Anda di halaman 1dari 14

Analisis Jumlah Padatan Total (Total Solid)

dalam Air Limbah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan


Maksud percobaan Analisis Jumlah Padatan Total (Total Solid) dalam Air Limbah adalah
mengetahui kandungan limbah dalam wujud padatan yang terdapat dalam air limbah,
sehingga dapat dilakukan pengolahan yang tepat untuk mengurangi jumlah kadar padatan
total untuk mencapai parameter air limbah tekstil yang layak dibuang seperti yang sudah
berlaku.
Tujuan percobaan ini adalah:
1. Mengetahui, dan memahami proses pengujian kadar jumlah padatan total, dan jenisnya
di dalam air limbah.
2. Mampu mengerjakan proses pengujian kadar jumlah padatan total, dan jenisnya di dalam
air limbah.
3. Mampu melakukan pengujian, analisis, dan menentukan kelayakan kadar padatan total,
padatan total tersuspensi, dan padatan total terlarut limbah dalam air limbah contoh uji
sesuai dengan parameter baku mutu limbah.

1.2. Landasan Teori

Di dalam pengolahan limbah salah satu parameter yang disisihkan adalah padatan (solids). Oleh
sebab itu, perlu dilakukan adanya pengukuran konsentrasi padatan untuk mengetahui efektivitas
pengolahan. Nah, dalam analisis air limbah terdapat berbagai jenis padatan. Yuk, kita lihat satu
persatu berikut klasifikasinya.

Total solid (TS) yaitu residu yang diperoleh setelah menguapkan sejumlah volume air pada 103oC.
Total solid dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu suspended solid (SS) dan dissolved solid (DS).
Suspended solid diketahui dengan cara menimbang residu yang tertahan pada filter. Sebelum
ditimbang tentunya filter yang berisi residu tersebut harus dikeringkan pada temperatur tertentu
(103-105oC) hingga beratnya konstan. Selisih dari TS dan SS merupakan DS, atau TS = SS + DS. Di
lapangan maupun berbagai aplikasi, istilah TSS (total suspended solids) sering digunakan. Tidak perlu
bingung, karena yang dimaksud TSS adalah SS itu sendiri.

Suspended solid bisa dibedakan lagi menjadi volatile suspended solid (VSS) dan fixed suspended
solid (FSS). Pengukuran VSS penting karena merupakan representasi dari mikroorganisme yang
terdapat di dalam air limbah. VSS dapat diketahui dengan cara membakar kertas filter berisi residu
air limbah pada temperatur 600oC kemudian menghitung perbedaan berat sebelum dan sesudah
filter dibakar.

Fixed dissolved solid (FDS), walaupun jarang digunakan merupakan parameter yang digunakan
untuk mengukur konsentrasi zat-zat anorganik terlarut di dalam air limbah dan menjadi penting
apabila zat-zat tersebut berperan sebagai inhibitor proses biologi. Selain FDS tentunya ada VDS
(volatile dissolved solid), yaitu selisih antara TDS dengan FDS.

hubungan antara berbagai jenis solids

TS = FS + VS

|| || ||

SS = FSS + VSS

|| || ||

DS = FDS + VDS

Dalam rangka menyeragamkan teknik pengujian kualitas air dan air limbah sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air,
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan
Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan dan Pengambilan
Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional Indonesia SNI 06-6989.3-2004, Air dan air
limbah – Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri.
SNI ini diterapkan untuk pengujian parameter-parameter kualitas air dan air limbah sebagaimana
yang tercantum didalam Keputusan Menteri tersebut.

Metode ini merupakan hasil revisi dari butir 3.6 pada SNI 06-2413-1991, Metode pengujian
kualitas fisika air. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu Standard
Methods for the Examination of Water and Waste Water.
Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam contoh uji air
dan air limbah secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk penentuan bahan yang mengapung,
padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam mineral. Padatan tersuspensi total (TSS),
adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2µm
atau lebih besar dari ukuran partikel koloid.
BAB II
METODOLOGI PENGUJIAN

2.1. Tempat dan Waktu


Laboratorium Kimia Analisa, Lt.3 Gedung A, Politeknik STT Tekstil, Jalan Jakarta No. 31,
Bandung.

2.2. Alat dan Bahan


Alat:
1. Neraca analitik
2. Oven
3. Tanur
4. Penangas air
5. Desikator berisi Silica gel
6. Cawan porselen
7. Penjepit kertas saring
8. Penjepit cawan
9. Alat pengering yang dilengkapi pompa penghisap
10. Pipet tetes
11. Buret 50 mL

Bahan:

1. Kertas saring bebas abu


2. Air suling dengan daya hantar listrik kurang dari 2 μs/cm.
3. Air limbah contoh uji

2.3. Prosedur Kerja


2.3.1. Total Padatan (Total Solid) (SNI 06-6989.26-2005)
A. Persiapan Cawan
1. Cawan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 103oC – 105oC hingga 1 jam
2. Cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator
3. Cawan segera ditimbang menggunakan neraca analitik
4. Langkah 1 – 3 diulangi, sehingga dapat diperoleh berat tetap (Dicatat sebagai A1
gram)

B. Pengujian Total Padatan


1. Contoh uji dikocok hingga homogen
2. Dipipet 50 mL hingga 100 mL contoh uji, lalu dimasukkan ke dalam cawan.
Volume contoh uji disesuaikan agar padatan tersuspensi yang ditimbang tidak
lebih besar dari 200 mg
3. Contoh uji diuapkan dari dalam cawan, sehingga kering pada penangas air
4. Cawan yang berisi padatan total kering, dimasukkan ke dalam oven pada suhu
103oC – 105oC hingga 1 jam
5. Cawan dari oven dipindahkan dengan penjepit, dan didinginkan dalam desikator
6. Cawan dikeluarkan, dan segera ditimbang dengan neraca analitik
7. Langkah sebelumnya diulangi, sehingga diperoleh berat tetap (Dicatat sebagai B
gram)

2.3.2. Total Padatan Terlarut (Total Dissolved Solid) (SNI 06-6989.27-2005)


A. Persiapan Kertas Saring
1. Kertas saring dimasukkan ke dalam penyaring
2. Alat saring dihubungkan dengan pompa penghisap dan dibilas dengan air suling
sebanyak 3 kali masing-masing 20 mL
3. Lanjutkan penghisapan untuk menghilangkan seluruh kotoran yang halus dalam
kertas saring
4. Air hasil bilasan dibuang
5. Kertas saring menjadi siap digunakan untuk pengujian padatan terlarut

B. Persiapan Cawan
1. Cawan dipanaskan pada suhu 180oC ±2oC selama 1 jam dalam oven
2. Cawan dalam oven, lalu dipindahkan dengan penjepit dan didinginkan dalam
desikator
3. Setelah dingin, segera ditimbang dengan neraca analitik
4. Mengulangi langkah 1 – 3, sehingga diperoleh berat tetap (Catat sebagai A1
gram)

C. Pengujian Total Padatan Terlarut


1. Contoh uji dikocok hingga homogen
2. Dipipet 50 – 100 mL contoh uji, lalu dimasukkan ke dalam alat penyaring yang
telah dilengkapi dengan pompa penghisap dan kertas saring
3. Alat penyaring dioperasikan
4. Setelah contoh uji tersaring seluruhnya, kertas saring dibilas dengan air suling
sebanyak 10 mL dan dilakukan pembilasan sebanyak 3 kali
5. Penghisapan dilanjutkan selama ± 3 menit setelah penyaringan sempurna
6. Seluruh hasil saringan dipindahkan termasuk air bilasan ke dalam cawan yang
telah mempunyai berat tetap
7. Hasil saringan yang ada di cawan diuapkan, sehingga menjadi kering dengan
penangas air
8. Cawan berisi padatan terlarut yang kering dimasukkan ke dalam oven suhu 180oC
±2oC selama tidak kurang dari 1 jam
9. Cawan dipindahkan dari oven dengan penjepit, dan didinginkan dalam desikator
10. Setelah dingin, segera ditimbang dengan neraca analitik
11. Mengulangi langkah 8 – 10, sehingga diperoleh berat tetap (Catat sebagai B
gram)

2.3.3. Total Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solid) (SNI 06-6989.27-2005)


1. Kertas saring dikeringkan di oven suhu pada suhu 103oC – 105oC hingga 1 jam
2. Lalu, didinginkan di desikator selama 15 menit, dan ditimbang teliti beberapa kali
hingga dicapai berat konstan
3. Contoh yang telah dikocok homogen, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
lalu disaring lewat kertas saring dan diletakkan diatas peralatan penyaringan
4. Kertas saring dicuci dengan 3 x 10 mL air suling dan dibiarkan kering sempurna,
dan dilanjutkan penyaringan vacum selama 3 menit (Contoh uji dengan padatan
terlarut yang tinggi perlu pencucian)
5. Kertas saring diambil dan ditempatkan pada oven suhu suhu 103oC – 105oC
hingga 1 jam
6. Kertas saring didinginkan di desikator ± 15 menit, lalu ditimbang
7. Tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator dan penimbangan dilakukan
beberapa kali hingga dicapai berat konstan / perubahan berat < 4% terhadap
penimbangan sebelumnya / lebih kecil dari 0,5 mg.

Catatan:

 Jika titrasi sempurna membutuhkan waktu lebih dari 10 menit, maka diperbesar
diameter kertas saring atau dikurangi volume contoh uji
 Volume contoh uji diukur (yang menghasilkan berat kering residu 2,5 mg –
200 mg). Jika, volume yang disaring tidak memenuhi hasil minimum, volume
contoh uji diperbesar hingga 100 mL.
2.4. Diagram Alir
2.4.1. Analisis Total Solid (TS)

Sterilisasi cawan + 50 mL contoh uji


Persiapan Alat dan
porselen contoh uji, ke dalam cawan
Bahan
dan penimbangan porselen

Sisa limbah padat


Dilakukan Contoh uji diuapkan
pada cawan
penimbangan cawan pada penangas air
disterilkan pada
yang berisi limbah hingga kering
desikator

Melakukan
perhitungan total
solid pada limbah

2.4.2. Analisis Total Suspended Solid (TSS)

Memersiapkan air
Persiapan Alat dan Sterilisasi kertas saring,
limbah contoh uji,
Bahan dan penimbangan awal
dikocok merata

Filtrat yang tersisa Menuangkan air limbah


kertas saring + filtrat
pada kertas saring melewati kertas saring
diuapkan 1 jam pada
didiamkan beberapa pada corong menuju
oven untuk dikeringkan
saat erlenmeyer

1.Melakukan
Penimbangan untuk
perhitungan Total
kertas saring + limbah
Suspended Solid
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Data Pengamatan


Data Terlampir

3.2. Diskusi

Berdasarkan hasil pengamatan pengujian / analisis jumlah padatan total (Total Solid)
dalam air limbah contoh uji, menunjukkan Total Suspended Solid atau padatan limbah
dengan molekul yang besar sebesar 978 mg/L, dan Total Dissolved Solid atau padatan
limbah terlart dalam contoh uji ini adalah 15.976 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar padatan limbah di contoh uji ini sebagian besar didominasi oleh padatan
agregasi dengan ukuran molekul yang cenderung tidak dapat lolos melewati pori-pori kertas
saring.

Contoh limbah ini memungkinkan untk dilakukan proses pengolahan secara


koagulasi, karena memiliki cukup banyak bahan untuk diubah ke bentuk sludge, sehingga,
pengolahan menghasilkan hasil limbah yang cukup baik setelah dikembalikan ke ekosistem
alam.

Total Suspended Solid

Total Solid
BAB IV
Kesimpulan

Simpulan yang saya dapatkan dari Praktikum Analisis jumlah padatan total (Total
Solid) dalam Air Limbah ini adalah:
- Saya mengetahui, dan memahami proses pengujian kadar total kandungan padatan
di dalam air limbah.
- Saya mampu melakukan pengujian, dan analisis proses pengujian total kandungan
padatan di dalam air limbah contoh uji.
- Total kandungan padatan limbah dalam contoh uji masing-masing, yaitu:
o Total Solid = 16.954 mg/L
o Total Suspended Solid = 978 mg/L
o Total Dissolved Solid = 15.976 mg/L
DAFTAR PUSTAKA

Diktat Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri

http://mrchand46.blogspot.com/2017/07/pengukuran-total-solid-ts.html (Diakses tanggal 10


Desember 2018)
LAMPIRAN

Data Pengamatan dan Perhitungan

 Hasil Penggamatan Contoh uji limbah:

Berat cawan kosong = 77,0645 g

Berat kertas saring kosong = 0,6221 g

Berat cawan + padatan limbah = 77,9122 g

Berat kertas saring + limbah = 0,6710 g

 Total Solid (TS):

(𝑚 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛+𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ)−𝑚 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


TS = 𝑥 106
𝑉 𝐶𝑈

77,9122 𝑔 – 77,0645 𝑔
TS = 𝑥 106
50 𝑚𝐿

TS = 16.954 mg/L

 Total Suspended Solid (TSS):

(𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ)−𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


TSS = 𝑥 106
𝑉 𝐶𝑈

0,6710 𝑔 – 0,6221 𝑔
TSS = 𝑥 106
50 𝑚𝐿

TSS = 978 mg/L

 Total Dissolved Solid (TDS):


TDS = TS -TSS

TDS = 16.954 mg/L – 978 mg/L

TDS = 15.976 mg/L

Anda mungkin juga menyukai