Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya

Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO UNTUK BATA


BETON RINGAN BERSERAT DENGAN BAHAN PENGISI
SERAT KENAF
Dimas P. Dibiantara1, M Lutfi Manfaluthy2, Januarti J. Ekaputri3 dan Triwulan4
1
Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Struktur Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, dimasdibiantara@gmail.com
2
Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Struktur Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, Lmanfaluthy@gmail.com
3
Dosen Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, januarti@ce.its.ac.id
4
Dosen Teknik Sipil ITS Surabaya, ITS, triwulan@ce.its.ac.id

ABSTRAK
Bata beton ringan saat ini sangat banyak digunakan pada pekerjaan konstruksi gedung, karena memiliki berat
volume antara 300 kg/m3 sampai 1840 kg/m3 sehingga mampu mereduksi beban konstruksi tersebut. Material
penyusun bata beton ringan berupa semen, pozzolan, agregat ringan dan juga bahan pengembang yang bisa
menghasilkan pori di dalam beton tersebut. Pada penelitian ini, bahan penyusun benda uji bata beton ringan
menggunakan campuran dari Lumpur Sidoarjo yang sudah dikalsinasi pada suhu 800 oC selama 2 jam, Semen
Portland tipe I, Fly Ash, Serat Kenaf dan dua macam bahan pengembang yaitu, foam dan serbuk aluminium. Uji
coba yang dilakukan adalah dengan membuat benda uji pasta normal, pasta ringan dan pasta ringan berserat dan
hanya dilakukan analisis uji tekan saja. Berdasarkan analisis yang telah dikerjakan, didapatkan kesimpulan
bahwa kuat tekan pasta ringan berserat yang dihasilkan antara 1,41 MPa sampai 2,05 MPa dengan berat volume
sebesar 691 kg/m3 sampai 859 kg/m3. Sehingga Lumpur Sidoarjo layak digunakan untuk material utama
penyusun bata beton ringan.

Kata kunci: Bata beton ringan berserat, lumpur sidoarjo, serat kenaf, foam, dan serbuk aluminium.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan konstruksi bangunan saat ini sangat berkembang pesat dalam pemanfaatan
bahan baku materialnya. Saat ini Lumpur Sidoarjo merupakan salah satu material buangan
yang dapat dimanfaatkan sebagai material alternatif untuk bahan bangunan, apalagi
mengingat kuantitasnya yang terus meningkat dengan tidak disertai alternatif pembuangan
yang rasional dan ramah lingkungan. Maka penanganan yang tepat perlu dilakukan, yaitu
dengan memanfaatkan Lumpur Sidoarjo sebagai penyusun elemen konstruksi, yang nantinya
untuk diproduksi dalam skala industri besar. Apalagi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
memberikan izin pemanfaatan lumpur panas Porong, Sidoarjo, untuk diolah menjadi bahan
konstruksi dan bangunan seperti batu bata, batako, cone block, dan paving block. Selain hal
tersebut Lumpur Sidoarjo merupakan pozzolan alami yang reaktif terhadap alkali, sehingga
sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai material dasar bahan bangunan untuk campuran
yang mengandung semen dan juga sifat Lumpur Sidoarjo ini sangat tahan terhadap tekan.
Selain Lumpur Sidoarjo, beberapa tahun belakangan ini penelitian mengenai pemanfaatan fly
ash hasil dari sisa pembakaran batu bara sebagai material dasar bahan bangunan juga banyak
dilakukan. Dalam studi ini juga digunakan fly ash sebagai material dasar untuk membuat bata
beton ringan disamping penggunaan Lumpur Sidoarjo, hal tersebut didasari karena
persamaan dua material ini yang kaya akan silika oksida, aluminium oksida dan juga kalsium
oksida yang dimana oksida – oksida tersebut juga bnyak terkandung pada semen portland,
sehingga penggunaan kedua material ini diharapkan bisa mengurangi jumlah penggunaan
semen portland sebagai bahan dasar material bahan bangunan. Seperti yang diketahui sifat
dasar beton adalah getas, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menaikkan daktilitas beton
tersebut, salah satunya dengan menambahkan serat kedalamnya, salah satu serat yang bisa

ISBN 978-979-99327-9-2 821


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

digunakan adalah serat kenaf karena memiliki daya lekat yang tinggi dan juga memiliki daya
tahan terhadap tarik yang tinggi.
Pada penelitian ini dibuat 3 jenis specimen yaitu pasta dasar, pasta ringan, dan pasta ringan
berserat. Untuk specimen pasta dasar dibuat benda uji silinder denga diameter 2 cmm dengan
tinggi 4 cm, sedangkan untuk specimen pasta ringan dan pasta ringan berserat, benda uji yang
digunakan adalah benda uji kubus dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm. Sedangkan untuk pengujian
specimen hanya dilakukan tes kuat tekan saja berdasarkan ASTM C39-11, sedangkan untuk
material dasar penyusunnya dilakukan tes XRF.

2. MATERIAL
Lumpur Bakar
Komposisi kimia lumpur sidoarjo bakar yang dominan adalah Fe2O3, SiO2, dan Al2O3 mirip
dengan komposisi kimia fly ash hasil uji kimia Balai Besar Keramik (Triwulan dan Ekaputri,
2007). Total ketiga senyawa kimia tersebut adalah 80,02% (lebih dari 70%), sehingga dapat
dikategorikan menjadi material pozzolan (ASTM C618).
Fly Ash
Dalam penelitian ini, kandungan utama fly ash, yang dipakai, adalah silika oksida (SiO2),
alumina trioksida (Al2O3), dan fero oksida (Fe2O3). Total persen dari ketiga kandungan
kimia ini adalah 81,56%. Nilainya lebih dari 70%, yang berarti fly ash ini diklasifikasikan
sebagai pengganti semen atau bersifat pozzolan (ASTM C618). Sedangkan, karena
kandungan CaO (kalsium oksida nya) sebesar 13,4% > 10%. Jadi, fly ash ini tergolong fly
ash kelas C (spesifikasi fly ash menurut ASTM C618). Berat jenis fly ash ini adalah 2,642
gr/cm3.
Semen Portland tipe 1
Dalam penelitian ini, komposisi kimia semen yang dominan adalah CaO, Fe2O3 dan SiO2.
Ketiga oksida tersebut merupakan bahan utama penyusun semen. Masing-masing komposisi
memiliki nilai sebesar 82,83%, 9,47%, dan 3%. Dari dua percobaan yang telah dilakukan,
didapat berat jenis semen sebesar 3.07 gram/cm3.
Bahan Pengembang
Meyco®fix SLF 20 sendiri merupakan material pembusa atau pengembang untuk
ditambahkan ke dalam beton ringan berpori yang mampu menghasilkan foam dengan tingkat
homogenitas yang tinggi dan stabil. Penyusun utama dari Meyco®fix SLF 20 adalah alkohol
dan sulphuric ester, berbentuk cairan dengan warna kuning pucat cenderung bening. Foam ini
memiliki tingkat keasaman atau pH antara 6.5 hingga 8.
Serbuk aluminium (aluminum powder) merupakan salah satu jenis pengembang yang baik
digunakan sebagai campuran untuk bata beton ringan karena serbuk aluminium mampu
membentuk gelembung udara yang lebih stabil di dalam beton karena proses aerating beton
yang terjadi langsung di dalam pasta beton tersebut.
Serat Kenaf
Serat Kenaf tergolong serabut sklerenkim yaitu sel berdinding tebal yang sering kali
berlignin, serat ini berfungsi mekanis sehingga tahan terhadap tegangan yang disebabkan
penarikan dan pembengkokan, tekanan, dan pemampatan tanpa menyebabkan kerusakan sel-
sel berdinding tebal pada bagian tanaman ini (Febrionline, 2010). Itulah kenapa Serat Kenaf
berpeluang untuk dijadikan material lentur.
Kekuatan dan modulus tarik serat kenaf adalah sekitar 200 – 300 Mpa dan 20 – 30 GPa,
sedangkan hasil uji tarik matrik polyester memiliki kekuatan tarik 50,70 MPa dan modulus
tarik 4,23 GPa. Kekuatan serat kenaf menurun seiring dengan peningkatan waktu
perendaman serat di dalam larutan alkali. Hal ini disebabkan oleh sifat larutan alkali yang
mengikis lignin dan permukaan selulosa serat. (Diharjo, Kuncoro. 2007).

ISBN 978-979-99327-9-2 822


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

3. PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Proses penelitian dan pengujian yang dilakukan dikerjakan seluruhnya di Lab Beton dan
Bahan Bangunan ITS Surabaya dan Lab Struktur FTSP ITS Surabaya. Hasil pengujian
berdasarkan dari evaluasi dan analisa yang dilakukan pada 3 benda uji untuk setiap variasi
yang digunakan. Sifat mekanik dari spesimen diuji dengan tes kuat tekan (ASTM C 39-03)
pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari.
Analisis Material
Merupakan percobaan yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan sifat-sifat, baik
fisis maupun kimia, dari material-material yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis
yang dilakukan adalah analisis XRF.
Analisis Benda Uji
Percobaan dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan sifat-sifat, baik fisis maupun kimia,
dari benda uji yang dibuat dalam penelitian ini. Meliputi tes setting time (ASTM C 191-01A),
tes berat volume. Sedangkan untuk inisiasi percobaan, dilakukan tes konsistensi normal
dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan air dalam campuran. Sedangkan hasil akhir yang
diperoleh didapat melalui tes kuat tekan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisa Lumpur Bakar Sidoarjo.
Untuk material lumpur bakar yang digunakan dilakukan analisa tes XRF, sampel material
tersebut telah dikalsinasi pada suhu 800 oC selama 2 jam. Hasil analisa XRF ini untuk
mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam lumpur bakar sidoarjo tersebut. Adapun
hasil analisa XRF lumpur bakar sidoarjo seperti pada tabel berikut :

Tabel 1 : Komposisi kimia lumpur bakar sidoarjo (% terhadap berat)


Senyawa Prosentase (%)
Fe2O3 42,22
SiO2 32
CaO 7,14
Al2O3 5,8
K2O 4,51
SO3 2,6
MnO 0,67
SrO 0,49
CuO 0,23
ZrO2 0,22
V2O5 0,12
Rb2O 0,11
Re2O7 0,1
Cr2O3 0,074
ZnO 0,07

Data dan Analisa Pasta Dasar.


Pasta Normal
Pasta Normal merupakan pasta dasar yang terdiri dari campuran lumpur bakar, semen,
dan/atau fly ash. Karena ketiganya merupakan material cementitious, maka Pasta Normal
dalam penelitian ini dapat disebut juga binder. Penelitian ini salah satunya bertujuan untuk
mengurangi penggunaan semen, maka nilai 10%, 15%, dan 20% semen dari berat binder
digunakan sebagai dasar perkiraan untuk menentukan kebutuhan air dan lain sebagainya.

ISBN 978-979-99327-9-2 823


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Gambar 22: Perbandingan kebutuhan air untuk tiap tipe pasta


Dari Gambar 22 dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan fly ash dapat mengurangi
pemakaian air dalam binder. Jika pada pasta dasar dengan penambahan fly ash, penurunan
persentase pozzolan malah meningkatkan kebutuhan airnya, hal ini selain karena ada
peningkatan persentase semen dalam campuran, juga dikarenakan terjadinya penurunan
persentase fly ash dalam binder. American Concrete Institute 212 mendapati bahwa
penggunaan fly ash meningkatkan workability, kekuatan, dan ketahanan beton terhadap sulfat
(Balkema, 1992). Peningkatan workability tersebut dapat diterjemahkan dengan kemudahan
dalam pengadukan, sehingga secara tidak langsung mengurangi kebutuhan air.

Gambar 23: Grafik perbandingan kuat tekan Pasta Dasar dengan dan tanpa adisi FlyAsh
(umur 7 hari)
Gambar 23 menunjukkan bahwa kuat tekan benda uji semua seri OPC meningkat seiring
dengan penambahan persentase lumpur bakar. Rata-rata penambahan lumpur bakar akan
meningkatkan kuat tekan sebesar 0,55% sampai 1,45% untuk setiap penambahan 10%
lumpur bakar. Benda uji dengan adisi fly ash ternyata memiliki kuat tekan yang lebih rendah
jika dibandingkan dengan benda uji dengan tanpa adisi fly ash. Hal ini disebabkan oleh
setting time pasta ber-fly ash lebih lama dibanding dengan pasta tanpa adisi fly ash. Hal ini
terbukti pada uji tekan terhadap benda uji umur 28 hari seperti terlihat di Gambar 24, dimana
nilai kuat tekannya sudah relatif sama dan kemungkinan besar akan semakin meningkat jika
dilakukan uji tekan pada usia yang lebih lama lagi.

ISBN 978-979-99327-9-2 824


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Gambar 24: Grafik perbandingan kuat tekan Pasta Dasar dengan dan tanpa adisi FlyAsh
(umur 28 hari)
Dari Gambar 25 terlihat evolusi kuat tekan pasta dasar sampai usia 28 hari yang memang
meningkat seiring pertambahan usia, namun jika kembali lagi membandingkan dengan
Gambar 24, selanjutnya juga mungkin perlu dilakukan penggantian material fly ash dengan
spesifikasi lebih baik untuk mendapatkan hasil kuat tekan yang lebih baik dengan usia yang
lebih cepat.

Gambar 25: Perbandingan kuat tekan Pasta Normal ber-fly ash dengan usia yang berbeda
Data dan Analisa Pasta Ringan.
Pasta Ringan
Pasta ringan yang dipakai merupakan pasta normal dengan nilai kuat tekan tertinggi, dalam
hal ini adalah seri OPC 20%, yang ditambahkan dengan bahan pengembang yaitu foam.
Untuk kemudian dibandingkan dengan specimen pasta ringan dengan bahan pengembang
berupa aluminium powder dengan jumlah kandungan OPC yang sama dengan specimen yang
menggunakan bahan pengembang berupa foam, yaitu OPC sebanyak 20%. Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis bahan pengembang
terhadap kuat tekan yang dihasilkan oleh benda uji tersebut. Namun hasil analisis kuat tekan
itu juga sangat bergantung dari jenis – jenis material yang digunakan juga. Berikut ini hasil
analisis kuat tekan specimen pasta ringan yang dihasilkan :

ISBN 978-979-99327-9-2 825


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Gambar 26: Perbandingan Pasta Ringan


Adisi pengembang ke dalam campuran sejatinya memang secara signifikan mampu
mereduksi berat volume benda uji, namun juga rongga-rongga udara yang tercipta tersebut
malah memperburuk hasil kuat tekan benda uji. Dalam Gambar 26, benda uji dengan
pengembang foam lebih baik kuat tekannya ketimbang benda uji dengan adisi aluminum
powder sebagai pengembang/pencipta rongganya. Penambahan foam berbanding lurus
dengan semakin banyak rongga udara didalam benda uji, hal ini lah yang mengurangi kuat
tekan beton ringan (Dibiantara, 2012).

Data dan Analisa Pasta Ringan Berserat.


Tes kuat tekan hancur dilakukan terhadap 3 buah benda uji ukuran 5cmx5cmx5cm pada umur
7 hari. Setelah dilakukan pengetesan kuat tekan hancur mortar ringan, diambil 3 campuran
Mortar Ringan teroptimum sebagai hasil akhir penelitian ini. Berikut adalah grafik hasil kuat
tekan benda uji Mortar Ringan.

persentase 1 persentase 2 persentase 3

Gambar 27: Kuat Tekan Pasta Ringan Berserat (adisi flyash, foam, serat kenaf)
Pada Gambar 27 di atas terlihat bahwa penambahan serat kenaf yang berlebih malah
menurunkan kekuatan mortar ringan. Hal ini disebabkan karena serat yang terlalu banyak
malah akan cenderung saling menggumpal dan tidak tercampur secara homogen dengan pasta
yang disiapkan. Dan juga peningkatan persentase serat berpotensi menghalangi pengikatan
campuran binder itu sendiri (Dibiantara, 2012).

ISBN 978-979-99327-9-2 826


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Selain itu, dilakukan pula analisis tes kuat tekan terhadap specimen yang menggunakan
bahan pengembang berupa aluminium powder dengan menggunakan beberapa variasi adisi
serat kenaf kedalamnya.

Gambar 7 :Kuat Tekan Pasta Ringan Berserat (adisi aluminium powder dan serat kenaf)

Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa penambahan serat kenaf ke dalam campuran pasta
ringan membuat kuat tekan pasta ringan berserat menjadi sedikit lebih tinggi daripada kuat
tekan pasta ringan pada jumlah tertentu. Penurunan kuat tekan pada pasta ringan berserat ini
mungkin dikarenakan campuran binder yang terbentuk terlalu sedikit, sehingga tidak
mengikat agregat dengan sempurna serta adanya partikel lumpur yang tidak ikut bereaksi
menempel pada permukaan agregat sehingga menyebabkan pengikatan binder dan agregat
menjadi tidak sempurna (Triwulan, Ekaputri, dan Adiningtyas, 2007). Selain itu, apabila
penambahan serat kenaf yang terlalu banyak juga mengakibatkan gelembung – gelembung
mortar yang terbentuk akan terganggu dan saling terhubung antar sesama gelembung, hal ini
yang mengakibatkan kuat tekan akan menjadi turun secara signifikan apabila ditambahkan
serat kenaf terlalu banyak. Penambahan serat kenaf yang paling optimum adalah sebanyak
0,2% dari berat total binder (Manfaluthy, 2012).
Kesesuaian Hasil Analisa Pasta Ringan Berserat dengan Peraturan yang ada.
Berdasarkan dari peraturan ASTM C1693-11 hasil dari specimen yang ada sudah memenuhi
persyaratan berat volume benda uji bata beton ringan yaitu dibawah 900 Kg/m3, sedangkan
masih belum memenuhi untuk persyaratan kuat tekan karena pada ASTM C1693-11 yaitu
sebesar minimal 4 MPa.

5. KESIMPULAN
Kandungan kimia dari lumpur bakar ini sebagian besar adalah oksida yang digunakan sebagai
pozzolan, yaitu 42.22 % Fe2O3 dan 32% SiO2. Mortar ringan yang didapat sudah memenuhi
standarisasi beton ringan menurut Tjokrodimuljo, namun kekuatannya masih jauh dari yang
diharapkan. Mortar ringan pada benda uji adisi foam dengan kuat tekan tertinggi hanya
sebesar 1,6 MPa, berat volume nya 0,86 gr/cm3 (860 kg/m3). Penggunaan foam mengurangi
berat volume antara 45% sampai 49% daripada campuran tanpa foam (Dibiantara, 2012).
Sedangkan pada benda uji dengan adisi aluminium powder kuat tekan yang paling tinggi
sebesar 2,05 MPa dengan berat volume sebesar 0,691 gr/cm3 (691 Kg/m3). Penggunaan adisi
aluminum powder dalam penelitian ini membuat berat volume campuran berkurang 57,18%
sampai 68,31% daripada campuran normal (Manfaluthy, 2012). Seluruh sampel yang dibuat
belum memenuhi standarisasi untuk kuat tekan beton ringan namun sudah memenuhi
persyaratan berat untuk beton ringan.

ISBN 978-979-99327-9-2 827


Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil ITS Surabaya
Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

6. DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM C1693-11 (2011) Standard Spesification for Autoclaved Aerated Concrete (AAC). ASTM
USA.
2. ASTM C-618 (2011) Standard Spesification for Pozzolanic Material. ASTM USA.
3. ASTM C33 (2011) Standard Test Method for Compression Strenght of Hidrical Concrete
Specimen.
4. Dibiantara, Dimas (2012) Pemanfaatan Lumpur Bakar Sidoarjo Untuk Beton Ringan Dengan
Campuran Fly Ash, Foam, Dan Serat Kenaf. ITS Press.
5. Manfaluthy, M Lutfi (2012) Studi Pengembangan Beton ringan Berserat dengan Memanfaatkan
Lumpur Bakar Sidoarjo, serat Kenaf dan Serbuk Aluminium Sebagai Bahan Pengembang. ITS
Press.
6. Setiadji, Rudi (2008) Pengaruh Penambahan Foam Agent Terhadap Kualitas Bata Beton. Pusat
Litbang Pemukiman.
7. Tjokrodimuljo, Kardiyono (1996) Teknologi Beton.
8. Triwulan, Ekaputri dan Adiningtyas (2007) Analisa Sifat Mekanik Beton Geopolimer Berbahan
Dasar Fly Ash dan Lumpur Porong Kering Sebagai Pengisi. Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil
―Torsi‖: 35-36

ACKNOWLEDGEMENT
Penulisan makalah ini ditujukan pada Program Beasiswa Fresh Graduate Pasca Sarjana ITS
sebagai pemberi beasiswa Program Magister Teknik Sipil ITS.

ISBN 978-979-99327-9-2 828

Anda mungkin juga menyukai