Anda di halaman 1dari 36

i

TEKNIK GURU MENANGANI ANAK HIPERAKTIF


(STUDI KASUS DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 2
JONGGRANGAN KLATEN)
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Guna Memperoleh Derajat Sarjana Kependidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan oleh :

Yuliati
2015100068

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
2022
2

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Alamat: Jl. Ki Hajar Dewantara, Klaten 57438, Po Box. 168
Telp. (0272) 326000, 3265000, 322363, 328842, Fax. (0272) 323288

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : YULIATI
NIM : 2015100068
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Judul : Teknik Guru Menangani Anak Hiperaktif
(Studi Kasus di Kelas III SDN 2 Jonggrangan Klaten
Tahun Pelajaran 2021/2022)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan
untuk memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.

Klaten, 9 Maret 2022


Yang menyatakan,

Yuliati
2015100068

iii
3
4
5

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini,


Bapak dan Ibu tercinta,
Kakak dan Adiku tersayang
Suami dan anak – anakku tercinta
Teman – teman seperjuangan
Almamater yang tercinta.

vi
6

MOTTO

... Dan ingatlah Tuhan di hatimu dengan rendah hati dan takut dan bukan dengan suara
keras di waktu pagi dan petang.Dan janganlah engkau termasuk orang – orang yang
lalai
( QS AL – A’raf : 205 )

Pengetahuan yang baik adalah yang memberikan manfaat, bukan hanya diingat.
----Imam Syafi’i----

Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan.
Tidak ada kemudahan tanpa doa.
--- Ridwan Kamil ---

The object of education is to prepare the young to educate themselves throught their
lives.
----Robert Maynard Hutchins----

Whatever you are, be a good one and live as if you were to die tomorrow, learn as if you
were to live forever.

vii
7

TEKNIK GURU MENANGANI ANAK HIPERAKTIF


(Studi Kasus di Kelas III SDN 2 Jonggrangan Klaten
Tahun Pelajaran 2021/2022)

YULIATI
NIM. 2015100068
Mauzalincah@gmail.com

ABSTRAK

Siswa hiperaktif lebih cenderung terlihat lebih aktif di dalam kelas jika
dibandingkan dengan siswa lainnya, selalu mengganggu teman yang lain,tidak
mau untuk saling bekerja sama. Oleh karena itu guru harus mempunyai teknik
pengajaran yang tepat dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan
pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku anak hiperaktif ketika
berada di dalam serta diluar kelas, kemudian teknik apa yang digunakan guru
dalam menangani anak hiperaktif di kelas III SD Negeri 2 Jonggrangan Klaten,
serta kendala apa saja yang dialami guru serta solusi yang digunakan dalam
menangani anak hiperaktif di kelas III SD Negeri 2 Jonggrangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini
adalah studi kasus. Kemudian pengumpulan data dengan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penelitian dalah sebagai berikut:
(1) teknik yang digunakan guru dalam menangani anak Hiperaktif di SD Negeri 2
Jonggrangan ada beberapa macam, yakni: menempatkan posisi duduk anak
hiperaktif didepan sendiri, menghindari menempatkan anak hiperaktif didekat
jendela, tidak memberikan hukuman yang terlalu berat, melakukan perjanjian di
awal proses pembelajaran, dan yang terakhir yakni melakukan kontak fisik
dengan anak hiperaktif tersebut. (2) kendala guru dan solusi dalam menangani
anak hiperaktif adalah tingkah perbedaan dengan siswa yang lainnya, sehingga
guru harus lebih sabar, harus bisa mengatur kondisi kelas senyaman mungkin,
serta melakukan bimbingan dan pelayanan dalam menangani anak hiperaktif
tersebut.

Kata Kunci: Teknik Menangani, Anak Hiperaktif

ix
8

TECHNIQUES TEACHERS HANDLE HYPERACTIVE


CHILDREN
(Case Study in Class III SDN 2 Jonggrangan Klaten
Academic Year 2021/2022)

YULIATI
NIM. 2015100068
Mauzalincah@gmail.com

ABSTRACT

This research was motivated by the discovery of hyperactive or hyperactive


students in class III SDN 2 Jonggrangan in the 2021/2022 academic year which
hindered the process of teaching and learning activities so that learning
conditions became less conducive and effective. Based on initial observations,
several problems were found in the class by hyperactive children, namely (1)
when the learning process often interfered with their friends; (2) can't sit still and
always; (3) easily bored in learning; (4) does not want to comply with the rules;
(5) difficult to work with friends; (6) unable to concentrate on studying. This
makes it an obstacle for teachers in applying a previously designed learning
technique.
Therefore, teachers are required to have appropriate teaching techniques
in presenting and strengthening learning materials in order to achieve learning
objectives. Based on these problems, the research objectives to be achieved are:
(1) to find out the behavior of hyperactive children when they are inside and
outside the classroom and the techniques used in dealing with them, (2) the
obstacles and solutions used in dealing with them. : placing a sitting position in
front of yourself, Avoid placing near the window, making physical contact with
the child, making appointments at the beginning of learning, not giving severe
punishments and giving rewards to motivate learning. This can be seen from the
learning conditions of the third grade students of SDN 2 Jonggrangan being
more conducive which has an impact on children's understanding of the material
better than before the application of this technique.

Keywords: Handling Techniques, Hyperactive Children

viii
9

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan

nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. karena Beliaulah kita bisa terangkat pada derajat yang lebih tinggi.

Perasaan syukur atas nikmat yang Allah SWT. berikan kepada penulis untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Banyak rintangan dan hambatan yang harus

dilewati demi terselesaikannya karya ini namun karena kebesaran Allah SWT. dan

dukungan dari berbagai pihak, penulis bisa menghadapi kendala tersebut.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Triyono, M.Pd, selaku Rektor Unwidha Klaten.

2. Bapak Dr.H.Ronggo Warsito,M.Pd , selaku Dekan FKIP Unwidha

Klaten.

3. Ibu Ummu Hany Almasitoh,S.Psi.,M.A , selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

4. Bapak Drs.H.Jajang Susatya,M.Si , selaku dosen pembimbing I yang

tak pernah lelah memberikan dukungan, bimbingan, dan kemudahan

dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas hadiah istimewa ini.

5. Ibu Ummu Hany Almasitoh,S.Psi.,M.A, selaku dosen pembimbing II

dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu, perhatian dan

memberikan masukan yang sangat berharga.

x
10

6. Bapak dan Ibu Dosen PGSD dan tenaga pendidikan Unwidha Klaten

yang telah memberikan ilmu untuk memperkaya penulis dengan

berbagai macam pengetahuan.

7. Ibu Sri Lestari,M.Pd , selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Jonggrangan

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, dan para guru

yang telah berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian ini.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah membantu penulis untuk menyusun skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. .

Klaten, 9 Maret 2022

Yuliati

xi
11

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. ...... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ..... iii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ..... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ .......v

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ..... vi

MOTTO .......................................................................................................... .... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... ... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ..... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... .......x

DAFTAR ISI ................................................................................................... ..... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... .....xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. .. xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... .......1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... .......1

B. Perumusan Masalah ................................................................. .......9

C. Keaslian Penelitian ................................................................... .......9

D. Tujuan Penelitian ..................................................................... .....12

E. Manfaat Penelitian ................................................................... .....13

xii
12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ .....15

A. Pengertian Hiperaktif/ ADHD ............................................... .....15

1. Ciri – Ciri Anak Hiperaktif................................................. .....16

2. Perkembangan Anak Hiperaktif atau ADHD ..................... .....18

3. Faktor Penyebab Anak Hiperaktif/ADHD ......................... .....25

4. Sejarah Hiperaktif/ADHD .................................................. .....26

B. Teknik/Strategi Guru ............................................................. .....27

1. Pengertian Guru ................................................................. .....29

2. Pengertian Teknik.............................................................. .....31

3. Hakikat Guru ..................................................................... .....32

4. Hakikat Strategi Guru ........................................................ .....33

5. Teknik Menangani Anak ADHD ...................................... .....47

C. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................ .....50

D. Kerangka Berfikir ................................................................. .....60

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... .....62

A. Jenis Penelitian ........................................................................ .....62

B. Subyek Penelitian .................................................................... …63

C. Prosedur Penelitian.................................................................. .... 64

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... .... 65

E. Teknik Keabsahan Data ......................................................... .... 69

F. Teknik Analisis Data ............................................................... .... 71

xiii
13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... .. 75

A. Fakta Temuan Peneliti.............................................................. .. 75

B. Hasil Penelitian ........................................................................ .. 82

C. Best Practice Guru Dalam Menangani Anak Hiperaktif ........ .. 87

D. Pembahasan .............................................................................. .. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... .. 92

A. Kesimpulan ............................................................................. .. 92

B. Saran......................................................................................... .. 93

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .. 95

LAMPIRAN .................................................................................................... .. 98

xiv
14

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Penelitian terdahulu ............................................................. 57

Tabel 2 Tabel Subyek/ Informan Penelitian ............................................... 63

Tabel 3 Tabel Subyek/ Informan Penelitian ............................................... 64

Tabel 4 Tabel Jumlah Guru SD Negeri 2 Jonggrangan ............................... 76

Tabel 5 Tabel Jumlah siswa SD Negeri 2 Jonggrangan ............................. 77

Tabel 6 Sarana dan Prasarana SD Negeri 2 Jonggrangan .......................... 78

xv
15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir ...................................................................... 60

Gambar 2 Komponen dalam Analisis (Model Interaktif) ............................ 73

Gambar 3 Halaman SD Negeri 2 Jonggrangan ............................................ 75

Gambar 4 Bagan Struktur Organisasi SD Negeri 2 Jonggrangan ................ 80

xvi
16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah SD Negeri 2 Jonggrangan...................................98

Lampiran 2 Pedoman Observasi ....................................................................99

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah.............................100

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Untuk Guru Kelas....................................101

Lampiran 5 Pedoman Wawanvara Untuk Orang Tua ....................................102

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Untuk Anak ke 1 .....................................103

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Untuk Anak ke 2 .....................................104

Lampiran 8 Pedoman Dokumentasi ...............................................................105

Lampiran 9 Transkip Wawancara 1 ................................................................106

Lampiran 10 Transkip Wawancara 2 ..............................................................107

Lampiran 11 Transkip Wawancara 3................................................................108

Lampiran 12 Transkip Wawancara 4 ...............................................................109

Lampiran 13 Transkip Wawancara 5 ...............................................................110

Lampiran 14 Transkip Wawancara 6 ...............................................................111

Lampiran 15 Foto .............................................................................................112

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena anak hiperaktif telah banyak kita temui di masyarakat

seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang linear dengan pertambahan

pengidap Hiperaktif itu sendiri. Hiperaktif adalah suatu gangguan mental

yang sebagian besar sering terjadi pada masa kanak-kanak. Ciri-ciri dari

gangguan ini adalah sebuah pola hiperaktivitas-impulsivitas atau inatensi

yang tidak sesuai dengan perkembangan anak.

Hiperaktif di Indonesia diartikan sebagai gangguan pemusatan

perhatian disertai hiperaktif. Hiperaktif adalah suatu kondisi di mana

seseorang memiliki masalah perhatian dan pemusatan terhadap kegiatan.

Berawal dari masa kanak-kanak dan dapat berlanjut ke masa dewasa. Tanpa

perawatan, Hiperaktif dapat menyebabkan permasalahan serius di rumah,

sekolah, pekerjaan, dan interaksi sosial di masyarakat. Hiperaktif berawal

dari hasil penelitian Prof. George F. Still, seorang dokter Inggris pada tahun

1902.

Permasalahan yang paling mendasar yaitu adanya kelainan pada

perkembangan anak baik fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi

lambatnya pertumbuhan anak. Salah satu permasalahan di ruang lingkup

pendidikan anak sekolah dasar adalah permasalahan yang erat kaitannya

dengan aktifitas anak yang berlebihan biasa yakni biasa disebut dengan anak

1
2

hiperaktif . Adapun ciri-ciri anak berkebutuhan khusus yang sangat mudah

diidentifikasi.

Penelitian terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu ketidak

mampuan abnormal untuk memusatkan perhatian yang disertai dengan rasa

gelisah dan resah. Anak-anak itu mengalami kekurangan yang serius dalam

hal kemauan yang berasal dari bawaan biologis. Gangguan tersebut

diakibatkan oleh sesuatu di dalam diri si anak dan bukan karena faktor-faktor

lingkungan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat diperkirakan anak

dengan Hiperaktif memiliki keterbatasan dalam hal berkomunikasi, atau

berinteraksi dengan orang lain. Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah

mencoba menguak ranah komunikasi yang bersinggungan dengan psikologi

pada umumnya, dan komunikasi antar personal anak dengan Hiperaktif,

diantaranya Dance (1967) yang mengartikan komunikasi dalam kerangka

psikologi behaviorisme sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambang-

lambang verbal sehingga lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai

stimulus/stimuli.

SD Negeri 2 Jonggrangan yang terletak di kelurahan Jonggrangan

Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Ini merupakan sebuah lembaga

pendidikan yang menerima siswa dalam berbagai jenis tanpa membeda-

bedakan siswa satu dengan yang lainnya karena sesungguhnya pendidikan itu

adalah hak semua individu termasuk anak yang mengalami kebutuhan khusus

seperti anak hiperaktivitas .


3

Sebagai guru anak sekolah dasar, penting untuk bisa membantu siswa

di dalam kelas supaya dapat memcapai potensi mereka dengan penuh arahan

dan bimbingan yang tepat sesuai dengan perkembangan anak (Dianne,

2008:6). Guru yang baik mampu mengarahkan minat dan bakat anak dengan

baik serta mampu menjadikan anak merasa nyaman dan terkendali saat

berada di lingkungan sekolah. Masa menjadi guru memang tidak mudah

begitu banyak keinginan yang melandasi, misalnya keinginan supaya setiap

siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan cara mampu memahami setiap

pembelajaran di sekolah. Sehubungan dengan hal ini maka peran guru sangat

dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kemampuan anak. Salah satu peran

guru adalah memberikan dampingan pada anakanak tanpa melihat adanya

perbedaan dalam permasalahan yang terjadi pada diri mereka, karena

kewajiban seorang guru adalah mendidik anak dengan adil.

Cara guru dalam mendidik siswa yang baik dan tepat akan

menumbuhkan siswa yang teladan serta kebutuhan-kebutuhan dasar anak

pada tahap ini mampu menjadikan mereka pribadi yang kuat, berhasil dalam

impian dan bahagia ditahapan pertumbuhan selanjutnya. Begitu juga

sebaliknya, siswa yang mengalami kesalahan saat mendidik oleh guru maka

dia dapat tumbuh menjadi pribadi yang bermasalah misalnya, dapat

menganggu orang-orang di sekitarnya.

Sosialisasi guru dengan siswa sebelum pelajaran juga merupakan

waktu terbaik untuk dapat menjadikan siswa lebih nyaman dan

menumbuhkan perasaan yang penuh dengan kebahagiaan saat berada didalam


4

kelas. Peran serta guru sangat penting dalam membimbing anak menjadi

pribadi yang disiplin. Pengembangan nilai-nilai dalam memberikan arahan

dan bimbingan sangat penting untuk membantu terwujudnya kegiatan

pembelajaran di sekolah dalam lingkup program kurikulum SD yaitu program

pembentukan perilaku melalui pembiasaan (Depdiknas, Kurikulum TK

2004). Pembiasaan yang dimaksud yaitu seperti adanya kerjasama antara

orang tua dan guru misalnya, ketika guru memberikan pembelajaran tentang

sikap saat di kelas tidak berbicara keras atau berteriak saat pelajaran, maka di

rumah orang tua juga perlu memberikan pembiasaan tentang cara berbicara

yang baik saat di lingkungan.

Supaya anak dapat terbiasa melakukannya dan mampu membedakan

mana sifat yang baik untuk dilakukan dan sifat yang tidak baik sebagai

penerapan dalam kehidupannya. Salah satu kunci utama kesuksesan dalam

pengasuhan adalah komunikasi ketika orang tua mampu berkomunikasi

dengan baik pada anak maka, segala permasalahan yang terjadi dalam proses

perkembangan anak dapat terselesaikan dengan baik (Rani Razak, 2014).

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam menerapkan suatu

metode secara spesifik (Mulyono, 2011). Teknik sangat dibutuhkan dalam

kegiatan belajar mengajar, suatu keberhasilan guru dalam menangani peserta

didik sangat bergantung pada teknik yang digunakan. Pada setiap guru harus

mampu mendidik siswanya, memberikan motivasi agar siswa bisa mandiri

dan mampu untuk mencapai setiap kekinginan dan cita - citanya.


5

Teknik mengajar yang diterakpan oleh guru dalam menangani anak

Hiperaktif meliputi menempatkan posisi duduk anak di baris meja paling

depan, menghindari menempatkan anak pada posisi baris meja dekat jendela,

dan tidak memberikan hukuman yang terlalu berat, melakukan perjanjian

diawal pembelajaran dan yang terakhir adalah sesekali melakukan kontak

fisik dengan anak Hiperakti.

Peran guru yang penting dalam memotivasi pembelajaran siswa adalah

meningkatkan keinginan siswa atau dorongan untuk belajar. Untuk

melakukan tugas ini, guru perlu memahami siswa dengan baik agar nantinya

mampu menyediakan pengalaman-pengalaman pembelajaran yang isswa

akan menemukan sesuatu yang menarik, bernilai, dan secara intrinsic

memotivasi menantang dan berguna bagi mereka.

Teknik menempatkan posisi duduk anak Hiperaktif di bangku paling

depan sendiri adalah teknik yang sangat tepat, karena guru akan memudahkan

langkahnya untuk menjangkau anak Hiperaktif tersebut sehingga akan lenih

mudah pula dalam penanganannya. Anak sangat Hipraktif sehingga dengan

posisi tempat duduk yang seperti ini mereka akan lebih hati-hati dalam

bertingkah di dalam kelas.

Teknik ini adalah teknik penataan ruang kelas, hal ini disebab kan

karena anak hiperaktif mudah teralihkan perhatiannya dan mudah bosan.

Dengan mendudukkan anak hiperaktif menghadap kedepan dalam posisi

yang aman dari gangguan dan dekat dengan guru. Teknik tidak menempatkan

anak hiperaktif di dekat jendela makan anak tersebut akan lebih


6

berkonsentrasi dalam pembelajaran. Anak hiperaktif adalah anak yang kurang

mampu untuk memusatkan perhatiannya sehingga mereka akan sulit untuk

berkonsentrasi di dalam kelas. Teknik ini diharapkan anak hiperaktif mampu

untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dan dapat memahami

apa yang telah disampaikan oleh guru.

Teknik memberikan hukuman yang tidak berlebihan dirasa cukup

efisien, karena dengan begitu anak hiperaktif akan merasa lebih bertanggung

jawab terhadap apa yang akan ia lakukan. Dalam memberikan hukuman guru

harus lebih paham tentang anak hiperaktif. Anak yang mengalami hiperaktif

akan bertingkah semakin menjadi-jadi apabila ia mendapatkan hukuman yang

terlalu berat. Teknik ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Geoff Kewley dan Pauline Latham, yakni memberikan penghargaan dan

hukuman, hal ini bertujuan agar anak lebih bersemangat dalam proses

pembelajaran, penghargaan yang menguatkan dan bermakna akan lebih

efektif daripada hukuman. Yang perlu diingat apabila kensekuensinya terlalu

ekstrim si anak mungkin akan berhenti mencoba menjadi baik, guru harus

lebih berhati-hati dalam memberikan hukuman kepada siswa.

Teknik perjanjian diawal pembelajaran dan reward akan memberikan

dampak yang baik, karena dengan begitu anak hiperaktif akan lebih dapat

mengontrol setiap tindakan yang anak mereka lakukan, dengan begitu mereka

akan dapat memposisikan dirinya dengan baik. Menurut Geoff Kewley dan

Pauline Latham teknik ini disebut sebagai teknik kontrak, hal ini dapat

menjadi strategi yang bermanfaat untuk digunakan guru dengan murid


7

hiperaktif, kesepakatan yang ditulis oleh guru dan murid yang berhubungan

dengan tingkah laku yang bermasalah. Kontrak ini akan menjelaskan

bagaimana si murid akan bertindak dan bertingkah laku berbeda, apa yang

akan diterima sebagai ganjarannya.

Kemudian kontak fisik dengan anak Hiperaktif sesekali harus

dilakukan oleh guru karena dengan kontak fisik ini guru dapat sesekali

menegur dengan sopan atas apa yang dilakukan anak hiperaktif. Kontak fisik

ini bisa dilakukan dengan sesekali menepuk bahu, atau dengan kontak mata

dan menyapanya dengan lembut. Teknik ini dikemukakan oleh Dayu, yakni

dengan membuat isyarat khusus dengan anak hiperaktif berupa sentuhan di

bahu atau menempelkan pesan di bangku untuk mengingatkan siswa agar

tetap fokus.

Dari uraian di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa dalam

penanganan siswa Hiperaktif guru sudah menerapkan beberapa teknik yang

sudah sesuai dengan beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ahli,

teori tersebut dirasa sudah cukup berhasil dalam proses penanganan anak

hiperaktif di kelas dalam proses pembelajaran.

Dalam suatu pembelajaran tentu ada hambatan yang dialami baik itu

hambatan dari siswa, guru, atau yang lain. Sebagai seorang guru.

Memperlakukan anak didik sesuai harkatnya yang memang terlahir sebagai

individu. Bersedia menerima masukan, terutama menyangkut masalah

modifikasi proses belajar mengajar demi terciptanya pemahaman materi. Dan


8

segera memberi tahu apabila tampak ada masalah kecil apapun, guru

diharapkan dapat mencari pemahamannya agar tidak berlarut-larut.

Hambatan yang ditemui oleh penulis dalam penelitian ini adalah yang

pertama ketika proses pembelajaran di kelas anak Hiperaktif sering

menggangu teman di kelas, sering mengambil barang milik temannya, hal

inilah yang menyebabkan adanya kekacauan di kelas selama dalam proses

belajar, kedua anak hiperaktif sulit unutk duduk dengan diam dan selalu

bertingkah semaunya, hal ini merupakan hal yang wajar bagi anak hiperaktif

karena pada hakikatnya mereka adalah anak yang tidak bisa diam. Yang

ketiga mudah bosan dalam proses belajar di kelas, sehingga guru harus

mampu memberikan teknik maupun strategi pembelajaran yang berbeda

untuk mengalihkan kebosanannya tersebut.

Kemudian yang keempat tidak mau mematuhi aturan dan tata tertib di

kelas , anak hiperaktif cenderung melakukan apa yang mereka inginkan tanpa

menghiraukan peraturan yang ada. Yang kelima mereka sulit untuk dapat

bekerja sama dengan teman sertaa hambatan yang terakhir tidak bisa

berkonsentrasi dalam proses belajar yang sedang berlangsung.

Hal inilah yang menjadi hambatan bagi guru dalam menerapkan

suatu teknik pembelajaran yang telah dirancang oleh guru sebelumnya. Oleh

karena itu guru perlu menyediakan suatu teknik yang tepat untuk mengatasi

atau menangani peserta didik yang hiperaktif tersebut. Solusi untuk hambatan

di atas adalah dengan melakukan program layanan khusus untuk anak

Hiperaktif dan dengan mengatur ruangan kelas agar siswa merasa nyaman
9

dan tidak mudah bosan serta memberikan media pembelajaran yang

menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat judul “

Teknik Guru Menangani Anak Hiperaktif (Studi Kasus di Kelas III SDN 2

Jonggrangan Klaten Tahun Pelajaran 2021/2022)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

diajukan penulis ialah :

1. Bagaimana teknik guru dalam menangani Anak Hipeaktif di Kelas III

SDN 2 Jonggrangan Tahun Pelajaran 2021/2022?

2. Apa hambatan yang dialami guru dan solusi dalam menangani anak yang

mengalami Hiperaktif di Kelas III SDN 2 Jonggrangan Tahun Pelajaran

2021/2022?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian terdahulu ini menyajikan perbedaan dan persamaan kajian

yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal

yang sama. Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa saja yang

membedakan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu.

Dalam penelitian ini juga bercermin dari beberapa penelitian terdahulu akan

tetapi tetap menjaga keaslian dalam penelitian. Berikut ini beberapa


10

hasil pencarian penulis tentang proposal skripsi berkaitan dengan penelitian

yang akan penulis lakukan.

1. Skripsi Lela Susilowati pada tahun 2015 dengan judul “Peran Guru Dan

Orang Tua Dalam Mengatasi Anak hiperaktif Pada Siswa Kelas III Di SD

Negeri 9 Purwodadi Kabupaten Grobongan”.Dari hasil penelitian dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut: Sebab-sebab anak hiperaktif antara lain:

a) Saat ibu hamil suka merokok, b) kurangnya perhatian dari orang tua, c)

orang tua yang selalu memanjakan anak, d) adanya kasih sayang yang

berlebihan, e) kebiasaan anak bermain di luar rumah tanpa pantauan dari

orang tua dan f) kemampuan yang rendah dalam belajar. Usaha-usaha yang

dilakukan untuk mengatasi anak hiperaktif tersebut antara lain: a)

berkonsultasi dengan ahli psikolog anak, b) orang tua tidak selalu

memenuhi tuntutan anak, c) memberikan kasih sayang dan perhatian

sewajarnya dan secukupnya saja, d) meluangkan waktu untuk anak, e)

memantau anak setiap saat, f) membimbing dalam belajar, g) selalu

memotivasi dan mendorong anak yang positive, h) menjalin hubungan

komunikasi yang baik dengan guru dan sekolah. Sedangkan dalam

penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas tentang teknik yang

digunakan guru dalam mengatasi anak didiknya yang mengalami ADHD,

data yang diperoleh adalah: guru menggunakan lima teknik untuk

menangani anak ADHD diantaranya meletakkan posisi duduk anak


11

hiperaktif menghadap kedepan atau posisi bngku paling depan,

menghindari meletakkan anak hiperaktif didekat jendela, melakukan

perjanjian diawal proses pembelajaran, tidak memberikan hukuman yang

terlalu berlebihan,dan yang terakhir yakni melakukan konttak fisik dengan

anak hiperaktif.

2. Skripsi Markus Andika Nurcahya pada tahun 2016 dengan judul “Persepsi

Guru Terhadap Perkembangan Emosi Anak Hiperaktif Kelas II Di SD

Kasih”.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan di

SD Kasih, terdapat tiga orang guru memiliki persepsi sama mengenai anak

hiperaktif kelas II. Tingkah laku ditunjukkan siswa yang mengalami

hiperaktif tampak berbeda dibandingkan dengan anak-anak lainnya.

Tingkah laku tersebut meliputi susah untuk diajak konsentrasi, banyak

bergerak, keluar masuk kelas tanpa izin dan sebagainya. Selain itu,

perkembangan emosi siswa tersebut juga tampak berbeda dibandingkan

dengan anak lainnya karena siswa tersebut masih sering menunjukkan

emosi yang tidak terkontrol sehingga dia sering membentak guru saat

ditegur. Sementara itu hasil penelitian yang sedang peneliti lakukan

membahas tentang kendala yang berbeda yakni, anak hiperaktif tersebut

tidak mau duduk untuk waktu yang lama,suka mengambil barang milik

temannya, tidak mau bekerja sama atau melakukan diskusi dengan

teman sekelompoknya.
12

3. Skripsi Astri Rahayu pada tahun 2015 dengan judul “Upaya Guru

Bimbingan Dan Konseling Dalam Menangani Hiperaktivitas Pada Anak

ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Siswa SLB-E Prayuwana

Yogyakarta”.8Hasil penelitian ini adalah bentuk-bentuk hiperaktivitas pada

anak ADHD yaitu tidak fokus dan tidak bisa diam, menentang, merusak,

tidak kenal lelah, tidak sabar dan usil, dan memiliki intelektual yang

rendah. Sedangkan metode penanganan yang dilakukan dalam menangani

hiperaktivitas pada anak ADHD oleh guru kelas maupun guru BK yaitu

dengan metode bimbingan dengan kelompok dengan karyawisata dan

pengajaran remedial, sedangkan metode bimbingan individual yang

mencakup konseling direktif, konseling non-direktif, konseling eklektif.

Kemudian upaya guru BK dalam meningkatkan kemampuan bersosialisasi

anak hiperaktif pada ADHD yaitu metode karyawisata, konseling direktif

dan konseling eklektif. Hasilnya untuk anak hiperaktif sudah mengalami

banyak perubahan yaitu mau menolong teman di sekitarnya, mau

mengucapkan terimakasih, mau mengikuti kegiatan di luar jam pelajaran.

Persamaan pada studi yang dilakukan peneliti ini adalah sama-sama

meneliti tentang anak hiperaktif serta cara penanganannya.Namun

penelitian ini lebih memfokuskan pada cara penanganan terhadap anak

hiperaktif dan mencari tahu apa kendala yang dialami oleh anak hiperaktif

D. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


13

1. Untuk mengetahui teknik guru dalam menangani Anak Hipeaktif di

Kelas III SDN 2 Jonggrangan Klaten Tahun Pelajaran 2021/2022

2. Untuk mengetahui hambatan yang dialami guru dan solusi dalam

menangani anak yang mengalami Hiperaktif di Kelas III SDN 2

Jonggrangan Klaten Tahun Pelajaran 2021/2022

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 3 yaitu:

a) Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan kontribusi di pemikiran dalam

merumuskan pendidikan yang lebih baik, khususnya bagi almamater dan

dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas

pelaksanaan pendidikan.

b) Secara Praktis

1. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan yang

berhubungan dengan teknik penanganan siswa hiperaktif dan dapat

membantu meningkatkan pembinaan profesional dan supervisi

kepada para guru secara lebih efktif dan efisien.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dari ilmu yang didapat selama ini berada

dibangku kuliah terhadap realita yang terjadi di dalam lingkungan


14

sekolah yang nantinya dapat berguna untuk meningkatkan strategi

untuk menangani siswa atau anak yang hiperaktif .

3. Bagi Pihak Lain

a) Dengan membaca skripsi ini diharapkan dapat mengetahui cara

menanganianak hiperaktif di kelas.

b) Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan,

bahan acuan, dan informasi untuk mengembangkan penelitian

yang serupa. namun penelitian ini lebih memfokuskan pada cara

penanganan terhadap anak hiperaktif dan mencari tahu apa

kendala yang dialami oleh anak hiperaktif.


92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan tinjauan pustaka serta menganalisis berdasarkan

temuan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan yaitu

teknik guru dalam menangani anak hiperaktif di kelas III SD 2 Jonggrangan,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkah laku anak yang mengalami hiperaktif di kelas III SD Negeri 2

Jonggrangan yaitu, sering mengambil barang milik temannya yang lain,

sulit berkonsentrasi, mudah bosan, sering keluar masuk kelas saat proses

pembelajaran, tidak bisa diam dan sering asyik dengan benda-benda yang

ada disekitarnya ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

Sedangkan ketika berada diluar kelas seperti ketika dirumah, anak tersebut

terlihat baik-baik saja seperti temannya yang lain.

2. Teknik guru yang dilakukan untuk menangani anak hiperaktif sebagian

sudah sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh

yaitu:(a) dengan teknik penataan tempat duduk, (2) menghindari

menempatkan anak hiperaktif didekat dengan jendela, (3)tidak

memberikan hukuman yang terlalu berat, (4) melakukan kontrak diawal

pembelajaran dan (5) melakukan kontak fisik dengan anak hipeeraktif.

Akan tetapi guru kelas dirasa perlu untuk menambah bebrapa teknik untuk

92
93

penanganan anak hiperaktif , hal ini disebabkan karana masih ada banyak

lagi teknik yang bisa digunakan untuk anak hiperaktif tersebut.

3. Kendala yang dialami guru dalam menangani anak yang mengalami

hiperaktif adalah perilaku anak hiperaktif yang berbeda dengan yang

lainnya mereka mudah bosan saat berada dikelas dan konsentrasinya

sering terpecah. Sehingga solusi yang harus guru lakukan yaitu harus lebih

sabar dan menggunakan teknik yang berbeda dalam menangani anak

hiperaktif dibandingkan menangani murid yang lain serta mengadakan

program khusus untuk anak hiperaktif, memberikan media yang menarik

serta mengatur keaadan kelas senyaman mungkin.

B. Saran

Berdasarkan paparan hasil temuan dan kesimpulan pada penelitian ini,

adapun saran yang dapat peneliti berikan kepada pihak terkait, antara lain:

1. Bagi Kepala Sekolah

Melakukan koordinasi dengan guru kelas dan guru untuk mengupayakan

membuat program pengajaran individual untuk siswa hiperaktif agar proses

pembelajaran pendidikan di SD Negeri 2 Jonggrangan dapat berhasil.

2. Bagi Guru

Membuat jadwal rutin terkait dengan pelaksanaan pengajaran tambahan di

luar jam sekolah untuk siswa hiperaktif dan menempatkan siswa hiperaktif

duduk di dekat guru jauh dari pintu dan jendela kelas


94

3. Bagi Orang Tua

Sebagai pertimbangan orang tua dalam membimbing dan mendidik anaknya

saat berada dirumah.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang akan

datang.
\

89
9

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hakim Luqman, 2015. Pendidikan Anak Usia Dini. Penerbit : PT Bhuana


Ilmu Populer Apsar Nurliana Cipta, 2018. “Pelayanan Khusus Bagi Anak
Dengan Attention Deficit Hiperativity Disorder (ADHD) di sekolah Inklusif”,
Program Studi Sarjana Sosial FISIP Universitas Padjajaran, Vol 3 No 2
https://www.researchgate.net/publication/335005541 , diakses 22 Januari
2021

Aqib Zainal. 2010. Pedoman Teknis Penyelengaraan PAUD. Bandung: CV.


Nuansa Aulia.

Ardi Wiyani Novan, 2014. Penanganan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Asmaul Husnah, 2017. Efektivitas Terapi ABA Pada Anak ADHD (Attention
Deficit Hiperativity Disorder) dipusat Terapi Terpadu Anak dengan
Kebutuhan Khusus, Fakultas Psikologi UIN Malang, Vol 3 No 2,
http://etheses.uin-malang .ac .id /8935 /1/03410047.pdf, diakses 21 Januari
2021

Asori. M, 2015. Perkembangan Peserta Didik Pengembangan Kompentensi


Pedagosis Guru. Yogyakarta : Media Akademik.

Astuti Yuli, 2016. Cara Mudah Asah Otak Anak. Yogyakarta: Flasbook.

Bahri Husnul, 2019. Pendidikan Islam Anak Usia Dini Peletak Dasar Pendidikan
Karakter. Bengkulu: CV .Zigie Utama

Bella Rizka Kurniasari, 2019. Layanan Guru Pada Siswa Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) di Paud Sedayu Kecamatan Sedayu
Kabupaten Bantul, (Jurusan Jurusan program studi guru, Fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan, Universitas Muhamadiyah Bandung 2014 ), Vol.5
No.2, Https: // Www. Coursehero.Com/ File/42368445/SKRIPSI

H. Ahmid Abu dan Sholeh Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT


Rineka Cipta. Hasnida, 2014.Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT.Luxima Metro Media.

Hayati Devie Lestari, 2019, “Peayanan Khusus Bagi Anak Dengan Attentions
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Dalam Meningkatkan Kebutuhan
Pengendalian Diri Dan Belajar Di Sekolah Inklusif”, Vol.5 No.2, http:
//jurnal. Unpad .ac.id/prosiding/issue/view/1264(Diakses 08 September )

Hildayani Rini Dkk, 2013. Psikologi Perkembangan Anak. Penerbit : Universitas


Terbuka.

95
\
8996
9

Hotima Husnul, 2020, Perkembangan Sosial Anak ADHD (Attention Deficit


Hiperaktivity Disorder) Fakultas Tarbiyah IAIN Bengkulu, http: //
repository. Iainbengkulu .ac.id/3089/, diakses 20 Januari 2021

Khairi Husnuzziadatul, 2019. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Perkembangan


Sosial Emosional Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) di
Paud Inklusi Yogyakarta (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga. Vol. 5 No. 2, http: //digilib.uinsuka.ac.id /33594/1/ 16204030030
_BAB%20I_BAB %20V_DAFTAR %20 PUSTAKA pdf/ Diakses 08
September 2020

Kholilah Ella, 2017, Terapi Bermain dalam SlB Laboraturium Autis UNM,
Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Vol 2 No 3 file:
///C: /Users /Hp/ Downloads/6662-18183-1-SM.pdf, diakses 20 Januari 2021

Markus Nurchya Andika, 2019, “Persepsi Guru Terhadap Perkembangan Emosi


Anak Hiperaktif Paud Kasih”. Juusan Program Studi Guru, Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universita sanata Dharma Vol. 5 No.2.
https://repository.usd.ac .id/3232/2/121134198_full.pdf diakses 02 september
2020

MIF. Baihaqi, dan M. Sugiarmin, 2014. Memahami dan Membantu Anak ADHD.
Bandung : PT Refika Aditama.

Mirnawati, dan H. Amka, M.Si. 2019. Pendidikan Anak ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disoder). Yogyakarta : Grup Penerbit CV Budi Utama.

Pratiwi Putri Ratih, dan Murtiningsih Afin, 2016. Kiat Sukses Mengasuh anak
Berkebutuhan khusus. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Pusat Kurikulum dan Pembukuan Badan Penelitian dan Pengembangan


Kementrian. Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Panduan Pendidik
Kurikulum 2013 paud anak 5-6 Tahun. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Pembukuan.

Putra Nusa dan Dwilestari Ninin, 2012. Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Rahayu Astri, 2016, “Upaya Guru Bimbingan dan Koseling dalam Menangani
Hiperaktivitas Pada Anak ADHD (Attention Deficit Hiperativity
Dirsorder) untuk Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Siswa SLB-E
Prayuwana Yogyakarta”, Program Studi Bimbingan konseling Islam UIN
Sunan kalijaga Yogyakarta, Vol 3 No 2 http://digilib.uinsuka. ac.id /19761 /
1/12220023_BAB-I_IV-atau- V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf, diakses 21
Januari 2020

Rahayu Ismi, 2020. “Teknik Terapi dalam Menumbuhkan Bakat Anak ADHD
(Attention Deficit Hiperativity Disorder),di Yamet Child Develoment Center
98

97

Garanutang Bandar Lampung”, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN


Raden Intan Lampung, Vol 3 No 2 http://repository.radenintan.ac.id /7738/1
/ SKRIPSI%20ISMI.pdf, diakses 22 Januari 2021

Sugiono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,cv.

Susanto Ahmad, 2011. Perkembangan Anak usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Suyadi, dan Ulfan Maulidya, 2015. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Syafri Fatrica, 2018. Memahami Perkembangan Psikologi Keagamaan Anak Usia


Dini. Journal Of Early Childhood Islamic Education. Fakultas Tarbiyah dan
Tadris IAIN Bengkulu. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/alfitrah/
article/viewFile/1519/1302. Diakses 28 September 2019.

Thompson Jenny, 2010. Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Penerbit


Erlangga.

Ulfa Wiwit Viktoria, 2019. ” Perilaku Hiperaktif Anak ADHD (Attention Deficit
Hiperaktivity Disorder) dan Faktor Penyebabnya”, Jurusan Sekolah Dasar
UNS, Vol 3 No 2. https://lib.unnes.ac.id/33511/1/1401415220
Optimized.pdf, diakses 21 Januari 2021

Wiyani Ardi Novan, 2016. Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta: Gava Media

Yuliana Yayuk, 2017. “Teknik Guru dalam Menangani Anak ADHD (Attention
Deficit Hiperacivity Disorder)”, Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Vol 4 No 2 http://etheses.uin-
malang.ac.id/6908 /1/11140103.pdf, diakses 21 Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai