DINDING
BY ANNISA RAMADHANNI
Kerangka Presentasi
Firma Kami
Kepala Arsitek Kami
Desain Kami
Perbedaan Arsitektur Kenari
Janji Kami
Klien Kami
Kepuasan Klien
Dinding juga memiliki peran dalam aspek akustik dan isolasi termal, mampu memberikan kenyamanan
akustik dalam ruangan dan menjaga suhu dalam bangunan. Selain itu, dinding memberikan kontribusi
estetika pada bangunan, menciptakan penampilan visual dan keindahan dengan beragam bahan,
warna, tekstur, dan pola. Selain fungsi tersebut, dinding juga memiliki dukungan fungsional, seperti
tempat pemasangan peralatan atau sebagai titik dukungan untuk menggantung barang-barang.
Terakhir, dinding penahan dirancang khusus untuk melindungi bangunan dari gerakan tanah, batuan,
atau air yang dapat menyebabkan kerusakan. Dengan fungsi-fungsi yang beragam ini, dinding menjadi
elemen penting dalam desain dan konstruksi bangunan, menjaga keamanan, kenyamanan, dan
kelestarian bangunan tersebut
Hebel
Pada tahun 1880, seorang peneliti Jerman bernama Michaelis mencetuskan ide
pembakaran dan penguapan material yang menjadi dasar pengembangan AAC.
Kemudian, pada tahun 1889, proses aerasi untuk pembuatan bata ringan dipatenkan
oleh Hoffman di Ceko.
Pada tahun 1914, Dyer dan Aylsworth dari Amerika mengembangkan penambahan
senyawa kimia, seperti bubuk aluminium, pada adonan bata. Axel Eriksson kemudian
memperbaiki seluruh proses dan pencampuran berbagai bahan dasar tersebut, yang
kemudian dipatenkan pada tahun 1923.
di Indonesia Salah satu perusahaan manufaktur awal yang menjadi pelopor produksi bata ringan
di Indonesia didirikan di Karawang, Jawa Barat. Meskipun produksi awalnya
terbatas, penggunaan bata ringan semakin meluas di Indonesia karena ketahanan
dan kualitasnya yang terbukti dan dapat dipercaya.
Demikianlah gambaran singkat tentang sejarah bata ringan AAC. Material ini telah
dikembangkan sejak awal abad ke-20 dan menjadi solusi alternatif berkualitas bagi
mereka yang ingin membangun rumah dengan anggaran yang lebih hemat dan
pemasangan yang lebih cepat.
Jenis bata hebel AAC merupakan beton seluler yang memiliki gelembung udara
di dalamnya. Gelembung udara tersebut terbentuk melalui reaksi kimia. Bahan
campuran yang digunakan dalam pembuatan bata AAC meliputi semen, kapur,
sedikit gypsum, pasir kwarsa, pasta aluminium, dan air. Pasta aluminium
berperan sebagai agen pengembang dan pengisi udara secara kimiawi. Proses
pembuatan bata hebel AAC relatif sederhana.
Setelah proses pembuatan selesai, bata hebel AAC memiliki warna putih cerah
dan memiliki bobot yang ringan.
Bahan
Beton Seluler Beton Tanah Liat
Kepadatan Rendah hingga Sedang Tinggi Tinggi
Kekuatan
Tinggi Tinggi Sedang
Isolasi
Baik Baik Terbatas
Kualitas
Terstandar dan Teruji Bervariasi Bervariasi
Pemasangan
Mudah Mudah Rumit
Bobot
Ringan Berat Berat
Efisiensi
Efisien Cukup Efisien Kurang Efisien
Biaya Sedang Sedang Rendah
Tahan Lama Tahan Lama Tahan Lama Kurang Tahan
Berdasarkan perbandingan antara hebel (bata ringan AAC), batako, dan bata merah, dapat
disimpulkan bahwa hebel memiliki kepadatan rendah hingga sedang, kekuatan tinggi, isolasi
yang baik, kualitas terstandar, pemasangan mudah, bobot ringan, efisiensi yang baik, biaya
sedang, dan tahan lama. Sementara itu, batako memiliki kepadatan tinggi, kekuatan tinggi,
isolasi yang baik, pemasangan mudah, bobot yang lebih berat, efisiensi baik, biaya sedang, dan
tahan lama. Bata merah memiliki kepadatan tinggi, kekuatan sedang, isolasi yang baik, kualitas
bervariasi, pemasangan mungkin lebih rumit, bobot yang lebih berat, efisiensi lebih rendah, biaya
lebih rendah, dan tahan lama. Pemilihan bahan bangunan harus mempertimbangkan
kebutuhan proyek, anggaran, dan preferensi pribadi.