Disusun Oleh,
Nama : Agung Annas Fadhilah
NPM : 2113002
( STT MANDALA )
BANDUNG
202
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA BANDUNG
NPM : 2113002
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Rusman,S.T,M.T
NIDN.0414035901
i
LEMBAR PENGESAHAN PIHAK PERUSAHAAN
CV. PRIMA TUNGGAL TEKNIK
Disetujui oleh :
ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Untuk diisi
perusahaan :
Keterampilan : 5 6 7 8 9 10
Kerajinan : 5 6 7 8 9 10
Etika : 5 6 7 8 9 10
Tanggal : 8 September 2023
Nama Penilai : Yana
Jabatan : Production Departement
Nama Perusahaan : CV. PRIMA TUNGGAL TEKNIK
Alamat : Jl. Kampus 2A Dalam No. 21 Babakan Sari -
kiaracondong Bandung 40283
Yana
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar,akhirnya
penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Proses Pembuatan Labyrinth
Seal Pada Cross-Flow Turbine ini tepat pada waktunya dan sebagai salah satu
syarat untuk dapat mengikuti proyek akhir.
Kerja praktek yaitu suatu kegiatan yang diwajibkan oleh Sekolah Tinggi
Teknologi Mandala Bandung yang mempunyai tujuan agar para
mahasiswa/mahasiswi mampu mempunyai pengalaman bekerja langsung
dilapangan dan dapat mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama
bangku perkuliahan. Adapun laporan ini disusun berdasarkan kerja di lapangan,
sharing dengan pembimbing lapangan dan pengumpulan materi atau data yang
sesuai dengan kerja praktek dilapangan. Kerja praktek ini dilaksanakan dari
tanggal 08 September 2023 sampai dengan 08 Desember 2023 yang bertempat di
CV.Prima Tunggal Teknik.
2. Bapak Dr. Ir. Samun Haris, M.T selaku pembantu ketua 1 akademik dan
wakil ketua akademik
iv
3. Bapak Dadang jatnika, Ir., M.Eng, selaku ketua jurusan program studi
teknik mesin D-III
10. Teman terdekat saya Agung annas fadhilah yang sangat membantu dalam
menyelesaikan laporan akhir ini dari segi waktu, pemikiran serta
suportnya.
Dari segi penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik
dan sasaran dari semua pihak sangat di harapkan oleh penulis demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
v
Agung Annas Fadhilah
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PIHAK PERUSAHAAN....................................................ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK...............................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................................1
1.2 Identifikasi masalah...............................................................................................3
1.3 Batasan masalah.....................................................................................................3
1.4 Rumusan masalah..................................................................................................3
1.5 Tujuan masalah......................................................................................................4
1.6 Tujuan Kerja Praktek............................................................................................4
1.7 Lokasi,Waktu,Dan Lama Kerja Praktek.............................................................4
1.8 Metode penelitian...................................................................................................4
1.9 Manfaat penelitian.................................................................................................5
1.10 Sistematika Penulisan..........................................................................................5
BAB I Pendahuluan.................................................................................................5
BAB II Organisasi fungsi dan tugas perusahaan...................................................6
BAB III Tinjauan pustaka.......................................................................................6
BAB IV Data teknis dari sistem/bagian yang ditinjau...........................................6
BAB V Simpulan dan saran.....................................................................................6
BAB II ORGANISASI FUNGSI DAN TUGAS PERUSAHAAN.................................9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................21
3.1 Definisi Mesin Bubut............................................................................................13
3.2 Jenis -jenis Pembubutan......................................................................................13
3.3 Definisi Pahat Bubut............................................................................................15
3.4 Jenis – jenis pahat Bubut.....................................................................................15
3.6 Jenis Lain Mesin Bubut Secara Prinsip..............................................................21
3.7 Identifikasi Alat Dan Mesin Yang Digunakan....................................................23
A.Mesin Bubut ( Machine )...................................................................................24
B. Pahat Bubut.......................................................................................................30
C.Eretan..................................................................................................................30
1
2
C.Kepala Tetap.......................................................................................................31
Jangka Sorong ( Vernier Caliper )............................................................................34
BAB IV............................................................................................................................40
DATA TEKNIS DARI SISTEM/BAGIAN YANG DITINJAU...................................40
4.1 Identifikasi Gambar labyrinth seal.....................................................................40
4.2 Bahan material dan ukuran................................................................................41
4.3 Langkah – Langkah Pelaksanaan.......................................................................44
4.4 Alat Dan Bahan Pembuatan Labyritnh Seal......................................................44
4.4.1 Mesin Bubut..................................................................................................44
4.4.2 Jangka Sorong ( Vernier Calliper )..............................................................44
4.5 Labyrinth Seal......................................................................................................45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..............................................................................50
5.1 simpulan................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................51
3
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Turbin air adalah alat untuk merubah energi potensial air menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh
generator (Mohammad hamka,2016). Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Salah satu program
pemerintah melalui BUMN, PT. PLN pada tahun 2015, semua wilayah di
Indonesia diharapkan dapat teraliri arus listrik, karena kebutuhan energi listrik
yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan terutama di
sektor industri, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan ekonomi.
Distance ring pada cross-flow turbine. Distance Ring adalah salah satu
bentuk mechanical seal yang menggunakan bentuk lintasan berliku untuk
mencegah terjadinya kebocoran fluida. Secara alami fluida kerja yang bertekanan
akan mencari celah menuju ruang bertekanan rendah. Pada saat fluida kerja
tersebut melewati labyrinth seal, ia akan mengalami penurunan tekanan secara
bertahap akibat bentuk seal ini yang berkelak-kelok. Sampai pada bagian terluar,
fluida kerja akan kehilangan hampir semua tekanan kerjanya sehingga hanya
sebagian kecil saja fluida yang masih bertekanan kecil dapat keluar..
Studi kasus yang penulis angkat saat melakukan kegiatan PKL, adalah “
proses pembuatan Labyrinth Seal di CV. Prima Tunggal Teknik “. diharapkan
dengan dibuatnya tahapan proses pembuatan ini akan membantu proses produksi
di CV. Prima Tunggal Teknik. Bersama bila mana akan membuat parts tersebut
diwaktu yang akan datang.
Mengacu pada batasan masalah diatas, maka yang dapat dikemukakan dalam
rumusan masalah ini adalah :
Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi maka tujuan pembuatan labyrinth
seal pada cross-flow turbine adalah :
Email : jajang.jp@gmail.com
Metode yang digunakan penulis yaitu metode deskriptif, yaitu suatu metode
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi-informasi yang
berhubungan erat dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan untuk
mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan, maka penyusun
menggunakan cara yaitu :
Manfaat yang diperoleh dari dari pembuatan poros pengaduk selai adalah :
9
Dalam hal ini, penulis membuat sistematika kedalam 5 ( lima ) Bab dan setiap bab
akan dibagi lagi atas sub-sub bab sesuai dengan yang diperlukan.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, tujuan kerja praktek, lokasi,
waktu, dan lama kerja praktek, metode penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
Pada bab ini merupakan fungsi dan tugas perusahaan serta sejarah
berdirinya perusahaan juga struktur organisasi di perusahaan..
Pada bab ini merupakan tinjauan pustaka, sumber - sumber tentang buku
tentang mesin bubut, serta mesin lainya yang digunakan untuk pembuatan
labyrinth seal untuk turbin air cross flow.
10
Pada bab ini merupakan analisa data dari sistem yang ditinjau membahas
tentang pembuatan labyrinth seal pada turbin cross flow.
Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan ini yang berisikan simpulan
dan saran atas pembahasan dari kerja praktek yang telah dilakukan.
BAB II ORGANISASI FUNGSI DAN TUGAS PERUSAHAAN
9
10
Prima Tunggal Teknik didirikan pada awal tahun 2011 oleh Bapak
Komarudin, seorang insinyur listrik dengan latar belakang yang kuat dan
bersemangat dalam energi terbarukan khususnya pembangkit listrik tenaga air
kecil selama lebih dari 18 tahun. Sebelumnya bekerja dengan Entec AG,
konsultan dan perusahaan teknik yang berbasis di Swiss yang berspesialisasi
dalam pembangkit listrik tenaga air kecil. Beliau memiliki banyak pengalaman
dengan proyek-proyek di seluruh dunia yang didukung oleh badan kerjasama
internasional (GIZ, ETC Foundation, UNDP, UNIDO) dalam transfer teknologi
dan pengembangan proyek khususnya pada turbin aliran silang (T14/T15) dan
teknologi pengontrol di negara-negara berkembang di seluruh dunia.
pelaksanaan direktur utama dibentuk oleh beberapa staf begitupun seterusnya bagi
seterusnya bidang.
Susunan organisasi Cv. Prima Tunggal Teknik terdiri dari direktur atau
pemilik Cv. Prima Tunggal Teknik. Jabatan dalam organisasi dibedakan dalam
tiga strata yaitu mandor atau pengawas lapangan, engginer proses dan finising
produk.
Setiap pegawai tentu mempunyai cara cara tersendiri dalam proteksi diri terhadap
ancaman kecelakaan kerja/ penyakit dalam menunjang pekerjaannya, misal
dengan memakai masker Ketika sedang flu, menunda bepergian Ketika sedang
pandemi, maupun dengan menjaga kebersihan/ kenyamanan ruangan kerja.
Menurut Budiono dkk (2003), faktor yang mempengaruhi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja adalah
a. Beban Kerja. Beban kerja merupakan beban fisik, mental dan sosial, sehingga
penempatan pegawai sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2.5.1 Services
Dengan pengalaman, sumber daya, dan jaringan kami yang luas, kami
dapat mendukung proyek Anda dari tahap awal hingga operasi akhir dan. Kami
menyediakan layanan berikut:
2. Rehabilitasi PLTMH
3. Daya 1 - 500 kW
5. Frekuensi 50 Hz atau 60 Hz
atau sebagian komponen (misalnya turbin saja, pengontrol saja, dll) sesuai
kebutuhan pelanggan.
Kisaran daya 10 - 75 kw
Efisiensi 75%
Entec ag berlisensi swiss, desain yang terbukti baik untuk kualitas dan kinerjanya.
Dikembangkan di indonesia pada awal tahun 2000, sejak itu telah digunakan di
lebih dari 500 lokasi pltmh di seluruh dunia.
Jangkauan kepala 5 - 70 m
Efisiensi 78%
Gambar 2. 8 produk
Sumber: galeri pribadi
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Defini Mesin Bubut (bahasa Inggris: lathe) adalah mesin perkakas yang
memutar benda kerja pada sumbu rotasi untuk melakukan berbagai proses seperti
pemotongan, pengamplasan, knurling, pengeboran, deformasi, pembubutan muka, dan
pemutaran, dengan alat yang diterapkan pada benda kerja untuk membuat objek dengan
simetri terhadap sumbunya. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari
benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan
rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam
ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar
roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
21
22
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan tepi
maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya
harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses
pemotongan pada mesin bubut.
c. Pembubutan alur ( grooving )
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
d. Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut:
- Dengan memutar compound rest
- Dengan menggeser sumbu tail stock
- Dengan menggunakan taper attachment.
e. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya
untuk ulir-ulir standar.
f. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
g. Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja
h. Kartel ( Knurling )
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin
i. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan
alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala
tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas.
23
Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer
dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran
reamer digerakkan memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan
dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.
Pahat Bubut adalah suatu alat potong yang digunakan pada saat proses
pembubutan, dan jenisnya juga cukup beragam, disesuaikan dengan fungsinya.
Penggunaan pahat bubut harus disesuaikan dengan fungsinya agar pahat tidak rusak
atau aus. Jadi pengguna harus bisa membedakan pahat yang akan digunakan
pada mesin bubut. Berbagai pengerjaan yang bisa dilakukan yaitu pembubutan
permukaan atau facing, memperbesar diameter lubang, pahat ulir, pengerjaan rata, alur,
tirus dan champer.
Bahan material yang digunakan pada pahat bubut dikategorikan beberapa jenis
yaitu pahat bubut dari karbon, HSS / Baja kecepatan tinggi, Paduan cor nonferri,
Keramik, Karbida, CBN / cubic boron nitrides, dan Intan yaitu Sintered dan Natural
diamond.
Pahat bubut rata kiri berfungsi untuk membubut diameter luar pada benda kerja,
dengan arah pemakanannya dari kiri ke arah kanan.
Pahat bubut sisi fungsinya hampir sama dengan pahat bubut rata. Perbedaannya
terletak pada besar sudut puncaknya, dimana pahat bubut muka puncaknya hanya
mencapai 55°.Pahat bubut ini digunakan untuk membubut permukaan ujung benda
24
kerja hingga rata, baik benda kerja yang ditahan oleh senter atau tidak. Pemakanannya
di mulai dari bagian tengah (titik senter) ke arah sisi benda kerja, sehingga gerakannya
mundur ke atas dan dalam membubut menggunkan pahat bubut sisi, putaran benda
kerja harus benar. Karena jika putaran salah dapat mengakibatkan benda kerja tidak
tersayat dengan benar, serta memberi beban pada pahat yang dapat menyebabkan pahat
menjadi aus.
Pahat bubut potong berfungsi untuk memotong benda kerja dengan cara
menyayat benda kerja yang berputar. Pemotongan ini dilakukan dengan memutar
spindel eretan lintang untuk menghasilkan gerakan memotong benda kerja.
4. Pahat Ulir
Pahat ulir berfungsi untuk membuat ulir pada proses pembubutan dan ulir yang
bisa dibuat dari pahat ini adalah ulir ganda, ulir tunggal, ulir kanan dan ulir kiri. Proses
pembuatan ulir ini sendiri biasanya akan dilakukan secara otomatis yang bisa diatur
pada mesin bubut untuk menghasilkan ulir yang presisi.
5. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat celah alur pada benda kerja sesuai dengan
kebutuhan dan biasanya digunakan untuk pembatas pada anak ulir benda kerja.
6. Pahat Bentuk
Pada umumnya pahat ini memiliki sudut-sudut bebas sehingga dapat bergerak ke kiri
atau ke kanan serta maju tegak lurus.
25
7. Pahat Chamfer
Pahat bubut rata dalam berfungsi untuk membubut lubang atau bagian dalam benda
kerja. Umumnya digunakan untuk memperbesar diameter benda kerja2. Selang
Cooland atau Pendingin
Toolpost ini berada di atas eretan atas. Digunakan untuk memegang atau
menjepit pahat bubut saat proses pembubutan. Secara umum, tool post ada dua macam,
yaitu :Standar tools post
Tool post yang dalam pengaturan ketinggian mata pahat menggunakan ganjal.
Cara pengencangan pahat dengan cara mengencangkan baut-baut yang terdapat di
bagian atas tool post. Menurut jumlah rumah pahatnya tool post standar ada dua
macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan rumah pahat empat. Tool post dengan satu
rumah pahat, menyebabkan jumlah pAahat yang dapat dipasang hanya satu. Ketika
harus mengganti pahat, operator harus mengatur ketinggian lagi untuk pahat
selanjutnya. Sedangkan untuk tool post dengan empat rumah pahat, operator bisa
memasang maksimal 4 jenis pahat berbeda. Sehingga hanya perlu mengatur ketinggian
26
pahat sekali saja untuk setiap pahat dan bisa mengganti pahat tanpa harus menyetel
pahat lagi.
Tool post yang dalam mengatur ketinggian mata pahat tanpa menggunakan
ganjal. Karena sudah dilengkapi dengan perlengkapan mekanik yang dapat mengatur
ketinggian pahat. Tool post ini ada dua macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan
lebih dari satu. Penggunaannya sama dengan standar tool post.
5. Kepala Lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang
berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan benda
berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada
kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di
kepala lepas adalah; Center Putar, untuk memompang benda kerja,agar tidak terjadi
gesekan, Handwill, pengunci poros,Pengunci alas.
6. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada
benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan
utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas
dan dudukan pahat.
Eretan alas
Ialah eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan dapat bergerak ke kiri atau
ke kanan sepanjang alas. Di dalamnya terdapat perlengkapan mekanik yang
menggerakkan eretan tersebut secara otomatis atau digerakkan dengan tangan.
Eretan Lintang
27
Berada diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas. Gerakan
melintang, yaitu menjauhi atau mendekati operator, baik diputar dengan tangan maupun
secara otomatis. Kegunaan eretan ini antara lain untuk memberikan tebal pemakanan
pahat atau menggerakan pemakanan pahat. Pada bagian yang dekat dengan pemutarnya
terdapat skala ukuran. Dengan skala ini kita dapat mengatur tebal penyayatan pahat.
Eretan Atas
Terletak di atas eretan lintang dan diikat oleh 2 baut. Pada eretan ini terpasang rumah
pahat. Kedudukan eretan dapat diubah-ubah atau diputar 360° sesuai dengan
kebutuhan. Pada bagian alasnya terdapat skala derajat. Eretan ini khususnya untuk
membuat tirus dengan sudut yang besar pada jarak pendek. Gerakannya tidak otomatis.
7. Motor Penggerak
Handle pada setiap mesin bubut berbeda-beda. Beda pabrik, beda ukuran, berbeda pula
handle-handlenya. Cara menggunakan handle dapat disesuaikan atau berpedoman pada
tabel yang menempel pada mesin. Fungsi dari handle ini ada berbagai macam, antara
lain :
• Pengaturan penguliran
Lampu ini digunakan untuk membantu operator melihat benda kerja saat
dibubut. Berguna juga untuk membantu operator melihat hasil pengukuran benda kerja.
Namun tidak semua mesin bubut dilengkapi dengan lampu.
Poros transportir adalah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium
dengan jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm) yang terletak dibawah eretan alas.
Berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya
pembubutan arah memanjang/ melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut
standar pada umumnya kisar ulirnya antara dari 6 sampai 8 mm. Poros pembawa adalah
poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam
proses pemakanan secara otomatis. Untuk pengaturan kecepatan pemakanan otomatis,
dapat dilihat dari tabel pemakanan pada mesin. Agar dapat memilih kecepatan yang
tepat dan mendapatkan hasil pembubutan sesuai. dengan kebutuhan. Cara
pengaturannya mirip dengan pengaturan rpm dengan mengatur handle.
29
Digunakan untuk menghentikan mesin. Rem ini sangat berguna ketika mengulir
dan berhenti pada posisi tertentu. Dalam keadaan darurat, operator juga bisa
menggunakan rem kaki untuk menghentikan mesin. Demikianlah pembahasan lengkap
mengenai komponen utama mesin bubut dan fungsinya. Semoga bermanfaat dan
menambah wawasan kita semua. Jangan lupa untuk share informasi ini dengan tema-
teman yang lain.
Mesin bubut ini dirancang untuk berbagai macam bentuk dan yang paling
umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle
dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada
pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel. Melalui roda
gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir,
putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa
pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang dibubut
dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan
batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang telah dikerjakan, oleh
sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.
Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk operasi
berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang
sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci dan
mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka hanya sedikit
keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang dapat diproduksi
sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan kembali.
Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak maju
mundur dengan turret.
Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor vertikal,
tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri atas
pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret yang
dipasangkan di atas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu kepala
samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang pahat.
31
Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping mempunyai
perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama dalam
daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret yang berdiri
pada ujung kepala tetap. Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk
memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang diameternya
besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.
Proses pembuatan poros pengaduk selai pada alat ini menggunakan beberapa mesin
beserta alat bantu yang sesuai dengan bentuk komponen yang akan dibuat. Tabel 1
menunjukan beberapa mesin beserta alat pendukung yang digunakan dalam proses
pembuatan labyrinth seal pada cross-flow turbine.
Tabel 3. 1 Daftar mesin dan alat yang digunakan untuk pembuatan Labyrinth
Seal.
3 Mistar baja 1
5 Center drill 1
32
6 End mill 1 ∅ 6 , ∅ 12 , ∅ 12 mm
7 Collet 1
8 Kacamata 2
9 Sarung tangan 1
Secara garis besar proses pembuatan labyrinth seal menggunakan alat yang
sama dengan demikian alat-alat tersebut bisa dijelaskan satu persatu diantaranya:
Mesin bubut atau turning machine (lihat Gambar 5) adalah suatu mesin
perkakas yang digunakan untuk merubah ukuran dan bentuk dari benda kerja dengan
cara menyayat benda kerja dengan menggunakan pahat. Benda kerja yang berputar
tersebut dipasang pada cekam mesin bubut, kemudian pahat melakukan penyayatan
memanjang, melintang, atau kombinasi dari keduanya.
33
Pada proses cara kerja mesin bubut yaitu benda kerja diikat atau dipegang
dengan suatu alat pemegang atau pengikat yang disebut chuck. Cekam ditempatkan
atau dipasang pada ujung poros utama mesin bubut dengan sambungan pasak atau
sambungan ulir, sehingga benda kerja pada chuck ikut berputar pada saat mesin
dijalankan. Alat potong (Tools) dipasang pada tool post yang kemudian dipakai untuk
membentuk benda kerja dengan cara disayatkan pada benda kerja yang berputar
(Widarto, 2008:144). Pada saat penyayatan pahat bergerak secara memanjang maupun
melintang atau kombinasi dari gerak tersebut. Putaran sumbu utama diperoleh dari
motor listrik dengan menggunakan penghantar sabuk penggerak. Proses pembubutan
sendiri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pengerjaan bagian luar benda kerja (outside
34
turning) dan pengerjaan bagian dalam benda kerja (inside turning). Proses pengerjaan
tersebut diantaranya:
a.Membubut silindris (turning), yaitu proses mengurangi diameter luar dari benda
kerja.
b. Membubut muka (facing), yaitu proses mengurangi Panjang benda kerja
c. Membubut alur (Grooving), yaitu proses pembubutan alur pada benda kerja
d. Pembuatan lubang (drilling), yaitu proses pembuatan lubang pada benda kerja
menggunakan mata bor.
e. Reamer (reaming), yaitu membubut lubang dari hasil pengeboran yang memiliki
akurasi, kebulatan dan kehhalusan dalam derajat yang tinggi.
f. Pemotongan (cut off), yaitu proses pemotongan benda kerja pada mesin bubut
dengan pahat potong.
g. Membuat lubang (boring), yaitu proses pembuatan dengan memperbesar
diameter lubang dapat dilakukan dengan pahat bubut.
h. Membuat eksentrik (ecentrik turning), yaitu proses membubut benda kerja yang
memiliki sumbu tidak sepusat dengan sumbu utama mesin bubut.
i. Membubut tirus (taper turning), yaitu proses membubut tirus pada benda kerja
dengan sudut kemiringan tertentu.
j. Membubut ulir (tread cutting), yaitu pembuatan ulir luar maupun ulir dalam pada
benda kerja.
e. Reamer (reaming), yaitu membubut lubang dari hasil pengeboran yang Pada proses
pembubutan yang perlu diperhatikan di antaranya kecepatan putar spindel (spindle
speed), gerak makan (feed), kedalaman pemakanan (dept of cut), waktu pemotongan,
jenis pahat dan bahan benda kerja yang digunakan Parameter-parameter penyayatan
dapat dilihat pada Gambar 3
35
Kecepatan potong (cutting speed) yaitu kemampuan sebuah alat potong untuk
menyayat bahan dengan aman dan menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu
(m/menit atau feet/menit) atau panjang tatal yang dihasilkan dalam satu menit
(Wirawan Sumbodo dkk, 2008 : 260-261).
Rumusnya yaitu:
π . d ,n
vc= … … … ( 1)
1000
Ket :
n = putaran (rpm)
Vc = cutting speed (m/menit)
d = diameter benda kerja (mm)
36
Kecepattan potong (cutting speed) juga bisa didapat dari pembacaan table yang
harganya tergantung dari jenis bahan dan jenis pahat yang digunakan, lihat Tabel 5.
Dari rumus tersebut diperoleh angka putaran mesin (rpm).
a. Kecepatan pemakanan ( feeding )
Kecepatan pemakanan (feeding) pada mesin bubut adalah jarak tempuh gerak
maju pisau/benda kerja dalam satuan millimeter permenit atau feet per menit. Pada
gerak putar, kecepatan pemakanan, f adalah gerak maju alat potong/bendakerja dalam n
putaran benda kerja/pisau permenit.
Rumus
V f =F . n
Keterangan :
Vf = kecepatan makan ( mm/ menit )
F = gerak makan ( mm/put )
N = putaran poros utama ( benda kerja ) ( rpm)
b. Waktu pembubutan
Waktu pembubutan adalah waktu yang digunakan untuk melakukan
pembubutan benda kerja yang dipengaruhi oleh kecepatan pemakanan, kedalaman
potong, panjang pembubutan, dan putaran mesin.
Rumus
L
τ h=
a.η
Keterangan :
th= waktu kerja mesin ( menit )
L= Panjang benda kerja total
a= kecepatan pemakanan ( mm/put )
n= putaran permenit ( rpm )
c. Kedalaman potong
37
kedalaman potong (dept of cut) adalah besarnya atau dalamnya pemotongan dalam satu
pengerjaan pembubutan. Kedalaman pemotongan juga dipengaruhi oleh putaran mesin,
bahan benda kerja, jenis pahat yang digunakan, dan kecepatan potong.
Rumus
D−d
α= (mm)
2. i
Keterangan :
a= kedalaman potong
D= Diameter besar benda kerja ( mm)
d= diameter kecil benda kerja ( mm )
1000. V . c
n= (rpm)
πd
Keterangan :
Vc=kecepatan potong
n= putaran mesin (rpm)
π = keliling benda kerja ( mm )
d=¿diameter benda kerja ( mm )
b. Kecepatan penghasilan bram ( widarto 2008 : 151) :
Rumus
Z=A,v
38
Keterangan :
A = a .f (mm²)
v = Kecepatan potong (m/menit)
Z = Kecepatan penghasilan bram (cm²/menit)
B. Pahat Bubut
enis pahat bubut yang digunakan yaitu pahat baja HSS. Adapun macam- macam pahat
bubut dapat dilihat pada Gambar 5
39
C.Eretan
Gambar 3. 5 Eretan
Sumber: Galeri Pribadi
C.Kepala Tetap
b. Center Drill
Center drill merupakan salah satu peralatan pendukung pada pengerjaan
menggunakan mesin bubut. Bor senter digunakan untuk mengebor ujung benda
kerja yang nantinya akan dipasang senter putar.
d. Kepala Lepas
Kepala lepas terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan badan. Kedua bagian itu
diikat dengan 2 atau 3 baut dan dapat digerakan. Pergeseran itu dilakukan untuk
kedudukan kedua senter tidak sepusat dan kedudukan kedua senter harus tidak sepusat,
misal untuk membuat tirus.Kepala lepas berfungsi sebagai:
1) Sebagai pendukung pekerjaan yang akan dipasang antara dua senter
2) Sebagai tempat dudukan perkakas (mata bor, senter putar)
Rumah Pahat Pahat bubut dipasang pada tempat pahat tunggal atau pada tempat
pahat yang berisi empat buah pahat. Apabila pengerjaan hanya butuh pahat satu macam
saja lebih baik menggunakan tempat pahat tunggal.Apabila menggunakan pahat lebih
dari satu macam, misalnya pahat rata, pahat alur, pahat ulir, maka sebaiknya gunakan
tempat pahat yang bisa dipasang sampai empat pahat pada rumah pahat.
Ulir Metrik adalah salah satu jenis standar ulir pertama yang disetujui secara
internasional. Bentuk ulir berbentuk V memiliki sudut panggul 60° dan ulir jantan dan
betina keduanya sejajar. Ulir metrik hadir dalam ukuran pitch yang berbeda untuk
diameter tertentu: pitch kasar dan pitch halus. Ulir kasar memiliki ukuran pitch default
sedangkan ulir halus memiliki ukuran pitch yang lebih kecil dan jarang digunakan.
Akibatnya, ulir kasar diidentifikasi hanya berdasarkan diameter sedangkan ulir halus
dikenali berdasarkan diameter serta ukuran pitch.
Rumus ulir metrik adalah rumus yang digunakan untuk menghitung dimensi
dan karakteristik ulir metrik pada sebuah baut, mur, atau ulir lainnya yang
menggunakan sistem pengukuran metrik. Satuan dari sistem pengukuran metrik adalah
milimeter (mm) untuk dimensi linear, dan kilogram (kg) untuk massa. Berikut ini akan
diringkas beberapa rumus penting yang digunakan dalam ulir metrik:
OD = D – (0.6495 x P)
Dimana D adalah diameter utama dari baut atau mur, dan P adalah pitch (Jarak antara
dua kawat ulir berturut – turut).
Diameter inti adalah diameter terkecil dari ulir metrik dan diukur antara kawat
ulir berturut – turut. Rumus dari diameter inti adalah:
Pitch adalah jarak antara dua kawat ulir berturut – turut pada ulir metrik. Pitch
dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Pitch = 1/TPI
TPI (Threads Per Inch) adalah jumlah ulir per inci. Namun, pada sistem metrik, pitch
diukur dalam satuan milimeter (mm) dan biasanya disebut dengan pitch metrik.
Sudut kekenyalan adalah sudut yang terbentuk antara sisi-sisi ulir pada ulir
metrik. Pada ulir metrik, sudut kekenyalan memiliki besar 60 derajat.
Kedalaman ulir adalah jarak vertikal dari puncak kawat ulir hingga dasar ulir
pada ulir metrik. Kedalaman ulir pada ulir metrik adalah 0.6134 x P.
Panjang ulir adalah panjang total dari ulir pada sebuah baut atau mur. Untuk
menghitung panjang ulir, Anda perlu menambahkan panjang ulir parsial dengan
panjang ulir penuh. Rumusnya adalah:
Tabel ulir metrik merupakan sebuah tabel yang berisi sebuah informasi mengenai
ukuran dan dimensi ulir metrik standar yang digunakan dalam industri. Isi dari tabel ini
mencakup berbagai ukuran ulir metrik, termasuk diameter ulir, pitch, diameter dasar
ulir, hingga diameter atas ulir.
Tabel ulir metrik disusun dalam bentuk matriks dengan kolom dan baris. Kolom-kolom
tersebut dapat mencakup informasi berikut :
Bagian ini mencantumkan ukuran diameter luar ulir metrik dan biasanya diukur dalam
satuan milimeter (mm).
Kolom ini memberikan informasi mengenai pitch atau jarak antara dua ulir
berturut-turut. Pitch diukur dalam satuan milimeter dan menunjukkan seberapa rapat
atau renggang ulir tersebut.
Kolom ini akan memberikan informasi mengenai diameter terbesar pada bagian
atas ulir metrik. Itu dia penjelasan mengenai isi kolom pada tabel ulir metrik. Perlu
diketahui bahwa tabel ulir metrik standar sering kali disusun berdasarkan standar
internasional. seperti standar ISO (Organisasi Internasional Standarisasi) atau DIN
(Institut Standarisasi Jerman). Oleh karena itu, penting untuk melihat pada tabel yang
sesuai dengan standar yang relevan untuk memastikan konsistensi dan kesesuaian
dengan standar industri yang berlaku. Dibawah ini merupakan contoh gambar dari tabel
ulir metrik :
Dengan menggunakan tabel ulir metrik, dapat membantu para profesional dan
teknisi dalam menentukan ukuran ulir yang sesuai dengan kebutuhan, serta memastikan
keselarasan dengan komponen lain yang menggunakan ulir metrik. Berikut ini terdapat
beberapa contoh penggunaan dari tabel ulir metrik :
1. Industri Manufaktur
Dalam perakitan dan mesin dan peralatan di industri manufaktur, tabel ulir
metrik digunakan untuk memilih ukuran uir yang tepat untuk baut, mur dan sambungan
lainnya. Dengan menggunakan tabel ulir metrik, para teknisi maupun insinyur dapat
menentukan ukuran ulir yang sesuai dengan keperluannya untuk menjaga kekakuan dan
keandalan struktur perakitan.
2. Industri Otomotif
Dalam industri otomotif tabel ulir metrik digunakan untuk menentukan ukuran
dan spesifikasi ulir yang digunakan dalam sistem pemasangan dan pengikatan,
contohnya seperti suspensi, knalpot, sistem knalpot, dan bagian – bagian lainnya. Tabel
ulir metrik membantu dalam memastikan kekuatan dan koneksi yang tepat pada
komponen – komponen tersebut.
Selain itu tabel ulir metrik juga sering digunakan sebagai panduan perakitan
dalam industri otomotif. Tabel ulir metrik menyediakan informasi mengenai ukuran ulir
yang digunakan pada berbagai komponen dan sistem kendaraan. Hal ini memudahkan
dalam perakitan dan memastikan kesesuaian ulir yang tepat.
3. Konstruksi Bangunan
49
50
Bahan yang digunakan untuk Labyrinth seal adalah MC901 nylon plastic
rod/bar MC Nylon, berarti monomer casting nylon, adalah sejenis plastik teknik yang
digunakan dalam industri komprehensif, telah diterapkan hampir setiap bidang industri
Tinjauan: MC901 adalah pelat nilon cor, yang memiliki warna putih yang
mencolok, yang lebih keras daripada nilon cor biasa, memiliki fleksibilitas yang lebih
baik dan ketahanan kelelahan. Ini adalah bahan yang ideal untuk persneling, rak, dan
roda gigi transmisi.
CAST Nylon Sheet Tube dan Fitur Produk Rod: Kekuatan mekanik tinggi,
kekakuan, kekerasan, ketangguhan, ketahanan penuaan yang baik, kemampuan
redaman mekanis yang baik, sifat geser yang baik, ketahanan aus yang sangat baik,
kinerja pemesinan yang baik, tidak ada creep saat digunakan untuk kontrol yang tepat
dan efektif, Kinerja anti-pakaian yang baik, stabilitas dimensi yang baik.
Mechanical Properties
Thermal Properties
Eletrical Properties
Others
Coeffient - - 0.39
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda
kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda
kerja yang di putar. Dalam pembuatan poros Sebagian besar menggunakan mesin
bubut.
Jangka sorong adalah alat ukur yang kerap di gunakan oleh para engineer untuk
mengukur benda-benda tertentu. Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur ketebalan plat
atau benda lainnya yang berukuran kecil. Ada du jenis jagka sorong yang dapat
digunakan, yakni manual dan digital.
54
1. Mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk membuat labyrinth seal yaitu:
1) Mesin bubut
2) Pahat ulir
3) pahat alur
4) Jangka sorong
5) Ragum
6) Senter putar
7) Kunci L
8) Kuas
Langkah ini perlu diperhatikan dengan teliti. Pemasangan pahat pada tool
post harus diperhatikan ujung sayat pahat harus benar-benar sejajar dengan
ujung senter putar. Jika kurang harus ditambahkan plat tipis pada bawah
pahat. jika ujung pahat terlalu tinggi maka tidak akan menyentuh benda
kerja namun jika ujung pahat terlalu rendah maka akan menghasilkan
potongan yang kurang baik dikarenakan pahat ikut tertarik putaran benda
kerja. Maka dari itu setting pahat harus benar benar setinggi ujung senter
putar.
c) Penyetelan putaran spindle mesin
Penyetelan putaran mesin bubut perlu diatur karena akan mempengaruhi
hasil kerja. Kecepatan putaran yang terlalu lemah akan menghasilkan
permukaan benda kerja yang kasar selain itu akan mempengaruhi pahat
bubut, Pahat akan cepat tumpul.
3. Pembuatan Labyrinth Seal
a) Pemotongan bahan
Bahan yang akan di potong adalah besi baja. MC901 Nylon Plastic Rod
adalah sejenis plastik teknik yang digunakan dalam industri komprehensif
dengan Ø150 mm. dengan spesifikasi adalah poros utama = Ø 130 mm
dengan panjang 35 mm, Proses pemotongan ini dilakukan agar dalam
proses pemesinan tidak terlalu lama untuk membuat ukuran seperti yang
dikehendaki dan mempermudah dalam penyelesaian permukaannya.
b) Jenis pekerjaan yang dilakukan di mesin bubut meliputi :
1. Penyetingan benda di chuck bubut
2. Bubut fasing atau melintang sehingga rata
3. Bubut memajang horizontal
4. Bubut pembuatan ulir
5. Bubur alur pemotongan.
57
1000.25
n= =54 ,90 RPM
3 , 14.145
6. Menghitung metric thread pitch list
OD adalah dimensi terluar dari metrik.
OD = D – (0.6495 x P)
58
5.1 simpulan
Berdasarkan proses pembuatan Labyrinth seal dapat ditarik simpulan sebagai
berikut :
1. Proses pembuatan labyrinth seal meliputi identifikasi gambar kerja, persiapan alat
dan bahan, proses pemotongan bahan, proses pembubutan, proses pemotongan, proses
pembubutan ulir metrik.
2. Bahan yang digunakan untuk proses pembuatan labyrinth seal yaitu nylon plastic
MC dengan Panjang 145 mm
3. lat dan mesin yang digunakan untuk membuat labyrinth seal yaitu : mesin bubut,
jangka sorong,kacamata.
5.2 Saran
2. Untuk menghasilkan produk yang baik, pada saat perakitan harus diperhatikan urutan
pengerjaan dan ketelitian dalam perakitan.
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Taufik Rochim, Teori & Teknologi Proses Permesinan. Diakses pada tanggal 17
Oktober 2023 dari : perpustakaan STT Mandala Bandung
Anonim. (2015). Cutting Speed Untuk Mata Bor . Diakses pada tanggal 20 Oktober
2023 dari : http//www.teknikmesin.org/cuttingspeeduntukmatabor/
Gunanto dkk (2021). Teknik Permesinan Bubut. Penerbit andi Diakses tanggal 20
Oktober 2023
Klebanov. Boris M., Barlam. David M., Nystrom. Frederic E., Machine Elements
Life and Design,CRC Press Taylor & Francis Group, New York
61
Creese, Robert C.,1999, Introduction to Manufacturing Processes and Materials,
Marcel Dekker Inc, New York
MacIsaac, Bernie., Langton Roy, 2011. Gas Turbine Propulsion Systems. John
Wiley & Sons, United Kingdom
Jaluria, yogesh. Design and Optimization on Thermal System. CRC Press Taylor & Francis
Group, New York
62