PENDAHULUAN
Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia
dipahami sebagai unit ekstraksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) dari
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun dari unit-unit proses yang
memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting
produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting
perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding
minyak nabati lainnya. Upaya dalam menjaga kualitas produk sangatlah penting
dilakukan, dapat dilihat melalui banyaknya tahapan-tahapan proses pengolahan sawit
maka terdapat kehilangan-kehilangan (losses) pada mutu dan kualitas. Dengan demikian
perlu mengontrol proses pengolahan dengan cara mengoptimalisasi dan efisiensi pada
proses pengolahan tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan produk yang
berkualiats. Otimalisasi adalah proses usaha yang dikerjakan untuk menghasilkan
produk sesuai dengan keinginan. Optimalisasi yang dilakukan yaitu pada saat proses
produksi, karena dengan produksi yang efektif dan efisien akan menghasilkan produk
yang sesuai dengan apa yang di inginkan. Dan efisiensi adalah memanfaatkan sumber
daya yang tersedia dan digunakan sebaik mungkin. Efisiensi yang harus dilakukan pada
saat proses pengolahan TBS adalah dengan sumber daya atau biaya yang relatif rendah
namun menghasilkan produk dengan kualitas yang di inginkan.
Kernel atau biasa disebut biji/inti adalah salah satu produk untuk menghasilkan
minyak inti sawit yang berkualitas, maka digunakan alat atau mesin pemecah biji. Proses
pengolahan biji kelapa sawit terjadi pada stasiun kernel dengan beberapa tahapan-
tahapan proses seperti : depericarper, riplle mill, dan claybath. Kemudian kernel yang
sudah terlepas dari cangkangnya akan di proses menjadi PKO (palm kernel oil) yang
memiliki kualitas lebih tinggi dari pada minyak nabati lainya sehingga dapat banyak
manfaat untuk digunakan sebagai bahan kosmetik dan sebagainya.
1
2
karbonat (CaCO3). Dengan menggunakan prinsip berat jenis (BJ) maka perbedaan berat
jenis antara pecahan cangkang dan biji akan berbeda, dengan demikian cangkang yang
berat akan tenggelam sedangkan biji akan mengapung. Biji sawit basah memiliki berat
jenis 1,07 sedangkan cangkang 1,15-1,20. Maka untuk memisahkan inti dan cangkang
dibuat berat jenis (BJ) larutan 1,8-1,14 sehinga inti mengapung dan cangkang akan
tenggelam.
Dengan mengetahui peran penting untuk menjaga kualitas inti sawit maka
dalam laporan kerja praktek ini akan dilakukan observasi mengenai proses-proses pada
stasiun kernel di PT. Langkat Makmur Jaya Sawita (LMJS).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat penulis ambil beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas di dalam laporan praktek kerja ini setelah dilakukan
pengambilan data pada pabrik LMJS.
Agar pembahasan didalam laporan ini tidak terlalu meluas maka penulis
membatasi masalah pada proses stasiun kernel.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kehilangan inti (losses) kernel pada
proses Claybath dengan menggunakan CaCO 3 sebagai pemisah