Anda di halaman 1dari 18

PENGETAHUAN MATERIAL DAN PROSES

DINDING
BY ANNISA RAMADHANNI
Kerangka Presentasi

Ringkasan topik hari ini

Firma Kami
Kepala Arsitek Kami
Desain Kami
Perbedaan Arsitektur Kenari
Janji Kami
Klien Kami
Kepuasan Klien

Annisa Ramadhanni 1603220212


Apa Itu Dinding?

Dinding adalah komponen bangunan yang memisahkan satu ruangan dari


ruangan lainnya dan tidak memiliki peran struktural sebagai beban. Dinding
berfungsi sebagai penghalang antara ruang luar dan ruang dalam,
melindungi dari cahaya, angin, hujan, debu, dan elemen alam lainnya.
Selain itu, dinding juga berperan sebagai pembatas antara ruang-ruang di
dalam rumah, memisahkan ruangan pribadi dan ruangan umum, serta
memiliki nilai artistik tertentu.
Dinding bangunan memiliki beberapa fungsi utama. Pertama, mereka berperan sebagai penopang atap
dan langit-langit, memberikan dukungan struktural yang penting dan menjaga kestabilan bangunan.
Selain itu, dinding juga berfungsi sebagai pembatas ruangan, membagi area menjadi ruang terpisah,
memberikan privasi, dan memastikan tata letak bangunan yang teratur. Fungsi lainnya adalah sebagai
pelindung terhadap intrusi dan cuaca. Dinding menjadi penghalang fisik yang melindungi bangunan
dari akses yang tidak diinginkan serta menjaga keutuhan bangunan dari pengaruh elemen cuaca seperti
angin, hujan, panas, atau dingin ekstrem.

Dinding juga memiliki peran dalam aspek akustik dan isolasi termal, mampu memberikan kenyamanan
akustik dalam ruangan dan menjaga suhu dalam bangunan. Selain itu, dinding memberikan kontribusi
estetika pada bangunan, menciptakan penampilan visual dan keindahan dengan beragam bahan,
warna, tekstur, dan pola. Selain fungsi tersebut, dinding juga memiliki dukungan fungsional, seperti
tempat pemasangan peralatan atau sebagai titik dukungan untuk menggantung barang-barang.

Terakhir, dinding penahan dirancang khusus untuk melindungi bangunan dari gerakan tanah, batuan,
atau air yang dapat menyebabkan kerusakan. Dengan fungsi-fungsi yang beragam ini, dinding menjadi
elemen penting dalam desain dan konstruksi bangunan, menjaga keamanan, kenyamanan, dan
kelestarian bangunan tersebut

Annisa Ramadhanni 1603220212


JENIS DINDING

DINDING NON- DINDING DINDING PARTISI


STRUKTURAL STRUKTURAL ATAU PENYEKAT
Dinding ini hanya berfungsi sebagai Dinding struktur bangunan (bearing Dinding penyekat adalah batas
pembatas dan tidak menopang wall) penting untuk menopang atap vertikal yang ada di dalam ruangan /
beban bangunan. Jika dinding ini dan tidak membutuhkan kolom interior. Bahan-bahan yang digunakan
dirobohkan, bangunan tetap akan beton atau besi beton sebagai untuk dinding partisi ini antara lain
berdiri karena beban struktural penopang. Biasanya, bahan yang gypsum, papan kalsium, triplek dan
didukung oleh elemen lainnya. digunakan adalah batu bata. kayu.

Annisa Ramadhanni 1603220212


Material Dinding

Hebel

Annisa Ramadhanni 1603220212


Pengertian Hebel

Menurut Wikipedia, hebel atau bata ringan adalah jenis bata


yang terbuat dari campuran pasir silika, gypsum, batu kapur,
semen, air, dan aluminium bubuk. Campuran tersebut
kemudian diawetkan melalui proses pemanasan dan
penekanan tinggi menggunakan alat yang disebut autoclave.
Dengan demikian, hebel memiliki sifat tahan suara, tahan api,
dan tahan terhadap jamur. Hebel dapat digunakan baik untuk
bagian eksterior maupun interior bangunan, dan dapat
diwarnai dengan menggunakan stucco atau papan plastik.
Kecepatan dan kemudahan dalam pemasangannya membuat
hebel menjadi populer di kalangan masyarakat.

Salah satu alasan mengapa orang menggunakan hebel adalah


karena telah teruji sesuai standar SNI. Selain itu, hebel juga
memiliki keunggulan dalam hal harga yang ekonomis dan
terjangkau

Annisa Ramadhanni 1603220212


Fun Fact

HEBEL ADALAH NAMA MERK


DAGANG
DIPRODUKSI OLEH JOSEF HEBEL, YANG
MEMBUKA PABRIKNYA YANG PERTAMA DI
JERMAN PADA 1943

Annisa Ramadhanni 1603220212


Penggunaan Hebel
Sejarah
Sejarah bata ringan AAC tidak dapat disampaikan dengan lengkap tanpa menyebut
beberapa nama yang berperan dalam pengembangan awal bahan bangunan
alternatif ini. Selama beberapa dekade, peneliti, insinyur, dan ahli konstruksi dari
berbagai negara terlibat dalam proses pengembangannya.

Pada tahun 1880, seorang peneliti Jerman bernama Michaelis mencetuskan ide
pembakaran dan penguapan material yang menjadi dasar pengembangan AAC.
Kemudian, pada tahun 1889, proses aerasi untuk pembuatan bata ringan dipatenkan
oleh Hoffman di Ceko.

Pada tahun 1914, Dyer dan Aylsworth dari Amerika mengembangkan penambahan
senyawa kimia, seperti bubuk aluminium, pada adonan bata. Axel Eriksson kemudian
memperbaiki seluruh proses dan pencampuran berbagai bahan dasar tersebut, yang
kemudian dipatenkan pada tahun 1923.

Annisa Ramadhanni 1603220212


Perkembangan
Pada pertengahan dekade 90-an, tepatnya tahun 1995, bata ringan mulai dikenal di
Indonesia. Bata ringan diproduksi sebagai alternatif yang lebih ekonomis tetapi
tetap kokoh dibandingkan dengan bata merah dan beton.

di Indonesia Salah satu perusahaan manufaktur awal yang menjadi pelopor produksi bata ringan
di Indonesia didirikan di Karawang, Jawa Barat. Meskipun produksi awalnya
terbatas, penggunaan bata ringan semakin meluas di Indonesia karena ketahanan
dan kualitasnya yang terbukti dan dapat dipercaya.

Demikianlah gambaran singkat tentang sejarah bata ringan AAC. Material ini telah
dikembangkan sejak awal abad ke-20 dan menjadi solusi alternatif berkualitas bagi
mereka yang ingin membangun rumah dengan anggaran yang lebih hemat dan
pemasangan yang lebih cepat.

Annisa Ramadhanni 1603220212


Jenis-Jenis Hebel

AAC (Autoclaved Aerated Concrete)

Jenis bata hebel AAC merupakan beton seluler yang memiliki gelembung udara
di dalamnya. Gelembung udara tersebut terbentuk melalui reaksi kimia. Bahan
campuran yang digunakan dalam pembuatan bata AAC meliputi semen, kapur,
sedikit gypsum, pasir kwarsa, pasta aluminium, dan air. Pasta aluminium
berperan sebagai agen pengembang dan pengisi udara secara kimiawi. Proses
pembuatan bata hebel AAC relatif sederhana.

Setelah proses pembuatan selesai, bata hebel AAC memiliki warna putih cerah
dan memiliki bobot yang ringan.

Annisa Ramadhanni 1603220212


Jenis-Jenis Hebel
CLC (Cellular Lightweight
Concrete)
Hebel CLC adalah jenis beton konvensional yang menggunakan
prinsip mengganti kerikil dengan gelembung udara. Proses
pembuatan bata ini melibatkan bahan busa organik yang tidak
stabil, sehingga tidak menyebabkan reaksi kimia ketika dicampur
dengan bahan lain. Busa organik tersebut berfungsi sebagai pengisi
udara di dalam bata.

Hebel CLC memiliki warna abu-abu yang dihasilkan dari


pencampuran pasir tambang dan sungai. Jika dibandingkan
dengan jenis bata hebel lainnya, seperti AAC, hebel CLC memiliki
bobot yang lebih berat.

Dalam proses produksinya, hebel CLC menggunakan mesin dan


peralatan dengan teknologi tinggi dan modern. Faktor ini
berkontribusi pada kualitas terbaik hebel CLC di antara jenis bata
hebel lainnya.
Proses
Pembuatan DENGAN CARA KIMIAWI
(AUTOCLAVE AERATED
CONCRETE/ AAC)
Cara penghasilan Beton AAC melibatkan penggunaan bahan
baku seperti pasir kwarsa, kapur, aluminium sebagai
pengembang udara kimiawi, dan semen. Prosesnya meliputi
pencampuran adonan yang akan mengembang selama 7-8
jam. Alumunium pasta digunakan untuk pengembangan dan
mempengaruhi kekerasan beton, dengan volume berkisar 5-8
persen dari adonan. Setelah itu, adonan dipotong dan
dimasukkan ke dalam Autoclave Chamber.

Annisa Ramadhanni 1603220212


Proses
Pembuatan DENGAN CARA MEKANIS
(FOAMED CONCRETE ATAU
CELLULAR CONCRETE)
Dengan Cara Kimiawi (Autoclave Aerated Concrete/ AAC)
Cara penghasilan Beton AAC melibatkan penggunaan bahan
baku seperti pasir kwarsa, kapur, aluminium sebagai
pengembang udara kimiawi, dan semen. Prosesnya meliputi
pencampuran adonan yang akan mengembang selama 7-8
jam. Alumunium pasta digunakan untuk pengembangan dan
mempengaruhi kekerasan beton, dengan volume berkisar 5-8
persen dari adonan. Setelah itu, adonan dipotong dan
dimasukkan ke dalam Autoclave Chamber.

Annisa Ramadhanni 1603220212


Annisa Ramadhanni 1603220212
Cara Pemasangan Hebel
Untuk hasil yang maksimal

RENDAM BATA BUAT ADUKAN PASANG BENANG APLIKASIKAN


HEBEL PEREKAT DENGAN LURUS ADUKAN PEREKAT
Langkah awal yang harus Membuat adukan perekat Berikutnya memasang benang Aplikasikan adukan perekat atau
dilakukan adalah merendam menggunakan semen instan atau sebagai panduan garis lurus. semen pada area pemasangan.
hebel ke dalam ember yang berisi mortar. Perbandingannya, dapat Tujuannya untuk memastikan Pastikan ketebalan adukan
air. Tujuannya agar hebel menjadi menggunakan 6-7 liter air untuk bahwa hebel terpasang dengan perekat tersebut sekitar 3 mm
basah sehingga proses pengerasan setiap 40 kg semen atau mortar rapi dan sesuai. Atau dapat agar sesuai dengan ketentuan.
semen tidak terjadi terlalu cepat. yang akan digunakan. Aduk rata menggunakan penggaris atau besi Gunakan Trowel untuk membantu
sampai tidak terjadi gumpalan siku untuk mengukur dan menarik Anda mengaplikasikan campuran.
dalam adukan garis dengan lebih akurat.

Annisa Ramadhanni 1603220212


Tabel Perbandingan
Hebel (Bata Ringan AAC) Batako Bata Merah

Bahan
Beton Seluler Beton Tanah Liat
Kepadatan Rendah hingga Sedang Tinggi Tinggi
Kekuatan
Tinggi Tinggi Sedang
Isolasi
Baik Baik Terbatas
Kualitas
Terstandar dan Teruji Bervariasi Bervariasi
Pemasangan
Mudah Mudah Rumit
Bobot
Ringan Berat Berat
Efisiensi
Efisien Cukup Efisien Kurang Efisien
Biaya Sedang Sedang Rendah
Tahan Lama Tahan Lama Tahan Lama Kurang Tahan

Annisa Ramadhanni 1603220212


KESIMPULAN DARI TABEL

Berdasarkan perbandingan antara hebel (bata ringan AAC), batako, dan bata merah, dapat
disimpulkan bahwa hebel memiliki kepadatan rendah hingga sedang, kekuatan tinggi, isolasi
yang baik, kualitas terstandar, pemasangan mudah, bobot ringan, efisiensi yang baik, biaya
sedang, dan tahan lama. Sementara itu, batako memiliki kepadatan tinggi, kekuatan tinggi,
isolasi yang baik, pemasangan mudah, bobot yang lebih berat, efisiensi baik, biaya sedang, dan
tahan lama. Bata merah memiliki kepadatan tinggi, kekuatan sedang, isolasi yang baik, kualitas
bervariasi, pemasangan mungkin lebih rumit, bobot yang lebih berat, efisiensi lebih rendah, biaya
lebih rendah, dan tahan lama. Pemilihan bahan bangunan harus mempertimbangkan
kebutuhan proyek, anggaran, dan preferensi pribadi.

Annisa Ramadhanni 1603220212

Anda mungkin juga menyukai