Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Material Limbah Tekstil


Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses
pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan,
merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses
penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat
dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis.
Material yang digunakan untuk kerajinan limbah tekstil terdiri dari limbah
padat atau sisa produksi, yang dihasilkan dari proses produksi. Sisa produksi
dapat berupa sisa benang pada kones (cone ends), kain sisa (perca), sisa bahan
tambahan seperti bisban, tali, kerah, busa pelapis, dan cones bekas benang.
limbah tekstil dibagi menjadi dua menurut wujudnya yaitu cair dan padat.

Limbah tekstil padat merupakan limbah tekstil yang berupa padat. Limbah
ini dapat berupa sisa benang, sisa kain, dan sisa bahan lain/aksesoris. Limbah
tekstil cair merupakan limbah cair dominan yang dihasilkan industri tekstil karena
terjadi proses pemberian warna (dyeing), yang di samping memerlukan bahan
kimia, juga memerlukan air sebagai media pelarut. Limbah industri tekstil
tergolong limbah cair dari proses pewarnaan yang merupakan senyawa kimia
sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang kuat. Bahan pewarna tersebut telah
terbukti mampu mencemari lingkungan. Lingkungan yang tercemar akan
mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya baik secara

langsung maupun tidak langsung. Dalam kegiatan industri, air yang telah
digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan, tetapi
air limbah industri harus mengalami proses pengolahan sehingga dapat
digunakan lagi atau dibuang ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran.
Proses pengolahan air limbah industri adalah salah satu syarat yang harus dimiliki
oleh industri yang berwawasan lingkungan.

2.2 Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat tekstil adalah seratserat yang digunakan untuk aplikasi tekstil. Serat dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1) Serat alam
Serat alam, serat alam terbagi dalam 2 kategori, serat yang berasal dari
tumbuhan dan serat yang berasal dari hewan. Kapas, rami, kapuk adalah
beberapa contoh serat alam yang berasal dari tumbuhan, sedangkan wol dan
sutera serat yang berasal dari hewan.
2) Serat buatan (sintetis)
Bahan baku serat buatan ini berasal dari hasil sintesis polimerisasi, misalnya
polyester, nilon, poliuretan, polivinil, dsb.

2.3 Perbedaan Serat Alam dan Serat Sintetis


Untuk dapat melihat potensi material limbah, pengetahuan akan bahan
baku limbah sangat diperlukan. Maka terlebih dahulu harus diketahui sifat
dari bahan-bahan tersebut.
1. Katun
Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis (menyerap air), mudah
kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekuatannya bertambah lebih
kurang 25%, dapat disetrika dalam tempetatur panas yang tinggi.
2. Wol

Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal sehingga tidak mudah kusut, bila
wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang.
3. Sutera
Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin, berkilap, kenyal, dan kuat. Dalam
keadaan basah sutera berkurang kekuatannya sebesar 15%. Bahan
sutera banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa sejuk.
4. Dakron, polyester, dan Nylon
Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut sehingga
tidak perlu disetrika, kuat, tahan lama untuk dipergunakan, dan tahan
panas.
5. Brokat, lame, dan songket
Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame, dan songket ini mudah
berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan
temperatur setrika yang tinggi.
Namun, secara umum bahan-bahan yang terbuat dari serat tumbuh
tumbuhan akan memiliki sifat sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)

Bila dibakar akan berbai seperti rambut atau kertas terbakar.


Meninggalkan abu
Mudah kusut bila diremas
Mudah menyerap air
Jika diraba akan terasa hangat dan berserat

Contohnya dapat berupa serat kapas, nanas, dan kelapa.

Bahan dari serabut hewan, sutera maupun bulu hewan memiliki ciri
sebagai berikut:

a)
b)
c)
d)

Bila dibakar akan berbau seperti tanduk atau tulang terbakar


Meninggalkan bundaran keras
Tidak mudah kusut bila diremas
Bahan dari wol akan terasa hangat, sedangkan dari sutera akan terasa dingin

Contohnya dapat berupa bulu domba dan ulat sutra.

Bahan non-organik atau sintesis yang dibuat dari hasil pengolahan minyak
bumi akan memiliki sifat sebagai berikut:
a) Bila dibakar akan berbau seperti minyak terbakar
b) Tidak mudah kusut bila diremas
c) Sulit menyerap air karena tidak memiliki pori-pori dan licin
Contohnya dapat berupa asbes, benang logam, nylon, dan polyester.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa material limbah tekstil
sangat diperlukan untuk membuat suatu produk kerajinan tekstil. Tiap-tiap
produk kerajinan tekstil dapat menggunakan material limbah tekstil yang
beragam jenis. Ada sifat yang mudah kusut dan ada juga sifat yang tidak
mudah kusut. Sehingga, setiap produk kerajinan tekstil mempunyai sifat yang
bermacam-macam tergantung pada material limbah tekstilnya.

3.2 Saran
Sebaiknya kita harus dapat memanfaatkan kembali limbah tekstil yang
terdapat di sekitar kita, baik itu limbah padat maupun cair. Selain itu, dengan
memanfaatkan limbah tekstil cair juga dapat mengurangi efek pencemaran
lingkungan yang dikarenakan limbah tersebut langsung dibuang di perairan
sungai.

Anda mungkin juga menyukai