ABSTRAK
Aerator berfungsi sebagai penghasil gelembung air yang menghasilkan oksigen untuk kebutuhan ikan
atau udang di dalam tambak. Tujuan dari riset adalah diperoleh desain sudu aerator yang memenuhi
kriteria ; dapat diperbaiki, diganti, ringan dan dapat menghasilkan gelembung air yang banyak dengan
putaran dan daya mesin yang sekecil mungkin. Metode pembuatan sudu kincir Glass Fiber Reinforced
Plastics (GFRP) adalah secara hand lay up dengan tiga lapisan serat (laminat). Sebagai bahan utama
(matriks) digunakan polyester resin tak jenuh (unsaturated polyester resin) type BTQN 157 EX, dan serat
E glass jenis Chop Strand Mat (CSM) sebagai serat (fiber). Sudu GFRP dibuat dengan dua bentuk lubang
yaitu, segi empat dan lonjong. Kekuatan (sifat mekanik) material sudu GFRP dilakukan melalui uji tarik
dan pengujian kinerja untuk melihat kemampuan sudu GFRP yang diproduksi. Pengujian kinerja
dilakukan langsung di tambak, dengan kedalaman sudu terhadap air 80 mm dan putaran poros kincir 90
rpm. Dari hasil rancangan dan pengujian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
sudu aerator diproduksi dari material GFRP dengan dimensi sudu 180 x 15 x 5 mm dan jumlah lubang 15
buah, diameter lubang persegi empat 20 mm dan lonjong 15 mm, berat sudu GFRP (0,2 s.d 0,25 kg)
lebih ringan dibandingkan sudu pabrikan (0,5 kg) sehingga dapat meringankan daya motor, kekuatan tarik
statis material sudu komposit GFRP adalah 52,20 MPa, dan hasil uji kinerja menunjukan sudu pabrikan
masih lebih baik dalam menghasilkan gelembung air dibandingkan sudu GFRP yang diproduksi, dan dari
perbandingan kinerja sudu GFRP, bentuk lubang lonjong lebih baik dibandingkan bentuk lubang segi
empat.
Kata kunci: Tambak, kincir aerator, sudu pabrikan, GFRP, segi empat, lonjong
ABSTRACT
Aerator function as producer of water bubble yielding oxygen for the requirement of fish or prawn in
fishpond. The research obtained desain blade of aerator fulfilling criterion ; repairable, changed, light and
can yield the water bubble which is a lot of with the rotation and machine energy which as small as
possible. Method of Making of blade of aerator of Glass Fiber Reinforced Plastics (GFRP) is handlay up
with three fibre laminat. Matriks used unsaturated polyester resin type BTQN 157 EX, and E glass of type
of Chop Strand Mate (CSM) as fibre. GFRP blade made with two hole form that is, square and ellipse.
Mechanical properteis of GFRP blade material done tention strenght. Performance test done in fishpond,
with the deepness of blade to water 80 mm and rotation of wheel 90 rpm. From result of design and test :
blade of aerator produced from material GFRP with the dimension sudu 180 x 15 x 5 mm and sum up the
hole 15, diameter of square hole 20 mm and ellipse 15 mm, heavy GFRP blade is 0,2 s.d 0,25 kg and
manufacturer blade ( 0,5 kg) so that can lighten the motor energy, tention strength composite material
GFRP blade is 52,20 MPa and from comparison of performance GFRP blade, form the compared to better
ellipse hole form of square hole
1
didapat secara terpisah jika kita perlu 3.2 Komposit
penggantian sudu yang rusak. Disamping itu Kebanyakan bahan teknik merupakan
jumlah lubang dan type lubang yang digunakan kombinasi dari dua atau lebih material pada
selama ini hanya berbentuk silinder (bulat). skala mikroskopik, yang berguna untuk
Melihat permasalahan tersebut, maka peneliti mendapatkan sifat-sifat oprimumnya.
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Sedangkan material komposit dibentuk pada
desain dan pengembangan material sudu. Dalam skala makro, khususnya yang berhubungan
penelitian ini akan dikembangkan material sudu dengan komponen-komponen teknik yang
dari bahan komposit polimer yang diperkuat terdiri dari dua atau lebih penggabungan
serat gelas (GFRP) dengan desain yang baru. material guna mendapatkan hasil yang lebih
baik dari sifat-sifat material tunggalnya.
Sebenarnya tidak ada definisi yang
2. TUJUAN PENELITIAN tepat pada material komposit, salah satunya
Tujuaan dari penelitian ini adalah seperti yang dikemukakan oleh Jones (1975),
diperoleh desain sudu untuk kincir air tambak material komposit merupakan gabungan dua
yang memenuhi kriteria; dapat diperbaiki, atau lebih material yang berbeda secara
diganti, ringan dan dapat menghasilkan makroskopik membentuk suatu material baru
gelembung air yang banyak dengan putaran dan yang lebih berdaya guna. Ikatan antara kedua
daya mesin yang sekecil mungkin dan unsur tersebut adalah ikatan adhesif yaitu ikatan
mendapatkan data/informasi kekuatan terutama interface antara dua unsur material yang
tarik statis material komposit GFRP, yang dapat berbeda. Kekuatan ikatan tersebut adalah sangat
dijadikan referensi bagi produsen sudu kincir penting karena akan mempengaruhi sifat
air nantinya. material komposit yang terbentuk.
Sifat mekanik bahan komposit seperti
kekuatan, kekakuan, keliatan dan ketahanan
3. LANDASAN TEORI sangat tergantung dari geometrinya dan sifat-
3.1 Kincir Tambak sifat dari jenis penguatnya. Komposit serat
Kemampuan mempertahankan kualitas memiliki keunggulan dalam hal ketahanan
air sangat diperlukan dalam usaha budidaya terhadap aus dan suhu yang tinggi walaupun
udang dan ikan, karena itu kualitas air kekuatan dan ketahanan retaknya lebih rendah.,
merupakan kunci dari kemampuan produksi. namun hal itu dapat diperbaiki dengan
Persyaratan kualitas air tersebut adalah penguatan tertentu, (Hull:1981).
tersedianya oksigen yang terlarut di dalam air Suatu material komposit memiliki
tambak. Untuk keperluan penambahan oksigen sifat-sifat mekanik dan fisik yang unggul dan
pada tambak digunkan peralatan berupa kincir unik karena material ini menggabungkan sifat-
tambak (aerator). Kincir tambak atau aerator sifat yang diinginkan dan mengeliminasi sifat-
yang sering digunakan di daerah Aceh Utara sifat yang tidak dikehendaki dari material-
beberapa jenis, seperti yang terlihat pada material penyusunnya, (Gibson: 1994).
gambar 1. Bentuk dari kincir tambak tersebut Indra (2004) dalam penelitian tentang
ada yang mempunyai sudu tetap (tidak bisa komposit polimer dengan penambahan talkum
dibuka-buka) dan ada yang mempunyai sebagai filler menghasilkan, pengisian talkum
konstruksi sudu yang dapat diganti-ganti. sebanyak 25% dari berat resin sesuai untuk
diterapkan pada material komposit serat sabut
kelapa ditinjau dari perbandingan aspek unjuk
kerja dan biaya pembuatan material komposit,
dibandingkan dengan penambahan talkum 0%
dan 15%.
Indra (2004) juga melakukan penelitian
tentang komposit polimer dengan memodelkan
Gambar 1 Bentuk-bentuk kincir tambak bentuk kepala manusia (headform) dari bahan
komposit polimer dan responnya terhadap beban
Solichin dkk (2007) dalam pengabdian impak. Penelitian ini menghasilkan properteis
kepada masyarakatnya telah berhasil headform mempunyai kekuatan tarik rata-rata
mengembangkan desain aerator yang meliputi; 80,38 MPa, modulus elastisitas, E=6,689 GPa
ukuran diperkecil 13 x 16 cm dengan jumlah dan massa jenis headform adalah 1555 kg/m3.
lubang 12. berat sudu kincir 2,25 kg, dan lubang Headform telah diuji responnya terhadap beban
berbentuk bulat berdiameter 15 mm. impak kecepatan tinggi. Integritas struktur
Berdasarkan hasil uji kinerja aerator di lapangan headform yang diukur secara teknik dua gage
kedalaman sudu masuk dalam air yang optimal diperoleh headform mampu menyerap tegangan
adalah 30 mm pada putaran 100 rpm. impak sampai dengan 10,32 MPa pada ID 200
2
dan tekanan 0,4 MPa dengan faktor transmisi 3.2.2 Serat kaca
tegangan rata-rata 11,16%. Komponen serat kaca yang paling
Kaban (2003) dalam penelitiannya umum digunakan adalah silika (Si02) dengan
tentang teknik pengukuran kekuatan tarik impak disertai penambahan-penambahan osida seperti
pelat komposit GFRP, juga menguji kekuatan kalsium, boron, natrium, besi dan aluminium.
tarik statis pelat komposit dengan enam lapis Serat kaca memiliki struktur tak berbentuk sama
serat E-glass dan dengan variasi Assimetris, sekali pada tiap-tiap tingkat jarak jangkauan
CSM dan WR. Hasil pengujiannya menunjukan yang merupakan karakteristik dari suatu
bahwa variasi Assimetris memiliki kekuatan material kristalin.
tarik rata-rata 102.101 Mpa, dengan Modulus Bahan serat yang umum dipakai
elastisitas 9.584 GPa, variasi kekuatan tarik dan sebagai penguat pada komposit sangat
modulus elastisitas CSM berturut-turut 132.248 bervariasi, dimana penggunaannya tergantung
MPa dan 13.646 GPa, dan variasi WR sebesar pada jenis operasional dari komposit tersebut.
104.90 MPa dan E = 11.615 GPa. Salah satu serat sintetis yang umum di pakai
(Warner, 1995) adalah serat E-glass.
3.2.1 Serat Kemampuan mekanis serat E-glass (Fried,
Pada prinsipnya komposit komposit 1995) ditunjukkan pada Tabel 1.
dapat terbentuk dengan berbagai kombinasi dari
dua atau lebih material, seperti logam, bahan Tabel 1. Sifat mekanik serat jenis E-glass
organik dan bahan anorganik. Walaupun
kemungkinan kombinasi bahan pada komposit Sifat mekanis Satuan Harga
tidak dibatasi, tetapi secara garis besar unsur- Diameter m 12
unsur pembentuk komposit adalah penguat 2.53 –
(serat atau partikel) dan matriks. Densitas g.cm-2
2.60
Di dalam material komposit serat Modulus elastisitas kg/mm2 7300
berfungsi sebagai penguat, pengisi dan penerus Kekuatan tarik kg/mm2 350
tegangan kesepanjang komponen dengan Elongation % 4.8
mempertimbangkan interface antara serat dan
matrik. Jenis-jenis serat yang digunakan sebagai
penguat pada material komposit secara umum
3.2.3 Matriks
dapat dibagi dua jenis, yaitu serat organik dan Matriks merupakan bahan yang digunakan
anorganik. Serat kaca termasuk serat anorganik untuk membalut, menyatukan penguat tanpa
yang paling banyak digunakan untuk bereaksi secara kimia dengan bahan penguat.
memproduksi material komposit. Matriks berfungsi sebagai penahan, pelindung,
Komposit merupakan komponen pembagi serta mempengaruhi penampilan dari
rekayasa skala makro (engineering macroscale), suatu material komposit.
yang tersusun dari kombinasi dua atau lebih Matriks yang umum digunakan adalah
material yang menghasilkan kemampuan resin termoset dan resin termoplastik. Resin
(properties) yang lebih baik daripada bila yang banyak digunakan adalah polyester.
komponen itu berdiri sendiri. Kelakuan Menurut Austin (1984), keunggulan polyester
komposit adalah sangat kompleks karena sangat sebagai salah satu bahan plastik antara lain;
tergantung pada bagaimana masing-masing ketangguhan, ketahanan terhadap air dan korosi,
komponen material dikombinasikan. kemudahan untuk difabrikasi, jumlah warna
Kemampuan mekanis secara keseluruhan dapat yang banyak, harga yang relatif murah. Resin
saja menjadi sangat berbeda walaupun polyester dapat dimasukan ke dalam kedua
komponen penyusunnya sama, tetapi proses kelompok termoplastik dan termosetting.
pembuatannya berbeda. Dikarenakan merupakan salah satu
penggunaan komposit yang luas dalam bidang Matriks yang digunakan adalah
kehidupan, maka kerusakan kecil yang terjadi polyester resin tak jenuh (unsaturated polyester
padanya seperti kerusakan serat (fiber resin), mempunyai struktur yang lebih
breaking), keretakan matriks (matrix cracking), kompleks dari pada material logam ataupun
berpisahnya lapisan antara (interface keramik. Resin ini mempunyai rantai kimia
debonding), delaminasi (delamination), dan seperti pada gambar 2. Berat molekul dari jenis
lain-lain; yang mana mekanisme ini tidak boleh ini adalah 2,500 g / mol (umr.edu, 2003).
diabaikan didalam memperhitungkan
kemampuannya (Sih, G. C, 1988).
3
sudu GFRP. Mould atau cetakan sudu dibuat
dari kayu dan pelat stanless steel.
4
5.2 Hasil Uji Coba
4.2.2 Pengujian performance 5.2.1 Analisa tegangan statis komposit GFRP
Indikator keberhasilan dari produk secara teori (mikromekanik)
kincir GFRP desain baru tidak hanya diukur dari Perhitungan kekuatan material
kekuatan sifat mekanik. Keberhasilan desain baru komposit secara mikromekanik perlu dilakukan
dengan merubah bentuk lubang dan jumlah sebagai tolok ukur sebelum dilakukan pengujian
lubang percikan air diuji secera langsung di secara eksperimen. Didasari properteis material
tambak. Banyaknya percikan atau gelembung air matriks dan serat maka kekuatan tarik analisis
yang timbul saat dioperasikan pada putaran yang teori (mikromekanik) dapat dihitung. Besar
sama dibandingkan antara kincir air buatan tegangan tarik statis kompsit dihitung
pabrikan dan hasil modifikasi. berdasarkan rumus (Hull,1988):
f V f m (1 V f ) 5.1)
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Manufakturing Prototipe
Melalui redesain sudu kincir pabrikan dimana :
dan dengan metode pembuatan secara hand lay σf = Tegangan tarik serat
up maka, telah diproduksi sudu kincir Glass σm = Tegangan tarik matriks
Fiber Reinforced Plastics (GFRP). Sudu kincir Vf = Volume serat
GFRP yang diproduksi terdiri dari 15 (lima Vm = Volume matriks
belas) buah lubang dengan type lubang yang Maka diperoleh :
berbeda. Type pertama berbentuk lonjong σCSM = 350 x 0.1437 + (5.5 x (1-0.1437))
(Gambar 6) dengan diameter 15 mm dan type = 50.29 + 4.71
kedua berbentuk persegi empat dengan diameter = 55 MPa
20 mm (Gambar 7).
5.2.2 Pengujian tarik statik eksperimen
Gambar 9 memperlihatkan bentuk
spesimen uji tarik hasil proses pencetakan dan
pembentukan.
5
Sudu Sudu GFRP
5.2.3 Uji Performance/Kinerja Pabrikan (segi empat)
Pengujian performance atau kinerja
antara sudu-sudu kincir yang diproduksi dan
sudu pabrikan dilakukan langsung pada tambak
udang. Tambak udang yang menjadi objek uji
kinerja kincir berada di desa Mon Keulayu
kecamatan Ganda Pura kabupaten Aceh Jempa
provinsi NAD. Konstruksi pesawat pelampung
sebagai alat uji kinerja dari sudu kincir GFRP
diperlihatkan pada gambar 10.
Gambar 11 memperlihatkan kondisi Gambar 12. Perbandingan percikan air antara
kincir dengan sudu pabrikan saat beroperasi, kincir dengan sudu GFRP (segi empat) dan
dengan kedalaman sudu 80 mm dan putaran sudu pabrikan
poros rata-rata 90 rpm. Kondisi kedalaman sudu
dan putaran poros ini menjadi variabel tetap Dari gambar 12 terlihat kincir dengan
untuk pengujian kinerja kincir dengan sudu sudu pabrikan mempunyai gelembung udara
GFRP. yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan
sudu GFRP bentuk lubang segi empat. Uji
kinerja juga dilakukan pada sudu GFRP bentuk
lubang dan sudu pabrikan.
6
Sudu GFRP Sudu GFRP terdapat di belakang lubang menjadi
(lonjong) (segi empat) gelembung-gelembung air.
Gambar 14. Perbandingan percikan air antara a. sudu pabrikan b. sudu GFRP
kincir dengan sudu GFRP bentuk lonjong dan Gambar 16. Konstruksi sudu pabrikan dan
segi empat sudu GFRP
Sirip-sirip yang terletak dibelakang
lubang pada sudu pabrikan selain berfungsi
sebagai pemecah air juga berfungsi sebagai
penguat. Sirip-sirip pemecah ini yang tidak
terdapat pada konstruksi sudu GFRP (gambar
16). Gelembung air yang dihasilkan oleh sudu
GFRP hanya diakibatkan hempasan sudu dan air
pecah karena hanya melewati lubang sudu tanpa
ada sirip pemecah.
a. bentuk lonjong b. bentuk segi empat
6 KESIMPULAN
Gambar 15. Detail percikan air antara kincir Dari hasil rancangan dan pengujian
dengan sudu GFRP bentuk lonjong yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa
dan segi empat kesimpulan, antara lain :
1. Telah diproduksi secara hand lay up sudu-
5.3 Pembahasan sudu kincir tambak (aerator) dari material
Dari hasil pengujian sifat mekanik (uji komposit GFRP dengan bentuk lubang
tarik), material sudu GFRP mempunyai nilai yang berbeda yaitu persegi empat dan
yang lebih baik dibandingkan material sudu lonjong.
pabrikan (52,20 MPa). Ini menunjukan bahwa 2. Spesifikasi dari sudu aerator dari material
material GFRP mempunyai ketahanan terhadap komposit GFRP yang diproduksi adalah
beban yang lebih baik. Jika kita menghitung a. Sudu dengan bentuk lubang segi empat
berat sudu yang diproduksi, masih lebih ringan dan lonjong
(0,2 s.d 0,25 kg) dibandingkan dengan sudu b. Dimensi sudu 180 x 15 x 5 mm
pabrikan (0.5 kg). Berat sudu sangat c. Diameter lubang persegi empat 20 x 20
berpengaruh terhadap pemakaian energi untuk mm
memutar kincir. Semakin berat sudu kincir d. Diameter lubang lonjong 15 mm
maka semakin besar energi yang dibutuhkan, dengan pajang lonjongan 20 mm
demikian juga sebaliknya. Sudu GFRP yang e. Jumlah lubang 15 buah
lebih ringan dibandingkan sudu pabrikan f. Berat sudu berkisar antara 0,2 kg s.d
menjadikannya satu keunggulan tersendiri 0,25 kg
dalam hal pemakaian energi nantinya. 3. Kekuatan tarik statis material sudu
Hasil pengujian kinerja kincir yang komposit GFRP adalah 52,20 MPa.
menggunakan sudu GFRP dan pabrikan 4. Berat sudu GFRP (0,2 s.d 0,25 kg) lebih
menunjukan, sudu kincir pabrikan masih lebih ringan dibandingkan sudu pabrikan (0,5 kg)
unggul dibandingkan sudu GFRP dalam sehingga dapat meringankan daya motor
menghasilkan gelembung air. Banyaknya 5. Hasil uji kinerja menunjukan sudu pabrikan
gelembung air yang dihasilkan oleh sudu masih lebih baik dalam menghasilkan
pabrikan dikarenakan pada sudu-sudu pabrikan gelembung air dibandingkan sudu GFRP
terdapat sirip-sirip yang berfungsi sebagai yang diproduksi.
pemecah air. Air yang dihempas pada saat
kincir berputar masuk melalui lubang sudu dan
kemudian dipecahkan oleh sirip-sirip yang
7
6. Dari perbandingan kinerja sudu GFRP,
bentuk lubang lonjong lebih baik
dibandingkan bentuk lubang segi empat.
7 DAFTAR PUSTAKA
Http://web.umr.edu/~wlf/CHEM381/chap32.ht
ml#unsatpolyester(16Juli 2003)