Anda di halaman 1dari 7

Metalurgi (2017) 3: 97 - 104

METALURGI
Available online at www.ejurnalmaterialmetalurgi.com

DAUR ULANG REFRAKTORI BEKAS PAKAI KILN DAN FLY ASH


BATU BARA DENGAN VARIASI TEKANAN GREENBODY
Ayu Septrianaa, Azhar a, Widi Astuti b,
a
JurusanTeknik Kimia, FakultasTeknik, Universitas Lampung
Jl.Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung, Provinsi Lampung 35145
b
Balai Penelitian Teknologi Mineral – LIPI
Jl. Ir. Sutami Km. 15, Tanjung Bintang, Lampung Selatan, Provinsi Lampung 3536 1
E-mail: widi.mineral@gmail.com

Masuk Tanggal : 21-08-2017, revisi tanggal : 09-11-2017, diterima untuk diterbitkan tanggal 08-01-2018

Intisari
Refraktori merupakan salah satu jenis bahan keramik yang tahan terhadap panas (temperatur tinggi) dan memiliki
kemampuan untuk mempertahankan kondisinya baik secara fisik maupun kimia pada temperatur tinggi tersebut.
Pembuatan refraktori pada penelitian ini menggunakan bahan baku refraktori bekas pakai kiln pabrik semen dengan
tambahan 15% fly ash batu bara. Penelitian ini menganalisis pengaruh tekanan green body dari campuran refraktori
bekas pakai dan fly ash batu bara yang dihasilkan terhadap sifat fisik refraktori tersebut. Bahan baku refraktori bekas
pakai dihaluskan dengan distribusi ukuran agregat besar -40+80 mesh dan ukuran agregat kecil -80 mesh, sedangkan
fly ash batu bara berukuran -100 mesh. Pemadatan bahan baku dilakukan dengan menggunakan alat press hydraulic,
dengan cetakan berbentuk kubus dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm. Dilakukan variasi tekanan campuran green body
sebesar 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 ton. Pengujian produk dilakukan dengan uji porositas (apparent porosity) dan
densitas (bulk density) dengan metode archimedes, kuat tekan (cold crushing strenght), dan uji konduktivitas termal
bahan dilakukan dengan metode guarded hot plate menggunakan standarASTM (C 177-04). Pengaruh tekanan
green body dari campuran fly ash batu bara dan refraktori bekas pakai kiln terhadap sifat fisik refraktori adalah
semakin tinggi tekanan pencetakan green body, maka semakin tinggi nilai kuat tekan dan densitasnya, sedangkan
nilai konduktivitas termal dan porositas akan semakin rendah. Nilai tertinggi untuk kuat tekan dan densitas adalah
4,48MPa; 1,119 gr/cm3; nilai terendah konduktivitas termal dan porositas adalah 11,60 W/m.K; 22,034 %. Nilai-
nilai tersebut didapatkan dari tekanan green body 13 ton.

Kata Kunci: Refraktori, fly ash, konduktivitas termal, kuat tekan, tekanan, porositas, densitas

Abstract
Refractory is one type of ceramic material which is thermostable (high temperature resistant) and has the ability to
maintain a good physical and chemical condition at high temperature. Manufacture of refractory in this study using
used kiln refractory from cement industry and 15% coal fly ash as additional. This research analyzed the effect of
green body pressure produced by physical properties of refractory which made from mixture of used refractory and
coal fly ash. Used refractory crushed into large aggregate size -40 +80 mesh and small aggregate size -80 mesh,
while fly ash -100 mesh. Then, the two of material mixed. Raw material pressed by press hydrauliuc, with a cube-
shaped mold in 5 x 5 x 5 cm size. The pressure of green body varied in 8, 9, 10, 12, and 13 tons. The product tested
by archimedes methode to getting apparent porosity and bulk density, and guarded hot plate methode standard use
ASTM (C 177-04) to getting the cold crushing strengh and thermal conductivity. Higher pressure molding green
body product was obtained with higher compressive strength and bulk density, with lower value of the apparent
thermal conductivity and porosity. The highest value for the compressive strength and bulk density was 4.48 MPa;
1.119 g / cm3; the lowest value of thermal conductivity and apparent porosity is11.60 W / m.K; 22.034%. Those
values obtained from green pressure body 13 tons.

Keywords: Refractory, fly ash, thermal conductivity, compressive strength, pressure, porosity, density
fired
1. PENDAHULUAN MagnesiteChrome,u
2,96-3,06 - 20,68-34,47
Refraktori merupakan salah satu jenis bahan nfired
keramik yang tahan terhadap panas (temperatur Chrome, fired 3,12-3,20 15-19 34,47-55,16
Chrome magnesite,
tinggi) dan memiliki kemampuan untuk 3,08-3,11 19-22 24,13-31,03
fired
mempertahankan kondisinya baik secara fisik Chrome
3,20-3,28 - 27,58-41,37
magnesite,unburned
maupun kimia pada temperatur tinggi tersebut.
Zircon 3,60-3,72 19,5-23,5 48,26-75,84
Fungsi utama dari refraktori adalah sebagai Silicon carbide 2,56-2,66 13-17 62,05-82,74
isolator[1]. Salah satunya digunakan sebagai
isolator pada rotary kiln di industri semen. Fly ash (abu terbang) merupakan limbah
Akibat kondisi proses yang cukup ekstrim di yang berasal dari abu bekas pembakaran batu
dalam rotary kiln, refraktori pada akhirnya bara. Fly ash dapat digunakan sebagai bahan
akan mengalami kerusakan dan harus diganti. campuran substitusi semen karena memiliki
Pergantian refraktori menghasilkan refraktori keunggulan daya lekat yang kuat karena
bekas yang cukup banyak sekitar 445 ton/tahun mengandung silika dan alumina dengan kadar
untuk satu pabrik semen. Untuk jumlah kapur yang rendah. Fly ash sendiri tidak
pergantian refraktori bekas itu sendiri memiliki kemampuan mengikat seperti halnya
didapatkan berdasarkan perhitungan data yang semen. Tetapi dengan kehadiran air akan
diperoleh dari pabrik-pabrik semen di menghasilkan zat yang memiliki kemampuan
Indonesia. Perhitungan dilakukan dengan cara mengikat. Selain itu, fly ash berperan sebagai
mengumpulkan data berupa panjang kiln, pengisi ruang kosong (rongga) di antara
diameter kiln, berat refraktori setelah dilakukan butiran–butiran refraktori, sehingga partikel-
perhitungan dan didapatkan sekitar 445 partikel penyusun refraktori menjadi lebih
ton/tahun untuk satu pabrik semen. Di rapat. Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan
Indonesia terdapat banyak sekali pabrik semen, bahwa ada beberapa unsur dalam fly ash baik
kurang lebih sekitar 10-20 pabrik semen negeri dari segi kimia maupun fisik yang jika
dan swasta. Refraktori bekas tersebut tidak dikombinasikan dengan refraktori dan air dan
dapat digunakan kembali dalam proses dan agregat akan memberikan efek yang baik,
diolah sebagai limbah. Refraktori dibuat dari seperti memberikan susunan partikel yang lebih
senyawa yang terdiri dari unsur atau mineral rapat, sebagai isolator pada pembuatan
tidak dapat diperbaharui di bumi, seperti silikon refraktori. Oleh karena itu, pada penelitian ini
oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO), dilakukan pembuatan refraktori atau daur ulang
magnesium oksida (MgO), alumunium oksida refraktori dengan bahan baku refraktori bekas
(Al2O3), dan beberapa oksida. Harga refraktori pakai rotary kiln dan fly ash batu bara, untuk
pun terbilang cukup mahal berkisar antara menghasilkan refraktori daur ulang yang
Rp.100.000-150.000/pcs refraktori. Sehingga memiliki sifat fisik lebih baik dari refraktori
sangat disayangkan apabila refraktori tidak bekas tersebut[3]. Fly ash batu bara sangat
dapat dimanfaatkan kembali setelah digunakan. mudah didapatkan, yaitu di PLTU unit tarahan,
Kerusakan refraktori menyebabkan provinsi lampung. PLTU Tarahan
menurunnya kualitas sifat fisik dari refraktori menghasilkan fly ash sebesar 17.292 ton/tahun.
tersebut. Penambahan fly ash batu bara ke refraktori
[2]
bekas pakai ini diharapkan dapat memperbaiki
Tabel 1. Sifat fisik refraktori di industri sifat fisik dari refraktori bekas pakai tersebut.
Cold Metode yang digunakan dalam proses daur
Bulk Apparent
crushing ulang ini sama dengan metode pembuatan
Jenis Brick Density, porosity
strength,
gr/cm3 (%) refraktori pada umumnya yaitu penghancuran,
(MPa)
pengayakan, penekanan dan pembakaran
Fireclay
Superduty 2,31-2,37 11-14 12,41-20,68 (sintering). Proses sintering merupakan proses
High-duty 2,11-2,18 15-19 27,58-41,37 pembentukan sifat-sifat yang akan dimiliki oleh
Low-duty 2,08-2,18 10-25 13,79-41,37 refraktori, dengan kondisi pemanasan serbuk
High-Alumina
60% class 2,50-2,56 12-16 48,26-68,95 yang telah dipadatkan berubah menjadi padatan
70% class 2,51-2,58 15-19 41,37-62,05 yang lebih menyatu pada temperatur di bawah
85% class 2,82-2,90 18-22 55,16-89,63 titik lelehnya. Faktor yang mempengaruhi
90% class 2,90-2,96 14-18 62,05-96,53
Corundum class 2,96-3,04 18-22 48,26-68,95 proses sintering adalah temperatur sintering,
Silica 1,78-1,84 20-24 27,58-41,37 waktu sintering, ukuran partikel, komposisi
Basic campuran bahan, dan densitas powder
Magnesite fired 2,84-2,90 15,5-19 34,47-55,16
Magnesite chrome, 2,80-2,87 19-22 27,58-48,26 compact[4].

98 | Metalurgi, V. 32.3.2017, E-ISSN 2443-3926/ 97 - 104


2. PROSEDUR PERCOBAAN
Tabel 2. Konduktivitas termal (W/m.K) refraktori di Proses pembuatan refraktori berbahan dasar
[2]
industri refraktori bekas pakai kiln pabrik semen. Tahap
Temperatur (K)
Jenis Brick
589 922 1089 1255 1478 1700 awal yang dilakukan adalah penghancuran
Fireclay refraktori bekas pakai kiln hingga berbentuk
Superduty 1,41 1,43 1,47 1,51 1,64 1,85 serbuk. Bahan yang akan ditambahkan adalah
High-duty 1,17 1,20 1,23 1,25 1,33 1,44
High 15% fly ash batu bara. Tahap selanjutnya,
Alumina pengayakan (screening) dengan ukuran partikel
60% class 1,87 1,86 1,89 1,92 2,03 2,26 -40+80 mesh sebanyak 55,76% (167,28 g
70% class 2,25 2,08 2,08 2,06 2,11 2,26
85% class 2,65 2,34 2,44 2,52 2,83 3,30 refraktori), -80 mesh sebanyak 29,24% (87,72 g
90% class 3,16 2,67 2,53 2,53 2,58 2,71 refraktori) dan -100 mesh sebanyak 15% (45 g
Corundum
class
4,99 3,26 2,99 2,70 2,58 2,64 fly ash) sehingga berat total sampel 300 g.
Silica 1,30 1,46 1,59 1,70 1,95 2,32 Terlebih dahulu dilakukan analisis SEM-EDS
Basic (scanning electron microscopy-energy
Magnesite,
fired
10,5 6,33 5,2 4,57 4,40 4,66 dispersive spectroscopy) untuk mengetahui
Magnesite- permukaan dan komposisi yang terkandung
chrome, 2,58 2,19 2,12 2,05 2,12 2,34 pada bahan baku. Dilakukan pencampuran
fired
Magnesite- bahan baku refraktori dan fly ash menggunakan
Chrome, 2,65 2,48 2,26 2,09 2,12 2,31 alat mixing tank. Dilakukan penambahan air
unfired sebanyak 27 ml atau 9% dari berat total sampel.
Chrome
2,19 2,16 2,18 2,09 1,92 1,86 Pencetakan serbuk menjadi padatan (green
fired
Chrome- body) dengan variasi tekanan 8, 9, 10, 11, 12,
magnesite, 1,70 1,77 1,79 1,80 1,80 1,96
fired
dan 13 ton. Proses sintering greenbody di
Magnesite dalam furnace pada temperatur 1200 °C, waktu
21,6 16,5 15,2 14,4 13,7 12,9
carbon sintering 6 jam. Setelah dilakukan sintering,
Zircon 3,23 2,38 2,39 2,39 2,42 2,58 dilakukan pengukuran. Pengukuran apparent
Silicon
17,4 16,1 15,5 14,8 13,9 13,6 porosity dan bulk density dilakukan
carbide
berdasarkan metode archimedes standar
Penambahan tekanan pada saat pencetakan pengujian ASTM C20-00. Sedangkan
sampel dapat memberikan susunan yang lebih pengukuran thermal conductivity dilakukan
baik dan berperan pada pengurangan porositas dengan metode guarded hot plate
karena tekanan semakin besar akan memiliki menggunakan standar ASTM (C 177-04)[5].
sruktur padatan yang lebih rapat. Porositas
merupakan ruang kosong yang terdapat pada 3. HASIL DAN DISKUSI
suatu padatan termasuk refraktori. Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan hasil uji karakteristik
teori, semakin besar tekanan maka akan fisik daur ulang refraktori dari campuran fly ash
semakin kecil porositasnya, oleh karena itu batu bara dengan variasi tekanan green body 8,
perlunya melihat pengaruh tekanan pada 9, 10, 11, 12, dan 13 ton. Hubungan antara
refraktori bekas pakai yang di daur ulang besarnya tekanan terhadap nilai kuat tekan atau
terhadap sifat fisik refraktori. Memberikan cold crushing stress untuk refraktori campuran
tekanan pada saat penekanan pada seluruh bahan baku fly ash ditunjukkan pada Gambar 1.
permukaannya sampai menghasilkan sampel uji Pada refraktori dengan penekanan pada saat
yang padat dan tidak rapuh, akan menghasilkan pencetakan sebesar 8 ton, nilai kuat tekan yang
densitas yang berbeda-beda. dihasilkan sebesar 1,44 MPa, sedangkan untuk
Tabel 1 dan Tabel 2 berfungsi sebagai acuan refraktori dengan tekanan 9-13 ton, nilai kuat
hasil pembuatan refraktori pada penelitian ini. tekan yang dihasilkan sebesar 1,94 MPa; 2,30
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui MPa; 2,34 MPa; 2,56 MPa; dan 2,84 MPa. Dari
pengaruh tekanan pada campuran refraktori hasil ini dapat dilihat bahwa pemberian nilai
bekas pakai dan fly ash batu bara terhadap sifat tekanan yang semakin tinggi pada saat
fisik refraktori yang terbentuk. Sifat fisik yang pencetakan green body akan menghasilkan nilai
dimaksud antara lain, thermal conductivity atau kuat tekan yang tinggi pula. Hal tersebut
konduktivitas termal, apparent porosity disebabkan pada saat penekanan dan saat
(porositas), bulk density atau densitas, dan cold pencetakan akan membantu pengisian
crushing strenght (ccs) atau kuat tekan. kekosongan partikel, sehingga terjadi difusi
padatan.

Pembuatan Refraktori Dari Refraktori Bekas Pakai Kiln …../ Ayu Septriana | 99
sebesar 12,34 W/m.K, sedangkan untuk
Tabel 3. Hasil uji karakteristik fisik daur ulang refraktori dengan tekanan 9-13 ton, nilai
refraktori dari campuran fly ash batu bara konduktivitas termal yang dihasilkan sebesar
CCS / Koduktivitas
Tekanan Kuat Apparent Bulk Termal
12,19 W/m.K; 12,17 W/m.K; 11,98 W/m.K;
Refraktori tekan Porosity Density (200 oC) 11,81 W/m.K; dan 11,60 W/m.K. Dilihat dari
(Ton) nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin
(MPa) (%) gr/cm3 (W/m.K)
tinggi tekanan yang diberikan pada saat
8 1,44 26,312 1,099 12,34
pencetakan akan menyebabkan nilai
9 1,92 24,330 1,102 12,19
konduktivitas termal yang semakin rendah. Hal
10 2,30 24,172 1,106 12,17 tersebut bertolak belakang dengan teori,
11 2,34 23,650 1,108 11,98 seharusnya refraktori dengan tekanan yang
12 2,56 22,643 1,111 11,81 tinggi akan memiliki struktur padatan yang
13 4,84 22,034 1,119 11,60 lebih rapat, sehingga menghasilkan pori yang
lebih sedikit atau rapat. Dengan pori yang lebih
rapat maka kemampuan refraktori untuk
menghantarkan panas akan semakin cepat. Pada
penelitian ini terjadi penurunan konduktivitas
termal dengan tekanan yang semakin
meningkat dikarenakan bahan yang terkandung
adalah fly ash batu bara. Fly ash batu bara
mengandung SiO2. Nilai konduktivitas termal
yang tinggi tidak diinginkan karena sifat
refraktori yang diperlukan adalah tahan
terhadap suhu tinggi. Semakin rendah nilai
Gambar 1. Grafik hubungan tekanan terhadap nilai
kuat tekan (cold crushing strength) dari konduktivitas termal semakin baik suatu
produk/campuran refraktori dan fly ash batu bara refraktori tersebut sebagai isolator (penghambat
panas) dan semakin besar ketahanan refraktori
nya terhadap temperatur[3]. Dari penjelasan di
atas, dapat dikatakan bahwa untuk nilai
konduktivitas termal sebagai produk refraktori
lebih baik mempunyai nilai yang rendah.
Semakin rendah nilai konduktivitas termal
maka akan semakin baik pula sifat refraktori
tersebut sebagai isolator. Pada penelitian ini
semakin tinggi tekanan green body maka
semakin rendah nilai konduktivitas termal
karena mengandung fly ash batu bara yang
artinya refraktori tersebut mampu menjadi
Gambar 2. Grafik hubungan tekanan terhadap
isolator. Pada penelitian ini, nilai terbaik
konduktivitas termal dari produk/campuran
refraktori dan fly ash batu bara
refraktori yang memiliki sifat konduktivitas
termal yang rendah sebagai isolator adalah
Nilai konduktivitas termal suatu bahan sebesar 11,60 W/m.K, pada tekanan 13 ton.
melambangkan kemampuan refraktori tersebut Gambar 3 menunjukkan grafik hubungan
dalam melakukan transfer panas atau pengaruh apparent porosity untuk refraktori
kemampuan refraktori dalam menghantarkan campuran bahan baku fly ash. Pada refraktori
panas ketika kontak dengan suhu tinggi. Dalam dengan penekanan pada saat pencetakan
hal ini perpindahan panas yang terjadi pada sebesar 8 ton, nilai apparent porosity yang
refraktori merupakan perpindahan panas secara dihasilkan sebesar 26,312%, sedangkan untuk
konduksi, dimana peristiwa tersebut tergantung refraktori dengan tekanan 9-13 ton, nilai
pada nilai konduktivitas termal bahan (k) apparent porosity yang dihasilkan sebesar
seperti pada gambar pengaruh tekanan terhadap 24,330%; 24,172%; 23,650%; 22,643%; dan
konduktivitas termal pada refraktori campuran 22,034%. Dilihat dari nilai tersebut
seperti ditunjukkan pada Gambar 2 di atas. menunjukkan bahwa semakin besar tekanan
Pada gambar tersebut terlihat bahwa refraktori yang diberikan pada saat pencetakan akan
dengan penekanan saat pencetakan sebesar 8 menyebabkan nilai apparent porosity yang
ton, nilai konduktivitas termal yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh
refraktori yang diberikan tekanan yang tinggi
100 | Metalurgi, V. 32.3.2017, E-ISSN 2443-3926/ 97 - 104
atau besar pada saat pencetakan green body
akan memiliki struktur padatan yang lebih
rapat, jika struktur padatan yang rapat maka
pori atau apparent porosity yang dimiliki
refraktori akan semakin sedikit atau kecil. Hal
ini sangat menguntungkan karena suatu
refraktori yang memiliki nilai apparent
porosity yang tinggi akan mengakibatkan
kerusakan pada refraktori seperti timbulnya
korosi.
Gambar 4. Grafik hubungan tekanan terhadap bulk
density dari produk/campuran refraktori dan fly ash
batu bara

Gambar 3. Grafik hubungan tekanan terhadap


apparent porosity dari produk/campuran refraktori
dan fly ash batu bara

Dari Gambar 4 diketahui nilai bulk density


atau densitas pada setiap variasi tekanan. Pada Gambar 5. Foto SEM refraktori bekas pakai kiln
refraktori dengan penekanan pada saat pabrik semen (bahan baku refraktori murni)
pencetakan sebesar 8 ton, nilai bulk density
refraktori campuran yang dihasilkan sebesar
1,099 g/cm3, sedangkan untuk refraktori
dengan tekanan 9-13 ton, bulk density yang
dihasilkan sebesar 1,102 g/cm3; 1,106 g/cm3;
1,108 g/cm3; 1,111 g/cm3; dan 1,119 g/cm3.
Dari hasil ini dapat dilihat bahwa pemberian
nilai tekanan yang semakin besar pada saat
pencetakan akan menghasilkan nilai bulk
density yang besar pula. Hal tersebut
disebabkan pada saat proses pemberian tekanan
saat mencetak membantu terjadinya partikel-
partikel kosong terisi, sehingga terjadi difusi Gambar 6. Foto SEM dari produk/campuran
solid-solid. Partikel-partikel dapat mengisi atau refraktori dan fly ash batu bara pada T = 1200 °C, P
masuk ke ruang yang kosong juga dikarenakan = 13 ton, t = 6 jam
adanya perbedaan ukuran pada bahan baku.
Pada saat penekanan, volume refraktori juga Berdasarkan hasil SEM (scanning electron
akan menurun. Menurunnya volume refraktori microscopy) pada Gambar 5 dan 6 terlihat
dikarenakan refraktori yang diberi tekanan bahwa refraktori bekas pakai kiln pabrik semen
semakin besar akan memiliki sruktur padatan susunan partikelnya lebih padat jika
yang lebih rapat, karena hal tersebut maka nilai dibandingkan daur ulang refraktori campuran.
bulk density pun akan semakin besar, sehingga Pada foto refraktori daur ulang campuran masih
semakin besar tekanan maka akan semakin terlihat jelas celah antar partikel. Artinya
meningkatkan bulk density dari refraktori. bahwa refraktori daur ulang campuran yang
dibuat masih belum mengalami proses sintering
secara sempurna. Sedangkan untuk daur ulang
refraktori murni terlihat bahwa celahnya lebih
sedikit dibanding kedua refraktori lainnya.

Pembuatan Refraktori Dari Refraktori Bekas Pakai Kiln …../ Ayu Septriana | 101
Faktor yang mendukung terjadinya sintering adalah Magnesia fire brick atau refraktori
pada proses pembakaran pada tanur bakar, MgO.
yaitu lama waktu sintering dan temperatur Tabel 5 menunjukkan komposisi elemen
sintering. Jika dilihat dari hasil foto SEM di senyawa penyusun fly ash batu bara, Fly ash
atas faktor temperatur sintering sangat batu bara senyawa penyusun yang dominan
mempengaruhi, yang berarti bahwa pada adalah silika dan alumina. Unsur silika dan
sintering dengan temperatur 1200 °C masih alumina mempunyai sifat pozzolan dan sifat
belum cukup untuk menghasilkan refraktori kimiawi yang mampu mengikat bahan ketika
daur ulang yang telah mengalami sintering ditambahkan dengan air.
dengan baik. Faktor – faktor yang dapat
berpengaruh lainnya yaitu distribusi partikel, Tabel 5. Senyawa penyusun fly ash batu bara (bahan
dan tekanan pengepresan. Jika variasi ukuran baku tambahan)
partikel lebih ditingkatkan ada kemungkinan Massa (m)
No Element
bahwa celah–celah kosong yang ada pada gram %
foto SEM tersebut akan terisi oleh partikel yang
1 C (CaCO3) 5,3133 22,6298
lebih kecil, dan menjadi lebih padat jika variasi
tekanan pengepresan ditingkatkan dari tekanan 2 O (SiO2) 11,2526 47,9255
pengepresan sebelumnya yaitu 8, 9, 10, 11, 12, 3 Na (Albite) 0,2942 1,2532
dan 13 ton (Gambar 6). Sedangkan pada 4 Mg (MgO) 0,1508 0,6424
industri pembuatan refraktori tekanan yang
5 Al (Al2O3) 3,7940 16,1589
digunakan adalah 100 MPa adalah 25 ton.
6 Si (SiO2) 1,9419 8,2705
Tabel 4. Senyawa penyusun refraktori bekas pakai 7 P (GaP) 0,0093 0,0398
kiln (bahan baku)
8 S (FeS2) 0,0090 0,0383
Massa (m)
No Element 9 Ti (Ti) 0,0541 0,2304
gram %
1 C (CaCO3) 6,8858 30,2867 10 K (MAD) 0,0032 0,0137

2 O (SiO2) 8,9198 39,2327 11 Ca (WA) 0,5632 2,3986

3 Na (Albite) 0,1854 0,8155 12 Mn (Mn) 0,0046 0,0196

4 Mg (MgO) 2,9748 13,0845 13 Fe (Fe) 0,0752 0,3203

5 Al (Al2O3) 0,1164 0,5118 14 Zr (Zr) 0,0078 0,0332

6 Si (SiO2) 0,1063 0,4675 15 Ag (Ag) 0,0021 0,0089

7 P (GaP) 0,0180 0,0792 16 Ln (LnAs) 0,0040 0,0169

8 S (FeS2) 0,2955 1,2997 Total 23,4794 100,0000

9 Cl (Kcl) 0,6100 2,6829


10 K (MAD) 2,1090 9,2764
11 Ca (WA) 0,4907 2,1582
4. KESIMPULAN
Pengaruh tekanan green body dari campuran fly
12 Mn (Mn) 0,0015 0,0066
ash batu bara dan refraktori bekas pakai kiln
13 Fe (Fe) 0,0180 0,0792 terhadap sifat fisik refraktori adalah semakin
14 W (W) 0,0000 0,0000 tinggi tekanan green body, maka semakin
15 Po (not) 0,0000 0,0000
tinggi nilai kuat tekan dan bulk density, dengan
nilai sebesar 4,84 MPa dan 1,119 g/cm3.
16 Br (KBr) 0,0043 0,0190
Sedangkan nilai konduktivitas termal dan
Total 22,7355 100,0000 apparent porosity akan semakin rendah, dengan
nilai sebesar 11,60 W/m.K dan 22,034 %. Nilai
Tabel 4 menunjukkan hasil SEM EDX elemen terbaik tersebut didapatkan pada tekanan 13
penyusun refraktori bekas pakai kiln pabrik ton. Pengaruh penambahan fly ash batu bara
semen yang digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan refraktori bekas pakai kiln
utama. Dari tabel tersebut dapat diketahui berpengaruh baik sebagai produk refraktori.
bahwa penyusun terbanyak refraktori bekas Pengaruh baik tersebut untuk nilai kuat tekan
pakai kiln pabrik semen tersebut adalah dan konduktivitas termal, dengan nilai sebesar
senyawa MgO yang berasal dari elemen Mg. 2,30 MPa dan 12,17 W/m.K pada tekanan 10
Sehingga dapat disimpulkan refraktori bahwa ton. Sifat fisik refraktori reycle campuran dan
bekas pakai kiln pabrik semen yang dipakai reycle refraktori murni belum sebaik refraktori
102 | Metalurgi, V. 32.3.2017, E-ISSN 2443-3926/ 97 - 104
bekas pakai. Nilai dari refraktori bekas pakai
diantaranya, kuat tekan sebesar 48,1920 MPa,
apparent porosity sebesar 6,7385 %, bulk
density sebesar 2,8072 g/cm3, dan
konduktivitas termal sebesar 11,24 W/m.K.
Sifat fisik refraktori recycle campuran dan
recycle refraktori murni belum sesuai standar
refraktori baru yang ada di pasaran.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Balai Penelitian Teknologi Mineral
(BPTM) Tanjung Bintang – Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lampung atas
dukungan sarana dan prasarana sehingga
penelitian ini dapat berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Athanasius, Bayuseno P.,” Pengembangan
Dan Karakterisasi Material Keramik
Untuk Dinding Batu Tahan Api Tungku
Hoffman K1 ROTASI,” vol. 11, no 4.
Semarang, Universitas Diponegoro, 2009.
[2] Hoganas, “Production Of Sintered
Components,” Sweden, 2013.
[3] Dicky Seprianto, “Pengaruh Kompaksi
Dan Holding Time Terhadap Densitas
Paduan Alumina/Fly Ash Yang Dibuat
Dengan Metallurgi Serbuk,” Jurnal
Austenit, vol. 2, no.1, 2010.
[4] Harbinson & Walker, Handbook of
Refractory Practice, Moon Township:
Harbinson-Walker Refractory Company,
2005.
[5] ASTM C177-04,” Standard Test Method
for Steady-State Heat Flux Measurements
and Thermal Transmission Properties by
Means of the Guarded-Hot-Plate.” Annu.
B. ASTM Stand.,552, pp.1–23, 2015.

Pembuatan Refraktori Dari Refraktori Bekas Pakai Kiln …../ Ayu Septriana | 103

Anda mungkin juga menyukai