Anda di halaman 1dari 66

KERJA PRAKTEK

PROSES MEMINIMALISIR LOSSES KERNEL


MENGGUNAKAN KALSIUM KARBONAT (CaCO3) PADA STASIUN
CLAYBATH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Program S-1

Oleh :
RIFKY JULIANDA
NIM : 170120003

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, alhamdulillahi robbil 'alamin assholatu wassalamu 'ala


asyrofil ambiya'i wal mursalin, wa'ala alihi wasohbihi ajma'in. Puji dan syukur
kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan kesehatan hingga saat
ini saya dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Shalawat beriringkan
salam saya hadiahkan kepada junjungan besar umat islam Nabi Muhammad
SAW, tauladan sepanjang maşa.

Laporan Kerja Praktek (KP) yang berjudul "Proses Meminimalisir


Losses Kernel Menggunakan Kalsium Karbonat (CaCO3) Pada Stasiun
Claybath” selama melaksanakan Kerja Praktek (KP) di PT. LANGKAT
MAKMUR JAYA SAWITA (LMJS). Laporan ini dibuat dengan tujuan sebagai
syarat terlaksananya salah satu mata kuliah agar dapat menyelesaikan gelar
sarjana. Adapun kegiatan laporan ini dapat dijadikan bahan bacaan umum bagi
pembaca yang membutuhkan

Penulisan dan penyelesaian laporan ini banyak pihak yang terlibat dan
membantu penulis dalam penyelesaian laporan Kerja Praktek ini, mulai dari
dukungan ilmu, pengalaman bahkan dukungan moril, maupun berupa data yang
dibutuhkan dalam menunjang penulisan laporan ini. Untuk itu tak lupa penulis
şampaikan rasa hormat dan terima kaşih yang dalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fitra, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng selaku
Rektor Universitas Malikussaleh.
2. Bapak Dr. Muhammad, S.T., M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh
3. Bapak Asnawi, S.T., M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Malikussaleh.
4. Bapak Abdul Rahman, S.T., M.Eng selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.
5. Bapak Zulfahmi, S.T., M.T selaku dosen pembimbing saya Kerja
Praktek (KP)

i
6. Staf pengajar dan administrasi Jurusan Teknik Mesin Universitas
Malikussaleh
7. Bapak Sukandar selaku Manager sekaligus instruktur lapangan Kerja
Praktek (KP) saya di PT. Langkat Makmur Jaya Sawita.
8. Bapak Tian Syahputra selaku Kepala Maintenance dan sekaligus
pembimbing Kerja Praktek (KP) saya di PT. Langkat Makmur Jaya Sawita.
7. Seluruh mandor dan karyawan di PT. Langkat Makmur Jaya Sawita yang
memberikan banyak ilmu ditempat saya melaksanakan Kerja Praktek (KP).
8. Orang tua saya yang telah memberikan dorongan motivasi dan berkat doa
mereka, Suwoyo ialah ayah saya tercinta dan Sukarti ibu saya tercinta.
9. Serta teman-teman yang selalu memberikan semangat dan support.

Dalam penulisan laporan ini berbagai permasalahan telah penulis alami,


oleh karena itu, terselesaikannya laporan ini tentu saja bukan karena kerja keras
penulis sendiri, namun karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
diatas. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
sangat mengharapkan respon dari pada pembaca, baik itu berupa kritik yang
membangun maupun saran. Dengan harapan adanya keterlibatan pembaca,
laporan dengan topik pembahasan yang serupa dapat lebih baik dari laporan
sebelumnya. Semoga laporan ini bermanfaaat bagi penulis dan semua pihak yang
membacanya. Amin Ya Robbal Alamin.

Buluh Telang, 20 April 2021

Rifky Julianda
Nim. 171020003

ii
LEMBAR PENGESAHAAN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini, pembimbing Kerja Praktek Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh menyatakan bahwa laporan
Kerja Praktek (KP) dari :

Nama : Rifky Julianda


Nim : 170120003
Jurusan : Teknik Mesin

Telah diperiksa dan dinyatakan sudah selesai melaksanakan Kerja Praktek pada
tanggal 22 Maret 2021 sampai dengan 22 April 2021. Lokasi Kerja Praktek: PT.
Langkat Makmur Jaya Sawita.

Mengetahui, Bukit Indah, 17 November 2021


Ketua Prodi Teknik Mesin Pembimbing,

Abdul Rahman, S.T., M.Eng Zulfahmi, S.T., M.T


Nip.196811202003121001 Nip.197004302002121002

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan dan Manfaat 2
1.5 Rincian Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) 3

BAB II GAMBARAN UMUM PROSES 4

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan 4


2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha 4
2.3 Visi dan Misi 6
2.4 Lokasi Perusahaan 7
2.5 Sistem Manajemen 7
2.6 Spesifikasi Produk 9
2.7 Struktur Ketenagakerjaan Perusahaan 9

BAB III DASAR TEORI 11


3.1 Proses Pengolahan Stasiun Kernel 11
3.1.1 CBC (cake breaker conveyor) 12
3.1.2 Depericarper 12

iv
3.1.3 Nut polishing drum 13
3.1.4 Nut silo 14
3.1.5 Ripple mill 14
3.1.6 LTDS (light tenerat dry separator) 14
3.1.7 Claybath 15
3.1.8 Nut silo dryer 15
3.1.9 Kernel storage 15
3.2 Proses Claybath 16
3.2.1 Motor listrik 17
3.2.2 Kalsium karbonat (CaCO3) 18
3.2.3 Air (H2O) 19
3.3 Klasifikasi Claybath 20
3.3.1 Reservoir tank 20
3.3.2 Cyclone claybath 21
3.3.3 Vibrating claybath 22
3.3.4 Stirrer 23
3.3.5 Circulating pump 24
3.3.6 Shell conveyor dan kernel conveyor 25
3.4 Nut Kernel / Inti 26
3.5 Cangkang Kelapa Sawit 28
3.6 Larutan 29
3.7 Massa Jenis 30
3.8 Faktor-faktor Kehilangan Inti (Losses Kernel) 31
3.8.1 Kapasitas aktual ripple mill 31
3.8.2 Persentase output LTDS 1 & LTDS 2 32
3.8.3 Persentase umpan yang masuk ke claybath 33
3.8.4 Mengukur specific gravity suspensi claybath 33
3.8.5 Melakukan analisa losses kernel di claybath 34
3.9 Standar Losses 35

v
BAB IV TUGAS KHUSUS 36
4.1 Proses Pemisahan Kernel Dengan Cangkang 36
4.2 Percobaan Penekanan Losses Kernel Pada Proses Claybath 39
4.3 Parameter Pengamatan 41
4.4 Losses Kernel 42
4.4.1 Menentukan losses kernel 43
4.4.2 Menentukan berat jenis larutan CaCO3 44
4.5 Hasil percobaan 45

BAB V PENUTUP 46
5.1 Kesimpulan 47
5.6 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 49
LAMPIRAN 50

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Schedule Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) 4


Tabel 2.1 Spesific Crude Palm Oil (CPO) 9
Tabel 2.2 Spesific Palm Kernel (PK) 9
Tabel 3.1 Perhitungan Kalsium Karbonat (CaCO3) dan Air (H2O) 19
Tabel 3.2 Standar Produk Kernel 26
Tabel 3.3 Standar Losses Kernel 35
Tabel 4.1 Spesifikasi Circulating Pump Vertical 39
Tabel 4.2 Data Losses Kernel Pada Claybath 43
Tabel 4.3 Data Berat Jenis Larutan Pada Claybath 45

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pabrik Kelapa Sawit 6


Gambar 2.2 Logo PT. Langkat Makmur Jaya Sawita 6
Gambar 2.3 Lokasi Pabrik PT. Langkat Makmur Jaya Sawita 7
Gambar 2.4 Struktur Tenaga Kerja 10
Gambar 3.1 Bagan Proses Stasiun Kernel 11
Gambar 3.2 Cake Breaker Conveyor (CBC) 12
Gambar 3.3 Depericarper 13
Gambar 3.4 Nut Polishing Drum 13
Gambar 3.5 Ripple Mill 14
Gambar 3.6 Proses Claybath 15
Gambar 3.7 Alur Proses Claybath 16
Gambar 3.8 Motor Listrik 17
Gambar 3.9 Kalsium Karbonat (CaCO3) 18
Gambar 3.10 Dimensi Claybath 20
Gambar 3.11 Reservoir Tank 21
Gambar 3.12 Cyclone Claybath 22
Gambar 3.13 Vibrating Claybath 22
Gambar 3.14 Stirrer 23
Gambar 3.15 Sirculating Pump 24
Gambar 3.16 Screw Conveyor 25
Gambar 3.17 Kernel/Inti Kelapa Sawit 27
Gambar 3.18 Cangkang Kelapa Sawit 28
Gambar 3.19 Grafik Perbandingan Losses Kernel dan Kernel Dirt 34
Gambar 4.1 Motor Listrik Penggerak Stirrer 37
Gambar 4.2 Circulating Pump Vertical 38
Gambar 4.3 Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang 41

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia
dipahami sebagai unit ekstraksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil
(PKO) dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun dari unit-unit
proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Pabrik
kelapa sawit adalah pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
produk utama berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Dalam suatu
proses pengolahan, kuantitas dan kualitas merupakan tujuan utama yang harus
dicapai dengan biaya seminimal mungkin serta menghasilkan keuntungan
semaksimal mungkin.
Selain Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK) merupakan salah satu
produk utama yang dihasilkan dari PKS. Palm Kernel (PK) dihasilkan dari suatu
rangkaian proses pengolahan di stasiun Kernel. Kernel atau biasa disebut biji/inti
adalah salah satu produk untuk menghasilkan minyak inti sawit yang berkualitas,
maka digunakan alat atau mesin pemecah biji. Proses pengolahan biji kelapa sawit
terjadi pada stasiun kernel dengan beberapa tahapan-tahapan proses seperti:
depericarper, riplle mill, dan claybath. Kemudian kernel yang sudah terlepas dari
cangkangnya akan di proses menjadi Palm Kernel Oil (PKO) yang memiliki
kualitas lebih tinggi dari pada minyak nabati lainya sehingga dapat banyak
manfaat untuk digunakan sebagai bahan kosmetik dan sebagainya. Pengutipan
Palm Kernel (PK) pada stasiun ini salah satunya terjadi pada suatu alat yang
bernama Claybath.
Palm Kernel (PK) dengan kualitas yang baik dapat di lakukan dengan
proses awal yaitu pemisahan cangkang dengan biji/kernel yang sudah pecah pada
proses claybath menggunakan larutan air dan kalsium karbonat (CaCO3). Dengan
menggunakan prinsip kerja berat jenis (BJ) maka perbedaan berat jenis antara
pecahan cangkang dan biji akan berbeda, dengan demikian cangkang yang berat
akan tenggelam sedangkan biji akan mengapung. Biji sawit basah memiliki berat

1
2

jenis 1,07 gr sedangkan cangkang 1,15 gr -1,20 gr. Maka untuk memisahkan inti
dan cangkang dibuat berat jenis larutan 1,8 gr-1,14 gr sehinga inti mengapung dan
cangkang akan tenggelam.
Namun pada kenyataannya kernel losses yang terjadi setelah proses ini
masih tinggi. Hal yang mempengaruhi terjadinya kernel losses di Claybath adalah
material balance cracked mixture yang tidak seimbang, untuk memperoleh losses
kernel yang sesuai standar dapat menggunakan Hydrocyclone yang diletakkan
sebelum Claybath. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian mengenai teknik
minimalisasi kernel losses di Claybath.
Dengan mengetahui peran penting untuk menjaga kualitas inti sawit maka
dalam laporan kerja praktek ini akan dilakukan observasi mengenai proses-proses
pada stasiun kernel di PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil


beberapa rumusan masalah yang akan dibahas di dalam laporan praktek kerja ini
setelah dilakukan pengambilan data pada pabrik LMJS.
1. Bagaimana peranan Kalsium Karbonat (CaCO3).
2. Bagaimana proses pengolahan pada stasiun claybath yang menghasilkan
nut/kernel yang baik.
3. Mengindetifikasi losses kernel pada stasiun calybath.
4. Bagaimana proses meminimalisir losses kernel pada stasiun claybath.

1.3 Batasan masalah

Sebelum penulis melanjutkan penulisan laporan, penulis terlebih dahulu


menentukan batasan-batasan masalah agar pembahasan didalam laporan ini tidak
terlalu meluas maka penulis membatasi masalah pembahasan pada :
1. Proses pengolahan pada stasiun claybath.
2. Penggunaan Kalsium Karbonat (CaCO3).
3

1.4 Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan penulis dalam penulisan laporan ini adalah mencoba


mengaplikasikan ilmu perkuliahan didalam sebuah permasalahan di dunia kerja
yaitu untuk mengetahui losses pada proses claybath pada stasiun kernel di PT.
LMJS.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kehilangan inti (losses kernel)
pada proses Claybath dengan menggunakan CaCO3 sebagai larutan pemisah
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui peran CaCO3 untuk menekan losses kernel pada proses


claybath.
2. Memberi informasi kepada pembaca tentang proses claybath pada stasiun
kernel.
3. Sebagai sumber informasi kepada perusahaan pengolahan kelapa sawit
tentang media pemisah pada proses claybath.

1.5. Rincian Pelaksanaan Kerja Praktek (KP)

Yang ditampilkan pada Tabel 1.1 adalah absensi dan kegiatan selama
melakukan kerja praktek yang dilaksanakan selama satu bulan penuh, terhitung
mulai pada tanggal 22 Maret 2021 sampai dengan 22 April 2021. Pelaksanaan
kerja praktek dilakukan pada hari senin sampai dengan hari jumat dengan jam
kerja yaitu mulai jam 08.00 – 16.00 WIB, prosedur pelaksanaan ini sudah
ditentukan oleh PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS).
4

Tabel 1.1 Schedule Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) di PT. LMJS

No Hari & Tanggal Jam Kerja Kegiatan Penanggung Jawab


Senin, 08.00-16.00 Perkenalan diri Bapak Tian Syahputra
1 22 maret 2021 WIB kepada pekerja Mandor Maintenance
pabrik
Selasa - Jumat 08.00-16.00 Memahami proses Bapak Dian Mandor
2 23 - 26 maret 2021 WIB stasiun perebusan Pengolahan

Senin - Jumat 08.00-16.00 Memahami proses Bapak Dian Mandor


3 29 maret - 2 april WIB stasiun threser Pengolahan
2021
Senin - Jumat 08.00-16.00 Memahami proses Bapak Dian Mandor
4 5 - 9 april 2021 WIB stasiun press Pengolahan

Senin - Jumat 08.00-16.00 Memahami proses Bapak Dian Mandor


5 12 - 16 april 2021 WIB stasiun klarifikasi Pengolahan

Senin - Rabu 08.00-16.00 Memahami proses Bapak Dian Mandor


6 19 – 21 april 2021 WIB stasiun kernel Pengolahan

Kamis, 08.00-13.00 Pelepasan Kerja Bapak Tian Syahputra


7 22 april 2021 WIB Praktek (KP) dan Bapak Sukandar
Maganer
BAB II

GAMBARAN UMUM PROSES

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS) merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit. PT. Langkat Makmur Jaya Sawita
(LMJS) dibangun sejak tahun 2018 yang bertempat di Dusun Proyek Raya, Desa
Buluh Telang, Kec. Padang Tualang, Kab. Langkat. PT. Langkat Makmur Jaya
Sawita (LMJS) dan telah beroperasi sejak Januari 2020.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS) hanya mengolah buah kelapa
sawit (Tandan Buah Sawit/TBS) untuk dijadikan minyak kelapa sawit mentah
crude palm oil (CPO) dan inti kelapa sawit palm kernel (PK) dengan kapasitas
pabrik 20 ton/jam. Alur proses pengolahan kelapa sawit pada PT. LMJS
diperlihatkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan Buah
Stasiun penerimaan buah atau sering disebut stasiun penyortiran buah
terdiri dari timbangan dan loading ramp. Timbangan berfungsi untuk mengetahui
berat apa saja yang masuk dan keluar dari pabrik berupa tandan buah segar (TBS),
minyak kelapa sawit / crude palm oil (CPO), kernel, fiber, shell, dan yang lainnya
yang penting untuk ditimbang. Sedangkan untuk loading ramp berfungsi untuk
pensortiran buah yang masuk sesuai dengan kriteria yang diterima pabrik.
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Stasiun perebusan terdiri dari sterilizer. Sterilizer memiliki bentuk panjang
26 m dan diameter pintu 2,1 m. Bagian dalam sterilizer dilapisi Wearing Plat
setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan steam, dibawah sterilizer terdapat
lubang yang gunanya untuk pembuangan air condesat agar pemanasan didalam
sterilizer tetap seimbang. Tandan buah segar (TBS) yang sudah di sortir
selanjutnya akan direbus dengan sterilizer dengan suhu sekitar 95oC-105oC dan

4
5

tekanan 2,8-3,0 Bar (kg/cm) selama 80-90 menit.. Pada saat tandan buah segar
(TBS) direbus, tekanan dan suhu haruslah tinggi. Perebusan ini bertujuan untuk
menurunkan tingkat keasaman lemak bebas dan mengurangi kadar air sehingga
memudahkan saat proses pembrondolan pada thresher dan melembutkan daging
buah untuk pemisahan antara biji dah buahnya.
3. Stasiun Penebah (Thresher)
Stasiun thresher terdiri dari hoisting crane dan thresher. Setelah buah di
rebus dengan sterilizer, lori yang berisi tandan buah rebus (TBR) diangkat dengan
hoisting crane kemudian masuk ke thresher. Pada proses ini buah/brondolan
dipisahkan dari tandan sawit dengan menggunakan mesin penebah (thresher)
dengan cara mengangkat dan membanting tandan buah rebus tersebut.
4. Stasiun Press
Stasiun press terdiri dari digester dan screw press. Buah yang telah diolah
hingga ketahap ketiga akan diproses preshing. Proses keempat ini merupakan
proses inti, dimana minyak diambil dari daging buah dengan screw untuk
mendapatkan minyak. Pada stasiun ini ada dua hasil yang didapat yaitu, minyak
mentah (crude oil) dan (serat) fiber.
5. Stasiun Pemurnian Minyak (Klarifikasi)
Stasiun pemurnian minyak terdiri dari Sand Trap Tank, Vibrating Screen,
Crude Oil Tank, Vertical Continius Tank, Oil Tank, Floater Tank, Vacum
Dryer, Sludge tank, Sand Cyclone, Buffer Tank, Decanter, Fat Fit, dan Storage
Tank. Setelah proses preshing minyak dari buah, barulah di dapat minyak kasar.
Selanjutnya minyak tersebut akan lebih disempurnakan dengan berbagai macam
proses seperti fraksinasi, sedimentasi, pengutipan dan penyaringan. Setelah
melalui tahap penyempurnaan minyak dipompakan ke storage tank untuk tempat
penyimpanan sementara sebelum dikirim.
6. Stasiun Kernel
Stasiun pengolahan biji terdiri dari Cake Breaker Conveyor, Depericarper,
Nut Polishing Drum, Destoner, Nur Grading Drum, Nut Silo, Ripple Mill,
Cracked Mixer Conveyor, Light Tenera Dust Superator I/II, Claybath/Hydro
Cyclone, Kernel Dryer, Kernel Bunker. Pada proses pengolahan biji, biji akan
6

melalui bebrapa tahapan dan menghasilkan produk utama yaitu kernel dan
produk sampingan berupa fibre dan shell. Fibre dan shell dimanfaatkan sebagai
bahan bakar boiler dan bisa juga dijual sebagai produk sampingan.

Gambar 2.1 Alur Proses Pengolahan Kelapa Sawit

2.3 Visi dan Misi

Adapun visi dan misi pada pabrik LMJS dibuat untuk menjaga kredibilitas
kinerja pabrik, visi dan misi sebagai berikut :
Visi ialah menjadi perusahaan agrobisnis yang paling produktif dan paling
inovatif di dunia.
Sedangkan misi pada PT LMJS adalah menjadi panutan dan berkontribusi untuk
pembangunan serta kesejahteraan bangsa. Adapun logo dari PT. LMJS pada
Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Logo PT Langkat Makmur Jaya Sawita


7

2.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi peta google map PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS) yang
ditampilkan pada Gambar 2.3 adalah Dusun Proyek Raya, Desa Buluh Telang,
Kec. Padang Tualang, Kab. Langkat, Prov. Sumatera Utara PT. Langkat Makmur
Jaya Sawita (LMJS) di bangun sejak tahun 2018 dan telah beroperasi sejak
Januari 2020.

Gambar 2.3 Lokasi Perusahaan

2.5 Sistem Manajemen

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada karyawan PT. LMJS sesuai dengan
jabatanya :
1. Direktur, bertugas dan bertanggung jawab dalam memimpin dan mengelola
perusahaan sesuai dengan Visi, Misi, strategi dan tujuannya.
2. Manager, bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan perusahaan dan
pengawasan terhadap bawahan agar bekerja sesuai dengan yang telah
direncanakan dan sebagai penaggung jawab semua kegiatan yang ada
diperusahaan.
8

3. Proses, bertugas menjalankan proses produksi dan melakukan proses control


terhadap proses produksi serta melakukan evaluasi terhadap proses
produksi.
4. Laboratorium, bertugas untuk memeriksa kualitas CPO & Palm kernel yang
dihasilkan setiap hari guna memastikan bahwa standar yang telah ditetapkan
telah dipenuhi. Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan
pengawasan terhadap TBS serta menganalisa komposisi dari buah tersebut
dan pengujian-pengujian lainnya.
5. KTU, bertugas sebagai penanggung jawab di bagian tata usaha atau
administrasi baik keuangan, gudang maupun kepersonaliaan.
6. Maintenance, bertugas untuk melaksanakan seluruh program
kegiatan/pekerjaan pemeliharaan dan perawatan unit mesin-mesin utama
serta mesin pendukung pengolahan buah sawit yang telah ditetapkan.
Maintenance bertanggung jawab untuk mengawasi / mengendalikan seluruh
aspek pelaksanaan perawatan dan perbaikan unit mesin pengolahan termasuk
pengawasan dan pengendalian waktu dan biaya dengan tetap memperhatikan
aspek teknis
Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang ada di PT. Langkat Makmur Jaya
Sawita adalah 92 orang yang terdiri dari, 1 orang pimpinan, 1 orang manajer, 37
orang karyawan pelaksana bidang proses, 22 orang karyawan pelaksana bidang
lab, 16 orang karyawan pelaksana bidang KTU, dan 15 orang pelaksana bidang
maintenance.
9

2.6 Spesifikasi Produk

PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS) menghasilkan produk Crude


Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Diperlihatkan pada Tabel 2.1 adalah
Spesifikasi Crude Palm Oil (CPO).

Tabel 2.1 Spesifikasi CPO


No Parameter Satuan Hasil
1 Kandungan air %berat 0,052
2 Kandungan ALB %berat 5,595
3 Berat jenis (400C) Kg/m3 905
4 Viscositas (400C) Mm2/s 16,45

Sedangkan Spesifikasi Palm Kernel (PK) pada PT. Langkat Makmur Jaya Sawita
(LMJS) diketahui pada Tabel 2.2 yaitu,
Tabel 2.2 Spesifikasi Palm Kernel (PK)

No Parameter Persentase Standar


1 Kadar Air (moisture) Maks. 7 % to FFB
2 Kadar Kotoran (dirt) Maks. 6 % to FFB
3 Kernel Pecah Maks. 13 % to FFB
(broken kernel)
4 Asam Lemak Bebas Maks. 3% to FFB
(Free Fatty Acid)
10

2.7 Struktur Ketenagakerjaan Perusahaan

PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS) memiliki struktur


ketenagakerjaan perusahaan dan dapat diketahui pada Gambar 2.4, sebagai standar
opersaional kerja dan bertujuan untuk menjaga setiap proses pengolahan hingga
menghasilkan mutu dan kualitas yang baik.

DIREKTUR
per

MANAGER

PROSES LAB. KTU MAINTENANCE


PENGOLAH

Gambar 2.4 Struktur Tenaga Kerja


BAB III

DASAR TEORI

3.1 Proses Pengolahan Stasiun Kernel


Pada Gambar 3.1 diperlihatkan bagan proses pada stasiun adalah
pemecahan cangkang biji sawit untuk mengambil bijinya atau nut, maka untuk
menghasilkan nut yang bagus dan sesuai dengan standarnya ada beberapa
tahapan sebagai berikut :

CBC DEPERICARPER BOILER

NUT POLISHING DRUM

NUT SILO

RIPPLE MILL
LT
DS
1

STIRRER LT
RESERVOIR TANK
DS
CLAYBATH
2

CYCLONE VIBRATING CONVEYOR


CANGKANG
CLAYBATH CLAYBATH
CONVEYOR
KERNEL
SILO DRYER

KERNE
L

Gambar 3.1 Bagan Proses Stasiun Kernel

11
12

3.1.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)

Cake Breaker Conveyor berfungsi untuk memecahkan ataupun


memisahkan biji dengan fiber dari hasil proses screw press yang bertujuan untuk
memudahkan proses pada depericarper. Pada proses CBC juga terjadi penguapan
akibat pemanasan pada digester dengan suhu 98°C sebelum masuk di proses
screw press. Selain itu CBC juga berfungsi sebagai media transportasi dari press
ke depericarper menuju juga ke nut polishing drum, diperlihatkan cake breaker
conveyor pada Gambar 3.2.

Untuk 1 unit Cake Breaker Conveyor (CBC) dengan panjang 30 meter,


melayani 4 mesin press. CBC sering mengalami kegagalan transfer akibat
putusnya as pada CBC. Jika terjadi kegagalan transfer maka fiber akan
menumpuk pada titik pembuangan mesin press, selain itu umpan bahan bakar
boiler terganggu karena cangkang dan ampas kelapa sawit tidak terkirim ke
tungku bahan bakar.

Gambar 3.2 Cake Breaker Conveyor

3.1.2 Depericarper

Depericarper berfungsi sebagai menghisap fiber dari CBC yang akan


jatuh ke nut polishing drum, diketahui pada Gambar 3.3. prinsip kerja
depericarper sangat berpengaruh terhadap berat jenis benda, berat jenis antara
fiber dengan biji tentu saja berbeda, maka berat jenis fiber lebih ringan dari
13

berat jenis biji sehingga fiber akan terhisap fan yang ada pada depericarper
dan biji akan jatuh dan masuk ke nut polishing drum. Fiber yang terhisap fan
akan dibawa menuju boiler sebagai bahan bakar.

Gambar 3.3 Depericarper

3.1.2 Nut Polishing Drum

Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah membersihkan biji dari serabut –
serabut yang masih melekat, membawa biji dari depericarper ke nut transport,
memisahkan biji dari sampah, memisahkan gradasi nut. Nut Polishing Drum
dapat diperlihatkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Nut Polishing Drum


14

3.1.4 Nut Silo


Nut silo adalah tempat penampungan sementara dari hasil pembersihan
fiber, nut silo memiliki beberapa ukuran dan bentuk berbeda-beda sesuai standar
dan kebutuhan pabrik. Fungsi dari nut silo ini adalah bertujuan untuk mengatur
volume biji yang akan masuk ke ripple mill sehingga ripple mill dapat bekerja
dengan baik.

3.1.5 Rippel Mill


Yang diperlihatkan pada Gambar 3.5 adalah riplle Mill yang berfungsi
untuk memecahkan nut. Pada riplle Mill terdapat rotor bagian yang berputar pada
riplle plate bagian yang diam. Nut masuk diantara rotor dan riplle plate sehingga
saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.

Gambar 3.5 Ripple Mill

3.1.6 Light Tenera Dust Separator (LTDS)

Light Tenera Dust Separator (LTDS) berfungsi untuk memisahkan


cangkang dan inti dari proses ripple mill dan akan membawa cangkang untuk
bahan bakar boiler. Pecahan cangkang mempunyai ukuran dan bentuk yang lebih
besar dari inti biji/kernel dan akan terhisap ke atas untuk dialirkan ke boiler.
15

3.1.7 Claybath

Claybath yang di tampilkan pada Gambar 3.6 adalah proses pemisahan


cangkang dan kernel (biji inti) yang masih belum bersih dengan menggunakan
rendaman air (H2O) dan kalsium karbonat (CaCO3).

Gambar 3.6 Claybathy

3.1.8 Nut Silo Dryer

Nut silo dryer merupakan alat yang berfungsi untuk pemasakan nut/kernel
dengan menggunakan steam, bertujuan agar kernel mudah untuk dipecah, untuk
mendapatkan kernel sesuai standart yaitu kecil dari 8%. Prinsip yang digunakan
adalah pemberian steam pada silo dryer dengan suhu berkisar antara 90-95oC
dimana waktu pemasakan kernel adalah 14-15 jam. Ciri-ciri kernel yang sudah
siap di masak akan berubah warna menjadi coklat kehitaman serta tampak
berminyak pada tampilanmya.

3.1.9 Kernel Storage

Kernel storage tank berbentuk silinder terbuat dari plat aluminium


berbentuk lengkung disambung dan melingkar keatas. Pada PT. LMJS memiliki 1
buah kernel tank yang berkapasitas 178 ton.
16

3.2 Proses Claybath


Proses claybath merupakan bak yang berisi larutan pemisah yaitu H 2O dan
CaCO3 yang ditampilkan pada Gambar 3.7 yaitu alur proses claybath. Fungsi dari
claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan
beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada
perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu
cairan yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat
jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis cairan akan terapung diatas dan
yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam.

Gambar 3.7 Alur Proses Claybath


Prinsip yang digunakan pada claybath ini adalah memisahkan antara
cangkang dan nut/inti dengan campuran air dengan kalsium karbonat dengan
bantuan putaran mesin. Penambahan larutan dimana sebelumnya dipastikan
stirrer telah dijalankan, dengan jalannya motor penggerak vibrating screen, dan
menjalankan pompa sirkulasi larutan untuk mengisi cyclone tempat pemisahan,
pastikan keadaan campuran larutan selalu dalam keadaan konstan dan kapasitas
pompa sirkulasi agar disetting, untuk menghindari turbelensi pada bak pemisahan
(claybath).
Larutan yang tersuspensi dalam air dan memiliki berat jenis larutan di atas
satu, tergantung dari konsentrasi yang dilarutkan. Larutan ini dapat digunakan
17

untuk memisahkan dua kelompok padatan yang memiliki berat jenis (BJ) yang
berbeda. Inti sawit basah memiliki berat jenis 1,07 gr/cm3 sedangkan cangkang
1,15 gr/cm3 - 1,20 gr/cm3. Maka untuk memisahkan inti dan cangkang dibuat BJ
larutan 1,8 gr/cm3 - 1,14 gr/cm3 sehinga inti mengapung dan cangkang akan
tenggelam. Hasil gilingan pemecah biji masuk kedalam bak claybath dan inti
mengapung sedangkan cangkang bergerak kedasar bak, kemudian cangkang
dihisap dari dasar bak dan dipompakan kedalam saringan yang dikirim melalui
shellhopper/shell conveyor ke boiler.

3.2.1 Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi


energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik disebut generator atau dynamo, motor listrik yang
diperlihatkan pada Gambar 3.8 adalah jenis motor listrik yang dapat
ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci,
pompa air dan penyedot debu. Motor listrik disini berfungsi sebagai alat
pengaduk larutan air (H2O) dengan kalsium karbonat (CaCO3) agar larutan
dapat tercampur merata.

Gambar 3.8 Motor Listrik (sumber lzzgchina.com)


18

3.2.2 Kalsium Karbonat (CaCO3)


Proses pengolahan pada stasiun claybath penggunaan CaCO3 sangat
penting karena pada proses pemisahan cangkang dan inti menggunakan dua jenis
pemisahan yaitu basah dan kering. Pemisahan basah menggunakan larutan dari
H2O dan CaCO3 sebagai media pemisah, sedangkan jenis pemisah kering
menggunakan LTDS separator.
Kapur adalah batuan sedimen terutama terdiri dari kalsium karbonat
(CaCO3) dalam bentuk kalsit mineral. Batuan ini paling sering terbentuk
diperairan laut yang dangkal. Batu kapur di alam jarang ada yang murni, karena
umumnya mineral ini selalu terdapat partikel kecil kuarsa, felspar, mineral
lempung pirit, siderit dan mineral lainnya. Dalam mineral batu kapur terdapat juga
pengotor, terutama ion besi.
Kalsium karbonat (CaCO3) adalah salah satu senyawa umum kalsium.
Dipanaskan untuk bentuk quicklime (CaCO3), yang kemudian ditambahkan ke air
(H2O). ini membentuk bahan lain yang dikenal sebagai kapur (Ca(OH)2), yang
merupakan bahan dasar murah yang digunakan di seluruh industri kimia. Kapur,
marmer dan batu kapur adalah semua bentuk kalsium karbonat. Kalsium karbonat
(CaCO3) dapat ditampilkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Kalsium Karbonat (CaCO3)


19

Kalsium karbonat (CaCO3) umumnya berwarna putih dan umumnya sering


dijumpai pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu gamping. Selain itu kalsium
karbonat juga banyak dijumpai pada stalaktit dan stalagmite yang terdapat di
sekitar pegunungan. Karbonat yang terdapat pada stalaktit dan stalagmite berasal
dari tetesan air tanah selama ribuan hari bahkan tahunan. Seperti namanya,
kalsium karbonat ini terdiri dari 2 unsur kalsium dan 3 unsur oksigen. Setiap
unsur karbon terikat kuat dengan 3 oksigen, dan ikatanya lebih longgar dari
ikatan antara karbon dengan kalsium pada satu senyawa (Saroddin, 2013).

3.2.3 Air (H2O)


Air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup, dibumi hampir
71% permukaan diselimuti air, maka dari pada itu air sangatlah penting. Dalam
proses pekerjaan pabrik PKS sangat dibutuhkan air untuk bahan pengolahan atau
sumber bahan bakar. Pada proses ini air dibutuhkan sebagai bahan campuran
untuk pengolahan claybath. Pada Tabel 3.1 dijelaskan hasil perhitungsn CaCO3
berdaraskan berat jenis larutan. Larutan CaCO3 dan H2O berfungsi sebagai media
pemisah antara cangkang dan kernel.

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan CaCO3 Berdasarkan Volume Air Claybath


Sumber : Data olahan (2010)
Campuran CaCO3 dan H2O

Perbandingan 1:1
CaCO3 murni

Sg Vol
CaCO3 Air
air
karung karung
(@50 (@50 (@25
kg kg) kg kg) kg kg)

1.10 2854 856.2 17 570.8 11 570.8 23

1.12 2854 927.55 18.5 642.15 13 642.15 26

1.13 2854 956.09 19 713.5 14 713.5 29


20

3.3 Klasifikasi Claybath


Proses claybath memiliki beberapa bagian diantaranya dapat diketahui
pada Gambar 3.10 dimensi claybath yaitu, reservoir tank, vibrating claybath,
stirrer, reservoir, circulating pump, shell conveyor.

Gambar 3.10 Dimensi Claybath


Bak claybath (reservoir tank) berfungsi sebagai tempat atau wadah penampungan
yang berisi campuran air dengan CaCO3, campuran ini berfungsi untuk
memisahkan nut kernel dengan pecahan cangkangnya dengan membedakan berat
jenis benda.

3.3.1 Reservoir Tank


Bak claybath (reservoir tank) berfungsi sebagai tempat atau wadah
penampungan yang berisi campuran H2O dengan CaCO3, berat jenis campuran
biasanya diatas satu dan berada pada berat jenis kernel dan cangkang, campuran
ini berfungsi untuk memisahkan nut kernel dengan pecahan cangkangnya dengan
membedakan berat jenis benda. Didalam reservoir tank terdapat pengaduk untuk
21

melarutkan campuran air dan kalsium karbonat sampai merata. Contoh bentuk
reservoir tank pada Gambar 3.11.
Reservoir tank biasanya berbentuk silinder berdiameter 2-3 m dan tinggi 1,5 - 2 m
sesuai dengan tempat dan kapasitas produksi stasiun kernel apabila jumlah
produksi mencapai jumlah >20 ton/jam sudah pasti memiliki tank reservoir
dengan diameter yang lebih besar.
motor

stir
rer 2m

Sircula
ting
pump

Gambar 3.11 Reservoir Tank

3.3.2 Cyclone Claybath

Pada Gambar 3.12 dijelaskan cara kerja Cyclone adalah gaya sentrifugal
yang diciptakan sehingga membuat massa lebih besar terlempar keluar dan akan
mendesak kebawah dimana massa lebih kecil akan terdesak ke tengah dan naik
karena tekanan rendah yang tercipta saat berputar.

Bentuk kerucut akan membantu tingkat separasi dari massa dan ukuran besar saat
diujung maka gaya gravitasi akan menangkap ukuran tersebut.

Cyclone claybath adalah alat yang dapat memisahkan antara kernel dengan
cangkangnya, setelah proses perendaman pada reservoir tank berat jenis cangkang
lebih berat dari kernel sehingga cangkang akan tenggelam dan kernel akan
mengapung. Berat jenis kernel 1,07 sedangkan cangkang 1,15-1,20.
22

Gambar 3.12 Cyclone Claybath (sumber dokumen.tips)

3.3.3 Vibrating Claybath


Vibrating pada proses claybath diketahui pada Gambar 3.13 adalah tempat
atau wadah penampungan yang tersekat antara kernel dan cangkang dengan
getaran, getaran yang terjadi akibat motor penggerak listrik yang bertujuan untuk
melancarkan jalannya kernel dan cangkang apabila sewaktu-waktu terdapat
penumpukan kernel maupun cangkang sehingga menyebabkan penyumbatan.
Pada proses ini juga terdapat penyemprotan air pada bagian sekatan kernel yang
bertujuan untuk membersihkan kernel dari kotoran ataupun CaCO3.
23

Gambar 3.13 Vibrating Claybath (sumber lzzgchina.com)

3.3.4 Stirrer
Stirrer adalah alat pengaduk yang digerakan dengan motor penggerak
bertenaga listrik. Diperlihatkan pada Gambar 3.14 yaitu stirrer memiliki banyak
jenis, dapat kita ketahui pada kehidupan sehari-hari seperti : mixer, blander dan
lain-lain. Pada proses ini stirrer yang digunakan untuk pengaduk air dan CaCO3
memiliki bentuk yang sesuai dengan besarnya tank reservoir. Stirrer pada proses
ini sangatlah penting karena untuk dapat mengetahui berat jenis antara kernel dan
cangkang campuran larutan harus benar merata sehingga berat jenis larutan harus
pas diantara berat jenis kernel dan cangkang.

Gambar 3.14 Stirrer (sumber www.pmlinter.com)


24

3.3.5 Circulating Pump


Pada Gambar 3.15 diperlihatkan sirculating pump yaitu pompa yang
bersirkulasi, dan digerakkan menggunakan motor penggerak bertenaga listrik.
Pada proses claybath circulating pump berfungsi untuk mempompakan cangkang,
dan kernel dari tank reservoir ke cyclone claybath. Jenis pump yang digunakan
pada proses ini adalah jenis Dynamic pump atau pompa dinamis adalah jenis
pompa yang ruang kerjanya dinamis atau tidak berubah selama pompa tersebut
bekerja. Jadi untuk menaikkan tekanan yang ada bisa dilakukan tanpa harus
mengubah volume aliran fluida. Perubahan energi yang bekerja pada pompa ini
adalah energi mekanik menjadi energi kinetik, lalu diubah lagi menjadi energi
potensial. Adapun elemen utama pompa jenis ini berupa rotor impeler yang dapat
berputar dengan kecepatan tinggi. Pompa dinamis ini terkenal karena mampu
bekerja dengan kecepatan tinggi dan bisa menghasilkan debit aliran yang juga
tinggi. Beberapa kelebihan yang dimiliki pompa sentrifugal ini adalah
1. Mampu menghasilkan aliran fluida yang halus (smooth)
2. Tekanan yang dihasilkan pada discharge pompa bisa seragam
3. Biaya perawatan dan operasional yang rendah
4. Mampu bekerja dengan kecepatan tinggi

Gambar 3.15 Sirculating Pump


25

3.3.6 Shell Conveyor dan Kernel Conveyor

Shell conveyor adalah conveyor yang mengirim cangkang ke tempat


penampungan atau ke boiler untuk bahan bakar. Sedangkan kernel conveyor
adalah conveyor yang mengirim kernel ke silo dryer. Adapun contoh conveyor
diperlihatkan pada Gambar 3.16.
Pada conveyor ini memiliki bentuk yang sama hanya saja benda yang diangkut
yang berbeda dengan arah yang berbeda. Biasanya bentuk conveyor ini seperti
bentuk spiral pada sebuah baut (screw conveyor) dan digerakan dengan mesin
penggerak listrik.

Gambar 3.16 Screw Conveyor


26

3.4 Nut Kernel / Inti


Inti terdapat didalam biji kelapa sawit yang telah dilapisi tempurung.
Dalam satu buah terdapat satu biji yang mengandung inti. Bentuk inti sawit bulat
padat atau agak gepeng berwarna coklat hitam. Pada Tabel 3.2 dijelaskan yaitu
inti sawit mengandung lemak, protein, serat dan air. Terdapat variasi komposisi
inti sawit dalam hal padatan non minyak dan nonprotein. Bagian yang disebut
Extractabel non protein yang mengandung sukrosa, gula pereduksi dan pati.

Tabel 3.2 Standar Kernel Produksi PKS SWA


No Parameter Persentase Standar
1 Kadar Air (moisture Maks. 7 % to FFB
2 Kadar Kotoran (dirt Maks. 6 % to FFB
3 Kernel Pecah Maks. 13 % to FFB
(broken kernel)

4 Asam Lemak Bebas Maks. 3% to FFB


(Free Fatty Acid)

Sumber: Data Laboratorium PKS SWA (2010)

Yang diperlihatkan pada Gambar 3.17 adalah Inti kelapa sawit atau kernel
palm merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging
buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan.
Kernel merupakan bagian terpenting kedua setelah mesokarp karena dari
inti inilah akan dihasilkan PKO sebagai produk unggulan kedua setelah CPO. Inti
ini mengandung minyak yang warnanya jernih, dan kualitas minyak inti lebih
baik jika dibandingkan dengan kualitas minyak daging buah (mesocarp). Hanya
saja kandungan minyaknya lebih sedikit dibanding dengan kandungan minyak
daging buah. Kandungan minyak yang terkandung di dalam inti kering sekitar 44
- 53 %. Minyak inti sawit atau PKO (Palm Kernel Oil) banyak digunakan
sebagai bahan baku pada berbagai industri pangan dan non pangan. Minyak inti
27

sawit sangat baik digunakan dalam industri, misalnya industri pembuatan minyak
margarine. (Ririn Nurhadayati, 2010).
Pada pemakaiannya, lemak yang terkandung di dalam inti sawit (disebut minyak
inti sawit) diekstraksi dan sisanya atau bungkilnya yang kaya protein dipakai
sebagai bahan makanan ternak. Bungkil inti sawit di inginkan berwarna relatif
terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah.
Pada suhu tinggi inti sawit dapat mengalami perubahan warna. Minyaknya akan
lebih gelap dan sulit dipucatkan. Suhu tertinggi pada pengolahan minyak sawit
adalah pada perebusan, yaitu sekitar 95oC-105oC. Suhu kerja maksimum dibatasi
setinggi itu untuk menghindarkan terlalu banyak inti yang berubah.
Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu rumit bila
dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti sawit bulat
padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit mengandung lemak,
protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya
disebut minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein
digunakan sebagai bahan makanan ternak. (Mangoensoekardjo, 2003).

Gambar 3.17 Inti Kelapa Sawit (kernel)


28

3.5 Cangkang Kelapa Sawit


Yang diperlihatkan pada Gambar 3.18 adalah cangkang sawit yang
merupakan produk sampingan dari Crude Palm Oil yang banyak dipakai oleh
industri sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Tidak hanya itu saja, cangkang
sawit ini memiliki kelebihan dibandingkan bahan bakar industri lainnya, yakni
lebih ramah kepada lingkungan, dan tidak mencemarkan lingkungan sehingga
masyarakat sekitar industri bebas dari infeksi saluran pernapasan akut. Kegunaan
dan kelebihan cangkang sawit sebagai bahan alami yang memiliki banyak
manfaat bagi berbagai industri dan tentunya dengan biaya yang lebih rendah.

Gambar 3.18 Cangkang Kelapa Sawit

Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa
sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Tempurung
buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang aktif
dimanfaatkan oleh berbagai industri, antara lain industri minyak, karet, gula dan
farmasi. Selain itu tempurung kelapa sawit digunakan hanya sebagai bahan bakar
pembangkit tenaga uap dan bahan pengeras jalan. (Fauzi, 2002).
29

3.6 Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada
suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya,
jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat
terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara
umum, larutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut
tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat,
walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara
umum kurang peka terhadap suhu dari pada kelarutan padatan atau gas dalam zat
cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

3.6.1 Pembuatan Larutan


Pembuatan larutan pemisah dilakukan dengan mencampurkan H2O
sebanyak 100 liter dan CaCO3 dengan berat yang masing-masing berbeda, yakni
2,5 kg, 3,5 kg dan 4,5 kg, sehingga akan terbentuk tiga larutan yang berbeda,
kemudian dilakukan pengadukan terhadap tiga larutan yang terbentuk dengan
kecepatan putaran yang sama setelah itu pengukuran massa jenis air dilakukan
dengan menggunakan hydrometer, setelah mengetahui massa jenis sampel
dimasukkan sebanyak 1 kg, kedalam tiga larutan tersebut, pengambilan sampel
pada larutan satu dilakukan pasca waktu 5 menit berlalu, sedangkan pada larutan
ke dua dilakukan pengambilan sampel pasca 10 menit berlalu dengan halnya
pada larutan ketiga dengan waktu 15 menit berlalu, namun pada setiap perlakuan
30

dilakukan masing-masing tiga pengulangan, hasil losses kernel pada masing-


masing larutan selanjutnya ditimbang kemudian dikalkulasi dengan
menggunakan rumus yang ada, dari hasil dari masing-masing perhitungan diatas
selanjutnya akan menjadi pembanding untuk menentukan larutan terbaik.

3.7 Massa Jenis


Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI
massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Satu zat berapa pun massanya berapa pun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah :

Keterangan :

ρ = adalah massa jenis


m = adalah massa
V = adalah volume

Satuan massa jenis dalam CGS (centi-gram-sekon) adalah gram per sentimeter
kubik (g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3. Massa jenis air murni adalah 1 g/cm 3 atau
sama dengan 1000 kg/m3.

Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk
menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2
menghitung massa jenis, atau yang dinamakan ‘Massa Jenis Relatif’. Rumus
massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama.
31

3.8 Faktor-faktor Kehilangan Inti (Losses Kernel)


Inti sawit biasanya menjadi second product di pabrik kelapa sawit, sering
dikorbankan untuk mendapatkan minyak sawit terutama di pengoperasian screw
press. Tekanan double cone yang diberikan kadangkala melebihi yang diijinkan
50-60 Bar sehingga banyak inti sawit menjadi hancur dan cenderung tenggelam
pada proses claybath, hal lain pula yang menyebabkan losses kernel adalah
media pemisah yang kurang atau massa jenis pada larutan pemisah pada
claybath.
Rumus perhitungan kehilangan kernel.

Keterangan :

Nl = Presentase kehilangan inti

Ml = Massa kehilangan inti

Ms = Massa sampel

Adapun beberapa tahapan terjadinya kehilangan inti (losses kernel) pada proses
claybath dengan melakukan beberapa pengujian sebagai berikut :

3.8.1 Kapasitas Aktual Ripple Mill,


Kapasitas aktual Ripple mill digunakan sebagai acuan untuk menentukan
kapasitas olah Nut dengan cara mengatur Nut feeder yang ada di bawah Nut
hopper. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Nut feeder yang ada dibawah Nut hopper dibuka penuh (100%)
2. Crakced mixture ditampung menggunakan karung berukuran 25 kg
pada titik sampel yang telah disediakan (cracked mixture conveyor)
selama 15 detik sebanyak 70 kali percobaan.
3. Sampel tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan ukuran
30kg.
32

4. Kapasitas aktual Ripple mill dihitung dengan menggunakan rumus :

3.8.2 Persentase Proses LTDS 1 & LTDS 2


Menguji persentase kernel dan cangkang hasil pemisahan dari LTDS 1
dan LTDS 2 dengan cara menampung kernel yang keluar dari KDS serta
menampung cangkang yang keluar dari Cyclone LTDS. Setelah itu lakukan
perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

Proses LTDS 1 (hisapan tahap pertama)

Hisapan ini merupakan upaya untuk menghilangkan debu dan partikel halus
seperti pecahan cangkang, inti dan serat. Alat penghisap ini disebut ltds yang
terdiri dari kolom dan dilengkapi dengan air lock. Hisapan ini umumnya agak
lemah, sehingga hanya bertujuan untuk mengurangi volume campuran inti
cangkang.
Proses LTDS 2 (hisapan tahap kedua)

Hisapan ini bertujuan untuk memisahkan cangkang dari inti. Dalam hal ini
terjadi pemisahan cangkang dengan hisapan, yaitu karena bentuknya yang
lempeng dan tipis mudah terangkat keatas akibat hisapan sedang inti yang
umumnya bulat dan tebal jatuh kebagian kolom bawah. Hisapan yang terlalu
kuat akan menyebabkan inti ikut terangkut keatas dan menyebabkan efisiensi
pengutipan inti turun, dan jika hisapan terlalu lemah maka dalam inti banyak
dijumpai cangkang. Oleh sebab itu pada PKS yang memiliki hydrocyclone
33

sering dibuat tekanan kuat sehingga diperoleh inti bersih. Sedangkan tumpukan
cangkang yang masih banyak mengandung inti diolah dalam hydrocyclone,
sehingga diperoleh 3 jenis keluaran yaitu: inti kering, inti basah dan cangkang.

Pada tahap pertama, digunakan hisapan udara dengan kecepatan 1415m/detik, di


mana fraksi berat jatuh kebawah dan fraksi ringan masuk ke tahap pemisah
kedua. Fraksi berat di sini berupa batu dan potongan besi. Sementara, fraksi
ringan di sini berupa kernel, biji, cangkang, dan debu. Pada tahap pemisahan
kedua, digunakan hisapan udara dengan kecepatan7,5 - 9,0 m/detik, dimana
fraksi ringan berupa serabut, cangkang halus, dan debu bersama hisapan udara
diteruskan ke cangkang silo untuk bahan bakar boiler.

3.8.3 Persentase Umpan Yang Masuk ke Claybath.


Menguji persentase umpan yang masuk ke Claybath dengan cara
menampung cracked mixture yang masuk ke Claybath dengan menggunakan
karung di titik sampel yang telah disediakan (Conveyor to Claybath) selama
30 detik. Uji proporsi umpan dilakukan setiap satu jam sekali. Dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

3.8.4 Mengukur Specific Gravity Suspensi Claybath.


Yang ditampilkan pada Gambar 3.19 adalah pengukuran Specific
gravity yang dilakukan dengan cara mengambil sampel suspensi hasil
keluaran dari Claybath ke dalam tabung yang telah disediakan hingga terisi
penuh, setelah itu dicelupkan Hydrometer kedalamnya, lihat dan catat nilai
Specific gravity yang terbaca lalu catat ke dalam buku catatan dan lakukan
analisa setiap 1 jam sekali.
34

Semakin mendekati specific gravity (SG) shell, sehingga akan semakin


sedikit kernel yang terikut pada shell, namun akan semakin banyak shell ringan
yang terikut pada kernel. Hal ini akan menyebabkan kotoran pada kernel akan
semakin banyak, yakni berasal dari shell yang ringan tersebut.

Gambar 3.19 Grafik Perbandingan Kernel Losses dan Kernel Dirt pada

Berdasarkan kondisi pada Gambar 3.19 tersebut, terlihat bahwa SG larutan


CaCO3 yang optimal adalah 1,15 kg/liter, yang akan menghasilkan kernel losses
sebesar 5,82 % (to sample) dan kernel dirt sebesar 6,09%. Namun jika dilihat,
kernel losses tersebut masih jauh lebih tinggi dari kondisi standar, yaitu 2 %,
sedangkan kernel dirt masih mendekati standar, yaitu 6%. Sedangkan SG
larutan yang efektif adalah 1,16 kg/liter.

3.8.5 Melakukan Analisa Losses Kernel di Claybath.


Analisa kernel losses di Claybath diawali dari pengambilan sampel
cangkang yang keluar dari Claybath setiap 1 jam sekali. Setelah selesai
lakukan quartering sample untuk mendapatkan sampel dengan berat + 1000
gram. Setelah itu pisahkan kernel yang terdapat dari cangkang dengan
kriteria kernel pecah, kernel utuh, kernel dari nut pecah serta kernel dari nut
utuh. Lalu lakukan perhitungan Kernel losses dengan rumus sebagai berikut:

% Nut to FFB x 0,4208 x 0,6307 x % kernel losses to sample x 0,86


35

3.9 Standar Losses


Pada Tabel 3.3 diperlihatkan standar losses pada masing – masing peralatan
pegolahan pada stasiun kernel.

Tabel 3.3 Standar Losses Ker

No Alat Rata – rata Standar


% Losses %
1 Fibre Cyclone 1,48 % 2.00 %

2 Ripple Mill 91.03 % 95.00 %


3 LTDS 0.72 % 2.50 %
4 Claybath 7.24 % 3.00 %
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Proses Pemisahan Kernel Dengan Cangkang

Pemisahan nut atau kernel dengan cangkang diproses pada cyclone


claybath namun sebelum melakukan pemisahan, kernel yg telah pecah bersamaan
dengan cangkang oleh ripple mill terlebih dahulu masuk kedalam bak/reservoir
tank yang berisi larutan CaCO3 dan H2O, kemudian larutan diaduk menggunakan
stirrer yang bertujuan untuk melancarkan proses pemisahan didalam bak, karena
kernel dan cangkang yang sudah pecah masih ada beberapa yang menempel
sehingga keluaran tidak sempurna. Prinsip pemisahan pada reservoir tank
berdasarkan berat jenis benda dengan berat jenis larutan yaitu, kernel memiliki
berat jenis 1,07 gr/cm3 sedangkan cangkang 1,15 gr/cm3 - 1,20 gr/cm3, maka
untuk memisahkan inti dan cangkang dibuat berat jenis larutan 1,8 gr/cm 3 - 1,14
gr/cm3 sehinga kernel mengapung dan cangkang akan tenggelam. Setelah kernel
dan cangkang dipisahkan kemudian cyclone claybath mulai bekerja dengan
system menyedot kernel yang berada di bagian atas bak reservoir dan cangkang
yang berada di bagian bawah bak, dengan menggunakan circulating pump.
Kemudian keluaran kernel dan cangkang akan ditempatkan terpisah pada
vibrating claybath dengan system getaran yang bertujuan untuk memudahkan
jalanya kernel dan cangkang akibat penumpukan, selanjutnya kernel akan
diteruskan oleh conveyor menuju kernel silo drayer untuk proses pemasakan
dengan suhu 1200C selama 7-8 jam. Sedangkan cangkang akan diteruskan oleh
conveyor menuju ke tempat penampungan yang akan digunakan untuk bahan
bakar boiler. Diketahui ada beberapa proses yang menggunakan mesin penggerak
untuk proses claybath yaitu :

36
37

1. Motor listrik

Motor listrik pada bidang industri sangat penting serta banyak digunakan. Hal
ini dikarenakan motor listrik merupakan salah satu system peralatan yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Selanjutnya energi mekanis ini
banyak digunakan untuk berbagai keperluan pelayanan beban ekonomis. Motor
listrik yang digunakan pada proses claybath yaitu untuk penggerak stirre,
mengaduk larutan bersamaan dengan cangkang dan kernel, larutan tersebut akan
menambah beban yang di berikan kepada motor sehingga pemilihan motor
penggerak harus sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Diketahui pada Gambar
4.1 yaitu motor penggerak bertenaga listrik yang digunakan bertype motor listrik
AC (alternating current).

Gambar 4.1 Motor Listrik Gambar 4.2 Circulating Pump Vertical

Daya motor listrik type AC (alternating current) yang digunakan untuk penggerak
stirrer sebagai berikut :
• Motor terpasang : 1 Unit
• Daya motor terpasang : 30 KW
• Arus motor : 58 A
• Tegangan : 380 V
• N : 1465 RPM
• F : 50 HZ
• Cos : 0,86
38

Motor listrik AC (alternating current) merupakan motor arus bolak – balik


yang paling banyak digunakan dalam industri. Hal ini dikarenakan motor induksi
mempunyai banyak keunggulan antara lain sebagai berikut :
• Bentuknya sederhana, mempunyai rangka yang kokoh, kuat dan tidak
mudah rusak.
• Harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis motor lainnya dan
banyak tersedia di pasaran.
• Efisiensinya tinggi pada keadaan normal, tidak memerlukan sikat,
sehingga rugi-rugi gesekan dapat dikurangi.
• Perawatannya lebih mudah.

• Pada waktu mulai beroperasi tidak memerlukan tambahan peralatan


khusus.

Namun perlu juga diperhatikan factor-faktor kekurangannya antara lain sebagai


berikut :
• Pengaturan kecepannya sangat mempengaruhi efisiensinya.

• Kecepatannya akan berkurang jika bebannya bertambah.

• Torsi awalnya lebih rendah daripada torsi motor DC shunt.

2. Circulating pump

Pompa sirkulasi berfungsi untuk menghisap larutan kernel dan cangkang


yang berada pada reservoir tank. Keluaran kernel dan cangkang dihisap bersama
dengan cairan larutan sehingga proses penghisapan dapat terjadi sumbat atau
mampat, sehingga daya pompa harus disesuaikan dengan pemakaian. Diketahui
pada Gambar 4.2 pompa yang digunakan type vertical.
39

Gambar 4.2 Circulating Pump Vertical

Pengaruh hasil keluaran dari reservoir tank akan berpengaruh terhadap hasil kerja
pompa, karena peran stirrer sebagai pengaduk kernel dan cangkang akan
mempengaruhi berat jenis yang terpisah dan akan berdampak pada kerja pompa
yang optimal. Diketahui pada Tabel 4.1 yaitu spesifikasi circulating pump
vertical.

Tabel 4.1 yaitu spesifikasi circulating pump vertical

No Description Specification

1 Pump SL. No IBF – 8411

2 Type Vertikal

3 Pump Model 1 – P 26 M

4 369 rpm
Speed

5 Disch 8262 m3/HR

6 Hend 10.30 MWC

7 Pump Input 233.10 KW

4.2 Percobaan Penekanan Losses Kernel Pada Proses Claybath

Percobaan penekanan losses kernel menggunakan CaCO3 yaitu pada tahap


pertama kernel dan cangkang yang memasuki bak claybath akan diaduk dan
dicampurkan dengan H2O dan CaCO3, kemudian memasuki tahap pemisahan
dengan cara perbedaan berat jenis antara kernel dan cangkang terhadap berat jenis
larutan CaCO3 dan H2O, kemudian fungsi penggunaan kalsium karbonat pada
proses claybath untuk menekan kehilangan losses kernel dimana larutan pemisah
dilakukan dengan perbandingan H2O sebanyak 100 liter dan CaCO3 dengan berat
yang masing-masing berbeda, yakni 2,5 kg dan 3,5 kg dan 4,5. sehingga akan
terbentuk tiga larutan yang berbeda, kemudian dilakukan pengadukan terhadap
40

tiga larutan yang terbentuk dengan kecepatan putaran yang sama, setelah itu
pengukuran massa jenis air dilakukan dengan menggunakan hydrometer, setelah
mengetahui massa jenis sampel dimasukkan sebanyak 1 kg, kedalam tiga larutan
tersebut, pengambilan sampel pada larutan pertama dilakukan pasca waktu 5
menit berlalu, sedangkan pada larutan ke dua dilakukan pengambilan sampel
pasca 5 menit berikutnya, dan larutan ketiga pada pasca 5 menit berikutnya,
namun pada setiap perlakuan dilakukan masing-masing dua pengulangan, hasil
losses kernel pada masing-masing larutan selanjutnya ditimbang kemudian
dikalkulasi dengan menggunakan rumus yang ada, dari hasil masing-masing
perhitungan diatas akan menjadi pembanding untuk menentukan larutan terbaik.
Adapun racangan percobaan sebagai berikut :

A = Konsentrasi penambahan CaCO3 B = Waktu

A1 : 0,25 % B1 : 5 menit

A2 : 0,35 % B2 : 5 menit

A3 : 0,45 % B3 : 5 menit

Dengan demikian, perlakuan percobaan dapat di rincikan sebagai berikut :

A1B1 : Konsentrasi CaCO3, 0,25 % dengan waktu 5 menit

A1B2: Konsentrasi CaCO3, 0,25 % dengan waktu 10 menit

A2B3: Konsentrasi CaCO3, 0,35 % dengan waktu 15 menit

A2B1 : Konsentrasi CaCO3, 0,35 % dengan waktu 20 menit

A3B2 : Konsentrasi CaCO3, 0,45 % dengan waktu 25 menit

A3B3: Konsentrasi CaCO3, 0,45 % dengan waktu 30 menit


41

Pada Gambar 4.2 dijelaskan bagan proses pemisahan cangkang dan kernel
menggunakan larutan CaCO3 dan H2O yang bertujuan untuk menekan losses
kernel untuk meningkatkan hasil palm kernel oil (PKO) yang baik.

Cangkang dan Kernel

Mixing
CaCO3 & H2O

Pemisahan
5, 10, 15 menit

cangkang kernel

Berat Jenis
Kernel & Cangkang

losses

Gambar 4.2 Bagan Proses Pemisahan Cangkang Dan Kernel

4.3 Parameter Pengamatan

Adapun parameter yang dilakukan yaitu prosentase kehilangan inti sawit


diproses claybath dengan menggunakan CaCO3 sebagai media pemisah.
Pengukuran dilakukan dengan mengambil hasil buangan akhir pada proses
claybath. Pengukuran ini dilakukan sebanyak dua kali pada setiap masing –
masing massa media pemisah, agar mendapatkan losses kernel serendah mungkin.
42

4.4 Losses Kernel

Kehilangan inti sawit atau kernel merupakan salah satu indikasi kurang
efisienya proses yang berlangsung pada stasiun kernel, diantaranya adalah proses
claybath yang disebabkan oleh banyak faktor namun yang utama adalah
penggunaan media pemisah (CaCO3). Adapun factor lain terjadinya losses kernel
yaitu motor listrik penggerak stirrer, dan circulating pump pada cyclon claybath.
pengaruh pengadukan larutan yang dilakukan stirrer dengan penggerak motor
listrik akan berdampak kepada hasil kernel yang baik, karena fungsi dari
mengaduk larutan adalah untuk memisahkan kernel yang menempel dengan
cangkangnya apabila pengaduk / stirrer tidak baik maka akan menyebabkan
losses, sedangkan circulating pump bertujuan untuk menghisap larutan kernel dan
cangkang yang sudah terpisah yaitu kernel berada di atas permukaan reservoir
tank sedangkan cangkang berada dibawah, maka pentingnya menjaga daya
hisapan pump, karena berpengaruh akan terjadinya losses kernel yang meningkat.
Jumlah kehilangan inti tentu sangat mempengaruhi rendemen pada
perusahaan, semakin tinggi rendemen maka semakin rendah pula kehilangan inti
pada proses tersebut, sehingga untuk menentukan losses kernel dapat digunakan
rumus sebagai berikut.
Rumus perhitungan kehilangan kernel.

Keterangan :

Nl = Presentase kehilangan inti

Ml = Massa kehilangan inti

Ms = Massa sampel
43

4.4.1 Menentukan Losses Kernel


Setelah melakukan percobaan diatas dapat diketahui pada Tabel 4.2 adalah
data losses kernel pada claybath. Dan untuk menghitung losses kernel dari hasil
percobaan dilakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Diambil sampel pada buangan sheel di claybath sebanyak 1 sampai 2 kg


2. Ditimbang sampel dalam jumlah tertentu
3. Dipisahkan antara nut dan cangkang pecahan
4. Kernel ditimbang
5. Dicatat berat hasil penimbangan nut kernel

Contoh :

= 6,05%
Dilakukan perhitungan yang sama pada percobaan 2,3,4,5 dan 6.

Tabel 4.2 Data Losses Kernel Pada Claybath

No Berat Sampel Berat Inti Losses (%)

1 1650 99,9 6,05

2 1770 80,2 4,53

3 1790 27,9 1,56

4 1830 43,9 2,39

5 1690 20,1 1,18

6 1580 18,2 1,15

4.4.2 Menentukan Berat Jenis Larutan CaCO3


44

Yang diperlihatkan pada Tabel 4.3 adalah data berat jenis larutan CaCO3
dan H2O pada claybath. Dan untuk mencari berat jenis larutan CaCO3 dan H2O
diperlukan beberapa hal yaitu :
1. Diambil larutan CaCO3 yang berasal dari claybath dengan
menggunakan gayung.
2. Dimasukkan larutan kalsium karbonat (CaCO3) kedalam beaker glass
500 ml.
3. Diaduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai homogen.
4. Piknometer di isi dengan larutan kalsium karbonat (CaCO3) sampai
penuh.
5. Timbang piknometer yang telah berisi larutan kalsium karbonat
(CaCO3).
6. Dihitung berapa berat jenis larutan dan kemudian catat hasilnya.

Perhitungan berat jenis larutan CaCO3 dan H2O adalah:

Berat jenis = massa / volume

Keterangan :
Massa : berat larutan claybath (g)
Volume : volume piknometer = 25,261g/cm3
Contoh : berat jenis = 28,0014 / 25,261
= 1,10 g/cm3
Dilakukan perhitungan yang sama pada percobaan 2,3,4,5 dan 6

Tabel 4.3 Data Berat Jenis Larutan Pada Claybath


45

No Berat Larutan Claybath Volume Piknometer Berat Jenis g/cm3

1 28,0014 25,261 1,10

2 27,0938 25,261 1,07

3 28,2923 25,261 1,12

4 28,7975 25,261 1,10

5 26,9945 25,261 1,06

6 26,56031 25,261 1,05

4.5 Hasil percobaan

Pada pengambilan sampel yang dilakukan pada larutan claybath yang ada
berkisar antara 1,06 sampai 1,14 g/cm3. Dimana pada berat jenis 1,10 g/cm3
dihasilkan losses kernel 6,05 %, berat jenis 1,07 g/cm3 dihasilkan losses kernel
4,53 %, berat jenis 1,12 g/cm3 dihasilkan losses kernel 1,56 %, berat jenis 1,10
g/cm3 dihasilkan losses kernel 2,39 %, berat jenis 1,06 g/cm 3 dihasilkan losses
kernel 1,18 %, berat jenis 1,05 g/cm3 dihasilkan losses kernel 1,15%. Oleh karena
itu berat jenis larutan claybath perlu dilakukan kontrol setiap saat, dikarenakan
berat jenis larutan tersebut dapat berubah akibat pertambahan zat tersuspensi yang
berasal dari debu dan pecahan biji sehingga berat jenis larutan menjadi tidak
sesuai.
Efektifitas nilai SG pada larutan claybath terdapat pada SG 1,16 dengan kernel
losses 1,97 % (to sample) atau 0,02 % to FFB dan kadar kotoran pada kernel
(kernel dirt) 6,31 %.

BAB V PENUTUP
46

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan percobaan pada saat pelaksaan kerja praktek
(KP) di PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS) selama satu bulan, dapat
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :

1. Pengaruh motor penggerak stirrer dapat mempengaruhi kurangnya daya


pada proses pengadukan sehingga sulit untuk membedakan berat jenis
antara kernel, cangkang, dan berat jenis larutan CaCO3 dan H2O.
2. Umpan masuk ke bak claybath dapat menimbulkan kejenuhan pada
larutan CaCO3 yang disebabkan oleh minyak yang terkandung pada kernel.
Maka peranan CaCO3 pada larutan sangat penting untuk mengasilkan nut
yang baik, dengan penggunaan material balanced (larutan CaCO3 dan
H2O) sehingga kadar larutan tetap berada pada komposisinya 1,8 gr/cm3 -
1,14 gr/cm3.
3. Pengaruh hisapan circulating pump vertical pada keluaran yang
membedakan kernel dan cangkang akan mempengaruhi losses kernel yang
tinggi
4. Penyebab losses kernel dapat terjadi pada stasiun press dimana tekanan
double cone melibihi dari (50-60 Bar), sehingga menyebabkan nut kernel
pecah. Dan losses kernel terjadi pada proses claybath, karena tekanan
double cone yang menyebabkan nut pecah maka nut akan ikut tenggelam
di dalam larusan CaCO3 1,8 gr/cm3 - 1,14 gr/cm3.
5. Losses kernel mengalami penurunan setelah pemakaian CaCO3
ditambahkan sehingga berat jenis larutan akan naik, penambahan CaCO3
juga berpengaruh terhadap losses kernel. Hal ini disebabkan karena
penambahan CaCO3 mempengaruhi nilai berat jenis, dengan adanya
penambahan CaCO3 berarti nilai berat jenis akan meningkat dan kernel
tidak ikut mengendap Bersama cangkang (shell), dikarenakan berat jenis
kernel lebih kecil dari pada berat jenis larutan CaCO3 tersebut. Sehingga
mengakibatkan losses kernel menurun.
1.2.1 Saran
47

Setelah penulis melakukan percobaan dan mendapatkan kesimpulan,


menurut penulis ada beberapa saran yang seharusnya dilakukan agar losses kernel
tidak melebihi standarnya yaitu :

1. Pentingnya menjaga pengaturan penggunaan material balance (larutan


CaCO3 dan H2O) sehingga kadar larutan tetap berada pada komposisinya.
2. Pengaturan pengunaan motor penggerak dan circulating pump sebagai
mesin untuk proses claybath harus tetap dalam keadaan optimal.
3. Penyebab tingginya kernel losses dapat diatasi dengan cara memperbaiki
sistem perebusan, Cake Breaker Conveyor serta Polishing drum. Karena
banyaknya fibre yang melekat pada cangkang mengindikasikan bahwa
sistem perebusan kurang baik, sehingga setelah proses press, masih
banyak nut yang mengandung fibre. Polishing drum juga harus
dikondisikan untuk membersihkan fibre yang masih melekat pada nut
yang didukung dengan hisapan angin dari Fibre cyclone.
4. Menambah pengaturan Dumper separating column pada LTDS menjadi
lebih besar sehingga dapat mengurangi persentase umpan ke Claybath.
DAFTAR PUSTAKA

Teknik mesin. 2019. Stasiun kernel pabrik kelapa sawit.


https://pernando413.blogspot.com/2019/08/stasiun-kernel.html. 27 agustus
2021.
Boston. 2021. Pengertian pompa, fungsi dan jenis-jenisnya.
https://www.amesbostonhotel.com/jenis-jenis-pompa/. 13 juni 2021.
Mahfud, ahmad. 2020. “Efektivitas Nilai Specific Gravity Larutan Kalsium
Karbonat (CaCO3) untuk Meminimalisir Losses Claybath“. jurnal citra
widya edukasi Vol 12 No 12: Bekasi.

Saraswati, ari. 2011.“Teknik Minimalisasi Kernel Losses, Claybath, Pabrik


Pengolahan Kelapa Sawit”. Jurnal losses kernel, claybath, pabrik sawit Vol
12 No 10: Banjarmasin.

Arham anwar. 2017. Study Penggunaan Kalsium Karbonat (CaCO3) Pada Proses
Claybath Pada Stasiun Kernel. Skripsi. Pangkep: Poli Teknik Pertanian
Negri Pangkep.

Nurma yunita. 2016. Pengaruh Berat Jenis Larutan Kalsium Karbonat (CaCO3)
Terhadap Losses Kernal. Karya Ilmiah.

44
LAMPIRAN

1. Data Specific Gravity, Kernel Losses dan Kernel Dirt

Specific Berat Kernel Losses Kernel


Gravity Sampel Dirt
Tanggal (kg/liter) (gr) To To FFB To
Sample (%) Samp
(%) le (%)
15/05/2017 1,13 1.063,63 11,22 0,12 4,85
1.064,59 8,38 0,09

16/05/2017 1,14 1.001,59 9,30 0,10 5,34


986,14 8,02 0,08

17/05/2017 1,15 996,47 5,13 0,05 6,09


1.002,71 6,50 0,07

18/05/2017 1,16 1.023,08 1,97 0,02 6,91


1.033,86 1,95 0,02

19/05/2017 1,17 999,16 1,87 0,02 9,76


1.000,69 1,63 0,02

20/05/2017 1,18 999,61 1,18 0,01 10,21


1.012,15 1,90 0,02

21/05/2017 1,19 1.013,28 0,54 0,01 12,29


1.008,60 1,10 0,01

45
46

1. foto Bersama staf bagian tata usaha

2. Proses claybath (pemisahan nut dan cangkang)


47

3. Proses polishing drum

4. Foto Bersama mandor lapangan


48

5. Stasiun press

6. Proses sterilizer

7. Perebusan TBS pada stasiun sterilizer


49

8. Tampak depan pabrik LMJS


50

9. Sertifikat kerja praktek

10. Surat telah melaksanakan kerja praktek di pabrik LMJS


51

Anda mungkin juga menyukai