Anda di halaman 1dari 29

Mekanika

Perpatahan I
Mekanika Perpatahan I

 Mekanika perpatahan dalam desain


 Perlu perhatian yang serius, karena dapat
menimbulkan kerusakan yang luar biasa
dan dapat menelan korban jiwa, walaupun
tidak umum terjadi.
 Teknik desain dengan memperhitungkan
mekanika perpatahan adalah suatu metode
yang umum dalam keselamatan Industri
yang kritis, seperti dalam pembangkit
daya/listrik dan peralatan luar angkasa
Tegangan Rancang dan Faktor
Keselamatan
 Struktur dirancang tanpa mekanika
perpatahan menggunakan rumusan
tegangan rancang (design stress) sbb:
Tegangan Luluh
Tegangan Rancang 
FaktorKeselama tan

 Faktor keselamatan dihitung lebih tinggi


dari tegangan yang diperkirakan akan
terjadi atau bervariasi tergantung jenis
bahan
Faktor Keselamatan

 Struktur teknik, bagaimanapun juga,


dapat mengandung retakan atau
berkembang menjadi retakan selama
penggunaan
retakan tersebut dapat tumbuh
/menjalar seiring dengan kelelahan
atau pengaruh lingkungan
 Faktor keselamatan tidak diperhi-
tungkan terhadap kehadiran retakan
dimana dapat menurunkan kekuatan
struktur dengan dratis
Efek dari retakan
teg. desain
Ukuran retak

teg. perkiraan

kekuatan
batas atas
teg. perkiraan

Waktu, siklus beban


Waktu, siklus beban tidak ada kerusakan kerusakan
kerusakan mungkin terjadi
terjadi

Penurunan kekuatan dari struktur teknik terhadap


pertumbuhan retak dalam pembebanan
Tujuan dari Mekanika Perpatahan
adalah untuk menjawab pertanyaan sbb:

 Bagaimana kekuatan dari suatu struktur


bervariasi dengan ukuran retak?
 Bagaimana panjang retak dapat
ditoleransikan pada beban perkiraan yang
akan ditanggung? (ukuran retakan kritis)
 Berapa lama retak akan tumbuh/
menjalar untuk menuju ukuran retakan
kritis?
Tujuan dari Mekanika Perpatahan
adalah untuk menjawab pertanyaan sbb:

 Pada tingkatan berapa cacat awal (pre-


existing flaws) dapat ditoleransi untuk
permulaan pembebanan?
 Berapa sering suatu struktur harus
diperiksa untuk mencegah kerusakan?
Bagaimana Suatu Benda Dapat Patah?

 Terdapat banyak mekanisme perpatahan yaitu:


 Pembelahan lewat butir (transgranular
cleavage)
 Pembelahan antar butir (intergranular cleavage)
 Pengabungan keuletan rongga mikro (ductile
microvoid coalesence)
 Mulur (creep)
 Kelelahan/fatik (fatigue)
Bagaimana Suatu Benda Dapat Patah?

 Peretakan dipengaruhi lingkungan (environ-


mentally assisted cracking)
 Berkembangnya jaringan keretakan yang
lembut (Crazing)
 Kehilangan lapisan (Delamination)
 Benang pembentuk tercabut keluar (fibre pull-
out)
 Fase peretakan getas (brittle phase cracking)
 Peretakan antarmuka (interface cracking)
 Pertumbuhan rongga inti (void nucleation)
 Ketangguhan dapat dipengaruhi
dengan adanya perubahan pada
mekanisme perpatahan dan
mekanisme perpatahan dapat
berubah setiap saat
Takikan dan Konsentrasi Tegangan

 Takikan bertindak sebagai konsentrasi tegangan


 Takikan yang lancip dan dalam mungkin akan
menyebabkan:
Penurunan kekuatan pada bahan yang getas
Peningkatan kekuatan pada bahan yang ulet
 Pengaruh tersebut terjadi dikarenakan:
- Konsentrasi tegangan
- Pembatasan/pemaksaan (constraint)
Elips Inglis
 Konsentrasi tegangan dapat diper-
hitungkan menggunakan elips Inglis
tegangan

 max a
 1 2
2a
 b
2b

jarak

max = tegangan maksimum


 = tegangan yang
 digunakan
Faktor Konsentrasi Tegangan

 Faktor konsentrasi tegangan = k


 = radius kurva
2
b

a
 max 
  1  2 a 
 
 
untuk a   ,  max  2 a  k

Pelemahan Akibat Takikan
pada Bahan Getas
 Bahan getas adalah sensitif terhadap
takikan
 k1
k3 > k 2 > k 1
k2

k3


Efek dari faktor konsentrasi tegangan pada penggunaan
tegangan patah dari bahan sensitif terhadap takikan
Penguatan Akibat Takikan pada
Bahan Ulet
 Bahan ulet adalah tidak terlalu sensitif
terhadap takikan dan dimungkinkan
terjadi penguatan karena takikan.
 Tegangan luluh tarik dari bahan ulet
kemungkinan akan meningkat dengan
adanya sebuah takikan yang
berhubungan dengan pembatasan
(constraint)
Penguatan Akibat Takikan pada
Bahan Ulet

3
F F
Elastis Elastis
1
2

Plastis

Pembatasan deformasi plastis bahan oleh


bahan yang elastis
Penguatan Takikan (notch
strengthening) dan Pembatasan
(constraint)
 Tegangan tarik transversal (2 dan 3)
berhubung dengan pembatasan dari
zona plastik oleh daerah elastik
meningkatkan tegangan tarik aksial
(1) dibutuhkan untuk memberikan
tegangan geser yang cukup untuk
meluluhkan bahan.
Penguatan Takikan (notch
strengthening) dan Pembatasan
(constraint)

t t

       

tidak ada pembatasan dengan pembatasan

t  tegangan geser kritis untuk peluluhan


Pengukuran Ketangguhan
(toughness)
 Ada beberapa cara untuk mengukur ketangguhan
 Kinerja dari perpatahan (work of fracture)
 Sensitifitas takikan (notch sensivity)
 Keuletan dan kinerja pengerasan (ductility
and work hardening)
 Ketangguhan Impak (impact toughness)
 Ketangguhan Perpatahan (fracture toughness)
Sebagian cara sangat bermanfaat untuk desain teknik
dibanding yang lain.
Kinerja Perpatahan

 Kinerja perpatahan adalah daerah


dibawah kurva tegangan/regangan tarik
untuk spesimen yang presisi
kinerja zona x jarak
W      d
 volume luas x panjang
Analisa serupa dapat
digunakan untuk spesimen
W dengan takikan


Sensitifitas Takikan

 Bahan yang tangguh mengembangkan zona


plastik yang luas sebelum terjadi kerusakan
dan sensitifitas takikannya sedikit (kecil)
 pembanding
tegangan 1
tegangan  presisi
luluh
getas  pembanding
 1 to 2
Retak/takikan  presisi
jarak tangguh
zona plastis

< 1 sensitif terhadap takikan dan ketangguhan rendah


> 1 tidak sensitif terhadap takikan dan ketangguhan tinggi
Keuletan dan Kinerja Pengerasan

 Dalam logam, kapasitas kinerja pengerasan


yang tinggi selalu berhubungan dengan
keuletan dan ketangguhan yang tinggi
F   K n
d
  ketika necking  c
c d
c  n
x
Pengerjaan dingin dapat menurunkan
keuletan dan menurunkan ketangguhan
Keuletan dan Kinerja Pengerasan

 Pembelahan kristal tidak terjadi dalam


kristal logam berbentuk FCC

Penguatan ulet
tegangan
gagal
mekanisme
pembelahan

getas ulet
Temperatur
Ketangguhan Impak
 Transisi dari ulet ke getas selalu diamati
dalam penurunan temperatur

baja karbon
Energi besar = ulet
Energi Energi rendah = getas
impak
aluminium Energi potensial Impak
= mgh

Temperatur

Transisi perpatahan dari getas ke ulet pada baja karbon (terdapat


perubahan mekanisme perpatahan) dan aluminium (tidak ada
perubahan mekasnisme perpatahan)
 Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketangguhan meliputi:
 Temperatur dan laju regangan
 Geometri dari takikan
 Ukuran spesimen
 Mekanisme perpatahan
 Efek tersebut berhubungan dengan
peningkatan tegangan luluh, pembatasan
dan tegangan patah
 Standarisasi spesimen uji diperlukan untuk
membandingkan ketangguhan dari bahan-
bahan.
Definisi transisi

 Transisi ulet ke getas dapat didefinisikan


dalam beberapa cara, seperti:
 Energi kritis perpatahan
 Penurunan 50% energi
 Deformasi pada spesimen uji
 Perpatahan yang tampak dipermukaan
(FATT)
 Dari hal tersebut diatas akan
memberikan temperatur transisi yang
berbeda-beda
Definisi transisi
tiada pembelahan
Energi pembelahan 20%
impak
berubah 50%

35 j

T0 T1 Temperatur
pembelahan 70%
Keterbatasan Pengujian Impak

 Uji Impak biasanya digunakan untuk


perkiraan dan kontrol kualitas dari
bahan, bukan untuk teknik desain.
 Pembatasan pengujian tersebut meliputi:

 Ukuran spesimen terlalu kecil

 Ukuran spesimen terlalu tipis

 Sensitif terhadap laju regangan

 Sulit untuk menggunakan energi impak


dalam desain
Ringkasan

 Perpatahan suatu benda tergantung


dari:
 Ketangguhan bahan
 Konsentrasi tegangan
 Pembatasan
 Diperlukan suatu metode untuk
memprediksi sifat-sifat keretakan pada
komponen struktur.

Anda mungkin juga menyukai