ABSTRAK
Limbah cair kelapa sawit memiliki potensi sebagai pencemar lingkungan karena mengandung polutan
organik yang cukup tinggi. Pengolahan limbah cair industri kelapa sawit untuk menurunkan kadar
Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biology Oxygen Demand (BOD), dengan menggunakan
membran merupakan cara yang mudah dan efektif. Salah satu bahan dasar untuk pembuatan membran
adalah silika yang disintesis dari abu terbang (fly ash) industri kelapa sawit. Pada penelitian ini dilakukan
pembuatan membran silika dari abu terbang dengan variasi massa silika yaitu 1 gram, 3 gram, dan 5
gram. Pembuatan membran silika digunakan bahan pendukung yaitu campuran Poly Vinyl Alcohol
(PVA) dan Poly Ethylen Glycol (PEG). Morfologi dan ukuran pori membran diamati menggunakan
scanning electron microscope (SEM). Proses penurunan kadar COD dan BOD limbah cair kelapa sawit
dilakukan dengan melewatkan limbah melalui membran silika yang dibuat. Hasil penurunan kadar COD
dilakukan dengan metode refluks tertutup secara titrasi dan kadar BOD dilakukan dengan metode
winkler. Hasil yang didapat dari analisis SEM untuk membran dengan massa silika 1 gram memiliki
ukuran pori 4,39 μm, membran dengan massa silika 3 gram memiliki ukuran pori 4,08 μm, dan membran
dengan massa silika 5 gram memiliki ukuran pori 3,59 μm. Hasil penurunan kadar COD dan BOD yang
paling maksimum ditunjukkan oleh membran dengan massa silika 5 gram yaitu sebesar 23,71% untuk
COD dan 57,44% untuk BOD
Kata kunci: abu terbang (fly ash), silika, limbah cair kelapa sawit, membran
48
JKK, Tahun 2015, Volume 4(3), halaman 48-53 ISSN 2303-1077
diantaranya pemisahan dapat dilakukan pada mengandung silika terlarut ditampung. Untuk
suhu kamar, relatif bersih dan ramah lingkungan. mengendapkan silika, ke dalam filtrat
Selain membutuhkan lahan yang tidak terlalu ditambahkan larutan HCl pekat secara bertahap
luas, keunggulan membran yang lain terdapat hingga pembentukan endapan silika berhenti
pada material bahan baku membran. Material (rentang pH 6,5-7). Setelah itu endapan
bahan baku membran sangat bervariasi dipisahkan dan dicuci dengan akuades panas
sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya untuk menghilangkan kelebihan asam. Silika
salah satunya adalah silika. Silika merupakan yang diperoleh dari perlakuan ini selanjutnya
material yang tepat untuk penggunaan bahan dikeringkan dalam oven pada suhu 1100C
baku membran anorganik karena struktur selama 6 jam (Pandiangan, dkk. 2008).
silikanya relatif stabil hingga temperatur 1000°C.
Pada penelitian dilakukan pembuatan Pembuatan Campuran PVA
membran slika untuk penurunan kadar COD dan Sebanyak 6 gram Poly Vinyl Alcohol
BOD limbah cair kelapa sawit. Silika yang dicampurkan dengan 10 mL HNO3 1M dan
digunakan sebagai bahan baku membran akuades 190 mL, campuran diaduk dengan
didapat dari abu terbang (fly ash). Pembuatan magnetic stirer selama 2 jam pada pemanasan
membran silika menggunakan bahan 800C (Rini, 2009). PVA dalam penelitian ini
pendukung, yaitu campuran Poly Vinyl Alcohol digunakan sebagai zat perekat antar serbuk
(PVA) dan Poly Ethylen Glycol (PEG) dengan silika sehingga membentuk membran padat
memvariasikan massa silika. Fungsi PVA adalah silika.
sebagai zat perekat bagi serbuk-serbuk silika
agar menyatu dan membran padat silika. Pembuatan Membran Padat Silika
Penelitian ini akan mengkaji pengaruh massa Sebanyak 0,3 gram PEG ditimbang
silika dalam pembuatan membran silika yang kemudian ditambahkan larutan PVA sebanyak
diaplikasikan untuk menurunkan kadar COD dan 3,4 gram dan ditambahkan silika hasil preparasi
BOD limbah cair kelapa sawit. dengan variasi massa 1 gram, 3 gram, dan 5
gram diaduk hingga homogen. Selanjutnya
METODOLOGI PENELITIAN dicetak dalam cetakan yang terbuat dari selang
air dengan diameter 20 mm. Kemudian
Alat dan Bahan
dikeringkan pada suhu ruangan selama 30 jam,
Alat
membran yang setengah basah dikeluarkan dari
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat
cetakan dan dipanaskan dalam oven pada suhu
gelas, cetakan membran (selang air dengan
700C selama 1 jam yang bertujuan untuk
diameter 20 mm), hot plate, magnetic stirer,
menghilangkan kadar air yang masih terdapat
neraca analitik, oven, stopwatch, dan Scanning
dalam membran (Rini, 2009).
Electron Microscope (SEM) tipe ZEISS, dan X-
Ray Fluoresence (XRF).
Aplikasi Membran Silika terhadap Limbah Cair
Kelapa Sawit
Bahan
Membran padat silika dimasukkan pada
Bahan-bahan yang digunakan adalah
selang air yang sama bahan dan jenis serta
akuades, abu terbang kelapa sawit, asam
ukurannya dengan selang air yang digunakan
klorida, asam nitrat, limbah cair industri kelapa
untuk cetakan membran, dengan panjang ±10
sawit, natrium hidroksida, Poly Ethylen Glykol
cm. Selanjutnya limbah cair sebanyak 50 mL
(PEG), dan Poly Vinyl Alkohol (PVA).
dialirkan melewati membran tersebut dengan
pengaturan kecepatan alir (Rini, 2009). Cairan
Prosedur Penelitian
yang telah melewati membran ditampung dan
Preparasi Silika dari Abu Terbang (fly ash)
dianalisis kadar COD dan BOD-nya. Selain itu,
Sebanyak 50 gram sampel (fly ash)
limbah cair sebelum dilewatkan pada membran
direndam dalam air panas selama 2 jam untuk
padat silika, kadar COD dan BOD dianalisis
mengekstrak bahan organik yang larut dalam air
terlebih dahulu
sehingga tidak menjadi pengotor dalam proses
ekstraksi silika. Sebanyak 25 gram sampel
Analisis Kadar COD Limbah Cair Kelapa Sawit
direndam dalam larutan 100 mL NaOH 3M.
Sampel sebanyak 10 mL dimasukkan
Sampel kemudian dipanaskan hingga mendidih
kedalam Erlenmeyer 250 mL, kemudian
yang disertai pengadukan dengan kecepatan
ditambahkan 0,2 gram serbuk HgSO4.
150 rpm dan dibiarkan hingga 90 menit.
Selanjutnya ditambahkan 5 mL larutan kalium
Selanjutnya sampel disaring dan filtrat yang
49
JKK, Tahun 2015, Volume 4(3), halaman 48-53 ISSN 2303-1077
dikromat 0,25N dan 15 mL pereaksi asam sulfat ekstraksi selama 90 menit. Filtrat yang diperoleh
– perak sulfat perlahan-lahan sambil didinginkan dari proses ini selanjutnya ditambahkan HCl
dalam air pendingin. Dipanaskan menggunakan pekat hingga terbentuk endapan putih.
oven selama 2 jam pada suhu 150oC. Penggunaan larutan HCl bertujuan untuk
Didinginkan sampai temperatur kamar, membentuk asam silikat bebas, dimana asam
ditambahkan indikator ferroin sebanyak 2 hingga silikat bebas ini tidak larut dalam asam kuat
3 tetes, dititrasi dengan larutan FAS (Ferro seperti HCl (Mori, 2003). Endapan yang
Ammonium Sulfat) 0,1 N hingga warna merah diperoleh, dikeringkan dalam oven pada suhu
kecoklatan, dan dicatat kebutuhan larutan FAS. 110°C selama 6 jam. Kemudian dicuci dengan
Selanjutnya dilakukan langkah yang sama akuades panas untuk menghilangkan kelebihan
terhadap air suling sebagai blanko. Catat asam. Tujuan pemanasan yaitu untuk
kebutuhan larutan FAS (SNI 06-6989.15-2004). menghilangkan kadar air yang terdapat pada
permukaan silika hidrosol sehingga terbentuk
Analisis Kadar BOD Limbah Cair Kelapa Sawit silika gel yang kemudian dihaluskan menjadi
Disiapkan 8 buah botol DO, kemudian bubuk silika (Lubis, 2009).
dimasukkan larutan sampel yaitu limbah cair Silika yang dihasilkan selanjutnya dianalisis
kelapa sawit tanpa penyaringan, dan dengan dengan X-Ray Fluoresence (XRF) untuk
penyaringan membran padat silika (1gr, 3 gr dan mengetahui komposisi yang terkandung dalam
5 gr) kedalam masing-masing botol tersebut silika gel yang telah dibuat. Berdasarkan hasil
hingga meluap, kemudian ditutup rapat untuk XRF diketahui bahwa kandungan SiO2 yang
menghindari terbentuknya gelembung udara. terdapat dalam silika gel adalah 36,098%.
Disiapkan limbah cair kelapa sawit, ditambahkan
1 ml MnSO4 dan 1 ml KOH-KI dan dikocok Pembuatan Membran Padat Silika
hingga terbentuk endapan putih kecoklatan. Pembuatan membran padat ini diawali
Selanjutnya ditambahkan 1 ml H2SO4 dikocok dengan pembuatan larutan Poly Ethylen Glycol
dan didiamkan hingga terbentuk warna coklat. (PEG) terlebih dahulu. Poly Ethylen Glycol
Sampel diambil sebanyak 100 mlkemudian (PEG) adalah golongan senyawa polieter dari
diteteskan natrium tiosulfat 0,0125 N sehingga etilen oksida. PEG memiliki sifat-sifat yang baik,
terbentuk larutan berwarna kuning pucat. termasuk kelarutan yang baik di dalam air dan
Larutan kemudian ditambah 5 tetes indikator pelarut organik, sifat toksik yang rendah, tidak
amilum dan dititrasi dengan natrium tiosulfat bersifat antigen dan imunogen, serta bersifat
0,0125 N hingga terbentuk larutan tak berwarna. hidrofilik atau mudah berikatan dengan air. Poly
Volume natrium tiosulfat yang terpakai sama Ethylen Glycol (PEG) pada penelitian ini
dengan nilai DO akhir (SNI 6989-72.2009). digunakan sebagai zat pengemulsi (emulgator)
antara larutan PVA dengan serbuk silika.
Emulsifer atau zat pengemulsi adalah zat yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
berfungsi untuk menjaga kestabilan. Umumnya
Preparasi Silika dari Abu Terbang (Fly Ash) emulsifer merupakan senyawa organik yang
Preparasi silika dari abu terbang kelapa sawit memiliki dua gugus, baik yang polar maupun non
diawali dengan perendaman abu terbang. Abu polar sehingga kedua zat tersebut dapat
terbang atau fly ash adalah limbah industri yang bercampur.
dihasilkan dari pembakaran batubara yang Larutan PVA yang telah dibuat sebelumnya
memiliki ukuran butiran yang halus, berwarna dituang kedalam larutan PEG, serta
keabu-abuan dan diperoleh dari hasil ditambahkan dengan serbuk silika hingga
pembakaran batubara (Setyawan, 2009). Abu terbentuk membran setelah dicetak kedalam
terbang direndam dengan air panas selama 2 cetakan yang terbuat dari selang air dengan
jam yang bertujuan untuk mengektstrak bahan diameter 20 mm. Membran basah didiamkan
organik yang larut dalam air sehingga tidak selama 30 jam bertujuan untuk menghilangkan
menjadi pengotor dalam proses ekstraksi silika. kadar air yang terjebak dalam membran.
Ekstraksi adalah proses pemisahan campuran Membran padat yang telah terbentuk dipanaskan
dengan menggunakan bantuan pelarut. Jenis dalam oven pada suhu 70°C selama 1 jam
ektraksi yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menghilangkan kadar air yang
adalah ekstraksi padat-cair. masih terperangkap dalam membran padat.
Proses ekstraksi silika dari abu terbang atau Selain itu, tujuan pemanasan juga untuk
fly ash dalam penelitian ini menggunakan menguatkan membran padat yang telah
larutan NaOH 3M sebagai pelarutnya dan waktu terbentuk.
50
JKK, Tahun 2015, Volume 4(3), halaman 48-53 ISSN 2303-1077
51
JKK, Tahun 2015, Volume 4(3), halaman 48-53 ISSN 2303-1077
52
JKK, Tahun 2015, Volume 4(3), halaman 48-53 ISSN 2303-1077
Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Dipanegoro, Standar Nasional Indonesia (SNI) 6989-72.2009,
Semarang. (Skripsi) Air dan Air Limbah- Bagian 72: Cara Uji
Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-6989.15- Kebutuhan Oksigen Biokimiaa
2004, Air dan Air Limbah-Bagian 15: Cara (Biochemical Oxygen Demand/ BOD),
uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) Jakarta.
refluks terbuka dengan refluks terbuka
secara titrimetri, Jakarta.
53