Anda di halaman 1dari 5

Sifat bahan kimia

No. Mudah larut Tidak mudah larut


1 Sodium saccharin atau Sakarin Triethanolamine (T.E.A)
2 Asam borat (boric acid) Resin Fenolik
3 Sodium Nitrit (NaNO2)  perak klorida
4 Sodium Ditionit ((Na2S2O4) Phospat (PO43-)
5 Semua garam dari anion nitrat (NO3) Sulfida (S2-)
6 Asam sulfat, (H₂SO₄) Karbonat (CO32-)
7 Kalium hidroksida Oksalat (C2O42-)
8 Hidrogen klorida (HCl) Timbal (II) Klorida (PbCl2)
9 Asam karbonat (H2CO3) Barium karbonat (BaCO3)
10 Alkohol Kalsium karbonat (CaCO3)
11 Metana (CH4)
12 Hidrogen sianida  (HCN)
13 Belerang dioksida (SO2)
14 Amonium hidroksida (NH4OH)
15 Karbondioksida (CO2)
16 Timbal (II) Nitrat (Pb(NO3)2)
Peran bahan kimia dalam industry tekstil

A. Bahan Tekstil
Tekstil diartikan sebagai barang atau benda yang bahan bakunya berasal dari serat (kapas,
polyester, rayon) dengan cara spinning (dipintal) menjadi benang lalu weaving (dianyam),
atau knitting (dirajut) menjadi kain setelah melakukan finishing (penyempurnaan) dengan
menggunakan bahan baku produk tekstil.
1. Serat merupakan suatu bahan utama untuk tekstil dimana memiliki ukuran pada
panjangnya lebih tinggi dibandingkan dengan lebarnya. Berdasarkan asalnya, serat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Serat buatan atau man made fibers ialah mineral (contohnya logam, asbes, gelas),
synthesis fiber (contohnya polyester/ teteron, acrylic, dan artificial fiber (contohnya
rayon dan acetate).
b. Serat alam atau natural fibers merupakan serat hewan hewani contoh unta, cashmere,
wol, dan sebagainya sedangkan serat nabati dari tumbuhan contohnya ramic, jute,
manila, kapas, dan sebagainya.

https://dokumen.tips/documents/serat-alami-dan-serat-buatan.html
Gambar.1 Serat Alam dan Serat Buatan

2. Benang yang asalnya dari serat yang telah dipintal. Jenis-jenis benang yaitu:
 Berdasarkan urutan prosesnya
 Carded Yarn (benang garuk) yang bahan bakunya berasal dari cotton, rayon, dan
plyester.
 Combed Yarn (benang sisir) yang bahan bakunya adalah cotton
 Blended Yarn (benang campur) yang bahan bakunya campuran antara dua jenis
serat, yaitu polyester dengan rayon atau polyester dengan cotton atau rayon
dengan cotton
 Open End Yarn (OE) yang bahan bakunya adalah cotton dan polyester

https://www.indiamart.com/proddetail/polyester-blended-yarn-4761763830.html
Gambar.2 Blended Yarn
3. Kain adalah hasil dari benang yang diproses dengan dianyam / ditenun / dirajut. Benang
tidak dapat langsung dirajut atau ditenun dikarenakan adanya pergesekan antara benang
lusi dan pakan yang mengakibatkan mudah putus. Agar tidak terjadi seperti yang tridak
diinginkan maka proses pembuatan kain haruslah melalui proses berurutan:
a. Benang dari mensin pintal atau ring spinning dalam bentukan gulungan palet cones
untuk menggulungkan lagi dengan mesin penggulung atau winding achine untuk
berubah jadi bentuk gulungan cones agar lebih mudah dimasukan ke mesin
penggulungan atau reeling dalam proses pensejajaran benang arah lusi atau warping.
Bila ingin mendapatkan kain yang mempunyai efek warna, maka lakukan proses
pencelupan benang.
b. Supaya benang lebih licin dipakai dan tidak mudah putus, maka diberi kanji diproses
ke sizingmachine.
c. Setelah itu bila telah kering mulailah benang itu ditenun atau dirajut.
d. Baik proses pembuatan itu ditenun atau dirajut dilakukan dengan metode gerakan
silang-menyilang antara dua benang yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus
serta berulang kali dengan gerakan yang sama sehingga menjadi sebuah bentuk
anyaman tertentu.

https://olympics30.com/jenis-kain/
Gambar.3 Kain

B. Proses Pembuatan Tekstil


Serat buatan dan serat alam (kapas) diubah menjadi barang jadi tekstil dengan
menggunakan serangkaian proses. Serat kapas dibersihkan sebelum disatukan menjadi
benang. Pemintalan mengubah serat menjadi benang. Sebelum proses penenunan atau
perajutan, benang buatan maupun kapas dikanji agar serat menjadi kuat dan kaku. Zat kanji
yang lazim digunakan adalah pati, perekat gelatin, getah, polivinil alkohol (PVA) dan
karboksimetil selulosa (CMC). Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan
proses kering.
Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam (untuk pati) atau hanya air
(untuk PVA atau CMC). Penghilangan kanji pada kapas dapat memakai enzim. Sering pada
waktu yang sama dengan pengkanjian, digunakan pengikisan (pemasakan) dengan larutan
alkali panasuntuk menghilangkan kotoran dari kain kapas. Kapas juga dapat dimerserisasi
dengan perendaman dalam natrium hidroksida, dilanjutkan pembilasan dengan air atau asam
untuk meningkatkan kekuatannya.
Penggelantangan dengan natrium hipoklorit peroksida atau asam perasetat dan asam borat
akan memutihkan kain yang dipersiapkan untuk pewarnaan . Kapas memerlukan
pengelantangan yang lebih ekstensif daripada kain buatan (seperti pendidihan dengan soda
abu dan peroksida).
Pewarnaan serat, benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau dengan memakai
proses kontinyu, tetapi kebanyakan pewarnaan tekstil sesudah ditenun. Di Indonesia denim
biru (kapas) dicat dengan zat warna. Kain dibilas diantara kegiatan pemberian warna.
Pencetakan memberikan warna dengan pola tertentu pada kain diatas rol atau kasa.

Referensi:
N., Sari, I. N., Ananda, R., & Gultom, M. D. P. (2019, June 18). Industri Tekstil.
https://doi.org/10.31227/osf.io/nxjpr

Anda mungkin juga menyukai