Anda di halaman 1dari 51

DETEKTOR KECEPATAN KENDARAAN

DENGAN SISTEM ALARM

Laporan proyek ini disampaikan sebagai pemenuhan sebagian persyaratan untuk


Penghargaan Gelar Sarjana Sains di bidang Teknik Elektro dan Elektronika

Disampaikan oleh
Pak Zakaria Syekh
Nomor telepon: 151-33-2308
Muhammad Moinul Hasan
Nomor telepon: 151-33-2381

Awasi Oleh
Dr.Md.Rezwanul _ Ahsan
Asisten profesor
Departemen Teknik Elektro dan Elektronika
Fakultas Teknik

Departemen Teknik Elektro dan Elektronika


Fakultas Teknik
UNIVERSITAS INTERNASIONAL DAFFODIL
Desember 2018
Saya
SERTIFIKASI

Menyatakan bahwa proyek yang berjudul “ DETEKTOR KECEPATAN

KENDARAAN DENGAN SISTEM ALARM ” ini dikerjakan oleh mahasiswa


berikut di bawah bimbingan saya dan pekerjaan ini telah dilaksanakan oleh
laboratorium Departemen Teknik Elektro dan Elektronika di bawah Fakultas Teknik
Universitas Internasional Daffodil untuk memenuhi sebagian persyaratan gelar
Bachelor of Science di bidang Teknik Elektro dan Elektronika. Presentasi karya
dilaksanakan pada tahun 2018.

Tanda tangan para kandidat

………………………
Pak Zakaria Syekh
Nomor telepon: 151-33-2308

………………………
Muhammad Moinul Hasan
Nomor telepon: 151-33-2381

Tanda tangan pengawas

------------------------------

Dr.Md.Rezwanul _ Ahsan
Asisten profesor
Departemen Teknik Elektro dan Elektronika
Fakultas Teknik
Universitas Internasional Bakung.
ii
Berdedikasi
Ke
Orang Tua & Guru Kami

aku aku aku


ISI
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR SINGKATAN viii
PENGAKUAN ix
ABSTRAK X

BAB 1 PERKENALAN 1-3


1.1 Perkenalan 1
1.2 Objektif 2
1.3 Pernyataan masalah 2
1.4 Cakupan 2

BAB 2 GAMBARAN UMUM PROYEK 4-8


2.1 Perkenalan 4
2.2 Latar belakang sejarah 5
2.3 Sistem Lampu Jalan Cerdas 5
2.4 Deteksi Kecepatan Kendaraan 6
2.4.1 Deteksi Hambatan Menggunakan Sensor IR 7

BAB 4 KOMPONEN PERANGKAT KERAS 9-29


3.1 Komponen dan Aksesoris 9
3.2 LDR 10
3.2.1 Simbol LDR 10
3.3 Regulator tegangan 11
3.4 Penghambat 11
3.4.1 Resistor Variabel 12

iv
3.4.2 Bagan Kode Warna Resistor 13
3.4.3 Resistor 4 pita 14
3.4.4 Resistor 5 Pita 15
3.5 kapasitor 14
3.5.1 Kapasitansi kapasitor 15
3.5.2 Standar menyatukan kapasitor 15
3.6 Dioda 15
3.7 DIPIMPIN 17
3.7.1 Jenis LED 17
3.8 Sensor IR 18
3.8.1 Jenis Sensor IR 19
3.8.2 Pemancar dan Penerima IR 20
3.8.3 Mekanisme Kerja 21
3.9 LCD 22
3.10 Pengontrol Mikro ( PIC16F72). 22
3.10.1 Sirkuit Terpadu yang Dapat Diprogram 24
3,10.2 Mikrokontroler PIC16F72 24
3.10.3 Penerapan Potensi Transformator 24
3.11 Bel 26
3.12 Motor servo 27
3.13 osilator 27
3.13.1 Aplikasi 27
3.14 Penyambung 27
3.15 Penguat OP 28
3.16 Sensor kecepatan 28
3.17 Diagram Sirkuit 28
3.18 Diagram Blok 29

BAB 5 DESAIN DAN IMPLEMENTASI 30-31


4.1 Desain 30

ay
BAB 5 HASIL DAN DISKUSI 32
5.1 Diskusi 32
5.2 Hasil 32

BAB 6 KESIMPULAN 33
6.1 Kesimpulan 33
6.2 Keterbatasan Pekerjaan 33
6.3 Cakupan Masa Depan 33

Referensi 34
Lampiran A 35-37

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Deteksi dan pengenalan kecepatan kendaraan melebihi 1
kecepatan
Gambar 2.3 Sensor Beserta Tiang Lampu 6
Gambar 2.4.1 Diagram Blok Lampu Jalan Otomatis 7
Gambar 3.2.1 Simbol LDR 10
Gambar 3.3 Diagram Pin IC 7805 11
Gambar 3.4 Penghambat 11
Gambar 3.4.1 Resistor Variabel 13
Gambar 3.4.2 Bagan Kode Warna Resistor 14
Gambar 3.4.3 Kode Warna Resistor 4-Band 14
Gambar 3.4.4 Kode Warna Resistor 5 Pita 14
Gambar Kapasitor Elektrolit 15
3.5(a)
Gambar Kapasitor Keramik 15
3.5(b)
Gambar 3.6 Dioda 16
Gambar 3.7 DIPIMPIN 17
Gambar 3.8 Sensor IR 18
Gambar 3.8.1 Jenis sensor IR 19
Gambar 3.8.2 IR Tx & IR Rx 20
Gambar 3.9 LCD 22
Gambar Diagram Pin Mikrokontroler PIC16F72 24
3.10.3
Gambar 3.11 Bel 26
Gambar 3.14 penyambung 27
Gambar 3.17 Diagram Rangkaian Detektor Kecepatan Kendaraan Dengan 28
Sistem Alarm

3.18 Diagram Blok Detektor Kecepatan Kendaraan Dengan Sistem 29


Alarm
vii

Daftar Singkatan

DC Arus searah
AC Arus Bolak-balik
DIPIMPIN Dioda pemancar cahaya
LCD Tampilan Kristal Cair
LDR Resistor Tergantung Cahaya
nF Nano Farad
hal Pico Farad
mF Mikro Farad
IR Sinar Inframerah
viii

PENGAKUAN

Pertama-tama, kami mengucap syukur kepada Allah . Merupakan niat yang besar bagi
penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang tak terkekang, penghargaan yang tulus
dan kehormatan yang besar kepada pembimbing kami masing-masing Dr. Md. Rezwanul
Ahsan , Departemen Teknik Elektro & Elektronika, Universitas Internasional Daffodil, atas
saran konstruktif, bimbingan skolastik, inspirasi terus-menerus, nasihat berharga dan kerja
sama yang baik untuk keberhasilan penyelesaian pekerjaan pada “ DETEKTOR
KECEPATAN KENDARAAN DENGAN SISTEM ALARM ” .Hal ini tidak mungkin
terjadi tanpa bantuannya. Ruang tidak memperbolehkan kami untuk menyebutkan nama satu
per satu, namun kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terkait dengan proyek dan skripsi ini. Kami juga ingin melengkapi semua kepedulian kami
masing-masing guru & staf departemen kami atas bantuan langsung dan tidak langsung
mereka pada waktu yang berbeda.
ix

ABSTRAK

Saat ini orang-orang mengemudi dengan sangat cepat, kecelakaan sering terjadi, kita
kehilangan nyawa yang berharga karena melakukan kesalahan kecil saat mengemudi (zona
sekolah, area perbukitan, dan jalan raya). Oleh karena itu, untuk menghindari kecelakaan
seperti itu dan untuk memperingatkan pengemudi serta mengendalikan kecepatan
kendaraannya, di tempat-tempat seperti itu, departemen jalan raya telah memasang papan
nama. Namun terkadang papan tanda semacam itu tidak dapat dilihat dan ada kemungkinan
terjadi kecelakaan atau pengemudi tidak memperlambat kecepatan kendaraannya bahkan
setelah melihat papan tanda tersebut. Kecelakaan sering terjadi di kawasan dengan lalu lintas
padat. Pengemudi mengemudi dengan penuh semangat tanpa peduli lalu lintas. Sosialisasi
kepada pengemudi mengenai kecepatan dan zona rawan kecelakaan sangat diperlukan. Hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi otomatis dengan bantuan sistem dan
sensor yang tertanam.

Proyek ini difokuskan pada “ DETEKTOR KECEPATAN KENDARAAN DENGAN


SISTEM ALARM” dengan mendeteksi zona rawan kecelakaan. Tujuan utamanya adalah
merancang Smart Display yang menunjukkan Kendaraan kecepatan.ketika kendaraan melaju
dengan kecepatan berlebih maka otomatis menutup jalan.Manusia menjadi terlalu sibuk, dan
tidak dapat meluangkan waktu bahkan untuk menyalakan lampu jika tidak diperlukan.Sistem
yang ada saat ini seperti lampu akan dinyalakan di malam hari sebelum matahari terbenam
dan dimatikan keesokan paginya setelah ada cukup cahaya di luar. Namun waktu sebenarnya
untuk menyalakan lampu ini adalah saat keadaan gelap gulita. Dengan ini, kekuatan akan
terbuang sia-sia sampai batas tertentu. Tulisan ini memberikan solusi terbaik atas pemborosan
daya listrik. Pengoperasian manual sistem pencahayaan juga dihilangkan sepenuhnya.
X

BAB 1
PERKENALAN

1.1 Pendahuluan .
Kendaraan yang melaju dengan kecepatan berlebih merupakan masalah utama bagi
keselamatan jalan raya dan memerlukan penanganan yang tepat untuk meminimalkannya
kecelakaan. Kecepatan Berlebihan merupakan faktor penyebab sepertiga dari semua
kecelakaan fatal. Deteksi kecepatan kendaraan didasarkan pada penggunaan Radar Dopplar
untuk mengetahui kecepatan kendaraan yang bergerak. Efek Dopplar dapat dimanfaatkan
untuk mengukur kecepatan kendaraan dan mengidentifikasi kendaraan yang melintasi batas
kecepatan. Pergeseran frekuensi antara gelombang frekuensi tinggi yang ditransmisikan dan
dipantulkan merupakan faktor kunci yang digunakan untuk menghitung kecepatan. Detektor
kecepatan berbasis radar dopplar dapat dihubungkan ke sistem berbasis mikroprosesor untuk
pengukuran dan perbandingan.
Gambar 1.1 Deteksi dan pengenalan kendaraan melebihi kecepatan

Pengenalan plat nomor otomatis merupakan teknologi pengolahan gambar yang


menggunakan plat nomor untuk mengidentifikasi kendaraan. Tujuannya adalah untuk
mengisolasi pelat nomor kendaraan dari gambar dan menggunakan pengenalan karakter optik
untuk mengidentifikasi karakter pelat nomor tersebut.

Selain itu, plat nomor yang sudah didigitalkan akan dikirimkan ke stasiun berikutnya di mana
ia berada

ditampilkan di panel LCD.

1.2 Tujuan .
Tujuan dari proyek kami adalah untuk mengatasi masalah yang dibahas di atas. Tujuannya
adalah sebagai

berikut :

• Untuk merancang sistem otomatis dan serbaguna yang mengatasi masalah kecepatan
berlebih

tanpa menggunakan sumber daya manusia.

• Untuk mendeteksi kecepatan kendaraan yang melaju kencang

• Untuk membangun jaringan antara sistem yang berbeda untuk bertukar informasi

di antara mereka.

1.3 Rumusan Masalah.


Sejumlah cara sedang diterapkan untuk memeriksa dan mengidentifikasi kendaraan yang
melaju kencang. Tetapi

belum ada sistem otomatis yang dikembangkan yang dapat melakukan tugas deteksi
kecepatan

dan identifikasi kendaraan tanpa bantuan manusia. Permasalahan utama yang terlihat saat ini
konteksnya adalah

Saya. Kecelakaan di jalan meningkat dari hari ke hari dengan penyebab utama adalah
kecepatan yang berlebihan

kendaraan .

ii. Penggunaan sumber daya manusia untuk memeriksa masalah ini bisa sangat membosankan
dan memakan waktu serta terkadang menjadi tidak relevan.

1.4 Ruang Lingkup.


Saya. Keselamatan di jalan raya: Pemeriksaan kendaraan yang melaju kencang secara tepat
waktu akan mengurangi tingkat kecepatan

persentase kecelakaan di jalan raya.

ii. Otomatisasi dalam penegakan hukum:

Sistem yang sepenuhnya otomatis ini mengurangi jumlah petugas polisi lalu lintas yang
diperlukan di lapangan untuk memeriksa kendaraan yang melaju kencang.

Dengan sedikit peningkatan pada sistem yang diusulkan, fitur-fitur baru dapat dengan mudah
dimasukkan seperti:

• Keamanan kendaraan: Kasus kehilangan kendaraan semakin meningkat dari hari ke hari,
pencurian

kendaraan dapat dengan mudah dideteksi dengan membandingkan dengan masuknya


kendaraan curian yang terdaftar.

• Parkir: Kendaraan dapat dengan mudah didaftarkan menggunakan sistem otomatis dengan
sistem ini di ruang parkir atau kompleks tujuan serupa.

• Manajemen pengunjung: Sistem ini dapat digunakan secara efektif untuk membantu
sistem manajemen pengunjung dalam mengenali kendaraan tamu.
3
BAB 2
GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 Pendahuluan .
Pemantauan lalu lintas jalan raya khususnya kecepatan kendaraan merupakan prioritas utama
dalam masyarakat saat ini karena jumlah kendaraan di jalan raya semakin meningkat dan lalu
lintas menjadi sangat padat. Rata-rata, satu orang meninggal karena kecelakaan kendaraan
setiap menitnya. Hampir 10 juta orang terluka setiap tahunnya akibat kecelakaan kendaraan.
Tagihan rumah sakit, kerusakan properti, dan biaya lainnya berkontribusi hingga 1%-3% dari
produk domestik bruto dunia. Kecepatan kendaraan yang berlebihan merupakan salah satu
penyebab utama meningkatnya kecelakaan lalu lintas. Statistik terkini menunjukkan bahwa
25,1% kecelakaan disebabkan oleh kecepatan kendaraan yang berlebihan. Perencana lalu
lintas dan lembaga penegak hukum memberikan banyak perhatian pada sistem dan metode
pemantauan lalu lintas jalan untuk meningkatkan kebijakan keselamatan, manajemen insiden
dan pelaporan lalu lintas jalan. Secara umum, sistem pemantauan ini digunakan untuk
menghitung, mengklasifikasikan dan/atau memperkirakan kecepatan kendaraan yang
bergerak di jalan raya. Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen lalu lintas jalan yang
mudah digunakan dan lebih fleksibel untuk memantau kecepatan kendaraan yang bergerak di
jalan raya.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa untuk menghidupkan dan mematikan lampu atau
kipas angin tidak diperlukan bantuan manual. Mikrokontroler atau prosesor system on chip
(SOC) dapat digunakan untuk mengontrol lampu dan kipas serta melacak berapa kali lampu
menyala. Dengan cara ini, tanpa bantuan manusia, lampu dapat menyala berkali-kali sesuai
kebutuhan secara otomatis. Karena mikrokontroler dan pemroses lainnya berperan sebagai
unit kendali, maka diperlukan sistem sensor untuk mendeteksi adanya hambatan agar lampu
dapat menyala. Umumnya, teknologi sensor digunakan untuk menghemat energi serta
mendeteksi rintangan. Dengan kata lain, sensor diperbolehkan untuk penggantian langsung
sakelar dinding standar. Ketika sensor mendeteksi hambatan, ia mengirimkan data ke
mikrokontroler atau prosesor yang membuat lampu menyala dan setelah hambatan
meninggalkan area penginderaan maka lampu akan masuk ke posisi OFF secara otomatis.
Lampu jalan dan sistem kendali benih semacam ini cocok untuk keduanya. daerah perkotaan
dan pedesaan.

4
2.2 Latar Belakang Sejarah.
Seperti yang kita ketahui bersama, solusi datang dari permasalahan. Dikatakan bahwa
kebutuhan akan selalu menjadi faktor pendorong penemuan. Belakangan ini, penerangan
jalan menjadi sangat penting baik di perkotaan maupun pedesaan. Kini masyarakat di
berbagai daerah sudah mengetahui bahwa lampu jalan merupakan alternatif di malam hari
demi menjaga keselamatan pengguna jalan. Karena konsep ini, terjadi peningkatan pesat pada
jalan dan sistem lampu jalan. Sistem lampu pengatur gerak dan pengatur kecepatan dasar
kendaraan dapat didefinisikan sebagai mengurangi tenaga kerja, mengurangi tagihan listrik
dan menggunakan bantuan sistem cerdas. Melalui penghematan daya ini dapat dicapai sampai
batas tertentu, karena 'sebagian' lebih baik daripada 'tidak sama sekali'. Masyarakat
cenderung lebih memilih sistem otomatis dalam bidang apapun dibandingkan dengan sistem
manual demi efisiensi dan penghidupan yang lebih baik. Ada banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk merancang lampu jalan otomatis berbasis gerak kendaraan dan sistem
pengatur kecepatan yang baik dengan tujuan utama sebagai keselamatan masyarakat, hemat
biaya dan hemat energi. Jika sistem lampu jalan dan sistem pengatur kecepatan dirancang
sedemikian rupa maka akan sangat membantu masyarakat yang tinggal di sekitar jalan dan
mereka dapat bergerak dengan aman dengan penerangan yang tepat.
Adapun lampu yang digunakan untuk lampu jalan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis
seperti lampu pijar, lampu uap merkuri, lampu metal halida, lampu natrium tekanan tinggi,
lampu natrium tekanan rendah, lampu neon, lampu induksi, lampu neon kompak dan lampu
LED. Di zona sumber cahaya berteknologi baru ini, lampu light emitting diode (LED) akan
menjadi solusi tepat karena menawarkan banyak manfaat. Lampu LED terutama
dipertimbangkan karena sangat hemat energi dan memiliki masa pakai yang baik. Dimana
LED memiliki sudut pancaran cahaya sekitar 110°, sedangkan lampu konvensional memiliki
sudut pancaran cahaya 360° dan juga membutuhkan reflektor untuk mengarahkan cahaya ke
arah yang kita butuhkan. Jadi LED adalah pilihan terbaik.

2.3 Sistem lampu jalan pintar.


dijelaskan bahwa untuk menyalakan lampu secara otomatis. Sistem penerangan jalan ini
dicapai dengan menggunakan sensor PIR dan modul zigbee . Tujuan utama dari sistem lampu
jalan ini adalah menghemat daya agar dapat diketahui cara kerja sistem lampu jalan , stasiun
pengukur akan ditanam di dekat setiap tiang lampu yang terdiri dari sensor sinar matahari,
sensor kehadiran, sensor kegagalan dan saklar darurat. Di sini sensor utamanya adalah sensor
kehadiran atau . Sensor cahaya akan mengukur intensitas cahaya di sekitar lampu

tiang sehingga dapat mengatur lampu ON sepenuhnya atau sebagian. Modul pengawasan
digunakan untuk pengukuran deteksi kesalahan pada sistem. Unit kontrol berfungsi untuk
mengirimkan seluruh data yang dikirim oleh sensor ke pengontrol sehingga lampu akan ON
dan OFF sesuai kebutuhan.
Gambar 2.3: Sensor Beserta Tiang Lampu

Gambar 2.3 menunjukkan perangkat keras yang digunakan dalam sistem lampu jalan untuk
mencapai sistem lampu jalan otomatis. Sensor kehadiran, sensor PIR dan LDR digunakan
untuk mendeteksi kendaraan atau manusia guna menyalakan lampu. Setiap kali ada manusia
atau kendaraan di wilayah pendeteksian sensor keberadaan sensor PIR maka lampu akan
menyala dan lampu akan pada posisi OFF ketika kendaraan atau manusia tersebut menjauh
dari wilayahnya. Sumber listrik utama pada sistem lampu jalan ini Melalui panel surya,
dipasang pada bagian atas tiang agar sinar matahari langsung menyinarinya.

2.4 Deteksi Kecepatan Kendaraan .

Banyak sensor saat ini tersedia di pasaran untuk mendeteksi rintangan. Beberapa sensor
tersebut adalah sensor PIR, sensor ultrasonik, sensor IR, sensor fotolistrik dll. Sensor ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada implementasi sensor ini untuk tujuan pendeteksian
dalam beberapa metode sebagai berikut.

6
2.4 .1 Deteksi Hambatan Menggunakan Sensor IR.
Dalam proyek sistem kendali lampu jalan otomatis cerdas diujicobakan dan dirancang.
Proyek ini terutama dirancang dan dilaksanakan untuk penghematan energi di bidang lampu
jalan dan detektor kecepatan kendaraan. Sistem ini dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
memerlukan bantuan manusia untuk menghidupkan dan mematikan lampu. Proyek ini
memberikan solusi yang baik untuk pemborosan tenaga listrik dimana keterlibatan manusia
berkurang. Penerangan jalan merupakan salah satu komponen yang paling memakan energi
listrik di masyarakat. Tren global menunjukkan dalam sebuah penelitian bahwa 18-38% dari
seluruh energi dikonsumsi oleh lampu jalan dan ini adalah salah satu masalah utama yang
harus dipertimbangkan. Pada artikel ini, ada dua jenis sensor yang digunakan untuk
mengurangi konsumsi daya. Mereka adalah IR (Sensor inframerah) dan LDR (Resistor
bergantung cahaya).

LDR pada dasarnya digunakan untuk memeriksa apakah siang atau malam untuk menyalakan
atau mematikan lampu. Sensor IR digunakan untuk mengamati apakah ada pergerakan di
sekitar area tersebut sehingga memeriksa kondisi lampu ON atau OFF. Jika ada penghalang
yang mendekat atau melewati sensor IR maka lampu akan menyala dan jika penghalang
menjauh maka lampu akan MATI. Untuk mengoperasikan keseluruhan sistem ini, Raspberry
PI bertindak sebagai otak, yaitu pengontrol utama yang mengendalikan keseluruhan sistem.
Raspberry PI mengambil perintah atau data dari LDR baik siang maupun malam dan dari
sensor IR apakah ada hambatan untuk menghidupkan dan mematikan lampu. Untuk
penerangan jalan digunakan lampu LED. Catu daya AC digunakan sebagai catu daya. Disini
sensor IR membutuhkan daya 5V yang diambil dari Raspberry pi, LDR membutuhkan daya
9V. Sensor memberikan tegangan keluaran 3.3V

Gambar 2.4.1: Diagram Blok Lampu Jalan Otomatis

Gambar 2.4.1 menunjukkan diagram blok lampu jalan otomatis. Seperti raspberry pi

7
rintangan dan lampu siang/malam masing-masing kemudian lampu ON menggunakan relay.
8

BAGIAN 3
KOMPONEN PERANGKAT KERAS

3.1 Komponen dan Aksesori


 MIKROKONTROLER Pic16F72
 LDR
 MOTOR SERVO
 KRISTAL 16MHz
 BEL
 LAYAR LCD
 KAPASITOR
 BEBERAPA RESISTOR
 DIODA
 PENYAMBUNG
 Pasokan AC ke DC
 BEBERAPA KABEL
 CONTOH PCB
 DIPIMPIN
 SENSOR IR
 SENSOR KECEPATAN
 REGULATOR TEGANGAN
 LEBIH BAIK

9
3.2 Resistor Ketergantungan Cahaya (LDR)
LDR atau Light Dependent Resistor sangat berguna terutama pada rangkaian sensor
terang/gelap. Biasanya resistansi LDR sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 1000.000
ohm, tetapi ketika disinari dengan cahaya, resistansinya turun drastis. Sensor elektronik
adalah perangkat yang mengubah karakteristik kelistrikannya, dengan adanya cahaya tampak
atau tidak terlihat. Perangkat yang paling terkenal dari jenis ini adalah resistor bergantung
cahaya (LDR), dioda foto, dan transistor foto. Resistor bergantung cahaya seperti namanya
bergantung pada cahaya untuk variasi resistor.

•LDR dibuat dengan mendepositkan lapisan kadmium sulfida atau kadmium selenida pada
substrat keramik yang tidak mengandung atau sangat sedikit elektron bebas jika tidak
disinari. Semakin panjang strip maka semakin besar nilai resistansinya.

3.2.1 Struktur dan Simbol LDR.


Gambar di bawah menunjukkan bahwa ketika obor dinyalakan, resistansi LDR turun,
sehingga arus dapat melewatinya.

Gambar 3.2.1: Struktur & Simbol LDR

Konstruksi dasar dan simbol LDR masing-masing ditunjukkan pada gambar di atas.
Perangkat ini terdiri dari sepasang kontak film logam yang dipisahkan oleh jalur film
kadmium sulfida seperti ular, yang dirancang untuk memberikan area kontak semaksimal
mungkin dengan kedua logam tersebut.

10
film . Strukturnya ditempatkan dalam wadah plastik atau resin bening, untuk memberikan
akses bebas ke cahaya eksternal. LDR praktis tersedia dalam berbagai ukuran dan gaya
kemasan, ukuran paling populer memiliki diameter muka kira-kira 10mm.

3.3 Pengatur Tegangan.


Biasanya kita memulai dengan catu daya yang tidak diatur mulai dari 9volt hingga 12volt
DC. Untuk membuat catu daya 5volt, telah digunakan pengatur tegangan IC 7805 seperti
yang ditunjukkan pada gambar.

Gambar 3.3: Diagram Pin IC 7805.

Sumber tegangan dalam suatu rangkaian mungkin mengalami fluktuasi sehingga tidak
menghasilkan keluaran tegangan yang tetap. IC pengatur tegangan menjaga tegangan
keluaran pada nilai konstan. IC 7805, anggota rangkaian regulator tegangan linier tetap seri
78xx yang digunakan untuk menjaga fluktuasi tersebut, adalah sirkuit terpadu pengatur
tegangan (IC) yang populer. Xx pada 7805 menunjukkan tegangan keluaran yang
diberikannya. IC 7805 menyediakan catu daya yang diatur +5 volt dengan ketentuan untuk
menambahkan heat sink .

3.4 Resistor.
Resistor bersifat pasif _ dua terminal komponen listrik yang menerapkan hambatan listrik
sebagai elemen rangkaian. Dalam rangkaian elektronik, resistor digunakan untuk mengurangi
aliran arus,

11

menyesuaikan level sinyal, untuk membagi tegangan, membiaskan elemen aktif, dan
mengakhiri saluran transmisi , di antara kegunaan lainnya

Gambar 3.4 : Resistor

Resistor berdaya tinggi yang dapat menghilangkan banyak watt daya listrik sebagai panas,
dapat digunakan sebagai bagian dari kontrol motor, dalam sistem distribusi daya, atau sebagai
beban uji untuk generator . Resistor tetap mempunyai resistansi yang hanya berubah sedikit
seiring suhu, waktu, atau tegangan pengoperasian. Resistor variabel dapat digunakan untuk
mengatur elemen rangkaian (seperti pengatur volume atau peredup lampu), atau sebagai
perangkat penginderaan panas, cahaya, kelembapan, gaya, atau aktivitas kimia.
Fungsi listrik dari sebuah resistor ditentukan oleh resistansinya: resistor komersial umum
diproduksi dalam rentang lebih dari sembilan kali lipat . Nilai nominal resistansi berada
dalam toleransi pabrikan yang ditunjukkan pada komponen.

3.4.1 Resistor Variabel.


Sebuah resistor membatasi aliran arus dalam rangkaian listrik tanpa mematikan arus. Resistor
variabel memungkinkan kontrol lebih besar terhadap aliran arus dengan mengubah jumlah
resistansi. Ketika resistansi pada resistor variabel meningkat, jumlah arus yang dibiarkan
mengalir dalam suatu rangkaian berkurang. Dua komponen dasar membentuk resistor
variabel. Bahan resistif merupakan komponen pertama dan disebut elemen.
12

Gambar 3.4.1 : Resistor Variabel

Komponen kedua, disebut wiper atau sikat, digunakan untuk mengatur resistansi, dan sering
kali dikontrol dengan kenop atau sakelar geser . Ada beberapa jenis resistor variabel. Di
Future Electronics kami menyediakan banyak jenis yang paling umum yang dikategorikan
berdasarkan Jenis, Jumlah Putaran, Toleransi, Nilai Daya, Resistansi Nominal, dan Jenis
Kemasan.

Filter parametrik di situs web kami dapat membantu menyaring hasil pencarian Anda
tergantung pada spesifikasi yang diperlukan. Ukuran paling umum untuk Nilai Daya adalah
250 MW dan 500 MW. Kami juga membawa resistor variabel dengan Nilai Daya hingga 37
W. Resistor Variabel dapat berupa jenis Potensiometer, Pemangkas, atau Dial Penghitung
Putaran.

Resistor Variabel dapat ditemukan di:


 Kontrol audio
 Televisi
 Kontrol gerak
 Peralatan Listrik Rumah
 Osilator


3.4.2 Bagan Kode Warna Resistor.
Bagan di bawah ini menunjukkan cara menentukan resistansi dan toleransi resistor. Tabel
juga dapat digunakan untuk menentukan warna pita ketika nilainya diketahui. Kalkulator
resistor otomatis dapat digunakan untuk menemukan nilai resistor dengan cepat.

13

Gambar.3.4.2 : Bagan Kode Warna Resistor

3.4.3 Resistor 4 -Band .

Gambar 3.4.3: Kode Warna Resistor 4-Band


Kode warna empat pita adalah variasi yang paling umum. Resistor ini mempunyai dua pita
untuk nilai resistansi, satu pita pengali dan satu pita toleransi. Pada contoh di sebelah kiri,
pita ini berwarna hijau, biru, merah, dan emas. Dengan menggunakan bagan kode warna,
diketahui bahwa hijau berarti 5 dan biru berarti 6. Nilainya adalah 56·100 =5600 Ω. Pita
emas berarti resistor tersebut memiliki toleransi 5%. Oleh karena itu, nilai resistansinya
terletak antara 5320 dan 5880 Ω. Jika pita toleransi dikosongkan, hasilnya adalah resistor 3
pita. Artinya nilai resistansinya tetap sama, namun toleransinya 20%.

14
3. 4.4 5 -Resistor Pita.

Gambar 3.4.5: Kode Warna Resistor 5-Band

Resistor dengan presisi tinggi memiliki pita tambahan untuk menunjukkan angka penting
ketiga. Oleh karena itu, tiga pita pertama menunjukkan angka penting, pita keempat adalah
faktor perkalian, dan pita kelima mewakili toleransi. Ada pengecualian untuk hal ini.
Misalnya, terkadang pita tambahan menunjukkan tingkat kegagalan. Silakan baca bagian
Pengecualian kode warna” untuk informasi lebih lanjut. Contoh yang ditampilkan: coklat (1),
kuning (4), ungu (7), hitam (x1), hijau (0,5%): 147Ω 0,5%.

3.5 Kapasitor.
Kapasitor adalah suatu komponen yang mempunyai kemampuan atau “kapasitas” untuk
menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik yang menghasilkan beda potensial (
Tegangan Statis ) pada pelat-pelatnya, seperti halnya baterai kecil yang dapat diisi ulang.

Ada berbagai jenis kapasitor yang tersedia, mulai dari manik-manik kapasitor yang sangat
kecil yang digunakan dalam rangkaian resonansi hingga kapasitor koreksi faktor daya yang
besar, namun semuanya melakukan hal yang sama, yaitu menyimpan muatan. Dalam bentuk
dasarnya , sebuah kapasitor terdiri dari dua atau lebih konduktif paralel. pelat (logam) yang
tidak disambung atau bersentuhan satu sama lain, namun dipisahkan secara elektrik baik
melalui udara atau dengan bahan insulasi yang baik seperti kertas lilin, mika, keramik, plastik
atau sejenis gel cair seperti yang digunakan dalam elektrolitik kapasitor

14

Gambar 3.5(a): Kapasitor Elektrolit Gambar 3.5(b): Kapasitor Keramik

3.5.1 Kapasitansi Kapasitor.


Kapasitansi adalah properti listrik dari sebuah kapasitor dan merupakan ukuran kemampuan
kapasitor untuk menyimpan muatan listrik ke dua pelatnya dengan satuan kapasitansi adalah
Farad ( disingkat F) yang diambil dari nama fisikawan Inggris Michael Faraday.

Kapasitansi didefinisikan sebagai kapasitor yang memiliki kapasitansi Satu Farad ketika
muatan Satu Coulomb disimpan di pelat dengan tegangan Satu volt . Perhatikan bahwa
kapasitansi, C selalu bernilai positif dan tidak memiliki satuan negatif. Namun, Farad adalah
satuan pengukuran yang sangat besar untuk digunakan sendiri sehingga sub-kelipatan Farad
umumnya digunakan seperti mikro-farad, Nano-farad, dan pico -farad, misalnya.

3.5.2 Satuan Standar Kapasitansi


 Mikro-Farad (kaki) 1μF = 1/1.000.000 = 0,000001 = 10 -6 F
 Nano-Farad ( nF ) 1nF = 1/1.000.000.000 = 0,000000001 = 10 -9 F
 Pico-Farad (pF) 1pF = 1/1.000.000.000.000 = 0,000000000001 = 10 -12 F

3.6 Dioda.
Dioda adalah komponen elektronik khusus dengan dua elektroda yang disebut anoda dan
katoda. Kebanyakan dioda dibuat dengan bahan semikonduktor seperti silikon, germanium,
atau selenium. Beberapa dioda terdiri dari elektroda logam dalam ruangan yang dikosongkan
atau diisi dengan gas unsur murni pada tekanan rendah. Dioda dapat digunakan sebagai
penyearah, pembatas sinyal, pengatur tegangan, saklar, modulator sinyal, pencampur sinyal,
demodulator sinyal, dan

15

osilator .

Gambar 3.6 :Dioda

Sifat dasar dioda adalah kecenderungannya untuk menghantarkan arus listrik hanya dalam
satu arah. Ketika katoda bermuatan negatif relatif terhadap anoda pada tegangan lebih besar
dari tegangan minimum tertentu yang disebut forward break over, maka arus mengalir
melalui dioda. Jika katoda positif terhadap anoda, mempunyai tegangan yang sama dengan
anoda, atau negatif dengan jumlah yang lebih kecil dari tegangan putus maju, maka dioda
tidak menghantarkan arus. Ini adalah pandangan yang sederhana, namun berlaku untuk dioda
yang beroperasi sebagai penyearah, sakelar, dan pembatas. Tegangan putus maju kira-kira
enam persepuluh volt (0,6 V) untuk perangkat silikon, 0,3 V untuk perangkat germanium,
dan 1 V untuk perangkat selenium.
Meskipun demikian, aturan umum di atas, jika tegangan katoda relatif positif terhadap
tegangan anoda dengan jumlah yang cukup besar, dioda akan menghantarkan arus. Tegangan
yang diperlukan untuk menghasilkan fenomena ini, yang dikenal sebagai tegangan longsoran,
sangat bervariasi tergantung pada sifat bahan semikonduktor tempat perangkat tersebut
dibuat. Tegangan longsoran dapat berkisar dari beberapa volt hingga beberapa ratus volt.
Ketika sinyal analog melewati dioda yang beroperasi pada atau dekat titik putus ke depan,
bentuk gelombang sinyal terdistorsi. Nonlinier ini memungkinkan terjadinya modulasi,
demodulasi, dan pencampuran sinyal. Selain itu, sinyal dihasilkan pada harmonik, atau
kelipatan integral dari frekuensi input.
Beberapa dioda juga mempunyai karakteristik yang secara tidak tepat disebut resistansi
negatif. Dioda jenis ini, dengan penerapan tegangan pada tingkat dan polaritas yang benar,
menghasilkan sinyal analog pada frekuensi radio gelombang mikro . Dioda semikonduktor
dapat dirancang untuk menghasilkan arus searah (DC) ketika cahaya tampak, transmisi
inframerah (IR),

16
atau energi ultraviolet (UV) menyerang mereka. Dioda ini dikenal sebagai sel fotovoltaik dan
merupakan dasar sistem energi listrik surya dan sensor foto.
Bentuk lain dari dioda, yang biasa digunakan pada peralatan elektronik dan komputer,
memancarkan cahaya tampak atau energi IR ketika arus melewatinya. Perangkat semacam itu
adalah dioda pemancar cahaya (LED).

3.7 Dioda Pemancar Cahaya ( LED).


Dioda pemancar cahaya (LED) adalah perangkat semikonduktor yang memancarkan cahaya
tampak ketika arus listrik melewatinya. Output dari LED dapat berkisar dari merah (pada
panjang gelombang sekitar 700 nanometer) hingga biru-ungu (sekitar 400 nanometer).
Beberapa LED memancarkan energi inframerah (IR) (830 nanometer atau lebih panjang);
perangkat semacam itu dikenal sebagai dioda pemancar inframerah (IRED). LED atau IRED
terdiri dari dua elemen bahan olahan yang disebut semikonduktor tipe-P dan semikonduktor
tipe-N. Kedua elemen ini ditempatkan dalam kontak langsung, membentuk suatu daerah yang
disebut persimpangan PN. Dalam hal ini, LED atau IRED menyerupai kebanyakan jenis
dioda lainnya, namun terdapat perbedaan penting. LED atau IRED memiliki paket transparan,
memungkinkan energi tampak atau IR melewatinya. Selain itu, LED atau IRED memiliki
area sambungan PN besar yang bentuknya disesuaikan dengan aplikasinya.
Gambar 3.7 : Dioda Pemancar Cahaya

3.7.1 Jenis Dioda Pemancar Cahaya


Ada berbagai jenis dioda pemancar cahaya dan beberapa di antaranya disebutkan di bawah
ini.
17
 Gallium Arsenide ( GaAs ) – infra-merah.
 Gallium Arsenide Phosphide ( GaAsP ) – merah hingga infra-merah, oranye
 Aluminium Gallium Arsenide Phosphide ( AlGaAsP ) – merah kecerahan tinggi,
oranye-merah, oranye, dan kuning
 Gallium Fosfida (GA) – merah, kuning dan hijau
 Aluminium Gallium Fosfida ( AlGaP ) – hijau
 Gallium Nitrida ( GaN ) – hijau, hijau zamrud
 Gallium Indium Nitride ( GaInN ) – mendekati ultraviolet, hijau kebiruan dan biru
 Silicon Carbide ( SiC ) – biru sebagai substrat
 Seng Selenida ( ZnSe ) – biru
 Aluminium Gallium Nitrida ( AlGaN ) – ultraviolet

Sensor Jarak IR .
Teknologi inframerah mengatasi berbagai macam aplikasi nirkabel. Area utamanya adalah
penginderaan dan kendali jarak jauh. Dalam spektrum elektromagnetik, porsi inframerah
dibagi menjadi tiga wilayah: wilayah inframerah dekat, wilayah inframerah tengah, dan
wilayah inframerah jauh.
Gambar.3.8 : Sensor Jarak IR

Panjang gelombang daerah ini dan penerapannya ditunjukkan di bawah.

 Wilayah inframerah dekat — 700 nm hingga 1400 nm — Sensor IR, serat optik
 Wilayah inframerah tengah — 1400 nm hingga 3000 nm — Penginderaan panas
 Wilayah inframerah jauh — 3000 nm hingga 1 mm — Pencitraan termal

Rentang frekuensi inframerah lebih tinggi dari gelombang mikro dan lebih kecil dari cahaya
tampak . Untuk penginderaan optik dan komunikasi optik, teknologi foto optik digunakan
dalam jarak dekat.

18

inframerah karena cahayanya kurang kompleks dibandingkan RF ketika diimplementasikan


sebagai sumber sinyal. Komunikasi nirkabel optik dilakukan dengan transmisi data IR untuk
aplikasi jarak pendek . Sensor inframerah memancarkan dan/atau mendeteksi radiasi
inframerah untuk merasakan sekelilingnya. Cara kerja setiap sensor Inframerah diatur oleh
tiga hukum: hukum Radiasi Planck, hukum Stephen – Boltzmann, dan hukum Perpindahan
Wien. Hukum Planck menyatakan bahwa “setiap benda memancarkan radiasi pada suhu tidak

sama dengan 0 0 K”. Hukum Stephen – Boltzmann menyatakan bahwa “pada semua panjang
gelombang, energi total yang dipancarkan benda hitam sebanding dengan pangkat empat
suhu absolut”. Menurut hukum Perpindahan Wien, “kurva radiasi suatu benda hitam untuk
temperatur yang berbeda akan mencapai puncaknya pada panjang gelombang yang
berbanding terbalik dengan temperatur”.
Konsep dasar Sensor Inframerah yang digunakan sebagai pendeteksi hambatan adalah dengan
mengirimkan sinyal infra merah, sinyal infra merah ini dipantulkan dari permukaan suatu
benda dan sinyal tersebut diterima pada penerima infra merah.

Ada lima elemen dasar yang digunakan dalam sistem deteksi inframerah pada umumnya:
sumber inframerah, media transmisi, komponen optik, detektor atau penerima inframerah,
dan pemrosesan sinyal. Laser inframerah dan LED Inframerah dengan panjang gelombang
tertentu dapat digunakan sebagai sumber inframerah. Tiga jenis media utama yang digunakan
untuk transmisi inframerah adalah vakum, atmosfer, dan serat optik. Komponen optik
digunakan untuk memfokuskan radiasi infra merah atau untuk membatasi respons spektral.
Lensa optik yang terbuat dari Kuarsa, Germanium dan Silikon digunakan untuk
memfokuskan radiasi infra merah. Penerima inframerah dapat berupa fotodioda,
fototransistor, dll. Beberapa spesifikasi penting penerima inframerah adalah fotosensitifitas,
pengarahan, dan daya setara kebisingan. Pemrosesan sinyal dilakukan oleh amplifier karena
keluaran detektor inframerah sangat kecil.

3.8.1 Jenis Sensor IR.

Sensor inframerah bisa bersifat pasif atau aktif. Sensor inframerah pasif pada dasarnya adalah
detektor inframerah. Sensor inframerah pasif tidak menggunakan sumber inframerah apa pun
dan mendeteksi energi yang dipancarkan oleh rintangan di bidang pandang. Mereka terdiri
dari dua jenis: kuantum dan termal. Sensor inframerah termal menggunakan energi
inframerah sebagai sumber panas dan tidak bergantung pada panjang gelombang.

19

Termokopel, detektor listrik piro , dan bolo meter adalah jenis detektor inframerah termal
yang umum . Detektor inframerah tipe kuantum menawarkan kinerja deteksi yang lebih
tinggi dan lebih cepat daripada detektor inframerah tipe termal. Fotosensitifitas detektor tipe
kuantum bergantung pada panjang gelombang. Detektor tipe kuantum selanjutnya
diklasifikasikan menjadi dua jenis: intrinsik dan ekstrinsik.

3.8.2 Pemancar IR & Penerima IR.


Gambar 3.8.2 :IR Terima kasih & IR Rx

3.8.2( a ) Pemancar IR.


Pemancar Inframerah adalah dioda pemancar cahaya (LED) yang memancarkan radiasi
inframerah. Oleh karena itu, mereka disebut LED IR. Meskipun LED IR terlihat seperti LED
biasa, radiasi yang dipancarkannya tidak terlihat oleh mata manusia. Gambar LED
Inframerah ditunjukkan di bawah ini.

20
Gambar 3.8.2(a) : LED Pemancar IR

3.8.2( b ) Penerima IR
Penerima inframerah juga disebut sebagai sensor inframerah karena mendeteksi radiasi dari
pemancar IR. Penerima IR hadir dalam bentuk fotodioda dan fototransistor. Fotodioda
Inframerah berbeda dari dioda foto biasa karena hanya mendeteksi radiasi infra merah.
Gambar khas penerima IR atau fotodioda ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 3.8.2(b) : LED Penerima IR

3.8.3 Mekanisme Kerja.


Sensor IR pada dasarnya adalah perangkat yang terdiri dari sepasang LED IR dan fotodioda
yang secara kolektif disebut photo- coupler atau opto - coupler . LED IR memancarkan IR

21
radiasi , penerimaan dan/atau intensitas penerimaan yang oleh fotodioda menentukan
keluaran sensor. Sekarang, ada banyak cara dimana radiasi dapat atau tidak dapat mencapai
fotodioda.

3.9 LCD.
Layar LCD ( Liquid Crystal Display ) adalah modul tampilan elektronik dan menemukan
berbagai aplikasi. Layar LCD 16x2 adalah modul yang sangat dasar dan sangat umum
digunakan di berbagai perangkat dan sirkuit. LCD 16x2 berarti dapat menampilkan 16
karakter per baris dan ada 2 baris tersebut.

Gambar.3.9 : Layar LCD

3.10 Pengontrol Mikro ( PIC16F72).

Mikrokontroler adalah Mikrokomputer dalam satu Chip. Artinya sebuah chip mikrokontroler
mencakup mikroprosesor (CPU) serta beberapa periferal yang sering digunakan. Pengontrol
digunakan untuk mengontrol beberapa proses atau aspek lingkungan.

Aplikasi mikrokontroler yang umum adalah memonitor rumah. Saat suhu naik, pengontrol
menyebabkan jendela terbuka. Jika suhu melebihi batas tertentu, AC akan aktif.

22
Gambar 3.10:Chip Mikrokontroler PIC6F72

Seiring dengan berlanjutnya proses miniaturisasi, semua komponen yang diperlukan untuk
sebuah pengontrol dibangun langsung ke dalam satu chip. Komputer satu chip atau
mikrokontroler lahir. Mikrokontroler adalah sebuah chip yang sangat terintegrasi, yang
mencakup, dalam satu chip, semua atau sebagian besar bagian yang diperlukan untuk sebuah
pengontrol. Mikrokontroler dapat disebut sebagai “solusi satu chip”. Biasanya mencakup:
 CPU (Central Processing Unit atau mikroprosesor)
 EEPROM / EPROM / PROM / ROM (Read Only Memory untuk kode program)
 RAM (Acak, Memori Akses untuk kode program)
 Perangkat I /O (Input / Output) (serial, paralel, ADC, DAC, dll.)
 pengatur waktu
 Pengontrol interupsi
 Pengontrol Tertanam
 ADC
 Kalkulator
 Generator fungsi PWM
Sederhananya pengontrol tertanam adalah pengontrol yang tertanam dalam sistem yang lebih
besar. Bisa dibilang pengontrol yang tertanam adalah pengontrol
( atau komputer yang ditanamkan ke suatu perangkat untuk tujuan tertentu selain untuk
menyediakan komputasi tujuan umum seperti PC . Selain untuk aplikasi kontrol seperti
sistem pemantauan rumah di atas, mikrokontroler sering ditemukan dalam aplikasi yang
tertanam. Di antara banyak kegunaan yang kita dapat temukan satu atau lebih peralatan
mikrokontroler (oven microwave, lemari es, televisi dan VCR, stereo), mobil (kontrol mesin,
diagnostik, kontrol iklim), kontrol lingkungan (rumah kaca, pabrik, rumah), instrumentasi,

23
luar angkasa , pengendalian elektronika daya dan ribuan kegunaan lainnya. Aplikasi khusus
yang cocok untuk mikrokontroler adalah pencatatan data. Tempelkan salah satu chip ini di
tengah sawah atau di dalam balon, dan pantau serta catat parameter lingkungan (suhu,
kelembapan, hujan, dll.). Ukurannya yang kecil, konsumsi daya yang rendah, dan fleksibilitas
menjadikan perangkat ini ideal untuk pemantauan dan pengodean ulang data tanpa
pengawasan.
Tergantung pada kekuatan dan fitur yang dibutuhkan, seseorang dapat memilih
mikrokontroler 4 bit, 16 bit, atau 32 bit. Selain itu, tersedia beberapa versi khusus yang
mencakup fitur khusus untuk komunikasi, penanganan keyboard, pemrosesan sinyal,
pemrosesan video, dan tugas lainnya.

3.10.1 Sirkuit Terpadu yang Dapat Diprogram (PIC)


Pengontrol PIC adalah keluarga pengontrol RISC kecil yang digunakan dalam aplikasi
tertanam. Pengontrol PIC diproduksi oleh perusahaan "Microchip". Literatur dapat diperoleh
dari situs web Microchip. Pertumbuhan pangsa pasar MCU 8-bit merupakan bukti
kemampuan mikro MCU PIC dalam memenuhi kebutuhan banyak orang. Pertumbuhan ini
telah menjadikan arsitektur mikro PIC salah satu dari tiga arsitektur teratas yang tersedia di
pasar umum saat ini. Pertumbuhan ini didorong oleh visi Microchip tentang manfaat solusi
OTP berbiaya rendah.

3.10.2 Mikrokontroler PIC16F72


PIC16F72 termasuk dalam keluarga perangkat mikro PIC Kelas Menengah.

3.10.3 Diagram Pin .


Gambar 3.10.3 : Diagram Pin Mikrokontroler PIC16F72

24

Nomor PIN Keterangan


1 MCLR/VPP - Master Hapus Reset
2 RA0/AN0 - Pelabuhan A
3 RA1/AN1 - Pelabuhan A
4 RA2/AN2 - Pelabuhan A
5 RA2/AN3/VREF - Port A
6 RA4/T0CKI-Port A
7 RA5/AN4/SS-Port A
8 Vss - Tanah
9 OSC1/CLKI - Masukan Osilator
10 OSC2/CLKO - Keluaran Osilator
11 RC0/T1OSO/T1CKI-Port C
12 RC1/T1OSI - Pelabuhan C
13 RC2/CCP1 - Pelabuhan C
14 RC3/SCK/SCL-Port C
15 RC4/SDI/SDA-Port C
16 RC5/SDO - Pelabuhan C
17 RC6 - Pelabuhan C
23
18 RC7 - Pelabuhan C
19 Vss - Tanah
20 Vdd - Catu Daya Positif
21 RB0/INT - Pelabuhan B
22 RB1 - Pelabuhan B
23 RB2 - Pelabuhan B
24 RB3 - Pelabuhan B
25 RB4 - Pelabuhan B
26 RB5 - Pelabuhan B
25
27 RB6/PGC - Pelabuhan B
28 RB7/PGD - Pelabuhan B

3.10.4 Diagram Blok Mikrokontroler .

Diagram blok perangkat ditunjukkan pada Gambar. Memori program berisi 2K kata, yang
diterjemahkan menjadi 2048 instruksi, karena setiap kata memori program 14-bit memiliki
lebar yang sama dengan setiap instruksi perangkat. Memori data (RAM) berisi 128 byte.
Terdapat 22 pin I/O yang dapat dikonfigurasi pengguna berdasarkan pin-to-pin. Beberapa pin
dimultipleks dengan fungsi perangkat lainnya.

Fungsi-fungsi ini meliputi,


 Interupsi eksternal
 Ubah pada interupsi PORTB
 Masukan jam pengatur waktu0
 Timer1 jam/osilator
 Tangkap/Bandingkan/PWM
 Konverter A/D
 SPI/I2

3.11 Bel.
Buzzer atau pager adalah perangkat sinyal audio, yang dapat berbentuk mekanis,
elektromekanis, atau piezoelektrik . Penggunaan umum dari buzzer dan pager mencakup
perangkat alarm, pengatur waktu, dan konfirmasi input pengguna seperti klik mouse atau
penekanan tombol.
Gambar.3.11 : Bel

26

3.12 Motor servo .

Motor servo digunakan untuk memutar panel. Untuk menggerakkan motor servo, Sinyal
PWM harus diberikan ke pin kontrolnya dan oleh karena itu Pin 17 (yang memiliki PWM)
dihubungkan ke pin kontrol motor servo. Motor servo biasanya hanya dapat berputar 90° ke
salah satu arah dengan total pergerakan 180°. Posisi netral motor didefinisikan sebagai posisi
dimana servo mempunyai jumlah potensial putaran yang sama baik searah jarum jam maupun
berlawanan arah jarum jam.
.
3.13 Osilator .
Osilator kristal adalah rangkaian osilator elektronik yang menggunakan resonansi mekanis
dari kristal bahan piezoelektrik yang bergetar untuk menghasilkan sinyal listrik dengan
frekuensi yang tepat.

3.13.1 Aplikasi.
Osilator kristal digunakan untuk memberikan jam ke mikrokontroler. Jam digunakan untuk
menjalankan semua fungsi yang disediakan oleh pengontrol mikro . Anda tidak perlu
memberikan tegangan terpisah karena pengontrol mikro memiliki pin khusus yang
menggairahkan Osilator Kristal.

3.14 Konektor .
Konektor adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan rangkaian listrik dan
disebut juga konektor listrik .
Gambar 3.14 : Konektor Gambar

27

3.15 OP-Penguat
Penguat operasional adalah penguat tegangan elektronik gain tinggi yang digabungkan
dengan DC dengan masukan diferensial dan, biasanya, keluaran berujung tunggal.

3.16 Sensor kecepatan.


Sensor Kecepatan Kendaraan atau VSS mengukur keluaran transmisi/transaxle atau
kecepatan roda . ECM menggunakan informasi ini untuk memodifikasi fungsi mesin seperti
waktu pengapian, rasio AF, titik perpindahan transmisi, dan untuk memulai rutinitas
diagnostik

3.17 Diagram Sirkuit

Gambar.3.17. : Diagram Rangkaian Pendeteksi Kecepatan Kendaraan Dengan Sistem Alarm


28
3.1 8 Diagram Blok.

Gambar.3.18. : Diagram Blok Pendeteksi Kecepatan Kendaraan Dengan Sistem Alarm


29

BAB 4
DESAIN DAN IMPLEMENTASI

4.1DESAIN.

Gambar 4.1. : Diagram Rangkaian Pendeteksi Kecepatan Kendaraan Dengan Sistem Alarm

Diagram blok sistem lampu otomatis dan pengontrol kecepatan seperti yang ditunjukkan pada
gambar, Kendaraan memiliki sensor dan pengontrol IR yang terpasang di dalamnya. Sensor
IR dipasang di sisi kiri mobil. Ini mengirimkan sinyal Inframerah yang mengenai lembaran
dan dipantulkan kembali ke LDR di sensor IR. Sekarang resistor LDR bertambah dan
mengirimkan beberapa nilai ke mikrokontroler. Mikrokontroler secara otomatis mengubah
sinyal-sinyal ini menjadi sinyal digital dan jika pengontrol hanya menerima sinyal dengan
intensitas yang memadai maka ia akan mulai menghitung.
LDR juga digunakan untuk mengoperasikan lampu. Bila lampu tersedia maka akan dalam
keadaan OFF dan bila gelap lampu dalam keadaan ON, artinya LDR berbanding terbalik
dengan cahaya. Ketika lampu jatuh pada LDR, ia mengirimkan perintah ke mikrokontroler
bahwa lampu harus dalam keadaan OFF kemudian lampu dimatikan. Semua ini

30

perintah dikirim ke pengontrol kemudian sesuai dengan pengoperasian perangkat. Kami


menggunakan relay untuk bertindak sebagai saklar ON/OFF.
Proses ini berlanjut hingga sensor pada kendaraan berada pada lembaran. Namun saat
kendaraan melintasi lembaran tersebut, intensitas cahaya pada LDR meningkat sehingga
resistansi LDR menurun sehingga LDR tidak akan mampu mengirimkan sinyal dengan
kekuatan yang memadai ke pengontrol. Jadi pengontrol berhenti menghitung. Mikrokontroler
memiliki nilai default hitungan yang telah ditentukan sebelumnya dengan bantuan
pemrograman. Sekarang segera setelah mikrokontroler berhenti menghitung, ia memulai
fungsi lainnya yaitu membandingkan hitungan praktis dengan hitungan default.

Saat pengontrol mulai membandingkan penghitungan praktis dengan penghitungan default,


terdapat dua kondisi:

 Kondisi 1 :- Jumlah default < hitungan praktis

Maka kecepatan kendaraan lebih banyak.

Pada kondisi 1, karena kecepatan kendaraan lebih dari yang diperkirakan, maka kecepatan
kendaraan perlu diturunkan.

Untuk mengontrol kecepatan kendaraan, pengontrol menandakan dengan bunyi bip terus
menerus atau cara lain kepada pengemudi, jika pengemudi tidak merespons maka pengontrol
mengambil alih kendali dari pengemudi dan secara otomatis menetralkan kecepatan
kendaraan dengan bantuan Pulsa -modulasi lebar (PWM) pada pengontrol AVR. Setelah
beberapa waktu, pengontrol akan diatur ulang secara otomatis.

 Kondisi 2 :- Penghitungan default > penghitungan praktis

Maka kecepatan kendaraan normal.

Pada kondisi 2, karena kecepatan kendaraan normal sehingga tidak perlu dilakukan
pengontrolan kecepatan oleh pengontrol.
area rawan kecelakaan berdekatan untuk mencegah kerugian lebih lanjut akibat kecelakaan.
Pada model ini kita dapat menambahkan sensor Ultra sonik di depan mobil untuk mencegah
tabrakan kendaraan dan mengontrol kecepatannya akibat pemutusan atau hambatan lainnya.

31

BAB 5
PEMBAHASAN DAN HASIL

5.1Diskusi.
Dalam pekerjaan proyek ini kami telah mempelajari dan mengimplementasikan model kerja
lengkap menggunakan mikrokontroler PIC. Pemrograman dan interferensi mikrokontroler
PIC telah dikuasai selama implementasi. Pekerjaan ini mencakup studi sistem penghematan
energi dalam banyak aplikasi.

Biasanya orang mengemudi dengan sangat kasar di daerah rawan lalu lintas padat karena
mereka sedang terburu-buru, namun dalam ketergesaan itu sering kali mereka berakhir
dengan kehilangan nyawanya atau nyawa orang lain di jalan.

Proyek kami didasarkan pada "Detektor Kecepatan Kendaraan Dengan Sistem Alarm" .
Jadi ini memiliki arti penting dalam penghentian dan pengurangan keseluruhan kecelakaan
dan korban jiwa di daerah rawan lalu lintas tinggi dan juga menghemat daya kami, maka
kami ingin mengurangi kehilangan listrik. .

5.2 Hasil.
Proyek ini memiliki sistem pendeteksi kecepatan kendaraan menggunakan sensor kecepatan
dan motor servo, mikrokontroler , dan sistem alarm. Kami menggunakan proyek ini di
kehidupan nyata untuk mengurangi kecelakaan di jalan raya .
32

BAB 6
KESIMPULAN

6.1Kesimpulan .
Proyek ini menyetujui sistem penyelamatan jiwa di daerah dengan lalu lintas padat dan
mengurangi kehilangan listrik. Ketika ada mobil yang melewati bagian sensor IR dengan
kecepatan > 90km/jam, maka bel akan menyala dan kecepatan ditampilkan di layar LCD.

Saat kecepatan <90km/jam maka buzzer mati atau tidak ada respon.

6.2 Keterbatasan Pekerjaan.


Prosedur kerja proyek ini sangat mudah tetapi kami menghadapi beberapa keterbatasan dalam
mengerjakan proyek ini. Seperti masalah pengkodean, penulisan program, menghubungkan
ke papan PCB, merekomendasikan hal berikut, dll

6.3 Cakupan Masa Depan

Proyek ini menggunakan VIP


33

Referensi.
[1] "Arsitektur, Pemrograman & Aplikasi Mikrokontroler 8051
“Oleh Kenneth J Ayala.
[2] "Mikrokontroler 8051 & Sistem Tertanam" oleh Mohammed Ali
Mazidi dan Janice GillispieMazidi .
[3] Jurnal internasional penelitian ilmiah & teknik, volume 4 13 Oktober
[4] Studio ATMEL AVR & lembar data ATmega 16.
[5] Arsitektur, Pemrograman & Aplikasi pengontrol mikro 8051 oleh
Ramesh S.Gaonkar .
[6] ChetnaBadgaiyan dan PalakSehgal , “Sistem penerangan jalan pintar,”
Jurnal Internasional Sains dan Penelitian, vol , 4, no. 7, hal.271-274,
Juli 2015.
[7] Memprogram dan Menyesuaikan Mikrokontroler AVR oleh Dhananjay
V. Gadre .
[8] WU Yue , SHI Changhong , Zhang Xianghong dan Yang Wei, “Desain
sistem kontrol lampu jalan cerdas baru ,” Dalam Kontrol dan otomatisasi
(ICCA), konferensi internasional ke-8 tentang IEEE, Xiamen, Cina, hal.1423-
1427, Juni 2010.
[9] VismitaKolvekar , Valerie Vaz , Fatima Shaikh , JyotiKumari dan Michelle
AraujoViegas , “Sistem kendali lampu jalan otomatis yang cerdas,”
Jurnal Internasional Penelitian dan Pengembangan Ilmiah, vol. 4, tidak.
11, hal.202-205, 2017.
[10] Ashutosh Gupta dan Shipra Gupta, “Desain intensitas otomatis cerdas
sistem penerangan jalan ,” IOP Conf. Seri: Ilmu Material dan
Teknik, Uttar Pradesh, Noida, India, hal 1-5, 2017.
[11] KS Sudhakar , AA Anil, KC Ashok dan SS Bhaskar , Otomatis
Sistem Pengendalian Lampu Jalan, Jurnal Internasional yang Berkembang
Teknologi dan Rekayasa Lanjutan, Vol. 3 Mei 2013, hal. 188-189.
[12] Memprogram dan Menyesuaikan Mikrokontroler AVR oleh Dhananjay
V.Gadre _

34

LAMPIRAN A
#termasuk <16F72.h>

#gunakan penundaan ( jam = 16000000)

#termasuk <flex2_lcd.c>

batalkan utama()

keluaran_ tinggi ( PIN_C7); // BUZ AKTIF

penundaan_ ms ( 40);

keluaran_ rendah ( PIN_C7); // BUZ MATI

penundaan_ ms ( 40);

keluaran_ tinggi ( PIN_C7); // BUZ AKTIF

penundaan_ ms ( 40);

keluaran_ rendah ( PIN_C7); // BUZ MATI

penundaan_ ms ( 40);

lcd_ gotoksi ( 1, 1);

printf ( lcd_putc ,"SELAMAT DATANG DI");

lcd_ gotoksi ( 1, 2);

printf ( lcd_putc ,"DIU");

penundaan_ ms ( 1500);
lcd_ gotoksi ( 1, 1);

printf ( lcd_putc , "DIKIRIM OLEH:");


lcd_ gotoksi ( 1, 2);
printf ( lcd_putc , "");
35
penundaan_ ms ( 1500);
lcd_ gotoksi ( 1, 1);
printf ( lcd_putc , " Zakaria Syekh ");
lcd_ gotoksi ( 1, 2);
printf ( lcd_putc , " Moinul Hasan ");
penundaan_ ms ( 3000);
sementara ( BENAR)
{
JIKA( masukan(PIN_C0))
{
kecepatan = 0;WAKTU=0;timer(reset);
sementara( ! masukan(PIN_C1))
{
pengatur waktu ( WAKTU);
}
pengatur waktu ( berhenti);
kecepatan = 1/WAKTU;
}
lcd_ gotoksi ( 1, 1);
printf ( "KECEPATAN:%3D Km/jam",kecepatan);
///////////////////////////////////////////
jika ( kecepatan> 60)
{
keluaran_ tinggi ( PIN_C3); // BUZ AKTIF
penundaan_ ms ( 30);
keluaran_ rendah ( PIN_C3); // BUZ MATI
penundaan_ ms ( 30);
servo_ putar ( 0);
36
}
jika ( kecepatan <60)
{
keluaran_ rendah ( PIN_C3); // BUZ MATI
servo_ putar ( 90);
}
} / / AKHIR SEMENTARA()
} // AKHIR UTAMA()
37

Anda mungkin juga menyukai