Anda di halaman 1dari 108

ABSTRAK

BUDI UTOMO, GAZEBO PINTAR DENGAN SUMBER DAYA SEL


SURYA, Skripsi. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Dosen
Pembimbing : Nur Hanifah, ST, MT dan Aris Sunawar, MT.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pembuatan dari sistem kendali
gazebo pintar dengan menggunakan Aduino Uno yang mengontrol beban listrik
dari sel surya di gazebo teknik elektro UNJ. Alat ini menggunakan sumber listrik
dari pembangkit listrik tenaga surya dengan penyimpanan daya berupa baterai
atau aki. Alat ini dapat mengendalikan daya yang keluar dari baterai atau aki
dengan menggunakan tegangan keluar yang keluar dari aki atau baterai sebagai
paramaternya. Beban yang digunakan berupa lampu LED sebagai penerangan
pada malam hari, port USB untuk charging gadget dan mem-backup listrik dari
PLN jika terjadi pemadaman.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang meliputi analisis kebutuhan,
perancangan, pembuatan dan pengujian. Analisis kebutuhan didasarkan oleh
masih bergantungnya gazebo dengan daya listrik dari PLN dan banyak gazebo di
Universitas Negeri Jakarta yang belum memiliki sumber daya listrik. Pembangkit
listrik tenaga surya dapat digunakan sebagai alternatif penyediaan sumber daya
listrik mandiri. Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya memerlukan
penyimpanan daya berupa baterai atau aki. Baterai atau aki dapat mengalami
kerusakan jika digunakan sampai tegangan terrendah secara terus menerus. Untuk
menghindari kerusakan maka dibuat sistem kendali yang mendeteksi tegangan
untuk memutus tegangan keluar, sensor PIR dan RTC untuk mengendalikan
lampu secara otomatis.
Hasil penelitian menunjukkan bagaimana pembuatan alat gazebo pintar dengan
sumber daya sel surya. Tegangan panel surya paling tinggi terjadi pada jam 12:00
dengan tegangan 19,92 V. Dalam kondisi output panel surya 19,92 V dapat men-
charger baterai dengan tegangan 13,8 V. Dari hasil pengujian sistem kendali
kinerja alat sesuai dengan alogaritma alat yang direncanakan. Dimana inverter
akan menyala ketika jam 8:00-23:00 dengan kondisi VDC > 12,3 v dan VAC off.
USB akan menyala ketika jam 8:00-23:00 dengan kondisi VDC > 11,6 v. Lampu
akan menyala ketika jam 18:00-23:00 dengan kondisi VDC > 11,3 v dan PIR on.

Kata kunci: Gazebo Pintar, Panel Surya, Sistem Kendali, Arduino Uno, Sensor
Tegangan DC, Sensor Tegangan AC, Sensor PIR, Modul RTC.
ABSTRACT

BUDI UTOMO, GAZEBO PINTAR DENGAN SUMBER DAYA SEL


SURYA, Skripsi. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Dosen
Pembimbing : Nur Hanifah, ST, MT dan Aris Sunawar, MT.
The purpose of this study was to determine the manufacture of a smart gazebo
control system using Aduino Uno which controls the electrical load of solar cells
in the UNJ electrical engineering gazebo. This tool uses electricity from solar
power plants with power storage in the form of batteries or batteries. This tool can
control the power that comes out of the battery or battery by using the outgoing
voltage coming out of the battery or battery as its parameters. The load used is in
the form of LED lights as lighting at night, USB ports for charging gadgets and
backup electricity from PLN in the event of a blackout.
This study uses an experimental method which includes needs analysis, design,
manufacture and testing. Needs analysis is based on still dependent gazebos with
electricity from PLN and many gazebos at Jakarta State University that do not yet
have a source of electrical energy. Solar power plants can be used as an alternative
to providing independent electricity energy sources. The use of solar power plants
requires power storage in the form of batteries or batteries. The battery or battery
can be damaged if used until the lowest voltage continuously. To avoid damage, a
control system is detected that detects the voltage to disconnect the outgoing
voltage, PIR and RTC sensors to automatically control the lights.
The results of the study show how to make a smart gazebo with
solar cell resources. The highest solar panel voltage occurs at
12:00 with a voltage of 19.92 V. In the condition of the 19,92 V
solar panel output can charger the battery with a voltage of 13.8
V. From the results of testing the device's performance control
system in accordance with the algorithm tool planned. Where the
inverter will turn on when 8:00 to 23:00 with VDC conditions>
12,3 v and VAC off. USB will turn on when 8:00 to 23:00 with
VDC> 11,6 v. The light will turn on when the hours 18: 00-23: 00
with the condition VDC> 11,3 v and PIR on.

Keywords: Gazebo Pintar, Panel Surya, Sistem Kendali, Arduino Uno, Sensor
Tegangan DC, Sensor Tegangan AC, Sensor PIR, Modul RTC.
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERNYATAAN iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Pembatasan Masalah 4

1.4 Perumusan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Kegunaan Penelitian 5


BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Kerangka Teoritik 6

2.1.1 Gazebo Pintar 6

2.1.2 Panel Surya 8

2.1.4 Solar Charge Controller 11

2.1.5 Baterai 13

2.1.6 Inverter 14

2.1.7 Arduino Uno 15

2.1.8 RTC 20

2.1.9 PIR 21

2.1.10 Sensor Tegangan 22

2.1.11 Relay 23

2.1.12 LED 24

2.1.13 USB 26

2.1.14 Kotak Kontak 27

2.2 Kerangka Berpikir 28

BAB III METODELOGI PENELITIAN 30

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 30

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 30

3.3 Diagram Alir Penelitian 34

3.4 Analisis Kebutuhan 36

3.5 Perancangan 49
3.6 Teknik Pengumpulan Data 42

3.7 Teknik Analisi Data 43

3.7.1 Pengukuran Tegangan dan Arus Sel Surya 43

3.7.2 Pengukuran Baterai 44

3.7.3 Pengujian Sistem Kendali 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46

4.1 Deskripsi hasil Penelitian 46

4.1.1 Pemasangan Instalasi Panel Surya 46

4.1.2 Perakitan Sistem Kendali dan Sensor 49

4.1.3 Perakitan Beban 52

4.2 Pemrograman Sistem 53

4.2.1 Program Sensor Tegangan DC 54

4.2.2 Program Sensor Tegangan AC 56

4.2.3 Program Modul RTC 58

4.2.4 Program Sensor PIR 59

4.2.5 Program Relay 62

4.2.6 Program Pengendalian Utama 64

4.2 Analisis Hasil Pengujian 68

4.2.1 Pengukuran Instalasi Panel Surya 68

4.2.2 Pengujian Sistem Kendali 77

4.4 Kelebihan dan Kekurangan 81

BAB V PENUTUP 83
5.1 Kesimpulan 83

5.2 Saran 84

DAFTAR PUSTAKA 85

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat Pembuatan 30

Tabel 3.2 Alat Penelitian 31

Tabel 3.3 Bahan Penelitian 31

Tabel 3.4 Spesifikasi Alat 38

Tabel 3.5 Alogaritma Alat 41

Tabel 3.6 Pengukuran Tegangan dan Arus Sel Surya 44

Tabel 3.7 Pengukuran Tegangan dan Arus Pengisian Baterai 44

Tabel 3.8 Pengukuran Tegangan dan Arus Pengosongan Baterai 44

Tabel 3.9 Pengujian Sistem Kendali 45

Tabel 3.10 Pengukuran Tegangan dan Arus Aki Terhadap beban 45

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Sel Surya 68

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Pengisian Baterai 70

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Pengosongan Baterai 73

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sistem Kendali 77


Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Beban Dengan Sistem Kedali 80

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Panel Surya 9


Gambar 2.2 Solar Charge Controller 12
Gambar 2.3 Baterai 14
Gambar 2.4 Inverter 15
Gambar 2.5 Arduino Uno 16
Gambar 2.6 RTC 21
Gambar 2.7 Sensor Pir 22
Gambar 2.8 Lampu LED 25
Gambar 2.9 Port USB 26
Gambar 2.10 Kotak Kontak 27
Gambar 2.11 Desain Alat 28
Gambar 2.12 Diagram kerja alat 29
Gambar 3.1 Flowchart dasain dan penelitian 35
Gambar 3.2 Blok Diagram Alat 39
Gambar 3.3 Diagram alir alat 40
Gambar 4.1 Pemasangan Panel Surya 47
Gambar 4.2 Pemasangan Komponen Instalasi Panel Surya 47
Gambar 4.3 Finishing Instalasi Panel Surya 49
Gambar 4.4 Pemasangan Board Arduino dan Relay 50
Gambar 4.5 Pemasangan Port USB 51
Gambar 4.6 Pemasangan Box Kendali 51
Gambar 4.7 Pemasangan Lampu 53
Gambar 4.8 Pemasangan Kotak Kontak 53
Gambar 4.9 Program Sensor Tegangan DC 55
Gambar 4.10 Pemasangan Sensor Tegangan DC 54
Gambar 4.11 Hasil Pada Serial Monitor Untuk Sensor Tegangan DC 55
Gambar 4.12 Pengukuran Aki Dengan AVO Meter 55
Gambar 4.13 Program Sensor Tegangan AC 56
Gambar 4.14 Pemasangan Sensor Tegangan AC 57
Gambar 4.15 Hasil Serial Monitor Untuk Sensor Tegangan 57
Gambar 4.16 Program Modul RTC 58
Gambar 4.17 Pemasangan Modul RTC 59
Gambar 4.18 Hasil Serial Monitor Untuk Modul RTC 59
Gambar 4.19 Program Sensor PIR 60
Gambar 4.20 Pemasangan Sensor PIR 61
Gambar 4.21 Hasil Serial Monitor Untuk Sensor PIR 61
Gambar 4.22 Program Relay 62
Gambar 4.23 Pemasangan Relay 63
Gambar 4.24 Hasil Serial Monitor Untuk Relay 63
Gambar 4.25 Inisialisasi Pin 64
Gambar 4.26 Menetukan Pin Output dan Input 65
Gambar 4.27 Void Loop 66
Gambar 4.28 Pemasangan Pengendalian Gabungan 67
Gambar 4.29 Hasil Serial Monitor Pengendalian Gabungan 67
Gambar 4.30 Pengukuran Panel Surya 68
Gambar 4.31 Pengukuran Baterai Charging 70
Gambar 4.32 Grafik Pengukuran Tegangan Pengisian Baterai 71
Gambar 4.33 Grafik Pengukuran Arus Pengisian Baterai 71
Gambar 4.34 Pengukuran Pengosongan Baterai 73
Gambar 4.35 Grafik Pengosongan Baterai Pada Tegangan 76
Gambar 4.36 Grafik Pengosongan Baterai Pada Arus 76
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gazebo adalah bangunan yang biasanya diletakkan di tempat terbuka yang

memiliki suasana yang sejuk dan menyegarkan. Karena memang tujuan dari

pembangunan gazebo adalah sebagi tempat untuk menikmati suasana sekitar maka

dalam pembuatannya gazebo dibangun dengan membuat banyak bukaan pada

setiap sisinya, bahkan biasanya hampir tidak ada penutup dinding pada setiap sisi

gazebo hanya menggunakan tiang penyangga dan atap saja. Dalam pletakkannya

biasanya gazebo diletakkan di area terbuka seperti di tepi kolam, di taman dan

tempat-tempat terbuka lainnya.

Gazebo di sekitar kampus A Universitas Negeri Jakarta sendiri biasa

digunakan sebagai tempat bersantai, berdiskusi dan menghabiskan waktu sambil

bercengkrama bersama dengan menikmati keindahan sekitar. Karena dalam

pembuatan gazebo biasanya di bangun di area terbuka maka ada beberapa gazebo

yang tidak memiliki sumber daya listrik, sehingga tidak dapat menghidupkan

perangkat elektronik yang dimana kita tahu bahwa di era modern kini manusia

tidak bisa lepas dari gadget. Oleh karena itu diperlukan sumber tenaga listrik yang

dapat digunakan untuk menghidupkan perangkat elektronik dan penerangan

tersebut.
Indonesia merupakan negara tropis memiliki potensi energi surya yang sangat

besar karena wilayahnya yang terbentang melintas garis khatulistiwa dengan besar

radiasi penyinaran 4,80 kWh /M2/ hari. Energi surya di konversikan langsung dan
bentuk aplikasinya dibagi menjadi dua jenis, yaitu solar thermal untuk aplikasi

pemanasan dan solar photovoltaic untuk pembangkit lsitrik. Pembangkit lsitrik

tenaga surya merupakan teknologi pembangkit lsitrik yang dapat diterapkan di

semua wilayah instalasi, operasi, dan perawatan PLTS sangat mudah sehingga

mudah diadobsi oleh masyarakat (Suprayogi, 2016). Perlu diketahui bahwa sinar

cahaya matahari menyinari permukaan sel surya menghasilkan listrik pada bagian

keluarannya akibat proses efek photovoltaic (PV). Efek PV bahan material

semikonduktor sambungan p-n sel PV sel surya untuk mengkonversikan energi

cahaya matahari menjadi tegangan listrik. Umumnya sekitar 55% energi cahaya

matahari tidak efektif digunakan oleh sel PV (Marpaung, 2014:17).

Listrik yang dihasilkan sel surya tersebut berupa listrik DC, dan untuk

memanfaatkan listrik DC yang dihasilkan tersebut diperlukan tempat

penyimpanan seperti baterai. energi listrik yang telah tersimpan dalam baterai

tersebut barulah bisa digunakan dalam kehidupan sehari hari. Baterai sebagai

media penyimpanan daya listrik memiliki keluaran arus DC. Hal tersebut

medukung dengan perkembangan perangkat elektronik yang saat ini lebih banyak

menggunakan sumber arus DC. Dalam penggunaannya baterai memiliki sistem

charging dan disscharging. Untuk mengetahui berapa daya yang keluar dan

masuk ke dalam baterai perlu adanya monitoring terhadap daya yang keluar dan

daya yang masuk.

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terkait sistem kendali dan sel surya

antara lain “Perancangan sistem kendali otomatis pada smart home menggunakan

modul arduino uno”(Kurnianto dkk, 2016), dalam penelitian tersebut


menggunakan beberapa sensor unutk sistem otomatisasi di dalam rumah untuk

penghematan energi. Kemudian penelitian “Pengaruh penerapan PLTS terhadap

penghematan listrik rumah tinggal” (Prabowo, 2015), dalam penelitian tersebut

peenulis ingin mengetahui pengaruh sel surya yang digunakan sebagai sumber

daya listrik bagi rumah tinggal untuk penghematan energi.

Dengan latar belakang tersebut dan keunggulan dari sel surya peneliti tertarik

untuk menerapkan tekologi sel surya di gazebo sebagai sumber daya listrik

dengan beberapa sistem kendali otomatis dengan judul “Gazebo Pintar Dengan

Sumber Daya Sel Surya”. Sumber daya listrik ini digunakan untuk menghidupkan

perangkat elektronik dan penerangan bagi gazebo. Dibalik itu semua sel surya

memiliki keterbatasan dalam sistem penyipanan daya. Karena keterbatasan

tersebut perlu di bentuk solusi untuk menghemat energi yaitu digunakannya

sistem penerangan menggunakan LED secara otomatis dengan memanfaatkan

mikrokontroler Arduino UNO (Atmega 328) dan penggunaan port USB yang

membutuhkan daya yang lebih kecil untuk keluaran sebagai sumber daya gadget.

Selain itu akan diberikan beban-beban lain yang dibutuhkan digazebo sesuai

dengan pengamatan di lapangan. Rangkaian tersebut kemudian disebut dengan

gazebo pintar.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat

dijabarkan beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan, yaitu :


1. Sedikitnya gazebo yang memiliki sumber daya listrik mandiri dan masih

bergantung dengan PLN.

2. Ketersediaan fasilitas kotak kontak untuk pengisisan daya gadget yang

tidak memenuhi kebutuhan.

3. Terbatasnya daya yang dihasilkan oleh sel surya.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari uraian permasalahan yang telah diidentifikasikan, untuk lebih

menspesifikasi penelitian dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai

berikut :

1. Penggunaan sel surya sebagai sumber listrik

2. Di lakukan di gazebo teknik elektro Universitas Negeri Jakarta.

3. Penggunaan baterai sebagai penyimpanan daya.

4. Arduino UNO (Atmega 328) berperan sebagai pengendali.

5. Penggunaan sensor PIR, sensor Cahaya, dan sensor Tegangan sebagai

input.

6. Beban yang digunakan berupa lampu LED, Kotak Kontak, dan Port USB

dengan pembatasan beban yang disesuaikan dengan pengamatan di

lapangan.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah


bagaimana membuat sistem kendali gazebo pintar dengan menggunakan Arduino

Uno yang mengontrol beban listrik dari sel surya di gazebo teknik elektro UNJ.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sistem kendali gazebo pintar

dengan menggunakan Aduino Uno yang mengontrol beban listrik dari sel surya di

gazebo teknik elektro UNJ.

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi keilmuan maupun

segi praktis. Adapun kegunaannya sebagai berikut :

1. Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

memberikan kontribusi khususnya pada pengembangan ilmu di bidang

kelistrikan yang berhubungan dengan penggunaan sel surya dan

penggunaan Arduino UNO (Atmega 328).

2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan membantu manusia dalam

sistem kendali dan penggunaan sumber daya alternatif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritik

2.1.1 Gazebo Pintar

Gazebo berasal dari kata goze artinya memandang, dan ebo yang artinya

keluar, sehingga maknanya kurang lebih menjadi tempat untuk memandang

keluar. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa gazebo diperuntukan

sebagai tempat untuk bersantai sambil memandang sekeliling (Dewi, 2017:204).

Istilah gazebo sendiri berasal dan berkembang dari negeri eropa. Namun,

kebiasaan bersantai di sebuah bangunan kecil yang bisa disetarakan dengan

gazebo sendiri, juga dimiliki oleh orang Indonesia. Bersantai di saung atau gubuk,

kerap dilakukan oleh para petani selepas bekerja seharian penuh di sawah atau

ladang. Menikmati pemandangan taman dan sawah.

Di Indonesia umumnya gazebo disebut gubuk yang beratapkan jerami

dengan dinding dan konstruksi dari bambu tetapi di era modern ini menggunakan

kayu, besi atau alumunium. Sebenarnya gazebo bisa dibentuk dari bermacam-
macam bahan. Untuk konstruksi bangunanya, bisa digunakan bahan kayu, besi,

bambu, dan palastik. Sementara untuk penyusun atapnya bisa dipilih mulai dari

atap sirap, rumbia, genteng yaitu terdiri dari 4 tiang penyangga utama bila

berbentuk segi empat, tetapi tidak jarang pula berbentuk segi lima, segi enam atau

segi delapan. Papan alas dilapisi dengan bilahan kayu yang disusun rapi samping

kanan, kiri dan belakang di beri pagar pembatas.

Fungsi dari gazebo bisa bermacam – macam, dari bentuk gazebo yang

paling sederhana yaitu gazebo tanpa lantai sampai dengan gazebo yang memiliki

lantai dan dinding dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kita. Luasan

minimal dari sebuah gazebo 2m² dan maksimal sekitar 36m² (rumahtropika.com),

lebih kecil dari sebuah pendopo yang biasa kita temui di daerah Jawa khusunya,

untuk mewadahi kegiatan yang kita butuhkan. Fungsi gazebo yang paling sering

digunakan adalah sebagai tempat duduk – duduk, selain itu gazebo juga dapat

berfungsi sebagai ruang tamu, ruang makan, ruang berdoa, ruang rapat, kamar

mandi, sebagai stand pameran, ruang tidur (biasa digunakan oleh hotel atau resort

spa). Pembuatan lansekap di sekitar gazebo akan membuat suasana menjadi lebih

indah.

Dalam gazebo pintar ini, kata pintar itu sendiri diambil dari konsep

smarthome atau biasa disebut dengan rumah cerdas. Rumah Cerdas (Smart Home)

adalah aplikasi gabungan antara teknologi dan pelayanan yang dikhususkan pada

lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan meningkatkan

keamanan, efisiensi dan kenyamanan penghuninya. Sistem rumah pintar (smart

home) biasanya terdiri dari perangkat monitoring , perangkat kontrol dan otomatis
ada beberapa perangkat yang dapat diakses menggunakan komputer (Tri Fajar

Yurmama, 2009).

Smarthome system adalah sebuah sistem yang dilengkapi dengan komputasi

data dan teknologi informasi yang dapat merespon kebuthan penghuni rumah

dengan komunikasi menggunakan komputer ataupun smartphone yang akan

memberikan segala kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan penghematan

energi, yang berlangsung secacra otomatis dan terprogram melalui komputer pada

gedung atau rumah tinggal (Arfiyanto dkk. 2013:2).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gazebo pintar adalah salah satu sistem

yang dilengkapi dengan komputasi data dan teknolgi informasi yang biasanya

terdiri dari monitoring, perangkat kontrol dan otomatis yang memberikan segala

kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan penghematan energi yang berlangsung

secara terprogram yang diterapkan pada tempat untuk bersantai sambil

memandang sekeliling.

2.1.2 Sel Surya

Sel surya merupakan suatu komponen elektronika yang dapat

mengkonfersi energi surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus searah. Listrik

tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang biasa disebut solar cell yang

besarnya sekitar 10 - 15 cm persegi. Komponen ini mengkonfersikan energi dari

cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya yang utama adalah silikon. Silikon

adalah elemen kedua yang terbanyak di bumi sesudah oksigen 25,67%. Silikon ini

diproleh dari ekstrasi secara kuantitatif (Lubis dan Sudrajat, 2006:25).


Sel surya merupakan komponen yang umumnya terbuat dari bahan semi

konduktor. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu sel surya sangat kecil maka

beberapa sel surya harus digabungkan sehingga dapat terbentuk satuan komponen

yang disebut module. Sel Surya disusun dengan menggabungkan silikon jenis p

dan jenis n. Silikon jenis p adalah silikon yang bersifat positif akibat dari

kekurangan elektron sedangkan silikon jenis n adalah silikon yang bersifat negatif

akibat dari kelebihan elektron (Lubis dan Sudrajat, 2006:22).

Ketika sel surya menerima atau dikenai radiasi matahari yang berupa foton

pada keduanya yaitu silikon jenis p dan n terbentuk positif (hole) dan negatif

(elektron). Hal ini menyebabkan terjadinya pengkutuban atau polarisasi dimana

hole bergerak menuju silikon jenis n. Dengan menyambungkan kedua jenis

silikon p dan n melalui suatu penghantar luar, maka akan terjadi beda potensial

antara keduanya dan mengalirkan arus searah. Sebuah sel silikon dapat

menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 V. Jadi dalam sebuah panel surya 12 V

terdiri dari kurang lebih 36 sel surya (untuk menghasilkan 17 V tegangan

maksimum).

Sel surya panel modul memiliki kapasitas output: Watt hour. Sel surya
panel modul 50 WP 12 V, dapat memberikan output daya sebesar 50 Watt per
hour dengan tegangan 12 V. Untuk perhitungan daya yang dihasilkan per hari
adalah 50 Watt x 5 jam (maximun peak intensitas matahari). Kapasitas 10 WP
artinya menghasil 10 watt dalam 1 jam apabila terjadi penyinaran matahari dalam
5 jam dan menghasilkan arus dc 0,5 A. Pada gambar 2.1 merupakan sebuah
contoh dari sel surya panel module yang biasa ada di pasaran.
Gambar 2.1 Panel Surya
Sumber: http://tokopedia.com
Untuk membangun PLTS untuk kebutuhan ada beberapa langkah perhitungan
yang harus di lakukan mengggunakan rumus 2.1, 2.2 dan 2.3 (tim
panelsurya.com, http://www.panelsurya.com/index.php/home/nstalasi-
listrik-tenaga-surya, akses 2 Januari 2019) diantaranya:
1. Langkah pertama, hitung berapa watt daya yang dibutuhkan oleh masing-

masing peralatan dan berapa jam dipergunakan per hari. Hasil dari

perhitungan tersebut akan menghasilkan daya dalam satuan watt jam

perhari. Dengan menggunakan rumus 2.1 :

W x n x h = Wh (2.1)

Ket :

1.W = Daya

2.n = Jumlah

3.h = Waktu per Jam

4. Wh = Daya per Jam

2. Langkah kedua, hitung jumlah aki yang dibutuhkan sesuai dengan hasil

perhitungan daya yang dipergunakan per hari. Langkah ketiga, hitung

berapa watt panel surya yang diperlukan untuk pengisian sejumlah aki
yang diperoleh dari hasil perhitungan jumlah aki. Dengan menggunakan

rumus 2.3 :

∑Wh : V aki : Ah Aki = n aki (2.2)

Ket :

1. ∑Wh =Total Daya

2. V aki = Tegangan Aki

3. Ah Aki = Kapasitas Aki

4. n aki = Jumlah Aki

3. Menghitung jumlah panel surya yang dibutuhkan, rata-rata maksimum

energi surya yang dapat diserap oleh panel surya dan dikonversikan

menjadi energi listrik adalah 5 jam perhari. Maka dapat dihitung dengan

menggunakan rumus 2.3 :

∑Wh : h penyinaran : WP = n Panel Surya (2.3)

Ket :

1. ∑Wh = Total Daya

2. h penyinaran = Jam Lama Penyinaran

3. WP panel surya = Watt Peak panel surya

4. n panel surya = Jumlah Panel Surya

2.1.4 Solar Charge Controller

Solar Charge Controller merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur

arus dari solar module ke battery dan battery ke beban (Sihombing, 2013). Solar

Charge Controller adalah peralatan elektronik yang dapat digunakan untuk

mengatur arus searah dari panel surya ke aki . Selain itu Solar Charge Controller
dapat mengatur kelebihan pengisian karena aki sudah penuh dan kelebihan

tegangan dari panel surya. Solar Charge Controller dapat memperpanjang umur

aki karena dengan menggunakan Solar Charge Controller tegangan dan arus yang

masuk ke aki dapat di kontrol dengan baik.

Umumnya panel surya menghasilkan tegangan 16-21 volt, dengan

tegangan 16-12 volt dapat merusak merusak aki. Aki pada umumnya di-charge

pada tegangan 14 – 14,7 volt. Solar Charge Controller mempunyai kemampuan

untuk mendeteksi kapasitas baterai dan dapat menghindari overcharging. Fungsi

lain Solar Charge Controller untuk mengatur arus yang dibebaskan dari aki agak

aki tidak full dischare. Seperti yang sudah di jelaskan Solar Charge Controller

dapat mengontrol tegangan dan arus masuk pada aki dengan cara memonitor

tegangan pada aki.

Solar Charge Controller akan mengsi aki sampai level tegangan tertentu,

kemudian jika tegangan aki berkurang Solar Charge Controller yang menerima

tegangan dari panel surya akan mulai mengisi tegangan ke aki. Solar Charge

Controller terdapat 1 input dengan 2 kutub yang terhubung dengan output panel

surya, 1 output dengan 2 kutub yang terhubunga dengan aki yang berfungsi

memberikan tegangan dan arus ke aki, 1 output dengan 2 kutub yang berfungsi

untuk menyalurkan tegangan ke beban.

Solar Charge Controller ada yang menggunakan tegangan 12 v dan ada

juga yang menggunakan tegangan 24 v dc. Contoh dari Solar Charge Controller

seperti pada gambar 2.2.


Gambar 2.2 Solar Charge Controller
Sumber: http://tokopedia.com

2.1.5 Baterai

Baterai sebagai penyimpanan energi untuk pemakaian malam hari ataupun

waktu mendung. Ada beberapa baterai yang cocok untuk pemakaian sistem

fotovoltaik, antara lain:

1. Nickel – cadmium

2. Lead – acid

3. Nickel – iron

4. Sodium – sulpate (Lubis dan Sudrajat,2006:67)

Dalam sistem sel surya, energi listrik dalam baterai digunakan pada malam

hari dan hari mendung. Karena intensitas sinar matahari bervariasi sepanjang hari,

baterai memberikan energi yang konstan. Baterai tidak seratus persen efisien,

beberapa energi hilang seperti panas dari reaksi kimia, selama charging dan

discharging. Charging adalah saat energi listrik diberikan kepada baterai,

discharging adalah pada saat energi listrik diambil dari baterai.


Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam sistem solar cell, satu

hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging, malam

digunakan/ discharging). Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran. Ada

dua jenis baterai yaitu "disposable" dan rechargeable. Baterai rechargeable

digunakan oleh sistem solar cell adalah accu/ baterai leadacid seperti terlihat pada

Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Baterai


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.1.6 Inverter

Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus

listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter

mengkonversikan DC dari perangkat seperti batere, accu, panel surya/solar cell

menjadi AC (Sihombing, 2013). Inverter merupakan kebalikan dari converter dan

memiliki kapasitas masing-masing. Pada penulisan gazebbo pintar dengan sumber

daya sel surya inverter digunakan untuk mengubah arus DC dari aki mnjadi arus

AC 220 V yang digunakan sebagai backup jika terjadi mati listrik dari PLN.
Bentuk-bentuk gelombang yang dapat dihasilkan inverter anatara lain.

Gelombang persegi (square wave), gelombang sinus (sine wave), gelombang

sinus yang dimodifikasi (modified wave) dan gelombang modulasi pulsa lebar

(pulse width modulated wave) tergantung pada desain rangkaian inverter yang

bersangkutan. Untuk sekarang gelombang yang paling banyak digunakan untuk

inverter adalah gelombang sinus (sine wave) dan gelombang sinus yang

dimodifikasi (modified sine wave).

Untuk frekuensi yang dihasilkan pada umumnya adalah sekitar 50 Hz atau

60Hz dengan tegangan output sekitar 120 V atau 240 V. Output daya listrik yang

umum digunakan untuk produk-produk konsumer adalah sekitar 150 watt hingga

3000 watt. Pada dasarnya prinsip kera yang digunakan inverter adalah perpaduan

dari rangkaian osilator, rangkaian saklar dan sebuah tronsformator yang saling

dihubungkan.

Gambar 2.4 Inverter

Sumber: Dokumentasi Pribadi


2.1.7 Ardunio Uno

Dikatakan mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam

sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah

kecil RAM, memori program, atau keduanya) (Syahwil, 2013:7). Mikrokontroler

adalah mikroprosessor yang dikhususkan untuk instrumentasi dan kendali.

Mikroprosessor merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai

masukan dan kelaran serta kendali dengan program yang bsia ditulis dan dihapus

dengan cara khusus. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang

digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan

efektifitas biaya. Secara harfiah disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem

elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan pendukung seperti IC TTL dan

CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh

mikrokontroler.

Mikrokontroler pertama kali dikenalkan oleh Texas Instrument dengan seri

TMS 1000 pada tahun 1974 yang merupakan mikrokontroler 4 bit pertama.

Mikrokontroler ini mulai dibuat sejak 1971, yang merupakan mikrokomputer

dalam sebuah chip lengkap dengan RAM dan ROM. Kemudian pada tahun 1976

Intel mengeluarkan mikrokontroler yang kelak menjadi populer dengan nama

8748 yang merupakan mikrokontroler 8 bit, yang merupakan mikrokontroler dari

keluarga MCS 48. Saat ini, mikrokontroler yang banyak beredar di pasaran adalah

mikrokontroler 8 bit varian keluarga MCS51 (CISC) yang dikeluarkan oleh

Atmel dengan seri AT89Sxx, dan mikrokontroler AVR yang merupakan

mikrokontroler RISC dengan seri ATMEGA8535 (walaupun varian dari


mikrokontroler AVR sangatlah banyak, dengan masing-masing memiliki fitur

yang berbeda-beda).

Gambar 2.5 Arduino Uno


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Salah satu mikrokontroler adalah Arduino Uno (Atmega 3280) seperti pada

gambar 2.5. Arduino adalah kit elektronika atau papan rangkaian elektronik open

source yang di dalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip

mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu

sendiri adalah chip atau IC yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan

menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik

dapat mambaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan

output sesuai yang diinginkan. Secara umum, Arduino terdiri dari dua bagian,

yaitu:

1. Hardware berupa papan input/output (I/O) yang open source.

2. Software Arduino yang juga open source, meliputi software Arduino IDE

untuk menulis program dan driver untuk koneksi dengan komputer.

Board Arduino UNO memiliki fitur-fitur hardware sebagai berikut:


1. Daya

2. Pin-Out

3. Sirkit RESET

4. Atmega 16U2

5. Pin-pin daya :

a. Vin

Tegngan input ke arduino board ketika board sedang menggunkan

sumber suplai eksternal. Kita dapat menyuplai tegangan melalui pin Vin

atau jika penyuplaian tegangan melalui power jack, aksesnya melalui pin

Vin.

b. 5 V

Pin 5 V seperti yang tertera menghasilkan tegangan DC 5v yang

diatur dari regulator pada board. Tegangan ini dapat digunakan untuk

sumber tegangan sensor atau modul yang ingin digunakan.

c. 3.3 V

Pin 3.3 V seperti yang tertera menghasilkan tegangan DC 3.3 V yang

diatur dari regulator pada board. Tegangan ini dapat digunakan untuk

sumber tegangan sensor atau modul yang ingin digunakan.

d. GND untuk grounding.

6. Memori
7. Input dan Output

a. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX) untuk menerima (RX) dan memancarkan

(TX) serial data TTL.

b. External Interrupts : 2 dan 3 dapat dikonfigurasikan untuk dipicu sebuah

gangguan pada nilai rendah, suatu kenaikan atau penurunan yang besar

atau suatu perubahan nilai.

c. PWM : 3, 5, 6, 9, 10 dan 11 memberikan 8-bit PWM output dengan

fungsi analogWrite().

d. SPI : 10 (SS), 11(MOSI), 12(MISO), 13(SKCK) mendukung

komunikasi SPI menggunakan SPI Library.

e. LED : 13 sebuah LED yang terpasang dan terhubung ke pin 13. Pada

saat pin bernilai HIGH, LED menyala dan pada saat LOW, LED mati.

8. Port

9. Komunikasi

Banyak bahasa yang bisa digunakan untuk program mikrokontroler,

misalnya bahasa assembly. Namun dalam pemrograman arduino bahasa yang

dipakai adalah bahasa C. Bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh

Martin Richards pada tahun 1967. Bahasa C adalah bahasa standart, artinya suatu

program yang ditulis dengan versi bahasa C tentu akan dapat dikompilasikan

dengan versi bahasa C yang lain dengan sedikit modifikasi. Beberapa alasan

mengapa bahasa C banyak digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Bahasa C tersedia hampir disemua jenis komputer.

2. Kode bahasa C bersifat portable.

3. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci.

4. Proses executable program bahasa C lebih cepat.

5. Dukungan pustaka yang banyak.

6. C adalah bahasa yang terstruktur.

7. Selaian bahasa tingkat tinggi, C juga dianggap sebagai bahasa tingkat

menengah.

8. Bahasa C adalah compiler.

2.1.8 RTC

Module RTC adalah module yang berfungsi real time clock atau

pewaktuan digital. Selain itu module RTC juga dapat digunakan untuk

pengukuran suhu. Module RTC menggunakan baterai CR2032V yang digunakan

untuk backup RTC apabila catudaya utama mati. VCC input module RTC

menggunakan tegangan antara 2,3 volt sampai 5,5 volt dan memiliki cadangan

baterai.

Interface untuk mengakses module RTC menggunakan i2c atau two wire

(SDA dan SCL) sehingga hanya menggunakan 2 pin saja dan 2 pin untuk

sumbernya. Module RTC memiliki pin output 32,768 kHz untuk memastikan

akurasi yang lebih tinggi (Faudin, Tutorial Arduino Mengakses Modul RTC

DS3231, https://www.nyebarilmu.com/tutorial-arduino-mengakses-module-rtc-
ds3231/ akses 17 Januari 2019). Modul RTC menghitung detik, menit, jam, hari,

tanggal, bulan dan tahun dengan kompensasi tahun hingga 2100.

Dalam modul RTC terdapat juga EEPROM AT24C32 yang bisa member

32k EEPROM untuk penyimpanan data, inii adalah pilihan terbaik untuk aplikasi

yang memerlukan fitur data logging dengan presisi waktu yang lebih tinggi.

Memiliki akurasi ± 2 ppm dari 0° C sampai + 40° C dan akurasi ± 3,5 ppm dari

-40° C sampai + 80° C. Modul ini memiliki active-low RST output, dua time of

day alarms dan output programmable square wave.

Gambar 2.6 RTC


Sumber: https://www.tokoarduino.com/ds3231-at24c32-high-precision-rtc-
eeprom-module/

2.1.9 PIR

Sensor passive infrared receiver (PIR), sensor ini merupakan sensor

berbasis infrared namun tidak sama dengan IR LED dan foto transistor. Perbedaan

dengan IR LED adalah sensor PIR tidak memancarkan apapun, namun sensor ini

merespon energi dari pancaran infrared pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang

terdeteksi olehnya. Salah satu benda yang memiliki pancaran infrared pasif adalah
tubuh manusia. Energi panas yang dipancarkan oleh benda dengan suhu diatas nol

mutlak akan dapat ditangkap oleh sensor tersebut.

Sensor pir memiliki tiga port yaitu port vcc dan gnd yang berfungsi

sebagai sumber tegangan dan grounding. Yang ketiga adalah port output yang

berguna untuk mengirimkan informasi kepada board arduino. Dalam keadaan

sensor pir mendeteksi keberadaan orang maka sensor mengirim informasi HIGH

dan sebaliknya jika sensor pir tidak mendeteksi akan kehadiran manusia sensor

akan mengirikan informasi LOW.

Gambar 2.7 Sensor Pir


Sumber: https://learn.adafruit.com/pir-passive-infrared-proximity-motion-
sensor/overview

Keadaan suatu ruangan dengan perubahan temperatur pada manusia dalam

ruangan menjadi nilai awal yang menjadi acuan dalam sistem pengontrolan.

Dikatakan bahwa PIR (Passive Infrared Receiver) karena sesnor ini hanya

mengenali lingkungan tanpa adanya energi yang harus dipancarkan. PIR

merupakan kombinasi sebuah pyroelictric, filter dan lensa fresnel

(Ayudilah,2000).

2.1.10 Sensor Tegangan


Sensor tegangan menggunakan transformator tegangan sebagai penurun

tegangan dari 220 ke 5 V AC kemudian disearahkan menggunakan diode untuk

mengubah tegangan AC ke tegangan DC, kemudian di filter menggunakan

kapasitor setelah itu masuk kerangkaian pembagi tegangan untuk menurunkan

tegangan, tegangan yang dihasilkan tidak lebih dari 5 V DC sebagai inputan ke

mikrokontroler.

Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang

dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk

hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang

sering diberi simbol X dan variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus

ada variable yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain

adanya ketergantungan variabel yang satu dengan variable yang lainnya dan

sebaliknya.

Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab

akibat yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan

bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau

dapat dinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(X).

2.1.11 Relay

Relay adalah saklar yang dioprasikan secara elektromagnetik yang

digunakan dalam bidang kelistrikkan. Relay dapat berfungsi untuk menjalankan

fungsi logika. Selain itu relay juga dapat memberikan fungsi penundaan waktu.

Relay terbagi dari 2 bagian utama yakni coil dan seperangkat kontak saklar.

Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar


sehingga dengan aarus listrik yang kecil dapat menghantarkan listrik yang

bertegangan tinggi (Syafaat, 2015).

Dari prinsip tersebut penulis menggunakan relay sebagai saklar otomatis

yang dapat diprogram menggunakan arduino. Relay memiliki dua kondisi antara

lain :

1. NC (Normally Close) memiliki kondisi awal dimana relai pada posisi

tertutup, tetapi saat teraliri arus atau mendapat perintah maka akan ke

posisi terbuka.

2. NO (Normally Open) merupakan kebalikan dari NC memiliki kondisi

awal dimana relai pada posisi terbuka, tetapi saat teraliri arus atau

mendapat perintah maka akan ke posisi tertutup.

Adapun beberapa contok pengaplikasian relay dalam kehidupan sehari-hari :

1. Menjalankan fungsi logika dalam sistem mikrokontroller.

2. Sebagai sarana mengendalikan rangkaian tegangan tinggi mempergunakan

tegangan rendah.

3. Memberikan fungsi time delay function.

4. Memberikan proteksi motor atau komponen lainnya dari kelebihan

tegangan penyebab korsleting.

2.1.12 LED

LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik lebih

banyak menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan padat (solid-state


component) sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability) (Suhardi,

2014:117). LED (Light Emitting Diode) dapat menyala jika mendapat arus,

biasanya LED ditambahkan dengan reflektor yang berguna sebagai dari pantulan

dari LED tersebut, warna cahaya yang dipancarkan tergantung pada material

semikondukting yang digunakan, dapat kita lihat didalam dioda terdapat Anode

dan katoda.

Lampu LED (Light Emitting Diode) pada saat ini tidak hanya ditemui

sebagai lampu indikator-indikator peralatan elektronika. Karena lampu LED bisa

seterang lampu pijar bahkan neon dapat di contohkan lampu Ostar Lighting LED

buatan Osram yang siap dipasarkan dapat memancarkan cahaya 1000 lumen

sehingga cukup untuk menerangi ruangan dari ketinggian sekitar 2 meter. Lumen

merupakan satuan yang menunjukkan kekuatan cahaya yang dipancarkan.

Sebagai pengganti lampu, LED sangat potensial. Selain ukurannya kecil,

LED juga hemat daya sebab efisiensinya tinggi. Ostar Lighting LED saja

menghasilkan 75 lumen per watt dengan arus kerja 350 miliampere. Rasio

perubahan energi listrik menjadi cahaya jauh lebih besar daripada lampu pijar.

Selain itu, untuk membuat LED tidak dibutuhkan logam beracun timbal atau

merkuri sehingga lebih ramah lingkungan.

Daya tahannya juga mencapai 10 kali lipat daripada lampu halogen dan 50

kali lipat dibandingkan lampu pijar sehingga secara keseluruhan lebih murah.

Namun, selama bertahun-tahun LED belum digunakan sebagai sumber

penerangan ruangan karena tidak dapat menghasilkan cahaya yang terang.

Berbagai jenis LED telah dibuat dan dipakai sebagai lampu latar pada layar
ponsel, lampu indikator berbagai alat elektronik, atau lampu papan reklame. Pada

gambar 2.8 merupakan contoh dari lampu LED.

Gambar 2.8 Lampu LED


Sumber: http://tokopedia.com

2.1.13 USB

USB (Universal Serial Bus) adalah bus serial untuk penghubung yang

biasa digunakan pada komputer, gadget dan lain-lain. USB biasa di gunakan

untuk menstransfer data, membuat jaringan atau untuk mengisi daya. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan USB sebagai sumber daya bagi gadget yang

biasa digunakan sehari-hari. Dikatakan bahwa USB bersifat host-centric dimana

semua transaksi dimulai oleh host. Dengan kemampuan hot-plug, yang

memperbolehkan sebuah alat untuk dihubungkan atau dilepas dari PC kapan saja

walaupun PC dalam keadaan menyala (Resmana, 2004:26).

Sebagai pemasok daya bagi gadget USB menentukannya berdasarkan

kategori perangkat, low-power atau high-power bisa meminta arus hingga 100mA

(daya maksimal 0,5 W di 5 V). Untuk perangkat non super speed, atau 150 mA

(0,75 W di 5V) untuk perangkat super speed. Sedangkan untuk perangkat high-
power perangkat bisa menarik arus hingga 5x lipat low-power 500 mA (2,5 W di

5 V) untuk perangkat non super speed dan untuk perangkat super speed dapat

mencapai 900mA (4,5 W di % V).

Gambar 2.9 Port USB


Sumber: http://tokopedia.com

2.1.14 Kotak Kontak

Menurut KBBI kotak kontak merupakan suatu titik pada instalasi listrik

dalam gedung yang menjadi tempat pengambilan arus. Kotak kontak adalah salah

satu komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai muara daya listrik dari

penyuplai daya menuju beban peralatan yang membutuhkan suplai daya listrik.

Kotak kontak harus dipasang dengan kuat dan rapat agar tidak menimbulkan

panas ketika diberi beban. Biasanya kotak kontak dipasang di dinding atau lantai.

Terdapat dua tipe kotak kontak yaitu:

1. Kotak kontak dengan pembumian yaitu memiliki 2 lubang kontak dan 1

lempeng logam yang berfungsi sebagai penghubung antara kotak kontak

dengan grounding.
2. Kotak kontak tanpa pembumian yaitu memiliki 2 lubang yang berfungsi

sebagai penghubung fasa dan netral.

Gambar 2.10 Kotak Kontak


Sumber: http://tokopedia.com

2.4 Kerangka Berpikir

Rancangan dari gazebo pintar yang akan dibuat oleh peneliti di awali

sumber daya listrik dari panel surya. Keluaran daya lsitrik dari panel surya akan di

masukkan ke dalam baterai sebagai tempat penyimpanan. Dari baterai kemudian

daya akan digunakan untuk menyalakan lampu, power supply Arduino Uno

(Atmega 328), dan beban. Modul RTC dan PIR di sambungkan di Arduino Uno

(Atmega 328) sebagai saklar penerangan. Arduino Uno (Atmega 328) selanjutnya

di sambungkan ke lampu LED yang digunakan untuk penerangan sebagai

pengontrol on/off lampu.


Dalam keluar masuknya daya baterai akan dipasangkan sensor tegangan

untuk mengetahui arus dan tegangan yang masuk dan keluar dari baterai. Sensor

tegangan akan memberikan informasi ke arduino yang berfungsi untuk melakukan

pembatasan terhadap beban. Selain itu dalam beban berupa port USB, Lampu dan

stopkontak akan terjadi pembatasan oleh sensor tegangan sesuai kondisi baterai

sebagai batasan yang akan di sesuaikan dengan penelitian. Beban berupa

stopkontak akan memiliki sumber dari PLN dengan sistem backup dari panel

surya jika sumber dari PLN mati.

Gambar 2.11 Desain Alat


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.12 Diagram kerja alat
Sumber: Dokumentasi Pribadi
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gazebo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur. Penelitian ini

dilaksanakan dalam rentang waktu Semester 109 untuk mengetahui pembuatan

dari sistem kendali gazebo pintar dengan menggunakan Aduino Uno yang

mengontrol beban listrik dari sel surya di gazebo teknik elektro UNJ

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan untukmelaksanakan penelitian Gazebo Pintar

Dengan Sumber Daya Sel Surya dapat dilihat pada tabel 3.1, 3.2, dan 3.3. alat dan

bahan yang digunakan sewaktu-waktu dapat berubah atau bertambah sesuai

dengan kebutuhan peneliti.

Tabel 3.1 Alat Pembuatan

No Peralatan Kegunaan Jumlah


1 Obeng (+-) Sebagai Alat Bantu Pembuka dan 1

Penutup Baut dan Skrup


2 Tang Kombinasi Memotong Kabel 1
3 Solder Listrik Menyambungkan Kabel, 1

Menyambungkan Rangkaian

Tabel 3.1 Alat Pembuatan (Lanjutan)


30
No Peralatan Kegunaan Jumlah
4 Bor Listrik Melubangi 1
5 Gergaji Untuk memotong kayu 1
6 Alat Tulis Untuk mencatat hasil uji coba Secukupnya

dan membuat sketsa

perancangan

Tabel 3.2 Alat Penelitian

No Peralatan Kegunaan Jumlah


1 Avometer Mengukur Tegangan, Arus dan 1

Hambatan
2 Ampermeter Megukur arus 1
3 Meteran Mengukur Luas 1

Tabel 3.3 Bahan Penelitian

No Peralatan Kegunaan Jumlah


1 Sel Surya Pengubah energi matahari 2

menjadi energi listrik

Tabel 3.3 Bahan Penelitian (Lanjutan)


No Peralatan Kegunaan Jumlah
2 Solar Charge Controller Berfungsi sebagai pengatru 1

tegangan dan arus yang

dikeluarkan oleh panel surya


yang selanjutnya dimasukkan ke

baterai/aki.
3 Baterai / Aki Sebagai penyimpanan energi 1

listrik yang dihasilkan oleh panel

surya.
4 Inverter Berfungsi sebagai pengubah arus 1

DC menjadi arus AC
5 Arduino Uno Sebagai media kontroler dan 1

untuk melaksanakan

pemrograman pada sistem

kendali
6 Sensor Tegangan AC Berfungsi untuk mendeteksi 1

tegangan PLN.
7 Sensor Tegangan DC Berfungsi untuk mendeteksi 1

jumlah tegangan yang berada

pada baterai/aki.

Tabel 3.3 Bahan Penelitian (Lanjutan)


No Peralatan Kegunaan Jumlah
8 Sensor PIR Berfungsi untuk mendeteksi 2

keberadaan manusia.
9 Modul RTC Berfungsi untuk pusat waktu dan 1

mengontrol waktu pada

pemrograman.
10 Lampu LED Berfungsi sebagai beban yang 1
berguna untuk penerangan
11 Port USB Sebagai penghubung pengisian 6

daya.
12 Kotak Kontak Sebagai tempat pengambilan arus 3

listrik AC.
13 Kabel Menghubungkan bahan satu 1

dengan yang Lainnya


14 Multiplex Berfungsi untuk membuat cover Secukupnya

alat

3.3 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir peneitian ini untuk melakukan perencanaan dan

pembuatan gazebo pintar dengan sumber daya sel surya yang dilakukan di

bangunan gazebo di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta.

Diagram alir penelitian ini dimulai dengan melakukan indentifikasi masalah

dan menentukan rumusan masalah yang berkaitan dengan judul. Setelah

menentukan identifikasi masalah dan rumusan masalah peneliti menentukan

tujuan dari penelitian.

Setelah menentukan tujuan penelitian, peneliti mulai merancang alat

yang akan dibuat. Setelah rangcangan telah selesai dibentuk, peneliti mulai

merakit hardware alat dan mulai mempemrogram software yang dibutuhkan

alat. Selanjutnya peneliti mencoba apakah alat dapat bekerja jika alat tidak
dapat bekerja makan penelitia akan melakukan perbaikan dan kembali untuk

merakit dan memprogram alat.

Jika dalam percobaan alat, alat dapat bekerja peneliti akan melanjutkan

pebgujian alat hingga alat sesuai dengan yang diinginkan. Setelah pengujian

sesuai peneliti akan menganalisis hasil dari pengujian yang sudah dilakukan.

Setelah analisis hasil pengujian selesai, makan peneliti akan menyimpulkan

hasil dari penelitian gazebo pintar dengan sumber daya sel surya. Flowchart

penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

Mulai

Identifikasi
masalah
Rumusan
Masalah
Menentukan
Tujuan
Penelitan

Perancangan
Alat

Perakitan dan
Pemrograman
Alat

T
Apakah Perbaikan
Alat
Bekerja?
Y
a
Uji Alat

T
Apa
Pengujian
Y
a
Menganalisis
Hasil
Pengujian

Menyimpulkan
Penelitian

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart dasain dan penelitian


Sumber : Dokumentasi Pribadi
3.4 Analisis Kebutuhan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan dari sistem

kendali gazebo pintar dengan menggunakan Aduino Uno yang mengontrol

beban listrik dari sel surya di gazebo teknik elektro UNJ. Dalam melakukan

pembuatan gazebo pintar dengan sumber daya sel surya ini memerlukan

penelitian pendahuluan berupa analisis. Dalam analisis kebutuhan ini peneliti

melakukan penelitian pendahuluan yang dilakukan kepada 63 mahasiawa

Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta.

Gazebo merupakan fasilitas umum yang ada di Universitas Negeri

Jakarta yang setiap hari kerja digunakan. Dalam penggunaannya gazebo

digunakan untuk tempat istirahat dan mengisi daya gadget. Untuk sumber

listrik pada gazebo masih menggunakan energi listrik dari PLN dan banyak

gazebo yang tidak memiliki sumber listrik karena jauh dari sumber. Maka dari
itu peneliti memasang pembangkit lsitrik tenaga surya sehingga dapat

digunakan untuk sumber listrik untuk gazebo.

Dalam pembangkit lsitrik tenaga surya menggunakan baterai/aki untuk

penyimpanan listrik DC yang dihasilkan. Aki memiliki kapasitas dalam

penggunaannya dan jika penggunaan aki berlebihan dapat merusak aki

sehingga perlu dibuat pembatasan dalam penggunaannya. Pembatasan ini

untuk membatasi tegangan yang keluar menggunakan sensor tegangan yang

diatur oleh arduino.

Dalam pengisian gadget untuk sekarang gazebo menggunakan kotak

kontak dengan jumlah 4 lubang dan sumber listrik dari PLN. Dengan jumlah

tersebut dirasa kurang karena gazebo memiliki kapasitas 6 orang sehingga

diperlukan penambahan. Sehingga peneliti membuat port USB sebanyak 6

buah untuk pengisian daya handphone. Kotak kontak juga dipasang untuk

mengaliskan arus AC untuk digunakan. Karena panel surya menghasilkan

tegangan DC maka peneliti memasang inverter untuk mengubah listrik DC

menjadi AC.

Dari beberapa analisis diatas peneliti mendapatkan beberapa poin

terkait beban yang dibutuhkan seperti dibawah:

1. Output pada USB adalah 5V / 2A dengan jumlah 6 buah.

Didapatkan dari pengamatan dan pengukuran kapasitas tempat

duduk gazebo yang dapat menampung 6 orang.

2. Lampu yang digunkaan berjenis LED 8 watt dengan jumlah 2 buah.

Hasil perhitungan titik lampu yang dibutuhkan dengan rumus :


N = E x L x W / ø x LLF x Cu x n (3.1)

Ket :

a. N = Jumlah titik lampu

b. E = Kuat penerangan LUX ( Menggunakan lux teras)

c. L = Panjang ruangan dalam satuan meter

d. W = Lebar Ruangan dalam satuan meter

e. Ø = Total nilai pencahayaan dalam satuan lumen

(menggunakan lampu LED 1 watt = 75 lumen)

f. LLF = Light Loss Factor atau faktor kehilangan cahaya nilainya

0,7-0,8

g. Cu = Coeffisien of Utillization (50-65%)

h. n = jumlah lampu dalam 1 titik

Dari rumus diatas peneliti dapat menghitung jumlah lampu berdaya

8 watt yang dibutuhkan dengan panjang gazebo 2,75 meter dan

lebar 2,45 meter, untuk LLF dan Cu peneliti menggunakan nilai

terendah yaitu 0,7 dan 50%. Sehingga dapat dihitung dengan

menggunakan rumus 3.1 :

N = 60 lux x 2,75 m x 2,45 m / (8 x 75 lumen) x 0,7 x 50% x 1

N = 404,25 / 210

N = 1,925 (dibulatkan menjadi 2)

N = 2 buah

3. Daya total yang dibutuhkan dalam 1 hari adalah 492 watthour


Daya total didapatkan dari penjumlahan daya yang dibutuhkan

perhari untuk memberikan sumber daya USB dan lampu LED.

Dari tahap anaisis kebutuhan peneliti akan membuat spesifikasi sesuai

dengan tabel 3.4.

Tabel 3.4 Spesifikasi Alat

Nama Alat Spesifikasi Jumlah


Modul Panel Surya 50 WP 2
Solar Charge Controller 10 A 1
Baterai (Aki) 12V / 50 Ah 1
Inverter 600 W 1
Lampu LED 8 watt 2
Port USB 5V/2A (DC) 6
Kotak Kontak 220V (AC) 3

3.5 Perancangan

Penelitian ini akan membuat gazebo pintar dengan sumber energi sel surya

dengan pengaturan pada beban menggunakan sistem kendali berbasis arduino uno.

Untuk sumber enrgi listrik pada gazebo pintar akan mengunakan panel surya dan

dan PLN. Dari panel surya listrik akan disimpan ke dalam baterai/aki yang

sebelumnya tegangan dan arus yang keluar dari panel surya di atur solar charge

controller.

Pada sistem kendali akan ada beberapa input yaitu 2 sensor pir, sensor

tegangan DC dan sensor tegangan AC. Semua sensor akan memberikan inforasi

ke arduino sebagai pusat kendali. Dari pusat kendali perintah akan dimasukkan ke

relay. Relay dihubungkan dengan baterai di port input relay dan beban berupa

lampu, port USB dan Inverter.

3.5.1 Blok Diagram Alat


Panel Controller Aki/Batera LM2596 PLN
i
Relay Stopkontak
Sensor Tegangan AC
Inverter
Sensor Tegangan DC Arduino
4 Relay
Lampu
Module
Modul RTC
USB
Sensor PIR

Gambar 3.2 Blok Diagram Alat


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari gambar 3.2 sensor pir dan sensor AC dihubungkan pada input

digital pada arduino. Untuk sensor tegangan DC dihubungkan dengan input

analog pada arduino. Pada modul RTC berbeda karena modul RTC

dihubungkan dengan pin SDA dan SCL. Untuk output arduino dihubungkan

dengan relay untuk mengatur NO dan NC relay. Pada relay input relay

dihubungkan dengan baterai/aki yang kemudian output dari relay

dihubungkandengan beban berupa lampu LED, port USB dan Inverter.


3.5.2 Diagram Alir Alat

Mulai

Panel Surya

Aki

T T
PLN Stk On(PLN)
Y Off
T Y

Jam 8:00-
23:00
Y
T
VDC > 12,3 V Inverter Off

Y
Stk Off
Inverter On Stk
On (Aki)

VDC > 11,6 V VDC > 11,3 V

USB On Y Y
T

Jam18:00-
23:00
Y Lampu Off

PIR On
T
Y

Lampu On
Gambar 3.3 Diagram alir alat
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari diagram alir alat pada gambar 3.3 peneliti mempunyai alogaritma alat yang
Selesai
dibentuk dalam tabel seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Alogaritma Alat

Jam VDC VAC PIR Inverter USB Lampu STK


08:00- On On Off Off Off On
18:00
On Off Off Off Off On
>11,3 V
Off On Off Off Off Off
Off Off Off Off Off Off
>11,6 V On On Off On Off On
On Off Off On Off On
Off On Off On Off Off
Off Off Off On Off Off
>12,3 V On On Off On Off On
On Off Off On Off On
Off On On On Off On
Off Off On On Off On
18-23 On On Off Off On On
On Off Off Off Off On
>11,3 V
Off On Off Off On Off
Off Off Off Off Off Off
>11,6 V On On Off On On On
On Off Off On Off On
Off On Off On On Off
Off Off Off On Off Off
>12,3 V On On Off On On On
On Off Off On Off On
Off On On On On On
Off Off On On Off On

Tabel 3.5 Alogaritma Alat (Lanjutan)

Jam VDC VAC PIR Inverte USB Lampu STK


23-8 On On Off Off Off On
On Off Off Off Off On
>11,3 V
Off On Off Off Off Off
Off Off Off Off Off Off
>11,6 V On On Off Off Off On
On Off Off Off Off On
Off On Off Off Off Off
Off Off Off Off Off Off
>12,3 V On On Off Off Off On
On Off Off Off Off On
Off On Off Off Off Off
Off Off Off Off Off Off

Tabel 3.4 menampilkan alogaritma sistem kerja gazebo pintar dengan

sumber daya sel surya. Pada tabel 3.5 memiliki 4 input berupa jam, VDC atau

tegangan baterai dengan tiga kondisi, VDC atau tegangan AC dengan dua

kondisi on dan off dan sensor PIR atau pendeteksi manusia dengan dua

kondisi. Sistem memiliki empat beban yaitu inverter, USB, Lampu dan

stopkontak.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian yang telah disebutkan

sebelumnya, maka tahapan proses penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Melakukan observasi pada bangunan pendopo Jurusan Teknik Elektro

Universitas Negeri Jakarta sebagai pedoman untuk pembuatan sistem

kendali pada alat penelitian.


2. Menganalisis kebutuhan yang dibutuhkan pada pembuatan alat.

3. Mendesain dan merancang alat, membuat instalasi panel surya dan

hardware sistem kendali.

4. Memprogram sistem kendali dengan menggunakan bahasa C.

5. Melakukan eksperimen pengujian instalasi panel surya.

6. Melakukan eksperimen pengujian software dan hardware sistem kendali.

7. Mengambil dan menganalisis data hasil pengujian instalasi panel surya,

hardware dan software sistem kendali.

8. Mengambil kesimpulan dari hasil pengujian dan analisis data yang

diperoleh.

3.7 Teknik Analisis Data

Data hasil pengujian hasil pengukuran dari rancangan dan data kondisi

alat penelitian akan dicatat dalam bentuk tabel sehingga memudahkan proses

analisisnya. Selanjutnya data akan diolah dengan cara membandingkan data

kondisi alat dengan data yang diperoleh

3.7.1 Pengukuran Tegangan dan Arus Sel Surya

Pengukuran sel surya adalah pengukuran untuk mengetahui berapa

tegangan dan arus yang dihasilkan pada jam tertentu yang dihitung dari pukul

8.00-16.00 WIB.

Tabel 3.6 Pengukuran Tegangan dan Arus Sel Surya


Jam Tegangan (V) Arus (A) Keterangan
3.7.2 Pengukuran Baterai

Pengukuran baterai terdapat dua tabel yaitu pengukuran baterai saat

charging yang diuji pada pukul 8.00 – 16.00 dan saat disscharging dengan beban

lampu LED 8 watt.

Tabel 3.7 Pengukuran Tegangan dan Arus Pengisian Baterai


t(Jam) Tegangan (V) Arus (A)

Tabel 3.8 Pengukuran Tegangan dan Arus Keluar Baterai


Jam Tegangan Arus

3.7.3 Pengujian Sistem Kendali

Pengujuan sistem kendali adalah pengujian untuk software dan hardware

sistem kendali diamana pengujian ini untuk mengetahui berfungsi atau tidak

sistem software dan hardware yang dibuat meliputi sistem kendali lampu

otomatis, sistem kendali USB dan sistem kendali backup PLN.

Tabel 3.9 Pengujian Sistem Kendali


PL VD Lamp Kotak Ket
Jam Sensor PIR USB Inverter
N C u kontak
Tabel 3.10 Pengukuran Tegangan dan Arus Aki Terhadap Beban Dengan
Sistem Kendali
Jam Tegangan Arus Lampu Arus USB Jumlah Arus
USB Inverter

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa gazebo pintar dengan

sumber daya sel surya. Peneliltian ini secara garis besar terbagi menjai beberapa

unsur yaitu, perakitan sistem instalasi panel surya, perakitan sistem kendali,

perakitan beban dan pemrograman sistem kendali.

4.1.1 Pemasangan Instalasi Panel Surya

Pada penelitian ini diawali dengan pemasangan instalasi panel surya.

Dalam pemasangan atau perakitan ini dilakukan sesuai dengan skema gambar

yang ada pada bab 3 yang selanjutnya dipasang secara langsung di gazebo. Panel

surya diletakkan di area atap gazebo dimana area tersebut merupakan area yang

memiliki intensitas cahaya paling tinggi di antara bagian lain di gazebo. Untuk

pemasangan perangkat pendukung dan baterai diletakkan di bagian pelafon gazeb.

Adapun langkah-langkah pemasangan instalasi panel surya sebagai berikut.

1. Siapkan seluruh komponen yang dibutuhkan sesuai dengan bab 3

2. Pasang panel surya di atap, letakkan di posisi yang sesuai. Pastikan panel

surya di pasang dengan kuat dan masukkan kabel panel surya masuk ke

dalam plafon seperti pada gambar 4.1.

46
Gambar 4.1 Pemasangan Panel Surya
Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Rangkai seluruh komponen sesuai dengan gambar 2.14. Pasang tempat

untuk aki dan pasang aki pada tempat yang sudah di buat, setelah

terpasang sambungkan aki kutub negatif dengan busbar beban dan kutub

positif dengan sistem kendali menggunakan kabel seperti pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Pemasangan Komponen Instalasi Panel Surya


Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Selanjutnya pasang solar charge controller dan sambungkan port output

solar charge controller dengan aki menggunakan kabel, pastikkan kutub

positif dan negatif tidak tertukar.

5. Setelah port output sudah terkoneksi, kabel panel surya yang sudah

disiapkan sebelumnya sambungkan dengan port input solar charge

controller melalui busbar untuk panel surya.

6. Pasang juga inverter dengan baik, sambungkan input inverter dengan aki

sesuai dengan letak kutub.

7. Pasang MCB dan connector untuk menyambungkan tegangan AC.

8. Pasang relay untuk menganti sumber tegangan AC dari PLN jika mati

dengan sumber tegangan AC dari inverter. Caranya sambungkan fasa dan

netral dari output MCB ke port input pertama dan output inverter ke port

input kedua pada relay. Untuk output relay sambungkan ke busbar beban

tegangan AC.

9. Rapikan pengkabelan agar terhindar dari kerusakan seperti pada gambar

4.3.
Gambar 4.3 Finishing Instalasi Panel Surya
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.1.2 Perakitan Sistem Kendali dan Sensor

Dalam perakitan sistem kendali ini peneliti menggunakan electronic box

project. Didalam electronic box project terdapat board arduino uno dan relay dc

5v 4 chanel yang dipasang menggunakan mur dan baut. Untuk menghubungkan

board arduino uno dan relay dengan sensor dan beban penulis menggunakan

banana plug male. Adapun langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:

1. Siapkan seluruh alat dan bahan yang dbutuhkan.

2. Lubangi bagian bawah box dengan menggunkan bor listrik untuk

memasang baut yang akan digunakan untuk memasang board arduino dan

relay.

3. Lubangi bagian samping box dengan ukuran yang lebih besar untuk

pemsangan banana plug female.

4. Tempelkan mini protoboard ke dalam box dan pasang RTC.


5. Solder kabel dengan banana plug female dan pasang banana plug female

pada box dengan kuat.

6. Pasang board arduino dan relay ke dalam box dengan mur dan baut,

setelah itu sambungkan kabel ke port yang sudah di tentukan dan dengan

RTC seperti pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Pemasangan Board Arduino dan Relay


Sumber : Dokumentasi Pribadi

7. Pasang port usb pada instalasi panel surya dengan menghubungkan port

usb dengan aki sebagai sumber tegangan board Arduino seperti pada

gambar 4.5.
Gambar 4.5 Pemasangan Port USB
Sumber : Dokumentasi Pribadi

8. Pasang box ke dalam sistem instalasi panel surya dengan menggunakan

baut seperti pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Pemasangan Box Kendali


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Selanjutnya sensor yang dipasang adalah sensor PIR, sensor tegangan DC,

sensor tegangan AC dan indikator baterai. Dalam pemasangan sensor PIR dan

sensor tegangan DC penulis menggunakan electronic box project yang lebih kecil.
Untuk sensor tegangan AC dan baterai indikator menggunakan box dengan

ukuran sedang. Semua sensor di koneksikan dengan kabel yang ujung kabelnya di

pasang banana plug male untuk di hubungkan dengan box yang berisi board

arduino dan relay.

Sensor tegangan DC dan indikator baterai dipasang bersama instalasi

panel surya dan di pasang dengan kutub positif dan negatif aki. Untuk sensor

tegangan AC dipasang berdekatan dengan MCB dan terkoneksi dengan fasa dan

netral tegangan AC sumber dari PLN. Sensor PIR akan diletakkan di bawah

plafon dan di ikat.

4.1.3 Perakitan Beban

Beban dalam penelitian ini adalah dua lampu LED, 6 port usb dan 3 kotak

kontak. Untuk pemasangan lampu LED dan port usb penulis menghubungkan

kabel negatif ke busbar yang sebelumnya di koneksikan dengan kutub negatif dari

aki. Untuk kabel positif dihubungkan dengan relay yang berada di electronic box

project. Sedangkan untuk kotak kontak dihubungkan dengan output relay yang

sudah diberi tegangan AC. Dalam pemsangan lampu LED diletakkan di bawah

pelafon agar dapat menerangi gazebo seperti gambar 4.7.


Gambar 4.7 Pemasangan Lampu
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk pemasangan kotak kontak dan port usb di letakkan di atas meja

pendopo menggunakan box kayu seperti pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Pemasangan Kotak Kontak


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.2 Pemrograman Sistem

Pemograman sistem berfungsi untuk menentukan input, output dan

pekerjaan yang akan ditentukan.


4.2.1 Program Sensor Tegangan DC

Dalam memprogram sensor tegangan DC menggunakan fungsi “float”

untuk menghasilkan data desimal. Karena sensor tegangan DC menghasilkan

angka 0-1023 sebagai representasi 0v - 5v maka memerlukan perumusan

tersendiri seperti pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Program Sensor Tegangan DC


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dalam pemasangan sensor dibeikan sumber tegangan VCC sebesar 5 v

dan dengan grounding. Untuk pin yang digunakan sensor tegangan DC

menggunakan pin analog yaitu pin A0. Pemasangan sensor seperti pada gambar

4.10. Selanjutnya hasil dari program akan ditampilkan pada serial monitor 9600

seperti pada gambar 4.11


Gambar 4.10 Pemasangan Sensor Tegangan DC.
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.11 Hasil Pada Serial Monitor Untuk Sensor Tegangan DC


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.12 Pengukuran Aki Dengan AVO Meter


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari gambar 4.11 dan gambar 4.12 dapat diketahui bahwa sensor dapat

membaca tegangan DC. Terjadi perbedaan pembacaan antara AVO meter dengan

sensor hingga sebesar 0.9 v.

4.2.2 Program Sensor Tegangan AC

Dalam memprogram sensor tegangan AC dengan input digital dan dengan

output ledpin 13. Sensor tegangan AC menggunakan fungsi “if”. Dengan kondisi

jika sensor membaca tegangan AC maka sensor memberi informasi “HIGH” dan

sebaliknya jika sensor tidak membaca tegangan Ac maka sensor memberi

infromasi “LOW”. Data akan muncul dengan tenggang waktu 1 detik.

Gambar 4.13 Program Sensor Tegangan AC


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dalam pemasangan sensor tegangan AC menggunakan sumber VCC 5 V

dan grounding. Untuk pin yang digunakan untuk input dihubungkan dengan

board arduino menggunakan pin digital. Untuk pemasangan seperti pada gambar

4.14. Setelah itu data akan ditampilkan pada serial monitor seperti pada gambar

4.15.

Gambar 4.14 Pemasangan Sensor Tegangan AC


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.15 Hasil Serial Monitor Untuk Sensor Tegangan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari gambar 4.13 dapat diketahui jika sensor bekerja dengan baik sesuai

dengan kondisi pada tegangan PLN.

4.2.3 Program Modul RTC

Program modul RTC menggunakan library khusu yang sebelumnya harus

di download. Selanjutnya file yang berupa Zip dimasukkan ke dalam program

dengan cara klik sketch -> Include Library -> Add.Zip Library -> pilih file yang

telah ter-download. Maka library akan muncul pada program. Selanjutnya mulai

tulis prgram seperti pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Program Modul RTC


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Untuk pemasangan modul RTC ke board arduino menggunakan 4 kabel

dengan sumber tegangan 5 v dan grounding. Untuk inisialisasi penggunaan i2c

menggunakan port sda dan scl. Pemasangan modul RTC dapat dilihat pada

gambar 4.17 dan akan di tampilkan pada serial monitor 115200 seperti pada

gambar 4.18.

Gambar 4.17 Pemasangan Modul RTC


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.18 Hasil Serial Monitor Untuk Modul RTC


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari gambar 4.18 dapat diketahui jika modul RTC bekerja sesuai program

yang dibuat oleh peneliti.

4.2.4 Program Sensor PIR

Untuk memprogram dua sensor PIR diawali dengan menggunakan fungsi

”int” untuk menentukan port yang akan digunakan. Pada ”void setup”

menggunakan fungsi “pinMode” dan menentukan output dan input. Selanjutnya

buat prgram seperti pada gambar 4.19.

Gambar 4.19 Program Sensor PIR


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dalam pemasangan sensor PIR pada board arduino menggunakan 3 port

pada masing-masing sensor yaitu VCC yang dihubungkan dengan sumber


tegangan 5 v, GND yang dihubungkan dengan grounding dan out dihubungkan

dengan port digital input seperti pada gambar 4.20 dan hasil akan ditampilkan

pada serial monitor 9600 seperti pada gambar 4.21.

Gambar 4.20 Pemasangan Sensor PIR


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.21 Hasil Serial Monitor Untuk Sensor PIR


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari gambar 4.19 dapat diketahui jika sensor PIR bekerja ketika sensor

mendeteksi manusia dan dapat bekerja dengan baik sesuai program dan

pembacaan sensor.

4.2.5 Program Relay

Dalam percobaan program relay menggunakan pin 13 sebagai output

dengan menggunakan fungsi “pinMode”. Pada “Void loop” membaca kondisi pin

13 HIGH dan akan menampilkan “Relay : ON” dengan delay 5 detik. Setelah 5

detik pin 13 akan dalam kondisi LOW dan menampulkan “Relay : OFF” pada

serial monitor dengan delay 1 detik seperti pada gambar 4.24. Setelah 1 detik pin

13 kembali dalam kondisi HIGH.

Gambar 4.22 Program Relay


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dalam pemasangan relay dihubungkan dengan sumber tegangan 5vdc dan

grounding. Untuk mengatur kondisi relay dihubungkan dari output arduino ke

chanel yang diinginkan. Pada rangkaian ini pin 13 digunakan sebagai output dari

arduino yang dihubunkan dengan chanel 3 relay.

Gambar 4.23 Pemasangan Relay


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.24 Hasil Serial Monitor Untuk Relay


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari gambar 4.24 dapat diketahui bahwa relay bekerja sesuai program

dimana relay akan aktif selama 5 detik dan selanjutnya relay mati selama 1 detik.

Kondisi tersebut sesuai dengan program yang dibuat.

4.2.6 Program Pengendalian Utama

Pemograman pendalian utama merupakan gabungan dari seluruh modul

input dan output yang saling dihubungkan. Program dimulai dengan memasukkan

library dengan memasukkan #include dari modul RTC. Program yang diawai kata

“int” merupakan program inisialisasi pin input dan output seperti pada gambar

4.11. Dalam program sistem kendali gazebo pintar menggunakan pin digital,

analog dan sda scl. Untuk pin digital di inisialisasikan untuk sensor PIR dengan

kondisi awal “LOW” dan sensor tegangan AC dengan kondisi awal “LOW” pada

pin 5, 6 dan 7. Untuk pin 10, 11 dan 12 digunakan untuk output digital seperti

pada gambar 4.25.


Gambar 4.25 Inisialisasi Pin
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah memasukkan inisialisasi untuk input dan output penulis mulai

memsukkan program pada void setup. Fungsi void setup digunakan untuk

menginisialisasi variabel yang akan digunakan dan hanya dijalankan satu kali saat

arduino mulai berjalan. Dalam program ini ”Serial.begin” berfungsi sebagai

komunikasi serial antara arduino dengan PC dan yang penulis gunakan adalah

serial.begin 115200. Selain “serial.begin” ada fungsi “pinMode” yang berfungsi

untuk menginisilisasi sebuah pin, dan mennetukan pin tersebut digunakan sebagia

input atau output sesuai dengan kebutuhan. Untuk angka pada pin merupakan

nomor pin yang berada pada board arduino. Untuk “rtc.begin” berfungsi untuk

mengatur waktu sesuai format tanggal, jam dan hari. Program tersebut dapat

dilihat pada gambar 4.26.


Gambar 4.26 Menetukan Pin Output dan Input
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah void setup penulis memasukkan program di void loop yang

digunakan untuk menjalankan siklus program yang akan dilakukan secara terus-

menerus hingga arduino mati atau di-reset. Hasil dari program akan ditampilkan

pada serial monitor 115200 seperti pada gambar 4.29.


Gambar 4.27 Void Loop
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.28 Pemasangan Pengendalian Gabungan
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar Hasil 4.29 Serial Monitor Pengendalian Gabungan.


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari gambar 4.29 dapat diketahui jika sensor bekerja dengan baik sesuai

program. Dimana pada pukul 17:23 dan tegangan 12,27 V Relay dua yang
melayani USB dalam kondisi On. Relay satu yang melayani lampu mati dan relay

tiga yang melayani inverter mati.

4.2 Analisis Hasil Pengukuran dan Pengujian

4.2.1 Pengukuran Instalasi Panel Surya

Pengujian instasi panel surya berguna untuk mengetahui prubahan

tegangan dan arus pada output panel surya, aki pada saat charging dan

discharging. Dalam penelitian perubahan tegangan dan arus diukur per jam dari

jam 8:00 WIB sampai jam 16:00 selama tiga hari. Pengukuran tegangan diukur

menggunakan avo mater dengan menghubungkan kutub positif avo meter dengan

kutub negatif output panel surya dan menghubungkan kutub negatif avo meter

dengan kutub positif output panel surya seperti pada gambar 4.30.

Gambar 4.30 Pengukuran Panel Surya


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Sel Surya

Tegangan(V Arus(A
Tanggal Jam ) ) Ket
18/12/201
8 8:00 13,34 0 Cerah
9:00 13,66 1 Cerah
10:00 15,32 1 Cerah
11:00 17,27 2 Cerah
12:00 19,92 2 Cerah
13:00 19,34 2 Cerah
14:00 19,45 2 Cerah
15:00 18,88 1 Cerah
16:00 15,14 1 Cerah
19/12/201 Berawa
8 8:00 13,02 1 n
Berawa
9:00 13,61 1 n
Berawa
10:00 13,66 1 n
Berawa
11:00 13,8 1 n
Berawa
12:00 13,87 1 n
Berawa
13:00 13,88 1 n
Berawa
14:00 13,79 1 n
Berawa
15:00 13,04 1 n
Berawa
16:00 12,57 1 n
20/12/201
8 8:00 13,4 1 Cerah
9:00 13,82 1 Cerah
10:00 16,03 2 Cerah
Berawa
11:00 15,61 1 n
12:00 16 2 Cerah
Berawa
13:00 15,05 1 n
Berawa
14:00 13,89 1 n
Berawa
15:00 12,98 1 n
Berawa
16:00 12,5 1 n
Setelah mendapat data-data hasil pengukuran, pembuatan gazebo pintar

dengan sumber sel surya mampu membantu kebutuhan listrik pada gazebo.

Tegangan dan arus yang dihasilkan panel surya dalam kondisi cerah dan berawan

berada pada tegangan 12,5 volt sampai 19,92 volt dengan arus maks 2 amper.

Selanjutnya pengukuran dilakukan adalah pengukuran untuk mengetahui

berapa tegangan dan arus yang dikeluarkan solar charge controller untuk mengisi

daya pada aki. Pengukuran dilakukan dengan menghubungkan dengan output

solar charge controller untuk mengetahui tegangan yang dikeluarkan oleh solar

charge controller. Arus diukur dengan menggunakan solar charge controller

yang sudah menampilkan arus yang mengalir pada display. Pengujian ini

dilakukan dari pukul 8:00 hingga pukul 16:00. Pengujian dilakukan seperti

gambar 4.31.

Gambar 4.31 Pengukuran Pengisian Baterai


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Pengisian Baterai

t(Jam) Tegangan (V) Arus (A)


0 11 0
1 11,56 0
2 11,98 1
3 12,16 1
4 13,07 1
5 13,48 2
6 13,67 2
7 13,77 1
8 13,8 1

Dari pengukuran pengisisan tegangan dan arus pada aki/baterai dapat

diketahui bawah baterai dalam kondisi full charging pada pengisian jam ke-8.

Pengisian Baterai
16
14
12
Tegangan (V)

10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
t

Gambar 4.32 Grafik Pengukuran Tegangan Pengisian Baterai


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada Gambar 4.32 dalam grafik penguuran tegangan pengisian baterai

dapat diketahui setiap jamnya mengalami kenaikan tegangan. Kenaikan tegangan

paling tingga berada pada jam ke-8 dengan tegangan mencapai 13,8.

Pengisian Baterai
2.5

1.5
Arus (A)

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
t

Gambar 4.33 Grafik Pengukuran Arus Pengisian Baterai


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada gambarr 4.33 dari grafik pengukuran arus pengisian pada baterai

dapat diketahui arus yang keluar mengalami kenaikan dan penurunan. Jika gambar

4.33 dibandingkan dengan grafik tegangan pada gamabar 4.32 dapat diketahui

semakin tinggi arus yang keluar maka tegangan pengisian juga meningkat.

Setelah melakukan pengukuran baterai charging penulis melakukan

pengukuran disscharging. Dalam penelitian menggunakan avo meter dan amper

meter dengan beban lampu LED DC 8 watt 2 buah yang menjadikan beban

mnejadi 16 watt sehingga penulis dapat mengetahui berapa tegangan dan arus

yang dapat dikeluarkan baterai. Dalam perhitungan dengan menggunakan rumus

4.1 dan rumus 4.2 (Prastyo, 2015,


https://www.edukasielektronika.com/2015/05/cara-menghitung-lama-waktu-

pemakaian.html).

I=P/V Rumus 4.1

t = Iah / I Rumus 4.2

Ket:

1. I = Kuat arus (Ampere)

2. P = Daya (Watt)

3. V = Tegangan (Volt)

4. t = Waktu pemakaian (Jam)

5. Iah = Arus Aki (Ah)

Dengan menggunakan rumus 4.1 dan 4.2 peneliti dapat menghitung berapa

lama waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan daya pada aki/baterai dengan

menggunakan beban sebesar 16 watt.

I = 16 Watt / 12 V

I = 1,3333 A

t = 50 Ah / 1,333 A

t = 37,50 Jam (dibulatkan 38 jam)

Pengujian dilakukan seperti pada gambar 4.34.


Gambar 4.34 Pengukuran Keluaran Baterai
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Pengosongan Baterai

t(Jam) Tegangan (V) Arus (A) Beban


1 12,66 1,1 Lampu 16 watt
2 12,61 1,08 Lampu 16 watt
3 12,57 1,06 Lampu 16 watt

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Pengosongan Baterai


(Lanjutan)
t(Jam) Tegangan (V) Arus (A) Beban
4 12,52 1,02 Lampu 16 watt
5 12,47 1 Lampu 16 watt
6 12,43 0,98 Lampu 16 watt
7 12,4 0,97 Lampu 16 watt
8 12,36 0,98 Lampu 16 watt
9 12,32 0,97 Lampu 16 watt
10 12,29 0,97 Lampu 16 watt
11 12,26 0,96 Lampu 16 watt
12 12,23 0,95 Lampu 16 watt
13 12,18 0,94 Lampu 16 watt
14 12,14 0,93 Lampu 16 watt
15 12,11 0,93 Lampu 16 watt
16 12,08 0,92 Lampu 16 watt
17 12,03 0,92 Lampu 16 watt
18 12,02 0,91 Lampu 16 watt
19 12 0,9 Lampu 16 watt
20 11,98 0,88 Lampu 16 watt
21 11,93 0,87 Lampu 16 watt
22 11,87 0,86 Lampu 16 watt
23 11,83 0,85 Lampu 16 watt
24 11,78 0,84 Lampu 16 watt
25 11,75 0,83 Lampu 16 watt
26 11,72 0,8 Lampu 16 watt
27 11,69 0,76 Lampu 16 watt
28 11,67 0,76 Lampu 16 watt

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Pengosongan Baterai


(Lanjutan)
t(Jam) Tegangan (V) Arus (A) Beban
29 11,65 0,75 Lampu 16 watt
30 11,62 0,73 Lampu 16 watt
31 11,58 0,74 Lampu 16 watt
32 11,56 0,66 Lampu 16 watt
33 11,53 0,43 Lampu 16 watt
34 11,34 0,33 Lampu 16 watt
35 10,71 0,3 Lampu 16 watt
36 10,43 0,28 Lampu 16 watt

Baterai kosong dengan tegangan 11 volt, mengisi baterai sampai penuh

dengan tegangan 12,8 volt (Butterworth, 1998). Pada tabel 4.3 tegangan penuh

berada pada tegangan 12,66 volt dan tegangan terendah berada pada tegangan

9,87 volt. Dari penyataan butterworth diketahui bahwa baterai kosong memiliki

tegangan 11 volt sehingga dapat disimpulkan bahwa baterai yang di uji coba

berada pada kondisi kosong pada jam ke-35 dengan tegangan 10,71 volt.

Jika dibandingkan dengan perhitungan yang menggunakan rumus 4.1

maka lama waktu yang dibutuhkan baterai yaitu selama 38 jam. Perhitungan dan

pengukuran tegangan pada baterai tidak sesuai dan memiliki perbedaan hingga 3

jam.

Pengosongan Baterai
14
12
10
Tegangan (V)

8
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Gambar 4.35 Grafik Pengosongan Baterai Pada Tegangan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada gambar 4.35 dari grafik pengosongan baterai pada tegangan dapat

diketahui bahwa tegangan baterai selama penggunaan dari jam ke-1 hingga jam

ke-33 mengalami penurunan dengan rentang jarang yang kecil. Penurunan

tegangan yang signifikan terjadi pada jam ke-33 hingga jam ke-36.

Pengosongan Baterai
1.2

0.8
Arus (A)

0.6

0.4

0.2

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Gambar 4.36 Grafik Pengosongan Baterai Pada Arus


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada gambar 4.36 dapat dilihat bahwa pengosongan baterai pada arus dari

jam ke-1 hingga jam ke-35 mengalami penurunan. Namun pada jam-jam tertentu

mengalami sedikit kenaikan kecil yaitu pada jam ke-8. Penurrunan tegangan yang

sangat terlihat dan drastis adaah pada jam ke-33.

4.2.2 Pengujian Sistem Kendali

Pengujian alat sistem kendali pada gazebo pintar dengan sumber daya sel

surya adalah bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pengontrolan sistem

kendali terhadap beban. Jika sistem kendali berhasil maka, sistem akan
mematikan atau menyalakan beban berupa USB, Lampu,Inverter dan stopkontak

dengan kondisi tertentu yang dipengaruhi waktu, sensor tegangan ac yang

mendeteksi listrik dari PLN, sensor tegangan dc yang mendeteksi tegangan dari

aki dan sensor PIR yang mendeteksi keberadaan manusia.

Berikut adalah pengujian sistem kendali pada gazebo pintar berdasarkan

pada keadaan sensor terhadap beban. Pengujian ini dilakukan agar mengetahui

letepatan sistem dalam menerima data. Hasil pengujian kendali untuk gazebo

pintar dengan sumber daya sel surya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sistem Kendali


VA Lamp Ket
Jam VDC Sensor PIR USB Inverter STK
C u
On 7:0 Off Off Off Off On Berhasil
12,43
0
Off 7:0 Off Off Off Off Off Berhasil
12,43
0
On 8:0 On On Off Off On Berhasil
12,53
0
Off 8:0 On On Off On On Berhasil
12,53
0

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sistem Kendali (Lanjutan)


VA Sensor Inverte Ket
Jam VDC USB Lampu STK
C PIR r
On 9:00 13,07 On On Off Off On Berhasil
Off 9:00 13,07 On On Off On On Berhasil
On 10:00 13,12 On On Off Off On Berhasil
Off 10:00 13,12 On On Off On On Berhasil
On 11:00 13,62 On On Off Off On Berhasil
Off 11:00 13,62 On On Off On On Berhasil
On 12:00 13,8 On On Off Off On Berhasil
Off 12:00 13,8 On On Off On On Berhasil
On 13:00 13,77 On On Off Off On Berhasil
Off 13:00 13,77 On On Off On On Berhasil
On 14:00 13,61 On On Off Off On Berhasil
Off 14:00 13,61 On On Off On On Berhasil
On 15:00 13 On On Off Off On Berhasil
Off 15:00 13 On On Off On On Berhasil
On 16:00 12,83 On On Off Off On Berhasil
Off 16:00 12,83 On On Off On On Berhasil
On 17:00 12,66 On On Off Off On Berhasil
Off 17:00 12,66 On On Off On On Berhasil
On 18:00 12,32 On On On Off On Berhasil
Off 18:00 12,32 On On On On On Berhasil
On 19:00 12,01 On On On Off On Berhasil
Off 19:00 12,01 On On On Off Off Berhasil

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sistem Kendali (Lanjutan)


VA Sensor Lamp
Jam VDC USB Inverter STK Ket
C PIR u
On 20:00 11,98 On On On Off On Berhasil
Off 20:00 11,98 On On On Off Off Berhasil
On 21:00 11,96 On On On Off On Berhasil
Off 21:00 11,96 On On On Off Off Berhasil
On 22:00 11,94 On On On Off On Berhasil
Off 22:00 11,94 On On On Off Off Berhasil
On 23:00 11,91 On On On Off On Berhasil
Off 23:00 11,91 On On On Off Off Berhasil
On 24:00 11,87 Off Off Off Off On Berhasil
Off 24:00 11,87 On Off Off Off Off Berhasil

Berdasarkan data hasil pengujian sistem kontrol yang dibandingkan

dengan tabel 3.5 untuk gazebo pintar dengan sumber daya sel surya pada tabel

4.4, dapat disimpulkan bahwa sistem kontrol sesuai dengan kondisi yang

dipengaruhi waktu, sensor tegangan AC, sensor tegangan DC dan sensor PIR.

Dimana beban USB hanya menyala jika tegangan DC aki di atas 11,91 v dan

dengan waktu yang menunjukkan jam 8:00 hingga 23:00. Beban lampu hanya

menyala jika sensor PIR dalam konsisi on, tegangan DC aki diatas 11,97 v dan

dengan rentang waktu jam 18:00 hingga 23:00. Sedangkan inverter akan menyala

dalam kondisi listirk PLN off dan tegangan dc aki diatas 12,32 v. Hasil pengujian

sistem kendali dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.5 Pengukuran Beban Dengan Sistem Kedali

Arus
Jam Tegangan (V) Arus Lampu (A) Arus USB(A) Jmlh USB
Inverter
8:00 12,68 0 0 0 0
9:00 13,07 0 0,34 1 0
10:00 13,12 0 0,33 1 0
11:00 13,62 0 0,94 3 0
12:00 13,8 0 2,08 5 0
13:00 13,77 0 2,05 5 0
14:00 13,61 0 0,56 2 0
15:00 13 0 0,32 1 0
16:00 12,83 0 0,93 3 0
17:00 12,66 0 0,92 3 0
18:00 12,32 0,98 0,91 3 0
19:00 12,01 0,96 0,57 2 0
20:00 11,98 0,92 0,56 2 0
21:00 11,96 0,91 0 0 0
22:00 11,94 0,91 0 0 0
23:00 11,91 0,9 0 0 0

Setelah melakukan pengujian dan pengukuran dari pembuatan gazebo

pintar dengan sumber sel surya pada sistem kendali, penulis mendapatkan

beberarapa data. Dalam pengujian kendali lampu, lampu hanya akan menyala

ketika konsisi baterai lebih besar dari 11,3 v dan waktu antara diatas sama dengan

jam 18:00 sampai diatas sama dengan jam 23:00 dan PIR mendeteksi on. Untuk

sistem kendali USB, USB akan bisa digunakan dan aktif dalam kondisi baterai

dengan tegangan lebih besar dari 11,6 v dan dalam rentang waktu diatas sama

dengan jam 8:00 hingga jam 23:00.

Untuk pengujian sistem kendali backup PLN, sistem backup hanya akan

menyala dalam kondisi sumber dari PLN terputus dengan kondisi tegangan lebih

dari 12,3 v dan rentang waktu diatas jam 08:00 hingga jam 23:00. Data-data

sistem kendali gazebo pintar dengan sumber se surya ditampilkan pada Tabel 4.4

Hasil Pengujian Sistem Kendali Lampu Otomatis, Tabel 4.5 Hasil Pengujian

Sistem Kendali Port USB dan Tabel 4.6 Pengujian Sistem Kendali Backup PLN.
4.4 Kelebihan dan Kekurangan

4.4.1 Kelebihan

Alat ini mememiliki kelebihan antara lain :

1. Alat dipasang langsung sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa.

2. Desain alat sangat sederhana sehingga mudah dalam menyusun dan

merangkainya.

3. Perangkat keras yang mudah digunakan dan banyak dipasaran.

4. Sistem banyak menggunakan sensor digital sehingga memudahkan dalam

pemrograman.

5. Pemrograman dengan menggunakan bahasa C masih mudah digunakan.

4.4.2 Kekurangan

Alat ini mememiliki kelebihan antara lain :

1. Beberapa perangkat menggunakan kayu sehingga terlihat kurang rapi.

2. Sensor tegangan DC yang menggunakan sensor analog sedikit sulit

digunakan karena suhu sedikit ikut berpengaruh.

3. Ruang plafon yang sempit sehingga harus berhati-hati dalam meletakkan

aki agar tidak bersentuhan dengan atap.

4. Atap yang tinggi dan mudah bergerak sehingga sulit dalam berpijak untuk

peletakkan panel surya.


5. Tidak adanya cover untuk instalasi di plafon membuat komponen mudah

berdebu dan memerlukan perawatan lebih.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan, peneliti

menyimpulkan:

1. Hardware alat yang dibuat sesuai dengan desain mekanik alat. Dengan

program bahasa C dengan menggunakan sistem kendali yang berpusat

pada arduino.

2. Gazebo sudah memiliki sumber listrik dari PLN yang didukung oleh

sumber listrik dari panel surya. Sehingga ketika listrik dari PLN mati

gazebo masih memiliki sumber listrik yang dapat digunakan.

3. Ketersediaan kotak kontak untuk pengisian daya gadget telah ditambahkan

port USB yang dapat digunakan untuk charging perangkat elektronik yang

menggunakan charging USB type-A.

4. Pada pengujian sensor tegangan DC yang menggunakan pin analog dapat

menampilkan tegangan yang dihasilkan oleh aki sehingga dapat

membatasi penggunaan yang diatur pada sistem kendali.

5. Dari hasil pengujian sistem kendali kinerja alat sesuai dengan alogaritma

alat yang direncanakan. Dimana inverter akan menyala ketika jam 8:00-

23:00 dengan kondisi VDC > 12,3 v dan VAC off. USB akan menyala

ketika jam 8:00-23:00 dengan kondisi VDC > 11,6 v. Lampu akan

menyala ketika jam 18:00-23:00 dengan kondisi VDC > 11,3 v dan PIR

on.

83
5.2 Saran

5.2.1 Untuk Peneliti

1. Dalam pembuatan alat pengujian tidak dilengkapi dengan pengujian

efisiensi alat sehingga peneliti berharap penelitian dapat dilanjutkan

hingga tahap efisiensi.

2. Dalam pemasangan masih kurang rapi sehingga diharapkan untuk

penelitian selanjutnya dapat memperbaiki dan merapikan alat.

3. Dibutuhkan penguasaan yang lebih mendalam terkait keseluruhan alat.

5.2.2 Untuk Lembaga/Universitas

1. Peneliti menyarankan kepada universitas untuk memberikan pandangan

yang jelas terkait pelaksanaan tugas akhir.

2. Peneliti menyarankan kepada universitas untuk melengkapi dan

memperbaharui peralatan-peralatan praktikum yang dapat membantu

mahasiswa dalam melaksanakan tugas akhir.

3. Peneliti menyarankan kepada universitas untuk memiliki program terkait

pelaksanaan tugas akhir untuk membantu penyelesaiian pengerjaan tugas

akhir.
DAFTAR PUSTAKA

Abady, Risky. (2016). 8 Pengertian Penelitian dna Pengembangan Menurut Para


Ahli. https://satujam.com/penelitian-dan-pengembangan/ [8 Juli 2018]

Akbar, Muhammad. (2017). Realtime Database Sensor Menggunakan Arduino


Uno untuk Keperluan Sistem Informasi. Makasar: ILKOM Jurnal Ilmiah
Vol.9, No.1.

Ardan, Dani. Panduan Lengkap Penggunaan 1602/2004 IIC i2C LCD untuk
Arduino.http://www.belajarduino.com/2016/06/how-to-connect-1602-
2004-iic-i2c-lcd-to.html.[8 Juli 2018].

Arfiyanto, Farid, dkk (2013). Perancangan Prototype Web-Based Online


Smarthome Controlled by Smarthome. Semarang: Tugas Akhir, UNDIP.

Ayudilah Triwahida. 2000 Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor PIR (Pasive
Infrared Receiver) Berbasis ATMEGA 8535. Diakses dari
http://publication.gunadarma.ac.id/bitsream/123456789/4919/1/Sistem
pengamananRumahDenganSensorPir(PasivveInfrared)BerbasisMikrokontr
olrATmega8535.pdf. Tanggal 10 Juli 2018.

Borg, W.R dan Gall, M.D. 1989. “Educational Research: An Introducing, Fifty
Edition”. New York: Longman.

Dewi, Sari Utama. (2017). Perancangan Bangunan Infrastruktur Pendidikan


(Gazebo) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro. Lampung :
TAPAK. Vol. 6, No. 2.

Faudin, Agus. (2017). Tutorial Arduino Mengakses Modul RTC DS3231,


https://www.nyebarilmu.com/tutorial-arduino-mengakses-module-rtc-
ds3231/ [17 Januari 2019]
Kurnianto, Danny., Hadi, Abdul Mujib., Wahyudi, Eka. (2016). Perancangan
Sistem Kendali Otomatis Pada Smart Home Menggunakan Modul Arduino
UNO. Purwokerto: ST3 Telkom Purwokerto Vol. 5, No.2.

Lim, Resmana., Christanto, Danny., Hannawati, Anies. 2004. “Perancangan dan


85
Pembuatan Adapter Penghubung Keyboard IBM PS/2 dengan Port USB
Personal Computer”. Surabaya: Jurusan Teknik Elektro Vol.4, No.1.

Lubis, Abubakar dan Sudrajat, Adjat. (2006). Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik.:
BBPT PRESS.

Marpaung, Perlindungan Pandapotan. Efektivitas Sel Photovoltaic Sel Surya


Metoda Perlakuan Penyinaran Cahaya Lampu R_G_B pada Permkaan
Sample Sel Surya. Banten : Jurnal IPTEK, Vol 9, No. 1

Prabowo, Santoso Eko. (2015) Pengaruh Penerapan PLTS Terhadap Penghematan


Listrik Rumah Tinggal. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Sihombing, Donny TB. (2013). Perancangan Sistem Penerangan Jalan umum dan
Taman di Areal Kampus USU Dengan (Aplikasi di Areal Pendopo dan
Lapangan Parkir). Medan : DTE FT USU.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta
Suhardi, Diding. (2014). Prototipe Controller Lampu Penerangan LED ( Light
Emition Diode) Independent Bertenaga Surya. Malang: JURNAL GAMMA
Vol. 10, No.1.

Suprayogi, M. (2016), Jurnal Energi 2. Jakarta: Kementrian ESDM.


http://ww.esdm.go.id. [20 Juni 2018]

Syafaat, Achmad.(2015) Model Kontrol Lampu Ruangan Menggunakan Sensor


PIR dan Sensor Cahaya. Bogor : Universitas Pakuan.

Syahwil, Muhammad. (2013). Panduan Mudah Simulasi dan Praktik


Mikrokontroler Arduino Yogyakarta: ANDI.
Yurmama, Fajar, Tri.2009. Perancangan Software Aplikasi Pervasive Smart
Home, (http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/1239/1039. [8
Juli 2018]

Lampiran-1 Dokumentasi

Pemasangan Solar Charge Controller


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Proses pemasangan kabel pada Solar Charge Controller
Sumber: Dokumentasi Pribadi

87

Proses pemasangan Inverter


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Proses pemasangan kabel input inverter


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Proses pemasangan sistem kendali
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Proses perakitan sistem kendali


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemasangan Penel Surya
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemasangan Solar Charge Controller


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemasangan Inverter
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemasangan Relay
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemasangan Relay
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Port Untuk Input dan Output Box Kendali


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemasangan Keseluruhan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Lampiran-2 Rangkaian Keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai