Anda di halaman 1dari 11

PROJECT TENTANG PEMBUATAN BATA RINGAN

Tahun Pelajaran 2017/2018

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas material teknik

oleh

Herdi Sofian
NPM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN POKASIONAL TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG

2017

[Type text]
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang berjudul Project Tentang Pembuatan Bata

Ringan beserta seluruh isinya adalah benar- benar karya sendiri dan tidak melakukan

penjiplakkan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuaan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian saya ini.

Sumedang, November 2017

Yang membuat pernyataan,

Herdi Sofian

[Type text]
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada
umumnya. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan
Cellular Lightweight Concrete (CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu
menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan
secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu
AAC mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan
jenis CLC yang mengalami proses pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-
Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian bata ringan ?
2. Apa yang membedakan bata ringan, bata merah dan batako ?
3. Ada berapakah jenis bata ringan ?
4. Mengapa dipilih pembuatan bata ringan yang jenis CLC ?

[Type text]
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bata Ringan


Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada
umumnya. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan
Cellular Lightweight Concrete (CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu
menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan
secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu
AAC mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan
jenis CLC yang mengalami proses pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-
Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).
2.2 Perbedaan Bata Merah, Bata Ringan dan Batako
1. BATA MERAH
Batu bata merah merupakan bahan material dinding yang sangat umum dipakai dan
mudah dijumpai di lapangan maupun diaplikasikan dalam bangunan. Material ini sangat
tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan Anda
dari bahaya api. Tidak semua tanah liat bisa digunakan, hanya yang terdiri dari kandungan
pasir tertentu.
 Spesifikasi Umum Bata Merah:
• Berat jenis kering : 1500 kg/m3
• Berat jenis normal : 2000 kg/m3
• Kuat tekan : 2,5 – 25 N/mm² (SII-0021,1978)
• Konduktifitas termis : 0,380 W/mK
• Tebal spesi : 20 – 30 mm
• Ketahanan terhadap api : 2 jam
• Jumlah (kebutuhan) bata merah per 1 m2 : 30 – 35 buah tanpa construction waste
 Kelebihan Bata Merah:
– Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang.
– Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.
– Mudah untuk membentuk bidang kecil
– Murah harganya dan efektif untuk kebutuhan volume bangunan yang kecil
– Mudah mendapatkannya
– Perekatnya tidak perlu yang khusus.
– Tahan Panas, sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.

[Type text]
– Kuat, kokoh dan tahan terhadap cuaca maupun benda keras
 Kekurangan Bata Merah:
– Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi
– Menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim dingin,
sehingga suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak stabil.
– Cenderung lebih boros dalam penggunaan material perekatnya.
– Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat waste-
nya dapat lebih banyak.
– Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka dibutuhkan pelsteran
yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
– Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
– Berat, sehingga membebani struktur yang menopangnya.
– Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
– Perlu plesteran/acian yang cukup tebal untuk mendapatkan permukaan dinding yang
rata dan halus.
2. BATA RINGAN
Bata ringan merupakan terobosan teknologi alternatif pengganti batu bata merah dan
batako. Bata ringan terbuat dari campuran atau komposisi bahannya terdiri dari pasir
kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan
pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya
akan mengembang selama 7-8 jam. Dan perlu di ketahui istilah “H*bel” itu berasal dari
salah satu merek bata ringan.
 Spesifikasi Umum Bata Ringan:
• Berat jenis kering : 520 kg/m3
• Berat jenis normal : 650 kg/m3
• Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
• Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
• Tebal spesi : 3 mm
• Ketahanan terhadap api : 4 jam
• Jumlah (kebutuhan) bata ringan per 1 m2 : 8 – 9 buah tanpa construction waste.
 Kelebihan Bata Ringan:
– Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding
yang rapi.
– Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat.

[Type text]
– Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
– Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
– Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
– Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja.
– Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
– Mempunyai kekedapan suara yang baik.
– Kuat tekan yang tinggi.
– Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
 Kekurangan Bata Ringan:
– Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak.
– Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah tersedia di
lapangan.
– Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya dengan rapi, karena jika tidak
dampaknya sangat kelihatan.
– Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih
lama dari bata biasa.
– Harga sedikit lebih mahal daripada Batako dan Bata Merah.
– Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini.
– Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.
3. Batako
Material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari campuran semen dan pasir kasar
yang dicetak padat atau dipress dengan alat khusus. Selain itu ada juga yang membuatnya
dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran
semen, pasir dan batubara.
 Spesifikasi Umum Batako Press:
• Berat jenis kering : 950 kg/m3
• Berat jenis normal : 1000 kg/m3
• Kuat tekan : 5,5 N/mm²
• Konduktifitas termis : 0,339 W/mK
• Tebal spesi : 20 – 30 mm
• Ketahanan terhadap api : 4 jam
• Jumlah (kebutuhan) batako press per 1 m2 : 20 – 25 buah tanpa construction waste
 Kelebihan Dinding Batako Press:
– Tiap m2 pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan dengan

[Type text]
menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suatu pengurangan.
– Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama.
– Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih hemat.
– Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
– Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
– Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan potongan.
– Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
– Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
– Pemasangan lebih cepat.
– Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
– Pembuatan dan bentuknya bisa request sesuai permintaan kita
– Waktu pemasangan lebih cepat dari pada batu bata merah
 Kekurangan Dinding Batako Press:
– Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
– Mudah dilubangi dan mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
– Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.
– Tidak bagus untuk bahan material dinding rumah tinggal karena insulasi suhu terhadap
panas tinggi
– Ruangan dengan batu batako cenderung lebih pengap.
2.3 Jenis Bata Ringan
Jenis – jenis bata ringan :

1. Autoclaved Aerated Concrete (AAC)


2. Cellular Lightweight Concrete (CLC).
Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu menambahkan gelembungudara ke
dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan.
Perbedaan bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC mengalami
pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC yang

[Type text]
mengalami proses pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-Autoclaved Aerated
Concrete (NAAC).
Setelah adonan tercampur sempurna akan mengembang selama kurang lebih 8 jam.
Alumunium pasta dalam adonan tadi, berfungsi sebagai pengembang. Volume aluminium pasta
ini berkisar 8 persen dari adonan atau tergantung kepadatan yang diinginkan.
 Keuanggulan Bata Ringan:
~ Hemat Energi
~ Kuat dan Tahan Lama
~ Tahan Air
~ Tahan Api
~ Mudah Dikerjakan
~ Kedap Suara
~ Ekonomis
~ Bebas Lumut

 Spesipikasi Produk:

Panjang = 60 cm
Tinggi = 20 cm
Tebal = 7,5 cm & 10 cm
Berat / kering = 750kg/m
Kuat tekan: 45 kg / m

 Kekurangan bata ringan :


- Proses pembuatan bata ringan ini dilakukan secara pabrikasi sehingga permukaannya
lebih halus di bandingkan permukaan pada bata merah biasa.
- kadang kala adukan tidak dapat menempel sempurna
- kadangkala dibutuhkan trik khusus agar aplikasi plester lebih mudah.
- untuk pekerjaan pasangan dan plesteran pada permukaan bata ringan diperlukan produk
yang berkualitas.

 Bahan Pembuiatan Bata Ringan :

Bahan baku pembuatan Bata Ringan Block ini antara lain :


1. Semen (segala jenis semen dengan kandungan yang memenuhi persyaratan teknis)
2. Kapur (Kapur atau gamping yang dihaluskan)
3. Pasir Silika (adalah pasir khusus yang mempunyai kandungan bahan silica)
4. Alumunium powder (bubuk alumunium yang diimpor khusus dari China)
5. Bahan baku tersebut diatas (kecuali alumunium powder) didapat di dalam negeri dan
merupakan bahan baku yang mudah didapat.
6. Air, Tidak kalah pentinya bahan baku berupa air mendominasi bentuk campuran sebagai
bahan baku yang menentukan. Kualitas air yang diperlukan adalah standar umum dengan
nilai kejernihan 95% aie tanah yang tidak mengandung garam.

[Type text]
 BAHAN PEMBANTU

1. Pallet
2. Steel Shapping
3. Cutting Wire
4. Bahan Grinda

 PROSES PRODUKSI

1. Proses pertama adalah penggilingan pasir silica agar dapat dijadikan “Slurry” tepung
silica.
2. Slurry dimasukan dalam tempayan pengaduk luluh slurry dimana slurry dicampur
dengan air dan diaduk menjadi adonana luluh/permik.
3. Adonan luluh dituangkan dalam tangki penyimpan luluh/permik.
4. Luluh permik dimasukan dalam bejana dimana diadakan pencampuran luluh permik
dengan semen dan kapur setelah itu dituangkan Alumuinium Powder.
5. Setelah memenuhi waktu pencampuran yang cukup maka campuran tersebut melalui
saluran-saluran khusus menuju kotak-kotak cetakan silicon.
6. Diperlukan waktu sejenak untuk pengukuhan/pengerasan balok-balok silicon.
7. Balok silicon dikirim ke ruang pemotongan untuk dipotong-potong sesuai ukuran yang
ditentukan.
8. Agar memenuhi ukuran yang tepat/akurat, diadakan pemotongan ke dua untuk menjadi
Bata Ringan Block dan bersihkan sisa-sisa/bekas-bekas pemotongan.
9. Selanjutnya Bata Ringan Block dimasukan ke dalam Auto Claved selama 12 jam diberi
tekanan uap dengan tekanan 12 BAM dan temperatur 193OC. Dalam tekanan uap tersebut
akan mebentuk reaksi pembakaran sampai produk Bata Ringan matang dengan sempurna.
10. Bata Ringan Blocks dinyatakan “Jadi” dan di tumpuk dalam gudang penumpukan yang
siap untuk dikirim.

 KEBUTUHAN ALAT DAN MESIN

1. AUTOCLAVE
2. BOILER
3. SAND MILL
4. MIXER
5. CUTTING MACHINE
6. SILLO
7. MOULD
8. LIME SLAKING TUB BAK.

[Type text]
 Analisa Usaha Bata Ringan :

1. 5 Sak Semen (250 kg) Rp. 350.000,-


(Menggunakan pasir kualitas sedang)
2. 1/3 m3 Pasir Rp. 90.000,-
3. 0.8 kg Foam Agent Rp. 20.000,-
4. Listrik Rp. 10.000,-
5. Ongkos Pekerja Rp. 40.000,- (borongan)
---------------------------------------- ---- ------------
Total biaya produksi Rp. 510.000,- / m3
---------------------------------------- ---- ------------
Harga jual Rp. 650.000,- / m3 (diantar)
Keuntungan Rp. 140.000,- / m3
2.4 Pembuatan bata ringan yang jenis CLC
 Bahan Pembuatan:
•Pasir Sungai (agregat halus dan agregat kasar).
•Semen (Tiga Roda, Merah Putih, Gresik).
•Foaming Agent (CBM).
•Calsium (Kapur).
•Bahan Perekat (jika dibutuhkan).
•Air Secukupnya.

 Proses Pembuatan
1. Siapkan busa foam terlebih dahulu dengan cara mencampurkan foaming agent dan air
di foaming generator.
2. Masukkan 100 liter air ke dalam mesin mixing.
3. Masukan pasir sungai, semen dan kapur.
4. Aduk adonan selama 30 menit.
5. Tambahkan foam.
6. Aduk Selama 15 menit.
7. Tuang adonan dalam cetakan.
8.Ratakan adonan dalam cetakan dan diamkan adonan selama 4-5 jam sampai adonan
agak keras dan siap untuk dipotong.
9. Setelah terpotong, diamkan selama7-14 hari untuk proses pengerasan.
10. Setelah 7-14 hari, bata siap untuk dikirim.

[Type text]
DAFTAR ISI

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai