Anda di halaman 1dari 7

Persiapan presentasi evaluasi 2

Slide 1
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan
presentasi yang berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI
BAHAN PEMBUATAN BATA RINGAN DENGAN VARIASI KONSENTRASI”. Sebelumnya
saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pak didik purwanto ST.MT sebagai kaprodi
Teknik sipil sekaligus sebagai dosen pembimbing saya, dan kepada pak doni sebagai koordinator
sidang skripsi, dan kepada pak leonardus sebagai dosen penguji. Terima kasih telah memberi saya
kesempatan untuk tampil menguraikan hasil penelitian yang menyangkut judul skiripsi saya.

Slide 2
Bata ringan merupakan material baru yang saat ini banyak bermunculan dan diminati dalam
proyek kontruksi, salah satunya dalam proyek kontruksi pembangunan Gedung. Bata ringan
telah banyak di produksi oleh perusahaan-perusahaan industry besar seperti :
1. Bata ringan Citicon
2. Bata ringan grand Elephant dan
3. Bata ringan SCG

Slide 3
Keunggulan yang dimiliki bata ringan adalah:
1. Bata ringan memiliki bentuk yang tertur dan juga presisi
2. Sangat efesien dalam pengerjaannya
3. Dapat menghemat bahan karna bata ringan memiliki ukuran lebih besar dari batu bata
4. Memiliki bahan yang ringan dan struktur tahan gempa

Slide 4
Berdasaarkan proses pengeringan nya, terdapat 2 jenis bata ringan yaitu
1. Bata ringan AAC ( Autoclolaved Aerated Concrete ) dan
2. Bata ringan CLC ( Cellular Lightweight Concrete)

A. Bata ringan AAC


Merupakan beton selular dimana gelembung udara yang ada disebabkan oleh reaksi
kimia, adonan AAC umumnya terdiri dari padir kwarsa,semen, kapur, sedikit
gypsum,air, dan aluminium pasta sebagai bahan pengembang ( pengisi udara secara
kimiawi). Dan biasanya bata ringan jenis AAC ini diproduksi oleh industry besar
karena pembuatan yang membutuhkan alat yang mahal dan investasi besar.
B. Bata ringan CLC
Adalah beton selular yang mengalami proses curing secara alami, CLC adalah beton
konvensional yang mana agregat kasar (kerikil) diganti dengan gelembung udara,
dlam prosesnya menggunakna busa organic yang urang stabil dan tidak ada reaksi
kimia Ketika proses pembuatan atau pencampuran adonan. Pabrikasi dan alat yang
digunakan untuk menghasilkan bata ingan jenis CLC ini juga standart, dan biasanya
dibuat dipabrik kecil dan membutuhkan investasi yang tidak terlalu mahal. Bata
ringan jenis CLC ini juga berpotensi dibuat di UWIKA.

Slide 5
Model gambar bata ringan dapat kita lihat dengan gambar berikut:
Dalam gambar dapat kita bedakan bahwa Jenis bata ringan AAC lebih memiliki
permukaan yang halus dibanding dengan jenis bata ringan CLC yang memiliki
permukaan yang kasar.

Slide 6
Dalam penelitian kali ini saya ingin membuat bata ringan menggunakan komponen campuran
lumpur Lapindo. Dimana kita ketahui bahwa lumpur Lapindo adalah dampak bencana yang
terjadi diporong yang sampai saat ini belum termanfaatkan dengan signifikan. Lumpur Lapindo
secara kimia mengandung bahan silica dan dapat dimanfaatkan sebagai pozzolan.

Slide 7
Dengan Teknik dan komposisi yang tepat lumpur Lapindo bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan bata ringan jenis CLC yang berkualitas.

Slide 8
Adapun rumusan masalah yang saya ambil adalah:
1. Apakah lumpur Lapindo bisa dimanfaatkan untuk bahan tambahan pembuatan CLC
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi lumpur Lapindo terhadap kuat beton bata ringan
3. Apakah bata ringan yang dihasilkan sesuai standart SNI
Slide 9
Dengan tujuan yang dibuat adalah:
1. Agar kita dapat mengetahui pengaruh penambahan lumpur Lapindo trhadap kuat tekan
dan densinitas serta daya serap air dari bata ringan yang dihasilkan.
2. Untuk mendapatkan komposisi pencampuran terbaik dari variabel yang ditetapkan
3. Sebagai rintisan awal pengembangan produk unggulan Teknik sipil universitas widya
Kartika

Slide 10
Untuk mendukung penelitian ini, saya telah membaca beberapa peneliti terdahulu yang telah
berhasil membuat bata rigan dangan campuran bahan lumpur Lapindo yang dapat kita lihat di
slide ini.

Slide 11
Dari peneliti terdahulu geradus abi, tahun 2015 yang membuat bata tingan dengan campuran
lumpur Lapindo dengan memvariasikan komposisi foam dan pasir slika. Dimana produk yang
dihasilkan mempunyai kuat tekan terbaik sebasar 36,9 KN

Slide 12
Taget spesifikasi standart bata ringan CLC yang di sarankan adalah:
Panjang 600mm : tinggi 200mm dan tebal nya 75 mm, sedangkan berat kering kurang lebih
750kg per meter kubik dan daya tekan sebesar kurang lebih 45 kg per meter kubik.

Slide 13
Adapun Teknik yang dilakukan untuk menghasilkan bata ringan sesuai dengan spesifikasi diatas
dalam penelitian ini adalah dengan melakukan Experimen dengan bahan yang digunakan adalah
Pasir, foam agent, semen, air, dan lumpur Lapindo. Sedangkan alat yang digunakan dalam proses
ini adalah :
1. Alat pengadukan dan pencampuran
2. Form generator
3. Cetakan bata ringan dan
4. Ayakan
Slide 14 -16
Prosedur percobaan dilakukan dengan
1. Persiapan bahan ( baca slide 14)
2. Pencampuran bahan (mix desain), ( baca slide 15)
3. Pengujian produk ( baca slide 16)
Ada pun pengujian yang dilakukan adalah pada saat bata sudah berumur 7, 14, 21, dan 28 hari
tanpa perendaman.

Slide 17
Setelah melakukan pengujian kuat tekan dan desinitas produk, hasil dapat dilihat dalam table
yang telah saya rekap pada slide ini sesuai dengan tipe bata yang berbeda-beda.

Slide 18
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan menurut tekstur produk yang dihasilkan adalah
1. Secara umum produk baru bisa dikeluarkan dari alat cetakan setelah 3 hasil dari proses
pembuatan/ pencetakan
2. Warna bata yang dihasilkan berwarna abu-abu agak gelap dengan tekstur cukup halus
3. Setelah lebih dari 2 minggu , warna semakin cerah dan terlihat terang seperti yang kita
lihat Digambar ini.

Slide 19
Untuk hasil desinitas yang dihasilkan setelah melakukan percobaan adalah:
1. Produk yang dihasilkan terasa ringan
2. Dalam pengukuran volume dan massa bata dipotong manjadi 2
3. Hanya Sebagian kecil bata saja yang mengapung, Sebagian masih tenggelam seperti yang
ada pada gambar disamping.

Slide 20
Sehingga jika dilhat dari tabel percobaan desinitas produk berikut ini bahwa:
1. Desinitas yang dihasilkan pada percobaan menunjukkan bata dengan lumpur 30% saja
yang pada awalnya ringan dan dapat mengapung.
2. Bata yang lain masih tenggelam (desinitas bata yang lebih dari 1 gram per centimeter
kubik)
3. Dan terlihat secara umum penambahan lumpur memberikan peningkatan nilai desinitas
bata ( khususnya pada awal pengeluaran bata dari cetakan)

Slide 21
4. Dari grafik juga terlihat penambahan umur pada bata memberikan efek yang berfariasi
pada destinitas produk
5. Hal ini diduga karena penyimpanan bata diruang terbuka dengan cuaca yang tidak stabil
sehingga terjadi penyerapan uap air oleh produk.

Slide 22
Sedangkan kuat tekan produk yang dihasilkan setelah dilakukan eksperimen dan di jadikan
dalam grafik berikut ini ;
1. Bahwa dapat kita lihat dari grafik terlihat penambahan umur produk secara umum
meberikan efek bertambahnya kuat tekan produk
2. Penambahan konsentrasi lumpur juga memberikan penambahan kuat tekan produk
3. Dalam percobaan yang dilakukan bahwa hasil kuat tertinggi yang diperoleh adalah pada
konsentrasi 40 % dengan umur produk selama 28 hari

Slide 23
4. Jika dilihat dalam grafik disamping bahwa penambahan lumpur Lapindo membuat ikatan
antara semen dan pasir semakin kuat dimana partikel-partikel slika mampu mengisi pori-
pori atau bata semakin pejal.
5. Dengan penambahan lumpur Lapindo juga dapat meningkatkan desinitas bata

Slide 24
Setelah malakukan percobaan-percobaan dengan menggunakan eksperimen dalam penelitian ini
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Seperti yang kita ketahui bahwa lumpur Lapindo mengandung silika, sehingga da[pat
kita gunakan sebagai bahan alternatif tambahan dalam pembuatan bata ringan.
2. Penambahan konsentrasi lumpur Lapindo pada range 25%-40% memberikan efek pada
penambahan kuat tekan bata ringan, namun juga memberikan dampak membesarkan
desinitas bata.
3. Perlu diperhatikan efek penyimpanan diudara terbuka karena bisa mempengaruhi
desinitas bata karena adanya penyerapan uap air di udara

Anda mungkin juga menyukai