TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengetahui bahwa keputusan untuk menjalani komitmen dalam cinta dan pernikahan merupakan suatu keputusan yang sangat penting. Karena bersifat permanen dan menyangkut seluruh hidup seseorang. Pernikahan juga merupakan rencana Allah bagi manusia, sehingga ketika seorang hendak menjalaninya harus sesuai dengan kehendak Allah. Bangsa yang kuat dibangun oleh keluarga- keluarga yang kuat. Keluarga yang kuat dibentuk oleh pernikahan yang kokoh. Bagaimana pandangan Alkitab tentang pernikahan dan bagaimana membangun pernikahan yang kokoh? Topik Bahasan Rencana Tuhan atas pernikahan Prinsip pernikahan Pandangan Alkitab tentang perceraian Cinta di dalam pernikahan. RENCANA TUHAN ATAS PERNIKAHAN KEJADIAN 2:18, 21-23 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika
ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun- Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Tuhan adalah pihak yang berinisiatif menciptakan pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Pernikahan bukanlah buatan manusia. Oleh karena itu, pernikahan harus dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan. KEJADIAN 1:27-28 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Pernikahan dirancang Tuhan supaya manusia bisa saling melengkapi dan menjalankan kehendak Tuhan di bumi. MALEAKHI 2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Lewat pernikahan, Tuhan menghendaki lahir keturunan yang mengenal dan mengasihi Dia. EFESUS 5:31-33 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. Lewat pernikahan, kita dapat mengenal bagaimana hubungan antara Kristus dan gereja-Nya. RENCANA TUHAN ATAS PERNIKAHAN
Pernikahan adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu,
pernikahan harus dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan. Pernikahan dirancang Tuhan supaya manusia bisa saling melengkapi dan menjalankan kehendak Tuhan di bumi. Lewat pernikahan, Tuhan menghendaki lahir keturunan Ilahi yang mengenal dan mengasihi Dia. Lewat pernikahan, kita dapat mengenal bagaimana hubungan antara Kristus dan gereja-Nya. PRINSIP PERNIKAHAN KEJADIAN 2:24-25 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. PRINSIP PERNIKAHAN 1. Prinsip Prioritas O “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya ...” O Pernikahan lebih penting daripada hubungan apa pun (anak-orangtua, pertemanan, pekerjaan, pelayanan, dll.), kecuali hubungan pribadi dengan Tuhan. 2. Prinsip Pengejaran O “... dan bersatu dengan isterinya...” O Persatuan antara suami dan istri memerluan pengejaran atau usaha terus menerus. Pernikahan yang bahagia harus diupayakan bukan terjadi otomatis. PRINSIP PERNIKAHAN 3. Prinsip Kepemilikan O “... sehingga keduanya menjadi satu daging ...” O Dalam pernikahan, segalanya menjadi milik bersama dan harus dibagi bersama. 4. Prinsip Kemurnian O “Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.” O Di antara suami istri harus ada keterbukaan secara fisik, perasaan, dan pikiran. Ketika ketidakmurnian ada dalam pernikahan, maka hubungan akan rusak. Membangun pernikahan memerlukan keseriusan dan komitmen, serta pengertian yang benar. Pernikahan bukanlah bagi orang yang masih kekanak-kanakan. Pandangan Alkitab tentang Perceraian MALEAKHI 2:15-16 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat! MATIUS 19:3-6 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?“ Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki- laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." PANDANGAN ALKITAB TENTANG PERCERAIAN Perceraian disebabkan oleh ketidaksetiaan terhadap pasangan, terhadap sumpah pernikahan, dan terhadap Tuhan. Perceraian dibenci oleh Tuhan. Perceraian seharusnya tidak menjadi pilihan dalam pernikahan Kristen. Cinta di dalam Pernikahan Mencintai dengan kasih yang sejati membutuhkan kedewasaan. CIRI-CIRI KASIH (1 Korintus 13:4-7)
Kasih itu sabar;
Ia tidak bersukacita karena kasih itu murah hati; ketidakadilan, tetapi ia tidak cemburu. karena kebenaran. Ia tidak memegahkan diri Ia menutupi segala dan tidak sombong. sesuatu, percaya segala Ia tidak melakukan yang tidak sesuatu, mengharapkan sopan dan tidak mencari segala sesuatu, sabar keuntungan diri sendiri. menanggung segala sesuatu. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Pernikahan harus dibangun di atas kasih (cinta) bukan asmara.
Asmara didorong oleh pikiran “kamu bisa membuat
saya bahagia”, sementara kasih didorong oleh pikiran “saya ingin membahagiakan kamu.” Mencintai harus didasarkan pada keputusan, bukan pada perasaan. Perasaan cenderung pasif dan reaktif, keputusan adalah aktif dan inisiatif. Mencintai pasangan harus lahir dari hidup yang mengasihi Tuhan. Cinta di dalam Pernikahan • Mencintai dengan kasih yang sejati membutuhkan kedewasaan. • Pernikahan harus dibangun di atas kasih (cinta) bukan asmara. • Asmara didorong oleh pikiran “kamu bisa membuat saya bahagia”, sementara kasih didorong oleh pikiran “saya ingin membahagiakan kamu.” • Mencintai harus didasarkan pada keputusan, bukan pada perasaan. • Perasaan cenderung pasif dan reaktif, keputusan adalah aktif dan inisiatif. • Mencintai pasangan harus lahir dari hidup yang mengasihi Tuhan.