Anda di halaman 1dari 13

Civil engineering 19

MAKALAH METODE
PERBAIKAN TANAH

KELOMPOK 2

JAKFAR SIDIK PAPASI / F 111 19 247


DINDA DINAFITRI / F 111 19 008
SALMA Y AMU / F 111 19 007

JURUSAN TEKNIK SIPIL (S-1)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
Palu – Sulawesi Tengah
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan bagian terpenting dari semua struktur bangunan. Pada setiap
pembangunan pasti akan selalu ditemukan permasalahan yang akan terjadi, seperti kasus
yang sering dijumpai adalah penurunan tanah. Hal tersebut terjadi karena kondisi tanah
yang cenderung lunak atau tanah mudah sekali mengalami penurunan. Penurunan tanah
sangat berpengaruh pada struktur bagunan tersebut dan besar kecilnya beban yang
diberikan pada tanah.
Tanah lunak dalam keadaan basah biasanya memiliki daya dukung yang sangat rendah.
Hal-hal tersebut harus diperhatikan secara serius dalam suatu perencaan struktur bangunan.
Usaha-usaha perbaikan tanah dasar untuk meningkatkan kekuatan tanah telah banyak
dilakukan. Metode yang sudah sering dilakukan adalah dengan menambah material-
material kimia ataupun bahan lain yang berupa serat (fiber) ataupun lembaran-lembaran.
Serat sabut kelapa khususnya di Sulawesi Tengah selama ini banyak digunakan untuk
industri rumah tangga baik berupa bahan bakar maupun souvenir, sehingga peneliti ingin
memanfaatkan serat sabut kelapa sebagai salah satu usaha untuk perbaikan tanah dasar
dengan perkuatan limbah botol plastik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana daya dukung tanah lunak sebelum dilakukan perbaikan dengan
menggunakan perkuatan limbah botol plastik dan penambahan abu serabut kelapa pada
tanah?
2. Bagaimana daya dukung tanah lunak setelah dilakukan perbaikan dengan
menggunakan limbah botol plastik dan penambahan abu serabut kelapa pada tanah?
1.3 Tujuan
1. Memperbaiki daya dukung tanah dengan perbaikan sifat-sifat mekanik tanah seperti
kepadatan maksimum tanah,indeks plastisitas, kohesi tanah, sudut geser tanah, dan
CBR tanah menggunakan penambahan abu serabut kelapa dan limbah botol plastik.
2. Menambah daya dukung vertikal tanah lunak dan mengurangi penurunan tanah akibat
pembebanan dengan limbah botol plastik dan abu serabut kelapa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat-sifat tanah yang diperbaiki


Sifat-sifat tanah yang diperbaiki yaitu sifat-sifat mekanik tanah seperti kepadatan
maksimum tanah, indeks plastisitas, kohesi tanah, sudut geser tanah, dan CBR tanah
menggunakan penambahan abu serabut kelapa dan limbah botol plastik. Sehingga daya
dukung tanah yang baik dapat menahan beban vertikal.

2.2 Perbaikan tanah


Perbaikan tanah dimaksudkan untuk melakukan suatu upaya terhadap tanah yang
memiliki karakteristik teknis yang bermutu rendah menjadi material yang layak digunakan
sebagai material konstruksi (mempunyai karakteristik teknis yang lebih baik). Dari
perbaikan tanah ini dapat dibagi menjadi beberapa tipe perbaikan tanah antara lain :
1. Perbaikan secara mekanis. Yaitu upaya yang digunakan untuk meningkatkan kepadatan
tanah dengan menggunakan gaya mekanis eksternal dalam jangka waktu yang singkat.
Contoh : penggunaan roller, teknik vibrasi, kompaksi dalam
2. Perbaikan tanah secara kimiawi yaitu menggunakan tambahan zat adiktif yang
dicampurkan dengan material tanah sehingga terjadi reaksi kimia yang mengarah
kepada terbentuknya material yang mempunyai spesifikasi teknis yang lebih baik.
Contoh : penambahan kapur pada tanah ekspansif yang dapat mereduksi sifat kembang
susut tanah.
3. Perbaikan tanah dengan cara menyisipkan perkuatan dalam lapisan tanah. Teknik ini
pada intinya serupa dengan dengan penyisipan tulangan baja pada mortar beton.
Dengan menyisipkan material perkuatan (seperti: geosintetik, steel bar, steel mesh, abu
serabut kelapa, dll), yang akan terbentuk material yang kuat terhadap tarik dan tekan.
4. Perbaikan tanah secara hidrolik. Perbaikan tanah ini pada prinsipnya mengeluarkan air
pori dari dalam tanah melalui drainase atau sumur.

2.3 Dasar Teori bahan yang digunakan


1. Abu Serabut Kelapa
Selain menggunakan kapur, dapat juga digunakan bahan lain sebagai bahan
campuran perbaikan tanah. Bahan itu adalah ampas tebu, sekam padi maupun serabut
kelapa yang dibakar terlebih dahulu hingga menghasilkan abu. Alexander (2003)
melakukan pengujian mengenai abu serabut kelapa dan memperoleh komposisi
senyawa abu serabut kelapa (dalam satuan persen berat) yang terdiri dari :
a. SiO2 sebanyak 42,98 %
b. Al 2,26 %
c. Fe 1,16 %.
Hasil penelitian silikon oksida yang terdapat di abu serabut kelapa dapat bersifat
reaktif yang memungkinkan bereaksi secara kimia dengan Ca(OH)2 atau kapur bebas.
Reaksi yang dihasilkan berupa :
Ca(OH)2 + SiO2 → C-S-H
Yang menghasilkan senyawa C-S-H yang merupakan senyawa berbentuk gel yang
tersegmentasi dan mampu mengikat partikel-partikel tanah dan tidak mudah larut dalam
air (Muntahar, A.S, 2000).

2. Limbah Botol Plastik


Menurut Mujiarto (2005) plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat –
sifat unik yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Polimer yang memiliki
sifat seragam akan menjadi homopolimer dan yang beragam menjadi kopolimer.
Sampah plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari – hari menurut Hartono (1998)
dapat diklasifikasikaan menjadi beberapa jenis antara lain :
a. Polyethylene Terephthalate (PET, PETE), PET bersifat transparan, jernih, dan kuat.
Biasanya dipergunakan sebagai botol minuman (air 18 mineral, jus, soft drink,
minuman olah raga) tetapi tidak untuk air hangat atau panas.
b. High Density Polyethylene (HDPE). HDPE dapat digunakan untuk membuat
berbagai macam tipe botol. Hasil daur ulangnya dapat digunakan sebagai kemasan
produk non-pangan seperti shampo, kondisioner, pipa, ember, dll.
c. Polyvinyl Chloride (PVC), memiliki karakter fisik yang stabil dan tahan terhadap
bahan kimia, pengaruh cuaca, aliran, dan sifat elektrik. Bahan ini paling sulit untuk
didaur ulang dan biasa digunakan untuk pipa dan kontruksi bangunan.
d. Low Density Polyethylene (LDPE) biasa disebut kantong gula pasir yang banyak
dipakai untuk tutup plastik, kantong/tas kresek dan plastik tipis lainnya. Sifat
mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang biasa dipakai untuk tempat
makanan dan botol-botol yang lembek (madu, mustard).
e. Polystyrene (PS) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat
minum yang sekali pakai, tempat kaset CD, karton tempat telor, dll.
f. Polypropylene (PP) yaitu jenis plastik memiliki logo daur ulang dengan angka 5 di
tengahnya,serta tulisan PP di bawah segitiga. Karakteristik adalah biasa botol
transparan yang tidak jernih atau berawan.
BAB III
METODE PERBAIKAN TANAH

Perbaikan tanah dengan cara menyisipkan perkuatan dalam lapisan tanah pada intinya
serupa dengan dengan penyisipan tulangan baja pada mortar beton. Dengan menyisipkan
material perkuatan limbah botol plastik dan abu serat kelapa yang akan terbentuk material kuat
terhadap tarik dan tekan.
Untuk dapat melakukan validasi ide pemanfaatan limbah, maka diperlukan proses
penelitian. Untuk membuktikan bahwa silika yang dihasilkan abu serabut kelapa dengan
perpaduan rangkaian limbah botol plastik yang diisi pasir dapat menambah daya dukung tanah.
Maka harus dilakukan skema pengujian. Dalam hal ini akan dilakukan pengujian kepada tanah
lempung dengan media ukur 100 cm x 100 cm x 80 cm dan sampel tanah lempung yang sudah
dilakukan pra pembebanan dengan beban sebesar 500 kg selama 24 jam.
Pada Gambar 1.a dijelaskan bahwa setelah pra pembebanan selesai, beban
diangkat dan permukaan tanah lempung lunak diratakan lalu dicek berat
volumenya, setelah berat volume sesuai dengan yang direncanakan maka dimulai
pengujian pertama model fondasi diletakkan tepat di tengah -tengah kotak.

Pengujian kedua pada Gambar 1.b menjelaskan bahwa permukaan tanah


lempung lunak dilubangi bentuk bujur sangkar 60cm x 60cm dengan tinggi 30cm
lalu diisi dengan tanah lempung lunak samp ai ketinggian 10cm lalu tanah diberi
plat dan dipadatkan dengan diinjak -injak diatas platnya, sebelum kembali
dilanjutkan pengisian lapisan tanah selanjutnya dilakukan pengecekan berat
volume, jika berat volume mendekati dengan berat volume yang direncanak an
maka pengisian lapisan selanjutnya dapat dilakukan dan prosedur tersebut
dilaksanakan sampai lapisan terakhir, setelah lapisan terakhir selesai maka
dilakukan pra pembebanan sebanyak 500 kg untuk menyamakan berat volume
tanah dengan yang telah direncanakan. Setelah pra pembebanan selesai maka berat
volume kembali dilakukan pengecekan untuk memastikan berat volume sudah
sesuai dengan yang direncanakan, jika berat volume telah sesuai maka proses
pengujian pembebanan telah dapat dilaksanakan.

Pada Gambar 1.c diatas menjelaskan pengujian ketiga bahwa permukaan


tanah lempung lunak dilubangi bentuk bujur sangkar 60cm x 60cm dengan tinggi
30cm, lalu lubang diisi penuh dengan tanah yang telah dicampur abu sampai penuh
setelahnya itu dilakukan pra pembebanan seban yak 500kg selama 24 jam, jika pra
pembebanan sudah selesai maka harus dilakukan proses pengecekan berat volume
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian pembebanan, berat volume haruslah
sesuai dengan yang telah direncanakan.

Pada Gambar 1.d menjelaskan bahwa pengujian keempat permukaan tanah


lempung lunak dilubangi bentuk bujur sangkar 60cm x 60cm dengan tinggi 30cm
lalu diisi dengan tanah lempung lunak yang telah dicampur abu serabut kelapa
sampai ketinggian 10cm lalu tanah diberi plat dan dipadatkan de ngan diinjak-injak
diatas platnya, sebelum kembali dilanjutkan pengingisian lapisan tanah
selanjutnya dilakukan pengecekan berat volume, jika berat volume mendekati
dengan berat volume yang direncanakan maka pengisian lapisan selanjutnya dapat
dilakukan dan prosedur tersebut dilaksanakan sampai lapisan terakhir, setelah
lapisan terakhir selesai maka dilakukan pra pembebanan sebanyak 500 kg untuk
menyamakan berat volume tanah dengan yang telah direncanakan. Setelah pra
pembebanan selesai maka berat volume ke mbali dilakukan pengecekan untuk
memastikan berat volume sudah sesuai dengan yang direncanakan, jika berat
volume telah sesuai maka proses pengujian pembebanan telah dapat dilaksanakan.

Untuk set up pembebanan dapat dilihat pada gambar pengujian diatas.


Untuk memastikan beban sentris dan tegak, nantinya akan dipasang frame yang
kaku untuk menahan tiang penyangga beban. Dial Gauge penurunan dipasang
untuk mengukur penurunan batang penyangga setelah dibebani. Beban berupa
tanah yang sudah ditimbang tiap 1 kg dan dimasukan dalam plastik bening, beban
ini nantinya akan dimasukan ke sebuah kotak penampung beban. Berat penyangga
bersama kotak penampung beban dal plat fondasi dianggap sabagai beban awal.
Kenaikan beban selanjutnya adalah 10 kg, penambahan yaitu set iap 60 menit
apabila penurunan kurang dari 0,25 mm/jam atau setiap 120 menit bila lebih.

Pembacaan dial Gauge penurunan setiap 20 menit, pemberian beban dan


pembacaan dial ini diteruskan sampai terjadi penurunan melebihi 20% lebar
fondasi sebagai beban keruntuhan, dipilih beban yang mengakibatkan penurunan
10% lebar fondasi, atau dalam hal ini 15 mm. hal ini sesuai yang diusulkan oleh
terzaghi dan peck.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari data – data penelitian, dapat dilihat bahwa perbaikan yang dilakukan
berpengaruh kepada daya dukung tanah untuk menahan beban vertikal dengan
melihat bahwa beban maksimum yang dapat diterima oleh tanah semakin besar dan
penurunan yang terjadi semakin mengecil, perbaikan yang mengakibatkan
penambahan beban maksimum yang terbesar adalah perbaikan dengan
menambahkan abu serabut kelapa sebanyak 9% dan 2 lapis perkuatan botol plastik
yang diisi pasir secara bersamaan. Untuk dapat lebih memahami pengaruh semua
perbaikan, maka semua data perbaikan akan digabung dan disaji kan secara
tergabung di dalam Tabel 1 Tanah Lunak dengan Variasi Perbaikan dan sebuah
grafik pada Gambar 2 Grafik Perbandingan Tanah Lunak Dengan Variasi
Perbaikan seperti berikut:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Penambahan perkuatan botol plastik yang diisi pasir dapat mengurangi
penurunan akibat beban yang diterima menjadi menurun dan dapat
menambah beban maksimum yang dapat diterima oleh tanah lempung lunak.
Pada penambahan beban maksimum yang diterima meningkat dari 119.967
kg pada tanah asli menjadi 149.967 kg.
2. Penambahan abu serabut kelapa sebanyak 9% dapat mengurangi penurunan
akibat beban yang diterima menjadi menurun dan dapat menambah beban
maksimum yang dapat diterima oleh tanah lempung lunak . Pada
penambahan beban maksimum yang diterima meningkat dari 119.967 kg
pada tanah asli menjadi 129.967 kg.
3. Penambahan abu serabut kelapa dan 2 lapis perkuatan botol plastik yang
diisi pasir merupakan perbaikan yang paling efektif untuk mengurangi
penuruan tanak lempung lunak. Pada penambahan beban maksimum yang
diterima meningkat dari 119.967 kg pada tanah asli menjadi 179.967 kg.

5.2 Saran
1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan kondisi tanah yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, F.P., (2014). Perbaikan dan Perkuatan Tanah Lunak pada Fondasi
Dangkal Menggunakan Abu Serabut Kelapa dan Botol Plastik yang Diisi Pasir .
Skripsi pada FT Universitas Atma Jaya Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Arifin, B. November 2008. Pengaruh Abu Sabut Kelapa Terhadap Koefisien


Konsolidasi Tanah Lempung. Jurnal SMARTek. Volume 6, No 4.

Bowles, J.E., 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Grim, R. E., 1953. Clay Mineralogy. McGraw-Hill, New York.

Hardiyatmo, H.C., 1999, Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Umum,


Jakarta.

Hardiyatmo H. C., 2002. Mekanika Tanah I, Gajah Mada University Press,


Yogyakarta.

Hardiyatmo H. C., 2010. Mekanika Tanah 2, Gajah Mada University Press,


Yogyakarta.

Hatmoko, J.T., Lulie, Y. Oktober 2007. UCS Tanah Lempung Ekspansif Yang
Distabilisasi Dengan Abu Ampas Tebu dan Kapur . Jurnal Teknik Sipil. Volume
8, No 1.

Ritonga, M.Y., Sihombing, D.H., Sihotang, A.R. 2013. Pemanfaatan Abu Kulit
Buah Kelapa Sebagai Katalis Pada Reaksi Transesterifikasi Minyak Sawit
Menjadi Metil Ester. Jurnal Teknik Kimia USU. Volume 2, No 4.

Terzaghi, K., Peck, R.B., 1987. Mekanika Tanah dan Praktek Rekayasa, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Tsujanto, F., (2012). Perbaikan Tanah Lunak Pada Tanah Lunak Dengan Ban
Bekas. Skripsi pada FT Universitas Atma Jaya Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Widianti, A., Hartono, E., Muntohar, A.S., Juli 2008. Studi Model Embankment
Dengan Campuran Kapur-Abu Sekam Padi dan Serat Kantung Plastik. Jurnal
dinamika TEKNIK SIPIL. Volume 8, No 2.

https://binamarga.pu.go.id/index.php/article/perbaikan-tanah-lunak-dengan-abu-
serabut-kelapa-dan-perkuatan-limbah-botol-plastik

Anda mungkin juga menyukai