Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

UPAYA PENGGUNAAN SENSOR LDR PADA ALARM ANTI


MALING DI SEKITAR KOST GANG YATEK
BOGOR TENGAH

Disusun oleh :
Sandra Ruth Nehemia (J3D117069)
Farhan Firdaus (J3D217201)
Fikri Firdaus (J3D117114)
Iqbal Putra Dewangga (J3D217185)
Siti Aliatun Marzuqoh (J3D117018)
Fuad Hasyim (J3D217199)

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
i

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Upaya Penggunaan Sensor LDR pada Alarm Anti Maling di Sekitar Kost
Gang Yatek Bogor Tengah” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Dhea Ayuningsih selaku
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di Sekolah Vokasi IPB yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penggunaan alat alarm anti maling ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi memperbaiki makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bogor, 22 April 2019

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Metode 2
a. Tempat dan Waktu Penelitian 2
b. Subjek Penelitian 2
c. Komponen Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Tinjauan Pustaka 4
2.1.1 Papan PCB (Printed Circuit Board) 4
2.1.2 Resistor 5
2.1.3 Transistor 5
2.1.4 Buzzer 6
2.1.5 LDR (Light Dependent Resistor) 7
2.1.6 Switch 8
2.1.7 LED (Light Emitting Diode) 9
2.2 Hasil dan Pembahasan 9
2.2.1 Cara alarm dapat berbunyi apabila ada objek yang mendekati arah sensor 9
2.2.2 Menyusun rancangan rangkaian alarm anti maling dengan menggunakan
software Proteus 8 Professional 10
BAB III SIMPULAN DAN SARAN 12
3.1 Simpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
iii

DAFTAR GAMBAR

1 Printed Circuit Board 4


2 Resistor 5
3 Transistor A1015 6
4 Buzzer 7
5 Light Dependent Resistor 8
6 Switch 9
7 Light Emitting Diode 9
8 Rangkaian alarm anti maling 11
9 Hasil merakit tanpa laser 15
10 Hasil merakit beserta laser 15
11 Hasil ketika menggunakan laser dan buzzer berbunyi 15
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sering kali mendengar kasus kemalingan rumah maupun terhadap barang-
barang berharga. Tindakan kriminal ini susah diketahui oleh pemilik barang
berharga. Biasanya akan diketahui setelah terjadi musibah kemalingan tersebut.
Keadaan seperti ini tentu membuat masyarakat menjadi tidak nyaman dan merasa
resah terhadap barang berharga. Kebanyakan orang untuk menjaga sistem
keamanan barang berharga menggunakan CCTV (Closed Circuit TeleVision), yang
dapat merekam gerak-gerik setiap aktivitas orang.
Salah satu kelemahan menggunakan CCTV adalah setelah mengetahui adanya
musibah kemalingan, maka seseorang hanya bisa melihat dari rekaman gambar
yang sudah terjadi, dan pelaku kemalingan dapat diungkap. Setelah dilakukan
analisa terhadap gambar yang ditangkap serta harus memantau gerak-gerik setiap
orang, upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terhadap bahaya
pencurian yaitu menggunakan alat alarm anti maling. Prinsip kerja alarm anti
maling adalah ketika suatu objek bergerak mendekati alarm, maka alarm tersebut
akan berbunyi dengan keras sehingga kemungkinan besar pemilik barang akan
menyadari adanya pencuri dan mengundang perhatian ke orang lain.
Perkembangan teknologi dan informasi sekarang ini mengalami kemajuan
yang signifikan dan sangat pesat. Teknologi canggih telah banyak ditemukan
seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Dengan beberapa alat-
alat elektronika dan software penguji Proteus 8 Professional, penulis bisa
mengkonstruksi suatu alarm yang sederhana, namun memiliki fungsi yang hampir
sama dengan alarm anti maling yang dijual di pasaran. Selain itu, dengan berbekal
kemampuan dasar di dalam sistem elektronika, penulis sudah bisa menyusun alarm
anti maling ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam menyusun makalah ini yaitu


2

1 Bagaimana cara alarm dapat berbunyi apabila ada objek yang mendekat ke arah
sensor?
2 Bagaimana menyusun rancangan rangkaian alarm anti maling dengan
menggunakan software Proteus 8 Professional?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan alat alarm anti maling ini adalah


1. Untuk mendapatkan suatu rangkaian sistem alarm yang dapat mendeteksi
maling dan menjelaskan proses kerjanya.
2. Memperoleh sebuah informasi yang jelas mengenai cara kerja model
pengolahan input sensor dan model responnya.

1.4 Metode

Dalam pembuatan perangkat ini, jenis metode penelitian yang digunakan


adalah eksperimental. Metode ini digunakan untuk mendapatkan rancangan alat
dengan cara menguji rangkaian-rangkaian elektronika. Adapun perincian
pelaksanaannya yang dilakukan dalam pembuatan alat alarm anti maling ini yaitu
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kost Yatek Bogor Tengah, hari Senin, 30 April
2018.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu manusia atau orang yang ini melakukan pencurian.
c. Komponen Penelitian
Adapun komponen yang digunakan dalam penelitian adalah
Alat:
1. Solder listrik
2. Multimeter
3. Penyedot timah
Bahan:
1. Papan PCB bor
2. Resistor 1K Ω (3 buah)
3. Resistor 4K 7Ω (1 buah)
3

4. Resistor 2K 2Ω (3 buah)
5. Transistor A1015 (1 buah)
6. Buzzer 5V DC (1 buah)
7. SCR tipe FIR 3D (1 buah)
8. LDR (Light Dependent Resistor) (1 buah)
9. Baterai 6V DC (1 buah)
10. Socket baterai (1 buah)
11. Switch (1 buah)
12. LED (Light Emitting Diode) (1 buah)
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Papan PCB (Printed Circuit Board)


Printed Circuit Board atau disebut juga PCB adalah sebuah papan sirkuit
cetak yang penuh dengan sirkuit dari logam yang menghubungkan komponen
elektronik yang berbeda jenis maupun sama satu sama lain tanpa kabel. Umumnya
papan sirkuit ini terbuat dari bahan ebonite atau fiber glass yang salah satu atau
kedua sisinya dilapisi oleh lapisan tembaga. Untuk PCB yang mempunyai lapisan
tembaga hanya pada salah satu sisi permukaannya saja disebut PCB satu sisi
(Singlelayer). Sedangkan PCB yang mempunyai lapisan tembaga di kedua sisi
permukaannya disebut PCB dua sisi (Multilayer). (Hafidz, 2017).
PCB (Printed Circuit Board) merupakan tempat pemasangan komponen
elektronika yang jalur hubungannya menggunakan papan berlapis tembaga.
Lempengan tembaga ini dipasangkan pada bahan alas dengan sejenis bahan perekat
yang harus tahan terhadap panas, bahan kimia maupun tegangan listrik.
(Sukardiyono, 2016).
Papan rangkaian tercetak atau printed circuit board (PCB) adalah piranti
yang esensial dan penting bagi kalangan akademik, hobbyist, profesional, dan
industri besar. (Maria & Susianti, 2018). Jadi kesimpulan dari pengertian papan
PCB menurut penulis adalah papan sirkuit cetak yang terbuat dari logam yang
berfungsi untuk tempat pemasangan komponen elektronik bisa digunakan bagi
kalangan akademik, hobbyist, profesional dan industri besar.

Gambar 1 Printed Circuit Board


5

2.1.2 Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen pasif yang memiliki fungsi untuk
mengatur arus listrik. Resistor diberi lambing huruf R dengan satuannya yaitu Ohm
(Ω). Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit
elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan
induktansi. Resistor dapat dintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit
cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit,
kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus
rangkaian agar tidak terbakar. (Panjaitan, Frans, & Augusta, 2012).
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan
dalam rangkaian elektronika. Hampir setiap peralatan elektronika menggunakan-
nya. Pada dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai
resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur
arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. (Nawali, 2015).
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat
arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. (Prasti, Djusmin, 2012). Jadi
kesimpulan dari pengertian resistor menurut penulis adalah salah satu komponen
pasif yang sering ditemukan dalam rangkaian elektronika yang memiliki nilai
resistansi untuk menghambat arus listrik.

Gambar 2 Resistor

2.1.3 Transistor
Transistor merupakan suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan
semikonduktor. Ada dua macam transistor yang dibagi berdasarkan fungsi, yaitu
transistor dwikutub (Bipolar Junction Transistor-BJT) dan transistor efek medan
6

(Field Effect Transistor-FET). Semikonduktor sendiri terdiri dari dua tipe, yaitu tipe
p dan tipe n. Ada dua buah bahan penyusun transistor, yang sesuai dengan jenis
semikonduktor, yaitu germanium dan silikon. (Bishop, 2011).
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika yang mempunyai
tipe yang bervariasi dengan karakteristik dan spesifikasi yang berbeda sehingga
pengaplikasiannya disesuaikan dengan kebutuhan dalam perancangan. (Handoko,
Suharto, Kristiadjie, 2015).
Transistor A1015 adalah alat semi konduktor yang dipakai sebagai penguat,
pemotong (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor yang
digunakan pada penelitian ini adalah tipe A1015 model PNP. Transistor memiliki
3 kaki, yaitu Base, Collector, dan Emitter. Pada rangkaian, transistor juga
digunakan sebagai saklar. (Rozi, Fepiliana, & Yati, 2017). Jadi kesimpulan dari
pengertian transistor menurut penulis adalah komponen aktif yang merupakan
semikonduktor terdiri dari tipe p dan tipe n dengan spesifikasi yang berbeda dapat
digunakan sebagai saklar.

Gambar 3 Transistor A1015

2.1.4 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer
hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang
terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga
menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar,
tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada
diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara
7

bolakbalik [Sic!] sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
(Budiharto, 2004).
Buzzer listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. (Rohmanu, Widiyanto, 2018). Buzzer juga
terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan
tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet. Kumparan tadi tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya. (Pratama,
2015). Jadi pengertian buzzer menurut penulis adalah mengubah sinyal listrik
menjadi suara yang terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan dialiri
menjadi elektromagnet.

Gambar 4 Buzzer

2.1.5 LDR (Light Dependent Resistor)


Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor
yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen
tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi
cahaya.Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang
mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya.Pada saat gelap atau cahaya
redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah
yang relatif kecil.Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan
elektrik.Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau
bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya
redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom
bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil
pada saat cahaya terang. (Mustofa, 2019).
LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang
nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya. Besarnya nilai
8

hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh
LDR itu sendiri. (Supatmi, 2015). LDR adalah sebagai salah satu komponen listrik
yang peka cahaya, piranti ini bisa disebut juga sebagai fotosel, fotokonduktif atau
fotoresistor. LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik
listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. (Tsauqi, Hadijaya,
Manuel, Hasan et al, 2016). Jadi kesimpulan dari pengertian LDR menurut penulis
adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang memiliki
besar nilai hambatan pada LDR yang memanfaatkan bahan semikonduktor.

Gambar 5 Light Dependent Resistor


2.1.6 Switch
Switch adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau
memisahkan bagian-bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu sistem
saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dan saklar tekan
untuk emergency). Switch Push memiliki kontak NC (normally close) dan NO
(normally open). (Kuniasih & Ardiansyah, 2016). Switch adalah suatu alat yang
berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada suatu
rangkaian, berdasarkan struktur mekanik dari switch itu sendiri. (Saleh, Haryanti
2017).
Switch/saklar adalah komponen elektikal yang berfungsi untuk memberikan
sinyal atau untuk memutuskan atau menyambungkan suatu sistem kontrol. Switch
berupa komponen kontaktor mekanik yang digerakkan karena suatu kondisi
tertentu. Jadi kesimpulan dari pengertian switch menurut penulis adalah alat untuk
menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada rangkaian sistem kontrol dengan
digerakkan karena kondisi tertentu.
9

Gambar 6 Switch

2.1.7 LED (Light Emitting Diode)

LED adalah singkatan dari Light Emiting [Sic!] Diode, merupakan


komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien
jika mengeluarkan cahaya. (Budiharto, Widodo, & Sigit, 2005). LED adalah sejenis
dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari
sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, dengan ketidakmurnian untuk
menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Panjang gelombang dari
cahaya yang dipancarkan dan warnanya. (Suharijanto, Iskandar, Supriyadi, 2016).
LED adalah salah satu jenis diode dengan fungsi khusus. LED digunakan
sebagai lampu indikator pada beberapa aplikasi elektronika. LED memiliki sifat
dan konsumsi tegangan yang rendah, usia pemakaiannya panjang, dan kecepatan
penyakelarannya cepat. (Riza, Andryries, Hermanto, 2004). Jadi kesimpulan
pengertian dari LED adalah komponen yang sejenis diode semikonduktor dengan
fungsi khusus yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.

Gambar 7 Light Emitting Diode

2.2 Hasil dan Pembahasan


2.2.1 Cara alarm dapat berbunyi apabila ada objek yang mendekati arah
sensor
Alat akan bekerja ketika switch dihidupkan (on) dengan penanda lampu
LED pada rangkaian menyala. Tegangan yang berasal dari sumber baterai 9V DC
10

akan mengalir ke komponen resistor, transistor, SCR dan LDR. Pada rangkaian,
resistor digunakan sebagai pengatur tegangan yang masuk ke SCR. Fungsi SCR
adalah sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar arus yang otomatis. Transistor
digunakan pada penelitian ini adalah tipe A1015 model PNP. Transistor memiliki
3 kaki yaitu base, collector dan emitter. Pada rangkaian, transistor juga digunakan
sebagai saklar.
Apabila LDR berada di bawah cahaya yang terang, maka banyak elektron
yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan
listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap (dibawah cahaya yang
redup) atau cahaya terhalang , bahan piringan hanya mengandung elektron bebas
dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan tinggi, maka
hal itu akan mengakibatkan alarm dapat bekerja sehingga buzzer 6V mengeluarkan
bunyi.
Jika pada siang hari alarm anti maling tidak perlu membutuhkan sinar
tambahan (laser), karena LDR dapat bekerja secara optimal dengan adanya sinar
matahari. Sedangkan pada malam hari, alarm anti maling ini memerlukan sinar
tambahan (laser) yang fokus ke LDR, karena pada malam hari LDR tidak
mendapatkan cahaya matahari, hal itu menyebabkan LDR tidak dapat bekerja
secara optimal dan LDR-nya pun sangat sensitif, ketika switch dihidupkan alarmnya
selalu mengeluarkan bunyi.

2.2.2 Menyusun rancangan rangkaian alarm anti maling dengan


menggunakan software Proteus 8 Professional
Letakkan komponen elektronika yang digunakan untuk membuat alarm anti
maling di atas papan PCB. Setelah itu, hubungkan komponen pada papan PCB
dengan menggunakan jalur Point-to-Point (PTP). Rangkaian komponen untuk
pembuatan alarm anti maling dapat dilihat pada Gambar 8.
11

Gambar 8 Rangkaian alarm anti maling


Setelah komponen elektronika dirangkai seperti gambar di atas, gunakan
multimeter untuk mengecek rangkaian apakah telah terpasang dengan benar atau
tidak. Jika rangkaian komponen elektronika telah terpasang dengan benar, maka
multimeter pun akan berbunyi. Setelah di cek dengan menggunakan multimeter,
solder semua kompenen dengan menggunakan bantuan timah. Untuk
menghubungkan semua rangkaian, gunakan kawat kecil yang digunakan
sebagai jumper.
12

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa alarm anti


maling akan otomatis berbunyi apabila sensor LDR dalam keadaan tidak terkena
sinar cahaya. Karena pada sensor LDR memiliki tahanan lebih tinggi dalam
keadaan tidak ada cahaya, sehingga alarm dapat berbunyi. Sumber bunyi pada
alarm dapat dihasilkan dengan adanya buzzer.

3.2 Saran

Berdasarkan cara kerja dari alarm anti maling ini di sarankan agar
meletakkan alat ini di pintu sehingga pada saat pintu terbuka maka pintu tersebut
akan menghalangi cahaya ataupun laser yang terkena LDR sehingga alarm dapat
berbunyi. Ada baiknya juga apabila alat ini di kembangkan lebih lanjut dengan
mengganti sensor LDR dengan sensor PIR (Passive Infrared Receiver) karena
sensor tersebut dapat mendeteksi adanya gerakan.
13

DAFTAR PUSTAKA

Aditya E, Endarko S. 2012. Transistor. Jurnal Transistor. 1(1).


Budiharto. 2004. Elektronika Digital dan Micposesor. Yogyakarta (ID): Andi
Offset.
Budiharto, Widodo F, Sigit. 2005. Elektronika Digital dan Mikroprosesor.
Yogyakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bishop, Owen. 2011. Electronics: A First Course. USA: Elsevier, LTD.
Hafidz, S.A. 2017. Pengembangan Fitur User Menu Dengan Menambahkan Fungsi
Residual Soldering Check Untuk Desain Layout PCB Menggunakan
Aplikasi ZUKEN CR-5000. 3. Jakarta (ID): Universitas Negeri Jakarta.
Handoko, Suharto H, Kristiadjie. 2015. Alat ukur karakteristik kurva bipolar
junction transistor berbasis personal computer. Tesla. 17(1).
Kuniasih M, Ardiansyah A. 2016. Simulasi monitoring dosen menggunakan switch
push on pada laboratorium komputer Universitas Budi Luhur. Jurnal Ilmiah
Komputer dan Informatika (KOMPUTA), 20. Jakarta (ID): Universitas
Budi Luhur.
Maria, P. S, & Susianti, E. 2018. Analisis karakteristik elektrik bentuk geometri
jalur printed circuit board menggunakan pendekatan finite eement. Jurnal
Teknik Elektro, 11.
Mustofa M. 2016. Sistem kendali. https://www.academia.edu/10706949/La
poran_Praktikum_Rangkaian_Light_Dependent_Resistor_LDR_ [diunduh
2019 April 24].
Nawali, Erixon D, Sherwin RUA, Sompie, Novi M. 2015. Rancang bangun alat
penguras dan pengisi tempat minum ternak ayam berbasis mikrokontroler
atmg 16. E-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 4(7).
Panjaitan R, Frans, Augusta, S. 2012. Pengatur Intensitas Cahaya Menggunakan
Transistor. Banten (ID): Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Pengertian switch atau saklar. 2015. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=
&esrc=s&source=web&cd=3&ved=2ahUKEwiOuqGuyvnhAhVP6XMBH
fGNCuYQFjACegQIARAC&url=http%3A%2F%2Feprints.polsri.ac.id%2
F1779%2F3%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw0J0ubqxQ6EoV04wu_
V_HQF. [diunduh 2019 Mei 1].

Prasti D, Djusmin VB. 2012. Aplikasi menghitung nilai hambatan resistor (studi
kasus pada mata kuliah elektronika). Jurnal Ilmiah d’ComPutarE. 2(2).
Pratama SH. 2015. RFID Sebagai Pengaman Pintu Laboratorium Jurusan Teknik
Elektro [skripsi]. Semarang(ID): Universitas Negeri Semarang.
14

Riza R, Andryries D, Hermanto D. 2004. Rancang bangun prototype perangkat


aplikasi wifi lamp berbasis mikrokontroler dan aplikasi menggunakan
platform android [skripsi]. Palembang(ID): STMIK GI MDP.
Rohmanu A, Widiyanto D. 2018. Sistem sensor jarak aman pada mobil berbasis
mikrokontroller Arduino atmega328. Junal Informatika SIMANTIK. 3(9).
Rozi F, Fepiliana, Yati U. 2017. Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR.
Palembang (ID): Universitas Sriwijaya.
Saleh M, Haryanti M. 2017. Rancang bangun sistem keamanan rumah
menggunakan relay. Jurnal Teknologi Elektro. 8(182).

Sofiana A, Yulianti I, Sujarwata. 2017. Identifikasi nilai hambat jenis arang


tempurung kelapa dan arang kayu mangrove sebagai bahan alternative
pengganti resistor film karbon. Unnes Physics Journal. 6(2).
Suharijanto, Iskandar A, Supriyadi. 2016. Evaluasi penggunaan lampu led sebagai
pengganti lampu konvensional [skripsi]. Lamongan(ID): Universitas Islam
Lamongan.
Sukardiyono, T. 2016. Metode Pemanasan Meningkat Efisiensi dan Kualitas
Pembuatan PRT. 1.
Supatmi S. 2015. Pengaruh sensor ldr terhadap pengontrolan lampu. Majalah
Ilmiah UNIKOM. 8(2).
Tsauqi AK, Hadijaya M, Manuel I, Hasan VM et al. 2016. Saklar otomatis berbasis
light dpendent resistor (ldr) pada mikrokontroler Arduino uno. Prosiding
Seminar Nasional Fisika (E-Journal). 5(21).
15

LAMPIRAN

Foto

Gambar 9 Hasil merakit tanpa laser

Gambar 10 Hasil merakit terdapat laser

Gambar 11 Hasil ketika menggunakan


laser dan buzzer berbunyi

Anda mungkin juga menyukai