Oleh:
ACUT RAHMATUL HIDAYANA
NIM : 2021243010012
Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Kimia Industri
Jurusan : Teknik Kimia
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kurikulum Program Studi Sarjana
Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri Pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Lhokseumawe
Oleh:
Nama : Acut Rahmatul Hidayana
NIM : 2021243010012
Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Kimia Industri
Jurusan : Teknik Kimia
Mengetahui,
Prof. Dr. Teuku Rihayat, S.T., M.T. Ummi Habibah, S.Si., M.Si.
NIP. 19690710 199702 1 001 NIP. 19760826 200112 2 001
Menyetujui/Mengesahkan,
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN MAGANG INDUSTRI
DI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I
UNIT PKS COT GIREK, KECAMATAN COT GIREK
KABUPATEN ACEH UTARA - PROVINSI ACEH
(06 FEBRUARI – 06 JUNI 2023)
Disusun Oleh:
ACUT RAHMATUL HIDAYANA
NIM. 2021243010012
Mengetahui,
Menyetujui,
Manajer
Basri
NIK. 1001866
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Mengetahui,
Koordinator Magang Industri
Program Studi Sarjana Terapan Teknologi
Rekayasa Kimia Industri
iii
LEMBAR NILAI MAGANG INDUSTRI
Pimpinan Perusahaan di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I UNIT PKS
COT GIREK berlokasi di Cot Girek, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara dengan
ini menyatakan bahwa:
Nama : Acut Rahmatul Hidayana
NIM : 2021243010012
Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia
Industri
Jurusan : Teknik Kimia
Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Lhokseumawe
Telah melaksanakaan kegiatan Magang Industri di PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA I UNIT PKS COT GIREK Aceh Utara dengan hasil penilaian
sebagai berikut:
Nilai
No. Aspek Penilaian Keterangan
Angka Huruf
1. Keaktifan dan Inisiatif
3. Penguasaan Materi
4. Tugas Khusus
5. Sistimatika Laporan
6. Tanggung Jawab
Keterangan:
80,0 < A < 100,0 : Istimewa Bobot Nilai : A = 4,0
72,5 < AB < 80,00 : Sangat Baik AB = 3,5
65,0 < B < 72,5 : Baik B = 3,0
55,0 < BC < 65,00 : Cukup Baik BC = 2,5
45,0 < C < 55,00 : Cukup C = 2,0
35,0 < D < 45,00 : Kurang D = 1,0
E < 35 : Gagal E = 0,0
Demikianlah keterangan hasil penilaian kegiatan magang industri ini
dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Pembimbing Pabrik
Farra Fahira
NIK. 1005304
iv
LEMBARAN NILAI MAGANG INDUSTRI
Pembimbing Magang Industri menyatakan bahwa mahasiswa yang
disebutkan dibawah ini:
Nilai
No. Aspek Penilaian Keterangan
Angka Huruf
1. Keaktifan dan Inisiatif
2. Disiplin dan Kerapian
3. Penguasaan Materi
4. Tugas Khusus
5. Sistimatika Laporan
6. Tanggung Jawab
Keterangan:
80,0 < A < 100,0 : Istimewa Bobot Nilai : A = 4,0
72,5 < AB < 80,00 : Sangat Baik AB = 3,5
65,0 < B < 72,5 : Baik B = 3,0
55,0 < BC < 65,00 : Cukup Baik BC = 2,5
45,0 < C < 55,00 : Cukup C = 2,0
35,0 < D < 45,00 : Kurang D = 1,0
E < 35 : Gagal E = 0,0
Demikianlah keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Pembimbing Magang Industri
v
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Magang Industri
di Pabrik Kelapa Sawit Cot Girek PT. Perkebunan Nusantara I yang dilaksanakan
selama 4 (empat) bulan terhitung dari tanggal 06 Februari sampai 06 Juni 2023
serta dapat menyelesaikan Laporan Magang Industri tepat waktu sesuai jadwal
yang telah ditentukan dengan judul tugas khusus “Analisis Losses Inti di
Claybath pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit Pks Cot Girek”. Magang
industri ini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap Mahasiswa Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Program Studi Sarjana Terapan
Teknologi Rekayasa Kimia Industri. Magang Industri bertujuan sebagai berikut:
Tentunya kegiatan Magang Industri ini dapat terlaksana dengan baik dan
berjalan lancar berkat adanya bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
vi
1. Bapak Rizal Syahyadi, S.T., M.Eng.Sc selaku Direktur Politeknik Negeri
Lhokseumawe;
2. Bapak Dr. Ir. Saifuddin, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Lhokseumawe
3. Bapak Ir. Syafruddin, M.Si., selaku ketua Program Studi Sarjana
Teknologi Rekaysa Kimia Industri
4. Ibu Ummi Habibah, S.Si., M.Si., selaku koordinator Magang industri
Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri
5. Bapak Prof. Dr. Teuku Rihayat, S.T., M.T., selaku Pembimbing Magang
Industri di Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri
6. Bapak Basri, selaku Manager PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek, Aceh Utara
7. Bapak Zulfikar Ali, selaku Masinis Kepala di PT. Perkebunan Nusantara I
Unit PKS Cot Girek
8. Ibu Farra Fahira, selaku Pembimbing Magang Industri di PT. Perkebunan
Nusantara I Unit PKS Cot Girek, Aceh Utara
9. Bapak Ponimin, selaku Kepala Administrasi di PT. Perkebunan Nusantara
I Unit PKS Cot Girek, Aceh Utara
10. Seluruh staf dan Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek, Aceh Utara
11. Seluruh rekan-rekan yang mengikuti Magang Industri di PT. Perkebunan
Nusantara I Unit PKS Cot Girek, Aceh Utara
12. Teman-teman yang turut memberikan motivasi serta semangat selama
melakukan Magang Industri Dan penulisan laporan
vii
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3.1 Stasiun Perebusan (Sterilizer station) ................................................... 18
3.3.2 Stasiun Penebahan (Threshing station) ................................................. 22
3.3.3 Stasiun Pengempaan (Pressing Station) ................................................ 24
3.3.4 Stasiun Permuniaan (Clarification Station) .......................................... 26
3.3.5 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station) .................................... 29
3.4 Utilitas ......................................................................................................... 33
x
6.2 Saran ............................................................................................................ 67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kriteria Panen dan Syarat Mutu Tandan Buah Segar ...................................... 17
Tabel 3. 2 Parameter Mutu CPO ....................................................................................... 55
Tabel 3. 3 Parameter Mutu Kernel .................................................................................... 56
Tabel 5. 1 Data pengamatan Menghitung Losses sampel inti pada claybath di (PT.
Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek – Aceh Utara, 2023) ................................. 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PKS Cot Girek ............................................................... 8
Gambar 3. 1 Flow Chart Pengolahan Kelapa Sawit ............................................................ 9
Gambar 3. 2 Proses Timbang - Menimbang ..................................................................... 11
Gambar 3. 3 TBS di Loading Ramp ................................................................................. 16
Gambar3. 4 Kegiatan Sortasi TBS di Loading Ramp ....................................................... 16
Gambar 3.5 Loader Mendorong TBS Menuju Hopper ..................................................... 18
Gambar 3.6 Stasiun Perebusan.......................................................................................... 18
Gambar 3.7 Lori masuk ke Sterilizer ................................................................................ 19
Gambar 3.8 Lori dari Transfer Carriage menuju Sterilizer ............................................... 19
Gambar 3.9 Monitor proses Sterilizer dan Rangkaian Sterilizer ...................................... 21
Gambar 3.10 Hosting Crane ............................................................................................. 23
Gambar 3.11 Thresher ...................................................................................................... 23
Gambar 3.12 Fruit Elevator dan Empty Bunch Conveyor ................................................ 24
Gambar 3.13 Stasiun Pressing .......................................................................................... 24
Gambar3. 14 Flow Chart Water Treatment ...................................................................... 34
Gambar3. 15 Kolam PKS Cot Girek ................................................................................. 37
Gambar 3.16 Cation Tank ................................................................................................. 39
Gambar 3.17 Degasifier Tank ........................................................................................... 40
Gambar 3.18 Tangki Anion .............................................................................................. 41
Gambar 3.19 Feed Water Tank ......................................................................................... 41
Gambar 3.20 Monitor Boiler dan Cerobong Asap Boiler ................................................. 42
Gambar 3.21 Proses Analisa Mutu Buah .......................................................................... 53
Gambar 3.22 Buah Luar, Buah Tengah, Buah Dalam ...................................................... 54
Gambar 4. 1 Flowchart Pengolahan Kernel ...................................................................... 60
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang dihasilkan secara alami berdampak positif bagi perekonomian Indonesia dari
sisi pendapatan negara.
Indonesia merupakan negara dengan perkebunan kelapa sawit dan
merupakan penghasil minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia dengan
jumlah sekitar 24 juta ton (Wahyudi, 2012). Produksi CPO Indonesia tidak hanya
menjadi sumber penerimaan pemerintah, tetapi juga memasok 47% kebutuhan
minyak nabati dunia (Wiyono, 2013). Manfaat lain dari keberadaan perkebunan
kelapa sawit adalah terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat yang tinggal
di sekitar perkebunan, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perekonomian masyarakat yang hidup secara lestari.
Industri kelapa sawit merupakan industri yang sangat strategis. Luas
perkebunan kelapa sawit saat ini diperkirakan mencapai 11,6 juta hektar, dimana
lebih dari 41 persen merupakan usaha kecil. Buah kelapa sawit yang dikenal
dengan berbagai jenisnya memiliki pola panen yang kita kenal dengan istilah
kematangan. Tingkat kematangan buah menentukan kinerja minyak yang
dihasilkan. Standar mutu buah yang berbeda tentu saja menjadi acuan dalam
merencanakan industri pengolahan kelapa sawit. Jadi, industri penyulingan
minyak sawit merupakan salah satu industri yang strategis karena terkait dengan
sektor pertanian (Agro Based Industry) yang banyak berkembang di negara-
negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Situasi ini mempercepat berkembangnya industri penyulingan minyak
sawit baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Hal ini sesuai dengan luas
areal perkebunan kelapa sawit. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu dari 13
jenis minyak nabati di dunia, dan menurut World Oil (1995), semua produksi dan
konsumsi minyak nabati dunia pada abad ke-21 harus diteliti dan dikembangkan
untuk meningkatkan efisiensi setiap individu. subsistem. Agribisnis mengolah
Tandan Buah Segar (TBS). ) dalam minyak sawit (CPO), salah satu perusahaan
pertanian yang sangat menentukan daya saing pemasaran minyak sawit dan inti
sawit. Kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan pembangunan Perkebunan
Rakyat atau Perkebunan Inti Rakyat (PIR) agar didukung dan didukung oleh
perkebunan besar.
2
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan magang industri ini adalah sbagai berikut:
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang teknik kimia untuk
dapat mendefinisikan dan membandingkan pengetahuan teoritis yang
diperoleh di perguruan tinggi dengan proses yang terjadi di lapangan.
2. Latih keterampilan, sikap, dan pola pikir dalam lingkungan kerja yang
otentik.
3. Memperoleh perkembangan teknologi untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman.
4. Mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan sistem kerja di
perusahaan.
5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
berbagai lapisan masyarakat, khususnya di lingkungan industri.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam laporan magang industri ini
adalah mengetahui Losses Inti di Claybath pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit
PKS Cot Girek, Aceh Utara.
1.3 Manfaat Kegiatan Kerja
Adapun manfaat dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, untuk memperoleh pengetahuan yang berguna bagi
perwujudan kerja yang akan dihadapi setelah menyelesaikan studi di
Jurusan Teknik Kimia.
2. Bagi Politeknik Negeri Lhokseumawe, mempererat kerja sama antara
perusahaan dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe khususnya di Jurusan
Teknik Kimia.
3. Bagi perusahaan, sebagai kontribusi para pemimpin bisnis dalam rangka
pengembangan sektor pendidikan.
3
1.4 Batasan Masalah
Dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia untuk membuat laporan ini,
maka penulis perlu memberikan batasan permasalahan tersebut. Untuk
menghindari pembahasan yang tidak terarah. Oleh karena itu, Batasan masalah
praktik industri ini mencakup bagaimana cara menghitung dan mengetahui
Persentase Losses inti di claybath pada PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek, Aceh Utara.
4
BAB II
PROFIL UMUM
5
Terbatas PT ASN dikukuhkan dengan Akta Nomor 13 tanggal 8 April 2011,
berkedudukan di Aceh Barat. Selanjutnya penyerahan Sertifikat HGU dan izin
lokasi dari PTPN I (Persero) ke PT ASN, serta administratif karyawan telah
dilakukan sesuai Berita Acara PTPN I (Persero) Nomor 01.9/X/BA/ 15/2011 dan
Berita Acara PT ASN Nomor ASN/BARA/03/ IX/2011 tanggal 21 September
2011.
Sejak tanggal 02 Oktober 2014, PT Perkebunan Nusantara I (Persero)
berubah menjadi PT Perkebunan Nusantara I bersama PT Perkebunan Nusantara
II, IV sampai XIV atau lebih dikenal dengan Holding BUMN Perkebunan. Sejalan
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014
Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam
Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, dan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
468/KNK.06/2014 Tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perkebunan Nusantara III, sejak saat itu PTPN III menjadi induk dari
13 PTPN lainnya.
6
2.2.1 Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh serta mampu
memberikan kesejahteraan bagi stakeholders dan kontribusi yang optimal kepada
negara.
2.2.2 Misi Perusahaan
1. Mengelola 2 (dua) komoditi kelapa sawit dan karet secara efisien dan
ekonomis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG).
2. Menciptakan Value Creation untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan secara berkesinambungan.
3. Meningkatkan Pengelolaan budidaya kelapa sawit dan karet dengan
menggunakan teknologi maju.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan serta kepuasan pelanggan.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius.
7
2.4 Struktur Organisasi
Asisten Asisten
Pengolahan 1 Pengolahan 2
(Adiwan Iskandar) (Said Mukhsin)
BAB III
RANGKAIAN PROSES
8
Gambar 3. 1 Flow Chart Pengolahan Kelapa Sawit
9
tidak memiliki lingkaran serat pada cangkangnya, serta daging buah yang relatif
tipis dan biji yang besar dengan kandungan minyak yang rendah. Sawit dura
banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan. Di sisi lain,
pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis atau bahkan tidak ada, namun bunga
betinanya steril sehingga jarang menghasilkan buah yang menghasilkan minyak
ekonomis.
PT. Perkebunan Nusantara I menghasilkan Minyak Kelapa Sawit atau
Crude Palm Oil (CPO) dan inti kelapa sawit sebagai produk utama, sementara
cangkang, tandan kosong, dan serat merupakan produk sampingan yang masih
dapat dimanfaatkan.
10
3.2.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Tandan Buah Segar kelapa sawit yang dihasilkan oleh masyarakat atau
perkebunan sawit swasta lainnya diangkut ke pabrik menggunakan truk untuk
diolah. Penting untuk segera mengangkut tandan buah segar ke pabrik setelah
dipanen untuk mencegah kenaikan kadar free fatty acid (FFA) akibat
keterlambatan pengolahan. Agar kadar FFA dapat dikurangi, tandan buah segar
lama dicampur dengan tandan buah segar baru dengan proporsi lebih banyak pada
buah segar baru.
1. Timbangan
11
1. Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk.
2. Untuk mengetahui aliran keluarnya hasil produksi CPO dan kernel.
3. Untuk mendapatkan data-data untuk proses pengolahan.
4. Untuk mengetahui jumlah bahan / material yang masuk dan keluar.
5. Sebagai bahan pembanding dan juga sebagai alat kontrol.
12
Pada saat dimonitor menerangkan apakah data sudah benar periksa
secara visual, pastikan sopir sudah turun dari kendaraan dan tidak
ada lagi yang mengganggu pada saat penimbangan. Lalu tekan
enter pada keyboard Komputer timbang.
Masukkan data pada saat timbang pertama.
Tuliskan berat pertama pada kolom Surat Pengantar Buah (SPB)
dengan jelas dengan tujuan agar mempermudah Petugas Grading di
Sortasi dapat memperkirakan jumlah Tonase yang dimuat .
Lakukan penimbangan kedua setelah TBS dibongkar dengan
terlebih dahulu menunjukkan SPB yang telah diisi hasil grading
dari Sortasi.
Lakukan Pemanggilan Data yang sudah tersimpan sesuai dengan d
ata kendaraan yang benar.
Lakukan penginputan data sesuai hasil grading yang tercantum
pada SPB.
Mobil bisa pulang dengan keadaan kosong/dalam keadaan buah
tersisa
(buah yang dikembalikan karena tidak layak olah).
Pada saat penimbangan kedua, sopir harus turun dari atas
kendaraan sebagaimana penimbangan pertama.
Selisih berat TBS bersih (neto) di dapat dari berat TBS di dalam
truk (bruto) – Berat truk kosong/berat truk yang berisi TBS yang
dikembalikan(tara) adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
Semua angkutan diperlakukan sama.
Mencatat data penimbangan pada buku timbangan.
Memeriksa kembali buku catatan data timbangan TBS pada saat
akan tutup timbangan.
- Penimbangan Mobil Crude Palm Oil (CPO) & Mobil inti (kernel) kelapa
sawit
13
Lakukan penginputan terlebih dahulu Data Customer, Kwantity
penjualan sesuai dengan Delivery Order.
Mobil truk tangki CPO / Mobil truk inti (kernel) masuk dansopir
mobil truk mendaftar ke pos satpam.
Penimbangan mobil truk tangki CPO / mobil truk inti (kernel)
dilaksanakan dengan pengawasan petugas satpam ditimbangan
untuk memperlancar dan menghindari kecurangan pada saat mobil
ditimbang.
Truk yang melewati jembatan timbang berhenti 3 menit..
Keluar masuknya kendaraan harus perlahan-lahan.
Posisi mobil harus ditengah-tengah jembatan timbang, pastikan
pada saat penimbangan pertama sopir truck harus turun dan mobil dalam
keadaan mati.
Pada saat dimonitor menerangkan apakah data sudah benar periksa
secara visual, pastikan sopir sudah turun dari kendaraan dan tidak
ada lagi yang mengganggu pada saat penimbangan. Lalu tekan
enter pada keyboard Komputer timbang.
Masukkan data pada saat timbang pertama.
Ketikkan data yang dibutuhkan dengan benar sebagai berikut :
- No Polisi
- Nama Sopir
- Nomor Urut/antri
Mobil truk tangki CPO masuk ke area pengisian CPO / Mobil truck
inti (kernel) masuk ke area pemuatan sesuai dengan nomor antri
kedatangan mobil ke area perusahaan.
Pengisian CPO mobil truk tangki / Pemuatan inti (kernel) ke mobil
truck dilakukan dengan diawasi Petugas pemuatan sambil
menghitung jumlah minyak / inti (kernel) yang dimuat.
Setelah mobil truk tangki CPO / Mobil truk inti (kernel) terisi
kemudian ditimbang untuk mengetahui berapa muatan yang akan d
14
ibawa oleh mobil truk tersebut. Dan pastikan pada saat
penimbangan kedua, sopir truk harus turun dari kendaraan dan mobil
dalam keadaan mati sebagaimana penimbangan pertama.
Mencetak/print Slip penimbangan CPO / Slip penimbangan Kernel,
sebagai dasar bukti pembuatan Berita Acara Penyerahan Barang
(BAPB) kepada pihak Buyer (pembeli).
Semua angkutan diperlakukan sama.
Mobil truk tangki CPO / Mobil truck inti (kernel) dipersilahkan
meninggalkan area.
8. Masukkan nilai timbangan (tekan tombol enter) jika angka timbangan
telah normal.
9. Pastikan indicator display timbangan telah nol kembali sebelum
penimbangan berikutnya.
10. Jika terjadi kesalahan penimbangan atau ketidakwajaran laporkan ke KTU
atau manager pabrik, setiap nota pengeluaran dan penerimaan yang batal
harus dan diperiksa dan di paraf oleh KTU atau manager.
11. Teliti setiap hasil penimbangan dan khusus untuk kendaraan pengangkutan
TBS, CPO, dan inti (kernel) jika ada selisih tara lebih dari 50 kg laporkan
ke KTU atau manager pabrik dan telusuri apapenyebab selisih tara
tersebut.
12. Pastikan semua data TBS, CPO dan inti (kernel) telah diprint dan dicatat
sebelum timbangan distop.
13. Simpan dan filekan data sebelum meninggalkan ruang penimbangan.
14. Periksa dan pastikan semua peralatan yang berhubungan dengan
timbangan telah dalam keadaan mati sebelum meninggalkan ruangan.
15
dan bagian atas (tempat buah jatuh) harus dilapisi dengan besi plat selebar 2 meter
(dikarenakan jarak rata-rata buah jatuh dari truk Colt Diesel ke kompartemen
adalah sekitar 1,7 meter). Setiap pintu loading ramp (kompartemen) dapat
menampung sekitar 15 ton Tandan Buah Segar (TBS).
Pengoperasian:
a. Sortasi:
Setiap hari minimal satu truk dari kebun PKS Cot Girek PT Perkebunan
Nusantara I harus dipilih secara acak dan Tandan Buah Segar (TBS) yang dibeli
harus disortasi sepenuhnya. Persyaratan untuk sortasi dan kriteria kematangan
panen TBS harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
16
Adapun kriteria-kriteria panen dan syarat mutu Tandan Buah Segar dapat
dilihat pada tabel 3.1
Matang 5 – 30 Berondol 5%
17
kapasitas maksimum per sterilizer adalah 28 ton. Proses perebusan dilakukan
selama 90-110 menit.
18
Gambar 3.7 Lori masuk ke Sterilizer
19
pembuangan udara pada awal pemasukan steam dengan tetap
membuka kran kondesat selama 2 menit).
b) Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan kondesat
dibuka terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet (blow
up) dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0
kg/cm².
c) Kran kondesat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ledua.
Puncak II – 2 bar (12 menit)
Operasinya sama dengan puncak satu, tetapi tanpa pembuangan udara.
Puncak III – 2,8 bar (63 menit)
GRAFIK 3 PUNCAK
3.5 3 3 3 3 3 3 3 3
2.5 2.6
2.5
1.5 1.5
1.3
0.7
1.5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
WAKTU
T (MENIT)
a) Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 2,8 bar selama 12
menit
20
±4 menit
e) Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 bar , kran control steam
dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar benar sudah 0
bar
f) Membuka dan mengeluarkan lori ±10 menit
Gambar
Monitor3.9 Monitor
proses prosesdan
Sterilizer Sterilizer dan Rangkaian
Rangkaian Sterilizer
Sterilizer
Adapun proses perebusan bertujuan antara lain untuk:
a. Mematikan Aktifitas Enzim
Buah kelapa sawit mengandung enzim Lipase yang terus bekerja dalam buah
kelapa sawit sebelum enzim tersebut dimatikan. Enzim Lipase bertindak sebagai
katalisator dalam pembentukan free fatty acid (FFA), maka untuk menghentikan
aktivitas enzim tersebut dilakukan perebusan minimal 1900C.
b. Mempermudah Pelepasan Buah Dari Tandan
Zat-zat Polisakarida yang terdapat dalam buah kelapa sawit yang bersifat
sebagai perekat, apabila diberi uap panas maka akan terhidrolisa dan pecah
menjadi Monosakarida yang larut. Hidrolisa tersebut berlangsung pada buah
menjadi matang dan proses hidrolisa ini dipercepat dalam proses perebusan.
c. Memudahkan Pemisahan Minyak Dari Daging Buah
Daging buah yang telah direbus akan menjadi lunak dan akan mempermudah
pada proses pengepresan. Dengan demikian minyak yang ada dalam daging buah
dapat dipisahkan dengan mudah.
21
d. Menurunkan Kadar Air Dalam Buah
Perebusan buah dapat menyebabkan penurunan kadar air (moist) dalam buah
dan inti (kernel), yaitu dengan penguapan yang baik pada saat perebusan maupun
sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air (moist) buah menyebabkan
penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada daging buah
yang mempermudah proses pengepresan.
e. Memudahkan Penguraian Serabut Pada Nut
Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan
serabut dari biji dalam polishing drum yang menyebabkan pemecahan biji lebih
sulit dalam Ripple Mill.
f. Memisahkan Antara Inti dan Cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air pada biji hingga 15%
yang menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap sehingga inti akan lepas dari
cangkang.
3.3.2 Stasiun Penebahan (Threshing station)
Fungsi dari Stasiun Penebah (Threshing station)
a. Hopper yang berfungsi sebagai penampung buah hasil rebusan.
b. Automatic bunch feeder yang berfungsi sebagai pengatur proses
pemberian umpan thresher agar tidak masuk sekaligus ke dalam
drum berputar.
c. Drum berputar/drum bunch tresher (23- 25 rpm) berfungsi sebagai
tempat perontokan buah dari tandan.
d. Underthresher conveyor berfungsi untuk membawa brondolan
yang telah rontok ke bottom cross conveyor.
e. Bottom cross conveyor berfungsi untuk melanjutkan aliran
brondolan menuju elevator.
f. Fruit elevator yang berfungsi membawa buah masuk ke dalam
digester.
g. Empty bunch conveyor yang berfungsi membawa tandan kosong
yang keluar dari thresher untuk dibawa ke incenerator.
Pengoperasian Stasiun Penebah (Threshing station) yaitu :
22
Buah kelapa sawit diangkat menggunakan Hosting Crane yang mampu
mengangkut hingga 5 ton dan dikendalikan oleh operator. Kemudian buah
tersebut dituangkan ke dalam hopper. Dalam hopper, buah kelapa sawit akan jatuh
melalui Autofeeder yang otomatis ke dalam sebuah drum berputar berbentuk
silinder yang disebut Thresher. Setelah buah masuk ke dalam Thresher, mereka
akan diputar dan dibanting/dijatuhkan dengan tujuan untuk memisahkan
brondolan dari janjangan. Untuk mencapai hasil yang optimal, putaran Thresher
disetel pada kisaran 22-24 rpm. Semakin besar ukuran tandan kelapa sawit,
semakin tinggi kecepatan putaran Thresher yang diperlukan.
23
Dalam proses perontokan buah, brondolan akan terlepas dari tandan
karena adanya bantingan berulang dengan bantuan gigi hiu pada Thresher.
Brondolan akan jatuh melalui celah-celah drum ke bagian bawah drum yang
disebut Underthresher Conveyor dan kemudian akan melalui Bottom Cross
Conveyor. Di sisi lain, tandan kosong akan terlempar keluar dan jatuh ke Empty
Bunch Conveyor yang akan mengangkutnya ke kebun untuk digunakan sebagai
land application (penggunaan di lahan).
Brondolan yang berada di Bottom Cross Conveyor akan diangkut melalui
Fruit Elevator dan Top Cross Conveyor sebelum dilanjutkan ke Fruit Distribution
Conveyor. Conveyor ini bertujuan untuk membagi brondolan ke dalam setiap
Digester. Namun, saat proses perontokan buah, terkadang ditemui brondolan yang
tidak lepas dari tandan. Hal ini terjadi karena mutu Tandan Buah Segar (TBS)
yang masih mentah dan tidak matang saat proses perebusan.
24
25
h) Mengambil contoh ampas kempa dari ke-3 sisi corong keluaran hasil
press, setiap jam sebanyak 1 kg.
i) Setiap minggu dilakukan pembersihan bagian luar/dalam sekaligus
mengukur keausan pisau-pisau Digester, siku penahan, tumpat atau
tidaknya lobang bottom plate dan baut-baut yang kendur.
b) Crude Oil tank adalah untuk meningkatkan suhu dan dimanfaatkan juga
untukpengendapan Balance tank adalah untuk mengurangi gejolak cairan di
CST
dan air.
sludge
26
(Clarification Station) :
a. San trap
c. CST
27
- Ketebalan minyak pada saat pengutipan dan akhir olah > 50 cm
- Diisi air panas setelah pencucian (±75%) sebelum diisi minyak kasar
dari Crude oil tank
- Awal pengoperasian, pemanasan boleh menggunakan steam injeksi.
Selama pengutipan minyak, pemanasan hanya menggunakan steam
coil
- Pengambilan contoh sludge di pipa outlet sludge pada masing-masing CST
(pipa inlet sludge tank) setiap 2 jam, sebanyak 200 ml untuk dianalisa
kandungan minyaknya.
d. Sludge tank
e. Oil Tank
f. Brush Strainer
g. Sand cyclone
h. Sludge separator
28
- Dicuci setiap 4 jam
Dicuci jika Sludge separator sudah kotor (ada kelainan suara, getaran
dan beban ampere tinggi). Contoh sludge diambil di masing-masing outlet
sludge separator setiap 2 jam, sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan
minyaknya.
i. Vacuum drier
Untuk mengurangi kandungan air dalam minyak, digunakan Vacuum Drier.
Vacuum Drier bekerja pada suhu sekitar 90ºC - 95ºC dengan tekanan di bawah 0
bar (negatif). Karena titik didih air lebih rendah daripada titik didih minyak,
proses ini memungkinkan air untuk menguap terlebih dahulu. Air yang telah
menguap kemudian dikeluarkan melalui pipa, sementara minyak akan turun dan
dipompa melalui pipa menuju Storage Tank.
- Memeriksa tekanan telah mencapai ±760 mmHg.
- Contoh minyak diambil setelah Vacuum drier setiap 2 jam, sebanyak 200
ml untuk dianalisa kandungan ALB, air dan kotoran.
3.3.5 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)
Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk memisahkan inti (kernel) dari
cangkangnya. Pengolahan biji pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1) Pemisahan serabut dari biji
2) Pemeraman Biji
4) Pengeringan.
29
menjadi kering. Fungsi CBC adalah mengeringkan ampas kempa dan memecah
gumpalan-gumpalan yang terbentuk dalam ampas kempa untuk memudahkan
pemisahan antara biji dan serat. Setelah itu, CBC akan membawa ampas kempa
yang sudah kering dan terpecah gumpalnya ke Depericarper.
2. Depericarper
Depericarper adalah perangkat yang digunakan untuk memisahkan ampas
dari biji dan juga untuk memisahkan biji dari serat-serat yang masih menempel
pada biji. Alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu Separating Column (kolom
pemisahan) dan Polishing Drum (drum penyempurnaan).
Pada tahap pemisahan, ampas dan biji dari CBC masuk ke Separating
Column. Di dalam Separating Column, fraksi yang lebih ringan seperti serat, inti
biji yang pecah halus, cangkang biji yang halus, dan debu akan disedot oleh Fibre
Cyclone. Kemudian, fraksi ini akan melalui Air Lock dan ditampung dalam Shell
Bin. Bahan-bahan ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
boiler.
Sementara itu, fraksi yang lebih berat seperti biji utuh, biji yang pecah, inti
biji yang utuh, dan inti biji yang pecah akan turun ke bagian bawah dan masuk ke
Polishing Drum. Di dalam Polishing Drum, biji-biji ini akan mengalami proses
penyempurnaan untuk memisahkan serat-serat yang masih menempel pada biji.
Dengan demikian, Depericarper berperan penting dalam memisahkan
ampas dari biji dan menjalankan proses penyempurnaan untuk mendapatkan biji
yang lebih bersih dan terbebas dari serat-serat yang masih menempel.
Polishing Drum beroperasi dengan kecepatan putaran sebesar 26 rpm dan
memiliki plat-plat besi berbentuk cincin di dalamnya. Akibat dari putaran ini,
terjadi gesekan antara plat-plat besi dan biji yang berada di dalam drum. Gesekan
ini menyebabkan serat-serat yang menempel pada biji terkikis dan terlepas dari
biji itu sendiri. Selanjutnya, serat-serat yang terlepas akan jatuh melalui lubang-
lubang cincin yang ada di drum ke arah Nut Elevator (pengangkut nuten/inti). Nut
30
Elevator akan membawa serat-serat tersebut menuju Nut Silo, di mana serat-serat
akan dipecahkan menggunakan mesin Ripple Mill.
3. Nut Silo
Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji kelapa sawit. Tujuan
dari pemeraman ini adalah untuk mengurangi kadar air dalam biji agar lebih
mudah untuk dipisahkan dan memisahkan inti biji dari cangkangnya. Selain itu,
Nut Silo juga berperan dalam mengurangi pengaruh pectin yang berfungsi sebagai
zat perekat antara cangkang dan inti biji.
Nut Silo terdiri dari beberapa tingkatan suhu yang berbeda, di mana udara
panas digunakan. Suhu secara berturut-turut dari atas ke bawah adalah 70ºC,
60ºC, dan 50ºC. Pada proses pemeraman, biji kelapa sawit ditempatkan di dalam
Nut Silo dan dibiarkan selama beberapa waktu. Selama proses ini, biji secara
bertahap dikeluarkan dari Nut Silo dan diarahkan ke Ripple Mill, yaitu alat
pemecah biji. Biji akan keluar dari Nut Silo secara teratur dalam jumlah sedikit
demi sedikit menuju Ripple Mill untuk proses pemecahan lebih lanjut.
4. Ripple Mill
Biji dari Nut Silo akan masuk ke Ripple Mill untuk subproses pemecahan,
di mana inti biji akan dipisahkan dari cangkang. Biji ini dimasukkan melalui
bagian atas rotor Ripple Mill dan akan mengalami gaya sentrifugal yang kuat.
Akibat gaya ini, biji keluar dari rotor dan terbanting dengan keras, mengakibatkan
pecahnya inti biji dari cangkang. Kecepatan putaran Ripple Mill adalah 900 rpm.
Terdapat empat unit Ripple Mill yang digunakan dengan kapasitas setiap
unit sebesar 6 ton per jam. Setelah proses pemecahan, inti biji yang masih
tercampur dengan kotoran-kotoran akan dibawa ke Cracked Mixture Separating
Column melalui cracked mixture conveyor dan mixture elevator. Dalam campuran
ini, terkadang terdapat kotoran seperti pasir yang tertinggal selama proses
pengangkutan biji.
5. Cracked Mixture Separating Column
Pada tahap ini, akan dilakukan proses pemisahan di mana fraksi-fraksi
yang lebih ringan akan diserap oleh Separating Column Fan (LTDS I). Metode
yang digunakan dalam pemisahan ini adalah metode kering. Fraksi-fraksi ringan
31
yang dihisap terdiri dari cangkang halus dan serat-serat, dan kemudian dialirkan
melalui fibre conveyor ke Shell Bin. Di sisi lain, fraksi yang lebih berat akan
turun ke bawah dan masuk ke instalasi claybath untuk proses selanjutnya.
Inti biji dan sebagian cangkang akan dipisahkan kembali dalam dust
separating column air lock kedua. Inti biji yang terpisah dari proses ini akan
diangkut ke kernel silo melalui kernel conveyor, kernel elevator, dan kernel
distribution conveyor. Di sisi lain, cangkang yang terpisah melalui proses hisapan
dust conveyor air lock akan dibawa ke shell bin. Selanjutnya, cangkang ini akan
dicampur dengan serabut-serabut yang berasal dari fibre cyclone dan digunakan
sebagai bahan bakar untuk Boiler.
6. Clay Bath
Clay bath merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk
memisahkan inti biji dengan cangkang menggunakan metode basah dengan
memanfaatkan perbedaan berat jenis antara kedua bahan tersebut. Proses
pemisahan ini melibatkan penggunaan larutan koloid, seperti tanah rayap, yang
memiliki berat jenis di antara kedua bahan tersebut. Bagian yang memiliki berat
jenis lebih ringan, yaitu inti biji, akan mengapung di atas larutan, sedangkan
bagian yang memiliki berat jenis lebih berat, yaitu cangkang, akan tenggelam.
Dalam proses ini, larutan dan campuran inti-cangkang masuk ke dalam
saringan getar. Inti biji, yang merupakan fraksi yang lebih ringan, akan dipisahkan
dan dibawa ke kernel silo untuk disimpan pada suhu yang telah ditentukan.
7. Kernel Silo
Inti biji yang masih mengandung kadar air perlu dikeringkan hingga
mencapai kadar air sebesar 7%. Setelah melalui proses pemisahan, inti biji
tersebut akan didistribusikan melalui kernel distribution conveyor ke dalam empat
unit kernel silo untuk menjalani proses pengeringan.
Pada proses pengeringan, inti biji akan dihasilkan menggunakan udara
panas yang berasal dari Boiler. Udara panas ini dihasilkan melalui kontak dengan
uap air. Sama seperti nut silo, kernel silo juga dibagi menjadi tiga tingkatan suhu
udara panas yang berbeda. Secara berurutan dari atas ke bawah, tingkatan suhu
udara panas tersebut adalah 50º C, 60º C, dan 70º C. Hal ini bertujuan untuk
32
memastikan bahwa inti biji mengalami proses pengeringan yang efektif dan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
3.4 Utilitas
3. Laboratorium.
4. Pengolahan Limbah
3.5 Pengolahan Air (Water Treatment)
Air yang digunakan di pabrik kelapa sawit Cot Girek diperoleh dari Dam
V Bima yang berjarak lebih dari 1,5 km. Setelah itu, air dialirkan dari Dam V ke
pabrik gula Cot Girek, kemudian masuk ke waterbase/waduk PKS Cot Girek.
Sebelum digunakan baik di pabrik maupun di perumahan (untuk keperluan
domestik), air tersebut harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu agar
memenuhi standar yang ditetapkan.
33
Gambar3. 14 Flow Chart Water Treatment
● Pompa Air adalah untuk menghisap air dari sumber air (sungai,
dll) untuk dialirkan langsung ke bak penampung sementara (Water
basin) sebelum dijernihkan di Water Clarifier Tank
● Water basin adalah untuk mengendapkan kotoran/pasir sehingga
air yang akan dijernihkan di Water clarifier bisa lebih bersih dan
kualitas air tidak berfluktasi
● Soda berfungsi sebagai pengatur pH yakni berkisar antara 6-7
34
agak besar (bawah)
● Water tower tank (menara air) adalah sebagai tempat penimbunan
air yang masuk ke Demin plant stabil dan dalam kondisi yang
kontinu
● Demin plant adalah untuk menangkap kotoran terlarut dalam air
yang terdiridari resin kation dan anion.
● Resin merupakan pengeluaran, pemisahan dan pembuangan
mineral- mineral logam yang terikut didalam air dengan
mempergunakan pemisah yang spesifik yaitu bahan organic dan
anorganik.
Waktu tinggal di tangki Water clarifier 2-4 jam dan jarak antara
selang injeksi masuk dengan tangki water clarifier ±6 m.
35
manometer untuk menentukan apakah sudah saatnya dilakukan back
wash atau belum.
f. Water tower tank
36
Gambar3. 15 Kolam PKS Cot Girek
37
Air dari Reservoir Tank dipompa ke Sand Filter, tetapi masih mengandung
padatan tersuspensi. Oleh karena itu, dalam Sand Filter, air disaring melalui
lapisan pasir halus di permukaan, sementara air mengalir melalui bagian bawah
dan kemudian dipompa ke Water Tower. Pasir atau kerikil pada Sand Filter harus
diganti minimal setiap 4 tahun sekali, tetapi jika air yang masuk sangat kotor,
penggantian harus dilakukan lebih sering. Pada tower pertama, air yang telah
disaring digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengolahan air umpan
boiler, proses produksi, keperluan domestik, dan sanitasi pabrik. Sedangkan pada
tower kedua, airnya dialirkan ke kompleks perumahan karyawan. Untuk
membersihkan kotoran atau lumpur yang menempel pada permukaan pasir,
dilakukan Backwash setiap harinya.
Air yang telah bersih memiliki fungsi untuk melayani tiga bagian, yaitu
boiler, pengolahan, dan keperluan domestik. Sebelum air masuk ke boiler, air
tersebut menjalani proses pengolahan melalui kation, tangki udara (Degasifier
tank), anion, feed water tank, dearator, yang juga dikenal sebagai internal water
treatment.
38
Proses ini melibatkan pertukaran ion antara kation-kation seperti Ca, Mg,
dan ion lain dalam air dengan kation H yang terdapat dalam resin. Ketika resin
mencapai kejenuhan pada suatu titik, langkah regenerasi diperlukan untuk
mengaktifkannya kembali. Regenerasi dilakukan dengan memasukkan larutan
asam sulfat (H2SO4) kedalam tangki berdasarkan hasil analisis laboratorium.
Regenerasi perlu dilakukan jika kesadahan air yang keluar dari cation
exchanger melebihi 2 ppm dan pH berada dalam rentang 2,5 hingga 5,5. Proses
regenerasi melibatkan penggunaan asam sulfat (H2SO4) sebagai bahan kimia
untuk cation exchanger. Waktu yang diperlukan untuk regenerasi adalah sekitar 3-
4 jam. Langkah-langkah regenerasi terdiri dari backwash selama sekitar 30 menit,
penambahan asam H2SO4 ke resin kation dan caustic soda (NAOH) ke resin
anion melalui injeksi selama sekitar 60 menit. Setelah itu dilakukan slow rinse
(bilas lambat) selama sekitar 30 menit, dan kemudian dilanjutkan dengan fast
rinse (bilas cepat) selama sekitar 30 menit.
g. Degasifier Tank
Setelah melewati tangki penukar kation, air umpan boiler dialirkan ke
Degasifier Tank dengan tujuan menghilangkan gas CO2. Setelah proses
penghilangan gas CO2 selesai, air tersebut kemudian dialirkan ke tangki penukar
39
anion. Proses penghilangan CO2 bertujuan untuk memastikan aliran air dapat
mengalir dengan lancar menuju tangki anion.
Tangki Penukar Anion ini berisi resin caustic soda (NAOH). Fungsi
tangki penukar ion adalah :
- Menyerap asam-asam H2SO4, H2CO3, H2SiO2 yang terbentuk
pada tangkipenukar kation yang menyebabkan pH menjadi tinggi.
- Menghilangkan sebagian besar atau semua garam-garam mineral
sehinga air yang dihasilkan hampir tidak mengandung garam-
garam mineral. Kemampuan resin penukar ion dalam mengambil
ion pengotor dalam air baku memiliki keterbatasan, sehingga pada
suatu saat Resin Anion ini akan jenuh, maka untuk meregenerasi
kembali resin tersebut ke dalam tangki digunakan larutan NaOH.
Dalam keadaan dimana resin penukar anion tidak dapat mampu lagi
mengambil pengotor dalam air maka resin penukar anion dikatakan
jenuh, sehingga perlu dilakukan regenerasi guna pengaktifan
kembali gugus fungsional resin penukar ion yang berfungsi untuk
mengambil atau mengikat ion-ion pengotor yang berada dalam air
baku.
40
Gambar 3.18 Tangki Anion
j. Dearator
Dearator memiliki tujuan untuk menghilangkan gas-gas CO2 dan O2 yang
terlarut dalam air yang dapat menyebabkan korosi dan pembentukan kerak pada
pipa-pipa boiler. Proses penghilangan gas-gas terlarut tersebut dilakukan dengan
memanaskan air menggunakan steam yang diinjeksikan langsung ke dalam air
dengan arah aliran yang berlawanan. Suhu di dalam tangki dearator dijaga
41
konstan, yaitu sekitar 90-95ºC. Air yang keluar dari dearator memiliki suhu
sekitar 95ºC sebelum masuk ke boiler. Sebelum air tersebut masuk ke boiler,
bahan kimia juga diinjeksikan ke dalamnya untuk meningkatkan pH, mencegah
korosi, dan mencegah pembentukan kerak pada ketel boiler.
1. Boiler
Untuk memperoleh tenaga uap dan listrik yang digunakan dalam proses
pengolahan, air dari tangki dearator diolah dalam boiler menjadi uap. Sumber
bahan bakar yang digunakan adalah hasil dari pengolahan kelapa sawit seperti
serabut (fiber) dan cangkang.
42
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai boiler kita harus memahami
beberapa hal antara lain sebagai berikut:
1. Pressure (tekanan)
Tekanan adalah tekanan kerja yang dihasilkan oleh steam boiler.
2. Temperature (suhu)
Temperatur adalah panas yang dihasilkan oleh steam boiler
Temperature steam boiler ada 2 macam:
a. Superheater Steam, temperatur yang dihasilkan adalah sesuai
design yang direncanakan pada boiler.
b. Saturated Steam (uap basah), temperature yang dihasilkan segaris
dengan tekanan.
3. Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan maksimum boiler untuk menghasilkan uap
dalam setiap Ton/jam.
O=
Keterangan :
Q = Kapasitas (Kg/hr)
4. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu ukuran berapa banyak steam yang dihasilkan dalam
setiap ton bahan bakar yang terbakar didalam ruang dapur.
43
π=
Keterangan :
Q = Kapasitas (Kg/hr)
1. Feed water pump (pumpa air umpan) Pompa ini berfungsi untuk mensuplai
atau mengalirkan air umpan boiler dari dearator ke dalam upper drum.
2. Ruang bakar Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan
bakar (cangkang dan serabut), untuk memanaskan dan menguapkan air
yang mengalir didalam pipa-pipa.
3. Boiler Drum Boiler
drum ada dua yaitu atas (upper drum) dan drum bawah (lower drum).
44
Header berfungsi sebagai tempat menampung air umpan dan
mendistribusikan air tersebut ke pipa-pipa pendidih untuk dipanaskan
menjadi uap. Header merupakan bejana baja berbentuk silinder yang
dipasang disekeliling dapurpembakaran pada bagian bottom atau dasar
sisi-sisi dinding boiler.
5. Pipa pemanas
Pipa pemanas ini berfungsi untuk mengubah air menjadi uap dengan
bantuan pemanasan secara konveksi dari udara panas hasil pembakaran di
ruang bakar.
6. Generating pipe
Fungsi dari pipa ini adalah untuk mengalirkan air umpan boiler dari upper
drum ke lower drum, dari upper drum header atau lower drum ke header.
Fungsi dari pipa ini adalah untuk mengalirkan air umpan boiler dari upper
drum ke lower drum, dari upper drum header atau lower drum he header.
Ada tiga jenis fan yang digunakan yang masing-masing dilengkapi dengan
damper yang dikontrol secara manual atau otomatis. damper ini untuk
mengatur jumlah udara yang mengalir ke ruang bakar.
45
Berfungsi untuk membantu isapan memasukkan udara pembakaranke
dalam ruang bakar dan sekaligus mengatur agar pembakaran berjalan
sempurna.
9. Superheater
46
b. Water level alarm, berfungsi sebagai tanda jika level air pada
upper drum terlalu rendah atau terlalu tinggi.
c. Barometer, berfungsi sebagai penunjuk tekanan uap dan air.
d. Gelas penduga, berfungsi sebagai penunjuk level air pada upper
drum.
e. Modulating valve, berfungsi sebagai katub pengatur air umpan
untukmencegah terjadinya low water level pada upper drum.
f. Steam Check Valve, berfungsi untuk mencegah adanya back
preasurepada pipa uap.
g. Thermometer untuk menunjukkan suhu pada boiler.
14. Ash hopper, merupakan unit penampung abu yang terikut dalam udara
panas hasil pembakaran. Didalam ash hopper terdapat multicyclone yang
berfungsimenangkap abu sehingga jatuh kebawah dan tidak terikut dalam
udara.
15. Shoot Blower, untuk membersihkan kerak yang menempel pada pipa-
pipa.
16. Blow Down Valve, berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam upper
drum untuk menjaga level air dan menjaga kandungan solid (TDS=Total
DisolvedSolid) dalam air.
Sebelum Proses:
47
5. Pengecekan bahan bakar (shell hopper) dan stock feedwater di
softenerwater tank.
6. Pengecekan stock dan dosis chemical.
7. Pengecekan conveyor, fan, pompa, dan panel.
8. Dilakukan slow firing selama + 1 jam.
9. Membuka valve drain pada semua pipa header dan steam trap.
10. Start boiler dengan menghidupkan ART, IDF, SAF, PAF, CAF, dan AFF.
11. Test safety valve secara manual.
12. Pengecekan dan test gauge glass.
13. Ketika tekanan steam 15 bar, main stop valve dibuka sedikit demi sedikit
untuk menghindari adanya water hammer pada pipa steam yang masih
dingin.
Sedang proses:
Setelah proses:
1. Tutup main stop valve dan buka penuh valve drain superheater header.
2. Stop feeding bahan bakar dan bersihkan furnace dari sisa-sisa bahan
bakardan kerak.
3. Mematikan fan-fan.
4. Dipastikan level air dalam gauge glass pada level ¾ gauge glass.
5. Mematikan semua alat pendukung.
48
6. Mematikan power supply ke panel.
7. Membersihkan areal kerja.
8. Pengisian dan paraf logsheet.
9. Merapikan perlengkapan kerja.
2. Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi potensial uap menjadi energi
kinetik. Energi kinetik tersebut kemudian digunakan untuk menggerakkan
alternator yang mengubahnya menjadi energi listrik.
49
9. Lakukan serah terima antara shift, dan pastikan ruang mesin dalam
keadaan bersih.
3. Mesin Diesel (Genset)
Genset digunakan untuk mengubah energi kimia dari bahan bakar diesel
menjadi energi listrik dengan bantuan alternator. Pabrik kelapa sawit Cot Girek
memiliki dua unit mesin diesel dengan kapasitas masing-masing 250 KVA dan
285 KVA. Genset ini akan dioperasikan hanya jika terjadi pemadaman arus dari
PT PLN (Persero). Selain itu, genset tidak digunakan saat pabrik sedang dalam
proses pengolahan, kecuali pada awal dan akhir proses pengolahan selama durasi
1 jam pada masing-masing tahap.
50
4. Back Pressure Vessel (BPV)
51
kualitasnya. Proses pengolahan air meliputi penyaringan, pengendapan,
dan penghilangan kotoran-kotoran untuk memastikan air yang digunakan
dalam proses produksi bersih dan sesuai standar yang ditetapkan.
3.7 Laboratorium
Pada laboratorium PT Perkebunan Nusantara I Unit Pabrik Kelapa Sawit Cot
Girek ini yang diperiksa adalah sebagai berikut:
a. Mutu air
b. Mutu buah
c. Kerugian (Losses) dalam proses pengolahan.
d. Mutu produksi
52
6. Sulfida: Analisis sulfida digunakan untuk mengukur kandungan sulfida
dalam air. Sulfida dapat mempengaruhi kualitas air dan proses pengolahan.
7. Total Hardness (Kesadahan Total): Pengukuran total hardness digunakan
untuk menentukan jumlah ion kalsium dan magnesium dalam air. Hal ini
dapat memberikan informasi tentang kecenderungan air membentuk
endapan atau kerak.
8. Kekeruhan (Turbidity): Analisis kekeruhan digunakan untuk mengukur
tingkat kekeruhan air, yang merupakan indikator kualitas air. Air yang
keruh dapat mengindikasikan adanya zat-zat tak terlarut yang dapat
mempengaruhi pengolahan dan kualitas produk.
Buah luar ditandai dengan warna merah kecoklatan dan memiliki potensi
rendemen antara 40-60%. Buah tengah memiliki warna merah dan memiliki
potensi rendemen antara 30-40%. Sedangkan buah dalam memiliki warna kuning
kemerahan dan memiliki potensi rendemen antara 20-30%.
TBS Di ekstrak
menggunakan
Dipisahkan Diiris heksan
antara buah luar, Timbang diopen Timbang kemudian 53
halus
buah tengah, diope ditimbang
Gambar 3.21 Proses Analisa Mutu Buah
buahdalam kembali
Gambar 3.22 Buah Luar, Buah Tengah, Buah Dalam
c. Kerugian (Losses) dalam proses pengolahan
Untuk melihat tingkat kerugian (losses) dalam proses pengolahan kelapa sawit,
terutama dalam produksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti kelapa sawit (IKS),
dilakukan analisis dengan mengambil sampel dari beberapa komponen. Berikut
adalah beberapa komponen yang dianalisis untuk melihat tingkat losses:
54
1. Fibre Cyclone: Sampel diambil untuk melihat jumlah minyak yang
masih terdapat dalam fibre cyclone.
2. LTDS I: Sampel diambil untuk mengukur jumlah minyak yang
tertinggal dalam LTDS I.
3. LTDS 2: Sampel diambil untuk melihat apakah terdapat kehilangan
minyak dalam LTDS 2.
4. ClayBath: Sampel diambil untuk mengukur jumlah minyak yang
masih tertinggal dalam clay bat.
55
Tabel 3. 3 Parameter Mutu Kernel
Dalam pengolahan limbah cair, kadar minyak pada outlet Deoling pond
(tempat pengumpulan minyak yang belum terkumpul di Fat-pit) harus kurang dari
0,5% dari contoh yang diuji. pH limbah cair harus lebih dari 6, dan ketebalan
scum (lapisan minyak padat) di Anaerobic pond (tempat penguraian butiran
minyak yang tersisa) harus kurang dari 10 cm. Jika scum lebih tebal dari 10 cm,
perlu diperiksa adanya gelembung dan bau. Gelembung dan bau menunjukkan
adanya penguraian butiran minyak menjadi asam yang mudah menguap oleh
mikroorganisme.
Urutan proses pengolahan limbah cair yang ideal untuk pabrik kelapa sawit adalah
sebagai berikut:
56
2. Pengasaman dan Pendinginan: Menurunkan pH dan mendinginkan
limbah cair.
3. Penetralan: Menyeimbangkan keasaman limbah cair.
4. Penguraian anaerobik: Menguraikan bahan organik menggunakan
mikroorganisme tanpa keberadaan oksigen.
5. Penguraian aerobik: Menguraikan bahan organik menggunakan
mikroorganisme dengan keberadaan oksigen.
6. Pengendapan: Memisahkan endapan padat dari limbah cair.
7. Stabilisasi: Mengolah limbah cair untuk mengurangi keberadaan
bahan organik yang mudah terurai.
8. Sirkulasi lumpur aktif: Mencampur limbah cair dengan lumpur
aktif untuk meningkatkan efisiensi penguraian bahan organik.
Dengan melalui urutan proses tersebut, limbah cair dapat diolah dengan lebih baik
dalam pabrik kelapa sawit.
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Judul Tugas Khusus
Dalam Melaksanakan tugas Magang Industri, penulis mengambil judul
tugas khusus “Analisa Kadar Kehilangan (Losses) Kernel Pada Claybath”.
57
4.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus
Penelitian dilakukan pada tanggal 06 Mei 2023 – 11 Mei 2023. Tepat
pelaksanaan tugas khusus di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek –
Aceh Utara.
1. Metode observasi
Metode analisa sample losses di lab dengan cara mencari inti utuh, inti pecah, biji
utuh dan biji pecah di dalam 1 kg sampel dengan mencari secara manual
menggunakan tangan.
Metode analisa data dengan cara membandingkan hasil losses yang di peroleh
dengan norma yang ada.
58
1. Inti di claybath
4.5.2 Prosedur Kerja
a. Timbang sampel claybath sesuai kapasitas 1000 gram. Dimana di dalam
sampel claybath tersebut masih terdapat sisa-sisa inti.
b. Kemudian inti yang ada dalam sampel claybath tersebut dipilih dan
dipisahkan antara inti utuh, inti lekat, inti pecah, nutten dan cangkang,
kemudian inti yang sudah dipilih ditimbang dan akan diketahui berapa
banyak masih sisa atau kehilangan inti yang terdapat dalam claybath
tersebut.
4.6 Landasan Teori
4.6.1 Flowchart Pengolahan Kernel
Kotoran inti sawit mencakup cangkang yang berasal dari biji kelapa sawit
utuh, biji yang pecah, dan cangkang itu sendiri. Jumlah kotoran diukur dan
digunakan untuk mencari persentase yang tepat.
Buah kelapa sawit terdiri dari bagian buah dan biji. Daging kelapa sawit
diolah menjadi minyak kelapa mentah atau CPO (Crude Palm Oil), sementara
bijinya diolah menjadi minyak inti mentah atau PKO (Palm Kernel Oil).
Biji kelapa sawit (kernel) memiliki tiga bagian: kulit biji (spermodermis)
yang disebut cangkang (shell), tali pusat (funicullonus), dan inti biji (nucleus
seminis). Di dalam inti biji terdapat lembaga atau embrio yang merupakan calon
tanaman baru.
Palm kernel atau inti sawit diperoleh dari pemisahan daging buah selama
proses pengolahan di pabrik kelapa sawit. Inti sawit ini terdiri dari endosperma
(cangkang pelindung inti) dan embrio (inti) yang mengandung minyak inti
berkualitas tinggi.
59
Gambar 4. 1 Flowchart Pengolahan Kernel
Ampas kempa yang terdiri dari serat dan biji yang masih mengumpal
dimasukkan ke dalam CBC. Kemudian ampas tersebut dibawa oleh CBC menuju
Depericarper. Di depericarper terjadi pemisahan antar fraksi berat dan fraksi
ringan, fraksi berat seperti biji kelapa sawit utuh, biji pecah, inti utuh, dan inti
pecah turun kebawah dan masuk ke polishing drum. Lalu, fraksi ringan seperti
serat, inti pecah yang halus, cangkang yang halus dan debu disedot menggunakan
fiber cyclone dan kemudian masuk melalui air lock untuk ditampung di dalam
shell bin sebagai bahan bakar untuk boiler.
Kemudian dari polishing drum biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti
pecahnya akan jatuh melalui lubang cincin ke Nut Elevator sebagai pengantar nut
yang akan disimpan dalam Nut silo, didalam nut silo dilakukan pemeraman
terhadap biji agar biji mudah dipecah dan inti dapat dengan mudah terlepas dari
cangkangnya. Biji yang telah diperam keluar melalui Nut Shacking Grate dan
60
dibawa menuju Ripple Mill. Didalam Ripple Mill biji-biji tersebut akan
dipecahkan agar inti biji terpisah dari cangkangnya.
Setelah biji dipecahkan, inti biji yang masih tercampur dengan kotoran
dibawa ke Cracked Mixture Separating Column. Pada tahap ini fraksi yang lebih
ringan seperti cangkang dan serabut akan diserap oleh Separating Column Fan
(LTDS I) dan masuk ke shell Bin melalui fibre conveyor. Untuk fraksi yang lebih
berat akan turun kebawah dan masuk ke screened particle drum setelah melewati
proses penyortiran di vibrating grade, kemudian biji akan dikembalikan ke ripple
mill untuk dipecahkan kembali. Inti biji dan sebagian cangkang dipisahkan pada
dust separating column air lock kedua. Inti biji yang terpisah dalam proses ini
kemudian dibawa ke kernel silo. Cangkang yang terpisah dibawa lagi ke shell Bin
sebagai bahan bakar untuk boiler.
Kemudian inti biji, inti pecah dan biji pecah dan cangkang akan dibawa
menuju claybath. Di claybath terjadi pemisahan inti biji dengan cangkang
menggunakan tanah liat sebagai media pemisahnya. Proses pemisahan ini
dilakukan dengan cara memanfaatkan perbedaan berat jenis. Inti yang berat
jenisnya lebih ringan akan mengapung, sementara bagian yang lebih berat
(cangkang) akan tenggelam. Kemudian dialirkan melalui saringan getar terpisah,
biji akan dibawa ke kernel silo untuk disimpan pada suhu yang telah ditentukan.
61
3) Pemisahan inti cangkangnya
4) Claybath
62
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari data pengamatan pada losses (kehilangan) inti
kelapa sawit, pada pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot
Girek – Aceh Utara. Dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5. 1 Data pengamatan Menghitung Losses sampel inti pada claybath di (PT.
Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek – Aceh Utara, 2023)
Losses Losses
Norma Norma
Berat Berat On Material On
Tanggal Losses On Losses On
Sampel Kernel Sampel Balance TBS
Sampel (%) TBS
(%) (%)
06-05-
1000g 19g 1,90 2% 13% 0,25 0,26%
2023
07-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023
08-05-
1000g 18g 1,80 2% 13% 0,23 0,26%
2023
09-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023
10-05-
1000g 23g 2,30 2% 13% 0,30 0,26%
2023
11-05-
1000g 21g 2,10 2% 13% 0,27 0,26%
2023
5.2 Pembahasan
Losses, atau kehilangan, merujuk pada kandungan yang masih tersisa
dalam Claybath setelah proses produksi. Pada setiap pabrik, kehilangan selalu
63
terjadi dan tidak dapat dihindari. Namun, penting untuk memikirkan cara untuk
meminimalkan kehilangan tersebut. Analisis yang teliti diperlukan untuk
mengetahui dan mengantisipasi agar kehilangan tidak melebihi batas yang wajar.
Dipabrik Kelapa Sawit Cot Girek, telah ditetapkan batasan norma losses on
sampel yaitu 2% dan untuk norma losses on TBS yaitu 0,26%, yang masih
dianggap sebagai kategori standar atau normal.
Claybath adalah sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan inti biji
dengan cangkang dalam kondisi basah. Prinsip kerjanya melibatkan pemanfaatan
perbedaan berat jenis antara bahan yang dipisahkan dan larutan koloid (tanah liat
atau koalin) yang memiliki berat jenis yang berbeda. Bagian yang lebih ringan
akan mengapung, sementara bagian yang lebih berat akan tenggelam. Dalam
kasus ini, kernel memiliki berat jenis sebesar 1,07 sedangkan cangkang memiliki
berat jenis sebesar 1,19. Kernel dan cangkang dimasukkan ke dalam cairan tanah
rayap dengan berat jenis 1,13-1,14 yang bebas dari pasir. Akibatnya, kernel akan
terapung sementara cangkang akan tenggelam.
Fraksi yang lebih ringan, yaitu kernel, akan dibawa ke kernel silo untuk
mengalami proses pengeringan dengan menggunakan suhu yang bervariasi, antara
70℃, 60℃, dan 50℃, selama waktu 14-15 jam. Pengambilan sampel dilakukan
untuk mengontrol kehilangan kernel pada claybath dengan tujuan untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas alat tersebut. Dengan mengetahui
persentase kehilangan kernel, dapat diketahui seberapa baik kinerja alat tersebut.
Hal ini penting agar hasil pengolahan menggunakan claybath dapat optimal,
dengan kehilangan kernel yang rendah dan kadar kotoran dalam produksi yang
juga rendah. Oleh karena itu, perhatian perlu diberikan pada berat jenis atau
konsentrasi larutan tanah liat serta tekanan pompa.
Norma losses pada pabrik kelapa sawit mensyaratkan bahwa norma inti
sawit on sample pada sistem claybath tidak boleh melebihi 2% dan norma losses
on TBS tidak boleh melebihi 0,26% dari kapasitas pengolahan biji kelapa sawit
per harinya. Namun, hasil analisis yang dilakukan pada tanggal 06 Mei hingga 11
Mei 2023 menunjukkan losses inti kelapa sawit on sampel sebesar 1,90%, 2,20%,
1,80%, 2,20%, 2,30%, dan 2,10%. Dan Losses on TBS yaitu sebesar 0,25, 0,29,
64
0,23, 0,29, 0,30, dan 0,27 Terdapat fluktuasi kehilangan setiap harinya, dan losses
paling tinggi terjadi pada tanggal 10 Mei 2023. Dari analisa diatas juga diperoleh
jumlah rata-rata losses on sampel nya yaitu 2,08% dan dan jumlah rata-rata losses
on TBS yaitu 0,27%. Hal ini dapat disebabkan oleh kinerja alat yang kurang
efisien atau keausan pada alat, serta kemungkinan adanya tandan buah segar
(TBS) yang diolah dengan varietas yang kurang baik. Dengan demikian, terlihat
bahwa losses yang diperoleh melebihi standar yang ditetapkan.
Losses inti di claybath, juga dikenal sebagai "claybath core losses" dalam
bahasa Inggris, merujuk pada hilangnya inti (core loss) pada transformator daya
yang dicairkan dalam claybath (bantalan tanah liat) selama proses produksi.
Beberapa penyebab umum losses inti di claybath adalah:
1. Penggunaan bahan inti yang tidak sesuai: Kualitas bahan inti yang
digunakan dalam transformator dapat berpengaruh pada losses inti di
claybath. Jika bahan inti memiliki ketidakmurnian atau sifat magnetik
yang buruk, maka losses inti dapat meningkat.
2. Kekuatan medan magnet yang berlebihan: Jika medan magnet yang
dihasilkan dalam claybath terlalu kuat, ini dapat menyebabkan losses inti
yang lebih tinggi. Peningkatan losses inti dapat terjadi jika medan magnet
melebihi batas daya tahan bahan inti.
3. Kualitas pengolahan claybath yang buruk: Proses pengolahan claybath
yang tidak tepat, seperti suhu yang tidak terkendali, ketebalan claybath
yang tidak merata, atau adanya kontaminan dalam claybath, dapat
menyebabkan losses inti yang lebih tinggi.
4. Desain inti yang tidak optimal: Jika desain inti transformator tidak
mempertimbangkan dengan baik faktor-faktor seperti arus magnetisasi,
fluks magnetik, atau distribusi medan magnet, ini dapat menyebabkan
losses inti yang lebih tinggi saat proses claybath.
5. Pengendalian suhu yang tidak baik: Pengendalian suhu yang buruk
selama proses claybath dapat menyebabkan losses inti yang lebih tinggi.
65
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi sifat
magnetik bahan inti dan menyebabkan losses inti yang tidak diinginkan.
Untuk mengurangi losses inti di claybath, perlu diperhatikan pemilihan bahan inti
yang berkualitas baik, perancangan inti yang optimal, pengendalian suhu yang
baik, dan pengawasan yang ketat selama proses pengolahan claybath. Selain itu,
penggunaan teknologi yang lebih canggih dan pemantauan yang terus-menerus
dapat membantu dalam mengurangi losses inti dan meningkatkan efisiensi
transformator daya.
66
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS
Cot Girek – Aceh Utara, khususnya dalam proses pemisahan inti dengan
cangkang menggunakan sistem claybath, penulis dapat menyimpulkan hal-hal
berikut:
6.2 Saran
Dalam kesempatan ini, saya ingin menyarankan kepada PTPN-I Cot Girek, Aceh
Utara, untuk memastikan bahwa setiap perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan dapat dikendalikan secara efisien dan optimal. Dengan pengendalian
yang baik dan teliti, diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih optimal, dan
risiko kehilangan inti kelapa sawit mulai dari keluaran screw press hingga inti
kelapa sawit siap dipasarkan dapat diminimalkan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Indonesia. 2003. SNI 01-2901-2006 Crude Palm Oil.
Jakarta.
Laboraturium PKS Cot Girek PT. Perkebunan Nusantara I Unit PKS Cot Girek,
Aceh Utara.
Standar Nasional Indonesia. 1987. SNI 010002-1987 Kernel. Inti Kelapa Sawit:
Jakarta.
68
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Losses Losses
Norma Norma
Berat Berat On Material On
Tanggal Losses On Losses On
Sampel Kernel Sampel Balance TBS
sampel (%) TBS
(%) (%)
06-05-
1000g 19g 1,90 2% 13% 0,25 0,26%
2023
07-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023
08-05-
1000g 18g 1,80 2% 13% 0,23 0,26%
2023
09-05-
1000g 22g 2,20 2% 13% 0,29 0,26%
2023
10-05-
1000g 23g 2,30 2% 13% 0,30 0,26%
2023
11-05-
1000g 21g 2,10 2% 13% 0,27 0,26%
2023
69
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 19 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 19 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 1,90%
To TBS
Dik :
% Losses : 1,90%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 1,90% × 13%
To TBS : 0,25
70
2. Perhitungan pada tanggal 07 Mei 2023.
Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 22 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 22 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,20%
To TBS
Dik :
% Losses : 2,20%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,20% × 13%
To TBS : 0,29
71
3. Perhitungan pada tanggal 08 Mei 2023.
Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 18 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 18 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 1,80%
To TBS
Dik :
% Losses : 1,80%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 1,80% × 13%
To TBS : 0,23
72
4. Perhitungan pada tanggal 09 Mei 2023.
Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 22 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 22 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,20%
To TBS
Dik :
% Losses : 2,20%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,20% × 13%
To TBS : 0,29
73
5. Perhitungan pada tanggal 10 Mei 2023.
Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 23 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 23 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,30%
To TBS
Dik :
% Losses : 2,30%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,30% × 13%
To TBS : 0,30
74
6. Perhitungan pada tanggal 11 Mei 2023.
Losses
Dik :
Berat sampel : 1000 g
Berat kernel : 21 g
Dit : % Losses?
Penyelesaian :
% Losses : Berat kernel ÷ Berat sampel × 100%
% Losses : 21 g ÷ 1000 × 100%
% Losses : 2,10%
To TBS
Dik :
% Losses : 2,10%
Komposisi To TBS : 13%
Dit : To TBS?
Penyelesaian :
To TBS : %Losses × 13%
To TBS : 2,10% × 13%
To TBS : 0,27
75
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI DAN PERALATAN UTAMA
1. Timbangan
2. Sampel claybath
76
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Pengambilan Sampel Claybath
2. Menimbang Losses
77
3. Memisahkan antara biji utuh, biji pecah, inti utuh dan inti pecah
78