SISTEM TENAGA
PROPOSAL SKRIPSI
ANALISA PARTIAL DISCHARGE PADA TRANSFORMATOR
150KV DENGAN UJI DISSOLVED GAS ANALYSIS
MENGGUNAKAN METODE ROGER’S RATIO PADA PLTU
UBJOM REMBANG
Disusun Oleh:
Dany Aryanto
NPM: 03.2015.1.07184
ii
DAFTAR ISI
COVER i
IDENTITAS PENELITIAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Sistematika Penulisan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Penelitian Sebelumnya 5
2.2 Transformator 7
2.2.1 Transformator Daya 7
2.2.2 Bagian Bagian Transformator 7
2.3 Minyak Transformator 12
1. Karakteristik Minyak Terhadap Temperatur 12
2.4 Kegagalan Bahan Isolasi 13
2.4.1 Kegagalan isolasi padat 14
2.4.2 Kegagalan Isolasi Cair 15
2.4.3 Kegagalan Isolasi Gas 16
2.5 Partial Discharge 17
2.6 Metode Pengujian DGA (Dissolved Gas Analysis) 19
2.6.1 Definisi DGA 19
2.6.2 Metode Ekstrasi Gas 19
2.6.3 Metode Interprestasi Data Uji DGA 19
2.6.4 Key Gas Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
2.6.5 Metode Roger’s Ratio 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22
3.1 Jenis Penelitian 22
3.2 Diagram Alur Penelitian 22
3.3 Tahapan Penelitian 23
3.3.1 Studi Literatur 23
iii
3.3.2 Analisa dan Pembahasan 24
3.3.3 Perhitungan dan Analisis Data 24
3.3.4 Pengujian Arus Yang Mengalir 25
3.3.5 Pengujian Kenaikan Temperatur 26
DAFTAR PUSTAKA 27
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
akan terdapat flux magnet dan flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder
sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda potensial.
Partial Discharge (PD) ialah peluahan sebagian pada transformator, yakni
kerusakan pada bagian-bagian tertentu pada transformator[3]. PD bukan hanya
disebabkan oleh trafo itu sendiri, namun juga dipengerahui oleh bagian luar trafo
atau lingkungan sekitar. Jangka pendek yang disebabkan PD tidak lansung tampak
pada operasional, namun PD akan berakibat fatal apabila dibiarkan terus-menerus.
Monitoring terjadwal dan perawatan secara rutin akan memberikan dampak positif
terhadap transformator, sehingga proses produksi menjadi lancar dan mengurangi
resiko kecelakan kerja.
Seiring kemajuan teknologi, kinerja transformator dapat dianalisa sebelum
terjadi kerusakan dan mempunyai akurasi tinggi. Dengan Instrumen pendukung
yang baik, seperti Dissolved Gas Analysis (DGA) sangat membantu teknisi secara
tepat menangani Partial Discharge karena instrumen tersebut memberikan
gambaran secara keseluruhan keadaan transformator, sehingga PD dapat segera
ditanggulangi.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian Partial Discharge pada
transformator yang menggunakan metode Roger’s Ratio, guna untuk mengetahui
kesehatan pada isolator trafo itu sendiri agar tidak terjadi kerusakan yang
mengakibatkan kerugian maupun kerusakan yang fatal terhadap transformator, dan
metode Roger’s Ratio sendiri merupakan salah satu cara untuk menganalisis gas
terurai dari suatu minyak tranformator. Metode ini membandingkan nilai-nilai satu
gas dengan gas yang lainnya.
Bab III Metode Penelitian : Pada bab III menjelaskan tentang Lokasi, Waktu,
Diagram alur penelitian, Tahapan penelitian, Langkah-langkah metode penelitian.
Bab V Penutup : Pada bab V tentang kesimpulan penelitian yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
data pengukuran minyak transformator. Data mining dan J48 dapat menjadi solusi
bagi masalah sekarang, karena data mining merupakan kegiatan meliputi
pengumpulan, pemakaian data historis untuk menemukan keteraturan, pola atau
hubungan dalam set data berukuran besar. Akurasi pola prediksi yang diperoleh
dapat mencapai 92.12 % dengan waktu yang sangat singkat 0,01 seconds. Akurasi
tersebut dihasilkan dari uji coba dengan mengunakan data pengukuran minyak
transformator yang telah dilakukan oleh berbagai macam perusahan mulai dari
tahun 1972 sampai dengan 1992 sebagai data testing.
Menurut Penelitian [5], “Analisis Kegagalan Transformator Di PT
Asahimas Chemical Banten Berdasarkan Hasil Uji DGA Dengan Metode Roger’s
Ratio”. Transformator digunakan secara luas, baik bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Didalam transformator secara umum berisikan minyak yang berguna
sebagai isolator. Biasanya minyak ini juga berfungsi sebagai pendingin agar trafo
tidak panas. Namun didalam kandungan minyak terdapat kandungan gas-gas yang
dapat menyebabkan kegagalan transformator. Kegagalan gas tersebut biasa
dinamakan sebagai fault gas dikala permasalahan transformator tersebut
merupakan kegagalan termal dan kegagalan elektris. Dengan mengidentifikasi jenis
dan jumlah kandungan gas yang terlarut pada minyak transformator dapat memberi
informasi akan adanya indikasi kegagalan yang terjadi pada transformator.
Penelitian ini akan mengulas tentang bagaimana uji DGA (Dissolved Gas Analysis)
dapat mengidentifikasi indikasi kegagalan yang terjadi pada transformator di PT
Asahimas Chemical dengan menggunakan metode rasio roger. Metode rasio roger
adalah metode interpretasi uji DGA (Dissolved Gas Analysis) dengan menggunakan
magnitude rasio lima jenis fault gas. Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh,
kegagalan yang terjadi pada transformator di PT Asahimas Chemical disebabkan
oleh kegagalan isolasi dimana fungsi minyak transformator sebagai bahan isolasi
tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai
kandungan gas pada minyak dimana nilai kandungan gas H2, C2H2, C2H4, CO
melebihi standar yang ditetapkan. Semakin tinggi temperatur yang dihasilkan oleh
minyak transformator, maka fungsi dari minyak sebagai bahan isolator akan
menurun.
7
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
𝐼𝐿𝑠 = (2,1)
√3.𝑉𝐿𝑆.𝐶𝑂𝑆𝜑
𝐼
𝛿= (2,2)
𝐴
3. Bushing
Jenis-jenis Bushing :
4. Tanki Konversator
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak
isolasi akan memuai sehingga bertambahnya volume. maka minyak
akan menyusut dan volume minyak akan turun, saat terjadi
penurunan suhu operasi. Saat transformator mengalami kenaikan
suhu,Konservator digunakan untuk menampung minyak. Seiring
dengan naik turunnya volume minyak dikonservator akibat
pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara didalam
konservator akan bertambah dan berkurang. Penambahan atau
pembuangan udara didalam konservator akan berhubungan dengan
udara luar. udara yang akan masuk kedalam konservator akan
disaring melalui silicagel, agar minyak isolasi tidak tercampur
kelembaban dari luar
5. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan kumparan akan muncul panas
disebabkan rugi-rugi besi & rugi-rugi tembaga. Jika panas tersebut
mengakibatkan suhu naik drastis, dapat merusak isolasi
transformator, agar kenaikan suhu berkurang transformator wajib
dilengkapi dengan sistem pendingin bagi menyalurkan panas keluar
transformator. Pemakaian media pada sistem pendingin dapat
berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pada metode alamiah,
pengaliran media sebagai akibat adanya ketidak samaan suhu antar
media & untuk mempercepat peralihan panas dari media tersebut ke
udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas
antara media (minyak-udara/gas), melalui cara melengkapi
transformator dengan sirip-sirip (Radiator).
6. Tap Changer (Perubah Tap)
Keseimbangan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah
satu hal yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator
diharuskan memiliki nilai tegangan keluaran yang stabil sedangkan
besarnya tegangan masukan tidak selalu sama. Penyesuaian ratio
belitan ini dikenal proses perubah tap perubahan ratio belitan ini
dapat dilakukan pada saat transformator sedang berbeban (On load
tap changer) atau saat transformator tidak berbeban (Off load tap
changer).
7. Alat Pernapasan
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun
suhu udara luar, maka suhu minyak pun tidak statis mengikuti
keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai
dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki,
sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut
pernapasan transformator. Penyebab pernapasan transformator
tersebut maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan
dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai
tegangan tembus minyak transformator, maka untuk menangani hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan
alat pernapasan.
8. Indikator
11
Untuk memantau saat transformator beroperasi, maka perlu
adanya indikator pada transformator sebagai berikut:
• Indikator suhu minyak
• Indikator permukaan minyak
• Indikator sistem pendingin
• Indikator kedudukan tap
2.3 Minyak Transformator
Isolator merupakan suatu sifat bahan yang mampu untuk memisahkan dua
buah penghantar atau lebih yang berdekatan untuk mencegah adanya kebocoran
arus/hubung singkat, maupun sebagai pelindung mekanis dari kerusakan yang
diakibatkan oleh korosif atau stressing. Minyak isolator yang dipergunakan dalam
transformator daya mempunyai beberapa tugas utama, yaitu :
1. Media isolator
2. Media pendingin
3. Media/alat untuk memadamkan busur api
4. Perlindungan terhadap korosi atau oksidasi
1. Karakteristik Minyak Terhadap Temperatur
Terjadinya oksidasi di dalam minyak transformator disebabkan terjadinya
kenaikan tempertatur yang terdorong. Dengan semakin tingginya pembebanan
transformator maka reaksi kimia yang terjadi didalam minyak transformator akan
semakin cepat sehingga kandungan asam akan semakin tinggi. Dengan
meningkatnya kandungan asam dalam minyak, maka kualitas minyak menjadi
menurun.
12
13
14
pembuangannya. Sehingga terjadi penumpukan energi panas pada titik
tersebut dan akan mengakibatkan keadaan tidak stabil sehingga
berdampak pada kegagalan.
e) Kegagalan Erosi, kegagalan yang diakibatkan oleh ketidaksempurnaan
bahan isolator yang digunakan seperti terdapat rongga dalam isolasi
tersebut. Hal ini berakibat pada nilai tegangan normal kekuatan medan
pada rongga dapat bernilai melebihi kekuatan kegagalan, sehingga dapat
menyebabkan kegagalan. Hal ini dikarenakan rongga tersebut memiliki
kekuatan medan atau kekuatan dielektrik yang berbeda dengan kekuatan
dielektrik dari bahan isolasi. Pada setiap pelepasan muatan maka energi
berupa panas juga dihasilkan, akumulasi panas yang berlebihan akan
menghasilkan karbonisasi pada rongga tersebut sehingga merusak
susunan kimia bahan isolasi tersebut.
2.4.2 Kegagalan Isolasi Cair
Isolasi berupa cairan rentan terhadap pengotor maupun zat lain seperti
gelembung udara, partikel asing dan lain-lain yang mengisi bahan tersebut
sehingga tingkat kemurniannya tidak begitu tinggi. Tentu hal ini mengakibatkan
berkurangnya ketahanan isolasi cair terhadap kegagalan. Beberapa teori yang
menjelaskan mekanisme kegagalan bahan isolasi cair saat ini belum mampu
menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara
keadaan secara teoritis dan keadaan sebenarnya. Beberapa teori yang sering
dikemukakan antara lain :
15
Medan listrik dalam gelembunggas yang ada dalam isolasi cair.
d. Kegagalan Bola Cair, jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair
dari jenis lain, maka dapat terjadi kegagalan akibat ketidakstabilan bola
cair tersebut dalam medan listrik. Medan listrik akan menyebabkan
tetesan bola cair yang tertahan didalam minyak memanjang searah
medan listrik
e. Kegagalan Butiran Padat, kegagalan yang disebabkan oleh adanya
butiran zat padat didalam isolasi cair yang akan memulai terjadi
kegagalan.
2.4.3 Kegagalan Isolasi Gas
Ion merupakan atom atau gabungan atom yang memiliki muatan listrik,
ion terbentuk apabila pada peristiwa kimia suatu atom unsur menangkap
atau melepaskan elektron. Proses terbentuknya ion-ion ini disebut ionisasi. Jika
diantara 2 elektroda yang diinputkan kedalam media gas dan dipastikan tegangan
(V) bahwa akan muncul suatu medan listrik € yang memiliki besar dan arah
tertentu yang akan mengakibatkan elektron bebas mendapatkan energi yang
cukup kuat unutk ke arah anoda sehingga bisa merangsang munculnya proses
ionisasi.
Misal gradien tegangan yang ada cukup tinggi lalu total elektron yang
diionisasikan dapat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ion yang
ditangkap melalui oksigen. Tiap-tiap elektron ini kemudian akan berjalan
menuju anoda secara kontinyu dan selama perjalan ini elektron- elektron tersebut
juga akan membentur atom-atom lain sehingga membebaskan elektron lebih
banyak lagi. Ionisasi karena benturan ini merupakan proses dasar terjadinya
kegagalan isolasi udara atau gas.
16
Peristiwa ini akan mengawali terjadinya (spark breakdown). Elektroda
yang mempunyai potensial rendah (katoda) akan menjadi elektroda yang
melepaskan elektron. Elektron mula yang dilepaskan oleh katoda akan memulai
terjadinya banjiran elektron dari permukaan katoda. Apabila jumlah elektron
yang dilepaskan makin banyak seiring bertambahnya waktu atau terjadinya
peningkatan banjiran maka arus akan bertambah dengan cepat sampai terjadi
perubahan pelepasan dan peralihan pelepasan ini akan menimbulkan percikan
atau kegagalan dalam gas.
2.5 Partial Discharge
17
lama, isolasi yang cacat atau kualitas yang buruk dari isolasi dan kegagalan
isolasi ini akan terus merambat dan berkembang hingga isolasi tidak mampu
lagi menahan tegangan listrik sehingga berakibat terjadinya flasover dan
kegagalan isolasi total.
18
19
20
Tabel 2.3 Metode Roger’s Ratio
0 0 0 0 Normal
5 0 0 0 Partial Discharge
Over Heating
1-2 0 0 0 (>150℃)
Over Heating
0 1 0 0 (2000℃ - 300℃)
Arching dengan
0 0 1-2 1-2 diikuti daya
Adanya sparking
0 0 2 2 yang kontinu
Partial Discharge
berkaitan dengan gas
5 0 0 1-2 CO
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Start
Pengambilan
sample minyak
Ekstrasi gas
Tidak
TDCG <700 ppm
22
23
Pengambilan kesimpulan
dan saran
Selesai
Minggu ke--
No Jenis kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Study pustaka
2 Persiapan
Pelaksanaan penelitian dan
3 pengumpulan data terkait
penelitian
4 Penganalisa data
Penyusunan laporan
5 penelitian dan Seminar
hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
[1] T. Committee of the IEEE Power Engineering Society, IEEE Std C57.104-
2005, IEEE Guide for the Interpretation of Gases Generated in Silicone-
Immersed Transformers, vol. 2009, no. February. 2008.
[9] I. Cotton, Dissolved Gas Analysis of Alternative, vol. 23, no. 5. 2007.
27
[10] R. Hardityo, “Deteksi dan analisis indikasi kegagalan transformator dengan
metode analisis gas terlarut,” Skripsi Univ. Indones., pp. 1–67, 2008.
28