SKRIPSI
Diajukan oleh :
Yuliati
2015100068
PERNYATAAN
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan
untuk memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.
Yuliati
2015100068
iii
3
4
5
PERSEMBAHAN
vi
6
MOTTO
... Dan ingatlah Tuhan di hatimu dengan rendah hati dan takut dan bukan dengan suara
keras di waktu pagi dan petang.Dan janganlah engkau termasuk orang – orang yang
lalai
( QS AL – A’raf : 205 )
Pengetahuan yang baik adalah yang memberikan manfaat, bukan hanya diingat.
----Imam Syafi’i----
Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan.
Tidak ada kemudahan tanpa doa.
--- Ridwan Kamil ---
The object of education is to prepare the young to educate themselves throught their
lives.
----Robert Maynard Hutchins----
Whatever you are, be a good one and live as if you were to die tomorrow, learn as if you
were to live forever.
vii
7
YULIATI
NIM. 2015100068
Mauzalincah@gmail.com
ABSTRAK
Siswa hiperaktif lebih cenderung terlihat lebih aktif di dalam kelas jika
dibandingkan dengan siswa lainnya, selalu mengganggu teman yang lain,tidak
mau untuk saling bekerja sama. Oleh karena itu guru harus mempunyai teknik
pengajaran yang tepat dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan
pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku anak hiperaktif ketika
berada di dalam serta diluar kelas, kemudian teknik apa yang digunakan guru
dalam menangani anak hiperaktif di kelas III SD Negeri 2 Jonggrangan Klaten,
serta kendala apa saja yang dialami guru serta solusi yang digunakan dalam
menangani anak hiperaktif di kelas III SD Negeri 2 Jonggrangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini
adalah studi kasus. Kemudian pengumpulan data dengan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penelitian dalah sebagai berikut:
(1) teknik yang digunakan guru dalam menangani anak Hiperaktif di SD Negeri 2
Jonggrangan ada beberapa macam, yakni: menempatkan posisi duduk anak
hiperaktif didepan sendiri, menghindari menempatkan anak hiperaktif didekat
jendela, tidak memberikan hukuman yang terlalu berat, melakukan perjanjian di
awal proses pembelajaran, dan yang terakhir yakni melakukan kontak fisik
dengan anak hiperaktif tersebut. (2) kendala guru dan solusi dalam menangani
anak hiperaktif adalah tingkah perbedaan dengan siswa yang lainnya, sehingga
guru harus lebih sabar, harus bisa mengatur kondisi kelas senyaman mungkin,
serta melakukan bimbingan dan pelayanan dalam menangani anak hiperaktif
tersebut.
ix
8
YULIATI
NIM. 2015100068
Mauzalincah@gmail.com
ABSTRACT
viii
9
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan
nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. karena Beliaulah kita bisa terangkat pada derajat yang lebih tinggi.
Perasaan syukur atas nikmat yang Allah SWT. berikan kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Banyak rintangan dan hambatan yang harus
dilewati demi terselesaikannya karya ini namun karena kebesaran Allah SWT. dan
Klaten.
dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas hadiah istimewa ini.
x
10
6. Bapak dan Ibu Dosen PGSD dan tenaga pendidikan Unwidha Klaten
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, dan para guru
8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
Yuliati
xi
11
DAFTAR ISI
xii
12
xiii
13
D. Pembahasan .............................................................................. .. 89
A. Kesimpulan ............................................................................. .. 92
B. Saran......................................................................................... .. 93
LAMPIRAN .................................................................................................... .. 98
xiv
14
DAFTAR TABEL
xv
15
DAFTAR GAMBAR
xvi
16
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang sebagian besar sering terjadi pada masa kanak-kanak. Ciri-ciri dari
Berawal dari masa kanak-kanak dan dapat berlanjut ke masa dewasa. Tanpa
dari hasil penelitian Prof. George F. Still, seorang dokter Inggris pada tahun
1902.
dengan aktifitas anak yang berlebihan biasa yakni biasa disebut dengan anak
1
2
diidentifikasi.
gelisah dan resah. Anak-anak itu mengalami kekurangan yang serius dalam
diakibatkan oleh sesuatu di dalam diri si anak dan bukan karena faktor-faktor
lingkungan.
berinteraksi dengan orang lain. Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah
stimulus/stimuli.
bedakan siswa satu dengan yang lainnya karena sesungguhnya pendidikan itu
adalah hak semua individu termasuk anak yang mengalami kebutuhan khusus
Sebagai guru anak sekolah dasar, penting untuk bisa membantu siswa
di dalam kelas supaya dapat memcapai potensi mereka dengan penuh arahan
2008:6). Guru yang baik mampu mengarahkan minat dan bakat anak dengan
baik serta mampu menjadikan anak merasa nyaman dan terkendali saat
siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan cara mampu memahami setiap
pembelajaran di sekolah. Sehubungan dengan hal ini maka peran guru sangat
Cara guru dalam mendidik siswa yang baik dan tepat akan
pada tahap ini mampu menjadikan mereka pribadi yang kuat, berhasil dalam
sebaliknya, siswa yang mengalami kesalahan saat mendidik oleh guru maka
kelas. Peran serta guru sangat penting dalam membimbing anak menjadi
orang tua dan guru misalnya, ketika guru memberikan pembelajaran tentang
sikap saat di kelas tidak berbicara keras atau berteriak saat pelajaran, maka di
rumah orang tua juga perlu memberikan pembiasaan tentang cara berbicara
mana sifat yang baik untuk dilakukan dan sifat yang tidak baik sebagai
dengan baik pada anak maka, segala permasalahan yang terjadi dalam proses
didik sangat bergantung pada teknik yang digunakan. Pada setiap guru harus
depan, menghindari menempatkan anak pada posisi baris meja dekat jendela,
melakukan tugas ini, guru perlu memahami siswa dengan baik agar nantinya
depan sendiri adalah teknik yang sangat tepat, karena guru akan memudahkan
posisi tempat duduk yang seperti ini mereka akan lebih hati-hati dalam
Teknik ini adalah teknik penataan ruang kelas, hal ini disebab kan
yang aman dari gangguan dan dekat dengan guru. Teknik tidak menempatkan
untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dan dapat memahami
efisien, karena dengan begitu anak hiperaktif akan merasa lebih bertanggung
jawab terhadap apa yang akan ia lakukan. Dalam memberikan hukuman guru
harus lebih paham tentang anak hiperaktif. Anak yang mengalami hiperaktif
terlalu berat. Teknik ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
hukuman, hal ini bertujuan agar anak lebih bersemangat dalam proses
ekstrim si anak mungkin akan berhenti mencoba menjadi baik, guru harus
dampak yang baik, karena dengan begitu anak hiperaktif akan lebih dapat
mengontrol setiap tindakan yang anak mereka lakukan, dengan begitu mereka
akan dapat memposisikan dirinya dengan baik. Menurut Geoff Kewley dan
Pauline Latham teknik ini disebut sebagai teknik kontrak, hal ini dapat
hiperaktif, kesepakatan yang ditulis oleh guru dan murid yang berhubungan
bagaimana si murid akan bertindak dan bertingkah laku berbeda, apa yang
dilakukan oleh guru karena dengan kontak fisik ini guru dapat sesekali
menegur dengan sopan atas apa yang dilakukan anak hiperaktif. Kontak fisik
ini bisa dilakukan dengan sesekali menepuk bahu, atau dengan kontak mata
dan menyapanya dengan lembut. Teknik ini dikemukakan oleh Dayu, yakni
tetap fokus.
sudah sesuai dengan beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ahli,
teori tersebut dirasa sudah cukup berhasil dalam proses penanganan anak
Dalam suatu pembelajaran tentu ada hambatan yang dialami baik itu
hambatan dari siswa, guru, atau yang lain. Sebagai seorang guru.
segera memberi tahu apabila tampak ada masalah kecil apapun, guru
Hambatan yang ditemui oleh penulis dalam penelitian ini adalah yang
belajar, kedua anak hiperaktif sulit unutk duduk dengan diam dan selalu
bertingkah semaunya, hal ini merupakan hal yang wajar bagi anak hiperaktif
karena pada hakikatnya mereka adalah anak yang tidak bisa diam. Yang
ketiga mudah bosan dalam proses belajar di kelas, sehingga guru harus
Kemudian yang keempat tidak mau mematuhi aturan dan tata tertib di
kelas , anak hiperaktif cenderung melakukan apa yang mereka inginkan tanpa
menghiraukan peraturan yang ada. Yang kelima mereka sulit untuk dapat
bekerja sama dengan teman sertaa hambatan yang terakhir tidak bisa
suatu teknik pembelajaran yang telah dirancang oleh guru sebelumnya. Oleh
karena itu guru perlu menyediakan suatu teknik yang tepat untuk mengatasi
atau menangani peserta didik yang hiperaktif tersebut. Solusi untuk hambatan
Hiperaktif dan dengan mengatur ruangan kelas agar siswa merasa nyaman
9
menyenangkan.
Teknik Guru Menangani Anak Hiperaktif (Studi Kasus di Kelas III SDN 2
B. Perumusan Masalah
2. Apa hambatan yang dialami guru dan solusi dalam menangani anak yang
2021/2022?
C. Keaslian Penelitian
yang sama. Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa saja yang
Dalam penelitian ini juga bercermin dari beberapa penelitian terdahulu akan
1. Skripsi Lela Susilowati pada tahun 2015 dengan judul “Peran Guru Dan
Orang Tua Dalam Mengatasi Anak hiperaktif Pada Siswa Kelas III Di SD
a) Saat ibu hamil suka merokok, b) kurangnya perhatian dari orang tua, c)
orang tua yang selalu memanjakan anak, d) adanya kasih sayang yang
orang tua dan f) kemampuan yang rendah dalam belajar. Usaha-usaha yang
anak hiperaktif.
2. Skripsi Markus Andika Nurcahya pada tahun 2016 dengan judul “Persepsi
SD Kasih, terdapat tiga orang guru memiliki persepsi sama mengenai anak
bergerak, keluar masuk kelas tanpa izin dan sebagainya. Selain itu,
emosi yang tidak terkontrol sehingga dia sering membentak guru saat
tidak mau duduk untuk waktu yang lama,suka mengambil barang milik
teman sekelompoknya.
12
3. Skripsi Astri Rahayu pada tahun 2015 dengan judul “Upaya Guru
anak ADHD yaitu tidak fokus dan tidak bisa diam, menentang, merusak,
tidak kenal lelah, tidak sabar dan usil, dan memiliki intelektual yang
hiperaktivitas pada anak ADHD oleh guru kelas maupun guru BK yaitu
hiperaktif dan mencari tahu apa kendala yang dialami oleh anak hiperaktif
D. Tujuan
E. Manfaat Penelitian
a) Secara Teoritis
pelaksanaan pendidikan.
b) Secara Praktis
1. Bagi Sekolah
2. Bagi Peneliti
BAB V
A. Kesimpulan
sulit berkonsentrasi, mudah bosan, sering keluar masuk kelas saat proses
pembelajaran, tidak bisa diam dan sering asyik dengan benda-benda yang
Sedangkan ketika berada diluar kelas seperti ketika dirumah, anak tersebut
sudah sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh
Akan tetapi guru kelas dirasa perlu untuk menambah bebrapa teknik untuk
92
93
penanganan anak hiperaktif , hal ini disebabkan karana masih ada banyak
sering terpecah. Sehingga solusi yang harus guru lakukan yaitu harus lebih
B. Saran
adapun saran yang dapat peneliti berikan kepada pihak terkait, antara lain:
2. Bagi Guru
luar jam sekolah untuk siswa hiperaktif dan menempatkan siswa hiperaktif
4. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang akan
datang.
\
89
9
DAFTAR PUSTAKA
Ardi Wiyani Novan, 2014. Penanganan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Asmaul Husnah, 2017. Efektivitas Terapi ABA Pada Anak ADHD (Attention
Deficit Hiperativity Disorder) dipusat Terapi Terpadu Anak dengan
Kebutuhan Khusus, Fakultas Psikologi UIN Malang, Vol 3 No 2,
http://etheses.uin-malang .ac .id /8935 /1/03410047.pdf, diakses 21 Januari
2021
Astuti Yuli, 2016. Cara Mudah Asah Otak Anak. Yogyakarta: Flasbook.
Bahri Husnul, 2019. Pendidikan Islam Anak Usia Dini Peletak Dasar Pendidikan
Karakter. Bengkulu: CV .Zigie Utama
Bella Rizka Kurniasari, 2019. Layanan Guru Pada Siswa Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) di Paud Sedayu Kecamatan Sedayu
Kabupaten Bantul, (Jurusan Jurusan program studi guru, Fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan, Universitas Muhamadiyah Bandung 2014 ), Vol.5
No.2, Https: // Www. Coursehero.Com/ File/42368445/SKRIPSI
Hayati Devie Lestari, 2019, “Peayanan Khusus Bagi Anak Dengan Attentions
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Dalam Meningkatkan Kebutuhan
Pengendalian Diri Dan Belajar Di Sekolah Inklusif”, Vol.5 No.2, http:
//jurnal. Unpad .ac.id/prosiding/issue/view/1264(Diakses 08 September )
95
\
8996
9
Kholilah Ella, 2017, Terapi Bermain dalam SlB Laboraturium Autis UNM,
Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Vol 2 No 3 file:
///C: /Users /Hp/ Downloads/6662-18183-1-SM.pdf, diakses 20 Januari 2021
MIF. Baihaqi, dan M. Sugiarmin, 2014. Memahami dan Membantu Anak ADHD.
Bandung : PT Refika Aditama.
Mirnawati, dan H. Amka, M.Si. 2019. Pendidikan Anak ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disoder). Yogyakarta : Grup Penerbit CV Budi Utama.
Pratiwi Putri Ratih, dan Murtiningsih Afin, 2016. Kiat Sukses Mengasuh anak
Berkebutuhan khusus. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Putra Nusa dan Dwilestari Ninin, 2012. Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Rahayu Astri, 2016, “Upaya Guru Bimbingan dan Koseling dalam Menangani
Hiperaktivitas Pada Anak ADHD (Attention Deficit Hiperativity
Dirsorder) untuk Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Siswa SLB-E
Prayuwana Yogyakarta”, Program Studi Bimbingan konseling Islam UIN
Sunan kalijaga Yogyakarta, Vol 3 No 2 http://digilib.uinsuka. ac.id /19761 /
1/12220023_BAB-I_IV-atau- V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf, diakses 21
Januari 2020
Rahayu Ismi, 2020. “Teknik Terapi dalam Menumbuhkan Bakat Anak ADHD
(Attention Deficit Hiperativity Disorder),di Yamet Child Develoment Center
98
97
Susanto Ahmad, 2011. Perkembangan Anak usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Suyadi, dan Ulfan Maulidya, 2015. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ulfa Wiwit Viktoria, 2019. ” Perilaku Hiperaktif Anak ADHD (Attention Deficit
Hiperaktivity Disorder) dan Faktor Penyebabnya”, Jurusan Sekolah Dasar
UNS, Vol 3 No 2. https://lib.unnes.ac.id/33511/1/1401415220
Optimized.pdf, diakses 21 Januari 2021
Wiyani Ardi Novan, 2016. Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta: Gava Media
Yuliana Yayuk, 2017. “Teknik Guru dalam Menangani Anak ADHD (Attention
Deficit Hiperacivity Disorder)”, Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Vol 4 No 2 http://etheses.uin-
malang.ac.id/6908 /1/11140103.pdf, diakses 21 Januari 2021