Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

OSEANOGRAFI

DISUSUSUN OLEH:
Yoga Pratama 135080600111008

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Oseanografi Disususn Sebagai Salah Satu Syarat LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... 1
Menyelesaikan Praktikum Oseanografi dan Lulus Mata Kuliah Oseanografi KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN 3
Koordinator Asisten Asisten Pendamping 1.1 LATAR BELAKANG 3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 3
( Yogha Rionaldy ) ( Renardhi Abyan P ) 1.3 WAKTU DAN TEMPAT 3

NIM.115080401111024 NIM.125080600111103 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3


2.1 PERAIRAN LAUT 3
2.2 PARAMETER FISIKA 3
2.2.1 Suhu 4

Mengetahui, 2.2.2 Kecepatan Arus 4


Dosen Pengampu
2.2.3 Kecerahan 5

2.2.4 Pasang Surut 6


(M.A Zainul Fuad S.Kel M. Sc)
2.2.5 Gelombang 7
NIP. 1980152005011002
2.3 PARAMETER KIMIA 7
2.3.1 pH 7

2.3.2 Salinitas 8

2.3.3 DO 8

KATA PENGANTAR
BAB III METODOLOGI 9
3.1 ALAT DAN FUNGSI 9
Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
3.1.1 Parameter fisika 9
karena atas rahmat - Nya Laporan Praktikum Oceanogarfi dapat
diselesaikan. Walaupun dalam pengerjaannya terdapat beberapa 3.1.2 Parameter Kimia 9
kendala teknis dan non - teknis, namun dapat kami atasi.
3.2 BAHAN DAN FUNGSI 9
Laporan ini berisi keterangan singkat dari pengamatan yang telah 3.2.1 Parameter Fisika 9
dilaksanakan saat mengikuti praktikum di pelabuhan Perikanan
Pantai Mayangan Probolinggo. Setiap bab disusun secara sistematis, 3.2.2 Parameter Kimia 9
berisi landasan teori, alat dan bahan yang digunakan dalam praktik,
skema kerja serta analisis data yang didapatkan saat melaksanakan 3.3 SKEMA KERJA 10
praktikum.
3.3.1 Parameter Fisika 10
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
3.3.2 Parameter Kimia 10
penyusunan laporan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11
bermanfaat bagi para pembaca.
4.1 DATA HASIL PENGAMATAN 11
Malang,19 Mei 2014 4.1.1 Parameter Fisika 11

4.1.2 Parameter Kimia 12


( Yoga Pratama )
4.2 ANALISA PROSEDUR 12
4.2.1 Parameter Fisika 12

4.2.2 Parameter Kimia 13

4.3 ANALISA HASIL 13


4.3.1 Parameter Fisika 13

4.3.2 Parameter Kimia 15

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 1


4.4 Manfaat di Bidang Perikanan 15 DAFTAR GAMBAR
4.4.1 Parameter Fisika 15 Gambar 1.Perairan Laut Indonesia 3
4.4.2 Parameter Kimia 16 Gambar 2.Stratifikasi Suhu di Perairan Laut 4
BAB V PENUTUP 16 Gambar 3. Terjadinya El Nino 4
5.1 KESIMPULAN 16
Gambar 4.Terjadinya La Nina 4
5.2 SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA 17 Gambar 5.Arah Arus permukaan Dunia 5

LAMPIRAN 18 Gambar 6. Tabel Kecepatan Arus Laut Permukaan 5

Gambar 7.Pasang Surut Di Pesisir pantai 6


DAFTAR TABEL Gambar 8.TipeTipe Pasut 6

Tabel 1. Unsur-unsur Utama Air Laut 8 Gambar 9. Gelombang 7

Tabel 2. Pengukuran Tinggi Gelombang 12 Gambar 10. Skala Range Nilai pH Beserta Sifatnya 7
Tabel 3. Pengukuran Periode Gelombang 12
Gambar 11. Tabel Pembagian kadar Garam Perairan 8
Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Praktikkum Lapang 12
Gambar 12.kisaran Toleransi DO Pada Ikan 9

Gambar 13.Suhu Permukaan Laut Global 13

Gambar 14. Rata Rata Tinggi Gelombang 14

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 2


BAB 1 secara baik dan benar. Selain itu agar dapat mengetahui kondisi
PENDAHULUAN optimal dari perairan serta hubungan dari lingkungan dengan
kehidupan organisme.
1.1 LATAR BELAKANG
Oseanogarfi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
lautan. oseanografi merupakan ilmu yang memadukan ilmu ilmu lain,
seperti ilmu tanah (geology), ilmu bumi (geography ), ilmu fisika 1.3 WAKTU DAN TEMPAT
(physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu hayat (biology). Saat ini Praktikum Oseanografi di laksanakan pada hari
oseanografi merupakan suatu sumber penelitian yang aktif dan Minggu, tanggal 4 Mei 2014, pukul 09-selesai. Tempat praktikum
berkembang yang menyebardi seluruh dunia (Hutabarat dan Oseanografi adalah di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan,
Evans,1985). Probolinggo, Jawa Timur.

Menurut Hartono (2007),Oseanografi merupakan ilmu


yang mempelajari tentang laut atau samudra. Dalam oseanografi BAB II
dipelajari keadaan fisik air laut seperti gelombang, arus dan pasang TINJAUAN PUSTAKA
surut. Samudra merupakan bentangan air asin yang menutupi
cekungan yang sangat luas, dan laut merupakan bagian dari samudra, 2.1 PERAIRAN LAUT
wilayah bumi yang tertutup air sekitar 70%, di belahan bumi utara Lebih kurang 71%permukaan bumi tertutupi oleh air
60% terdiri atas air permukaan dan 40% air daratan sedangkan pada asin. Dibawah permukaan, kedalaman rata rata mencapai 4 km dan
bumi bagian selatan 83% air permukaan dan 17% air daratan. bagian terdalam dapat mencapai kedalaman 10 km. Laut lebih
dalam dibanding di banding gunung di daratan, laut merupakan
Menurut McConnaughey dan Zottoliy (1983), Ekosistem
sumber kehidupan, dengan wilayah yang sangat luas dan juga
lautan merupakan sistem akuatik terbesar yang ada di bumi . ukuran
kompleks terdapat beraneka ragam jasad - jasad hidup didalamnya
dan kerumitanya menyulitkan peneliti dalam menyelidikinya secara
(McConnaughey,1983).
utuh sebagai satu kesatuan .Akibatnya ,dirasa lebih mudah jika
membaginya menjadi sub-bagian yang lebih dapat dikelola
,selanjutnya masing masing dapat di bicarakan berdasarkan prinsip
prinsip ekologi yang menentukan kemampuan adaptasi organisasi
dari suatu komunitas , sub bagian lautan terbuka terdiri dari perairan
laut kearah vertikal dan horizontal, seluruh wilayah perairan laut
terbuka disebut kawasan pelagik yang memiliki perbedaan dengan
zona bentik (dasar).

Laut seperti halnya daratan yang dihuni oleh biota, yakni


tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut
menghuni hampir semua bagian laut mulai dari pantai, permukaan
laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut
ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karena
kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya
yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2001). Gambar 1.Perairan Laut Indonesia

Indonesia merupakan sebuah negara yang dikelilingi


oleh lautan. sebagian besar aktifitas dari manusianya berada di Laut merupakan suatu tempat mata pencarian bagi
laut,seperti pelayaran transportasi laut ataupun aktifitas orang-orang asia tenggara yang telah berumur berabad-abad
penangkapan ikan . merupakan bagian penting bagi masyarakat lamanya ,hal ini benar-benar dapat dilihat dari orang Indonesia,
Indonesia, segala aktifitas yang berkaitan dengan kelautan tentu dimana Negara ini terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang
sangat sensitif terhadap setiap perubahan yang terjadi di laut. tersebar. Kebanyakan penduduk yang berjumlah 140.000.000
Gelombang laut merupakan fenomena alam yang sangat bertempat tinggal berbatasan dengan lautan. Sejak dahulu lautan
mempengaruhi efisiensi dan keselamatan bagi kegiatan kelautan, telah memberi manfaat kepada manusia untuk dipergunakan suatu
sehingga informasi terhadap variasi dan karakteristik gelombang sarana untuk berpergian, perniagaan dan perhubungan dari suatu
laut tentu sangat diperlukan. Secara klimatologis wilayah Indonesia tempat ketempat lain. Akhir-akhir ini diketahui bahwa lautan
dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur, dinamika ini akan banyak mengandung sumber-sumber alam yang berlimpah-limpah
berpengaruh secara langsung terhadap dinamika yang terjadi di jumlahnya dan bernilai berjuta-juta dolar(Hutabarat dan Evans,
perairan Indonesia. menjelaskan bahwa kondisi muson wilayah 1985).
perairan Indonesia merupakan interaksi reguler dari laut dan
Lingkungan laut selalu berubah atau dinamik,
atmosfer lokal(Kurniawan,2011).
terkadang perubahan terjadi secara lambat dan terkadang secara
cepat, lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN majemuk sifatnya. Karena luasnya dan majemuknya lingkungan
Maksud dari pratikum oseanografi yaitu agar mahasis tersebut, tiada satu kelompok biota laut pun yang mampu hidup di
wa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air. semua bagian lingkungan laut tersebut dan disegala kondisi
Dari parameter fisika maupun parameter kimia. Parameter fisika lingkungan yang berbeda-beda. Para ahli oseanologi membagi-
yang dipelajari meliputi suhu, kecepatan arus, kecerahan, pasang bagi lingkungan laut menjadi zona-zona atau memintakatkan
surut, dan gelombang (tinggi gelombang dan periode gelombang). menurut kreteria-kreteria yang berbeda(Romimohtarto, 2001).
Sedangkan pada parameter kimia seperti pH, salinitas, dan DO.
Tujuan dari praktikum oceanography ini adalah untuk 2.2 PARAMETER FISIKA
mengetahui cara pengukuran parameter-parameter fisika dan kimia Parameter fisika air laut terdiri dari suhu ,kecerahan
,sifat optis air, kekeruhan, kecepatan arus, gelombang dan pasang
lautan yaitu kecepatan arus, kecerahan dan sifat optis air, suhu,
surut.
gelombang, pasang surut, salinitas, pH dan DO di suatu perairan

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 3


2.2.1 Suhu perairan permukaan (suhu lebih dari 28o C) di Lautan Pasifik dan bergerak ke
arah timur equator mendekati Pantai Peru dan Equator di Amerika Selatan.
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam Peristiwa tersebut berkaitan dengan melemahnya angin pasat tenggara di
kelangsungan hidup organisme baik di perairan maupun di darat, bagian timur Pasifik dan menguatnya angin barat di bagian barat Pasifik.
dimana suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme dan juga Sedangkan La Nina berasal dari kata Spanyol, yang berarti anak perempuan.
perkembangbiakan dari suatu organisme, suhu juga merupakan Suatu fenomena alam yang merupakan kebalikan dari peristiwa El Nino di
salah satu faktor yang menyebabakan persebaran organisme di mana angin pasat tenggara yang berhembus kuat di sebelah timur Pasifik dan
dunia, dikarenakan setiap organisme memiliki kebutuhan dan di mana angin barat yang lemah di bagian barat jauh Pasifik menghasilkan
ketahan terhadap suhu yang berbeda beda. Pada dasarnya didarat perairan permukaan laut yang dingin (kurang dari 25o C) meluas ke arah barat
maupun diperairan dipanasi oleh sinar matahari melalui proses sepanjang equator. Peristiwa tersebut berbeda dari kondisi biasanya.
isolasi, tetapi terdapat pemanasan yang tidak merata di tiap daerah
(Hutabaratdan Evans, 1985).

Berdasarkan perbedaan panas dalam bentuk perbedaan


suhu pada setiap kedalaman , stratifikasi vertikal kolom air pada
perairan tergenang dikelompokkan menjadi :
1) Epilimnion, yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat,
perubahan suhu secara vertikal sangat kecil, seluruh massa air pada
ini mengalami pencampuran dengan baik, karena daya angin dan
gelombang.
2) Metalimnion/termoklin, yaitu lapisan di bawah epilimnion, pada
mintakat ini setiap penambahan kedalaman 1 meter terjadi
penurunan suhu sekurang kurangnya 1ºC.
3) Hipolimnon, yaitu lapisan di bawah metalimnion, lebih dingin,
perbedaan suhu secara vertikal relatif kecil. Massa air bersifat
stagnan, tidak mengalami pencampuran, dan memiliki air yang
lebih besar.
Gambar 3. Terjadinya El Nino (NOAA National Water Service, 2007).

Gambar 4.Terjadinya La Nina(NOAA National Water Service, 2007).


Gambar 2.Stratifikasi Suhu di Perairan Laut

Sebagai akibat adanya perbedaan suhu dan salinitas, Menurut Samadi (2007), dampak yang ditimbulkan oleh
air lautan dapat dibagi menjadi dua masa air yaitu massa air El Nino dan La Nina sebagai berikut, umumnya El Nino terjadi
permukaan dan massa air dalam, serta terdapat pemisah keduanya pada akhir tahun atau awal tahun berikutnya serta makin naik
yang disebut sebagai lapisan thermoklin. Suhu juga berpengaruh sekitar bulan mei hingga beberapa bulan dan berlangsung selama
terhadap kerapatan air laut, air laut yang hangat kerapatanya atau satu tahun. Oleh karena itu, gejala El Nino akan mengubah sistem
densitas lebih rendah dari pada air laut yang dingin pada salinitas peredaran udara global dalam arah timur-barat sehingga terjadi
yang sama, suhu dalam lautan juga bervariasai sesuai kedalaman, pergeseran arus udara. Pada saat El Nino aktif, terjadi periode
massa air permukaan wilayah tropik , panas sepanjang tahun, yaitu kemarau yang kering. Curah hujan umumnya dibawah normal,
20-3 0°c, sedangkan permukaan pada zona beriklim sedang, hangat sehingga berpotensi mengakibatkan potensi kebakaran hutan dan
pada musim panas (Nybakken, 1985). lahan. Sedangkan La Nina suhu pada musim dingin lebih panas
daripada saat kondisi normal di bagian barat laut. Pada saat La Nina
Suhu optimal untuk pertumbuhan karang adalah 73-77 ° aktif. Wilayah Indonesia umumnya mengalami banyak curah hujan
F ( 23-25 ° C ). Suhu air laut dapat ditoleransi antara 61-95 ° F ( 16- yang ditunjukkan curah hujan berkisar normal dan atas normal;
35 ° C ) , dengan pertumbuhan karang yang optimal terjadi pada umumnya musim kemarau kita menjadi banyak hujan, bahkan pada
suhu 73-77 ° F ( 23-25 ° C ) . Suhu ini ada di hampir seluruh daerah saat musim hujan, untuk daerah tertentu dapat menyebabkan banjir.
tropis dengan pengecualian arus air dingin di lepas pantai barat
Afrika dan Australia . Namun, dimana arus air hangat bergerak dari 2.2.2 Kecepatan Arus
daerah tropis ke arah utara terumbu(Ichthyology,2014). Air laut selalu dalam keadaan bergerak, gerakan -
gerakan ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti angin yang
Dalam samudra pasifik terdapat fenomena arus dingin (La Nina ) dan arus
berhembus di atas permukaan laut, pengadukan yang terjadi karena
hangat (El Nino) atau biasa disebut dengan ENSO( El Nino Southern
perbedaan suhu air laut dan dua tinggi permukaan laut, pasang surut
Oscillation), menurut Setiyono (1996), El Nino berasal dari bahasa spanyol
dan lain lain.Gerakan air laut ini sangat penting bagi berbagai
yang artinya anak laki-laki. Suatu fenomena alam dengan memanasnya
proses alam laut, baik itu biologik atau non biologik, gerakan air ini

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 4


dikenal sebagai arus, gelombang, pemukaan massa air (upwelling),
tenggelaman massa air (downwelling) dan sebagainya
(Romimohtarto, 2001).

Gambar 5.Arah Arus permukaan Dunia Gambar 6. Tabel Kecepatan Arus Laut Permukaan Maksimal dan
Minimal Per-Tahun(widyastuti,2009).

Arus merupakan gerakan massa air dengan skala luas 2.2.3 Kecerahan
yang terjadi di seluruh perairan laut dunia. Arus merupakan faktor Kecerahan perairan merupakan faktor yang
yang menentukan arah pelayaran, arus biasanya disebabakan karena berhubungan erat dengan intensitas cahaya matahari yang masuk
hembusan angin di permukaan perairan, selain itu arus juga kedalam air, penetrasi cahaya harus mencapai 10% yang masuk ke
dipengaruhi oleh faktor - faktor lain seperti bentuk topografi dasar dalam dasar air untuk proses pemijahan ,penetasan telur samapai
lautan dan pulau - pulau yang ada di sekitarnya, gaya coriolis dan benih menjadi larva.air yang keruh akan menghambat sperma dalam
juga arus ekman. Pada arus lautan terdapat arus air vertikal yang membuahi telur apalagi kekeruhan disebabkan oleh lumpur,
disebut dengan upwelling, upwelling sendiri merupakan proses kecerahan dapat di pengaruhi oleh bahan organik berupa plankton,
dimana massa air didorong keatas dari kedalaman sekitar 100 zooplankton dan baha organik lain(Hartono,2007).
sampai 200 meter dan dapat terjadi disepanjang pantai barat
Berdasarkan perbedaan intensitas cahaya yang masuk
dibeberapa benua (Hutabarat dan Evans, 1985).
kedalam perairan, stratifikasi vertikal kolom air pada perairan
tergenang di kelompokkan menjadi:
Angin cenderung mendorong lapisan air di permukaan
1) Lapisan eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapat cukup
laut dalam arah gerakan angin. Tetapi karena pengaruh rotasi bumi
matahari. Pada lapisan ini oksigen yang dihasilkan dari proses
atau pengaruh gaya Coriolis, arus tidak bergerak searah dengan arah
fotosintesis lebih besar dari pada oksigen yang digunakan untuk
angin tetapi dibelokan ke arah kanan dari arah angin di belahan
respirasi.
bumi utara dan arah kiri di belahan bumi selatan.Pada kedalaman
2) Lapisan kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas cahaya tinggal
yang cukup besar antara 500 - 2000 m, kecepatan arus yang
1% dari intensitas cahaya permukaan atau dicirikan oleh hasil
ditimbulkan angin menjadi nol. Kedalaman dimana kecepatan arus
fotosintesis yang sama dengan respirasi.
sama dengan nol disebut kedalaman tanpa gerakan atau kedalaman
3) Lapisan profundal, yaitu lapisan di sebelah bawah lapisan
Ekman (Azis,2006).
kompensasi dengan intensitas cahaya sangat kecil (disfotik) atau
MATTHIAS et al., (1994) dalam Azis (2006), sudah tidak ada lagi cahaya (afotik).
Mengemukakan bahwa selain arus laut yang bergerak di lapisan Menurut Setiapermana et al (1980) dalam Tarigan(2009)
permukaan terdapat juga arus yang bergerak di lapisan dalam. Kecerahan air laut sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas
Sirkulasi ini biasa disebut dengan "termohalin". Arus di lapisan matahari dan juga tergantung pada besarnya suspensi terlarut di
dalam ini bergerak lebih lambat dari pada arus permukaan, namun dalam kolom air seperti lumpur, dan tanah liat atau partikel-partikel
arus ini memainkan peranan yang penting dalam pertukaran massa yang tersuspensi dalam air, dapat berupa komponen hidup (biotik)
air di laut. Arus yang dingin dan berat tenggelam sampai kedalaman seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen
yang cukup besar di lintang tinggi di Lautan Atlantik Utara dan mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat
bergerak 2 mil di bawah permukaan menyebar ke arah selatan padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
melintasi ekuator : sebagai akibatnya air di lapisan dalam daerah kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk
tropik menjadi sangat dingin. Pada saat yang sama, air dingin dan endapan yang paling awal, juga dapat menghalangi kemampuan
berat juga tenggelam di Laut Wedlle di dekat benua Antartika dan produksi zat organik suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari ke
bergerak ke arah utara sebagai air lapisan dasar (bottom water). Air permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif
dingin yang tenggelam inilah yang membawa oksigen jauh ke akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis
dalam laut, yang memungkinkan adanya kehidupan bahkan sampai tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat tersuspensi di laut
ke dasar laut. Air daerah kutub yang tenggelam dan kemudian antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat
bergerak ke arah utara atau selatan dapat diibaratkan sebagai "paru- melalui aliran sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena
paru laut" karena mereka memperbaharui kandungan oksigen di resuspensi endapan akibat pengikisan dan mempengaruhi kecerahan
lapisan dalam. air laut.
Menurut Widyastuti(2009) pergerakan arah arus
permukaan indonesia sebagai berikut: Radiasi dari cahaya matahari merupakan salah satu
1) Arus yang bergerak dari Benua Asia menuju ke Benua Australia, faktor yang di butuhkan oleh organisme perairan, terutama oleh
dikarenakan pengaruh angin muson barat, rata-rata pola pergerakan tanaman berklorofil yang menggunakan sinar sinar matahari untuk
arus ini terjadi pada kisaran bulan Desember-Februari. proses fotosintesis, penyebaran tanaman laut terbatasi karena daerah
2) Arus yang bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia, penyinaran hanya sampai pada kedalaman tertentu, penyinaran
dikarenakan pengaruh angin muson timur, rata-rata pola pergerakan cahaya matahari akan berkurang secara cepat seiring dengan
arus ini terjadi pada kisaran bulan Juni-Agustus. bertambahnya kedalaman .pada perairan yang dalam dan jernih
proses fotosintesis hanya sampai pada kedalaman 200 meter(
Hutabarat dan Evans,1985).

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 5


2.2.3.1 Sifat Optis Air yaitu sekitar 24 jam 50 menit,. Pasang surut air laut merupakan
Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas pengaruh adanya gaya gravitasi bulan dan juga matahari terhadap
matahari. Semakin besar sudut datang matahari maka semakin bumi, terdapat dua pasut utama yaitu pasang purnama(Spring Tide)
besar sifat optis air yang dimiliki bahkan intensitas matahari yang dan pasang perbani (Neep-Tide). Menurut Lubis dan Widanarko
semakin lama maka sifat optis air akan bervariasi(Nybakken,1985). (2011),tipe-tipe pasang surut adalah sebagai berikut:
1. Pasang Surut Harian
Berkas cahaya yang jatuh ke permukaan air, ada yang - Pasang Surut Harian Tunggal (Diurnal Tide)
dipantulkan dan ada yang diteruskan ke dalam air. Jumlah cahaya Satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut.
yang dipantulkan tergantung pada sudut jatuh dari sinar dan Periode pasang selama 24 jam 50 menit
keadaan perairan. Air yang senantiasa bergerak menyebabkan - Pasang Surut Harian Ganda (Semidiurnal Tide)
pantulan sinar menyebar kesegala arah. Sinar yang melewati media Satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut
air sebagian di absorbsi dan sebagian di scatter(Sidjabat, 1976 dengan tinggi yang hampir sama. Pasang surut terjadi secara
dalam Kangkan,2006). berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata 12 jam
24 menit. Pasang surut ini terdapat di Selat Malaka sampai
2.2.3.2 Kekeruhan Laut Andaman.
Kecerahan merupakan kemampuan penetrasi cahaya - Pasang Surut Campuran Condong ke Harian Tunggal (Mixed
matahari yang masuk kedalam perairan. Kecerahan selalu dikaitkan Tide Revailing Diurnal)
dengan cahaya matahari yang merupakan sumber darie nergi semua Satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
organisme perairan, tinggi rendahnya kecerahan dapat tetapi kadang-kadang teradi dua kali pasang dan dua kali surut
mempengaruhi kegiatan fotosintesis ,produktivitas perairan dan dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.
kesuburan perairan. Kecerahan atau kekeruhan perairan dapat - Pasang Surut Campuran Condong ke Ganda (Mixed Tide
dipenggaruhi oleh keberadaaan partikel partikel yang terdapat Prevailing Semidiurnal)
dalam massa air dan kekeruhan yang baik bagi organisme biasanya Satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut,
kekeruhan yang disebabkan oleh fitoplankton(Mahyuddin,2010). tetapi tinggi dan periodenya berbeda
2. Pasang Surut Purnama (Spring Tide)
Kemampuan dari cahaya menembus air dipengaruhi 3. Pasang Surut Perbani (Neap Tide)
oleh kekeruhan air. Kekeruhan ini dapat disebabkan oleh benda
benda kecil yang tersuspensi contohnya adalah lumpur dan pasir
ataupun disebabkan oleh plankton dalam jumlah banyak serta warna
dari air itu sendiri(Ghufron,2010).

2.2.4 Pasang Surut


Menurut Azis (2006),Secara umum pasang surut
diartikan sebagi perubahan gerak relatif dari suatu materi planet
bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi
benda-benda angkasa di luar materi itu berada.terdapat tiga macam
pasang surut yang ada di bumi ,menurut Gross,(1997) dalam
Menurut Azis (2006),Yakni:
Gambar 8.TipeTipe Pasut
1) Pasang surut atmosfer (Atmospheric Tide)
2) Pasang surut laut (Ocean Tide) Dalam pasang surut terdapat dua teori utama yaitu teori
3) Pasang surut bumi (Boily Tide) kesetimbangan dan juga teori pasang surut dinamik, dalam Ilmu
kelautan (2014 ),Dijelaskan bahwa:

1) Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory)


Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Sir Isaac Newton (1642-
1727). Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif.
Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi
oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini
menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding
dengan gaya pembangkit pasang surut (King, 1966). Untuk
memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan
memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2
yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari.
2) Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Gambar 7.Pasang Surut Di Pesisir pantai Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan
yang homogen masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada
Air pada bagian ujung pantai tidak pernah diam pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik dapat
satu ketinggian yang tetap,tetapi selalu bergerak naik dan turun, membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan
gerakan tersebut dinamakan pasang surut, dalam pasang surut konstitue-konstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk
tedapat pasang tinggi(high wter) dan pasang rendah(low water) dan dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh
antara keduanya disebut tidal range. Terdapat pasang maksimun rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali
(neap tide) yang terjadi pada bulan baru (new moon) dan bulan dikembangkan oleh Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi
penuh (full moon) serta terdapat pasang terendah yang terjadi pada teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui
perempatan bulan pertama dan perempatan bulan ke tiga(Hutabarat secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut
dan Evans,1985). menghasilkan gelombang pasut (tide wive) yang periodenya
sebanding dengan gaya pembangkit pasut.
Menurut Hartono( 2007), pasang surut adalah naik dan
turunya air laut secara beraturan berdasarkan waktu (periodik),

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 6


2.2.5 Gelombang NESTING(2002) dalam Azis(2006), Menggolongkan gelombang
Berdasarkan perbandingan antara kedalaman perairan (d)
Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dan panjang gelombang (L), gelombang laut dapat digolongkan
dorongan angin diatas permukaan laut dan sebagian lagi oleh menjadi:
tekanan tanggensial pada partikel air. Angin yang bertiup 1
1) Gelombang perairan dalam (Deep water waves) dimana d/L > /
dipermukaan laut mula-mula menimbulkan riak gelombang 2

(ripples). Jika kemudian angin berhenti bertiup maka riak 2) Gelombang perairan transisi (Transitional waves) dimana 1/20 <
1
gelombang akan hilang dan permukaan laut merata kembali. Tetapi d/L < /
2
jika angin bertiup lama maka riak gelombang akan hilang dan
3) Gelombang perairan dangkal (Shallow water waves) dimana d/L
prmukaan gelombang merata kembali. Tetapi angin ini bertiup lama
<l/20
maka riak gelombang membesar terus walaupun kemudian anginya
Menurut Kurniawan dkk(2011), mengemukakan bahwa
berhenti bertiup. Setelah meninggalkan daerah asal bermula tiupan
terdapat beberapa jenis gelombang berdasarkan faktor
angin, maka gelombang merata menjadi ombak
pembangkitnya , yaitu :
sederhana(Romimohtarto, 2001).

1) Gelombang Angin, merupakan gelombang yang disebabkan oleh


tiupan angin di permukaan laut. Gelombang ini mempunyai periode
yang sangat bervariasi, ditinjau dari frekuensi kejadiannya,
gelombang angin merupakan gelombang yang paling dominan
terjadi di laut.
2) Gelombang Pasang surut (Pasut), merupakan gelombang yang
disebabkan oleh gaya tarik bumi terhadap benda -benda langit,
benda langit yang paling besar pengaruhnya adalah Matahari dan
Bulan, gelombang pasut lebih mudah diprediksi karena terjadi
secara periodik mengikuti sesuai peredarannya.
3) Gelombang Tsunami, gelombang yang
Gambar 9. Gelombang diakibatkan oleh gempa bumi tektonik atau letusan gunung api di
Pengertian Tambahan dasar laut, tsunami merupakan gelombang yang sangat besar dan
tinggi gelombangnya dapat mencapai lebih dari 10 meter.
1. Puncak gelombang / crest adalah bagian tertinggidari gelombang
yang berad pada permukaan air yang tenang
2. Lembah gelombang / though adalah bagian terendah dari
2.3 PARAMETER KIMIA
gelombang yang berada di per ukaan air yang tenang
3. Panhjang gelombang / wave lenght adalah jarak antar duapuncak
2.3.1 pH
gelombang yang berurutan
Derajat keasaman atau pH merupakan indikator dalam
4. Tinggi gelombang adalah jarak vertikal antar puncak gelombang
penggukuran besarnya konsentrasi Ion Hidrogen (H +) yang
dan lembah gelombang ,hal inilah yang mempengaruhi besar
terdapat disuatu perairan. Nilai pH juga menunjukan kondisi asam
kecilnya gelombang
atau basadari suatu perairan, nilai pH rendah atau kurang dari 7
5. Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh puncak
mengindikasikan bahwa suatu perairan asam , pH 7 netral, dan jika
gelombang melalui titik yang sama
pH lebih besar dari 7 maka basa.secara alami pH dipengaruhi oleh
6. Kemiringan gelombang / wave steepness adalah perbandingan CO2 dan juga senyawa senyawa yang bersifat asa, pada malam hari,
antara panjang gelombang dengan tinggi gelombang fitoplankton dan tanaman air lainnya mengonsumsi oksigen dalam
7. Kecepatan gelombang adalah rasio panjang gelombang terhadap proses respirasi dan menghasilkan CO2 hal itu menyebabkan pH
periode gelombang atau dituliskan dengan huruf C, Diperoleh menurun, semakin tinggi konsentrasi CO2 nilai ph akan semakin
dengan rumus: rendah, dan hal itu dapat menyebabakan organisme mati lemas, Ph
yang baik untuk budidaya adala 6,5-8,5(Mahyuddin,2010).
= atau = ,
dimana C = kecepatan gelombang, L = panjang gelombang, dan
T =periode gelombang.

Menurut Hutabarat dan Evans(1985),Gelombang


memperlihatkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti-henti
pada lapisan permukaan laut dan jarak dalam keadaan sama sekali
diam. Hembusan sepoi-sepoi menimbulkan pada cuaca yang tenang
sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang.
Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat
menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan
suatu kerusakan hebat pada kapal-kapal atau daerah-daerah pantai .
dalam gelombang tedapat puncak (crest) ,lembah ( trought) dan
tinggi gelombang (wave height) Gambar 10. Skala Range Nilai pH Beserta Sifatnya

Umumunya keadan gelombang di perairan diperoleh


secara tidak langsung dari data angin yang ada disuatu wilayah Derajat keasaman pH dapat berpengaruh terhadap
tersebut. Hal itu berdasarkan kondisi umum dilaut yang kesuburan dari suatu perairan, pH sendiri mempengaruhi kehidupan
mengungkapkan bahwa sebagian besar gelombang berasal dari jasad renik. pada perairan yang bersifat asam akan kurang
tiupan angin. Gelombang tergantung pada 3 faktor yaitu kecepatan produktif, kandungan pH yang rendah akan menyebabakan
angin,lamanya berhembus dan jarak(Pariwono,1999). kandungan oksigen berkurang, penurunan oksigen berakibat pada
proses pernfasan dan metabolisme ikan. Pada budidaya ikan

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 7


diusahaka pH-nya adalah 6,5-9,0, dimana pH7-8 merupakan pH daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah
optimal(Ghufron,2010). hujan)(Ilmu kelautan.2014).

Perubahan pada nilai derajat keasaman(pH) dan Ikan memiliki toleransi terhadap salinitas yang
konsentrasi Oksigen dapat terjadi karena adanya limbah limbah tergantung pada umur stadium ikan. Salinitas mempengaruhi
yang mengalir ke laut. Contohnya seperti limbah rumah tangga, reproduksi, distribusi,lama hidup dan juga orientasi migrasikan.
limbah pabrik atau industri dan sumber sumber yang lain, didalam Variasi salinitas pada perairan yang jauh dari pantai akan relatif
limbah tersebut terdapat berbagai macam zat kimia(Susana,2002). kecil dibandingkan dengan variasi salinitas di dekat pantai, terutama
jika pemasukan air air sungai. Perubahan salinitas tidak langsung
2.3.2 Salinitas berpengaruh terhadap perilaku ikan atau distribusi ikan tetapi pada
perubahan sifat kimia air laut (Brotowidjoyo et al,1995 dalam
Selain suhu salinitas merupakan faktor abiotik yang kangkan ,2006).
sangat menentukan penyebaran biota laut. Perairan dengan salinitas
lebih rendah atau lebih tinggi dari pada pergoyangan normal air laut
merupakan faktor penghambat (limiting factor) untuk penyebaran Tabel 1. Unsur-unsur Utama Air Laut, Bersama-sama Dengan
biota laut tertentu. Menurut KINNE (1964), pergoyangan air laut Besarnya Konsentrasi yang Dihitung dalam Perbandingan
normal secara global berkisar antara 33 %o sampai dengan 37 ‰ Berat Perseribu (Open University Course in
dengan nilai tengah sekitar 35 %o. Walaupun demikian terdapat Oceanography. Unit 3,1977).
kodisi ekstrim alami, seperti di Laut Merah pada saat tertentu
salinitas air laut dapat mencapai 40 ‰ ataupun seperti contoh di o/
Ion ooby weight
Laut Baltik, terutama di sekitar Teluk Bothnia salinitas air laut
Chloride, 18.980
dapat mencapai titik terendah yaitu sekitar 2 %c. Perairan muara
sungai dan estuaria biasanya mempunyai salinitas lebih rendah dari Sulphate, 2.649
air laut normal dan disebut sebagai perairan payau (brackish water). Ion Negatif Bicarbonate, 0.140 Jumlah =
Batas pergoyangan air payau ini berkisar 0,5 %o sampai dengan 30 (Anion) Bromide, 0.065 21.861 o/oo
%o (Aziz ,1994). Borate, 0.026
Fluoride, 0.001
Sodium, 10.556
Magnesium, 1.272
Ion Positif Jumlah =
Calcium, 0.400
(Kation) 12.621 o/oo
Potassium, 0.380
Strontium, 0.013
Jumlah Seluruh ion-ion = 34.482 o/oo

2.3.3 DO
DO merupan banyaknya oksigen yang terlarut dalam
perairan, ikan membutuhkan oksigen yang digunakan untuk
Gambar 11. Tabel Pembagian kadar Garam atu Salinitas di Perairan. bernafas dan proses metabolisme. Oksigen merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan
ikan, sumber utama oksigen dalam perairan berasal dari hasil
salinitas merupakan konsentrasi rata rata seluruh
fotosintesis tumbuhan berklorofil dan juga berasal dari hasil difusi
garam yang terdapat dalam dalam air laut, konsentasi biasanya
dari udara, difusi terjadi karena adanya gerakan air dimana jumlah
hanya 3% dari berat totalnya, salinitas biasa disebut dengan
oksigen di udara yang jumlanya lebih banyak akan terdorong ke
pembagi seribu atau ditulis dengan ‰ , konsentrasi garam garm ini
perairan yang jumlah oksigenya lebih sedikit, keberadaan oksigen
relati sama jumlahnya di perairan laut, cara untuk menentukan
dalam badan air dipengaruhi oleh suhu, pergerakan air, luas daerah
salinitas adalah dengan menghitung jumlah kadar klor yang ada
perairan yang terbuka dan prosentase oksigen
pada suatu sampel(chlorinitas) dengan rumus Salinitas = klorinitas
disekeliling(mahyuddin,2010).
x 1817(hutabarat dan evans,1985).
Oksigen terlarut atau DO(dissolved oxgen) merupakan
Salinitas pada perairan samudra berkisar antara 34-35
kebutuhan semua jenis organisme di perairan, selain digunakan
ppt, dan pada perairan pantai yang terdapat pengenceran yang
untuk bernafas dan proses metabolisme oksigen dibutuhkan dalam
disebkan karena aliran sungai salinitasnya akan turun, dan salinitas
proses ksidasi bahan bahan organik dan anorganik dalam proses
akan naik jika tingkat evaporasi tinggi. Pad perairan tawar
aerobik,oksigen dalam perairan berasla dari hasil fotosintesis dan
salinitasnya o- 0,5 ppt, air payau 0,5- 17 ppt dan air laut lebih dari
difusi dari udara, kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung
17 ppt. Untuk reproduksi ikan kebutuhan salinitasnya berbeda,
pada faktor seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,pergerakan massa
umumnya ikan laut memijah pada salinitas antara 30-35
air dan udara seperti pada gelombang arus dan juga pasang surut
ppt(Ghufron,2010).
(Salmin,2005).
Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah
Menurut Kangkan (2006), Pada kadar oksigen terlarut
subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan
kurang dari 03, Hanya sedikit makluk hidup yang bertahan, pada
bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah
0.3 – 1.0 Akan menyebabkan kematian pada ikan jika berlangsung
subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau
lama, 1.0 – 5.0 Ikan akan hidup pada kisaran ini tetapi
23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di
pertumbuhannya akan lambat, bila berlangsung lama dan pada
kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman
kandungan DO lebih dari 5.0 merupakan daerah yang cocok untuk
sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan
ikan atau organisme lain.
kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman.
Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 8


Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai  pH paper :untuk mengukur kadar ph di perairan.
banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat  pH meter : untuk mengukur kadar ph di perairan.
pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan  Kotak standar pH :untuk mencocokan perubahan warna pada
organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh pH paper
organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari
proses oksidasi(PESCOD,1973 dalam Salmin,2005).
b. Salinitas

 Refraktometer :untuk mengukur salinitas suatu perairan


 Salinometer : untuk mengukur salinitas suatu perairan
 Pipet tetes :untuk mengambil larutan dalam jumlah
kecil

c. DO

 Water sampler :membantu pengambilan air sampel dari


perairan untuk pengukuran DO
 Botol DO :untuk mengambil air sampel dari perairan
untuk pengukuran DO
 Pipet tetes :untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil
 Buret :untuk tempat larutan titran dan titrasi
 Statif :sebagai penyangga buret
Gambar 12.kisaran Toleransi DO Pada Ikan
3.2 BAHAN DAN FUNGSI

BAB III 3.2.1 Parameter Fisika


METODOLOGI
a. Suhu
3.1 ALAT DAN FUNGSI
 Air laut :sebagai objek pengukuran suhu
3.1.1 Parameter fisika suatu perairan
a. Suhu


b. Kecepatan Arus
Thermometer Hg :berfungsi sebagai pengukur suhu perairan
yang akan diamati  Air laut :sebagai objek pengukuran
kecepatan arus
b. Kecepatan Arus


c. Kecerahan
Tali raffia :untuk menghubungkan 2 botol kosong
 2 buah botol air Mineral (@600ml) bekas :sebagai pelampung dan  Air laut :untuk objek yang di ukur
pemberat

kecerahannya
Stopwatch :untuk mengukur lama kecepatan arus
 Kompas :sebagai penunjuk arah dan menentukan arah d. Pasang Surut

c. Kecerahan  Air laut :untuk objek pengukuran pasang


surut
Secchi disk :sebagai alat pengukur suatu kecerahan di
perairan e. Gelombang


Pengaris : untuk mengukur kecerahan yang dankal
Air laut :sebagai objek pengukuran
atau pendek

gelombang
Tongkat skala :untuk menghitung d1 dan d2
 Karet gelang :untuk membatasi tanda pada d1 dan d2 3.2.2 Parameter Kimia
d. Pasang Surut


a. pH
Tide staff :untuk mengukur pergerakan pasang dan
surut  Air laut :sebagai objek pengukuran pH air
laut
e. Gelombang


b. Salinitas
Tongkat skala 2m :untuk mengukur ketinggian gelombang
yang datang 

Air laut :sebagai objek yang akan diamati
Stopwatch :untuk mengukur selisih dan lamanya salinitasnya
gelombang yang datang dan Kecepatan arus  Aquades :sebagai kalibrasi refraktometer
 Tissue :untuk membersihkan kaca
3.1.2 Parameter Kimia
refraktometer secara searah

c. DO
a. pH
 Air sampel : bahan yang akan diukur Donya

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 9


 MnSO4 : untuk mengikat O2 dalam larutan
 NaOH+KI : melepas I2 dan membentuk endapan coklat

d. Pasang Surut
Amilum : indicator suasana basa/ indicator warna
ungu
 Na thiosulfat : sebagai titran Tide staff
 H2SO4 : untuk pengkondisian suasana  Di pasang di daerah pasang surut yang masih
asam dan terendam air dengan surut terendah
 Di catat tinggi permukaan laut mula-mula
melarutkan endapan coklat (sebagai T0) cm
 Di biarkan selama 1-2 jam
 Di catat tinggi permukaan air laut (sebagai T1)
cm

3.3 SKEMA KERJA
Di hitung kecepatan pasang surut tersebut
3.3.1 Parameter Fisika dengan
o rumus =

a. Suhu

Thermometer Hg
Hasil

 Di celupkan Thermometer pada perairan 2-3 e. Gelombang


menit
 Di biarkan beberapa saat 1) Tinggi Gelombang
 Di angkat dan secepatnya di baca nilai skala
pada suhu Tongkat Skala
 Di catat hasilnya
 Di tancapkan Tongkat skala pada air

hasil
Di ukur tinggi gelombang secara visual
 Di catat tinggi puncak gelombang dan lembah
gelombang

b. Kecepatan Arus
Dihitung dengan rumus ℎ = ℎ −ℎ

Current meter
Di ulang percobaan selama 3x

 Di hubungkan tali raffia dengan 2 botol bekas Hasil


(600 ml ) dengan jarak 30cm antara botol 1
dengan botol 2
 Dikaitkan botol dengan tali rafia 1-2 m
 Botol pertama di isi air dan botol kedua di 2) Periode gelombang
biarkan kosong
 Di hanyutkan botol mengikuti arus Tongkat Skala


Di catat waktu yang di butuhkan untuk
Di tancapkan tongkat skala dalam air

menempuh jarak 15m
 Di hitung kecepatan dengan arus dengan rumus Di ukur dan di catat lama waktu yang di
perlukan Puncak gelombang 1 dengan
= -

gelombang 2 untuk melewati tongkat skala
Di catat dengan satuan m/s  Di ulang percobaan sebanyak 3x

Hasil 
Hasil

c. Kecerahan 3.3.2 Parameter Kimia


a.pH
Secchidisk PH Paper


Di turunkan sehidisk pelan-pelan dalam
Di celupkan PH paper ke dalam sampel air

perairan
 Di kibas kibaskan sampai keringkan

Di amati sampai tidak tampak pertama kali
 Di beri tanda pada tali dengan karet gelang , Di cocokan dengan warna standart yg ada di
kotak

di catat panjangnya(sebagai D1)
 Di turunkan lebih dalam lagi hingga benar- Hasil
benar tidak tampak
 Di catat panjangnya (sebagai D2)

b.Salinitas
Di hitung kecerahan dengan rumus =

Hasil

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 10


BAB IV
Refraktometer (konvensional)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Di bersihkan membrane refraktometer dengan
aquades dan di keringkan dengan tissue

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN
Di ambil air laut dengan menggunakan pipet
tetes

4.1.1 Parameter Fisika
Di teteskan 2 tetes pada membran
Refraktometer
 Membran di tutup dengan penutupnya tanpa a. Kecepatan Arus
trjadi gelembung - Data diambil pada jam :12.17

- Hasil Pengukuran
Di arahkan menuju cahaya

- Panjang tali yang dipakai (s) : 5 meter
Di lihat nilai salinitas langsung di baca pada
- Lama waktu (t) : 34,70 detik
tensa refraktometer

- Kecepatan arus (v) : 0,14m/detik
Di catat hasilnya
- Arah arus :
Hasil b. Kecerahan
- Pengukuran 1
- Data diambil pada jam :12.02
- Hasil Pengukuran
Salinometer (Moderen ) - Kedalaman secchi disk (D1) : 400 cm
- Kedalaman secchi disk (D2) : 400 cm


- Nilai kecerahan : 400cm
Dikalibrasi sensor pada salinometer
- Pengukuran 2
menggunakan aquades

- Data diambil pada jam :12.17
Ditekan tombol “on/off” pada salinometer

- Hasil Pengukuran
Diteteskan 3 tetes sampel air laut di sensor
- Pada pukul 12.08 WIB
salinometer

- Kedalaman secchi disk (D1) : 400 cm
Ditekan tombol “start, tekan tombol “zero” - Kedalaman secchi disk (D2) : 400 cm
hingga muncul “AAA”

- Nilai kecerahan : 400 cm
Ditekan tombol “start”, catat angka yang - Pengukuran 3
muncul pada layar - Data diambil pada jam :12.32
- Hasil Pengukuran
Hasil - Kedalaman secchi disk (D1) : 400 cm
- Kedalaman secchi disk (D2) : 400 cm
- Nilai kecerahan : 400 cm
c.DO - Rata –Rata Kecerahan : 400 cm
c. Suhu
Water Sampler
- Pengukuran 1

- Data diambil pada jam : 12.02
Di catat volume DO yang akan di gunakan

- Hasil Pengukuran :
Di masukan ke dalam water sampler

- Suhu air laut : 31 º C
Di tutup rapat

- Pengukuran 2
Di tutup selang air

- Data diambil pada jam : 12.17
Di masukan ke dalam perairan sampai ke - Hasil Pengukuran :
dalaman tertentu

- Suhu air laut : 29 º C
Di tunggu sampai terdengar bunyi “blup”

- Pengukuran 3
Di angkat dalam perairan

- Data diambil pada jam :12.32
Di tutup botol DO dalam air

- Hasil Pengukuran :
Di keluarkan water sampler

- Suhu air laut : 31 º C
Di tambahkan 2ml muSo4 x 2ml NaOh + Kl - : 30.34 º C

Rata-Rata Suhu
Di homogenkan d. Pasang Surut
 Di biarkan 30 menit sampai terbentuk - Awal pengukuran pukul : 10.00 WIB
endapan coklat - Hasil Pengukuran
 Di tambahkan 2ml H2SO4 pekat - Skala awal pada tide staff : 147 cm = 1,47 m
 Di homogenkan sampai endapan coklat larut - Skala akhir pada tide taff : 20 cm = 0,2 m
 Di tambahkan 3-4 tetes amium lalu di - Selang waktu pengukuran : 5 jam = 18000 detik
homogenkan - : 25,4 cm/jam atau 7,05.10-5 m/s
 Di titrasi dengan NaS2O3 0,25N sampai - Akhir pengukuran pukul : 15.00 WIB
bening pertama kali - Tipe pasang surut : Diurnal
 Di catat volume NaS2O3 e. Gelombang

- Hasil Pengukuran
Di lakukan perhitungan Do dengan rumus

( )× ( ) × × 1) Tinggi Gelombang
DO =
( )

Hasil

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 11


Tabel 2. Pengukuran Tinggi Gelombang beberapa saat (± 2 menit) lalu diangkat dan secepatnya dibaca nilai
Rata-rata suhu pada skala Thermometer Hg sebelum terpengaruh oleh suhu
Pengukuran ke I II III sekitar, usahakan pengukuran suhu membelakangi sinar matahari,
badan tidak tersentuh tangan dan untuk memperoleh hasil yang
Puncak (cm) 102 109 105 93,17cm lebih akurat pengukuran dilakukan sebanyak beberapa kali.
Lembah (cm) 83 79 81
Selisih (cm) 19 30 24 b. Kecepatan Arus

Pada praktikum kecepatan arus, alat yang digunakan


adalah tali rafia sepanjang 5 meter untuk mengikat botol plastik,
botol bekas air mineral 600 ml sebagai pemberat dan pelampung
2) Periode Gelombang yang dipasang pada tali rafia, stopwatch untuk menghitung lamanya
tali menegang dan kompas sebagai petunjuk arah. Cara
Tabel 3. Pengukuran Periode Gelombang pengukurannya adalah pertama 2 botol bekas air mineral
\ dihubungkan dengan tali rafia sepanjang ± 30 cm, kemudian
dihubungkan lagi dengan tali rafia sepanjang 5 meter. Botol yang
paling ujung diisi dengan air sebagai pemberat dan botol satunya
sebagai pelampung selanjutnya kedua botol itu dihanyutkan
Pengukuran ke I II III Rata-rata mengikuti arus bersamaan dengan menyalakan stopwatch. Setelah
tali menegang maka stopwatch dimatikan lalu dicatat lamanya
waktu yang digunakan untuk menegangkan tali yang panjang 5
meter tersebut. Kecepatan arus dihitung sebagai panjang tali yang
Periode gelombang
9 6 2 5,67 dipakai : waktu tempuh dan dicatat dalam satuan meter/detik, untuk
(detik)
rumusnya adalah V = .

4.1.2 Parameter Kimia c. Kecerahan .

Dalam pengukuran kecerahan digunakan secchi disk


a. Salinitas untuk mengukur kecerahan, cara penggunaan secchi disk diturunkan
- Hasil Pengukuran : kedalam perairan perlahan –lahan sampai batas pertama kali tidak
- Nilai Salinitas : tampak, ditandai dengan karet gelang dan di ukur panjang tali sera
- Salinometer : 33 ppt dicatat sebagai D1, kemudian di turunkan lagi sampai benar benar
- Refraktometer : 25 ‰ tidak tampak, kemudian di tarik pelan pelan hingga pertamakali
b. Derajat Keasaman ( pH ) tampak, di tandai tali, secchi disk dengan karet gelang da di ukur
- Hasil Pengkuran : panjang tali dan dicatat sebagai D2 , rata rata hasil pengukuran
- nilai PH :9 merupakan nilai kecerahan perairan yang di hitung dengan rumus
c. DO = . Lalu dicatat hasil perhitungan dan pengamatan yang
- Hasil Pengukuran
telah dilakukan.
- Volume titran : 6,1 ml
- N titran : 0,025 N
d. Pasang Surut
- Volume botol DO : 250 ml
- Nilai kandungan oksigen terlarut di perairan : 4,96 mg/l Alat yand digunakan mengukur pasang surut adalah Tide
staff, cara pengukurannya pertama Tide staff di pasang pada tiang
di daerah pasang surut yang masih terendam air pada saat surut
Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Praktikkum Lapang Oceanografi terendah, tinggi permukaan air pada Tide staff dicatat sebagai tinggi
permukaan mula mula (t0), setelah 1-2 jam , tinggi permukaan
g
e dicatat sebagai t1, kecepatan pasang surut dihitung sebagai selisih
Kece l antara kedua hasil pengukuran, hasilnya berupa cm/jam.
o Pasang
patan Kecerah Suhu Salinita DO
pH m surut e. Gelombang
Arus an (cm) (0C) s (ppt) (mg/l)
b (cm/jam)
(m/s) a Hal yang harus dilakukan pertama kali yaitu
n menyiapkan alat yaitu tongkat skala . Pertama kali yang diukur
g
adalah tinggi gelombang dengan tongkat berskala yang
ditancapkan/ditegakkan oleh praktikan dalam air. Dan tinggi
30,3 24 /
0.14 400 33 / 25 9 25,5 4,96 gelombang diukur atau dilihat secara langsung atau visual oleh
4 5,67
praktikan lainnya, selanjutnya pengukuran diulang sebanyak 3
kali, yang kedua kalinya yang diukur ialah periode gelombang,
Praktikan lainnya memegang stopwatch dan mengukur lamanya
4.2 ANALISA PROSEDUR waktu yang diperlukan antara puncak gelombang I dengan
puncak gelombang II untuk melewati tongkat skala tersebut. Dan
4.2.1 Parameter Fisika pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali berulang.
a. Suhu
1) Tinggi Gelombang
Pada pengukuran suhu air laut alat yang dipakai adalah
Thermometer Hg, untuk cara pengukurannya adalah pertama Untuk menghitung tinggi gelombang yaitu
Thermometer Hg dicelupkan langsung ke dalam perairan, dibiarkan menggunakan tongkat skala yang ditegakan, penghitunga tinggi

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 12


gelombang yaitu mengurangi puncak gelombang (crest) dengan dan botol DO ditutup didalam water sampler. Apabila terdapat
lembah gelombang (though) atau dengan rumus wh=c-t. gelembung udara pada botol DO, pengambilan sampel diulangi lagi.
Setelah itu dilakukan pengujian menggunakan larutan –
2) Periode gelombang larutan kimia denhgan langkah pertama yaitu tutup botol DO dibuka
dan diteteskan dengan 2 ml larutan MnSO4 dan larutan NaOH + KI
Untuk menghitung periode gelombang yaitu dengan
sebanyak 2 ml atau 44 tetes yang bertujuan untuk mengikat endapan
menggunakan stopwatch, caranya yaitu tunggu puncak gelombang
coklat. Selanjutnya botol DO ditutup dan dihomogenkan dengan
datang , saat itu nyalakan stopwatch dan pada saat puncak
cara dibolak–balik secara perlahan. Setelah itu di tunggu sampai
gelombang datang matikan stopwatch, nilai waktu yang didaapat
pemisahan oksigen yang menyatu dengan endapan coklat selama
merupakan periode gelombang.
kuranglebih 30 menit dan larutan yang bening diatasnya dibuang
secara perlahan. Selanjutnya ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak
4.2.2 Parameter Kimia
2 ml yang berfungsi untuk pengenceran endapan coklat dan
a. pH
pengondisian asam. Kemudian di homogenkan kembali dan
Terdapat 2 alat pengukur ph yaitu pH Peper (Alat ditambahkan dengan 4 tetes amilum yang berfungsi untuk indikator
Konvensional) dan pH Meter (Alat modern). warna ungu dan pengondisian basa. Terakhir dititrasi dengan
1) Cara penggunaannya pH paper yaitu celupkan pH paper ke dalam larutan Na2SO3 0,025 N hingga berubah warna menjadi bening
sample air laut yang akan diukur derajat keasamannya. Kemudian pertama kali. Kemudian catalah volume titran yang dihabiskan
diangkat dan dikibas-kibaskan hingga setengah kering. Setelah itu untuk titrasi dan larutan yang sudah dititrasi dengan cara di putar
diamati perubahan warna yang terjadi. Selanjutnya dicocokkan secara peralahan agar homogen. Terakhir dicatat volume titrasi dan
warnanya dengan kotak standart pH dan ditentukan nilai PH- dihitung dengan menggunakan rumus: DO=
( )× ( ) × ×
nya sesuai dengan warna pada kotak standart pH sehingga di dapat
( )
hasilnya.
2) Cara penggunaan pH meter yaitu Dikalibrasi/ distandarisasi pH
meter dengan memasukkan elektroda Ph meter kedalam larutan 4.3 ANALISA HASIL
buffer pH 7,00 sehingga pembacaan menunjukkan pH 7,00
,keluarkan elektroda pH meter dari larutan buffer, kemudian 4.3.1 Parameter Fisika
,bersihkan dengan aquadest yang berada dalam washing bottle
,Setelah bersih dimasukkan elektroda kedalam contoh air yang akan
dianalisis ,kemudian Pembacaan pada pH meter menyatakan akan a. Suhu
pH yang didapat. Berdasarkan hasil praktikum oceanografi tentang
b. Salinitas pengukuran suhu yang dilakukan selama 3 kali diperoleh hasil
bahwa suhu air laut saat pengukuran pertama pada pukul 12.02
Disiapkan alat dan bahan. Adapun alat dan bahannya WIB adalah 31º C ,kedua pada pukul 12.17 WIB suhu perairan
adalah Refraktometer (konvensional) dan Salinometer (modern) adalah 29º C dan sedangkan pengukuran yang tiga pada
untuk mengukur salinitas air laut, pipet tetes untuk memindahkan pukul12.32WIB adalah 31 º C . dari ketiga hasil pengukuran
cairan dalam skala kecil, aquades sebagai kalibrasi, tissu untuk tersebut diperoleh suhu rata ratanya yaitu 30,34 º C.
mengeringkan refraktometer. Suhu sangat mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan
ikan, disrtibusi suhu secara vertikal mempengaruh idistribusi
1) Cara penggunaan Refraktometer yaitu dikalibrasi pada membran
mineral dalam air, kisaran suhu optimall untuk kehidupan ikan laut
refraktometer dengan aquades dan dikeringkan menggunakan tissue
berkisar dari 27-32 º C .bila suhu terlalu rendah ikan akan
secara searah. Selanjutnya air laut diambil dengan menggunakan
kehilangan nafsu makan(Ghufron,2010).
pipet tetes. Kemudian diteteskan sebanyak 1-2 tetes pada
refraktometer dan ditutup dengan penutup membran tanpa terjadi
gelembung. Setelah itu diarahkan refraktometer menuju sumber
cahaya dan dibaca pada lensa refraktometer, yaitu pada batas yang
berwarna kebiruan di sebelah kanan dan dicatat hasilnya dengan
menggunakan satuan ppt.
2) Cara penggunaan Salinometer yaitu dikalibrasi sensor pada
salinometer menggunakan aquades, tekan tombol “on/off” pada
salinometer, teteskan 3 tetes sampel air laut di sensor salinometer,
tekan tombol “start, tekan tombol “zero” hingga muncul “AAA”,
tekan tombol “start”, catat angka yang muncul pada layar.
Gambar 13.Suhu Permukaan Laut Global
c. DO

Pada pengukuran Do, siapkan alat dan bahan yang Suhu memang memiliki berbagai manfaat bagi makluk
digunakan yaitu, water, botol DO,biuret statif, pipet tetes, corong, hidup. Ikan merlukan suhu tertentu tapi pada akhir akhir ini terjadi
larutan Na-thiosulfat, larutan NaOH + KI, amilum, larutan Na– perubahan iklim , dimana perubahan iklim ini berhubungan erat
thiosulfat dan aquades. Setelah menyiapkan alat dan bahan, langkah dengan suhu air laut, perubahan iklim mbuat suhu semakin lama
selanjutnya adalah dibuka tutup water sampler dan dimasukkan semakin naik, panas ini juga mencairkan es pada daerah kutub
botol DO didalam water sampler dengan kondisi tutup botol DO sehingga volume air bertambah, dan hal itu berimbas pada
terbuka. Setelah itu water sampler ditutup dengan selang aerasi berkurangnya jumlah pesisir(Syahailatua,2008 ).
yang terhubung pada water sampler dibuka dan water sampler
diturunkan ke dalam perairan dengan bantuan tali secara perlahan. b. Kecepatan Arus
Setelah kedalaman water sampler berada pada setengah dari nilai
Berdasarkan data pengukuran kecepatan arus saat
kecerahan, selang aerasi didekatkan ke telinga dan di dengarkan
praktikum oceanografi diperoleh bahwa panjang tali yang
sampai bunyi “blub” yang menandakan bahwah water sampler telah
digunakan adalah 5 meter sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk
terisi penuh. Selanjutnya water sampler diangkat secara perlahan
meregangkan tali tersebut alalah 30,70 detik sehingga diperoleh

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 13


kecepatan arus perairan laut tersebut adalah 5 meter/30,70 detik Gelombang yang berasal dari perairan dalam (deep water)
atau sama dengan 19,23 m/s dengan arah arus dari timur ke barat. menuju ke pantai atau perairan dangkal (shallow water) bentuknya
akan berubahan (transformasi), berupa refraksi, difraksi,
Arus permukaan laut umumnya digerakkan oleh stress pendangkalan (shoaling), refleksi dan akhirnya gelombang tersebut
angin yang bekerja pada permukaan laut. Angin cenderung pecah (wave breaking). Proses refraksi terjadi karena adanya
mendorong lapisan air dipermukaan laut dalam gerakan angin. Arus pengaruh perubahan kedalaman dasar laut, akibatnya arah penjalaran
laut juga dapat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara gelombang atau lintasan gelombang (wave ray)(Samulano,2012).
tempat yang satu dengan yang lain. Perbedaan tekanan ini terjadi
sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope permukaan
laut. Gaya akibat perbedaan tekanan di sebut gaya gradient
tekanan(Azis, 2006).
Arus yang ditimbulkan oleh angin bersifat musiman,
yang mana pada pada musim tertentu mengalir ke suatu arah yang
tetap, dan pada musim berikutnya akan berubah sesuai dengan
kondisi arah angin, pada arus pasut akan menghasilkan aruas yang
sifatnya harian , pada saat pasang arus pasut biasanya mengalir dari
laut lepas kearah pantai(Pariwono,1999). Gambar 14. Rata Rata Tinggi Gelombang Bulan

c. Kecerahan Mei(Kurniawandkk,2011).

Pengukuran sifat optis air dan kecerahan pada praktikum


oceanografi dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pukul 12.02 WIB Perubahan kecepatan yang dialami gelombang ketika
diperoleh bahwa kedalaman secchi disk (mulai tidak tampak) memasuki perairan dangkal (daerah pantai) mengakibatkan
sebesar 400 cm kemudian kedalaman secchi disk (mulai tampak) gelombang mengalami refraksi atau terjadi pembelokan dari arah
sebesar 400 cm. dan kedua pukul 12.17 WIB diperoleh bahwa penjalaran gelombang. Refraksi ini membuat 'muka gelombang'
kedalaman secchi disk (mulai tidak tampak) sebesar 400 cm sejajar garis pantai. Adakalanya gerakan gelombang menuju pantai
kemudian kedalaman secchi disk (mulai tampak) sebesar 400 cm. . terhambat oleh adanya bangunan seperti pemecah gelombang
Sedangkan ketiga pukul 12.32 WIB diperoleh bahwa kedalaman (breakwater). Gelombang yang membentur pemecah gelombang ini
secchi disk (mulai tidak tampak) sebesar 400 cm kemudian mengalami difraksi yang mengakibatkan tinggi gelombang menjadi
kedalaman secchi disk (mulai tampak) sebesar 400 cm dari ketiga berkurang(Aziz, 2006).
hasil pengukuran tersebut diperoleh rata rata kecerahan adalah
400cm. 1) Tinggi Gelombang
Besar kecilnya kecerahan tergantung intensitas cahaya
matahari yan masuk kedalam badan air dan semakin dalam Pada praktikum hasil pengukuran tinggi gelombang
kecerahan akan semakin berkurang, menurut adalah sebagai berikut:


Hutabarat(1985),cahaya berasal dari radiasi matahari, cahaya akan
Gelombang pertama = 102-83 =19cm

berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalaman
Gelombang kedua = 109-79 =30cm

lautan, pada perairan dalam cahaya hanya sampai pada kedalaman
200m. Gelombang ketiga = 105-81= 24cm

Dari pengukuran diatas maka diperoleh rata rata tinggi


d. Pasang Surut gelombang sebesar 24,3 cm.
Dari data pengukuran didapat skala awal pada tide staff
Gelombang laut yang bergerak memasuki perairan
adalah 147 cm dan skala akhir pada tide staff adalah 20 cm, selang
pantai mengalami pertambahan tinggi yang membuat keterjalan
waktu pengukuran didapat selama 5 jam, sedangkan kecepatan
gelombang bertambah. Selanjutnya kecepatan partikel air pada
pasang surut 25,4cm/jam, dan tipe pasang surutnya adalah Diurnal.
puncak gelombang mendekati kecepatan gelombang. Bila kecepatan
Menurut Yuwono (1991 ) ada dua macam pasang surut yaitu :
partikel air lebih besar daripada kecepatan gelombang maka
1) ‘Semi Diurnal Tide’ : Yaitu Pasang Surut yang mempunyai + 12,4
gelombang menjadi tidak stabil dan pecah. Kriteria lain adalah
jam. Jadi dalam pasang dan dua kali pasang dan dua kali surut.
gelombang akan pecah bila H/d = 0,78. Pecahnya gelombang
keadaan ini terjadi apabila poros perputaran bumi tegak lurus pada
umumnya dapat dibagi dalam tiga tipe, yaitu spilling, plunging dan
garis yang menghubungkan pusat bumi dan bulan.
surging (DUXBURY et al., 1994)(Azis ,2006).
2) Diurnal Tide’ : Yaitu pasang surut yang mempunyai periode + 24
jam. Jadi dalam suatu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali Saat bulan Mei, perairan Indonesia bagian selatan yang
surut. Keadaan ini terjadi apabila poros perputaran bumi tidak tegak meliputi perairan Indonesia sepanjang Sumatera dan Jawa, Laut
lurus pada garis yang menghubungkan pusat bumi dan bulan. Sawu, Laut Timor dan Laut Arafuru mempunyai gelombang dengan
ratarata ketinggian antara 1,5-2,5 meter. Begitu juga dengan Laut
Banda dan Laut Seram yang juga mempunyai tinggi gelombang
e. Gelombang antara 1,5-2 meter, sedangkan perairan antar pulau seperti Selat
Karimata, laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Sulawesi
Pada praktikum oseanografi tentang gelombang yang
dan Laut Maluku mempunyai tinggigelombang antara 0-1,25 meter.
dilakukan pada jam 16.00WIB menunjukkan bahwa, pengamatan
yang dilakukan sebanyak 3 kali didapatkan hasil tinggi gelombang Arah angin di perairan Indonesia sebelah selatan pada umumnya
yaitu puncak I = 102 cm, puncak II = 109 cm, puncak III = 105 cm menuju barat laut dengan kecepatan antara 10-15 knot bahkan di
sedangkan lembah I = 83 cm, lembah II = 79 cm, lembah III = 81 sebagian kecil Laut Arafuru kecepatannya mencapai 15-20 knot. Di
cm. Selisih tinggi gelombang I =19, II = 30, III = 24, dan memiliki atas perairan antar pulau, angin bertiup lebih lemah dan arahnya
tinggi gelombang rata-rata 24,3 cm. Periode gelombang dilakukan 3 sedikit mengalami pembelokan ke arah kanan, sehingga gelombang
kali pengukuran yaitu I = 9 detik, II = 6 detik, III = 2 detik, yang terjadi pun juga lebih rendah dibanding disebelah
sehingga rata-rata periode gelombang adalah 5,67 detik. selatan(Kurniawan dkk,2011).

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 14


2) Periode gelombang terlarutnya (DO) > 5 ppm dan kadar oksigen biokimianya (BOD)
berkisar 0 - 10 ppm(Salmin,2005).
Pada praktikum hasil pengukuran periode gelombang
adalah sebagai berikut: 4.4 Manfaat di Bidang Perikanan

 Gelombang pertama = 9 detik



4.4.1 Parameter Fisika
Gelombang kedua = 20 detik

a. Suhu
Gelombang ketiga = 2 detik
Dalam suhu perairan yang ideal memungkinkan ikan
Dari pengukuran diatas maka diperoleh rata rata periode dapat tumbuh dengan baik, hal itu tentu mempengaruhi hasil panen
seorang pembudidaya ikan, terutama pembudidaya diluar ruangan,
gelombang sebesar 5,67 detik.
maka suhu yang ideal akan sangat diperlukan, menurut
Kurniawan dkk (2011), Ketinggian dan periode Ghufron(2010), Suhu berpengaruh terhadap kehidupan dan
gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. pertumbuhan ikan. Perubahan suhu secara drastis akan membunuh
Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal ikan karena terjadi perubahan daya angkut darah. Kisaarn suhu
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang optimal adalah 27-32 ºC.
mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetch-nya, ketinggian
gelombangnya akan semakin besar. Suhu serta curah hujan memiliki peranan terhadap
pertumbuhan karan. Dinamika keduanya berkaitan dengan musim
4.3.2 Parameter Kimia yang berubah, laju pertumbuhan karang terumbu proporsional
a. pH terhadap suhu Demikian pula curah hujan berkorelasi dengan
densitas dari rangka karang. Adanya variasi dari kedua faktor
Berdasarkan data hasil praktikum oseanografi tentang tersebut menyebabkan adanya perbedaan laju pertumbuhan karang-
PH diperoleh bahwa PH perairan laut di probolinggo sebesar 9. Ini karang terumbu di antara lokasi dan musim yang
berarti kondisi perairan di lokasi praktikum adalah basa. menurut berbeda(Rani,2004).
Susana(2009), nilai pH dapat berubahan akibat banyak senyawa
senyawa kimia yang sifatnya polutan atau nonpolutan dalam Cahaya sangat penting dalam menjaga hubungan
perairan, yang bersumber dari limbah aktifitas daratan yang simbiosis antara karang dan alga simbiotik ( zooxanthellae ) .
mengalir kelautan. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi tingkat fotosintesis
zooxanthellae , secara tidak langsung berdampak pertumbuhan
pH mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena karang dan kelangsungan hidup . Kelimpahan karang menurun
mempengaruhi kehidupan jasad renik ,pada pH rendah kandungan dengan cepat dengan kedalaman karena berkurangnya tingkat
oksigen menurun.usaha budidaya ikan akan berhasil dengan baik cahaya . Di perairan tropis yang jelas , karang dapat hidup sedalam
jika pH perairan 6,5-9 dan pertumbuhan ikan terjadi pada pH7- 150 kaki ( 48 m) , dengan spesies yang sangat terbatas ditemukan di
8(Ghufron,2010). luar kedalaman itu(Ichthyology,2014).

b. Salinitas Ahli kelautan fisik sangat tertarik pada suhu dan salinitas
air laut karena mereka adalah karakteristik yang membantu untuk
Dari hasil pengamatan saat praktikum oseanografi mengidentifikasi badan air tertentu, dan juga karena bersama-sama
diperoleh nilai hasil yang berbeda antara salinometer dan dengan tekana, mereka menentukan densitas air laut. Yang terakhir
refraktometer .salinitas sebesar 33 ppt untuk Salinometer dan 25ppt ini penting karena menentukan kedalaman di mana massa air akan
untuk Refraktometer. Dari hasil keduanya dapat disimpulkan menetap di ekuilibrium-paling padat di bagian atas dan paling padat
bahwa tinkat salinitas perairan adalah masih normal. di bagian bawah (Pickard, 1975).

Letak geografi laut mempengaruhi salinitas. Hal tersebut b. Kecepatan Arus


membuat perbedaan salinitas pada tiap daerah, salinitas laut pada menurut Effendi(2003), kecepatan arus(velocity) pada
daerah akatulististiwa sekitar 35 ppt,sementara daerah sub suatu perairan dapat mempengaruhi kemampuan badan air dalam
tropika(20 LU dan 20 LS) nilai salinitasnya lebih besar yaitu mengasimilasi dan mengangkut bahan pencemar, dengan
37ppt(Samadi,2006). mengetahui kecepatan arus maka dapat sedikit memprediksi kapan
bahan pencemar akan mencapai titik tertentu, kecepatan arus
c. DO dinyatakan dengan satuan m/s.
banyak sehingga kualitas air disana cukup baik, hal
tersebut memungkinkan ikan disana lumayan banyak. Pada umumnya arus laut mempengaruhi kestabilan
bangunan sekitar pantai, terutama bangunan penduduk sekitar
Menurut Effendi (2003) dalam Puspitaningrum (2012) pantai. Penelitian tentang pola arus diharapkan dapat mengetahui
sebagian besar oksigen dalam perairan dihasilkan oleh proses pola arus, agar dapat melakukan pembangunan disekitar pantai ,
fotosintesis Berdasarkan hasil praktikum oseanografi tentang contohnya adalah pembangunan pelabuhan di perairan Paciran,
DO(oksigen terlarut) diperoleh bahwa nilai kandungan oksigen di Kabupaten Lamongan(Muhazzir dkk,2012).
perairan sebesar 54,96 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa
kandungan oksigen di perairan cukup tumbuhan air dan c. Kecerahan
fitoplankton. Akan tetapi, sebagian besar oksigen tersebut kecerahan merupakan faktor yang
digunakan untuk respirasi fitoplankton. sumber oksigen terlarut mempengaruhi kehidupan organisme yang berasal dari pancaran
dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer dan sinar matahari. Dalam perairan cahaya dan panas matahari
aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air. Proses respirasi tumbuhan dibutuhkan untuk golongan organisme perairan yang brklorofil
air dan hewan serta proses dekomposisi bahan organik dapat untuk berfotosintesis atau produksi primer. Pada perairan laut yang
menyebabkan hilangnya oksigen dalam suatu perairan. cerah organisme didalamnya memiliki bentuk yang indah dan
warnanya cerah, menurut Salam(2009),kecerahan suatu perairan
Suatu perairan yang tingkat pencemarannya rendah dan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan biota dalam air
bisa dikatagorikan sebagai perairan yang baik, maka kadar oksigen maupun untuk obyek wisata laut.

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 15


Laut Baltik, terutama di sekitar Teluk Bothnia salinitas air laut
Dalam bidang budidaya, kecerahan memiliki peranan dapat mencapai titik terendah yaitu sekitar 2 %c. Perairan muara
penting dalam sukses tidaknya pertumbuhan dan reproduksi ikan sungai dan estuaria biasanya mempunyai salinitas lebih rendah dari
,menurut Hartono(2007), Kecerahan perairan merupakan faktor air laut normal dan disebut sebagai perairan payau (brackish water).
yang berhubungan erat dengan intensitas cahaya matahari yang Batas pergoyangan air payau ini berkisar 0,5 %o sampai dengan 30
masuk kedalam air, penetrasi cahaya harus mencapai 10% yang %o (Aziz ,1994).
masuk ke dalam dasar air untuk proses pemijahan ,penetasan telur c. DO
samapai benih menjadi larva.air yang keruh akan menghambat Semua organisme membutuhkan oksigen, baik yang
sperma dalam membuahi telur apalagi kekeruhan disebabkan oleh berada di darat dan perairan . di darat sebagian besar oksigen berada
lumpur, kecerahan dapat di pengaruhi oleh bahan organik berupa di udara tapi ada juga yang didalam perairan, keberadaan DO atau
plankton, zooplankton dan baha organik lain. oksigen terlarut dalam perairan merupakan kebutuhan bagi
Kecerahan Biasa dimanfaatkan untuk mencari ikan organisme yang digunakan untuk proses pernafasan atau
dengan cara menyelam. Karena airnya cerah maka ikanya akan metabolisme tubuh. Jumlah oksigen yang terlalut sedikit akan
kelihatan. Selain itu pada perairan yang cerah dimanfaatkan sebagai membuat ikan lemas ataupun mati. Selain DO terdapat juga BOD,
area penyelaman ,karena pada daerah yang cerah terdapat karang BOD (Biological Oxygen Demant) merupakan oksigen yang di
karang dan juga ikan ikan yang memiliki warna yang bervariasi. butuhkan makluk hidup untuk melakukan metabolisme, besarnya
BOD tergantung pada jenis organisme.
d. Pasang surut Dalam bidang perikanan DO merupakan faktor yang
Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan penting, terutama bagi nelayan. Dengan mengetahui kondisi
dalam transportasi laut, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di parameter parameter perairan laut akan dapat membantu dalam
daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang surut yang proses memprediksi persebaran atau keberadaan ikan.
periodik, maka ia dapat diramalkan.Pasang surut juga sangat Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk
mempengaruhi kehidupan organisme laut, terutama pada menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD
daerah intertidal dan daerah litoral. sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat
e. Gelombang hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu
Gelombang air laut dapat bermanfaat bagi manusia. Bagi prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya
seseorang peselancar (surfer), gelombang air laut berkekuatan besar oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut
dapat dimanfaatkan untuk berselancar (surfing). Manfaat lain dari menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada
gelombang adalah dari gerakan air berpengaruh terhadap kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada
pendekatan spora pada substratnya. dialam(Salmin,2005).

4.4.2 Parameter Kimia


a. pH BAB V
Dalam perairan, pH merupakan kondisi atau faktor PENUTUP
lingkungan yang tidak bisa ditolak, sehingga diperlukan
pengawasan terhadap nilai pH, Menurut Ghufron(2010), Pada 5.1 KESIMPULAN
budidaya ikan membutuhkan pH antara 6,5 - 8,5 , dimana pH Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum adalah:
tersebut merupakan pH yang ideal. pH yang sesuai akan
mempengaruhi kesuburan ikan, apabila pH lebih dari 6,5 atau lebih  Oseanografi merupakan suatu bidang ilmu yang mengkaji tentang laut
dari 8,5 akan menyebabkan ikan lemas atu bahkan mati. dan lautan beserta interaksi dari unsur unsur didalam dan sekitarnya.
b. Salinitas  Laut atau perairan dipengaruhi oleh parameter fisika dan juga kimia.
Kisaran salinitas untuk setiap oganisme berbeda,  Paramemeter laut fisika terdiri dari suhu, arus, gelombang, pasang
Sehingga untuk wilayah air tawar ,air payau dan air lau ikannya surut dan kecerahan dan parameter kimia terdiri dari salinitas ,pH dan
berbeda pula. Menurut Ghufron(2010), untuk keperluan DO.
pembenihan ikan laut , salinitas air disesuaikan dengan jenis ikan  Suhu adalah ukuran derajat panas dingin suatu zat atu lingkungan.
yang dibenihkan, umunya ikan laut memijah pada perairan tinggi  Suhu untuk perairan indonesia yang ideal adalah 28-29,5 dan untuk
salinitas yaitu antara 30-35ppt. global adalah 27-32ºC. Pada saat praktikum lapang suhu yang
Berbeda dengan suhu permukaan yang seragam , didapatkan adalah 30,34 berarti suhu saat itu masih terbilang normal
salintas pada permukaan bervariasi secar nyata. Musim panas yang karena masih dalam rentang suhu global.
tergantung muson akan mempengaruhi variasi tahunan salinitas .  Arus adalah gerakan air yang menyebabkan perpindahan horizontal
tingginya curah hujan dan mengalirnya air tawar dari daratan akan massa air dari tempat satu ke tempat yang lain yang disebabkan oleh
menurunkan salinitas. Di bawah lapisan homogen ,swbaran dari beberapa faktor.
salinitas tidak lagi hanya ditentukan oleh angin tetapi juga  Pada saat praktikum arus memiliki kecepatan 0,14 m/s berarti
tergantung dengan , pola sirkulasi massa air di lapisan dalam kecepatan arus disana normal.
.salinitas di bagian permukaan laut berhubungan erat dengan proses  Kecerahan adalah ukuran penetrasi sinar matahari atau cahaya yang
penguapan. kondisi dimana terjadi penguapan yang tinggi akan masuk ke dalam perairan yang dinyatakan dalam satuan meter.
menjadikan daerah dengan salinitas yang tinggi(Ernawati,1996).  Hasil didapatkan dari pengukuran kecerahan sebesar 4meter hai ini
menunjukan bahawa kecerahan disana optimal.
Selain suhu, salinitas merupakan faktor abiotik yang  Gelombang adalah gerakan naik turunya air laut secara ritmik
membentuk kurva sinusoidal.

sangat menentukan penyebaran biota laut. Perairan dengan salinitas
lebih rendah atau lebih tinggi dari pada pergoyangan normal air laut Dalam praktikum gelombang memiliki tinggi 24,3 cm dan
periodenya5,67 detik

merupakan faktor penghambat (limiting factor) untuk penyebaran
biota laut tertentu. Menurut KINNE (1964), pergoyangan air laut Pasang surut adalah gerakan naik turunya permukaan air lau di
normal secara global berkisar antara 33 %o sampai dengan 37 ‰ wilayah pesisir yang diakibatkan oleh gaya gravitasi bulan dan
matahari yang terjadi dalam rentang waktu tertentu.

dengan nilai tengah sekitar 35 %o. Walaupun demikian terdapat
kodisi ekstrim alami, seperti di Laut Merah pada saat tertentu Saat di praktikum lapan pasang surut memiliki kecepatan 25,4 cm/
salinitas air laut dapat mencapai 40 ‰ ataupun seperti contoh di jam , itu berarti tipe pasang surutnya diurnal.

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 16


 Salinitas adalah jumlah padatan zat terlarut dalam 1 liter/kg air laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia Dan Biologi Di
yang dinyatakan dengan satuan ppt,permil atau psu. Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tesis:Program
 Salinitas air laut umumnya berkisar antara 30-35 hal ini menunjukan Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
bahwa salinitas pada saat praktikum normal yaitu 33 ppt. Kurniawan.Roni, M. Najib Habibie, Suratno.2011. Variasi Bulanan
 pH (power of Hidrogen) adalah tingkat kandungan Hidrogen dalam Gelombang Laut Di Indonesia. Jurnal Meteorologi Dan
perairan. Dan pH yang baik untuk perairan laut adalah 7-8,5. Geofisikavolume 12 Nomor 3 - Desember 2011: 221 -
 Dari hasil praktikum ph yang didapatkan Cukup tinggi yaitu 9, hal itu 232
kemungkinan pengaruh dari daratan. Lubis .Effendi Rustam, Agus Widanarko.2011.Buku Pintar Kelapa
 DO (Dessolved Oxygen) merupakan kandungan oksigen dalam Sawit.Jakarta:Agro Media.
perairan
 parameter fisika dan kimia saling berhubungan satu sama lain dalam Mahyuddin,kholis.2010.Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta:
mempengaruhi organisme perairan baik secara langsung dan tidak Penebar Swadaya.
langsung. McConnaughey. Bayard H, Zotolli. Robert.1983. Pengantar Biologi
 Perairan merupakan aspek terpenting dalam bidang perikanan,oleh Laut.london:The C.V Mosby Company.
karenanya kondisi lingkungan perairan wajib dijaga kelestarianya. Muhazzir, Sugeng Widada, Dwi Haryo Ismunarti.2012. Kajian Pola
Arus Laut Sebelum da Sesudah Pembangunan
5.2 SARAN Pelabuhan Khusus Pabrikasi Baja di Perairan Paciran
Dari praktikum oceanografi yang telah di lakukan Kabupaten Lamongan. Journal of. Volume 1, Nomor 1 ,
diharapkan para praktikan untuk berhati-hati dalam melaksanakan Tahun 2012, halaman69-77
praktikum, karena para praktikan langsung berada di tengah laut Nybakken, James w. 1985. Biologi laut. Erlangga, Jakarta.
juga dan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan alat Pariwono. I John.1999. Kondisi Oseanografi Perairan Pesisir
praktikum karena kebanyakan alat terbuat dari bahan yang mudah Lampung.Jakarta.
pecah, selain itu jangan melakukukan sesuatu tanpa izin asisten
Pickard, George. L.1975. Descriptive Physical Oceanography.
pada saat praktikum.
Surrey : Biddles Ltd.

Puspitaningrum, Mawar, Munifatul Izzati,Sri Haryanti.2012.


Produksi Dan Konsumsi Oksigen Terlarut Oleh
DAFTAR PUSTAKA Beberapa Tumbuhan Air. Laboratorium Biologi
Struktur Fungsi Tumbuhan ,Jurnal Biologi FMIPA
UNDIP. Hal. 44-55
Aziz. Aznam 1994. Pengaruh Salinitas Terhadap Sebaran Fauna Rani, Chair .Jamaluddin Jompa. Amiruddin.2004. Pertumbuhan
Ekhinodermata. Oseana, Volume XIX, Nomor 2 : 23 - Tahunan Karang Keras Porites Lutea Di Kepulauan
32 Spermonde: Hubungannya Dengan Suhu Dan Curah
Hujan. Torani, Vol. 14(4) Desember 2004: 195–203
Azis , M. Furqon.2006. Gerak Air Dilaut. Oseana, Volume XXXI,
Nomor 4, Tahun 2006 : 9 – 21 Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. 2001. Biologi Laut . Jakarta
Effendi,Henfi.2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber : Djambatan.
Daya dan Lingkungan Perairan.Yogyakarta :Kanisius. Salmin.2005.Oksigen Terlarut (Do) Dan Kebutuhan Oksigen
Ernawati.1996.Studi Parameter Fisika –Kimia Perairan Dan Biologi Kualitas Perairan. Oseana, Volume Xxx, Nomor
Pengaruhnya Terhadap Fitoplankton Di Perairan Teluk 3, 2005 : 21 – 26
Bone, Sulawesi selatan. SKRIPSI: Fakultas Perikan
Institut Pertanian Bogor. Samadi. 2007. Geografi 1. Bogor: Yudhistira.
Ghufron.M, Kordi.k. Andi Tamsil.2010.Pembenihan Ikan Laut
Ekonomis Secara Buatan.yogyakarta: Lily Publisher. Samulo, Ito. 2012. Refraksi dan Difraksi Gelombang Laut di
Google Image.2014.http://image.google.co.id.diakses pada tanggal Daerah Dekat Pantai Pariaman. Andalas: Program
15 mei 2014 pukul 18.00 WIB. Pascasarjana Universitas Andalas.
Setiyono, Heryoso. 1996. Kamus Oseanografi. Yogyakarta: Gadjah
Google Maps.2014.Http://maps.google.co.id.diakses pada tanggal Mada Universuty Press
17 mei 2014 pukul 20.00 WIB.
Syahailatua,Augy.2008.Dampak Perubahan Iklim Terhadap
Hartono.2007.Jelajah Bumi dan Alam Semesta.Bandung:Citra Perikanan. Oseana, Volume XXXIII, Nomor 2, Tahun
Praya. 2008 : 25–32
Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 2008. Pengantar
Oseanografi.Jakarta:Universitas Indonesia. Tarigan ,M. Salam.2009. Aplikasi Satelit Aqua MODIS untuk
Ichthyology.2014.https://www.flmnh.ufl.edu/fish/southflorida/coral/ Memprediksi Model Pemetaan Kecerahan Air Laut di
habitat.html#temp. diakses pada tanggal 19 mei 2014 Perairan Teluk Lada, Banten. ILMU KELAUTAN.
pukul 10.00 WIB. September 2009. Vol. 14 (3): 126-131
Widyastuti .Rahma, Eko Yuli Handoko, dan Suntoyo.
Ilmu kelautan.2014. 2009.Pemodelan Pola Arus Laut Permukaan Di
PasangSurut.http://www.ilmukelautan.com/publikasi/ose Perairan Indonesia Menggunakan Data Satelit Altimetri
anografi/fisika-oseanografi/402-pasang-surut.diakses Jason-1. Fakultas Teknik Kelautan Institut Teknologi
pada tanggal 22 mei 2014 pukul 04.00WIB. Sepuluh Nopember Surabaya.

Salinitas.http://www.ilmukelautan.com/publikasi/osea
nografi/kimia-oseanografi/412-salinitas-air-laut.diakses
pada tanggal 22 mei 214 pukul 04.00 WIB.
Kangkan ,Alexander Leonidas Kangkan.2006.Studi Penentuan
Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Laut

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 17


LAMPIRAN

1. Denah Lokasi Praktikum Oseanografi Gambar 5 . Alat pengukuran pasang surut :Tide Staff.

 Pelabuhan Perikanan Pantai, Mayangan, Probolinggo


 Lintang : Selatan, 7,72090
 Bujur : Timur, 113,23050
 Akurat : 14 meter
 Ketinggian : 33 meter
 Akurat tinggi : 34 meter
 Koordinat : 7°43'15.2"S 113°13'49.8"E

Gambar 6. Alat pengukuran gelombang : (a) Tongkat Skala dan (b)


Stopwatch.

Gambar 1 .Peta Lokasi Praktikum di Pelabuhan Mayangan Probolinggo


Gambar 7. Alat pengukuran pH : (a) pH Paper dan (b) pH Meter.
2. Gambar Alat – Alat yang Digunakan saat praktikum :

Gambar 8 .Alat pengukuran salinitas : (a) Refraktometer , (b) Pipet Tetes


Gambar 2. alat pengukuran suhu :Termometer dan (c) Salinometer.

Gambar 9. Alat pengukur DO : (a) Botol DO, (b) Current Meter,(c)


Corong dan (d) Pipet Tetes .
Gambar 3 . Alat pengukuran kecepatan arus, (a) Tali Rafia, (b) Botol
Aqua, (c) Kompas dan (d) Stopwatch. 3. Gambar proses pengukuran parameter perairan laut diatas
kapal

Gambar 10. Pengukuran suhu air laut menggunakan Termometr Hg : (a), (b)
Gambar 4. Alat pengukuran kecerahan , (a) Secchi Disk, (b) Tongkat dan (c).
Skala dan (c) Karet Gelang.

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 18


Gambar 15 . Proses pengambilan sampel air menggunankan Water
Sampler : (a) dan (b) .

Gambar 11. Pengukuran kecepatan arus menggunakan


Water Current : (a) dan (b).

Gambar 16 .Laut Tempat Praktikum

Gambar 12. Pengukuran kecerahan air laut menggunakan Secchi disk : (


a ), ( b ) dan ( c ).

Gambar 13 . Pengukuran pH air lautmenggunakan pH Paper dan


Kotak Standar pH .

Gambar 14 .Pengukuran salinitas air laut Menggunakan (a )Salinometer dan


(b) Refraktometer.

Laporan Oceanografi – Yoga Pratama Page 19

Anda mungkin juga menyukai