Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada era sekarang ini ini instalasi tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri
dari pembangkit uap atau yang dikenal dengan sebutan ketel uap yang
berfundasi sebagai sarana untuk mengubah air menjadi uap bertekanan. Ketel
uap dalam bahasa inggris disebut dengan nama boiler berasal dari kata boil
yang berarti mendidihkan atau menguapkan,sehingga boiler dapat diartikan
sebagai alat pembentukan uap yang mampu mengkonversi energi kimia dari
bahan bakar padat (padat cair dan gas) yang menjadi energi panas. Uap yang
dihasilkan dari ketel uap merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase
cairan menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang memerlukan
sejumlah energi dalam pembentukannya. Zat cair yang dipanaskan akan
mengakibatkan pergerakan moleku-molekul menjadi cepat,sehingga melepas
diri dari lingkungannya dan berubah menjadi uap. Air yang berdekatan dengan
bidang pemanas akan memiliki temperature yang lebih tinggi (berat jenis yang
lebih rendah) dibandingkan dengan air yang bertemperatur rendah, sehingga air
yang bertemperatur tinggi akan naik kepermukaan dan air yang bertemperatur
rendah akan turun. Peristiwa ini akan terjadi secara terus menerus (sirkulasi)
hingga berbentuk uap. Uap yang dihasikan oleh ketel uap dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan antara lain : Utilitas suatu daya pembangkit tenaga
listrik dan industri.

1.2. RUMUSAN MASALAH

 Apa Definisi boiler


 Bagaimana Mekanisme boiler
 Apa saja Komponen dan fungsi pada boiler
 Apa saja Klasifikasi dari boiler
1.2 TUJUAN
 Mengetahui definisi dari biler
 Mengtahui mekanisme boiler
 Mengetahui komponen dan fungsi dari boiler
 Mengetahui klasifikasi dari boiler
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi boiler

Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana tertutup yang di dalamnya
berisi air untuk dipanaskan. Energi panas dari uap air keluaran boiler tersebut
selanjutnya digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin
uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi
energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di
dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja.

Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan bahan baja


dengan spesifikasi tertentu yang telah ditentukan dalam standard ASME (The
ASME Code Boilers), terutama untuk penggunaan boiler pada industri-industri
besar. Dalam sejarah tercatat berbagai macam jenis material digunakan sebagai
bahan pembuatan boiler seperti tembaga, kuningan, dan besi cor. Namun bahan-
bahan tersebut sudah lama ditinggalkan karena alasan ekonomis dan juga
ketahanan material yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler berasal dari proses
pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat digunakan,
seperti kayu, batubara, solar/minyak bumi, dan gas. Dengan adanya kemajuan
teknologi, energi nuklir pun juga digunakan sebagai sumber panas pada boiler.

2.2. Mekanisme boiler

Boiler atau  ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas
dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu
didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang
konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.
Gb 1 water tube boiler

Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator
(pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada
kenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.

Ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan
menjadi :

 PLTU Batubara
 PLTU Minyak
 PLTU gas
 PLTU nuklir atau PLTN

Jenis PLTU batu bara masih dapat dibedakan berdasarkan proses


pembakarannya, yaitu PLTU dengan pembakaran batu bara bubuk (Pulverized
Coal / PC Boiler) dan PLTU dengan pembakaran batu bara curah (Circulating
Fluidized Bed).

Perbedaan antara PLTU Batu bara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada
peralatan dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta
penanganan limbah abunya. PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang
lebih banyak dan lebih kompleks dibanding PLTU minyak atau gas. PLTU gas
merupakan PLTU yang paling sederhana peralatan bantunya.
Gb 2 Tata
letak Pulverized Coal (PC) Boiler Batubara

Gb 3 Tata letak Circulating Fluidized Boiler (CFB)

 
Ditinjau dari tekanan ruang bakar boilernya, PLTU dapat dibedakan menjadi:

 PLTU dengan  Pressurised  Boiler


 PLTU dengan Balanced Draft Boiler
 PLTU dengan Vacuum Boiler

Sistem pengaturan tekanan ruang bakar (furnace pressure) biasa


disebut draft atau tekanan statik  didalam ruang bakar dimana proses
pembakaran bahan bakar berlangsung.  PLTU dengan pressurised
boiler (tekanan ruang bakar positif) digunakan untuk pembakaran bahan bakar
minyak atau gas. Tekanan ruang bakar yang positif diakibatkan oleh hembusan
udara dari kipas tekan paksa (Forced Draft Fan, FDF). Gas buang keluar dari
ruang bakar ke atmosfer karena perbedaan tekanan.

Gb 4 Jenis-
jenis Tekanan (Draft) Boiler
Gb 5
Skema Balanced Draft Boiler

PLTU dengan Balanced Draft Boiler (tekanan berimbang) biasa digunakan


untuk pembakaran bahan bakar batubara. Tekanan ruang bakar dibuat
sedikit dibawah tekanan atmosfir, biasanya sekitar –10 mmH 2O. Tekanan
ini dihasilkan dari pengaturan dua buah kipas, yaitu kipas hisap paksa
(Induced Draft Fan, IDF) dan kipas tekan paksa (Forced Draft Fan, FDF).
FDF berfungsi untuk menyuplai udara pembakaran menuju ruang bakar
(furnace) di boiler, sedangkan IDF berfungsi untuk menghisap gas dari
ruang bakar dan membuang ke atmosfir melalui cerobong. Sedangkan
PLTU dengan vacum boiler tidak dikembangkan lagi, sehingga saat ini
tidak ada lagi yang menerapkan PLTU dengan boiler bertekanan negatif.

Siklus Air di Boiler

Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja. Boiler
mendapat pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan
ke turbin. Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa
air pengisi dengan melalui economiser dan ditampung
didalam steam drum.

Economiser adalah alat yang merupakan pemanas air terakhir sebelum


masuk ke drum. Di dalam economiser air menyerap panas gas buang
yang keluar dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui
cerobong.
Gb 6
Economiser tipe pipa bersirip (finned tubes)

             Peralatan yang dilalui dalam siklus air adalah drum boiler, down
comer, header bawah (bottom header), dan riser. Siklus air di steam
drum adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer ke header
bawah (bottom header). Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-
pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding ruang bakar
boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan dan naik ke drum kembali
akibat perbedaan temperatur.

         Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa
boiler terjadi secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan
selain temperatur naik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara
alami, yakni dari drum turun melalui down comer ke header bawah dan
naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser. Adanya sirkulasi ini sangat
diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan
mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan
berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta
temperaturnya.

         Selain sirkulasi alami, juga dikenal sirkulasi paksa (forced


circulation). Untuk sirkulasi jenis ini digunakan sebuah pompa sirkulasi
(circulation pump). Umumnya pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi
sekitar 1,7, artinya jumlah air yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas
penguapan. Beberapa keuntungan dari sistem sirkulasi paksa  antara
lain :

 Waktu start (pemanasan) lebih cepat


 Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran
air ke pipa-pipa pemanas pada saat start maupun beban penuh.
 Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan

Gb 7 Siklus air
2.3 KOMPONEN – KOMPONEN BOILER

Boiler Komponen sistem ketel uap terdiri dari komponen utama dan
komponen bantu yang masing-masing memiliki fungsi untuk menyokong prinsip
kerja ketel uap. Komponen utama dalam sistem ketel uap antara lain:

a. Ruang Pembakaran (Furnace) Furnace adalah dapur sebagai penerima


panas bahan bakar untuk pembakaran, yang terdapat fire gate di bagian bawah
sebagai alas bahan bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel
yang menempel pada dinding tembok ruang pembakaran yang menerima panas
dari bahan bakar secara radiasi, konduksi, dan konveksi.
b. Pemanas Lanjut (Super Heater) Super heater adalah bagian-bagian ketel
yang berfungsi sebagai pemanas uap, dari saturated steam (±250°C) menjadi
super heated steam (±360°C).

c. Air Heater Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar.

d. Drum Air dan Drum Uap Drum air terletak pada bagian bawah yang berisi dari
tangki kondensat yang dipanaskan dalam deaerator, disamping itu berfungsi
sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran dalam air yang dikeluarkan
melalui proses blow down. Drum uap terletak pada bagian atas yang berisi uap
yang kemudian disalurkan ke steam header.

e. Dust Collector Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu
pada sepanjang aliran gas pembakaran bahan bakar sampai kepada gas
buang.

f. Soot blower Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga
atau abu yang menempel pada pipa-pipa.

Sedangkan untuk komponen bantu dalam sistem ketel uap antara lain:

a. Deaerator Merupakan pemanas air sebelum dipompa ke dalam ketel sebagai


air pengisian. Media pemanas adalah exhaust steam pada tekanan ± 1 kg/cm2
dengan suhu ± 150°C, sehingga didapatkan air pengisian ketel yang bersuhu
antara 100°C-105°C. Fungsi utamanya adalah menghilangkan oksigen (O2) dan
untuk menghindari terjadinya karat pada dinding ketel.

b. Air pengisi ketel (boiler feed water) Air pengisi ketel didapatkan dari 2 sumber
yaitu: air condensate, didapatkan dari hasil pengembunan uap bekas yang telah
digunakan sebagai pemanas pada evaporator, juice heaterdan vacuum pan. Air
condensate ini ditampung dan kemudian dialirkan ke station boiler sebagai air
umpan pengisi ketel dengan persyaratan pH 8,5; Iron (ppm) : 0,002; Oxygen
(ppm) : 0,02

c. High pressure feed water pump Berfungsi untuk melayani kebutuhan air
pengisi ketel yang dijadikan uap, sampai dengan kapasitas ketel yang
maksimum, sehingga ketel uap akan dapat bekerja dengan aman. Kapasitas
pompa harus lebih tinggi dari kapasitas ketel, minimum 1,25 kali, tekanan
pompa juga harus lebih tinggi dari tekanan kerja ketel, agar dapat mensuplai air
ke dalam ketel.

d. Secondary Fan Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai alat
penghembus pembakaran bahan bakar yang kedua sebagai pembantu F.D.F.
untuk mendapatkan pembakaran yang lebih sempurna lagi.

e. Induced Draft Fan (IDF) Alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghisap
gas asap sisa pembakaran bahan bakar, yang keluar dari ketel.

f. Force Draft Fan (FDF) Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai
penghembus bahan bakar.

g. Cerobong asap (Chimney) Berfungsi untuk membuang udara sisa


pembakaran. Diameter cerobong berkisar berukuran 3 m dan tinggi cerobong
40 m, ini berbeda setiap industri.

h. Ash Conveyor Merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa
pembakaran bahan bakar, baik yang dari rangka bakar (fire grate) ataupun juga
dari alat-alat pengumpul abu (dust collector), untuk dibuang dan diteruskan ke
kolam penampungan dan ini biasanya digunakan sebagai kompos diperkebunan
tebu.

2.4 KLASIFIKASI BOILER


Klasifikasi ketel uap ada beberapa macam, untuk memilih ketel uap harus
mengetahui klasifikasinya terlebih dahulu, sehingga dapat memilih dengan benar
dan sesuai dengan kegunaannya di industri. Karena jika salah dalam pemilihan
ketel uap akan menyebabkan penggunaan tidak akan maksimal dan dapat
menyebabkan masalah dikemudian harinya. Klasifikasi ketel uap :
a. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
b. Berdasarkan pemakaiannya
c. Berdasarkan letak dapur (furnace posisition)
d. Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube)
e. Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
f. Berdasarkan bentuk dan letak pipa
g. Berdasarkan peredaran air ketel (water circulation)
h. Berdasarkan tekanan kerjanya
i. Berdasarkan kapasitasnya
j. Berdasarkan pada sumber panasnya (heat source)
A. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
1. Ketel pipa api (Fire tube boiler) Pada ketel pipa api, gas panas melewati pipa-
pipa dan air umpan ketel ada di dalam shell untuk dirubah menjadi steam. Ketel
pipa api dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bkar
padat dalam operasinya.

2. Ketel pipa air (water tube boiler) Pada ketel pipa air, air diumpankan boiler
melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh
gas pembakaran membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Ketel ini
dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus
ketel untuk pembangkit tenaga. Untuk ketel pipa air yang menggunakan bahan
bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.

Karakteristik ketel pipa air sebagai berikut:

 Fored, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan


efisiensi pembakaran.
 Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air.
 Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

B. Berdasarkan pemakaiannya
1. Ketel stasioner (stasionary boiler) atau ketel tetap Ketel uap stasioner adalah
ketel-ketel yang didudukan pada suatu pondasi yang tetap, seperti ketel untuk
pembangkitan tenaga, untuk industri dll
2. Ketel mobil (mobile boiler), ketel pindah/portable boiler Ketel mobil adalah
ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-pindah (mobil), seperti boiler
lokomotif, loko mobile dan ketel panjang serta lain yan sepertinya termasuk ketel
kapal ( marine boiler )
Gambar Ketel Stasioner Gambar Ketel Mobil

C. Berdasarkan letak dapur (furnace posisition )


1. Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler) Dalam ketel
uap ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam ketel . kebanyakan
ketel pipa api memakai sistem ini.

2. Ketel dengan pembakaran di luar (outernally fired steam boiler) Dalam ketel
uap ini dapur berada (pembakaran terjadi)di bagian dalam ketel . kebanyakan
ketel pipa air memakai system ini.

D. Berdasarkanjumlah lorong (boiler tube)


1. Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler) Pada single tube steam
boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong api maupun lorong air. Cornish boiler
adalah single fire tube boiler dan simple vertikal boiler adalah single water tube
boiler.
2. Multi fire tube boiler Multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water
tube boiler misalnya ketel B dan W dll.

E. Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)


1. Ketel tegak (vertikal steam boiler) Seperti ketel cocharn, ketel clarkson dll

2. Ketel mendatar (horizontal steam boiler) Seperti ketel cornish, lancashire,


scotch dll

F. Berdasarkan bentuk dan letak pipa


1. Ketel dengan pipa lurus, bengkok dan berlekak-lekuk (stright, bent and sinous
tubeler heating surface)
2. Ketel dengan pipa miring datar dan miring tegak (horizontal, inclined or vertical
tubeler heating surface)

G. Berdasarkan peredaran air ketel (water circulation)


1. Ketel dengan peredaran alam (natural circulation steam boiler) Pada natural
circulation boiler, peredaran air dalam ketel terjadi secara alami yaitu air yang
ringan naik, sedangkan terjadilah aliran aliran konveksi alami. Umumnya ketel
beroperasi secara aliran alami, seperti ketel lancashire, babcock & wilcox.

2. Ketel dengan peredaran paksa (forced circulation steam boiler) Pada ketel
dengan aliran paksa, aliran paksa diperoleh dari sebuah pompa centrifugal yang
digerakkan dengan elektrik motor misalnya la-mont boiler, benson boiler, loeffer
boiler dan velcan boiler.

H. Bedasarkan tekanan kerjanya


1. Tekanan kerja rendah : ≤5 atm
2. Tekanan kerja sedang : 5-40 atm
3. Tekanan kerja tinggi : 40-80 atm
4. Tekanan kerja sangat tinggi : >80 atm

I. Berdasarkan kapasitasnya
1. Kapasitas rendah : ≤2500 kg/jam
2. Kapasitas sedang : 2500-50000 kg/jam
3. Kapasitas tinggi : >50000 kg/jam

J. Berdasarkanpada sumber panasnya (heat source)


1. Ketel uap dengan bahan bakar alami
2. Ketel uap dengan bahan bakar buatan
3. Ketel uap dengan dapur listrik
4. Ketel uap dengan energi nuklir

Keuntungan dan Kerugian Ketel Pipa Api Keuntungan dari ketel pipa api:
1. Menghasilkan uap dengan tekanan lebih tinggi dari pada ketel pipa api.
2. Untuk daya yang sama menempati ruang yang lebih kecil dari pada ketel pipa
api.
3. Laju aliran uap lebih rendah.
4. Komponen – komponen yang berbeda bias diurai sehingga mudah untuk
dipindahkan.
5. Permukaan pemanasan lebih efektif karena gas panas mengalir ke atas pada
arah tegak lurus.
6. Pecah pada pipa tidak menimbulkan kerusakan keseluruh ketel.

Kerugian dari ketel pipa api:


1. Air umpan mensyaratkan mempunyai kemurnian tinggi untuk mencegah
endapan kerak di dalam pipa. Jika terbentuk kerak di dalam pipa bisa
menimbulkan panas yang berlebihan dan pecah.
2. Membutuhkan perhatian yang lebih hati – hati bagi penguapannya, karena itu
akan menimbulkan biaya operasi yang lebih tinggi.
3. Pembersihan pipa air tidak mudah dilakukan

Keuntungan dan Kerugian Ketel Pipa Air


Keuntungan dari ketel pipa air:
1. Konstruksi ketel sederhana.
2. Biaya awal murah.
3. Baik untuk kapasitas uap yang besar.
4. Tidak bermasalah terhadap fluktuasi beban, karena kapasitas uap cukup besar
dan jumlah air di dalam tangki banyak.
5. Tidak memerlukan air pengisi yang begitu bersih.

Kerugian dari ketel pipa air:


a. Membutuhkan waktu start yang cukup lama untuk mendapat kualitas uap yang
diinginkan.
b. Hanya dapat dipakai efisien untuk keperluan dengan kapasitas dan tekanan
uap yang rendah.

Panas Laten
Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud)
benda, tetapi temperaturnya tetap. Panas laten penguapan (latent heat of
vaporization) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan kepada zat (cair)
pada titik didihnya sampai wujudnya berubah menjadi uap seluruhnya pada suhu
yang sama. Panas laten pengembunan (latent heat of condensation) adalah
jumlah panas yang harus dibuang/dikeluarkan oleh zat (gas / uap) pada titik
embunnya, untuk mengubah wujud zat dari gas menjadi cair pada suhu yang
sama. Panas laten pencairan / peleburan (latent heat of fusion) adalah jumlah
panas yang harus ditambahkan kepada zat (padat) pada titik leburnya sampai
wujudnya berubah menjadi cair semuanya pada suhu yang sama. Panas laten
pembekuan (latent heat of solidification) adalah jumlah panas yang harus
dibuang/ dikeluarkan oleh zat (cair) pada titik bekunya untuk mengubah
wujudnya dari cair menjadi padat pada suhu yang sama.
Panas laten di bagi 4 macam:
a. Panas peleburan (dari fase padat menjadi cair).
b. Panas sublimasi (dari fase padat menjadi gas).
c. Panas kondensasi (dari fase gas menjadi cair ).
d. Panas penguapan (dari fase cair menjadi gas).

Efisiensi
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan. Terdapat dua metode
pengkajian efisiensi boiler:

a. Metode langsung Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.

b. Metode tidak langsung Efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan


energi yang masuk

Jenis Uap
1. Berdasarkan proses pembentukan uap :
a. Uap air Uap yang terbentuk di atas permukaan air sebagai akibat dari
penurunan tekanan di atas permukaan air sampai tekanan penguapan yang
sesuai dengan temperature permukaan air tersebut pada titik didih dan pada
tekanan di bawah tekanan atmosfer bumi. Penurunan tekanan disebabkan
karena adanya tekanan uap jenuh yang sesuai dengan temperature permukaan
air maka akan terjadi penguapan.

b. Uap panas Uap yang terbentuk akibat mendidihnya air, aliran air mendidih bila
tekanan dan temperature udara pada kondisi didih.

Berdasarkan keadaannya :
a. Uap jenuh Uap yang tidak mengandung bagian – bagian air yang lepas
dimana pada tekanan tertentu belaku suhu tertentu.

b. Uap kering Uap yang didapat dengan pemanasan lanjut dari uap jenuh,
dimana pada tekanan terbentuk dan dapat diperoleh beberapa jenis uap kering
dengan suhu berlainan.

c. Uap basah Uap jenuh yang bercampur dengan bagian – bagian air yang halus
yang temperaturnya sama
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke
air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media
yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas
atau steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke
suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadisteam, maka volumenya akan
meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu
yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus
dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai