Parameter
IV
FFA (0,5 palmtic)
DOBI
Consumer
52,5 min
3,5 max
2,5 min
Bulk
51,0-52,5
4,5 max
2,3 min
Moisture
0,25 max
0,25 max
Totok
10 max
10 max
Table 4.1 Mutu bahan bakuCrude Palm Oil (CPO)
Sumber : PT SMART Tbk Surabaya
Bahan baku CPO digolongkan menjadi 2 :
1. Bulk
Digunakan untuk produk minyak goreng curah.
2. Consumer
Digunakan untuk produk filma, kunci mas, sedangkan jenis CPO
consumer namun kurang memenuhi standar kualitasnya akan
digolongkan sebagai CPO jenis semi consumer yang produk
olahannya (olein/RBDPO) langsung didistribusikan ke industri lain
seperti KFC, McD, unilever, dll.
4.2 Tanki CPO
4.2.1 Penerimaan Bahan Baku (Receiving Plant)
Bahan baku yang diterima di PT Sinar Mas Agro Resource Technologi
(SMART), Tbk Surabaya berupa crude palm oil (CPO) yang berasal
dari pelabuhan tanjung perak. Kapasitas truk 17,20,30 ton dan
kapasitas tanki adalah 1750 ton (5 tanki) Pada proses penerimaan
bahan baku ditentukan kualitas minyak yang digolongkan pada jenisjenis minyak yaitu bulk & consumer. Masing-masing dari jenis
minyak tersebut akan dibedakan pada penyimpanan tanki dan jenis
produk hasil olahannya.
Sebelum proses penerimaan bahan baku biasanya terlebih dahulu
dilakukan rencana kerja, yaitu sebuah informasi kapal yang akan
mendatangkan CPO.
4.2.2
TANK FARM
CPO yang masuk ke tanki C disimpan dengan suhu 40 45 oC
Termo Luar
255 mm
Agitator
Meja Ukur
semi consumer, tanki B untuk Olein FMCP , tanki C (6-8) untuk RBD
stearin bulk , tanki I (2-6) untuk RBD stearin FMCP.
Hasil sounding tanki CPO dapat di lihat pada Table 4.2
Hari /tgl
Tangki
Kualitas
Jenis
Soundin
( cm)
Temp( C)
g
6/10/14
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
Tanki C
1. CPO B
2. CPO C
3. CPO C
4. CPO C
5. CPO C
6. RBD Stearin
7. RBDPO
8. Olein Bulk
Tanki I
1. RBD Stearin
2. RBD Stearin
3. RBD Stearin
4. RBDCNO
5. RBDPO
6. RBD Stearin
CPO
CPO
CPO
CPO
CPO
Stearin
RBDPO
Stearin
Mu
684
919,5
785
8/3
897,5
24
132,5
563,5
Ds
39oC
35oC
45oC
48oC
36oC
32oc
45Oc
42oC
7. RBDPO
8. RBDPO
9. RBDPO
Tanki P
1. RBDPO
2. RBDPO
3. RBDPO
4. PFAD/Remelt
5. RBDPO
6. KMCP
7. KMCP
8. KMCP
9. FMCP
10.FMCP
Tanki F
1. PFAD
2. PFAD
3. PFAD
Tanki K Solar
Tanki B
1. KMCP
2. Kunci Mas SC
3. KMCP
4. Olein Bulk
5. RBDPKO
6. CPKO
4.2.3
Pengeluaran
Langkah langkah dalam pengeluaran minyak ke customer adalah sebagai
berikut:
1. sopir menyerahkan surat kepada satpam
Bulk filling
68.850 kg
136.060 kg
10.000 kg
131.600 kg
16.680 kg
84.560 kg
139.500 kg
225.630 kg
KAPASITAS (KG)
93
185
113
31
10.009
3
23,755
15,606
3,852
4,854
5,981
Bag Filter
193
Dearator II*
8,000
SHE
2,500
Shell & Tube
378
Flash Vessel
5,955
Pack Column I/II
5,000/10,000
Deodorizer
27,000
Splash Oil Tank*
226
Phe E.304
31
Catridge Filter
101
FAD I/II and Piping
4,000-6,600/5,000-7,000
Table 4.4 Kapasitas Alat dan Tanki Pada Proses Refinery
Sumber : PT SMART Tbk Surabaya
Dalam proses pemurnian menjadi minyak goreng, tahap awal
pemurnian CPO adalah degumming yang kemudian dilanjutkan dengan
pemucatan (bleaching), deodorisasi, kristalisasi, dan fraksinasi (Ketaren,
1986). Proses pemurnian minyak sawit secara umum adalah sebagai berikut.
4.3.1
Deguming
fosfat yang digunakan maka bilangan peroksida dari minyak yang telah
dipucatkan akan semakin meningkat (Lin et al., 1998).
Gamb
ar 4.6Langklah- langkah proses refinery
a)
Strainer I
Strainer berfungsi sebagai penyaring (filter) terhadap zat pengotor
dengan ukuran partikel 30 mesh (ukuran mesh strainer) yang masih
terikut dalam minyak. Strainer I berada didalam wadah atau disebut
dengan housing strainer. Pada 1 plant pemurnian minyak terdapat 3
unit strainer I dan mempunyai kapasitas 185 kg dan suhu awal CPO
40-50OC dengan tekanan sebesar 4 bar. Jika tekanan melebihi 4 bar
(block) maka harus dilakukan pembongkaran dan pembersihan.
Pembersihan strainer diawali dengan membuang minyak melalui
jalur slop tank (tanki penampungan buangan), kemudian dilakukan
blowing menggunakan steam.
\
b)
PHE Economizer
Economizer adalah sebagai alat untuk pertukaran panas antara
RBDPO dengan CPO, yang awalnya suhu RBDPO panas dirubah
menjadi dingin dan CPO yang awalnya dingin menjadi panas, suhu
CPO dinaikkan menjadi 103oC, Untuk mencapai suhu tersebut
dilakukan salah satu cara pertukaran panas melalui media seperti
pipa atau plate yang bersifat konduktor.
Transfer panas melalui PHE Start Up Heater pada economizer
dilakukan dengan menggunakan steam dan CPO yang dilewat pada
plat-plat agar dapat menyebar dipermukaan plat yang mnyebabkan
suhu pada plat akan menajadi menyeimbang antara panas dibalik
kanan plat dan dibalik kiri plate, Awalnya CPO dengan temperatur
40-45C dialirkan melalui PHE Economizer dengan heat transfer
dari RBDPO yang bertemperatur
Strainer II
Dryer Tank
Drayer adalah sebuah tanki yang berfungsi untuk mengurangi
moisture dalam CPO dengan menggunakan system vacuum, dengan
kapsitas 10.009 kg dengan jumlah 2 tanki, CPO di spray sehingga
menjadi butiran- butiran kecil dan partikel- partikel udara akan
terhisap oleh vacuum,dengan moisture awal 0,2% kemudian setelah
melalui proses di dryer maka dikurangi menjadi 0,05%.
Kandungan air di dalam minyak sangat penting untuk
dihilangkan sebelum memasuki tangki bleacher karena bleaching
earth (BE) akan cenderung mengikat air dibandingkan komponen
lain yang juga harus dihilangkan, sehingga penambahan BE menjadi
kurang efektif.
e)
Dinamik Mixer
Merupakan mixer untuk mencampur 2 cairan agar tercapai kondisi
yang homogen. Cairan tersebut adalah minyak yang berasal dari
drayer tank yang di masuk kedalam dinamix mixer bersamaan
dengan phosphoric acid/asam fosfat (PA) dengan kecepatan 2.960
rpm.
Pada proses ini dilakukan penambahan PA (phosphoric acid) atau
H3PO4 dengan konsentrasi 0,02-0,05% , Pada proses dynamic mixer
dilakukan pencampuran antara minyak dan PA dengan kecepatan
tinggi. Hal ini dikarenakan berat jenis minyak dan PA berbeda jauh
sehingga diperlukan kecepatan tinggi untuk mencampur minyak dan
PA menjadi homogen dan dapat bereaksi dengan sempurna. Hal ini
karena
jika
itu
terjadi
minyak
yang
masih
Bleaching
CPO yang sudah mengalami proses degumming dari
dinamik mixer dialirkan ke tangki bleacher dengan kapasitas
23.755 kg. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari
penurunan warna Bleached PalmOil (BPO).
Adsorben yang biasa digunakan untuk memucatkan minyak
adalah bleaching earth (tanah pemucat). Tanah pemucat yang
digunakan berasal dari jenis tanah (liat) yang merupakan hasil
proses pengaktifan.
Aktivasi bleaching earth dilakukan dengan pengasaman
dan pemanasan yang akan dapat mempertinggi daya serap tanah
pemucat tersebut.
Bleaching earth berfungsi untuk:
-
diinginkan,
seperti:
kandungan
logam,
karoten,
a)
Tanki Bleacher
Terdapat tanki penampung bleaching earth yang tersambung diatas
tanki bleacher yang berfungsi menghisap BE dari plant penyediaan
bahan tambahan menggunakan angin.
Gambar 4.13 Tanki Bleacher dan Tanki Penampung Bleaching Earth (BE)
Kemudian BE tersebut akan perlahan turun ke tanki penampung
yang mempunya fungsi mengontrol dengan katup sehingga BE
yang masuk ke dalam tanki bleacher yang disesuaikan pada jenis
produk yang akan diolah. Untuk tanki bleacher sendiri memiliki 4
tray, dengan tray 1 merupakan vakum, tray 2 sampai dengan 4
terdapat life steam agar minyak dan BE dapat tercampur sempurna
dan mencegah terjadinya penggumapalan yang dapat menyebabkan
b)
c)
Adapun urutan proses dalam niagara filter dan waktu prosesnya dapat dilihat
pada tabel 4.5
Proses
Filling from buffer
Waktu (menit)
59
Recirculation
15
Filtration
75
Empty to buffer
4
(menggunakan uap)
Uap blowing
5
Decompression
12
Dis valve open
Cake discharge
5
Dis valve close
Stand by
Tabel 4.5 urutan proses dalam niagara filter dan waktu prosesnya
Stand by
d)
Tanki Siwang
tanki siwang merupakan tanki produk DBPO sebelum masuk pada
tahap deodorisasi. tanki siwang diletakan pada posisi vertikal agar
luar permukaan minyak dapat diperlebar dan uap-uap panas hail
proses yang masih mengandung senyawa-senyawa yang tidak
e)
minyak
Deodorisasi
Minyak yang telah selesai melalui proses bleaching
(DBPO) ditampung pada tanki siwang, kemudian dialirkan untuk
menuju proses deodorisasi. DBPO dilewatkan bag filter untuk
mengantisipasi bahan pengotor yang masih terikut, sebelum
akhirnya masuk ke dalam tanki deaerator.
a)
Deaerator
Deaerator merupakan tanki yang berfungsi untuk
menghilangkan udara yang terkandung dalam DBPO agar terhindar
dari oksidasi yang dapat mengganggu kualitas minyak, tanki ini
dioperasikan pada kondisi vacuum, sehingga kandungan udara
dalam minyak dapat ditarik oleh vacuum.
b) SHE
Untuk menghemat energi panas selanjutnya DBPO dilewatkan pada
alat transfer panas yang disebut Spiral Heat Exchanger (SHE) yang
di cross dengan panas RBDPO produk hasil deodorisasi karena pada
prinsipnya DBPO membutuhkan panas dan RBDPO harus dilakukan
penurunan suhu dari DBPO 90-100C menjadi 120C dan RBDPO
dari 250C menjadi 120C Pada pemanasan ini suhu minyak harus
benar-benar diperhatikan.
c) Shell and tube
Dari SHE selanjutnya DBPO dialirkan menuju shell and tube heat
exchanger untuk dipanaskan lagi menggunakan uap yang dihasilkan
dari high pressure boiler (HPB) dengan tekanan 50-60 bar,
sehingga temperatur
265C.
d) Flash vessel
Setelah pemanasan tinggi minyak diberi ruang untuk penurunan
tekanan agar pada saat masuk pada packed column minyak tidak
menimbulkan ledakan-ledakan yang dapat menyebabkan minyak
terikut vakum. Hal ini dikarenakan pada temperatur 265C mulai
terjadi penguapan FFA yang dapat menyebabkan letupan-letupan
yang kemudian ditarik oleh sistem vakum sehingga minyak dalam
kondisi stabil. Gambar flash vessel dapat dilihat pada gambar 2.14
e) Packed Coloum
Packed column berfungsi memisahkan FFA yang terkandung
didalam DBPO dengan cara penguapan pada tekanan rendah dan
temperature tinggi. Dilengkapi packing material yang berfungsi
memperluas permukaan minyak sehingga FFA lebih mudah untuk
menguap, Proses ini terjadi pada tekanan vakum 2,3-2,4 mmHg dan
tekanan uap 1 bar. Adanya uap dibagian bawah menyebabkan FFA
menguap keatas. Selanjutnya FFA tersebut akan ditangkap oleh
PFAD (Palm Fatty Acid Distilate) cair yang disemprot pada tiap tray.
f) Tanki PFAD
FFA yang menguap akn dialirkan dan dikondensasi oleh PFAD
berbentuk yang sudah mengalami penurunan suhu yaitu 68-70C
dengan cara spray sehingga uap FFA terkondensasi dan ditampung
pada tangki PFAD dan disirkulasi untuk kondendsi uap FFA
berikutnya.
g) Deodorizer
Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan dengan pemanasan steam.
Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip kerja yang ada pada
untuk
didinginkan
kembali
dengan
disilangkan
selama
proses
berlangsung
diantaranya
adalah
proses pendinginan
pembentukan
kristall
agar
tidak
rusak.Setelah
SET
UNIT
Standby
STEP 2
Filling
Agitator speed
STEP 3
Heating temp
STEP 4
Waiting time
STEP 5 (fast
Min
95,0
13
%
Rpm
60,0
Deg
10
Min
cooling
Mode
Delta-T
Delta I
10,0
STEP
7 cristalisation
Mode
Cryst temp
Delta T
Cryst time
Over shoot
Ajusment
Time
End cryet temp
Agitator speed
STEP
cooling
Deg c
SET
UNIT
30,0
3,0
210.0
0,2
2,0
120,0
0,0
12
Deg c
Deg c
Min
Deg c
Deg c
Sec
Deg c
Rpm
final DeltaT
8,0
Deg c
Min
water 25,0
temp
End cool temp
Agitator speed
0,0
20
STEP 6
( seeding)
Mode
Delta-T
Min
water 25,0
Deg c
13,0
Deg c
Deg c
Rpm
24,0
13
Deg c
Rpm
STEP 9 holding
Deg c
Mode
Holding temp
temp
End seed temp
Over shoot
Ajusment
Agitor speed
30,5
Deg c
Water 1 temp
0,1
Deg c
Holding 1 time
4 jam
4,0
Deg c
Holding 2 temp
10
Rpm
Water 2 temp
Table 4.7 Tahapan tahapan Crystalytation
4.4.2 Proses Filtrasi
Tujuan filtrasi adalah memisahkan fraksi stearin yang telah mengkristal dari
fraksi olein yang masih berwujud cair. Proses filtrasi menggunakan
membrane plate filter, dimana setiap plate dilengkapi dengan plate chamber,
plate membrane, filter cloth, dan rubber membrane. Olein yang dihasilkan
memiliki titik beku yang sangat rendah sehingga tidak akan mudah
membeku.
RBDPO kristal yang dihasilkan dari proses kristalisasi selanjutnya
dilakukan proses filtrasi dengan menggunakan membrane plate filter
sehingga akan menghasilkan stearin dan olein.
Tahapan-Tahapan Filter Press :
1. Filling
2. Squeezing
3. Filtration Process Times
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan minyak
ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer
dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai,
dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling
merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang
mengakibatkan terjadi pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan
mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju
tangki olein. Sedangkan fraksi stearin (padat) akan membentuk lempengan padat
diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan
untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk
membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah proses
ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press akan
terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang
dilengkapi dengan blade(pisau) beraliran steam sehingga mencair dan dapat
dialirkan ke tangki stearin.Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya
penyumbatan pori-pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash
oil melalui katup ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh
yang melekat. Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan
filter press yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang
melekat pada filter cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara
menggunakan olein washing pada temperatur 65 75C dengan membuka steam
masuk ke coil.
menit.
Larutan NaoH yang di gunakan
Untuk minyak matang : NaoH 0,1 N
Untuk minyak mentah : NaoH 0,25 N
Untuk PFAD
: NaoH 0,25 N
ml NaOH x N NaOH x BM Minyak
%FFA
=
beratsampel
BM
4.5.2
Alat
Timbangan analitik
Erlenmeyer 250 ml
Gelas ukur 50 ml
Mikro buret 5 cc skala 0,02 ml
Botol coklat 50 ml
Bahan
Kalium iodine jenuh
Na2SO4O3 0,1 n
Acetic acid glacial p.a
Chloroform
Aquadest
Indicator amylum
Cara kerja :
( AB ) x 1000 x N Na 2 SO 4 O 3
gram sample
Na2SO4O3 0,1 N
Indikatoer amylum
Cara kerja
Cairkan sample menggunakan hotplate.
Tambahkan 10 ml cychlohexane.
Tambahkan 25 ml pelarut wijs, tutup dan kocok sampai sempurna.
Simpan ditempat gelap selama 30 menit (inkubasi)
Tambahkan kl 10 % sebanyak 10 ml.
Tambahkan aquadest sebanyak 50 ml
Dititrasi dengan Na2SO4O3 0,1 N sampai warna berubah menjadi
kuning muda.
Tambahkan indicator amylum.
Buat titrasi blanko seperti diatas tanpa sample.
Catat volume Na2SO4O3 terpakai.
IV =
Cawan mortor
Penumbuk
Cara kerja
Beri tanda tabung 1 cm.
Masukan sample sebatas tanda 1 cm.
Masukan tabung kapiler dan thermometer pada alat stuart melting
point apparatus.
Set heater pada 10c/menit pada awal pemanasan.
Amati sampel.
Set heater pada 1c/meint bila temperature sudah mendekati 15c
PFAD)
Untuk minyak matang/RBD : 5 inchi cell
Letakkan cell pada alat lovibond tintrometer
Nyalakan lampu pada alat tersebut.
Gerakan skala warna lovinbond tintometer sedemikian rupa hingga
Bahan
Reagent
Isooetane-pa
Cara kerja
Panaskan sample cpo diwaterbath pada temperature 70c sampai
mencair.
Timbang sample sebanyak 0,1 ml gram di dalam labu takar.
Larutkan dengan pelarut isooetane sampai batas labu takar 25 ml.
Scan pada 233, 269, 350, 446.
4.5.8 Analisa Minyak Dalam Blotong
Alat
Timbangan analitis
Kertas saring whatman
Botol semprot
Beaker glass
Corong
Bahan
Reagent
Hexane
Cara kerja
Timbang kertas saring ()
Timbang blotong 1,5 gram dalam beaker glass (B)
Larutkan minyak dalam blotong dengan pelarut hexane dan saring
dengan kertas saring. Pastikan tidak ada minyak dalam blotong
dengan cara melihat tidak adanya bercak minyak pada kertas
saring.
Jika masih ada minyak semprot menggunakan hexane kembali.
Setelah blotong bersih, keringkan blotong dengan kertas saring di
dalam oven.
Setelah kering masukan dalam desikator 15 menit.
Timbang blotong dan kertas saring yang telah dikeringkan (C).
Perhitungan :
( +B)C
TFM =
X 100
B
4.5.9 Analisa kadar air
Alat
Wadah / beaker 100ml
Timbangan analitik
Oven
Desikator
Cara kerja
rair
4.5.11
A.
1.
2.
maupun bawah
Ada lipatan ekstrim pada ujung-ujung packing
tape
Packing tap tidak sesuai
Stripping bed
Stripping bedd tidak sesuai
Jerrycan / pail
Kotor
Label basah , berkerut ,tidak melekat dengan baik
3. Product realese
Bila ad difect beri informasi kepada bagian yang
bersangkutan untuk diperbaiki
B. Ex. Margarine
1. Kebersihan finish product
2. Kesesuaian kode produksi pada finish product
3. Kesesuain pada finishing produck meliputi packing tape,
stripping band, dan karton.
4. Margarine dan shortening diperiksa penetration value ny,
temperatue product dan texturenya.
5. Speciallyty fat diperiksa apakah product tersebut sudah
membeku dengan sempurna
6. Membuat desposisi status product untuk product dari
margarine plant setelah tempring 3 hari dengan criteria :
Hold
: barang membutuhkan pemeriksaan lebih
Ready
: barng dapat dikirimkan ke pelanggan
Reject
: barang tidak dapat dikirim ke pelanggan
4.5.12 CARA SAMPLING
1. CARA SMPLING STORAGE TANK
Sampler
Botol pvc yang sudah diberi kode tanki
Cara kerja
Sample diambil pada posisi tertentu tergantung engan jenis material
1.
2.
3.
4.
odor, penampakkan
PFAD: sample atas dan bawah
Masing-masing sampler dianalisa IV,FFA,Colour,moist.
4.5.13 Cara Sampling Storage Tank Olein Yang Mempunyai Kran
Sampler
PERALATAN
Botol pvc
Label
Kunci gembok
CARA KERJA
sampling.
Setelah selesai tutup kran dan gembok ulang.
4.5.14 Cara Sampling Di Road Tangker
Peralatan
BOTOL PVC
LABEL
CARA KERJA
operation)
Qc mekalakukan analisa sample
Sample PFAD di periksa FFA,colour,dan moaisture
Sample selain PFAD diperiksa FFA,PV,colour, untuk truk
pertama yang keluar dari storage tank,bila keluar dari storage
tank
yang
berbeda
FFA,PV,Colour,parameter
maka
selain
diperiksa
dari
pada
lagi
yang
minimum 1 minggu.
Untuk storge tank yang menyimpan RBD olein storage tank
olein etiap hari kerja dan bila ada stock di ambil atas dan
dasar.
farm
Untuk storge tank yang menyimpan CNO storage tank I5 tiap
hari kerja dan bila ada stock.
Parameter Mutu CPO ,RBDPO, Olein & Stearin dapat dilihat pada table: 4.8, 4.9,
4.10, 4.11 :
PARAMETER
IV
CPO Quality
Consumer
52,5 min
Bulk
51,0-52,5
FFA(% As Palmitic)
3,5 max
4,5 max
Dobi
Moisture
Totok
2,5 min
0,25 mak
10 mak
Tabel : 4.8 parameter mutu CPO
Parameter
IV
FFA
MELTING
FMCP
52,5 min
0,05 max
36-37
PARAMETER
KMCP
52,5 min
0,05 max
36-37
POINT 0C
COLOUR
MOISTURE-
0,1 max
0,1 max
0,1 max
0,1 max
2,3 min
0,25 mak
10 max
PRODUCT RBDPO
KMSC
PORAM
51,0 min
50,0 min
0,10 max
0,10 max
36-37
36-37
0,1 max
0,1 max
0,1 max
0,1 max
BULK
50,0min
0,10 min
36-37
0,1 max
0,1 max
IMPURITIS
PV
Parameter
IV
FFA
CP
COLOUR
PV
1,0 max
1,0 max
1,0 max
2,0 max
Tabel : 4.9 parameter mutu RBDPO
PARAMETER PRODUCT
FMCP
KMCP
KMSC
60,5 min
59,5 min
57,0 min
0,05 max
0,05 max
0,10 max
7,0 max
7,4 max
9,0 max
1,8R max 2,5R max
2,5R max
0,5 max
0,5 max
1,0 max
Table 4.10 parameter mutu olein
OLEIN
PORAM
56,0 min
0,10 max
10,0 max
3,0R max
3,0 max
2,0 max
BULK
56,0 min
0,20 max
11,0 max
4,0R max
PARAMETER
PRODUCT
STEARIN
Parameter
FMCP
KMCP
KMSC
BULK
IV
39-41
37-39
35-37
32-35
FFA
0,05 max
0,05 max
0,1max
0,2 max
MOISTURE
0,1 max
0,1 max
0,1max
0,1max
COLOUR
1,5R max
2,0R max
2,5 R max
4,0Rmax
MP
48-50
48-50
50-52
50-54
PV
1,0 max
1,0 max
1,0max
3,0 max
4.6.1
a. Peralatan
- Lovibond tintrometer
- Cell lovibond quart 1 inch dan 1 inch
- Beaker glass
- Kertas filter whatman 41
- Corong
b. Cara kerja
- Cairkan contoh minyak
- Tuang dalam cell lovibond sampai kira- kira 75%
volume cell tersebut.
Untuk minyak mentah gunakan 1 inch cell
Untuk minyak matang 5 inch
-
4.6.2
sedang di analisa.
Analisa peroxide value ( PV)
Pv adalah suatu parameter yang dinyatakan mili equivalent o2/ kg
sampel yang mengoksidasi KI.
PV merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat
oksidasi minyak. PV dihitung sebagai ml
tetes
Titrasi dengan larutan Na2s2o3 yang dipakai untuk
blanko
Ket : bila diberi indicator amylum tidak terjadi warna biru, ini
berarti PV = 0
e. Perhitungan
PV = ( A-B) X 1000 X N Na2S2o3
Berat sampel
4.6.3
-
Analisa FFA
- Erlenmeyer 250 ml
Hot plate
Biuret 50 ml skala 0,1 ml ( untuk minyak mentah)
Biuret 5 ml skala 0,01 ml ( untuk minyak mateng)
Timbangan analitis
Pipet
Reagent / pelarut
- Alcohol netral
- Indicator pp
- Larutan NaoH 0,02 N
- Larutan NaOH 0,1 N
Cara kerja
Minyak
- Timbang minyak dalam Erlenmeyer 250 ml dengan menggunakan
4.6.4
anggur
- Tutup lalu kocok dengan sempurna
- Simpan di ruang gelap selama 30 menit
- Tambahkan KI 10 % sebanyak 10 ml
- Tambahkan aquadest sebanyak 50 ml
- Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai berwarna kuning muda
- Tambahkan indicator amylum
- Titrasi lagi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna birunya hilang
- Catat ml Na2S2O3 yang dipakai
- Buat blanko dengan cara yang sama tiap sampel
Catat ml Na2S2O3 yang dipakai untuk blangko (ml blanko)
Perhitungan
IV= (ml blangko- A) x N Na2S2O3 x 12, 69
Berat sampel
4.7 FILLING (PENGISIAN)
Filling Plant
Material untuk bahan pengemas berasal dari biji plastic berbentuk
butiran-butiran dan terlebih dahulu masuk dalam material storage sebelum
proses pembuatan kemasan. Biji plastic masuk dalam material prepatation
and colouring (MPC) untuk menentukan jenis kemasan yang akan di
proses sesuai permintaan produk yang akandikemas. Kemudian biji plastic
dipanas dan dipress pada molding press yang selanjutnya proses
Tank Farm
Catridge Filter
PHE
Tangki BP
Bag Filter
Intermediat
Filling
Labelling&
Coding
Stappeling
Transfering
Finished
1. Tank Farm
Pengambilan olein dari tangki Cp3 Cp4 yang untuk kualitas
Kunci Mas.
2. Catridge Filter
Penyaringan di Catridge Filter disini dilakukan dari tangki P
menuju tangki BP untuk menghilangkan partikel partikel dari tangki P
sebelum ke tangki BP.Ukuran lubang filter ini adalah 10 micron. Tiap
tangki BP mempunyai 1 Catrige Filter.Penggantian filter dalam Catridge
Filter dilakukan setiap 3 bulan sekali atau saat Delta P 1.9 bar.
3. PHE
PHE ada 2 unit, yang satu untuk Filma dan yang satunya lagi untuk
Kunci Mas. 1 unit dari PHE tersebut ada tiga bagian, bagian yang pertama
adalah persilangan olein dengan Cilled water dengan suhu 7-8C, Cilled
Water tersebut diambil melalui Fraksinasi. Bagian yang kedua adalah
persilangan antara olein dengan steam yang diambil dari fraksinasi. Bagian
yang ketiga disebut dengan PHE economizer, yaitu persilangan dari olein
panas yang dari bagian kedua dengan minyak dingin yang dari bagian
pertama. Dibagian kedua, olein dipanaskan sampai suhu 70C.
4. Tangki BP
Tangki yang berguna untuk menampung minyak yang sudah
dipanaskan melalui PHE sebelum dialirkan menuju ke Intermediet Tank.
Tangki BP yang digunakan untuk Filling Plant ada dua tangki, yaitu BP4
untuk KMCP dan BP5 untuk FMCP.
5. Bag Filter
Filter ini digunakan untuk menyaring pengotor-pengotor yang
mungkin saja masih terikut didalam tangki BP tersebut sebelum dialirkan
menuju ke Intermediet Tank. Penggantian Bag Filetr ini dengan periode 3
bulan atau saat Delta P 1.9 bar.
6. Intermediat Tank
Di bagian ini minyak yang dari tangki BP, ditampung sementara
(Hold) sebelum ke Filling atau di kemas. Adapun gambar beberapa tangki
yang terdapat di Intermediet Tank dapat dilihat pada gambar 2.18
.
7. Filling
Pada tahapan ini minyak yang dari Intermediet Tank di kemas.
Adapun jenis kemasannya adalah
1. Kemasan botol kecil : Alur prosesnya dapat dilihat pada gambar 2.19
Loader
Screw /
Nossel Filling
Caping
Labelling
Printer
Packing
Cilling
Labelling
Belt Conveyor
Filling
Printer
Caping
Pengepackan
Kemasan Pouch
Thimonnier
Packaging kekardus
Pemberiankodeprod
uksi
Penimbangan
Loader
Taken
Inflating
Filling
seling
Codeing