
2. Ruang bakar Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan
bakar (cangkang dan serabut), untuk memanaskan dan menguapkan air
yang mengalir didalam pipa-pipa.
3. Boiler Drum Boiler
drum ada dua yaitu atas (upper drum) dan drum bawah (lower drum).

Fungsi dari masing-masing drum :

a. Drum atas menampung air umpan sebelum dipanaskan di pipa


pendidih, menampung dan mengalirkan uap basah (satured steam) yang telah
terpisah dengan air ke superheater serta mengalirkan dan mendistribusikan air
umpan ke header dan lower drum.

b. Drum bawah menampung dan mendistribusikan air ke pipa pendidih


danheader-header antara drum atas dan drum bawah. Pada drum ini dilakukan
drain kotoran atau blow down.

4. Header air umpan.

44
Header berfungsi sebagai tempat menampung air umpan dan
mendistribusikan air tersebut ke pipa-pipa pendidih untuk dipanaskan
menjadi uap. Header merupakan bejana baja berbentuk silinder yang
dipasang disekeliling dapurpembakaran pada bagian bottom atau dasar
sisi-sisi dinding boiler.

5. Pipa pemanas

Pipa pemanas ini berfungsi untuk mengubah air menjadi uap dengan
bantuan pemanasan secara konveksi dari udara panas hasil pembakaran di
ruang bakar.

6. Generating pipe

Fungsi dari pipa ini adalah untuk mengalirkan air umpan boiler dari upper
drum ke lower drum, dari upper drum header atau lower drum ke header.

7. Fan atau blower

Fungsi dari pipa ini adalah untuk mengalirkan air umpan boiler dari upper
drum ke lower drum, dari upper drum header atau lower drum he header.

8. Fan atau blower

Ada tiga jenis fan yang digunakan yang masing-masing dilengkapi dengan
damper yang dikontrol secara manual atau otomatis. damper ini untuk
mengatur jumlah udara yang mengalir ke ruang bakar.

Jenis-jenis fan tersebut yaitu :

a. Induced draft fan (IDF)

Berfungsi untuk membantu isapan gas hasil pembakaran agar dapat


lancer terbuang lewat cerobong.

b. Force Draft Fan (FDF)

45
Berfungsi untuk membantu isapan memasukkan udara pembakaranke
dalam ruang bakar dan sekaligus mengatur agar pembakaran berjalan
sempurna.

c. Secondary Force Draft Fan

Berfungsi untuk menambah kebutuhan oksigen pada proses


pembakaran dan untuk mengatur jatuhan bahan bakar yang dimasukkan
dari fuel distributing conveyor.

9. Superheater

Fungsinya untuk menaikkan temperature uap jenuh sampai menjadi uap


kering.

10. Dust Collector

Fungsinya untuk mengatur pengeluaran abu yang terbawa gas agar


tidakterbuang langsung lewat cerobong.

11. Cerobong Asap

Fungsi untuk membuang gas sisa pembakaran ke udara luar agar


tidakmenimbulkan polusi udara.

12. Fuel Feeder

Fungsinya untuk mengatur pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar


boiler.

13. Peralatan Control

Fungsinya untuk mengontrol kondisi/keadaan selama boiler beroperasi


agar tidak terjadi sesuatu hal yang membahayakan.

Peralatan- peralatan tersebut yaitu Alat pengaman, digunakan untuk


mencegah terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :

a. Safety valve (katub pengaman),.untuk mencegah tekanan uap


yangberlebihan.

46
b. Water level alarm, berfungsi sebagai tanda jika level air pada
upper drum terlalu rendah atau terlalu tinggi.
c. Barometer, berfungsi sebagai penunjuk tekanan uap dan air.
d. Gelas penduga, berfungsi sebagai penunjuk level air pada upper
drum.
e. Modulating valve, berfungsi sebagai katub pengatur air umpan
untukmencegah terjadinya low water level pada upper drum.
f. Steam Check Valve, berfungsi untuk mencegah adanya back
preasurepada pipa uap.
g. Thermometer untuk menunjukkan suhu pada boiler.
14. Ash hopper, merupakan unit penampung abu yang terikut dalam udara
panas hasil pembakaran. Didalam ash hopper terdapat multicyclone yang
berfungsimenangkap abu sehingga jatuh kebawah dan tidak terikut dalam
udara.
15. Shoot Blower, untuk membersihkan kerak yang menempel pada pipa-
pipa.
16. Blow Down Valve, berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam upper
drum untuk menjaga level air dan menjaga kandungan solid (TDS=Total
DisolvedSolid) dalam air.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian boiler adalah:

Sebelum Proses:

1. Menghidupkan deaerator booster dan feeed water pump.


2. Test alarm untuk low level water, high level water, dan pengecekan
interlock.
3. Pengecekan level air pada gauge glass, dipastikan level air ½ gauge
glass(normal level).
4. Pengecekan kondisi furnace, dibersihkan sebelum diisi bahan bakar.

47
5. Pengecekan bahan bakar (shell hopper) dan stock feedwater di
softenerwater tank.
6. Pengecekan stock dan dosis chemical.
7. Pengecekan conveyor, fan, pompa, dan panel.
8. Dilakukan slow firing selama + 1 jam.
9. Membuka valve drain pada semua pipa header dan steam trap.
10. Start boiler dengan menghidupkan ART, IDF, SAF, PAF, CAF, dan AFF.
11. Test safety valve secara manual.
12. Pengecekan dan test gauge glass.
13. Ketika tekanan steam 15 bar, main stop valve dibuka sedikit demi sedikit
untuk menghindari adanya water hammer pada pipa steam yang masih
dingin.

Sedang proses:

1. Diupayakan agar tekanan steam produksi stabil pada tekanan kerja.


2. Pencatatan logsheet secara teratur.
3. Pengecekan level air pada gauge glass dan dipertahankan level air ½
gaugeglass (normal level).
4. Pengecekan feeding bahan bakar dan ketebalan kerak pada furnace.
5. Dilakukan pembuangan kerak.
6. Pengecekan kondisi vacuum deaerator, softener, feedwater pump,
chemical dosing pump.
7. Pengecekan damper dan kondisi fan-fan.

Setelah proses:

1. Tutup main stop valve dan buka penuh valve drain superheater header.
2. Stop feeding bahan bakar dan bersihkan furnace dari sisa-sisa bahan
bakardan kerak.
3. Mematikan fan-fan.
4. Dipastikan level air dalam gauge glass pada level ¾ gauge glass.
5. Mematikan semua alat pendukung.

48
6. Mematikan power supply ke panel.
7. Membersihkan areal kerja.
8. Pengisian dan paraf logsheet.
9. Merapikan perlengkapan kerja.

2. Turbin Uap

Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi potensial uap menjadi energi
kinetik. Energi kinetik tersebut kemudian digunakan untuk menggerakkan
alternator yang mengubahnya menjadi energi listrik.

Berikut adalah langkah-langkah dalam pengoperasian turbin uap:

1. Buka perlahan kran pemasukan uap sambil membuang kondensat


selama 5-10 menit untuk pemanasan awal.
2. Putar roda turbin dengan membuka kran pemasukan uap sekitar ¼
putaran agar roda turbin mulai berputar.
3. Jika tidak ada getaran yang tidak normal pada turbin uap, secara
perlahan buka kran pemasukan uap secara penuh.
4. Pastikan voltase output alternator berada dalam kisaran 380-400
volt.
5. Atur governor hingga frekuensi yang dihasilkan oleh alternator
mencapai 50 Hz.
6. Lakukan sinkronisasi antara turbin uap dan genset. Jika
sinkronisasi berhasil, kurangi beban genset dan tingkatkan beban
turbin uap. Jika beban genset mencapai nol, lepaskan beban genset
dari panel utama dan genset dapat dihentikan.
7. Buka krangan uap (BPV) dari turbin uap dan tutup krangan uap
turbin uap yang menuju ke udara.
8. Tugas operator adalah memantau parameter-parameter turbin-
alternator selama beroperasi dan tidak boleh meninggalkan posisi
tanpa pengganti.

49
9. Lakukan serah terima antara shift, dan pastikan ruang mesin dalam
keadaan bersih.
3. Mesin Diesel (Genset)
Genset digunakan untuk mengubah energi kimia dari bahan bakar diesel
menjadi energi listrik dengan bantuan alternator. Pabrik kelapa sawit Cot Girek
memiliki dua unit mesin diesel dengan kapasitas masing-masing 250 KVA dan
285 KVA. Genset ini akan dioperasikan hanya jika terjadi pemadaman arus dari
PT PLN (Persero). Selain itu, genset tidak digunakan saat pabrik sedang dalam
proses pengolahan, kecuali pada awal dan akhir proses pengolahan selama durasi
1 jam pada masing-masing tahap.

50
4. Back Pressure Vessel (BPV)

BPV (Back Pressure Vessel) merupakan sebuah tangki tekanan yang


digunakan untuk menyimpan dan mendistribusikan uap dengan tekanan rendah ke
instalasi pengolahan di pabrik. Uap yang masuk ke dalam BPV berasal dari uap
bekas turbin atau uap buangan (exhaust steam) dari turbin uap. Uap tersebut
kemudian digunakan untuk keperluan pemanasan dalam proses pengolahan. Jika
tekanan dalam BPV tidak mencukupi, uap dari boiler akan langsung diinjeksikan
ke dalam BPV untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan pemanas instalasi.

Adapun Instalasi-instalasi tersebut sebagai berikut:

1. Sterilizing station: Pusat sterilisasi merupakan area di pabrik kelapa sawit


di mana tandan buah segar (TBS) disterilkan dengan menggunakan uap
bertekanan tinggi. Proses sterilisasi bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme dan enzim-enzim yang ada dalam TBS sebelum proses
ekstraksi minyak kelapa sawit dilakukan.
2. Pressing station: Pusat pemerasan adalah tempat di mana TBS yang telah
disterilkan diperas untuk memisahkan minyak kelapa sawit dari serat-serat
dan cairan lainnya. Proses ini melibatkan penggunaan mesin pemeras
untuk memisahkan minyak kelapa sawit dari massa padat yang tersisa.
3. Clarification station: Pusat klarifikasi adalah tempat di mana minyak
kelapa sawit yang telah diperas melalui proses klarifikasi untuk
memisahkan kotoran-kotoran dan air dari minyak. Proses ini melibatkan
penggunaan alat seperti sentrifugal separator atau clarifier untuk
menghilangkan kotoran dan memisahkan air dari minyak.
4. Kernel plant station: Pusat pemrosesan kernel adalah area di pabrik kelapa
sawit di mana inti (kernel) yang terdapat dalam TBS dipisahkan dan
diproses. Proses ini meliputi pemisahan kernel dari cangkang,
pengeringan, dan pemisahan inti dari kulitnya. Kernel kemudian dapat
digunakan untuk menghasilkan minyak inti kelapa sawit.
5. Water treatment station: Pusat pengolahan air adalah area di pabrik kelapa
sawit di mana air yang digunakan dalam proses produksi diolah dan dijaga

51
kualitasnya. Proses pengolahan air meliputi penyaringan, pengendapan,
dan penghilangan kotoran-kotoran untuk memastikan air yang digunakan
dalam proses produksi bersih dan sesuai standar yang ditetapkan.

3.7 Laboratorium
Pada laboratorium PT Perkebunan Nusantara I Unit Pabrik Kelapa Sawit Cot
Girek ini yang diperiksa adalah sebagai berikut:

a. Mutu air
b. Mutu buah
c. Kerugian (Losses) dalam proses pengolahan.
d. Mutu produksi

a). Mutu Air

Pada laboratorium PT Perkebunan Nusantara I Unit Pabrik Kelapa Sawit Cot


Girek, dilakukan analisis terhadap mutu air dengan memeriksa beberapa
parameter sebagai berikut:

1. pH (Power Hidrogen): Pengukuran pH digunakan untuk menentukan


tingkat keasaman atau kebasaan air. Hal ini penting karena pH yang tidak
seimbang dapat mempengaruhi proses pengolahan dan kualitas produk.
2. TDS (Total Dissolved Solids): Analisis TDS digunakan untuk mengukur
jumlah total padatan terlarut dalam air. Ini dapat memberikan informasi
tentang tingkat pencemaran dan kebersihan air.
3. Kadar Silika: Pengukuran kadar silika dilakukan untuk memantau
kandungan silika dalam air. Kelebihan silika dapat menyebabkan masalah
seperti fouling dan kerusakan pada peralatan.
4. Alkalinitas: Analisis alkalinitas dilakukan untuk mengetahui kapasitas air
dalam menetralkan asam. Ini penting untuk menjaga keseimbangan pH
dan mencegah korosi.
5. Kadar Klorida: Pengukuran klorida dilakukan untuk mengetahui jumlah
ion klorida dalam air. Kelebihan klorida dapat berdampak negatif pada
kesehatan dan proses pengolahan.

52
6. Sulfida: Analisis sulfida digunakan untuk mengukur kandungan sulfida
dalam air. Sulfida dapat mempengaruhi kualitas air dan proses pengolahan.
7. Total Hardness (Kesadahan Total): Pengukuran total hardness digunakan
untuk menentukan jumlah ion kalsium dan magnesium dalam air. Hal ini
dapat memberikan informasi tentang kecenderungan air membentuk
endapan atau kerak.
8. Kekeruhan (Turbidity): Analisis kekeruhan digunakan untuk mengukur
tingkat kekeruhan air, yang merupakan indikator kualitas air. Air yang
keruh dapat mengindikasikan adanya zat-zat tak terlarut yang dapat
mempengaruhi pengolahan dan kualitas produk.

Melalui analisis-parameter ini, laboratorium dapat memastikan mutu air yang


digunakan dalam proses pengolahan di PT Perkebunan Nusantara I Unit Pabrik
Kelapa Sawit Cot Girek sesuai dengan standar yang ditetapkan dan menjaga
kualitas produk yang dihasilkan.

b). Mutu Buah

Untuk melakukan analisis buah kelapa sawit, dilakukan proses sortasi di


laboratorium. Sebuah contoh Tandan Buah Segar (TBS) dengan berat tertentu
dibawa ke laboratorium, kemudian TBS tersebut dipisahkan menjadi tiga bagian
yaitu buah luar, buah tengah, dan buah dalam.

Buah luar ditandai dengan warna merah kecoklatan dan memiliki potensi
rendemen antara 40-60%. Buah tengah memiliki warna merah dan memiliki
potensi rendemen antara 30-40%. Sedangkan buah dalam memiliki warna kuning
kemerahan dan memiliki potensi rendemen antara 20-30%.

Dengan melakukan sortasi ini, laboratorium dapat memperoleh informasi


mengenai potensi rendemen buah kelapa sawit berdasarkan klasifikasi warna dan
lokasi buah dalam tandan. Hal ini penting untuk mengidentifikasi kualitas buah
dan mengoptimalkan proses pengolahan selanjutnya.

TBS Di ekstrak
menggunakan
Dipisahkan Diiris heksan
antara buah luar, Timbang diopen Timbang kemudian 53
halus
buah tengah, diope ditimbang
Gambar 3.21 Proses Analisa Mutu Buah
buahdalam kembali
Gambar 3.22 Buah Luar, Buah Tengah, Buah Dalam
c. Kerugian (Losses) dalam proses pengolahan

Untuk melihat tingkat kerugian (losses) dalam proses pengolahan kelapa sawit,
terutama dalam produksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti kelapa sawit (IKS),
dilakukan analisis dengan mengambil sampel dari beberapa komponen. Berikut
adalah beberapa komponen yang dianalisis untuk melihat tingkat losses:

a. Analisis losses pada Crude Palm Oil (CPO):


1. Air Rebus: Sampel diambil untuk melihat apakah terdapat
kehilangan minyak dalam air rebusan.
2. Tandan Kosong: Sampel diambil untuk mengukur jumlah minyak
yang tertinggal dalam tandan kosong.
3. Ampas Press: Sampel diambil untuk melihat jumlah minyak yang
masih tertinggal dalam ampas press.
4. Nutten: Sampel diambil untuk mengukur jumlah minyak yang
tertinggal dalam nutten.
5. Sludge Separator: Sampel diambil untuk melihat jumlah minyak
yang masih terdapat dalam sludge separator.
6. Fat Pit: Sampel diambil untuk mengukur jumlah minyak yang
tertinggal dalam fat pit.
7. Cangkang: Sampel diambil untuk melihat apakah terdapat
kehilangan minyak dalam cangkang.
b. Analisis losses pada inti kelapa sawit (IKS):

54
1. Fibre Cyclone: Sampel diambil untuk melihat jumlah minyak yang
masih terdapat dalam fibre cyclone.
2. LTDS I: Sampel diambil untuk mengukur jumlah minyak yang
tertinggal dalam LTDS I.
3. LTDS 2: Sampel diambil untuk melihat apakah terdapat kehilangan
minyak dalam LTDS 2.
4. ClayBath: Sampel diambil untuk mengukur jumlah minyak yang
masih tertinggal dalam clay bat.

Dengan melakukan analisis pada komponen-komponen tersebut, dapat diketahui


sejauh mana tingkat kerugian (losses) dalam proses pengolahan kelapa sawit. Hal
ini penting untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi kerugian yang
tidak diinginkan.

CPO dan kernel dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 3. 2 Parameter Mutu CPO

Parameter Standar (%)

ALB CPO < 3.5% maks

Kadar Air 0.15% maks


Kadar Kotoran 0.02% maks

55
Tabel 3. 3 Parameter Mutu Kernel

Parameter Standar Kualitas Produksi IKS


ALB Maksimal 2.0%
Kadar Air Maksimal 7.0%
Kadar Kotoran Maksimal 6.0%

3.8 Pengolahan Limbah (Effluent Treatment)


Pabrik pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah dalam bentuk padat,
cair, dan gas. Limbah cair yang dihasilkan terdiri dari air kondensat, air cucian
pabrik, dan air dari hidrocyclone atau claybath. Jumlah limbah cair yang
dihasilkan bergantung pada sistem pengolahan yang digunakan.

Proses pengolahan limbah cair menggunakan metode LAND


APPLICATION, dimana limbah cair diolah untuk menghasilkan bahan organik
yang dapat digunakan sebagai pupuk. Sekitar 60% dari total buah sawit yang
diolah (TBS) diubah menjadi limbah cair yang mengandung CH4 (gas metana),
CO2, dan endapan padat. Gas metana ini merupakan sumber energi terbarukan.

Dalam pengolahan limbah cair, kadar minyak pada outlet Deoling pond
(tempat pengumpulan minyak yang belum terkumpul di Fat-pit) harus kurang dari
0,5% dari contoh yang diuji. pH limbah cair harus lebih dari 6, dan ketebalan
scum (lapisan minyak padat) di Anaerobic pond (tempat penguraian butiran
minyak yang tersisa) harus kurang dari 10 cm. Jika scum lebih tebal dari 10 cm,
perlu diperiksa adanya gelembung dan bau. Gelembung dan bau menunjukkan
adanya penguraian butiran minyak menjadi asam yang mudah menguap oleh
mikroorganisme.

Urutan proses pengolahan limbah cair yang ideal untuk pabrik kelapa sawit adalah
sebagai berikut:

1. Pemisahan lemak: Memisahkan minyak dari limbah cair.

56
2. Pengasaman dan Pendinginan: Menurunkan pH dan mendinginkan
limbah cair.
3. Penetralan: Menyeimbangkan keasaman limbah cair.
4. Penguraian anaerobik: Menguraikan bahan organik menggunakan
mikroorganisme tanpa keberadaan oksigen.
5. Penguraian aerobik: Menguraikan bahan organik menggunakan
mikroorganisme dengan keberadaan oksigen.
6. Pengendapan: Memisahkan endapan padat dari limbah cair.
7. Stabilisasi: Mengolah limbah cair untuk mengurangi keberadaan
bahan organik yang mudah terurai.
8. Sirkulasi lumpur aktif: Mencampur limbah cair dengan lumpur
aktif untuk meningkatkan efisiensi penguraian bahan organik.

Dengan melalui urutan proses tersebut, limbah cair dapat diolah dengan lebih baik
dalam pabrik kelapa sawit.

BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Judul Tugas Khusus
Dalam Melaksanakan tugas Magang Industri, penulis mengambil judul
tugas khusus “Analisa Kadar Kehilangan (Losses) Kernel Pada Claybath”.

4.2 Tujuan Tugas Khusus


1. Adapun yang ingin dicapai dalam Laporan Magang Industri ini adalah
untuk mengetahui Nilai Losses Kernel Pada Claybath.
2. Memberikan rekomendasi saat losses di atas norma

57
4.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus
Penelitian dilakukan pada tanggal 06 Mei 2023 – 11 Mei 2023. Tepat
pelaksanaan tugas khusus di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek –
Aceh Utara.

4.4 Objek Tugas Khusus


Pada tugas khusus ini penulis mengambil objek atau sampel berupa inti
produksi di Pabrik Kelapa Sawit Cot Girek.

4.5 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Magang Industri di PT.
Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek – Aceh Utara yaitu metode
observasi, metode analisa sample losses di lab, dan metode analisa data.

1. Metode observasi

Penulis menggunakan metode observasi dalam pengumpulan data dengan


melakukan pengamatan langsung terhadap suatu objek selama periode tertentu
dan mencatat dengan sistematis mengenai hal-hal khusus yang diamati.

2. Metode analisa sample losses di lab

Metode analisa sample losses di lab dengan cara mencari inti utuh, inti pecah, biji
utuh dan biji pecah di dalam 1 kg sampel dengan mencari secara manual
menggunakan tangan.

3. Metode analisa data

Metode analisa data dengan cara membandingkan hasil losses yang di peroleh
dengan norma yang ada.

4.5.1 Alat dan Bahan


a. Alat yang di gunakan
1. Timbangan
2. Kalkulator
b. Bahan yang digunakan

58
1. Inti di claybath
4.5.2 Prosedur Kerja
a. Timbang sampel claybath sesuai kapasitas 1000 gram. Dimana di dalam
sampel claybath tersebut masih terdapat sisa-sisa inti.
b. Kemudian inti yang ada dalam sampel claybath tersebut dipilih dan
dipisahkan antara inti utuh, inti lekat, inti pecah, nutten dan cangkang,
kemudian inti yang sudah dipilih ditimbang dan akan diketahui berapa
banyak masih sisa atau kehilangan inti yang terdapat dalam claybath
tersebut.
4.6 Landasan Teori
4.6.1 Flowchart Pengolahan Kernel
Kotoran inti sawit mencakup cangkang yang berasal dari biji kelapa sawit
utuh, biji yang pecah, dan cangkang itu sendiri. Jumlah kotoran diukur dan
digunakan untuk mencari persentase yang tepat.
Buah kelapa sawit terdiri dari bagian buah dan biji. Daging kelapa sawit
diolah menjadi minyak kelapa mentah atau CPO (Crude Palm Oil), sementara
bijinya diolah menjadi minyak inti mentah atau PKO (Palm Kernel Oil).
Biji kelapa sawit (kernel) memiliki tiga bagian: kulit biji (spermodermis)
yang disebut cangkang (shell), tali pusat (funicullonus), dan inti biji (nucleus
seminis). Di dalam inti biji terdapat lembaga atau embrio yang merupakan calon
tanaman baru.
Palm kernel atau inti sawit diperoleh dari pemisahan daging buah selama
proses pengolahan di pabrik kelapa sawit. Inti sawit ini terdiri dari endosperma
(cangkang pelindung inti) dan embrio (inti) yang mengandung minyak inti
berkualitas tinggi.

59
Gambar 4. 1 Flowchart Pengolahan Kernel
Ampas kempa yang terdiri dari serat dan biji yang masih mengumpal
dimasukkan ke dalam CBC. Kemudian ampas tersebut dibawa oleh CBC menuju
Depericarper. Di depericarper terjadi pemisahan antar fraksi berat dan fraksi
ringan, fraksi berat seperti biji kelapa sawit utuh, biji pecah, inti utuh, dan inti
pecah turun kebawah dan masuk ke polishing drum. Lalu, fraksi ringan seperti
serat, inti pecah yang halus, cangkang yang halus dan debu disedot menggunakan
fiber cyclone dan kemudian masuk melalui air lock untuk ditampung di dalam
shell bin sebagai bahan bakar untuk boiler.
Kemudian dari polishing drum biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti
pecahnya akan jatuh melalui lubang cincin ke Nut Elevator sebagai pengantar nut
yang akan disimpan dalam Nut silo, didalam nut silo dilakukan pemeraman
terhadap biji agar biji mudah dipecah dan inti dapat dengan mudah terlepas dari
cangkangnya. Biji yang telah diperam keluar melalui Nut Shacking Grate dan

60
dibawa menuju Ripple Mill. Didalam Ripple Mill biji-biji tersebut akan
dipecahkan agar inti biji terpisah dari cangkangnya.
Setelah biji dipecahkan, inti biji yang masih tercampur dengan kotoran
dibawa ke Cracked Mixture Separating Column. Pada tahap ini fraksi yang lebih
ringan seperti cangkang dan serabut akan diserap oleh Separating Column Fan
(LTDS I) dan masuk ke shell Bin melalui fibre conveyor. Untuk fraksi yang lebih
berat akan turun kebawah dan masuk ke screened particle drum setelah melewati
proses penyortiran di vibrating grade, kemudian biji akan dikembalikan ke ripple
mill untuk dipecahkan kembali. Inti biji dan sebagian cangkang dipisahkan pada
dust separating column air lock kedua. Inti biji yang terpisah dalam proses ini
kemudian dibawa ke kernel silo. Cangkang yang terpisah dibawa lagi ke shell Bin
sebagai bahan bakar untuk boiler.
Kemudian inti biji, inti pecah dan biji pecah dan cangkang akan dibawa
menuju claybath. Di claybath terjadi pemisahan inti biji dengan cangkang
menggunakan tanah liat sebagai media pemisahnya. Proses pemisahan ini
dilakukan dengan cara memanfaatkan perbedaan berat jenis. Inti yang berat
jenisnya lebih ringan akan mengapung, sementara bagian yang lebih berat
(cangkang) akan tenggelam. Kemudian dialirkan melalui saringan getar terpisah,
biji akan dibawa ke kernel silo untuk disimpan pada suhu yang telah ditentukan.

4.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kernel palm


Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas minyak kelapa
sawit, dan faktor-faktor ini dapat berasal dari sifat-sifat pohon kelapa sawit,
penanganan pasca panen, atau kesalahan selama proses pengolahan dan
pengangkutan. Berikut ini disampaikan beberapa hal yang secara langsung
berhubungan dengan penurunan kualitas minyak inti sawit.
Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk memisahkan inti
(kernel) dari cangkangnya. Pengolahan biji pada dasarnya adalah
sebagai berikut :
1) Pemisahan serabut dari biji

2) Pemeraman Biji dan Pengeringan

61
3) Pemisahan inti cangkangnya

4) Claybath

62
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari data pengamatan pada losses (kehilangan) inti
kelapa sawit, pada pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek – Aceh Utara. Dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5. 1 Data pengamatan Menghitung Losses sampel inti pada claybath di (PT.
Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek – Aceh Utara, 2023)
Losses Losses
Norma Norma
Berat Berat On Material On
Tanggal Losses On Losses On
Sampel Kernel Sampel Balance TBS
Sampel (%) TBS
(%) (%)

06-05-
1000g 19g 1,90 2% 13% 0,25 0,26%
2023

07-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023

08-05-
1000g 18g 1,80 2% 13% 0,23 0,26%
2023

09-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023

10-05-
1000g 23g 2,30 2% 13% 0,30 0,26%
2023

11-05-
1000g 21g 2,10 2% 13% 0,27 0,26%
2023

Jumlah Rata-Rata 2,08 0,27

5.2 Pembahasan
Losses, atau kehilangan, merujuk pada kandungan yang masih tersisa
dalam Claybath setelah proses produksi. Pada setiap pabrik, kehilangan selalu

63
terjadi dan tidak dapat dihindari. Namun, penting untuk memikirkan cara untuk
meminimalkan kehilangan tersebut. Analisis yang teliti diperlukan untuk
mengetahui dan mengantisipasi agar kehilangan tidak melebihi batas yang wajar.
Dipabrik Kelapa Sawit Cot Girek, telah ditetapkan batasan norma losses on
sampel yaitu 2% dan untuk norma losses on TBS yaitu 0,26%, yang masih
dianggap sebagai kategori standar atau normal.

Claybath adalah sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan inti biji
dengan cangkang dalam kondisi basah. Prinsip kerjanya melibatkan pemanfaatan
perbedaan berat jenis antara bahan yang dipisahkan dan larutan koloid (tanah liat
atau koalin) yang memiliki berat jenis yang berbeda. Bagian yang lebih ringan
akan mengapung, sementara bagian yang lebih berat akan tenggelam. Dalam
kasus ini, kernel memiliki berat jenis sebesar 1,07 sedangkan cangkang memiliki
berat jenis sebesar 1,19. Kernel dan cangkang dimasukkan ke dalam cairan tanah
rayap dengan berat jenis 1,13-1,14 yang bebas dari pasir. Akibatnya, kernel akan
terapung sementara cangkang akan tenggelam.
Fraksi yang lebih ringan, yaitu kernel, akan dibawa ke kernel silo untuk
mengalami proses pengeringan dengan menggunakan suhu yang bervariasi, antara
70℃, 60℃, dan 50℃, selama waktu 14-15 jam. Pengambilan sampel dilakukan
untuk mengontrol kehilangan kernel pada claybath dengan tujuan untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas alat tersebut. Dengan mengetahui
persentase kehilangan kernel, dapat diketahui seberapa baik kinerja alat tersebut.
Hal ini penting agar hasil pengolahan menggunakan claybath dapat optimal,
dengan kehilangan kernel yang rendah dan kadar kotoran dalam produksi yang
juga rendah. Oleh karena itu, perhatian perlu diberikan pada berat jenis atau
konsentrasi larutan tanah liat serta tekanan pompa.
Norma losses pada pabrik kelapa sawit mensyaratkan bahwa norma inti
sawit on sample pada sistem claybath tidak boleh melebihi 2% dan norma losses
on TBS tidak boleh melebihi 0,26% dari kapasitas pengolahan biji kelapa sawit
per harinya. Namun, hasil analisis yang dilakukan pada tanggal 06 Mei hingga 11
Mei 2023 menunjukkan losses inti kelapa sawit on sampel sebesar 1,90%, 2,20%,
1,80%, 2,20%, 2,30%, dan 2,10%. Dan Losses on TBS yaitu sebesar 0,25, 0,29,

64
0,23, 0,29, 0,30, dan 0,27 Terdapat fluktuasi kehilangan setiap harinya, dan losses
paling tinggi terjadi pada tanggal 10 Mei 2023. Dari analisa diatas juga diperoleh
jumlah rata-rata losses on sampel nya yaitu 2,08% dan dan jumlah rata-rata losses
on TBS yaitu 0,27%. Hal ini dapat disebabkan oleh kinerja alat yang kurang
efisien atau keausan pada alat, serta kemungkinan adanya tandan buah segar
(TBS) yang diolah dengan varietas yang kurang baik. Dengan demikian, terlihat
bahwa losses yang diperoleh melebihi standar yang ditetapkan.

Losses inti di claybath, juga dikenal sebagai "claybath core losses" dalam
bahasa Inggris, merujuk pada hilangnya inti (core loss) pada transformator daya
yang dicairkan dalam claybath (bantalan tanah liat) selama proses produksi.
Beberapa penyebab umum losses inti di claybath adalah:
1. Penggunaan bahan inti yang tidak sesuai: Kualitas bahan inti yang
digunakan dalam transformator dapat berpengaruh pada losses inti di
claybath. Jika bahan inti memiliki ketidakmurnian atau sifat magnetik
yang buruk, maka losses inti dapat meningkat.
2. Kekuatan medan magnet yang berlebihan: Jika medan magnet yang
dihasilkan dalam claybath terlalu kuat, ini dapat menyebabkan losses inti
yang lebih tinggi. Peningkatan losses inti dapat terjadi jika medan magnet
melebihi batas daya tahan bahan inti.
3. Kualitas pengolahan claybath yang buruk: Proses pengolahan claybath
yang tidak tepat, seperti suhu yang tidak terkendali, ketebalan claybath
yang tidak merata, atau adanya kontaminan dalam claybath, dapat
menyebabkan losses inti yang lebih tinggi.
4. Desain inti yang tidak optimal: Jika desain inti transformator tidak
mempertimbangkan dengan baik faktor-faktor seperti arus magnetisasi,
fluks magnetik, atau distribusi medan magnet, ini dapat menyebabkan
losses inti yang lebih tinggi saat proses claybath.
5. Pengendalian suhu yang tidak baik: Pengendalian suhu yang buruk
selama proses claybath dapat menyebabkan losses inti yang lebih tinggi.

65
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi sifat
magnetik bahan inti dan menyebabkan losses inti yang tidak diinginkan.
Untuk mengurangi losses inti di claybath, perlu diperhatikan pemilihan bahan inti
yang berkualitas baik, perancangan inti yang optimal, pengendalian suhu yang
baik, dan pengawasan yang ketat selama proses pengolahan claybath. Selain itu,
penggunaan teknologi yang lebih canggih dan pemantauan yang terus-menerus
dapat membantu dalam mengurangi losses inti dan meningkatkan efisiensi
transformator daya.

66
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS
Cot Girek – Aceh Utara, khususnya dalam proses pemisahan inti dengan
cangkang menggunakan sistem claybath, penulis dapat menyimpulkan hal-hal
berikut:

1. Proses pemisahan inti kelapa sawit dengan cangkang menggunakan sistem


clay bath sangat penting untuk menentukan mutu inti sawit, sehingga harus
dilakukan dengan sebaik mungkin.
2. Persentase kehilangan (norma) inti sawit dalam sampel pada proses claybath
adalah sebesar 2,0%, dan norma untuk losses on TBS nya adalah 0,26% yang
merupakan tingkat kehilangan yang dapat diterima berdasarkan kapasitas
pengolahan biji kelapa sawit per hari.
3. Rata-rata losses on sampel yang terjadi pada periode 06 Mei hingga 11 Mei
2023 di dalam claybath adalah sebesar 2,08%, dan jumlah rata-rata losses on
TBS yaitu sebesar 0,27% jumlah ini melebihi batas standar yang telah
ditetapkan oleh pabrik yaitu sebesar 2,0% norma untuk losses on sampel dan
0,26% norma untuk losses on TBS.
4. Losses yang paling tinggi yaitu losses yang terjadi pada tanggal 10 Mei 2023
yaitu sebesar 2,30% Losses on sampel dan 0,30% losses on TBS. Jumlah ini
melebihi standar losses yang telah ditetapkan oleh pabrik.

6.2 Saran
Dalam kesempatan ini, saya ingin menyarankan kepada PTPN-I Cot Girek, Aceh
Utara, untuk memastikan bahwa setiap perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan dapat dikendalikan secara efisien dan optimal. Dengan pengendalian
yang baik dan teliti, diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih optimal, dan
risiko kehilangan inti kelapa sawit mulai dari keluaran screw press hingga inti
kelapa sawit siap dipasarkan dapat diminimalkan.

67
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Indonesia. 2003. SNI 01-2901-2006 Crude Palm Oil.
Jakarta.

Laboraturium PKS Cot Girek PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek,
Aceh Utara.

Syamsukbahri, 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian


Kelapa Sawit: Medan

Standar Nasional Indonesia. 1987. SNI 010002-1987 Kernel. Inti Kelapa Sawit:
Jakarta.

Pardamean, Maruli. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik


Kelapa Sawit. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka

Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press

Anshar, M. dan Sartika. 2017. Perencanaan Metode Perawatan Pencegahan


Kerusakan pada Mesin Ripple Mill Type KCM 6T. J. Politeknosains.
16(2):1-7.s

68
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

Losses Losses
Norma Norma
Berat Berat On Material On
Tanggal Losses On Losses On
Sampel Kernel Sampel Balance TBS
sampel (%) TBS
(%) (%)

06-05-
1000g 19g 1,90 2% 13% 0,25 0,26%
2023

07-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023

08-05-
1000g 18g 1,80 2% 13% 0,23 0,26%
2023

09-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023

10-05-
1000g 23g 2,30 2% 13% 0,30 0,26%
2023

11-05-
1000g 21g 2,10 2% 13% 0,27 0,26%
2023

Jumlah Rata-Rata 2,08 0,27

69
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Perhitungan pada tanggal 06 Mei 2023.

 Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 19 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 19 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 1,90%

 To TBS
Dik :
% Losses : 1,90%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 1,90% × 13%
To TBS : 0,25

70
2. Perhitungan pada tanggal 07 Mei 2023.

 Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 22 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 22 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,20%

 To TBS
Dik :
% Losses : 2,20%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,20% × 13%
To TBS : 0,29

71
3. Perhitungan pada tanggal 08 Mei 2023.

 Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 18 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 18 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 1,80%

 To TBS
Dik :
% Losses : 1,80%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 1,80% × 13%
To TBS : 0,23

72
4. Perhitungan pada tanggal 09 Mei 2023.

 Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 22 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 22 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,20%

 To TBS
Dik :
% Losses : 2,20%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,20% × 13%
To TBS : 0,29

73
5. Perhitungan pada tanggal 10 Mei 2023.

 Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 23 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 23 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,30%

 To TBS
Dik :
% Losses : 2,30%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,30% × 13%
To TBS : 0,30

74
6. Perhitungan pada tanggal 11 Mei 2023.

 Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 21 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 21 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,10%

 To TBS
Dik :
% Losses : 2,10%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,10% × 13%
To TBS : 0,27

75
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI DAN PERALATAN UTAMA
1. Timbangan

2. Sampel claybath

76
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Pengambilan Sampel Claybath

2. Menimbang Losses

77
3. Memisahkan antara biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti pecah

78

Anda mungkin juga menyukai