KERJA PRAKTEK
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SARJANA
SEMARANG
APRIL 2020
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KERJA PRAKTEK
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SARJANA
SEMARANG
APRIL 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya pada saat ini sehingga penulisan Laporan Kerja Praktik ini dapat
selesai tepat waktu. Laporan Kerja Praktik ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik
Program Studi S1 Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro.
1. Orang tua penulis yang dengan sabar dan penuh kasih selalu mendoakan
dan memberi semangat serta memotivasi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kerja praktik dan menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Edwin Gutama selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan
waktu untuk memberi pelajaran, masukan dan pengalaman selama
pelaksanaan Kerja Praktik (KP) dan penyusunan laporan.
3. Staff GPT Divisi TC – 4000 PT. Dirgantara Indonesia yang telah membantu
untuk menyelsaikan tugas yang diberikan selama kerja praktik
dilaksanakan.
4. Bapak Dr. Aris Triwiyatno S.T, M.T. selaku dosen pembimbing Kerja
Praktik.
5. Teman-teman kerja praktik teknik elektro 2017 universitas diponegoro yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan selama kerja
praktik.
vi
vii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, Oleh sebab itu penulis mohon maaf atas kesalahan dalam hal penulisan.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan laporan ini.
JUDUL ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN.................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN ................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah........................................................................ 2
1.4 Tujuan Kerja Praktik ................................................................. 2
1.5 Manfaat Kerja Praktik ............................................................... 2
1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................... 3
1.7 Metode Pelaksanaan .................................................................. 3
1.8 Sistematik Penulisan ................................................................. 3
BAB II PT. DIRGANTARA INDONESIA
2.1 Sejarah Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia .......................... 4
2.2 Logo dan Makna PT. Dirgantara Indonesia .............................. 11
2.3 Struktur Organisasi ................................................................... 11
2.4 Visi dan Misi Perusahaan .......................................................... 13
2.2.1. Visi................................................................................... 13
2.2.2. Misi .................................................................................. 13
2.5 Tata Kerja Perusahaan............................................................... 13
2.6 Pesawat Produksi PT. Dirgantara Indonesia ............................. 14
BAB III PESAWAT CN-235
3.1 Tinjauan Umum ........................................................................ 17
viii
3.2 Tujuan Penelitian ...................................................................... 17
3.3 Landasan Teori .......................................................................... 18
3.3.1. Profil Pesawat CN-235 .................................................... 18
3.3.2. Deskripsi Sistem Pesawat Terbang CN-235 .................... 19
3.3.3. Pengendali Utama Pesawat Terbang CN-235.................. 23
3.3.4. Pengendali Sekunder Pesawat Terbang ........................... 26
3.3.5. Trim System Pesawat CN-235 ......................................... 28
BAB IV RUDDER TRIM SYSTEM
4.1 Deskripsi Umum Rudder Trim System...................................... 30
4.2 Deskripsi Komponen Rudder Trim System ............................... 31
4.3 Deskripsi Sirkuit Rudder Trim System ...................................... 35
4.4 Deskripsi Kabel pada Rudder Trim System............................... 38
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 39
5.2. Saran ......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40
LAMPIRAN A ABSENSI KERJA PRAKTIK .............................................. 42
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dengan memahami proses industri transportasi udara yang ada di PT. Dirgantara
Indonesia. Hal ini dapat dicapai melalui program kerja praktik yang diadakan
Universtiras Diponegoro.
Tulisan mengenai sejarah, logo, struktur organisasi, visi dan misi perushaan PT.
Dirgantara Indonesia diambil dari sumber [2].
4
5
Penerbangan Angkatan Darat). Pada tahun yang sama pesawat sport "Kunang 25"
diterbangkan. Filosofi dari pesawat ini adalah untuk memotivasi generasi muda
Indonesia yang tertarik pada bidang pembuatan pesawat.
Sejalan dengan pencapaian yang telah diperoleh dan untuk
memungkinkannya berkembang lebih cepat, berdasarkan Keputusan Kepala Staf
Angkatan Udara Indonesia No. 488, Agustus 1960, Lembaga Persiapan Industri
Penerbangan (LAPIP), Industri Penerbangan didirikan. Diresmikan pada 16
Desember 1961, badan tersebut memiliki fungsi mempersiapkan pendirian industri
penerbangan dengan kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional
di Indonesia.
Pada tahun 1962 berdasarkan Keputusan Presiden, Teknik Penerbangan ITB
(Bagian Teknik Penerbangan ITB) didirikan sebagai bagian dari Departemen Mesin
yang sebelumnya sudah ada. Oetarjo Diran dan Liem Keng Kie adalah pelopor
penerbangan. Kedua tokoh tersebut ikut serta dalam Program Beasiswa Siswa Luar
Negeri. Melalui program ini, sejumlah siswa Indonesia dikirim ke luar negeri
(Eropa dan Amerika Serikat).
Sementara itu beberapa upaya lain dalam merintis pendirian industri
pesawat terbang juga terus dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia yaitu B.J.
Habibie dari tahun 1964 hingga 1970an.
Lima faktor utama yang mengarah pada pendirian IPTN adalah:
1. Ada beberapa orang Indonesia yang sejak lama bermimpi untuk membangun
pesawat terbang dan mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia.
2. Ada beberapa orang Indonesia yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk membangun pesawat terbang dan industri pesawat terbang.
3. Ada beberapa orang Indonesia selain menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dibutuhkan, mereka juga sangat berdedikasi untuk memanfaatkan keahlian
mereka untuk pendirian industri pesawat terbang.
4. Ada beberapa orang Indonesia yang ahli dalam pemasaran dan penjualan
pesawat terbang untuk lingkup nasional dan internasional.
5. Ada kemauan politik dari Pemerintah yang berkuasa.
7
Habibie sebagai Direktur Utama. Ketika fasilitas fisik industri ini selesai, pada
Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri pesawat terbang ini.
Pada 11 Oktober 1985, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dipindahkan
ke PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN.
Dari titik inilah cakrawala baru pertumbuhan industri pesawat terbang
modern dan lengkap di Indonesia baru saja dimulai. Pada periode inilah semua
aspek infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, dan yang
terkait dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang diselenggarakan secara
terpadu. Sebelumnya, pada 1960an dan 1970an ini tidak pernah dipikirkan secara
serius. Selain itu, industri ini juga mengembangkan teknologi yang progresif dan
konsep transformasi industri yang ternyata memberikan hasil optimal dalam upaya
penguasaan teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif singkat yaitu 20 tahun.
Industri Pesawat Terbang Nusantara memiliki pandangan bahwa transfer
teknologi harus diimplementasikan secara integral, lengkap dan mencakup
perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat otak di mana manusia adalah
sebagai inti. Itulah manusia yang memiliki kemauan keras, kemampuan dan sudut
pandang dalam sains, teori dan keahlian untuk mengimplementasikannya dalam
karya nyata. Berdasarkan hal ini, Industri Pesawat Terbang Nusantara telah
menerapkan filosofi transfer teknologi yang disebut "Mulai di Akhir dan Akhir di
Awal". Ini adalah filosofi untuk menyerap teknologi maju secara progresif dan
bertahap dalam proses yang tidak terpisahkan dan berdasarkan pada kebutuhan
obyektif Indonesia. Melalui filosofi ini kemudian dikuasai secara menyeluruh, tidak
hanya material tetapi juga kemampuan dan keahlian. Filosofi ini juga dapat
disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh negara lain.
Filosofi ini mengajarkan bahwa dalam membangun pesawat tidak selalu
dimulai dari komponen, tetapi secara langsung mempelajari akhir dari proses
(pesawat yang sudah dibangun), kemudian membalikkan melalui fase pembuatan
komponen.
Fase transfer teknologi dibagi menjadi:
Fase pemanfaatan teknologi / Program Lisensi yang ada
Fase Integrasi Teknologi
10
2.2.2. Misi
1. Sebagai pusat kompetensi dalam industri kedirgantaraan dan misi militer serta
untuk aplikasi non-aerospace yang relevan.
2. Sebagai pemain kunci di industri global yang memiliki aliansi strategis dengan
industri kedirgantaraan kelas dunia lainnya.
3. Memberikan produk dan jasa yang kompetitif dalam hal kualitas dan biaya.
4. Rotary Wing
Bertugas merakit pesawat dan helikopter dari struktur awal sampai final,
termasuk di dalamnya ada permesinan, sistem elektrik, sistem avionik, interior, dan
sebagainya. Perakitan ini disesuaikan dengan pesanan yang disesuaikan dengan
fungsi pesawat tersebut dalam pengoprasiannya.
5. Fixed Wing
Bagian ini bertugas merakit pesawat bersayap tetap dan disesuaikan sesuai
kebutuhan dari pesawat yang akan dirakit. Beberapa sayap pesawat yang dirakit
pada fixed wing yaitu sayap pesawat CN-235, CN-212, N-219, dll.
2. Pesawat N-219
Pesawat N-219 adalah pesawat yang didesain untuk membantu transportasi
penerbangan perintis yang merupakan operasi subsidi pemerintah untuk daerah
terpencil. Pesawat ini memiliki kapasitas 19 penumpang. Pesawat ini didesain
untuk memenuhi kebutuhan penerbangan yang kondisi geografisnya ekstrim dan
memiliki lapangan lepas landas yang pendek dan tidak beraspal serta terletak
didaerah yang tinggi [4]. Pesawat N-219 dapat dilihat pada Gambar 2.4.
3. Pesawat NC-212
Pesawat ini sebelumnya diproduksi secara perdana di Spanyol untuk
keperluan militer dan sipil. Kemudian pesawat ini diproduksi secara resmi di
Indonesia dibawah lisensi resmi PT. Dirgantara Indonesia dan pada tahun 2008,
semua proses produksi dan pengembangan pesawat ini dipindah ke PT. Dirgantara
Indonesia [5]. Pesawat NC-212 dapat dilihat pada Gambar 2.5.
PESAWAT CN-235
17
18
5. Mesin (Engine)
Mesin merupakan komponen yang paling penting pada pesawat terbang
dengan sistem propulsi. Mesin berfungsi untuk menghasilkan daya dorong pada
pesawat terbang. Pesawat terbang membutuhkan gaya dorong untuk melaju
sehingga dapat melakukan lepas landas untuk terbang. Bahan bakar dari mesin
pesawat terbang merupakan hal yang paling dibutuhkan dan merupakan salah satu
bagian yang berat dari pesawat terbang. Pada umumnya ada dua sistem mesin yang
22
dipakai pada pesawat terbang, yaitu sistem jet dan turbo-propeller. Mesin pada
pesawat dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut :
1. Aileron
Komponen aileron terletak pada bagian ujung sayap pesawat terbang dan
berfungsi sebagai bidang kendali pada saat pesawat terbang melakukan gerakan roll
pada sumbu longitudinal (sumbu yang memanjang dari hidung hingga ekor pesawat
terbang). Aileron dikendalikan oleh pilot dari bagian cockpit dengan menggunakan
stick control. Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menstabilkan pesawat
terbang dalam axis lateral. Pergerakan aileron berkebalikan antara bagian kanan
dan kiri (berdefelksi naik atau turun).
Dengan menggerakan stick contro aileron akan menyebabkan pesawat
terbang melakukan gerakan roll. Pada saat stick control digerakan ke kanan, maka
secara mekanis terjadi suatu pergerakan dimana aileron sebelah kanan akan
bergerak naik dan aileron sebelah kiri akan bergerak turun. Pada sayap kanan
pesawat, akan terjadi pengurangan lift (gaya angkat) yang diakibatkan aileron yang
naik menyebabkan kecepatan aliran udara di permukaan atas sayap berkurang
(idealnya aliran udara di atas aerofoil lebih cepat dari pada di permukaan bawah,
sehingga timbul lift). Hal tersebut menyebabkan sayap kanan turun sedangkan
sayap kiri naik. Begitu juga sebaliknya, jika pilot menginginkan pesawat terbang
melakukan roll ke kiri, maka pilot akan menggerakan stick control ke kiri.
25
2. Elevator
Komponen elevator terletak pada bagian ekor horizontal berfungsi sebagai
bidang kendali yang bererak pada sumbu lateral (sumbu yang memanjang
sepanjang wings pada pesawat terbang) agar pesawat melakukan pitch (pitch up or
pitch down). Komponen elevator dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan
stick control. Jenis kestabilan yang dilakukan oleh elevator adalah menstabilkan
pesawat terbang dalam axis longitudinal. Pergerakan elevator bersamaan antara
bagian kiri dan bagian kanan, berdefleksi naik atau turun. Pergerakan stick control
elevator pada cockpit ke depan atau ke belakang dapat menggerakan hidung
pesawat naik atau turun (pitch up atau pitch down). Pada gerakan stick control
elevator kebelakang (menuju badan pilot), maka akan terjadi pergerakan hidung
pesawat terbang bergerak ke atas (pitch up). Hal ini terjadi dikarenakan komponen
elevator bergerak naik, sehingga terjadi penurunan gaya aerodinamik pesawat
terbang yang menyebabkan ekor pesawat terbang ke arah bawah sehingga bagian
hidung pesawat terbang akan naik. Pada keadaan stick control elevator digerakan
kearah depan (menjauhi badan pilot), maka akan terjadi pergerakan hidung pesawat
terbang yang akan turun karena kenaikan gaya aerodinamik pada bagian ekor
pesawat yang naik.
3. Rudder
Komponen rudder terletak pada bagian ekor vertikal pesawat terbang dan
berfungsi untuk pergerakan pada sumbu vertikal (Sumbu yang memanjang tegak
lurus terhadap pusat gravitasi dari pesawat terbang) agar pesawat dapat melakukan
gerakan berbelok (yaw). Rudder dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan
rudder pedal. Jenis kestabilan yang dilakukan oleh rudder adalah menstabilkan
pesawat dalam arah axis vertikal atau arah direksional. Pergerakan rudder
berdefleksi ke kiri atau kanan.
Komponen rudder bekerja dengan perantara sistem mekanik yang bernama
rudder pedal. Seperti halnya pedal rem atau pedal gas pada mobil, terdapat dua
pedal yaitu kiri dan kanan yang masing-masing digunakan untuk pergerakan belok
(yaw) kiri dan kanan. Jika pilot menginginkan pesawatnya yaw ke kiri, maka pilot
26
akan menginjak rudder pedal sebelah kiri. Dengan menginjak rudder pedal pada
sebelah kiri, maka secara mekanik rudder akan berdefleksi ke kiri sehingga
menimbulkan gaya aerodinamik yang menekan permukaan rudder yang
berdefleksi, sehingga ekor pesawat terbang akan bergerak ke kanan dan hidung
pesawat akan bergerak ke kiri dan menyebabkan pesawat akan bergerak secara yaw
ke kiri, berlaku juga untuk arah sebaliknya.
2. Trim
Komponen trim terletak pada bagian sayap, ekor vertikal, dan ekor
horizontal pesawat dengan fungsi sebagai penyeimbang gaya angkat pesawat dan
tekanan saat terjadi akibat gaya yang bekerja pada sayap dan permukaan kontrol
karena beban pada pesawat terbang dan kecepatan saat mengudara. Hal ini akan
mengurangi usaha yang diperlukan oleh pilot untuk menyesuaikan dan
mempertahankan kestabilan pada pesawat terbang.
3. Balance Tab
Komponen balance tab terletak di kedua bagian sayap pesawat, berbeda
dengan trim tab yang dikendalikan secara elektromekanik dan dapat dikendalikan
secara langsung dari flight deck sedangkan balance tab terkendali secara langsung
seiring berubahnya posisi dari control surface. Gaya yang dihasilkan untuk
menggerakan control surface terkadang terlalu besar sehingga untuk mengurangi
gaya tersebut digunakan balance tab. Komponen balance tab ini dikopel secara
langsung dengan poros dari control surface sedemikian rupa sehingga ketika
control surface digerakan ke sembarang arah maka balance tab secara langusng
akan bergerak berlawanan dengna arah gerakan dari control surface sehingga dapat
lebih memudahkan pilot untuk memposisikan atau menahan control surface di
posisi tertentu.
28
Trim rudder merupakan bagian dari rudder utama yang digerakkan oleh
aktuator listrik. Untuk operasi normal, aktuator dikendalikan oleh sakelar trim
rudder yang dipasang di bagian central console panel. Pada kondisi emergency
(darurat), aktuator dikendalikan oleh sakelar emergency trim rudder yang dipasang
30
31
pada emergency panel di bagian central console panel. Pada Gambar 4.2 terlihat
sistem kendali rudder pada pesawat CN-235 dimana rudder utama digerakkan
menggunakan pedal pilot dan kopilot. Untuk meringankan dan menstabilkan
pergerakan pada rudder utama maka pilot atau kopilot dapat menggunakan sistem
trim pada rudder.
Gambar 4.3 Aktuator Sistem Trim Rudder pada Pesawat CN-235 [6]
33
2. Control Rods
Dua control rods (tuas) tipe konvensional digunakan untuk menghubungkan
antara aktuator trim dengan trim tab. Ketika aktuator trim bergerak, tuas kontrol
akan menggerakkan trim tab sesuai dengan kebutuhan pesawat. Panjang dari tuas
kontrol disesuaikan dengan tipe pesawat yang akan diproduksi.
Sakelar dioperasikan dengan memutar tombol ke kiri atau kanan yang akan
memberikan tegangan dan arus listrik ke aktuator trim.
Sakelar kendali trim pada rudder dapat dilihat pada Gambar 4.5 yang berada
pada posisi netral (tengah mati).
Gambar 4.7 Diagram skematik sistem trim rudder pada mode normal [6]
36
Sakelar ini hanya dapat digunakan dalam mode normal dan tidak dapat
digunakan dalam mode emergency (darurat).
Gambar 4.8 Diagram Skematik Sistem Trim Rudder pada Mode Emergency [6]
37
Jadi ketika sakelar trim emergency mode diaktifkan, trim rudder pada
keadaan normal mode tidak dapat dioperasikan.
5.1. Kesimpulan
1. Pesawat CN-235 memiliki sistem trim yang berfungsi untuk membantu pesawat
dalam pergerakan dan kestabilan flight control utama.
2. Sistem trim rudder pada pesawat CN-235 memiliki dua mode yaitu normal mode
dan emergency mode ( mode darurat ).
3. Sistem trim rudder normal mode pada pesawat CN-235 mendapat suplai
tegangan dari baterai bus 1.
4. Sistem trim rudder emergency mode pada pesawat CN-235 mendapat suplai
tegangan dari baterai bus 2.
5. Sistem trim rudder normal mode pada pesawat CN-235 hanya dapat digunakan
pada aktuator trim normal dan tidak dapat digunakan pada aktuator emergency.
6. Sistem trim rudder emergency mode pada pesawat CN-235 hanya dapat
digunakan pada aktuator trim emergency dan tidak dapat digunakan pada
aktuator normal.
7. Ketika trim rudder emergency mode diaktifkan, pada saat yang sama aktuator
normal tidak aktif karena relay CD5 yang meghubungkan sakelar normal dan
aktuator normal mendapat tegangan dari baterai bus 2 dan memutus aliran arus
yang terhubung.
8. Pesawat CN-235 hanya menggunakan satu indikator posisi untuk dua mode yaitu
normal mode dan emergency mode.
5.2. Saran
1. Diharapkan kedepannya PT. Dirgantara Indonesia lebih banyak memberi
kesempatan dan keikutsertaan dalam proses di lapangan.
2. Diharapkan untuk kedepannya PT. Dirgantara Indonesia lebih terbuka mengenai
teknologi yang digunakan pada pesawat untuk mahasiswa yang sedang
melaksanakan kerja praktik agar dapat lebih menambah wawasan mahasiswa
mengenai teklogi terbaru dalam dunia penerbangan.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
education.com/berita-
event/news/mengenal_flight_control_pesawat_terbang_secara_general
41
LAMPIRAN
42