Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan
penting dan merupakan investasi besar yang harus dijaga keandalannya.
Pertumbuhan pembangunan yang pesat mengakibatkan mobilitas manusia dan
barang dari suatu tempat ketempat lain meningkat. Hal ini sangat membutuhkan
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, salah satunya adalah
jembatan. Oleh karena itu jembatan yang sudah ada perlu dikelola dengan baik agar
kinerja jembatan dapat dipertahankan dan ditingkatkan selama masa layaknya.
Bencana alam merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan
kerusakan pada struktur jembatan. Seperti kejadian gempa dan tsunami tanggal 28
September 2018 yang melanda wilayah Palu, Sigi, dan Donggala yang telah
mengakibatkan patahnya jembatan IV atau biasa disebut jembatan Ponulele.
Jembatan IV Palu pada awalnya merupakan jembatan busur dengan struktur
utamanya tersusun atas rangka baja dan tipe jalan dua lajur dua arah karena sering
terjadi kemacetan maka dibuat menjadi empat lajur dua arah. Sedangkan panjang
jembatan utama :250 m, titik tertinggi lengkung jembatan : 20,2 m dari badan
jembatan, lebar jembatan : 7,5 m, luas permukaan besi total jembatan : 6234,40m².
Gempa 7,4 SR dan tsunami mengakibatkan beban pada bangunan atas
memberikan momen tambahan pada bangunan bawah sehingga mengakibatkan
terjadinya patahan pada struktur jembatan. Apabila kombinasi gaya yang bekerja
melebihi kemampuan struktur maka akan terjadi kerusakan pada struktur.
Kerusakan ini dapat menyebabkan kekuatan, kekakuan dan integritas struktur
menjadi turun.
Struktur atas merupakan komponen pertama yang langsung menerima
beban sebelum diteruskan ke pilar dan pondasi. Kerusakan pada struktur atas dapat
menimbulkan keraguan mengenai kinerja dan keamanan bangunan secara
keseluruhan. Untuk lebih meyakinkan, apakah struktur atas masih mampu
mendukung beban yang akan bekerja, perlu di lakukan evaluasi kinerja struktur atas.
Berdasarkan jenis dan tingkat kerusakan struktur atas dapat ditentukan alternatif
perbaikan dengan teknik yang paling sesuai dengan kondisi bangunan, peralatan dan
kemampuan tenaga kerjanya.
Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan kondisi jembatan secara utuh
dengan melihat langsung struktur yang rusak secara visual sesuai prosedur
pemeriksaan. Disamping itu juga dilakukan pengukuran struktur jembatan dan
tampang sungai dengan menggunakan alat ukur Theodolite dan Waterpass, Sehingga
diketahui existing struktur jembatan seacara mendetail. Pemeriksaan mutu beton
dilakukan dengan pengujian non destructive menggunakan alat Hammer Test.
Analisa perhitungan pembebanan struktur atas yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan kombinasi pembebanan maksimum berdasarkan beban layan dan
beban ultimit sesuai dengan RSNI T-02-2005 dan SNI T-12-2004 tentang standar
pembebana untuk jembatan. Dari analisis ini dapat diketahui kapasitas eksisting
struktur atas jembatan pasca gempa dan tsunami untuk dipakai sebagai acuan dalam
penentuan alternatif perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
Gempa dan Tsunami tanggal 28 September 2018 telah menyebabkan kerusakan
pada struktur Jembatan IV (Ponulele). Penelitian ini lebih di fokuskan pada evaluasi
struktur atas Jembatan IV (Ponulele) pasca gempa dan tsunami 28 September 2018
dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pada elemen mana kerusakan yang terjadi dan berapa nilai tingkat kerusakan
pada struktur jembatan sesuai dengan prosedur pemeriksaan BMS?
2. Apakah kapasitas eksisting struktur atas jembatan aman terhadap kombinasi
beban maksimum yang terjadi, seusai dengan RSNI T-02-2005 dan SNI T-12-
2004?
3. Jenis dan metode perbaikan apakah yang dapat dilakukan untuk pemulihan
struktur Jembatan IV?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dirumuskan diatas,
yaitu:
1. Mengetahui jenis kerusakan elemen struktur jembatan dan nilai tingkat
kerusakan struktur jembatan sesuai dengan prosedur pemeriksaan BMS.
2. Mengetahui kemananan kapasitas eksisting struktur atas jembatan terhadap
kombinasi beban maksimum yang terjadi, sesuai dengan RSNI T-2-2005 dan SNI
T-12-1004.
3. Menentukan jenis dan metode perbaikan yang mungkin dilakukan untuk
pemulihan Jembatan IV.
D. Hipotesa
Merujuk pada permasalahan diatas, nampaknya kita dapat menggunakan cara untuk
mengambil jalan keluar terhadap struktur jembatan, seperti;
a. Melakukan percobaan dengan menghitung kembali kekakuan relatif pada
jembatan
b. Menghitung kembali gaya yang harus diterima pada jembatan
c. Menganalisis kembali hitungan pada elemen-elemen jembatan
d. Baiknya jembatan dibangun sesuai dengan kondisi alam diwilayah palu agar lebih
tepat perkiraan kekuatan pada elemen jembatan.

Anda mungkin juga menyukai