Disusun oleh :
Kelompok 4
Nama Anggota : Nabila Maulidiyah (16020068)
Muhamad Reynaldi B S (16020078)
Widia Restu Ningsih (16020080)
Jumaira (16020092)
Dosen : Ir. Elly K., Bk. Teks.,M.Pd.
Asisten : Ikhwanul Muslim, S.ST.,MT
Eka O., S.ST.,MT.
Tanggal praktikum : 27 September 2017
BANDUNG
2017
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Kapas, serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian, tumbuh di biji
buah kapas di sekitar biji tanaman kapas. Sebuah serat tunggal adalah sel
memanjang yang datar, bengkok, berongga, struktur seperti pita. Sifat serat kapas
adalah memiliki kekuatan yang cukup tinggi dan dapat dipertinggi dengan proses
perendaman dalam larutan soda kostik. Hal ini juga akan menambah kilau dan daya
serap Serat pada waktu pencelupan atau proses kimia lainnya. Kekuatan Serat
kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat panjang rantai molekul
dan orientasinya. Kekuatan serat kapas dalam keadaan basah lebih tinggi
dibandingkan dalam keadaan kering. Oleh karena kapas sebagian besar tersusun
dari selulosa serat kapas pada umumnya tahan terhadap penyimpanan,
pengolahan, dan pemakaian sehari-hari, kapas bersifat higroskopis atau menyerap
air. Kapas memiliki ketahanan terhadap panas yang tinggi, dan tahan sabun alkali.
Asam akan merusak kapas dan membentuk hidroselulosa. Lebih jauh asam kuat
akan melarut kapas. Alkali sedikit berpengaruh pada kapas, kecuali larutan alkali
pekat akan menyebabkan penggelembungan pada serat, seperti pada proses
Merserisasi, yang menyebabkan Serat menjadi lebih mengkilap dan kekuatannya
juga lebih tinggi. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama pada
keadaan lembab, dan pada suhu hangat, kapas memiliki beberapa sifat istimewa,
misalnya mudah dicuci, dan dalam pemakaianny nyaman saat dipakai, menyerap
panas tubuh sehingga kapas lebih unggul dari serat-serat lain. Karakteristik serat
kapas
Bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama
2.2.Desizing
Proses penghilangan kanji bertujuan untuk menghilangkan kanji yang terdapat pada
bahan atau benang lusi pada kain hasil pertenunan tanpa merusak seratnya. Lapisan
kanji yang masih terdapat pada kain akan menghalangi penyerapan larutan pada
proses-proses selanjutnya. Proses pengkanjian dilakaukan pada benang-benang lusi
yang terbuat dari selulosa dan sintetik maupun campuran serat sebelum proses
pertenunan untuk menambah kekuatan dan daya tahan gesekan selama proses
pertenunan, agar jumlah putusnya benang kecil sehingga diperoleh mutu kain yang
baik. Sedagkan untuk benang-benang dengan antihan tinggi dan gintiran tidak harus
dilakukan pengkanjian karena mempunyai kekuatan yang lebih tinggi. Proses
penghilangan kanji ini memerlukan perhatian karena setiap karena setiap jenis kanji
mempunyai sifat khusus, seperti tepung kanji akan sulit larut dalam aiar dan dapat
dihilangkan dengan enzim, kanji PVA peka terhadap larutan alkali. Kanji poliakrilit
dapat dihilangkan dalam kondisi alkali atau oksidator. Oleh karena itu sebelum
dilakukan proses penghilangan kanji perlu diketahu lebih dahulu jenis dan kadar kanji
yamg digunakan.
2.3. Scouring
1. Proses pelaarutan zat putih telur atau zat-zat lain yang mengandung nitrogen
(protein). Protein dalam kapas adalah sisa-sisa protoplasma yang tertinggal
dalam lumen setelah selnya mati ketika buahnya membuka. Kadar protein dalam
kapas sekitar 3% dansetelah pemasakan kadar nitrogen menjadi kirakira 1/10
kadar aslinya.
2. Penyabunan lemak dan malam menjadi sabun yang selanjutnya akan
membantu sebagai zat pencuci dalam pemasakan. Kadar malam,lemak dalam
kapas sekitar 0,5-1,0 % . lemak, minyak dan malam merupakan ester atau
senyawa organic dengan berat molekul tinggi. Sehinngga dapat dihidroliusa
dengan alkali yang reaksinya disebut penyabunan.
3. Proses perubahan pectin dan zat organic lainnya menjadi garam yang larut.
Jumlah pectin dalam serat kapas sekitar 0,6-1,2% . pectin merupakan
karbohidrat dengan berat molekul tinggi dan struktur rantai seperti selulosa.
Selulosa pecah kedalam glukosa tetapi pectin terurai menjadi galaktosa,
pentose, asam poligalakturonat dan metil alcohol.
4. Proses pelepasan kulit biji dan kotoran lain selama proses pembuatan kain
atau penyimpanan melalui gerakan-gerakan mekanis alat penyabunan serta
pendispersian oleh zat pemasak.
Proses pengerjaan dapat dilakukan pada kondisi berbeda. Penggunaan NaOH 0,1%
pada suhu 100oC dengan waktu beberapa jam atau NaOH 85 pada suhu 120oC
dengan waktu 2-20 menit dapat menghilangkan sempurna kotoran tersebut. Banyak
alkali yang dipakai tergantung banyaknyakotoran dan berat kain. Pada proses
pemasakan perlu diperhatikan pH larutan atau jumlah alkali dan zat aktif permukaan,
suhu dan waktu proses yang tergantung dari jenis serat dan metode yang digunakan
seperti dengan atau tanpa tekanan. Pemasakan dengan suhu diatas 1000C apalagi
dengan tekanan tinggi besar kemungkinan akan terjadi oksiselulosa. Untuk
mengurangi kerusakan serat perlu ditambahkan zat peresukdi seperti NaHSO 3
sekaligus dapat memberi efek pemutihan bahan. Hasil pemasakan selain
memperoleh daya basah yang baik hasilnyapun harus rata, agar dapat menjamin
proses pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan. Penghilangan
yang efektif kotoran kapas terutama malam-malam adalah melalui pendidihan larutan
1 - 6 % NaOH, Ca(OH)2 atau Na2CO3. Pemilihan zat pembantu tekstil dalam larutan
alkali, hal yang penting untuk hasil yang baik, termasuk zat pelunak air seperti EDTA
(Etilena-Diamin-Tetra-Asetat) untuk melarutkan zat anorganik yang terdapat pada air
sadah dan zat aktif permukaan anionik seperti natrium lauril sulfat sebagai deterjen,
pendispersi dan pengilmulsi untuk menghilangkan malam-malam yang tidak dapat
disabunkan. Dalam beberapa proses, logam-logam sadah (CaMg) dapat membentuk
ikatan kompleks dan menghalangi kerja sabun, dan penggunaan pelunak air yang
tahan alkali mutlak ditambahkan. Pada kain rajut proses pemasakan dikerjakan
dibawah kondisi pengerjaan kain tenun karena kain rajut mempunyai struktur yang
lebih terbuka dan mudah dihilangkan kotorannya daripada kain tenun. Kadangkala
proses pencelupan kain rajut dibawah kondisi alkali sekaligus dapat membantu
penyabunan lemak. Jadi untuk menghilangkan kotoran seperti lemak, minyak dan
malam dapat dihilangkan dari bahan tekstil dengan tiga metode, yaitu :
1. Dengan penyabunan menggunakan alkali tanpa merusak seratnya.
2. Dengan pendispersian dan pengemulsian menggunakan sabun atau senyawa
aktif permukaan seperti deterjen.
3. Dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik.
Diketahui bahwa mekanisme yang terjadi pada proses pemasakan dengan zat aktif
permukaan adalah pembasahan kotoran jenis lemak berlangsung karena terjadinya
pengurangan sudut kontak antara kotoran dengan air, sehingga molekul-molekul zat
aktif permukaan akan terabsorsi pada permukaan. Karena gaya tarik terhadap serat
lebih besar daripada gaya tarik serat terhadap kotoran, maka kotoran yang menempel
pada permukaan kain iakhirnya terlepas. Proses pelepasan kotoran maksimum
terjadi diatas kondisi kritis misel, karena pada kondisi ini akan terbentuk misel sferik
atau bentuk misel lameral yang dapat mendispersikan dan mengemulsikan kotoran
lemak dan minyak pada kain sehingga kotoran larut dan stabil dalam air. Oleh karena
itu zat aktif permukaan berfungsi sebagai koloid pelindung terhadap partikel kotoran
yang lepas sehingga dapat mencegah kembalinya kotoran pada kain, maka proses
pelepasan kotoran berlangsung sempurna.
Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses pesiapan
penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan
proses yang dilakukan terpisah. Proses simultan banyak dilakukan untuk serat
sintetik dan campuranya karena macam dan jumlah kotorannya yang harus
dihilangkan tidak sebanyak pada serat alam, namun demikian proses ini kadang
juga dilakukan untuk serat kapas. Sebagai contoh proses simultan penghilangan
kanji-pemasakan. Pada proses ini digunakan zat penghilang kanji oksidator seperti
pemasakan yaitu NaOH selain menyabunkan kotoran sekaligus membantu
menggelembungkan kanji dan mempercepat penguraian oksidator H2O2.
III. PERCOBAAN
A. Alat
1. Beaker gelas 500ml
2. Pengaduk kaca
3. Kasa + kaki tiga + bunsen
4. Timbangan digital
5. Kain kapas
6. Mesin padder
B. Bahan
cara exhaust
cara pad-steam
Diagram Alir
Pengeringan
Timbang bahan, daya serap, iodium, dan derajat putih.
Evaluasi
3.4 Resep
resep simultan bahan kapas
Vlot 1 : 30 1 : 30 1 : 30 1 : 30
Stabilisator 3 3
1000
144,3 = 1000
160,2 = 3 3
+ Anti 160,2 = 163,5 =
0,4329 ml 0,4806 ml 1000 1000
Sadah + 0,4806 ml 0,4905 ml
Pembasah
Fungsi zat
- NaOH sebagai zat yang menyabunkan lemak, malam, minyak menjadi sabun
yang larut dalam air dan menggelembungkan serat sehingga mudah
menyerap larutan pemasakan.
- Scouring agent sebagai zat yang membantu kinerja NaOH untuk
menghilangkan oli, pelumas .
- Stabillisator berfungsi untuk mengambat logam untuk mengoksidasi kotoran
dan kapas supaya terhindar dari pilling dan mengontrol pelepasan oksigen
aktif.
- H2O2 35% sebagai zat pengelantang.
- Anti sadah sebagai zat yang mengikat logam Ca, Mg yang dapat mengendap
dan menurunkan kinerja NaOH dan sabun.
Berat awal 4,81 gram 5.34 gram 5,34 gram 5,34 gram
Berat akhir 4,60 gram 4,74 gram 4,72 gram 4,79 gram
4.2 Evaluasi