Anda di halaman 1dari 5

Pemasakan (Scouring)

Pemasakan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian dari komponen penyusun
serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran yang tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang
menempel pada permukaan serat dapat dihilangkan, sehingga proses selanjutnya seperti
pengelantangan, pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik.

Pada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti natrium hidroksida
(NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium carbonat dan sabun, amoniak dan
lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik) dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang
bersifat sebagai pencuci (detergen).

Ditinjau dari sistem yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu
pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya pemasakan dengan bak, mesin jigger, mesin
haspel, mesin clapbau, mesin kier ketel dan pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya
pemasakan dengan mesin J-Box, L-Box.

Sedangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan, proses pemasakan dibagi menjadi 2
macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan misalnya menggunakan bak, mesin jigger, haspel, Clapbau, J-
Box dan L-Box dan pemasakan dengan tekanan, misalnya menggunakan mesin kier ketel, jigger tertutup.
Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :

Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.

Pektin dan pektosa berubah menjadi garam-garam yang larut.

Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.

Mineral-mineral dilarutkan

Minyak-minyak yang tidak tersafonifikasi diemulsikan oleh sabun yang terbentuk.

Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.

Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.

Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.

Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada meisn-mesin
tertentu dengan menggunakan alkali kuat.

Dapus: https://finishingtextile.files.wordpress.com › ...DOC

JURNAL 1(SCOURING)
Pemasakan atu Scouring

Scouring Machine, by: http://www.wtjohnson.co.uk/

by: Irvan Handri Setyo Budi

Institute Textile Technology, Bandung

Proses pemasakan bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang merupakan kotoran serat termasuk
kotoran yang terjadi selama penyimpanan, karena zat-zat terssebut dapat menggangu dan menghalangi
penyerapan pada proses selanjtnya seperti engelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan.

Pada umumnya proses pemasakan hanya dilakukan pada serat-serat alam karena mengandung kotoran
berupa lemak, malam, pektin,protein dan lain-lain. Sedangkan pada serat sintetik biasanya sudah bersih,
proses pemasakan hanya bertujuan untuk menghilangkan minyak pelumas dari benangnya.

Pemasakan Proses pemasakan kapas ditujukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak,
malam, pektin, dan lainnya dengan cara penyabunan dengan menggunakan larutan alkali (NaOH) pada
suhu mendidih atau tinggi. Hasil proses pemasakan diharapkan memberikan bahan yang mempunyaisifat
lemas dan daya serap yang baik. Tetapi warna-warna alam alam tidak dapat dihilangkan dengan cara
pemasakan.

Penyabunan tersebut akan menyebabkan kotoran lemak, minyak dan sejenisnya yang tidak larut menjadi
sabun yang larut dalam air dan memiliki sifat detergen untuk membentu menghilangkan kotoran dan zat
lain yang tidak larut. Alkali akan membuat serat kapas menggembung dan meningkatkan kerja zat aktif
pemukaan.

Selama proses pemasakan dengan alkali yang terjadi adalah:

1. Proses pelarutan zat putih telur atau zat-zat lain yang mengandung nitrogen (protein). Protein dalam
kapas adalah sisa-sisa protoplasma yang tertinggal dalam lumen setelah selnya mati ketika buahnya
membuka. Kadar protein dalam kapas sekitar 3% dan setelah pemasakan kadar nitrogen menjadi kira-
kira 1/10 kadar aslinya.
2. Penyabunan lemak dan malam menjadi sabun yang selanjutnya akan membantu sebagai zat pencuci
dalam pemasakan. Kadar malam, lemak dalam kapas sekitar 0,5-1,0%. Lemak, minyak dan malam
merupakan ester atau senyawa organik dengan berat molekul tinggi. Sehingga dapat dihidrolisa dengan
alkali yang reaksinya disebut penyabunan.

3. Proses perubahan pektin dan zat organik lainnya menjadi garam yang larut. Jumlah pektin dalam serat
kapas sekitar 0,6-1,2% . Pektin merupakan karbohidrat dengan berat molekul tingi dan struktur rantai
seperti selulosa. Selulosa pecah kedalam glukosa tetapi pektin terurai menjadi galaktosa, pentosa, asam
poligalakturonant dan metil alkohol.

4. Proses pelepasan kulit biji dan kotoran lain selama proses pembuatan kain atau penyimpanan melalui
gerakan-gerakan mekanis alat dan penyabunan serta pendispresian oleh zat pemasak.

Scouring Machine , by: http://www.wtjohnson.co.uk/

Pada prosese pemasakan perlu diperhatikan PH larutan atau jumlah alkali dan zat aktif permukaan, suhu,
dan waktu proses tergantung dari jenis serat dan metode yang digunakan seperti dengan atau tanpa
tekanan. Pemasakan dengan suhu diatas 100℃ apalagi dengan tekanan tinggiseperti pada jet dyeing
atau kier ketel, besar kemungkinan akan terjadi kerusakan serat (oksiselulosa) akibat adanya alkali dan
kontak dengan udara. Untuk mengurangi kerusakan serat perlu ditambahkan zat preduksi seperti
NaHSO3 sekaligus dapat memberikan efek pemutihan bahan. Hasil pemasakan selain memperoleh daya
basah yang baik hasilnyapun harus rata, agar dapat menjamin hasil proses pengelantangan, pencelupan,
pencapan, dan penyempurnaan.

Penghilangan yang efektif kotoran kapas terutama malam-malam adalah melalui pendidihan larutan 1-
6% NaOH, Ca(OH)2 atau Na2CO3 . Pemilihan zat pembantu tekstil dalam alrutan alkali, hal yang peting
untuk hasil yang baik, termasuk zat pelunak air atau khelat (pegkompleks ) seperti EDTA (Etilena-diamin-
tetra-asetat) untuk melarutkan zat onorganik yang terdapat dalam ar sadah dan zat aktif permukaan
anionik seperti natrium lauril sulfat sebagai detergen, pendispersi dan pengemulsi untuk menghilangkan
malam-malam yang tidak dapat disabunkan.

Suatu alternatif proses pemasakan adalah menggunakan pelarut organik seperti tri-klorotelina atau
toluen sebagai pelarut malam dan lemak. Teknik ini akan lebih efisien dan efektif dalam menghilangkan
lemak,minyak dan malam. Tetapi kelemahan dari penggunaan pelarut organik adalah tidak membantu
menghilangkan bagian kulit bijinya dan mudah terbakar serta beracun.

Pada kain rajut proses pemasakan dikerjakan dibawah kondisi pengerjaan kain tenun karena kain rajut
mempunyai struktur yang lebih terbuka dan mudah dihilangkan kotoranya daripada kain tenun.
Kadangkala proses pencelupan kain rajut dibawah kondisi alkali sekaligus dapat membantu penyabunan
penyabunan lemak.

Jadi untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak, minyak dan malam dapat dihilangkan dari
bahan tekstil dengan tiga metode :

1. dengan penyabunan menggunakan alkali tanpa merusak seratnya

2. dengan pendispersian dan pengemulsian menggunakan sabun atau senyawa aktif permukaan seperti
deterjen

3. dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik

contoh resep pemasakan dan pengelantangan kain kapas secara simultan :

- NaOH 38°Be : 2-3 mL/L

- H2O2 35% : 6 mL/L

- Pembasahan : 1 mL/L

- Stabilisator : 1mL/L

- Suhu : 100°C - vlot : 1 : 15

- waktu proses : 45 menit

Proses Bleaching-Scouring secara simultan ,

by: http://www.wtjohnson.co.uk/
Untuk serat protein, seperti serat wol yang mengandung kotoran (± 40% atau lebih dari beratnya) dalam
bentuk kotoran luar seperti debu, tanah rumput, kotoran binatang (protein) dan kotoran lain yang
bersifat selulosa dihilangkan dengan cara karbonisasi dengan asam kuat seperti asam klorida atau asam
sulfat. Sedangkan kotoran alam pada serat wol adalah lemak atau malam yang timbul bersamaan dengan
tumbuhnya serat wol. Karen wol sensitif dengan alkali kuat dan suhu tinggi maka pemasakan dilakukan
dengan alkali lemah seperti sabun 2-4% dan soda abu 2%, amoniak atau amonium klorida. Dengan suhu
40-45°C dengan gerakan mekanik sedikit mungkin untuk menghindari penggumpalan.

Proses pemasakan bahan wol dapat dikerjakan pada tahap-tahap berikut :

1. Pada serat wol mentah untuk menghilangkan kotoran-kotoran alam

2. pada benang wol pemasakan dilakukan untuk menghilangkan zat-zat yang ditambahkan pada saat
pemintalan

3. kain tenun, pemasakan dilakukan untuk menghilangkan zat-zat yang ditambahkan pada saat proses
pertenunan .

Serat sutera mentah mempunyai pegangan yang kasar dan warna yang suram karena mengandung
serisin (C15H25O8N5)n dengan kadar 22-25% untuk menghilangkan serisin tersebutdapat menggunakan
larutan asam dengan pH dibawah 2,5 dan alkali dengan pH diatas 9,5 atau mengunakan asam organik
seperti asam tartart karena asam organik aka menghidrolisa protein secara random.

Pemeriksaan hasil proses pemasakan dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Uji daya basah

2. Uji pengurangan berat, dihitung presentase pengurangan berat bahan sebelum dan sesudah proses
pemasakan

3. Uji sisa kadar lemak atau malam pada bahan

Anda mungkin juga menyukai