DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM
: 11 / 13933 / STIPP
ACARA
CO.ASS
: DIYAN PUSPITASARI
I. ACARA
II. TUJUAN
dinyatakan sebagai padatan menguap (pengabuan pada suhu 600 oC) yang dapat
diinterprestasikan sebagai padatan organik dalam contoh. Padatan yang hilang
ini dapat disebabkan karena : 1. Hilangnya sisa air hidrasi; 2. Terbentuknya CO 2
dari karbonat; 3. Oksigen dari nitrat dan atau; 4. Penguapan dari garam-garam
amonium. Oleh karena itu metode ini tidak dapat diandalkan untuk menetapkan
kadar bahan organik dalam air. Metode yang paling tepat adalah dengan
menduga amonia yang dilepaskan oleh bahan organik bila air disulung denga
larutan alkali kuat kalium permanganat, dan menetapkan oksigen yang diserap
dari suatu larutan asam permanganat ( Anonim, 2012).
Total padatan
Total padatan dalam air ditetapkan dengan menguapkan air pada suhu
103oC elama 1 jam. Cawan pengabuan yang akan digunakan, sebelum
dipanaskan didalam oven selama 1 jam pada suhu 103oC, atau dinyalakan
didalam oven pengabuan pada suhu 600oC selama 20 menit untuk penetapan
total padatan organik. Selanjutnya cawan didinginkan didalam desikator hingga
mencapai suhu kamar, kemudian ditimbang (W1). Contoh yang telah diaduk
diambil sebanyak 25-50 ml, dimasukkan kedalam cawan dan ditimbang bersama
cawannya (W2). Airnya diuapkan diatas penangas air, dan diteruskan dengan
pengeringan didalam oven pada suhu 103oC selama 1 jam. Selanjutnaya cawan
didinginkan didalam desikator, kemudian ditimbang (W3). Untuk penetapan total
padatan organik, cawan berisi cotoh yang telah dikeringkan, diabukan lebih
lanjut didalam oven pengabuan pada suhu 600oC selama kira-kira 20 menit, atau
semua padatan berubah menjadi abu yang berwarna putih. Cawan didinginkan
sebentar dan dimasukkan kedalam desikator supaya mencapai suhu kamar, lalu
ditimbang (W4) ( Anonim, 2012).
Padatan tersuspensi
Sebelum digunakan, cawan penyaring atau corong penyaring atau corong
penyaring vakum berisi campuran asbes (2,5-5 g asbes didalam 900 ml air
suling) dipanaska didalam oven pada suhu 103 oC selama 1 jam, atau didalam
oven pengabuan pada suhu 600oC 20 menit untuk penetapan wadah organik
tersuspensi kemudian ditimbang beratnya (W1). Jika digunakan penyaring asbes,
sebelum dipanaskan campuran asbes harus dicuci dengan air suling sampai air
yang melewati campuran tersebut telah kering. Contoh sebanyak 25-100 ml
disaring melalui salah satu penyaring tersebut diatas dengan menggunakan
pompa vakum pada tekanan 15 in Hg. Selanjutnya dilakukan seperti pada
penetapan total padatan, sehingga diperoleh berat setelah pemanasan pada suhu
103oC selama 1 jam (W2) dan berat setelah pengabuan pada suhu 600 oC selama
kira-kira 201 menit (W3) (Anonim, 2012).
: 4 buah
: 4 buah
: 3 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 4 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 3 lembar
: 100 ml
: 100 ml
: 100 ml
: 645 ml
: 25 gram
: 25 gram
8. Umpan decanter
9. Kertas label
: 25 gram
: secukupnya
V. CARA KERJA
1. Teoritis
a. Penentuan total padatan
1.
2.
Memasukkan masing-masing
sampel
kedalam
cawan
porselin
yang
sudah
diketahui
beratnya/ditimbang (a).
3.
4.
5.
( ba ) mg1000
mg/liter
25
( ba ) mg1000
mg/liter
50
Dimana : a = berat kertas saring mula - mula
Total tersuspensi (ppm) =
2. Skematis
Penentuan total padatan
1) Diambil 3 macam contoh cair dalam jumlah
yang berbeda dan aquades sebagai kontrol
masingmasing sebanyak 25 ml. Selanjutnya
diberi simbol A, B, C, dan K.
2) Dimasukkan
masing-masing
kedalam
porselin
cawan
yang
sampel
sudah
yang
mengandung
zat
padat
melayang (tersuspensi).
4. isaring dengan kertas saring yag telah
diketahui beratnya dan diisi dengan aquadest
sebanyak 50 ml.
5. Dikeringkan kertas saring dalam oven sampai
berat konstan pada 100oC.
Jenis Limbah
Decanter
COT
Air selokan
Berat Cawan
Berat Cawan (a) Berat cawan + sampel (b)
37gr
38,719 gr
37gr
43,741 gr
37gr
35,578 gr
Perhitungan:
Total padatan (ppm) =
( ba ) mg1000
mg/liter
25
1. Decanter
( 38,71937 ) mg 1000
mg /liter
25
68,76 mg/liter
2. COT
( 43,74137 ) mg 1000
mg/liter
25
269,64 mg/liter
3. Air selokan =
( 39,57837 ) mg 1000
mg/liter
25
= 103,12 mg/liter
b.
Jenis Limbah
Tempe
Tahu
Ayam
Aquadest
( ba ) mg1000
mg / liter
50
2. Tahu
3. Ayam
= 3 mg/lite
4. Aquadest
Jenis Limbah
1.
2.
3.
4.
Tempe
Umpan decanter
Tahu
Aquadest
VII. PEMBAHASAN
Analisis zat padar dalam air sangat penting bagi penentuan komponen komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses
proses pengolahan air buangan atau untuk keperluan air minum. Analisis zat
padat dalam air meliputi analisis Padatan tersuspensi total, Padatan terlarut
total ,dan Total padatan serta Kekeruhan (Anonim, 2012).
Padatan terlarut adalah padatan yang memiliki ukuran lebih kecil dari pada
padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa senyawa anorganik dan
organik yang larut dalam air seperti mineral dan garam - garamnya. Sebagai
contoh air buangan pabrik gula biasa mengandung berbagai jenis gula yang
larut, sedangkan air buangan buangan industry kimia sering mengandung
mineral mineral seperti merkuri dan lain lain. Padatan terlarut dan tersuspensi
mempengaruhi ketransparan dan warna air. Warna air juga ada hubungannya
dengan kualitas air. Demikian juga apabila bahan terlarut dalam air adalah
nutrisi tanaman seperti fosfat dan nitrat, maka air itu memliki produktivitas
(kemampuan mendukung kehidupan ) tinggi. Air seperti seperti itu disebut
eutropik. Sebaliknya air yang mempunyai produktivitas rendah disebut
oligotrofik. Contohnya : danau dengan padatan terlarut total di bawah 100 mg/L
dianggap oligotropik. Sedangkan danau dengan padatan terlarut total di atas 100
mg/L dianggap kondisi eutropik. Padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air,tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung.
Padatan tersuspensi ini terdiri dari partikel partikel yang ukuran maupun
beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan bahan organic
tertentu. Sedangkan analisis air selain padatan padatan tersebut adalah
analisistotal padatan yaitu semua padatan yang setelah airnya dihilangkan atau
diuapkan (Sugiarto, 1987).
Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponenkomponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan prosesproses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan.
Dalam metoda analisa zat padat pengertian Zat Padat Total adalah semua zat-zat
yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana. Bila sampel air dalam bejana
tersebut dikeringkan pada sushu tertentu. Zat Padat Total terdiri dari Zat Padat
Terlarut dan Zat Padat Tersuspensi yang dapat bersifat organik dan anorganik
(Winarno,1985).
Zat padat tersuspensi sendir dapat diklasifikasikan menjadi antara lain zat
padata terapung yang selalu bersifat organik dan zat padat terendap yang dapat
bersifat organik dan anorganik. Zat padat terendap adalah zat padat dalam
suspensi yang dalam keadaan tenanga dapat mengendap setelah waktu tertentu
karena pengaruh gaya beratnya. Didalam air terkandung bermacam-macam zat
seperti zat organik, anorganik, baik yang larut maupun yang tidak larut, misalnya
yang bersifat koloid atau yang merupakan suspensi yang tidak larut.
Kesemuanya ini didalam air ditetapkan sebagai kadar solid. Adapaun macammacam solid yang dimaksudkan antara lain : Total Solid (TS), Total Disolved
Solid (TDS) dan Total Suspended Solid (TSS). Banyaknya disolved solid (zat
terlarut) dalam air perlu disesuaikan agar cocok dipakai untuk keperluan rumah
tangga dan industri, karena disolved solid mempunyai pengruh cukup besar
terhadap penyediaan air (Green, 1980).
Adanya padatan tersusupensi yang menyebabkan kekeruhan, akan
menyebabkan terjadinya pembiasan dalam air, dimana pencahayaan dalam air
akan diserap oleh padatan tersuspensi tersebut. Dengan adanya pembatasan
cahaya yang masuk berarti akan mengurangi / menghambat pertumbuhan jasad
renik / mikroorganisme fotosintesis aerob, akibatnya akan terjadi perubahan
ekologi dan pencemaran oleh air limbah tersebut (Sugiarto, 1987).
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat
(pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air
dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton,
bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikelpartikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya
reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk
endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat
organik di suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian
yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat
tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat
tersuspensi di laut antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat
melalui aliran sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi
endapan akibat pengikisan ( Anonim, 2012 a ).
Dari hasil pengamatan analisa padatan dalam air diperoleh hasil
perhitungan jumlah total padatan decanter = 68,76 mg/liter, COT 269,64
mg/liter dan air selokan = 103,12 mg/liter, sedangkan hasil perhitungan jumlah
padatan tersuspensi tempe -1,8 mg/liter, tahu = 0,2 mg/liter, air ayam = 3
mg/liter dan aquadest = -3,2 mg/lite dan kualitatif diperoleh tempe = 20 ml,
umpan decanter = 1 ml, tahu = 4 ml dan aquadest = 320 ml. Karena air pada
dasarnya mempunyai padatan yang tersuspensi dan semakin tinggi total padatan
yang dimiliki oleh oleh suatu larutan maka larutan tersebut akan mudah
mengalami perubahan baik itu warna,rasa dan aroma dan semakin kental atau
banyak padatan atau semakin keruh suatu larutan maka akan akan semakin sulit
larutan menembus sinar atau media yang lain.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum acara analisa zat padat tersuspensi (suspensi soklis) dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1.
Analisis zat padar dalam air sangat penting bagi penentuan komponen komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan
proses proses pengolahan air buangan atau untuk keperluan air minum.
2.
Padatan terlarut adalah padatan yang memiliki ukuran lebih kecil dari pada
padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa senyawa anorganik dan
organik yang larut dalam air seperti mineral dan garam garamnya.
3.
Jumlah padatan tersuspensi / yang terlarut dalam zat cair akan berbanding
lurus dengan tingkat kekeruhan dari zat cair itu sendiri.
4.
5.
Decanter
68,76 mg/liter
COT
269,64 mg/liter
Air selokan
= 103,12 mg/liter
6.
Tempe
- 1,8 mg/liter
Tahu
0,2 mg/liter
Ayam
= 3 mg/liter
Aquadest
= - 3,2 mg/liter
7.
Kualitatif diperoleh ml
Tempe
Umpan decanter = 1 ml
Tahu
= 4 ml
Aquadest
= 320 ml
= 20 ml
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Buku Petunjuk Praktikum Sanitasi dan Penanganan Limbah,
Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta.
Green & Cramur, 1980. Food Processing Waste Management. Whiley & Sons,
INC, London.
Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air limbah. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Winarno, G., 1985. Limbah Pertanian, UPD, Jakarta.
Praktikan
Co-Ass,
(Diyan Puspitasari)