OSEANOGRAFI
DISUSUSUN OLEH:
Yoga Pratama 135080600111008
.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Oseanografi Disususn Sebagai Salah Satu Syarat LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... 1
Menyelesaikan Praktikum Oseanografi dan Lulus Mata Kuliah Oseanografi KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN 3
Koordinator Asisten Asisten Pendamping 1.1 LATAR BELAKANG 3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 3
( Yogha Rionaldy ) ( Renardhi Abyan P ) 1.3 WAKTU DAN TEMPAT 3
2.3.2 Salinitas 8
2.3.3 DO 8
KATA PENGANTAR
BAB III METODOLOGI 9
3.1 ALAT DAN FUNGSI 9
Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
3.1.1 Parameter fisika 9
karena atas rahmat - Nya Laporan Praktikum Oceanogarfi dapat
diselesaikan. Walaupun dalam pengerjaannya terdapat beberapa 3.1.2 Parameter Kimia 9
kendala teknis dan non - teknis, namun dapat kami atasi.
3.2 BAHAN DAN FUNGSI 9
Laporan ini berisi keterangan singkat dari pengamatan yang telah 3.2.1 Parameter Fisika 9
dilaksanakan saat mengikuti praktikum di pelabuhan Perikanan
Pantai Mayangan Probolinggo. Setiap bab disusun secara sistematis, 3.2.2 Parameter Kimia 9
berisi landasan teori, alat dan bahan yang digunakan dalam praktik,
skema kerja serta analisis data yang didapatkan saat melaksanakan 3.3 SKEMA KERJA 10
praktikum.
3.3.1 Parameter Fisika 10
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
3.3.2 Parameter Kimia 10
penyusunan laporan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11
bermanfaat bagi para pembaca.
4.1 DATA HASIL PENGAMATAN 11
Malang,19 Mei 2014 4.1.1 Parameter Fisika 11
Tabel 2. Pengukuran Tinggi Gelombang 12 Gambar 10. Skala Range Nilai pH Beserta Sifatnya 7
Tabel 3. Pengukuran Periode Gelombang 12
Gambar 11. Tabel Pembagian kadar Garam Perairan 8
Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Praktikkum Lapang 12
Gambar 12.kisaran Toleransi DO Pada Ikan 9
Sebagai akibat adanya perbedaan suhu dan salinitas, Menurut Samadi (2007), dampak yang ditimbulkan oleh
air lautan dapat dibagi menjadi dua masa air yaitu massa air El Nino dan La Nina sebagai berikut, umumnya El Nino terjadi
permukaan dan massa air dalam, serta terdapat pemisah keduanya pada akhir tahun atau awal tahun berikutnya serta makin naik
yang disebut sebagai lapisan thermoklin. Suhu juga berpengaruh sekitar bulan mei hingga beberapa bulan dan berlangsung selama
terhadap kerapatan air laut, air laut yang hangat kerapatanya atau satu tahun. Oleh karena itu, gejala El Nino akan mengubah sistem
densitas lebih rendah dari pada air laut yang dingin pada salinitas peredaran udara global dalam arah timur-barat sehingga terjadi
yang sama, suhu dalam lautan juga bervariasai sesuai kedalaman, pergeseran arus udara. Pada saat El Nino aktif, terjadi periode
massa air permukaan wilayah tropik , panas sepanjang tahun, yaitu kemarau yang kering. Curah hujan umumnya dibawah normal,
20-3 0°c, sedangkan permukaan pada zona beriklim sedang, hangat sehingga berpotensi mengakibatkan potensi kebakaran hutan dan
pada musim panas (Nybakken, 1985). lahan. Sedangkan La Nina suhu pada musim dingin lebih panas
daripada saat kondisi normal di bagian barat laut. Pada saat La Nina
Suhu optimal untuk pertumbuhan karang adalah 73-77 ° aktif. Wilayah Indonesia umumnya mengalami banyak curah hujan
F ( 23-25 ° C ). Suhu air laut dapat ditoleransi antara 61-95 ° F ( 16- yang ditunjukkan curah hujan berkisar normal dan atas normal;
35 ° C ) , dengan pertumbuhan karang yang optimal terjadi pada umumnya musim kemarau kita menjadi banyak hujan, bahkan pada
suhu 73-77 ° F ( 23-25 ° C ) . Suhu ini ada di hampir seluruh daerah saat musim hujan, untuk daerah tertentu dapat menyebabkan banjir.
tropis dengan pengecualian arus air dingin di lepas pantai barat
Afrika dan Australia . Namun, dimana arus air hangat bergerak dari 2.2.2 Kecepatan Arus
daerah tropis ke arah utara terumbu(Ichthyology,2014). Air laut selalu dalam keadaan bergerak, gerakan -
gerakan ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti angin yang
Dalam samudra pasifik terdapat fenomena arus dingin (La Nina ) dan arus
berhembus di atas permukaan laut, pengadukan yang terjadi karena
hangat (El Nino) atau biasa disebut dengan ENSO( El Nino Southern
perbedaan suhu air laut dan dua tinggi permukaan laut, pasang surut
Oscillation), menurut Setiyono (1996), El Nino berasal dari bahasa spanyol
dan lain lain.Gerakan air laut ini sangat penting bagi berbagai
yang artinya anak laki-laki. Suatu fenomena alam dengan memanasnya
proses alam laut, baik itu biologik atau non biologik, gerakan air ini
Gambar 5.Arah Arus permukaan Dunia Gambar 6. Tabel Kecepatan Arus Laut Permukaan Maksimal dan
Minimal Per-Tahun(widyastuti,2009).
Arus merupakan gerakan massa air dengan skala luas 2.2.3 Kecerahan
yang terjadi di seluruh perairan laut dunia. Arus merupakan faktor Kecerahan perairan merupakan faktor yang
yang menentukan arah pelayaran, arus biasanya disebabakan karena berhubungan erat dengan intensitas cahaya matahari yang masuk
hembusan angin di permukaan perairan, selain itu arus juga kedalam air, penetrasi cahaya harus mencapai 10% yang masuk ke
dipengaruhi oleh faktor - faktor lain seperti bentuk topografi dasar dalam dasar air untuk proses pemijahan ,penetasan telur samapai
lautan dan pulau - pulau yang ada di sekitarnya, gaya coriolis dan benih menjadi larva.air yang keruh akan menghambat sperma dalam
juga arus ekman. Pada arus lautan terdapat arus air vertikal yang membuahi telur apalagi kekeruhan disebabkan oleh lumpur,
disebut dengan upwelling, upwelling sendiri merupakan proses kecerahan dapat di pengaruhi oleh bahan organik berupa plankton,
dimana massa air didorong keatas dari kedalaman sekitar 100 zooplankton dan baha organik lain(Hartono,2007).
sampai 200 meter dan dapat terjadi disepanjang pantai barat
Berdasarkan perbedaan intensitas cahaya yang masuk
dibeberapa benua (Hutabarat dan Evans, 1985).
kedalam perairan, stratifikasi vertikal kolom air pada perairan
tergenang di kelompokkan menjadi:
Angin cenderung mendorong lapisan air di permukaan
1) Lapisan eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapat cukup
laut dalam arah gerakan angin. Tetapi karena pengaruh rotasi bumi
matahari. Pada lapisan ini oksigen yang dihasilkan dari proses
atau pengaruh gaya Coriolis, arus tidak bergerak searah dengan arah
fotosintesis lebih besar dari pada oksigen yang digunakan untuk
angin tetapi dibelokan ke arah kanan dari arah angin di belahan
respirasi.
bumi utara dan arah kiri di belahan bumi selatan.Pada kedalaman
2) Lapisan kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas cahaya tinggal
yang cukup besar antara 500 - 2000 m, kecepatan arus yang
1% dari intensitas cahaya permukaan atau dicirikan oleh hasil
ditimbulkan angin menjadi nol. Kedalaman dimana kecepatan arus
fotosintesis yang sama dengan respirasi.
sama dengan nol disebut kedalaman tanpa gerakan atau kedalaman
3) Lapisan profundal, yaitu lapisan di sebelah bawah lapisan
Ekman (Azis,2006).
kompensasi dengan intensitas cahaya sangat kecil (disfotik) atau
MATTHIAS et al., (1994) dalam Azis (2006), sudah tidak ada lagi cahaya (afotik).
Mengemukakan bahwa selain arus laut yang bergerak di lapisan Menurut Setiapermana et al (1980) dalam Tarigan(2009)
permukaan terdapat juga arus yang bergerak di lapisan dalam. Kecerahan air laut sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas
Sirkulasi ini biasa disebut dengan "termohalin". Arus di lapisan matahari dan juga tergantung pada besarnya suspensi terlarut di
dalam ini bergerak lebih lambat dari pada arus permukaan, namun dalam kolom air seperti lumpur, dan tanah liat atau partikel-partikel
arus ini memainkan peranan yang penting dalam pertukaran massa yang tersuspensi dalam air, dapat berupa komponen hidup (biotik)
air di laut. Arus yang dingin dan berat tenggelam sampai kedalaman seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen
yang cukup besar di lintang tinggi di Lautan Atlantik Utara dan mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat
bergerak 2 mil di bawah permukaan menyebar ke arah selatan padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
melintasi ekuator : sebagai akibatnya air di lapisan dalam daerah kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk
tropik menjadi sangat dingin. Pada saat yang sama, air dingin dan endapan yang paling awal, juga dapat menghalangi kemampuan
berat juga tenggelam di Laut Wedlle di dekat benua Antartika dan produksi zat organik suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari ke
bergerak ke arah utara sebagai air lapisan dasar (bottom water). Air permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif
dingin yang tenggelam inilah yang membawa oksigen jauh ke akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis
dalam laut, yang memungkinkan adanya kehidupan bahkan sampai tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat tersuspensi di laut
ke dasar laut. Air daerah kutub yang tenggelam dan kemudian antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat
bergerak ke arah utara atau selatan dapat diibaratkan sebagai "paru- melalui aliran sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena
paru laut" karena mereka memperbaharui kandungan oksigen di resuspensi endapan akibat pengikisan dan mempengaruhi kecerahan
lapisan dalam. air laut.
Menurut Widyastuti(2009) pergerakan arah arus
permukaan indonesia sebagai berikut: Radiasi dari cahaya matahari merupakan salah satu
1) Arus yang bergerak dari Benua Asia menuju ke Benua Australia, faktor yang di butuhkan oleh organisme perairan, terutama oleh
dikarenakan pengaruh angin muson barat, rata-rata pola pergerakan tanaman berklorofil yang menggunakan sinar sinar matahari untuk
arus ini terjadi pada kisaran bulan Desember-Februari. proses fotosintesis, penyebaran tanaman laut terbatasi karena daerah
2) Arus yang bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia, penyinaran hanya sampai pada kedalaman tertentu, penyinaran
dikarenakan pengaruh angin muson timur, rata-rata pola pergerakan cahaya matahari akan berkurang secara cepat seiring dengan
arus ini terjadi pada kisaran bulan Juni-Agustus. bertambahnya kedalaman .pada perairan yang dalam dan jernih
proses fotosintesis hanya sampai pada kedalaman 200 meter(
Hutabarat dan Evans,1985).
(ripples). Jika kemudian angin berhenti bertiup maka riak 2) Gelombang perairan transisi (Transitional waves) dimana 1/20 <
1
gelombang akan hilang dan permukaan laut merata kembali. Tetapi d/L < /
2
jika angin bertiup lama maka riak gelombang akan hilang dan
3) Gelombang perairan dangkal (Shallow water waves) dimana d/L
prmukaan gelombang merata kembali. Tetapi angin ini bertiup lama
<l/20
maka riak gelombang membesar terus walaupun kemudian anginya
Menurut Kurniawan dkk(2011), mengemukakan bahwa
berhenti bertiup. Setelah meninggalkan daerah asal bermula tiupan
terdapat beberapa jenis gelombang berdasarkan faktor
angin, maka gelombang merata menjadi ombak
pembangkitnya , yaitu :
sederhana(Romimohtarto, 2001).
Perubahan pada nilai derajat keasaman(pH) dan Ikan memiliki toleransi terhadap salinitas yang
konsentrasi Oksigen dapat terjadi karena adanya limbah limbah tergantung pada umur stadium ikan. Salinitas mempengaruhi
yang mengalir ke laut. Contohnya seperti limbah rumah tangga, reproduksi, distribusi,lama hidup dan juga orientasi migrasikan.
limbah pabrik atau industri dan sumber sumber yang lain, didalam Variasi salinitas pada perairan yang jauh dari pantai akan relatif
limbah tersebut terdapat berbagai macam zat kimia(Susana,2002). kecil dibandingkan dengan variasi salinitas di dekat pantai, terutama
jika pemasukan air air sungai. Perubahan salinitas tidak langsung
2.3.2 Salinitas berpengaruh terhadap perilaku ikan atau distribusi ikan tetapi pada
perubahan sifat kimia air laut (Brotowidjoyo et al,1995 dalam
Selain suhu salinitas merupakan faktor abiotik yang kangkan ,2006).
sangat menentukan penyebaran biota laut. Perairan dengan salinitas
lebih rendah atau lebih tinggi dari pada pergoyangan normal air laut
merupakan faktor penghambat (limiting factor) untuk penyebaran Tabel 1. Unsur-unsur Utama Air Laut, Bersama-sama Dengan
biota laut tertentu. Menurut KINNE (1964), pergoyangan air laut Besarnya Konsentrasi yang Dihitung dalam Perbandingan
normal secara global berkisar antara 33 %o sampai dengan 37 ‰ Berat Perseribu (Open University Course in
dengan nilai tengah sekitar 35 %o. Walaupun demikian terdapat Oceanography. Unit 3,1977).
kodisi ekstrim alami, seperti di Laut Merah pada saat tertentu
salinitas air laut dapat mencapai 40 ‰ ataupun seperti contoh di o/
Ion ooby weight
Laut Baltik, terutama di sekitar Teluk Bothnia salinitas air laut
Chloride, 18.980
dapat mencapai titik terendah yaitu sekitar 2 %c. Perairan muara
sungai dan estuaria biasanya mempunyai salinitas lebih rendah dari Sulphate, 2.649
air laut normal dan disebut sebagai perairan payau (brackish water). Ion Negatif Bicarbonate, 0.140 Jumlah =
Batas pergoyangan air payau ini berkisar 0,5 %o sampai dengan 30 (Anion) Bromide, 0.065 21.861 o/oo
%o (Aziz ,1994). Borate, 0.026
Fluoride, 0.001
Sodium, 10.556
Magnesium, 1.272
Ion Positif Jumlah =
Calcium, 0.400
(Kation) 12.621 o/oo
Potassium, 0.380
Strontium, 0.013
Jumlah Seluruh ion-ion = 34.482 o/oo
2.3.3 DO
DO merupan banyaknya oksigen yang terlarut dalam
perairan, ikan membutuhkan oksigen yang digunakan untuk
Gambar 11. Tabel Pembagian kadar Garam atu Salinitas di Perairan. bernafas dan proses metabolisme. Oksigen merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan
ikan, sumber utama oksigen dalam perairan berasal dari hasil
salinitas merupakan konsentrasi rata rata seluruh
fotosintesis tumbuhan berklorofil dan juga berasal dari hasil difusi
garam yang terdapat dalam dalam air laut, konsentasi biasanya
dari udara, difusi terjadi karena adanya gerakan air dimana jumlah
hanya 3% dari berat totalnya, salinitas biasa disebut dengan
oksigen di udara yang jumlanya lebih banyak akan terdorong ke
pembagi seribu atau ditulis dengan ‰ , konsentrasi garam garm ini
perairan yang jumlah oksigenya lebih sedikit, keberadaan oksigen
relati sama jumlahnya di perairan laut, cara untuk menentukan
dalam badan air dipengaruhi oleh suhu, pergerakan air, luas daerah
salinitas adalah dengan menghitung jumlah kadar klor yang ada
perairan yang terbuka dan prosentase oksigen
pada suatu sampel(chlorinitas) dengan rumus Salinitas = klorinitas
disekeliling(mahyuddin,2010).
x 1817(hutabarat dan evans,1985).
Oksigen terlarut atau DO(dissolved oxgen) merupakan
Salinitas pada perairan samudra berkisar antara 34-35
kebutuhan semua jenis organisme di perairan, selain digunakan
ppt, dan pada perairan pantai yang terdapat pengenceran yang
untuk bernafas dan proses metabolisme oksigen dibutuhkan dalam
disebkan karena aliran sungai salinitasnya akan turun, dan salinitas
proses ksidasi bahan bahan organik dan anorganik dalam proses
akan naik jika tingkat evaporasi tinggi. Pad perairan tawar
aerobik,oksigen dalam perairan berasla dari hasil fotosintesis dan
salinitasnya o- 0,5 ppt, air payau 0,5- 17 ppt dan air laut lebih dari
difusi dari udara, kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung
17 ppt. Untuk reproduksi ikan kebutuhan salinitasnya berbeda,
pada faktor seperti kekeruhan air, suhu, salinitas,pergerakan massa
umumnya ikan laut memijah pada salinitas antara 30-35
air dan udara seperti pada gelombang arus dan juga pasang surut
ppt(Ghufron,2010).
(Salmin,2005).
Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah
Menurut Kangkan (2006), Pada kadar oksigen terlarut
subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan
kurang dari 03, Hanya sedikit makluk hidup yang bertahan, pada
bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah
0.3 – 1.0 Akan menyebabkan kematian pada ikan jika berlangsung
subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau
lama, 1.0 – 5.0 Ikan akan hidup pada kisaran ini tetapi
23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di
pertumbuhannya akan lambat, bila berlangsung lama dan pada
kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman
kandungan DO lebih dari 5.0 merupakan daerah yang cocok untuk
sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan
ikan atau organisme lain.
kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman.
Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah
c. DO
b. Kecepatan Arus
Thermometer Hg :berfungsi sebagai pengukur suhu perairan
yang akan diamati Air laut :sebagai objek pengukuran
kecepatan arus
b. Kecepatan Arus
c. Kecerahan
Tali raffia :untuk menghubungkan 2 botol kosong
2 buah botol air Mineral (@600ml) bekas :sebagai pelampung dan Air laut :untuk objek yang di ukur
pemberat
kecerahannya
Stopwatch :untuk mengukur lama kecepatan arus
Kompas :sebagai penunjuk arah dan menentukan arah d. Pasang Surut
surut
Secchi disk :sebagai alat pengukur suatu kecerahan di
perairan e. Gelombang
Pengaris : untuk mengukur kecerahan yang dankal
Air laut :sebagai objek pengukuran
atau pendek
gelombang
Tongkat skala :untuk menghitung d1 dan d2
Karet gelang :untuk membatasi tanda pada d1 dan d2 3.2.2 Parameter Kimia
d. Pasang Surut
a. pH
Tide staff :untuk mengukur pergerakan pasang dan
surut Air laut :sebagai objek pengukuran pH air
laut
e. Gelombang
b. Salinitas
Tongkat skala 2m :untuk mengukur ketinggian gelombang
yang datang
Air laut :sebagai objek yang akan diamati
Stopwatch :untuk mengukur selisih dan lamanya salinitasnya
gelombang yang datang dan Kecepatan arus Aquades :sebagai kalibrasi refraktometer
Tissue :untuk membersihkan kaca
3.1.2 Parameter Kimia
refraktometer secara searah
c. DO
a. pH
Air sampel : bahan yang akan diukur Donya
a. Suhu
Thermometer Hg
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
- Nilai kecerahan : 400cm
Dikalibrasi sensor pada salinometer
- Pengukuran 2
menggunakan aquades
- Data diambil pada jam :12.17
Ditekan tombol “on/off” pada salinometer
- Hasil Pengukuran
Diteteskan 3 tetes sampel air laut di sensor
- Pada pukul 12.08 WIB
salinometer
- Kedalaman secchi disk (D1) : 400 cm
Ditekan tombol “start, tekan tombol “zero” - Kedalaman secchi disk (D2) : 400 cm
hingga muncul “AAA”
- Nilai kecerahan : 400 cm
Ditekan tombol “start”, catat angka yang - Pengukuran 3
muncul pada layar - Data diambil pada jam :12.32
- Hasil Pengukuran
Hasil - Kedalaman secchi disk (D1) : 400 cm
- Kedalaman secchi disk (D2) : 400 cm
- Nilai kecerahan : 400 cm
c.DO - Rata –Rata Kecerahan : 400 cm
c. Suhu
Water Sampler
- Pengukuran 1
- Data diambil pada jam : 12.02
Di catat volume DO yang akan di gunakan
- Hasil Pengukuran :
Di masukan ke dalam water sampler
- Suhu air laut : 31 º C
Di tutup rapat
- Pengukuran 2
Di tutup selang air
- Data diambil pada jam : 12.17
Di masukan ke dalam perairan sampai ke - Hasil Pengukuran :
dalaman tertentu
- Suhu air laut : 29 º C
Di tunggu sampai terdengar bunyi “blup”
- Pengukuran 3
Di angkat dalam perairan
- Data diambil pada jam :12.32
Di tutup botol DO dalam air
- Hasil Pengukuran :
Di keluarkan water sampler
- Suhu air laut : 31 º C
Di tambahkan 2ml muSo4 x 2ml NaOh + Kl - : 30.34 º C
Rata-Rata Suhu
Di homogenkan d. Pasang Surut
Di biarkan 30 menit sampai terbentuk - Awal pengukuran pukul : 10.00 WIB
endapan coklat - Hasil Pengukuran
Di tambahkan 2ml H2SO4 pekat - Skala awal pada tide staff : 147 cm = 1,47 m
Di homogenkan sampai endapan coklat larut - Skala akhir pada tide taff : 20 cm = 0,2 m
Di tambahkan 3-4 tetes amium lalu di - Selang waktu pengukuran : 5 jam = 18000 detik
homogenkan - : 25,4 cm/jam atau 7,05.10-5 m/s
Di titrasi dengan NaS2O3 0,25N sampai - Akhir pengukuran pukul : 15.00 WIB
bening pertama kali - Tipe pasang surut : Diurnal
Di catat volume NaS2O3 e. Gelombang
- Hasil Pengukuran
Di lakukan perhitungan Do dengan rumus
( )× ( ) × × 1) Tinggi Gelombang
DO =
( )
Hasil
Pada pengukuran Do, siapkan alat dan bahan yang Suhu memang memiliki berbagai manfaat bagi makluk
digunakan yaitu, water, botol DO,biuret statif, pipet tetes, corong, hidup. Ikan merlukan suhu tertentu tapi pada akhir akhir ini terjadi
larutan Na-thiosulfat, larutan NaOH + KI, amilum, larutan Na– perubahan iklim , dimana perubahan iklim ini berhubungan erat
thiosulfat dan aquades. Setelah menyiapkan alat dan bahan, langkah dengan suhu air laut, perubahan iklim mbuat suhu semakin lama
selanjutnya adalah dibuka tutup water sampler dan dimasukkan semakin naik, panas ini juga mencairkan es pada daerah kutub
botol DO didalam water sampler dengan kondisi tutup botol DO sehingga volume air bertambah, dan hal itu berimbas pada
terbuka. Setelah itu water sampler ditutup dengan selang aerasi berkurangnya jumlah pesisir(Syahailatua,2008 ).
yang terhubung pada water sampler dibuka dan water sampler
diturunkan ke dalam perairan dengan bantuan tali secara perlahan. b. Kecepatan Arus
Setelah kedalaman water sampler berada pada setengah dari nilai
Berdasarkan data pengukuran kecepatan arus saat
kecerahan, selang aerasi didekatkan ke telinga dan di dengarkan
praktikum oceanografi diperoleh bahwa panjang tali yang
sampai bunyi “blub” yang menandakan bahwah water sampler telah
digunakan adalah 5 meter sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk
terisi penuh. Selanjutnya water sampler diangkat secara perlahan
meregangkan tali tersebut alalah 30,70 detik sehingga diperoleh
c. Kecerahan Mei(Kurniawandkk,2011).
Hutabarat(1985),cahaya berasal dari radiasi matahari, cahaya akan
Gelombang pertama = 102-83 =19cm
berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalaman
Gelombang kedua = 109-79 =30cm
lautan, pada perairan dalam cahaya hanya sampai pada kedalaman
200m. Gelombang ketiga = 105-81= 24cm
b. Salinitas Ahli kelautan fisik sangat tertarik pada suhu dan salinitas
air laut karena mereka adalah karakteristik yang membantu untuk
Dari hasil pengamatan saat praktikum oseanografi mengidentifikasi badan air tertentu, dan juga karena bersama-sama
diperoleh nilai hasil yang berbeda antara salinometer dan dengan tekana, mereka menentukan densitas air laut. Yang terakhir
refraktometer .salinitas sebesar 33 ppt untuk Salinometer dan 25ppt ini penting karena menentukan kedalaman di mana massa air akan
untuk Refraktometer. Dari hasil keduanya dapat disimpulkan menetap di ekuilibrium-paling padat di bagian atas dan paling padat
bahwa tinkat salinitas perairan adalah masih normal. di bagian bawah (Pickard, 1975).
Salinitas.http://www.ilmukelautan.com/publikasi/osea
nografi/kimia-oseanografi/412-salinitas-air-laut.diakses
pada tanggal 22 mei 214 pukul 04.00 WIB.
Kangkan ,Alexander Leonidas Kangkan.2006.Studi Penentuan
Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Laut
1. Denah Lokasi Praktikum Oseanografi Gambar 5 . Alat pengukuran pasang surut :Tide Staff.
Gambar 10. Pengukuran suhu air laut menggunakan Termometr Hg : (a), (b)
Gambar 4. Alat pengukuran kecerahan , (a) Secchi Disk, (b) Tongkat dan (c).
Skala dan (c) Karet Gelang.