BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bata ringan merupakan material yang saat ini digunakan dalam proyek
konstruksi skala menengah hingga besar. Dalam proyek saat ini, bata ringan
digunakan sebagai material pengganti bata merah dan batako. Di Indonesia sendiri
bata ringan mulai diperkenalkan sejak tahun 1995. Bata ringan yang dikenal ada 2
jenis yaitu Celullar Lightweight Concrete (CLC) dan Autoclaved Aerated
Concrete (AAC). Pada dasarnya kedua jenis bata ringan ini sama yaitu
menambahkan gelembung udara kedalam mortar untuk menurunkan berat beton.
Perbedaan dari kedua jenis bata ringan ini adalah dari segi proses pengeringan.
Pengeringan bata ringan jenis CLC yaitu dengan cara proses pengeringan alami
sedangkan bata ringan jenis AAC pengeringan nya dengan cara oven autoklaf
bertekanan tinggi. Salah satu jenis bata ringan yang beredar dipasaran adalah bata
ringan jenis CLC seperti pada Gambar 1.1. Bata ringan CLC adalah beton selular
yang mengalami proses curing secara alamiah. Beton ringan mempunyai ukuran
yang lebih besar dari ukuran bata merah yaitu 20x60x10cm. Bata merah pada
penggunaan penutup dinding biasanya digunakan sebanyak 63 buah. Sedangkan
bata ringan digunakan sebanyak 8,5 buah untuk 1 m2 (Prapto, P. 2016)
Bata ringan jenis AAC dan CLC memiliki komposisi seperti semen, pasir,
air, dan foaming agent (penghasil busa). Pada proses pembuatan bata ringan
menggunakan busa organic yang dihasilkan dari Foam Agent. Busa ini berfungsi
untuk pembungkus udara, sehingga menghasilkan pori dan berat bata menjadi
lebih ringan. Pengecoran logam merupakan salah satu proses yang paling penting
pada industri logam. Dalam sistem ini, logam tidak lepas dari cetakan, cetakan
inilah yang bisa mempengaruhi logam dari segi bentuk dan kekerasan. Cetakan
tersebut terbuat dari foundry sand. Namun demikian, penggunaan pasir cetak
secara terus-menerus mengakibatkan jumlah limbah pasir cetak yang dihasilkan
kian berlimpah. Limbah tersebut apabila tidak dimanfaatkan akan berdampak
negative terhadap lingkungan. Upaya untuk mengurangi limbah pasir cetak yang
kian berlimpah diantaranya digunakan untuk membuat bata ringan. Pada saat ini
foundry sand digunakan sebagai material tanah urug. Adapun pada bidang
2
konstruksi digunakan sebagai bahan campuran aspal, bahan baku campuran semen
portland dan campuran mortar pasangan bata. Namun penggunaan sebagai
material tersebut masih mengakibatkan penumpukan limbah yang berlebih.
Seperti hal nya pada pembuatan beton ringan AAC dan CLC ,Foundry Sand ini
digunakan sebagai aggregat pada kegiatan produksi bata ringan. Hanya saja
penggunaan metode yang berbeda. Perbedaan antara jenis AAC dan CLC yaitu
dari 3 segi proses pengeringan (curing). Pada jenis AAC pengeringan yang
dilakukan menggunakan alat tambahan yaitu mesin autoklaf bertekanan tinggi,
sedangkan pada jenis CLC proses pengeringan nya secara alami. Namun secara
garis besar segi bahan tidak ada perbedaan yg signifikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4. Mengenal Bata Ringan sebagai Bahan Untuk Berbagai Seni Dalam Desain
Karena mudah dipasang serta karakteristiknya yang ringan, maka
penggunaanya mampu menekan biaya pengeluaran untuk bahan Baja, Beton,
Semen/Mortar, dan Pasir. Bata Ringan juga sangat mudah untuk dipotong
menggunakan gergaji biasa ataupun untuk dibor. Ini adalah keunikan tersendiri
yang nantinya bisa memunculkan ide-ide kreatif pemanfaatan AAC Powerblock
untuk produk kerajinan atau asesoris interior yang menawan.
5
Banyak sudah hasil karya kerajinan kreatif berbahan dasar Bata Ringan,
diantaranya :
Patung,
Pot tanaman,
Box lampu taman,
Box lampu interior,
Kaki meja kantor,
Panel decor atau wall decor,
Dan lainnya.
pekerjaan di lapangan dan hasil akhir yang lebih rapi. Akurasi ukuran yang tinggi
ini juga memungkinkan penggunaan perekat yang tipis yaitu cukup setebal 2 – 3
mm dan memungkinkan finishing dengan cara langsung diaci tanpa plesteran.
h. RAMAH LINGKUNGAN
Powerblock adalah produk yang ramah lingkungan, tidak beracun dan tidak
berbahaya. Material yang digunakan tidak dapat dijadikan tempat tinggal bagi kutu,
serangga dan hewan sejenis lainnya.
i. TAHAN LAMA
Powerblock tahan terhadap perubahan cuaca, tahan lama dan stabil.
j. DAYA TAHAN TINGGI TERHADAP GEMPA BUMI
Perencanaan gaya lateral yang bekerja pada suatu bangunan karena gempa
sebagian besar ditentukan oleh massa (berat) bangunan dan percepatan gerak tanah
akibat gempa.
Secara sederhana gaya lateral gempa yang bekerja pada suatu bangunan
didasarkan pada rumusan terkenal Newton. Ada beberapa faktor lain yang juga
mempengaruhi gaya gempa misalkan jenis tanah di bawah pondasi dan tingkat
kelenturan struktur bangunan. Massa Bata ringan yang ringan pada
dasarnya memberikan manfaat dalam disain terhadap gempa. Material ini juga
dapat mengurai massa struktur dan secara otomatis memperkecil pengaruh gaya
gempa terhadap bangunan.
Sebagai tambahan dalam mengenal Bata Ringan, sifatnya yang tidak mudah
terbakar dan tahan terhadap kebakaran merupakan pelindung terhadap kebakaran
yang biasanya timbul bersamaan dengan terjadinya gempa. Sejak lama Bata Ringan
Powerblock telah digunakan didaerah rawan gempa seperti di Aceh,
Yogyakarta dan Padang. Bangunan yang menggunakan material ini baik secara
keseluruhan maupun sebagian pada kenyataannya memiliki ketahanan yang baik
terhadap gempa.
Di Indonesia, PT. Powerblock Indonesia adalah perusahaan yang menjadi
bagian dalam memajukan konstruksi dan bahan bangunan di Tanah Air dengan
menjadi produsen Bata ringan (AAC Powerblock) yang mempunyai kapasitas
kemampuan produksi yang besar dalam waktu relatif singkat.
Sesuai dengan visi perusahaan yaitu, menjadi produsen bahan bangunan
terbaik dan bangga menjadi bagian dalam memajukan dunia konstruksi dan bahan
bangunan di Tanah Air. Pada waktunya, menjadi perusahaan Indonesia yang dapat
dibanggakan dalam kancah industri bahan bangunan internasional.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penulisan makalah diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Bata Ringan, sifatnya yang tidak mudah terbakar dan tahan terhadap
kebakaran merupakan pelindung terhadap kebakaran yang biasanya timbul
bersamaan dengan terjadinya gempa.
2. Bangunan yang menggunakan material ini baik secara keseluruhan
maupun sebagian pada kenyataannya memiliki ketahanan yang baik terhadap
gempa.
3. Material bahan bangunan ini merupakan insulator suara yang lebih baik
dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain
B. SARAN
Demikian makalah ini kami selesaikan sebagai salah satu tugas perkuliahan
pada semester 1 ini. Namun kami sebagai penyusun, menyadari terdapat
kekurangan maupun kekhilafan atau kesalahan, baik dalam penyelesaian maupun
pemaparan dari makalah kami ini. Dari itu, kami sangat mengharap dari para
pembaca sekalian, baik teman-teman maupun dosen sebagai pembimbing dalam
mata kuliah ini, untuk turut serta dalam memberikan kritik yang membangun
dan saran yang baik tentunya agar kedepanya nanti kami akan dan bisa menjadi
lebih maju dan baik dari sebelumnya.
Adapun beberapa saran yang dapat bermanfaat sebagai acuan dan
membangun dalam proses pembuatan makalah selanjutnya adalah sebagai
berikut :
1. Setiap mahasiswa harus mampu menguasai setiap tugas yang
diberikan
2. Mahasiswa harus mampu menguasai materi, bahan dan material yang
diperlukan untuk bahan bangunan karna sangat berguna bagi
pekerjaan yang berhubungan dengan teknik sipil.
3. Dosen harus memperhatikan karakteristik dari setiap mahasiswa
karena berbeda karakteristik maka berbeda pula kesulitan yang
dialaminya.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://ibb.jatimprov.go.id/page/artikel/NjhiQ0l0ZW9rUEpsV1IzcmtFeFozUT09
Mustafa, I., Suryanita, R., & Maizir, H. (2019). Analisis Sifat Mekanik Bata Ringan
yang Terpapar Suhu Tinggi. 11–17.
Rusdi, A. A. A., & S, M. F. (2019). Pengaruh Penambahan Bottom Ash Dan Serbuk
Cangkang Bekicot (Achatina Fulica) Sebagai Pengganti Sebagian Semen Pada Bata
Ringan. Rekayasa Teknik Sipil, 1–7.
Haryanti, N. H. (2015). Kuat Tekan Bata Ringan Dengan Bahan Campuran Abu
Terbang PLTU Asam-Asam Kalimantan Selatan.
SNI 8640-2018. (2018). Spesifikasi Bata Ringan Untuk Pasangan Dinding. 1–13.