Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan

Kebutuhan air terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri,
namun penyediaan air bersih di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, masih rendah. Oleh
karena itu, masyarakat harus bersama-sama menghemat penggunaan air dan peduli terhadap
lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pengembangan teknologi filtrasi
menggunakan membran keramik.
Membran keramik merupakan pilihan yang tepat karena memiliki keunggulan, seperti
ketahanan pada lingkungan asam dan suhu tinggi, serta stabilitas struktural, kimia, dan termal
yang baik. Metode filtrasi ini semakin diminati karena meningkatnya regulasi lingkungan dan
permintaan akan air bersih, dengan membantu mengurangi pembuangan limbah dan
meningkatkan daur ulang material untuk keuntungan ekonomi.
Dalam penelitian ini, memanfaatkan fly ash batubara sebagai bahan komposit untuk
pembuatan membran keramik. Fly ash batubara memiliki sifat pozzolan yang bereaksi dengan
material lain dalam kompositnya, menciptakan material baru yang tahan pada suhu tinggi. Bahan
ini mudah didapat dan murah, mengandung silika (SiO2) dan aluminium silikat (Al2O3), yang
berfungsi sebagai material substitusi dan adsorben dalam proses filtrasi membran.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat membran keramik berbasis fly ash menggunakan
metode slip casting dan aditif TiO2 yang dikalsinasi pada suhu 1200°C. Selain itu, penelitian ini
juga mengkaji pengaruh komposisi alumina dan kaolin terhadap sifat membran keramik serta
menguji kinerja mikrofiltrasi membran untuk pemurnian air. Karakterisasi membran dilakukan
menggunakan berbagai teknik analisis seperti TGA, FTIR, XRD, dan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik diperoleh pada suhu 900°C dengan
massa residu membran antara 99,40 - 99,75%. Analisis FTIR menunjukkan adanya perubahan
vibrasi dengan peningkatan suhu kalsinasi, sementara karakterisasi XRD mengindikasikan
transformasi mineral fly ash menjadi bentuk amorf saat dikalsinasi pada suhu 1200°C. Melalui
SEM, terlihat bahwa membran keramik memiliki permukaan kasar dengan pori-pori yang tidak
teratur, berukuran antara 0,001-0,13 µm. Uji mekanik membuktikan bahwa membran memiliki
kuat tekan tertinggi sebesar 65,45 kg/cm2 dengan perlakuan sintering pada suhu 1200°C.
Membran keramik ini berhasil digunakan dalam pemisahan emulsi air-minyak dengan
fluks permeat tertinggi mencapai 127 L.m-2h-1 dalam waktu filtrasi 120 menit. Uji pengolahan
air limbah juga menunjukkan efektivitas dalam mengurangi TSS, TDS, kekeruhan, zat organik,
dan kekerasan. Pre-treatment pada membran keramik juga berhasil mengurangi kadar Fe dan Mn
dalam air limbah.
Meskipun demikian, pembuatan membran keramik fly ash-TiO2 masih memerlukan
penelitian lebih lanjut, terutama dalam pencampuran bahan bakunya untuk memperbaiki hasil
morfologi membran yang dihasilkan. Untuk pengembangan lebih lanjut, disarankan untuk
melakukan penelitian dengan variasi komposisi penyusun membran keramik dari fly ash, serta
mempertimbangkan penggunaan fly ash dalam pembuatan membran keramik tubular untuk
nanofiltrasi dalam unit pemurnian air, dengan penentuan suhu pembakaran dan komposisi yang
optimal melalui teknik optimasi.
Kata kunci : air, fly ash, filtrasi, membran keramik, titania
Summary

The demand for water is continuously increasing as it is a critical necessity for all living
organisms. However, in Indonesia, the supply of clean water remains relatively low, especially in
rural areas, due to population growth and industrial development. Consequently, there are
numerous instances of water source scarcity and the high cost of water treatment technology. To
address these challenges and promote water conservation and environmental care, the
development of filtration technology, particularly membrane technology, is imperative.
Membrane technology, specifically ceramic membranes, is widely employed for separation
processes due to their exceptional characteristics, such as resistance to highly acidic
environments and high temperatures, as well as outstanding structural, chemical, and thermal
stability. The demand for membrane-based separation technology is driven by environmental
regulations and the increasing use of clean water. Membranes play a crucial role in reducing
waste disposal and facilitating material recycling, which contributes to economic benefits.
This research explores the utilization of coal fly ash as a composite material for manufacturing
ceramic membranes. Coal fly ash is preferred for its pozzolanic properties, enabling it to react
with other materials in the composite and form new substances that can withstand high
temperatures. Being a readily available and cost-effective alternative mineral, coal fly ash is
porous and contains silica (SiO2) and aluminum silicate (Al2O3). Silica acts as an adsorbent
during the filtration process, while alumina reinforces ceramic materials, enhancing the
selectivity and performance of ceramic membranes.
The main objective of this study is to produce ceramic membranes using silica (SiO 2) extracted
from fly ash, employing the slip casting method and incorporating TiO 2 as an additive, calcined
at 1200°C. The research also investigates the impact of alumina and kaolin compositions on the
fly ash-based ceramic membranes and assesses their performance in microfiltration for water
purification. Various analytical techniques, including TGA, FTIR, XRD, and SEM, are used for
membrane characterization.
The results indicate that the ceramic membrane exhibits optimal thermal stability at 900°C, with
a residual mass between 99.40% and 99.75%, as determined by TGA characterization. FTIR
analysis reveals the formation of Si-O functional groups, indicating vibration changes with
increasing calcination temperature. XRD characterization demonstrates that the fly ash mineral
undergoes an amorphous transformation during calcination at 1200°C. SEM examination reveals
a rough surface with irregular pores, ranging in size from 0.001 to 0.13 µm. Mechanical tests
confirm the ceramic membrane's highest compressive strength (65.45 kg/cm2) when sintered at
1200°C. Furthermore, the ceramic membrane is successfully applied in separating water-oil
emulsions, achieving a peak permeate flux of 127 L.m -2h-1 within 120 minutes of filtration time.
In wastewater treatment tests, the fly ash/kaolin-TiO 2 ceramic membranes effectively reduce
TSS, TDS, turbidity, organic matter, and hardness, highlighting their efficiency in wastewater
filtration. Pre-treatment of ceramic membranes also results in decreased Fe levels from 9.79 to
1.0-2.3 mg/L and Mn levels from 6.6 mg/L to 0.2-0.4 mg/L, with dissolved impurities retained
and forming precipitates as TSS filters.
Despite the research's advancements, the process of mixing raw materials in producing fly ash-
TiO2 ceramic membranes still requires improvement, impacting the resulting membrane
morphology. Therefore, for further development, it is crucial to conduct research with more
diverse compositions of ceramic membrane constituents from fly ash. Additionally, thorough
investigation into the use of fly ash in manufacturing tubular ceramic membranes for
nanofiltration in water purification units is essential. Furthermore, determining the optimal
combustion temperature and composition is best achieved through optimization techniques.

Keywords: water, fly ash, filtration, ceramic membrane, titania

Anda mungkin juga menyukai