Anda di halaman 1dari 19

PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

BAB IV
DATA PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 (revisi 2012)


4.1 Data Perencanaan :
a) Umur Rencana : 40 Tahun (2021 - 2061)
b) Fungsi Jalan : Kolektor ( 2 lajur 2 Arah )
c) Kelas Jalan : II
d) Traffic Multiplier ( TM ) : 1.8 – 2 ( diambil 2 )

4.2 Menghitung Beban Sumbu Standar Kumulatif ( CESAL )


a) Data Lintas Harian Rata - Rata 2 arah
Tabel 4.1 Data Lintas Harian
Berat Jumlah Distribusi Beban
N
Jenis Kendaraan Total (Kendaraan /
o Depan Tengah Belakang
(ton) 2 arah)
1 Mobil Penumpang 2,3,4 2 675 50 % - 50 %
2 Bus Besar (5b) 9 412 34 % - 66 %
3 Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 8,3 510 34 % - 66 %
4 Truk 3 Sumbu (7a) 25 235 25 % - 75 %
5 Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 42 176 16 % 28 % 54 %

b) Menghitung LHR ( Lalu - Lintas Harian Rata-Rata)

LHR = ( 1 + I )n × jumlah kendaraan

Dimana :
n = Waktu ( tahun )
i = Tingkat pertumbuhuan lalu lintas (%) = 6 %

Data LHR awal 2021; tahun pertama setelah pembukaan untuk lalu lintas 2024 (
3 tahun dari /setelah 2021); permulan beban normal MST 12 ton tahun 2026 ( 5
tahun setelah 2021 )

 Contoh perhitungan LHR 2024 : ( n = 3 tahun)

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

Bus Besar (5b)


Jumlah kendaraan = 412
LHR 2024 = ( 1 + 6%)³ × 412
= 490,70
 Contoh perhitungan LHR 2026 : ( n = 5 tahun)
Bus Besar (5b)
Jumlah kendaraan = 326
LHR 2026 = ( 1 + 6%)5 x 326
= 551,35

c) Menghitung Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) (%)

(1+0,01 i)UR−1
R =
0,01 i

Dimana :
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
i = Laju pertumbuhan lalu lintas tahunan
UR = Umur Rencana

Umur Rencana disesuai berdasarkan panduan bina marga dimana diperkirakan


beban Aktual kendaraan akan kembali stabil (menjadi beban Normal) pada tahun
2024. Maka perhitungan laju pertumbuhan lalu lintas ( R ) harus berbeda dengan
tahun sebelum 2021.

( 1+ 0,01× 6 )2 ×−1
R = = 2,0600 > 1,0 (R2021 – 2023) Aktual
0,01 x 6
( 1+ 0,01× 6 )18 ×−1
R = = 30,9057 > 1,0 (R2024 – 2061) Normal
0,01 x 6

d) Menentukan Faktor Distribusi Lajur ( DL )

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

Tabel 4.2. Faktor Distribusi Lajur (DL)


Jumlah Lajur Kendaraan Niaga Pada Lajur Desain (%)
Setiap Arah Terhadap Popilasi Kendaraan Niaga)
1 100
2 80
3 60
4 50

e) Menghitung Beban Sumbu Standar Kumulatif ( CESAL )


Menggunakan VDF masing - masing Kendaraan niaga
Tabel 4.3 Nilai VDF Masing - Masing Jenis Kendaraan Niaga

ESATH – 1 = ( ƩLHRTJK × VDFJK ) × 365 × DD × DL × R

Keterangan :
ESATH - 1 = Kumulatif lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard
axle) pada tahun pertama
LHRTJK = Lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga (satuan
kendaraan
per hari).

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

VDFJK = Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor) tiap jenis


kendaraan
niaga Tabel 4.3.
DD = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur (Tabel 4.2)
CESAL = Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif

Contoh Perhitungan
Jenis kendaraan : Bus Besar (5b)
VDFAktual = 1,0 (berdasarkan Tabel 4.3)
VDFNormal = 1,0 (berdasarkan Tabel 4.3)
DD = 0,5 (berdasarkan data yang diketahui)
DL = 1,0 ( berdasarkan Tabel 4.2)
R = 2,0600 ( R22 - 23 )

ESATH – 1 = ( ƩLHRTJK × VDFJK ) × 365 × DD × DL × R


= ( 490,70 × 1,0 ) × 365 × 0,5 × 1,0 × 2,0600
= 184478,136

Untuk perhitungan beban sumbu selanjutnya, ada pada Tabel 4.4

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

Tabel 4.4 Perhitungan Beban Sumbu Standar Kumulatif (CESAL)


Lalu Lintas
VDF 5 VDF 5 ESA 5 Aktual ESA 5 Normal
Jenis Kendaraan Harian Rata - LHR 2021 LHR 2023
Aktual Normal ( 2021-2023 ) ( 2024-2061)
Rata (2 arah)
1 2 3 4 5 6 7 8

Mobil Penumpang 2,3,4 675 803,936 903,302 - - - -

Bus Besar (5b) 412 490,699 551,349 1,0 1,0 147582,509 2487810,612

Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 510 607,418 682,495 9,0 4,0 1644183,772 12318285,553

Truk 3 Sumbu (7a) 235 279,889 314,483 11,4 6,7 959644,515 9507421,864

Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 176 209,619 235,528 25,5 8,8 1607646,355 9352235,620

Jumlah ESA5 4359057,151 33665753,648

CESA5 21 - 61 38024810,800

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

4.3 Pemilihan Jenis Perkerasan


Berdasarkan umur rencana 40 tahun dan nilai CESA5 yang sudah diperoleh dari
perhitungan sebelumya. Maka, jenis stuktur perkerasan yang dipilih adalah AC
dengan CTB (ESA pangkat 5) dan acuan berdasarkan dari bagan desain 3.
ESA (juta) dalam 20 Tahun (pangkat 4 Kecuali
Bagan Ditentukan lain
Struktur Perkerasan
Desain
0 - 0,5 0,1 - 4 > 4 - 10 > 10 - 30 > 30 - 200
Perkerasan kaku dengan lalu
lintas berat (di atas tanah 4 - - 2 2 2
dengan CBR > 2,5%)

Perkerasan kaku dengan lalu


lintas berat (daerah pedesaan 4A - 1,2 - - -
dan perkotaan)

AC WC modifikasi atau
SMA modifikasi dengan 3 - - - 2 2
CTB (ESA pangkat 5)
AC dengan CTB (ESA
3 - - - 2 2
pangkat 5)
AC tebal > 100 mm dengan -
lapis fondasi berbutir (ESA 3B - 1,2 2 2
pangkat 5)
AC atau HRS tipis diatas
3A - 1,2 - - -
lapis fondasi berbutir
Burda atau Burtu dengan
5 3 3 - - -
LPA Kelas A atau batuan asli
Lapis Fondasi Soil Cement 6 1 1 - - -
Perkerasan tanpa penutup
7 1 - - - -
(Japat, jalan kerikil)

4.4 Penentuan Nilai CBR


 CBR Segmen 1
No 1 2 3 4 5
Stasion 00 + 100 00 + 200 00 + 300 00 + 400 00 + 500
CBR 6 7 5 3 5

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

No 6 7 8 9 10
Stasion 00 + 600 00 + 700 00 + 800 00 + 900 00 + 1000
CBR 4 7 7 4 4

No 11 12 13 14 15
Stasion 00 + 1100 00 + 1200 00 + 1300 00 + 1400 00 + 1500
CBR 7 5 7 7 4

No 16 17 18 19 20
Stasion 00 + 1600 00 + 1700 00 + 1800 00 + 1900 00 + 2000
CBR 3 7 6 7 6

No 21 22 23 24 25
Stasion 00 + 2100 00 + 2200 00 + 2300 00 + 2400 00 + 2500
CBR 6 6 3 3 5

No 26 27 28 29 30
Stasion 00 + 2600 00 + 2700 00 + 2800 00 + 2900 00 + 3000
CBR 5 7 5 7 6

 CBR Segmen 2
No 31 32 33 34 35
Stasion 00 + 3100 00 + 3200 00 + 3300 00 + 3400 00 + 3500
CBR 10 10 13 13 14

No 36 37 38 39 40
Stasion 00 + 3600 00 + 3700 00 + 3800 00 + 3900 00 + 4000
CBR 14 11 11 12 12

No 41 42 43 44 45
Stasion 00 + 4100 00 + 4200 00 + 4300 00 + 4400 00 + 4500
CBR 11 11 11 14 13

No 46 47 48 49 50
Stasion 00 + 4600 00 + 4700 00 + 4800 00 + 4900 00 + 5000
CBR 12 12 11 11 14

No 51 52 53 54 55
Stasion 00 + 5100 00 + 5200 00 + 5300 00 + 5400 00 + 5500
CBR 11 12 12 10 14

No 56 57 58 59 60
Stasion 00 + 5600 00 + 5700 00 + 5800 00 + 5900 00 + 6000

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

CBR 11 11 10 14 14
4.4.1. Perhitungan CBR Grafis
Tabel 4.5 Frekuensi Lebih Besar atau sama dengan Untuk CBR Segmen 1
% Lebih Besar Atau Sama
CBR Jumlah Data Frekuensi
Dengan
3 4 30 100,00
4 4 26 86,67
5 6 22 73,33
6 6 16 53,33
7 10 10 33,33
Jumlah 30

Gambar 4.1 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 1

Dengan Menggunkan persamaan garis linear, maka nilai CBR yang mewakili
CBR design kepadatan 90% untuk segmen 1 adalah 3,80 %.
Untuk mendapatkan daya dukung tanah digunakan rumus

DDT = 1,6649 + 4,3592 Log (CBR)

Maka DDT = 1,6649 + 4,3529 Log ( 3,80 × 100 )

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

= 4,192
Tabel 4.6 Frekuensi lebih besar atau sama dengan untuk CBR Segmen 2
% Lebih Besar Atau Sama
CBR Jumlah Data Frekuensi
Dengan
10 4 30 100,00
11 10 26 86,67
12 6 16 53,33
13 3 10 33,33
14 7 7 23,33
Jumlah 30

Gambar 4.2 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 2

Dengan Menggunkan persamaan garis linear, maka nilai CBR yang mewakili
CBR design kepadatan 90% untuk segmen 1 adalah 10,70 %.
Untuk mendapatkan daya dukung tanah digunakan rumus

DDT = 1,6649 + 4,3592 Log (CBR)

Maka DDT = 1,6649 + 4,3529 Log ( 10,70 × 100 )


= 6,152

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

4.4.2. Perhitungan CBR Analitis


Tabel 4.7 Nilai R untuk Perhitungan CBR Segmen
Jumlah Titik Pengamatan Nilai R
2 1,41
3 1,91
4 2,24
5 2,48
6 2,67
7 2,83
8 2,96
9 3,08
> 10 3,18

 Segmen 1
Nilai rata-rata CBR (Xrata-rata)
Xrata-rata =
6+7+5+3+ 5+4 +7+7+ 4+ 4+ 7+5+7+7+ 4 +3+7+6+ 7+6+6+ 6+3+3+5+ 5+7+5+7+
30
164
=
30
= 5,47

CBR maks−CBR min


CBR Segmen = CBR rata-rata – [ ]
R
7−3
= 5,47 [ ]
3,18
= 4,21 %

 Segmen 2
Nilai rata-rata CBR (Xrata-rata)
Xrata-rata =
10+10+13+13+14+ 14+11+11 +12+12+ 11+11+11+ 14+13+12+12+11+11+ 14+11+
30
352
=
30
= 11,73
CBR maks−CBR min
CBR Segmen = CBR rata-rata – [ ]
R
10−14
= 11,73 [ ]
3,18
= 12,99 %

Tabel 4.9 Nilai CBR

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

Segmen 1 Segmen 2
Cara Grafis 3,80 % 10,70 %
Cara Analitis 4,21 % 12,99 %
CBR yang digunkan * 3,80 % 10,70 %
*diambil nilai CBR terendah

4.5 Menentukan Struktur Pondasi Perkerasan


Diketahui :
CESA5 = 38024810,800 ss/thn
Berdasarkan nilai CBR tanah dasar dan CESA5 dapat ditentukan desain pondasi
yang dibutuhkan, dilihat dari Tabel 4.10 dan Tabel 4.11. :
a. Segmen 1
CBR = 3,80 %
Tabel 4.10 Desain Fondasi Jalan Minimum
Perkerasan
Perkerasan Lentur
Kaku
Kelas Beban Lalu Lintas Pada Lajur
CBR
Kekuatan Uraian Struktur Rencana Dengan Umur Rencana
Tanah
Tanah Fondasi 40 Tahun (Juta ESA5) Stabilisasi
Dasar (%)
Dasar <2 2–4 <4 Semen
Tebal minimum perbaikan tanah
dasar
≥6 SG5 Perbaikan tanah dasar Tidak diperlukan perbaikan
5 SG6 dapat berupa stabilisasi - - 100
4 SG4 semen atau material 100 150 200 300
3 SG3 timbunan pilihan 150 200 300
(sesuai persyaratan
2,5 SG2,5 175 250 350
Spesifikasi Umum,
Tanah Ekspansif Devisi 3 – Perekerasan
(potensi pemuaian > Tanah) (pemadatan 400 500 600
5% lapisan ≤ 200 mm tebal
gembur)
Berlaku
Perkerasan Lapis penopang 1000 1100 1200 ketentuan
Di Atas yang sama
SG1 Atau lapis penopang
Tanah 650 750 850 dengan
dan geogrid
Lunak fondasi jalan
Tanah Gambut Dengan perkerasan
HRS atau DBST untuk lentur
perkerasan untuk jalan Lapis penopang
1000 1250 1500
raya minor (nilai berbutir
minimum – ketentuan
lain berlaku)

Dari tabel diperoleh :

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

 Kelas kekuatan tanah dasar = SG4


 Uraian struktur fondasi = Stabilisasi semen atau material timbuna
pilihan
 Tebal peningkatan = 150 mm

CBR Stabilisasi = CBT tanah asal × 2 (tebal lapis stabilisasi dalam mm)/150
= 3,80 % × 2 150/150
= 7,60 %
b. Segmen 2
CBR = 10,70 %
Tabel 4.11 Desain Fondasi Jalan Minimum
Perkerasan
Perkerasan Lentur
Kaku
Kelas Beban Lalu Lintas Pada Lajur
CBR
Kekuatan Uraian Struktur Rencana Dengan Umur Rencana
Tanah
Tanah Fondasi 40 Tahun (Juta ESA5) Stabilisasi
Dasar (%)
Dasar <2 2–4 <4 Semen
Tebal minimum perbaikan tanah
dasar
≥6 SG5 Perbaikan tanah dasar Tidak diperlukan perbaikan
5 SG6 dapat berupa stabilisasi - - 100
4 SG4 semen atau material 100 150 200 300
3 SG3 timbunan pilihan 150 200 300
(sesuai persyaratan
2,5 SG2,5 175 250 350
Spesifikasi Umum,
Tanah Ekspansif Devisi 3 – Perekerasan
(potensi pemuaian > Tanah) (pemadatan 400 500 600
5% lapisan ≤ 200 mm tebal
gembur)
Berlaku
Perkerasan Lapis penopang 1000 1100 1200 ketentuan
Di Atas yang sama
SG1 Atau lapis penopang
Tanah 650 750 850 dengan
dan geogrid
Lunak fondasi jalan
Tanah Gambut Dengan perkerasan
HRS atau DBST untuk lentur
perkerasan untuk jalan Lapis penopang
1000 1250 1500
raya minor (nilai berbutir
minimum – ketentuan
lain berlaku)

Dari tabel diperoleh :


 Kelas kekuatan tanah dasar = SG6
 Uraian struktur fondasi = Tidak memerlukan perbaikan

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

 Tebal peningkatan =-

4.6 Menentukan Struktur Perkerasan


Dengan nilai CESA5 = 38024810,800 dapat ditentukan tebal lapisan perkerasan.
Untuk struktur perkerasan AC dengan CTB digunakan Bagan 3B
Bagan Desain – 3B. Desain Perkerasan Lentur – Aspal Dengan Lapis Fondasi
Berbutir
(sebagai alternative dari Bagan Desain – 3 dan 3A
STRUKTUR PERKERASAN
FFF1 FFF2 FFF3 FFF4 FFF5 FFF6 FFF7 FFF8 FFF9
Solusi Yang Dipilih Lihat Catatan 2
Kumulatif
beban sumbu > 50 - 100
20 tahun pada <2 ≥ 2 - 4 > 4 - 7 > 7 - 10 > 10 - 20 > 20 - 30 > 30 - 50 > 100 - 200
lajur rencana
(106 ESA5)
KETEBALAN LAPIS PERKERASAN (mm)
AC WC 40 40 40 40 40 40 40 40 40
AC BC 60 60 60 60 60 60 60 60 60
AC Base 0 70 80 105 145 160 180 210 245
LPA Kelas A 400 300 300 300 300 300 300 300 300
Catatan 1 2 3

Dari bagan diperoleh tebal lapisan perkerasan :


AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
LPA 300 mm

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

AC WC
AC BC
AC Base
CTB3

(tanah dasar) Timbunan Pilihan


perbaikan

Sketsa susunan tebal lapisan perkerasan jalan yang diperoleh dari bagan desain
Metode Desain Manual Perkerasan Jalan 2017

4.7 Menentukan Koefisien Drainase (m)


Secara umum perencana harus menerapkan desain yang dapat menghasilkan “faktor
m” ≥ 1,0 kecuali jika kondisi di lapangan tidak memungkinkan. Apabila drainase
bawah permukaan tidak dapat disediakan maka tebal lapis fondasi agregat harus
disesuaikan dengan menggunakan nilai koefisien drainase “m” sesuai ketentuan
AASHTO 1993 atau Pt T-01 2002 - B.
Tabel 4.12 Kelompok Kualitas Drainase
Kualitas Drainase Waktu yang Dibutuhkan Untuk Mengeringkan Air
Baik Sekali 2 Jam
Baik 1 Hari
Cukup 1 Minggu
Buruk 1 Bulan
Buruk Sekali Air tidak mungkin dikeringkan
Sumber : Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Bina Marga Tahun 2002

a) Air hilang pada sistem drainase dalam waktu 1 hari. Berdasarkan Pt T-01-2002-B
drainase tersebut dinyatakan kualitas drainase baik.
b) Jumlah hujan per tahun :
18 kali hujan 1 jam
27 kali hujan 2 jam
29 kali hujan 3 jam

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

Maka presentase jumlah hujan pertahun adalah :


( 1×18 )+ ( 2× 27 ) +(3 × 29)
= × 100 %
365 ×24
= 1,815 %

Berdasarkan Tabel Koefisien Drainase pada Pt T – 01 – 2001 – B, maka nilai m


didapat berkisar 1,35 – 1,30
Catatan :
Apabila kondisi drainase menyebabkan nilai m lebih kecil dari 1 maka tebal lapis
fondasi agregat seperti tercantum dalam bagan desain harus dikoreksi menggunakan
formula berikut:

4.8 Menetapkan Kebutuhan Daya Dukung Tepi Perkerasan

a) Segmen 1
Tebal lapisan perkerasan D = 580 mm
Tebal perbaikan tanah dasar S = 150 mm
Tebal lapisan penopang C = -
+
Lebar tepi luar = 730 mm

b) Segmen 2

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

Tebal lapisan perkerasan D = 580 mm


Tebal perbaikan tanah dasar S = -
Tebal lapisan penopang C = -
+
Lebar tepi luar = 580 mm

4.9 Menentukan Bahu Jalan


a. Segmen 1
1) Diketahui :
CBR tanah dasar = 3,80 %
Beban gandar kumulatif = 38024810,800 ESA
Tebal Peningkatan = 150 mm

AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
LPA 300 mm
Tanah dasar stabilisasi 150 mm

2) Beban rencana bahu jalan = 10 % × 38024810,800


= 3802481,080 ESA
3) Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya
dukung fondasi perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR = 7,60 %
 Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 3802481,080 ESA dan nilai CBR
7,60 % diperlukan penutup setebal 350 mm

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

 Tebal total perkerasan lajur utama = 580 > 350 mm (tebal minimum)
 Tebal lapis beraspal pada lajur utama = 280 mm, digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 280 mm
 Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat
dialirkan, pasang LFA kelas A dibawah LFA kelas S dengan tebal (540 mm
– 200 mm) dibawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm
AC WC 40 mm
280 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
300 mm LFA Kelas A LPA 300 mm
150 mm Tanah Dasar Stabilisasi Tanah Dasar Stabilisasi 150 mm

b. Segmen 2
1) Diketahui :
CBR tanah dasar = 10,70 %
Beban gandar kumulatif = 38024810,800 ESA
Tebal Peningkatan = -
AC WC 40 mm

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
LPA 300 mm

2) Beban rencana bahu jalan = 10 % × 38024810,800


= 3802481,080 ESA
3) Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya
dukung fondasi perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR = 10,70 %
 Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 3802481,080 ESA dan nilai CBR
10,70% diperlukan penutup setebal 350 mm

 Tebal total perkerasan lajur utama = 580 > 280 mm (tebal minimum)
 Tebal lapis beraspal pada lajur utama = 280 mm, digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 280 mm
 Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat
dialirkan, pasang LFA kelas A dibawah LFA kelas S dengan tebal (540 mm
– 200 mm) dibawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116


PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

AC WC 40 mm
280 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
300 mm LFA Kelas A LPA 300 mm

NISA KURNIA SARI / F 111 19 116

Anda mungkin juga menyukai