Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 1

Produksi Silikon Karbida Berbahan Dasar Pasir

Silika dan Karbon Dari Limbah Kayu Jati


Anggota :

1. Christopher Felix Adisaputra (19/443824/TK/49020)


2. Jinan Hasna Vivian Naya (20/456247/TK/50377)
3. Hilmi Naufal Zulfani (20/456781/TK/50605)
4. Tara Irawan (20/456790/TK/50614)
5. Langgeng Waffiq M H (20/460390/TK/50679)

Latar Belakang
Cadangan kuarsa
17 miliar ton (Ind)
193 juta ton (Kalimantan)
Kebutuhan Silikon Karbida

Luas hutan
125.817.021,96 hektar (Ind)
36.721.231,65 hektar
(Kalimantan)

Jumlah limbah mebel


650 ribu m3 /tahun
Bagi Mahasiswa
Manfaat yang dapat diambil dari
penulisan makalah ini dari segi
mahasiswa adalah terbukanya wawasan
kami atas pembuatan material keramik
yang dapat dijadikan berbagai macam
Manfaat alat yang berasal dari bahan tersebut.

Melalui penulisan makalah ini,


diharapkan dapat memberikan
manfaat manfaat untuk berbagai Bagi Masyarakat
kalangan seperti di samping ini:
Masyarakat dapat mengambil manfaat
dari makalah ini sebagai bentuk gagasan
terbukanya banyak bidang usaha baru
dalam dunia keramik. Selain itu juga,
makalah ini dapat menjadi pembuka ide
baru dalam hal pengolahan limbah di
bidang kayu jati.
Banyaknya ketersediaan limbah kayu organik seperti
jati yang belum termanfaatkan secara luas dan
ditambah dengan melimpahnya kandungan alam
Rumusan kuarsa di Indonesia yang ditunjang oleh meningkatnya
jenis pemanfaatan produk keramik membuat perlu
Masalah adanya pengembangan proses produksi Silikon Karbida
(SiC).
1. SiC dapat dimanfaatkan sebagai material tahan
panas karena tingginya sifat konduktivitas
termalnya, temperatur dekomposisi nya, ketahanan
kimiawinya, serta wettability-nya yang rendah oleh
Tujuan logam cair dan terak.
2. Sifat elektriknya dari SiC memungkinkan juga
aplikasinya sebagai elemen pemanas.
3. SiC juga dipakai sebagai bahan paduan dalam
pembuatan besi baja untuk penambahan unsur silikon
dan karbon.
Bahan Pembuatan SiC

Limbah Kayu Jati Pasir Kuarsa


Komponen lain
Tectona Grandis
11.4%

Kayu jati atau Tectona grandis merupakan salah


satu jenis kayu yang umum dimanfaatkan di
Indonesia. Hal ini disebabkan daya tahan kayu jati
yang tinggi terhadap pelapukan yang diakibatkan
oleh rayap dan cuaca. Namun, industri kayu jati
dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. asil
Selulosa penelitian pada beberapa industri penggergajian
Lignin 54.3%
34.2% kayu jati di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa
limbah yang dihasilkan rata-rata berjumlah 52,56%
dari bahan baku jati yang digunakan, termasuk di
antaranya bentuk serbuk (Ilyas dkk., 2018).
Karbon
1. Nama : Carbon
2. Rumus molekul : C
3. Bentuk : Padatan
4. Warna : Hitam
5. Struktur atom : heksagonal
6. Berat atom : 12,0107 g/mol
7. Titik lebur : 3652oC
8. Densitas : 1,9 – 2,3 g/cm3
9. Kapasitas panas pada 25oC : 8,517 J/mol K
Pasir Silica
1. Nama : Silica Oxide
2. Rumus molekul : SiO2
3. Berat molekul : 60,08 g/mol
4. Bentuk : Padatan
5. Specific gravity : 2,650
6. Titik leleh : 1.425°C
7.Titik didih : 2.230°
8. Panas pembentukan (ΔH) pada 25ºC : - 203,35 kcal/mol
9. Energi bebas pembentukan pada 25ºC : - 190,4 kcal/mol
(Perry’s Chemical Engineers, ed 8)
Pasir Silica
Potesi pasir silica pada daerah Kalimantan tengah ada sekitar 193.549.000 ton
dengan kandungan silica yang berada diatas 90%.
Process Flow Diagram
Sederhana
Proses Pengambilan Karbon dari Limbah

Kayu
1. Limbah Kayu Jati masuk ke dryer one pass untuk dikeringkan atau dikurangi
kelembabannya dengan mekanisme counter current terhadap udara kering panas
bersuhu awal 150°C.
2. Kayu kering masuk wood crusher (sawdust maker) untuk menghasilkan butiran kayu
kering berukuran sekitar 0,3 mm.
3. udara lembab berdebu akan dialirkan menuju cyclon untuk memisahkan partikel debu
ukuran besar hingga sedang dan dilanjutkan menuju proses penyaringan debu mikro
dan udara didinginkan menggunakan wet scrubber sebelum kemudian dibuang ke
lingkungan
4. Kayu kering berukuran 0,3 mm dimasukkan ke dalam fluidbed reactor counter current
untuk dilakukan proses pirolisis dengan steam panas pada kondisi tekanan operasi
vakum (<1 atm) dan suhu operasi 700°C.
5. Keluaran proses pirolisis akan menghasilkan karbon yang siap digunakan.
Tahapan Proses Produksi Silikon
Karbida

Persiapan Peleburan
Bahan Baku dan Pencampuran Pendinginan Pengemasan
dengan Reaksi
Alat Bahan Baku Silikon Karbida Produk
Karbothermal
Pemisahan bahan
Produk diangkut
baku dari pengotor Senyawa karbon
Seluruh bahan baku bongkahan SiC yang kemudian dihaluskan
Penggilingan bahan mereduksi substansi dengan ball mill hingga
berupa pasir silika telah diproduksi
baku silikon dan silikon. Dilakukan berukuran serbuk
dan karbon didinginkan suhunya
karbon dalam tanur listrik seragam dan
dicampur dengan menggunakan cooling
Penimbangan bahan 1400oC. yard dikeringkan.
mixer untuk
sesuai kebutuhan Lalu dibawa menuju
mempermudah
komposisi SiO2+2C→Si+2CO silo penyimpanan dan
peleburan.
Pasir silka dan SiO2+3C→SiC+ 2CO dikemas di packaging
karbon 200 mesh Si+C→ SiC machinery
HIDROKARBON
CURE CEMENT
(FUEL)

CEROBONG TURBIN CCU/S

Enhanced Oil
Recovery (EOR)
PEMANFAATAN EMISI GAS PEMBAKARAN
A. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Heat Integration)

Mengubah energi panas -> energi kinetik -> energi listrik


HE

Energi panas dari gas CO2 keluar cerobong


diintegrasikan dengan aliran air -> air menguap, V naik
drastis -> P ikut naik

Shated steam kemudian diarahkan ke kipas-kipas turbin


yang akan menggerakkan roda turbin. Kipas dipasang seri
dalam jumlah yang banyak sehingga ketika steam keluar
sudah dalam tekanan dan suhu relatif rendah. Roda
turbin dihubungkan dengan rotor pada generator
sehingga menghasilkan listrik.
PEMANFAATAN EMISI GAS PEMBAKARAN
B. Penangkapan CO2 (Carbon Catcher / CCUS)
CO2 keluar turbin bertekanan dan suhu rendah ditangkap menggunakan
bsorber berupa MEA (MEA dapat direcycle dengan menara stripper) ->
didapat CO2 konsentrat.

CO2 masih dalam suhu ruang dan perlu dilewatkan kondisi kritisnya sehingga
berubah fase menjadi cair agar mempermudah transportasi.

CO2 dapat disimpan dengan dialirkan ke kerak bumi yang diapit oleh batuan
caprock, sehingga CO2 tidak terlepas ke atmosfer. Dapat pula dimanfaatkan
dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR)

Pilihan lainnya pabrik diintegrasikan dengan pabrik lain yang membutuhkan CO2
dalam jumlah besar ataupun CO2 cair dijual
PEMANFAATAN EMISI GAS PEMBAKARAN
C. Enhanced Oil Recovery (EOR)
EOR adalah tahap tersier dalam
penambangan minyak bumi

Saat tekanan pada reservoir menurun,


tekanan kembali dinaikkan dengan
menambahkan gas inert terhadap minyak
bumi, salah satunya CO2

Dalam P tinggi, CO2 terlarut dalam minyak


bumi -> tekanannya meningkat dan
viskositasnya menurun -> minyak bumi dapat
mengalir keluar dari celah bebatuan dan
dapat dikeluarkan
PEMANFAATAN EMISI GAS PEMBAKARAN
D. Hidrokarbon (Fuel)
CO2 keluar turbin bertekanan dan suhu rendah ditangkap menggunakan
bsorber berupa MEA (MEA dapat direcycle dengan menara stripper) ->
didapat CO2 konsentrat.

CO2 masih dalam suhu ruang dan perlu dilewatkan kondisi kritisnya sehingga
berubah fase menjadi cair agar mempermudah transportasi.

CO2 dapat disimpan dengan dialirkan ke kerak bumi yang diapit oleh batuan
caprock, sehingga CO2 tidak terlepas ke atmosfer. Dapat pula dimanfaatkan
dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR)

Pilihan lainnya pabrik diintegrasikan dengan pabrik lain yang membutuhkan CO2
dalam jumlah besar ataupun CO2 cair dijual
PEMANFAATAN EMISI GAS PEMBAKARAN
D. Hidrokarbon (Fuel)
CO2 keluar turbin bertekanan dan suhu rendah ditangkap menggunakan
bsorber berupa MEA (MEA dapat direcycle dengan menara stripper) ->
didapat CO2 konsentrat.

CO2 masih dalam suhu ruang dan perlu dilewatkan kondisi kritisnya sehingga
berubah fase menjadi cair agar mempermudah transportasi.

CO2 dapat disimpan dengan dialirkan ke kerak bumi yang diapit oleh batuan
caprock, sehingga CO2 tidak terlepas ke atmosfer. Dapat pula dimanfaatkan
dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR)

Pilihan lainnya pabrik diintegrasikan dengan pabrik lain yang membutuhkan CO2
dalam jumlah besar ataupun CO2 cair dijual
PEMANFAATAN EMISI GAS PEMBAKARAN
A. Membuat produk bernilai tinggi dari emisi CO2
a. Fuel (hidrokarbon) b. Curing Cement
cara kerja: Proses menghidrasi beton setelah
gas CO2 + H2 -> Hidrokarbon diaplikasikan di media. Tujuannya
menggunakan katalis ruthenium yang membentuk struktur yang lebih padat
dilapisi iron oxide. dan stabil dan tidak retak
Menghasilkan etana, propana, butana, Injeksi CO2 gas dapat meningkatkan
syngas kualitas beton dari segi daya tekan dan
membutuhkan waktu yang jauh lebih
Kekurangan: singkat (1 jam) dibanding metode
Perlu energi banyak (T proses >900 C) konvensional (berminggu-minggu)
Menghasilkan CO2 lebih banyak dari pada
yang menjadi hidrokarbon Kelemahan: Kondisi injeksi CO2
Masih dalam tahap penelitian, belum bisa membutuhkan tekanan lebih dari 40 atm
mengatur komposisi produk
Analisis XRD
Analisis XRD di samping, menunjukkan
hasil pembuatan keramik SIC yang
dibentuk pada temperatur 1300 C
menggunakan karbon yang terbuat
dari kayu meranti. Dipilih kayu dengan
referensi ini karena kadar lignin dan
selulosanya yang mendekati kayu jati.
Analisis EDX
Bahan Pelapis
Sifat Silikon Karbida yang lebih
keras daripada alumunium
namun tidak lebih brittle dari
baja.

Karakteristik
Produk
Komponen Elektrik
Sifat Silikon Karbida yang memiliki
ketahanan panas yang tinggi.
Bahan Pelapis
Silikon Karbida dapat digunakan sebagai
bahan pelapis komponen mesin.
Contohnya pelapis piston dan pelapis alat
pemotong kaca. Hal ini dapat terwujud
karena sifat mekanis silikon karbida yang
keras. Tetapi, silikon karbida juga memiliki
kekurangan yaitu mudah patah bila
digunakan sebagai bahan pelapis.

Berdasar Hasil Pengujian


Komponen Elektrik
Silikon karbida merupakan material semikonduktor yang dapat diaplikasikan pada proses yang
menghasilkan daya listrik tinggi, frekuensi tinggi, dan suhu tinggi. Hal ini disebabkan oleh suatu parameter
yang disebut band gap. Silikon Karbida memiliki band gap yang tinggi. Selain itu juga terdapat parameter
Critical Field.

Parameter Silikon Karbida Silika


Modulus Young 424 GPa 169 GPa

Band Gap 2,39-3,33 eV 1,1 eV

Thermal Conductivity 3,2-4,9 W/cm/K 1,5 W/cm/K

Critical Field 2,12-2,5 MV/cm 0,25 MV/cm


Analisis Ekonomi
1. PURCHASED EQUIPMENT COST : Rp. 123390990.43
2. DELIVERY EQUIPMENT COST :
biaya pengeriman ( 15% PEC) : 18508648.57
Pajak masuk, ( 5% PEC) : 6169549.522
Total : 24678198.09
3. INSTALLATION COST
material (11% PEC) : 13573008.95
labor (32% PEC) : 39485116.94
labor asing ( 5% labor) : 1974255.847
labor lokal (95% labor) : 37510861.09
Total : 53058125.89
4. PIPPING COST
Material, 49% PEC : 60461585.31
labor, 37% PEC : 45654666.46
labor asing, 5% labor : 22827333.23
labor lokal, 95% labor : 43371933.14
Total : 126660851.7
2. Manufacturing cost (biaya material)

Perhitungan Sales
Hasil Produksi : 100.000 ton
harga : 900 dollar/ton
total harga jual : 12000 dollar
sales : Rp.405000001
2. Working Capital and Generak Expense
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai