Disusun oleh :
Sandra Ruth Nehemia (J3D117069)
Farhan Firdaus (J3D217201)
Fikri Firdaus (J3D117114)
Iqbal Putra Dewangga (J3D217185)
Siti Aliatun Marzuqoh (J3D117018)
Fuad Hasyim (J3D217199)
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Upaya Penggunaan Sensor LDR pada Alarm Anti Maling di Sekitar Kost
Gang Yatek Bogor Tengah” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Dhea Ayuningsih selaku
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di Sekolah Vokasi IPB yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penggunaan alat alarm anti maling ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi memperbaiki makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Metode 2
a. Tempat dan Waktu Penelitian 2
b. Subjek Penelitian 2
c. Komponen Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Tinjauan Pustaka 4
2.1.1 Papan PCB (Printed Circuit Board) 4
2.1.2 Resistor 5
2.1.3 Transistor 5
2.1.4 Buzzer 6
2.1.5 LDR (Light Dependent Resistor) 7
2.1.6 Switch 8
2.1.7 LED (Light Emitting Diode) 9
2.2 Hasil dan Pembahasan 9
2.2.1 Cara alarm dapat berbunyi apabila ada objek yang mendekati arah sensor 9
2.2.2 Menyusun rancangan rangkaian alarm anti maling dengan menggunakan
software Proteus 8 Professional 10
BAB III SIMPULAN DAN SARAN 12
3.1 Simpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
iii
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1 Bagaimana cara alarm dapat berbunyi apabila ada objek yang mendekat ke arah
sensor?
2 Bagaimana menyusun rancangan rangkaian alarm anti maling dengan
menggunakan software Proteus 8 Professional?
1.3 Tujuan
1.4 Metode
4. Resistor 2K 2Ω (3 buah)
5. Transistor A1015 (1 buah)
6. Buzzer 5V DC (1 buah)
7. SCR tipe FIR 3D (1 buah)
8. LDR (Light Dependent Resistor) (1 buah)
9. Baterai 6V DC (1 buah)
10. Socket baterai (1 buah)
11. Switch (1 buah)
12. LED (Light Emitting Diode) (1 buah)
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen pasif yang memiliki fungsi untuk
mengatur arus listrik. Resistor diberi lambing huruf R dengan satuannya yaitu Ohm
(Ω). Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit
elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan
induktansi. Resistor dapat dintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit
cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit,
kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus
rangkaian agar tidak terbakar. (Panjaitan, Frans, & Augusta, 2012).
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan
dalam rangkaian elektronika. Hampir setiap peralatan elektronika menggunakan-
nya. Pada dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai
resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur
arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. (Nawali, 2015).
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat
arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. (Prasti, Djusmin, 2012). Jadi
kesimpulan dari pengertian resistor menurut penulis adalah salah satu komponen
pasif yang sering ditemukan dalam rangkaian elektronika yang memiliki nilai
resistansi untuk menghambat arus listrik.
Gambar 2 Resistor
2.1.3 Transistor
Transistor merupakan suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan
semikonduktor. Ada dua macam transistor yang dibagi berdasarkan fungsi, yaitu
transistor dwikutub (Bipolar Junction Transistor-BJT) dan transistor efek medan
6
(Field Effect Transistor-FET). Semikonduktor sendiri terdiri dari dua tipe, yaitu tipe
p dan tipe n. Ada dua buah bahan penyusun transistor, yang sesuai dengan jenis
semikonduktor, yaitu germanium dan silikon. (Bishop, 2011).
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika yang mempunyai
tipe yang bervariasi dengan karakteristik dan spesifikasi yang berbeda sehingga
pengaplikasiannya disesuaikan dengan kebutuhan dalam perancangan. (Handoko,
Suharto, Kristiadjie, 2015).
Transistor A1015 adalah alat semi konduktor yang dipakai sebagai penguat,
pemotong (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor yang
digunakan pada penelitian ini adalah tipe A1015 model PNP. Transistor memiliki
3 kaki, yaitu Base, Collector, dan Emitter. Pada rangkaian, transistor juga
digunakan sebagai saklar. (Rozi, Fepiliana, & Yati, 2017). Jadi kesimpulan dari
pengertian transistor menurut penulis adalah komponen aktif yang merupakan
semikonduktor terdiri dari tipe p dan tipe n dengan spesifikasi yang berbeda dapat
digunakan sebagai saklar.
2.1.4 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer
hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang
terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga
menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar,
tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada
diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara
7
bolakbalik [Sic!] sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
(Budiharto, 2004).
Buzzer listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. (Rohmanu, Widiyanto, 2018). Buzzer juga
terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan
tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet. Kumparan tadi tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya. (Pratama,
2015). Jadi pengertian buzzer menurut penulis adalah mengubah sinyal listrik
menjadi suara yang terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan dialiri
menjadi elektromagnet.
Gambar 4 Buzzer
hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh
LDR itu sendiri. (Supatmi, 2015). LDR adalah sebagai salah satu komponen listrik
yang peka cahaya, piranti ini bisa disebut juga sebagai fotosel, fotokonduktif atau
fotoresistor. LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik
listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. (Tsauqi, Hadijaya,
Manuel, Hasan et al, 2016). Jadi kesimpulan dari pengertian LDR menurut penulis
adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang memiliki
besar nilai hambatan pada LDR yang memanfaatkan bahan semikonduktor.
Gambar 6 Switch
akan mengalir ke komponen resistor, transistor, SCR dan LDR. Pada rangkaian,
resistor digunakan sebagai pengatur tegangan yang masuk ke SCR. Fungsi SCR
adalah sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar arus yang otomatis. Transistor
digunakan pada penelitian ini adalah tipe A1015 model PNP. Transistor memiliki
3 kaki yaitu base, collector dan emitter. Pada rangkaian, transistor juga digunakan
sebagai saklar.
Apabila LDR berada di bawah cahaya yang terang, maka banyak elektron
yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan
listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap (dibawah cahaya yang
redup) atau cahaya terhalang , bahan piringan hanya mengandung elektron bebas
dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan tinggi, maka
hal itu akan mengakibatkan alarm dapat bekerja sehingga buzzer 6V mengeluarkan
bunyi.
Jika pada siang hari alarm anti maling tidak perlu membutuhkan sinar
tambahan (laser), karena LDR dapat bekerja secara optimal dengan adanya sinar
matahari. Sedangkan pada malam hari, alarm anti maling ini memerlukan sinar
tambahan (laser) yang fokus ke LDR, karena pada malam hari LDR tidak
mendapatkan cahaya matahari, hal itu menyebabkan LDR tidak dapat bekerja
secara optimal dan LDR-nya pun sangat sensitif, ketika switch dihidupkan alarmnya
selalu mengeluarkan bunyi.
BAB III
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Berdasarkan cara kerja dari alarm anti maling ini di sarankan agar
meletakkan alat ini di pintu sehingga pada saat pintu terbuka maka pintu tersebut
akan menghalangi cahaya ataupun laser yang terkena LDR sehingga alarm dapat
berbunyi. Ada baiknya juga apabila alat ini di kembangkan lebih lanjut dengan
mengganti sensor LDR dengan sensor PIR (Passive Infrared Receiver) karena
sensor tersebut dapat mendeteksi adanya gerakan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Prasti D, Djusmin VB. 2012. Aplikasi menghitung nilai hambatan resistor (studi
kasus pada mata kuliah elektronika). Jurnal Ilmiah d’ComPutarE. 2(2).
Pratama SH. 2015. RFID Sebagai Pengaman Pintu Laboratorium Jurusan Teknik
Elektro [skripsi]. Semarang(ID): Universitas Negeri Semarang.
14
LAMPIRAN
Foto