Anda di halaman 1dari 10

Sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari terdiri atas empat materi

pokok, yaitu bahan serat, bahan karet, bahan liat dan keramik, bahan gelas dan bahan kayu.

Sumber : http://bse.kemdikbud.go.id/buku/kurikulum2013 (http://sains2day.blogspot.com)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan berbagai macam alat. Alat-alat yang kita pakai itu
terbuat dari berbagai macam bahan yang berbeda-beda. Bahan tersebut ada yang termasuk bahan sintetis.

Pada bab ini akan diajarkan sifat bahan dan kegunaan beberapa bahan seperti serat, karet, kayu,
keramik, dan gelas.
A. Bahan Serat
Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil. Sayuran dan buah-buahan
merupakan makanan berserat tinggi yang sangat baik bagi sistem pencernaan makanan. Serat juga
digunakan sebagai bahan baku tekstil (bahan pembuat pakaian). Secara kimiawi serat adalah suatu polimer.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi serat alami (polimer alami) dan serat
sintetis (polimer sintetis).

1. Serat Alami (Polimer Alami). Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh
tekstil dari selulosa adalah katun dan linen. Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari
rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh labalaba, dan kepompong ulat sutera. Contoh
tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera. Serat mineral, umumnya dibuat dari mineral asbetos
2. Serat Sintetis, Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya tidak
tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis adalah rayon,
polyester,dakron dan nilon.
3. Serat Campuran. Serat campuran adalah TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun,
dan TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon. Ciri dari tekstil ini kurang dapat
menyerap keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan
menghasilkan abu dan arang.

Gambar 1. Serat alami (kapas)


Sumber: http://www.mayacrafts.asia

Gambar 2. Serat Sintetis (Polyester)


Sumber: http://apobaeado.blogspot.co.id/2013/05/serat-alami-dan-serat-buatan-sintetis.html

Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-ciri seratnya antara lain kehalusan,
kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat
dapat dilakukan dengan analisis pembakaran.
Karakterisktik bahan serat:

1. Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik: bahan terasa dingin dan sedikit kaku,
mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur. Serat kapas mudah terbakar, kalau
terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna
kelabu. Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus, lebih kuat, berkilau
lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan seterika panas.
2. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas terbakar, dan
meninggalkan abu berwarna kelabu.
3. Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat
halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup
tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau seperti rambut terbakar, bekas
pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan.
4. Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi,
dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran
terbentuk gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar.
5. Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya mulurnya sangat rendah, hanya
sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan
penghantar listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk pelapis
kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.
6. Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat kuat, tidak mudah
kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri. Nylon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh
bila dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna cokelat.
7. Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah kusut, tahan terhadap
sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan
serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam, meninggalkan tepi
yang keras dan berwarna cokelat muda. Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat
dicampurkan untuk memperbaiki kualitas bahan.
8. TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun, dan TR (Tetoron Rayon) campuran dari
polyester dan rayon. Ciri dari tekstil ini kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di badan,
tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang.

B. Bahan Karet
Karet dihasilkan oleh pohon karet (Hevea brasiliensis) berupa getah seperti susu yang disebut lateks.
Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek
tumbuhan tersebut.

1. Karet Alam. Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang merupakan polimer
alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakan makromolekul poliisoprena (C5H8)n. Karet
alam memiliki banyak sifat unggul. Karet alam memiliki daya elastis atau daya lenting yang baik,
plastisitas yang baik, mudah pengolahannya, tidak mudah aus (tidak mudah habis karena gesekan),
dan tidak mudah panas. Sifat unggul lain dari karet alami adalah memiliki daya tahan yang tinggi
terhadap keretakan, tahan hentakan yang berulang-ulang, serta daya lengket yang tinggi terhadap
berbagai bahan. Dalam bidang industri, karet alam memiliki peran yang sangat besar. Contohnya
adalah ban pesawat terbang dan ban mobil balap dibuat dari bahan baku utama karet alam murni.
2. Karet Sintetis. Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara,
minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari karet sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang
terdiri dari lebih dari satu jenis monomer. Karet sintetis dapat diubah susunannya sehingga diperoleh
sifat yang sesuai dengan kegunaannya. Karet sintetis dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
bahkan dapat menggantikan fungsi karet alam. Karet sintetis mempunyai beberapa keunggulan
dibanding karet alam yaitu tahan terhadap suhu tinggi/panas, minyak, pengaruh udara, dan kedap
gas.
Gambar 3. Bahan Karet (Karet Alam)
Sumber: http://cahya-teach.blogspot.co.id

Gambar 4. Gambar Pemanfaatan Karet Sintetis


Sumber: http://fanirajayamandiri.indonetwork.co.id/product/karet-sintetis-karet-packing-4464240

Karet sintetis memiliki banyak jenis:

1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang tinggi terhadap minyak,
digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot, serta
peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor.
2. CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap nyala api, digunakan sebagai bahan pipa
karet, pembungkus kabel, seal, gaskot, dan sabuk pengangkut.
3. IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk bahan ban
bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat penyimpan lemak dan
minyak.

Berikut adalah video mengenai bahan karet:

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=b6y6UjFKIoA

C. Bahan Tanah Liat dan Keramik


Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan keramik. Secara kimiawi tanah liat
termasuk hidrosilikat alumina. Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila kering, dan
bila dibakar menjadi padat dan kuat. Secara umum barang-barang yang dibuat dari tanah liat dinamakan
keramik. Namun, saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu keramik tradisional yang bahan bakunya dari tanah
liat dan keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari oksida oksida logam atau logam,
seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dan lainnya). Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen
pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya, keramik tradisional dibedakan menjadi
tembikar (terakota), gerabah (earthenware), keramik batu (stoneware), dan porselen (porcelain). Terakota
atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran sekitar 1000 C.
Gerabah adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran 1200 C. Bahan baku
keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya kuarsa dan air, dibakar sampai suhu
1200 C-2000 C. Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada
pembakaran 15000 C.

Berikut beberapa contoh produk yang terbuat dari bahan baku tanah liat:

1. Batu bata merah, genting, lubang anginangin hiasan genting, merupakan jenis produk terakota atau
tembikar.
2. Kendi, gentong, cobek, tutup pengukus, pot bunga, dan celengan dari tanah liat merupakan jenis
produk gerabah.
3. Mangkuk sayur, piring, cangkir, tatakan, dan teko merupakan produk jenis keramik.
4. Tegel, perlengkapan saniter (bak pencuci, bak mandi), dan isolator listrik merupakan produk jenis
porselin.

Kualitas terakota, gerabah, dan keramik lebih rendah dari porselin. Secara kasat mata sulit membedakan
kualitas produk tanah liat dari tembikar sampai porselin, karena yang membedakan adalah komposisi
kandungan mineral dari bahan dan tingkat pembakarannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
membedakan tingkat pembakarannya adalah mengetahui perbedaan suara dari suatu keramik yang telah
dibakar. Makin nyaring suara suatu keramik disentuh atau dipukul, maka makin tinggi juga suhu
pembakarannya. Tanah liat menjadi bahan utama dari produk gerabah. Selain produk gerabah, tanah liat
juga dapat dibuat menjadi bahan pembuat keramik. Saat ini keramik dapat dibuat dengan bahan tanah liat
yang sudah dalam bentuk kemasan siap pakai, dikenal dengan Ready mix. Peralatan yang diperlukan untuk
membuat keramik, antara lain mixer digunakan untuk mengaduk bahan keramik, glasir yang berfungsi
mengkilapkan, cetakan gypsum, penggiling glasir, rak pengering, pencelup glasir, dan oven atau tungku
pemanas.

Gambar 5. Produk dari bahan tanah liat


Sumber: http://kursusjahityogya.blogspot.co.id
Teknik Pembuatan Keramik
Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan keramik, yaitu:

1. pembentukan tangan langsung (hand building).


2. teknik putar (throwing), dan
3. teknik cetak (casting).

Secara umum langkah-langkah pembuatan keramik sebagai berikut.

1. Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang
dikehendaki.
2. Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat pada badan keramik.
3. Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi bahan yang padat, keras, dan kuat.
4. Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses pengeringan. Glasir merupakan material
yang terdiri atas beberapa bahan tanah atau batuan silikat yang akan membuat permukaan keramik
seperti gelas yang mengkilap.
5. Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan dengan motif-motif yang menarik.
6. Pembakaran kembali dalam oven dengan suhu lebih kurang 800 C.
7. Pengemasan sesuai permintaan.

D. Bahan Gelas
Gelas merupakan benda padat, dan strukturnya berbeda dengan keramik. Gelas merupakan senyawa
kimia dengan susunan yang kompleks, diperoleh dengan pembekuan lelehan melalui pendinginan. Bahan
baku pembuatan kaca ada dua kelompok yaitu (1) bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi
pasir silika, soda abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet), dan (2) bahan yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil meliputi natrium sulfat, natrium bikroma, selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur dan
feldspar sangat melimpah di Indonesia. Gelas adalah produk yang bersifat bening, tembus pandang secara
optik, dengan kekerasan yang cukup. Gelas bersifat sangat rapuh, mudah pecah menjadi pecahan yang
tajam, mudah dimodifikasi bentuknya dengan proses kimia atau pemanasan, sehingga memiliki sifat
estetika atau keindahan yang tinggi.
Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa sifat unggul berikut.

1. Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.


2. Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan kimia).
3. Dapat didaur ulang.
4. Dapat ditutup kembali setelah dibuka.
5. Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.
6. Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
7. Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
8. Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami kerusakan.

Keunggulan sifat-sifat gelas tersebut memungkinkan produk-produk gelas digunakan untuk menunjang
kebutuhan sehari-hari meliputi barang setengah jadi maupun produk gelas yang siap jadi. Contoh produk
barang setengah jadi adalah lempengan kaca, pipa kaca, benda kaca berongga untuk bahan membran dan
penyaring, dan benda kebutuhan rumah tangga. Produk gelas yang siap pakai meliputi perabotan rumah
tangga (piring gelas, cangkir gelas, botol gelas, dan lainnya), peralatan laboratorium (tabung reaksi, pipa
kaca, beker gelas, kaca pembesar, dan lainnya), bahan bangunan atau industri seperti kaca jendela, bola
lampu, lampu gantung, genting kaca, dan asesoris seperti manik-manik.
Kaca terbuat dari silikon oksida (pasir), kapur, soda, dan oksida logam. Oksida logam yang ditemukan
di sebagian besar kaca jendela adalah natrium, kalsium, magnesium, dan aluminium. Lampu mobil dan
kaca tahan panas tertentu mengandung boron oksida. Jenis kaca berbeda memiliki karakteristik fisik yang
berbeda. Salah satu sifat fisik kaca adalah densitas atau kepadatan. Kepadatan adalah massa persatuan
volume.

Gambar 6. Produk dari bahan gelas (Gelas Ukur)


Sumber: http://www.mystupidtheory.com

Gambar 7. Produk dari bahan gelas


Sumber: https://soebedjo.wordpress.com/2011/07/14/ukiran-gelas/
Rumus
Karena jenis kaca berbeda mengandung kombinasi oksida logam berbeda, mereka memiliki
kepadatan berbeda. Kepadatan zat tetap konstan, tidak peduli berapa ukuran substansinya.

Keterangan :

p = Massa Jenis (kg/m3 atau g/cm3)

m = Massa benda (kg atau gram)


v = Volume benda (m3 atau cm3)

E. Bahan Kayu
Kelompok tumbuhan batang berkayu dibedakan antara perdu dan pohon. Pada umumnya kayu yang
digunakan sebagai bahan untuk berbagai keperluan diperoleh dari kelompok tumbuhan berkayu berupa
pohon. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan masak seperti sendok kayu, perabot
(meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, alat transportasi (perahu), dan
banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera
mata.

Kayu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena mengandung komponen penting yaitu selulosa,
lignin, dan senyawa ekstraktif (senyawa tertentu yang dapat diambil dari kayu). Selulosa merupakan
senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa merupakan bahan
utama pembuatan kertas dan tekstil. Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, meliputi 18-28% berat
kayu. Secara kimiawi, kayu keras dan kayu lunak dibedakan pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung
di dalamnya. Senyawa ekstraktif dapat berupa zat warna, getah, resin, lilin, dan lainnya, yang jumlah dan
jenisnya tergantung spesies pohonnya. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu
dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan nonkayu.

Pemanfaatan kayu disesuaikan dengan sifat-sifatnya. Kayu dari jenis pohon yang berbeda mempunyai
sifat yang berbeda. Pengenalan atas sifatsifat akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu
untuk tujuan pengunaan tertentu. Berikut beberapa sifat kayu.

1. Bobot dan Berat Jenis. Bobot suatu jenis kayu bergantung pada kandungan zat kayu, jumlah
poripori, zat ekstraktif, dan kadar air. Bobot kayu ditunjukkan dengan berat jenis.
2. Keawetan. Keawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama dan penyakit perusak kayu,
misalnya serangga dan jamur. Keawetan kayu disebabkan kandungan senyawa ekstraktif di dalam
kayu. Kayu jati memiliki senyawa ekstraktif tectoquinon, kayu ulin mengandung silika. Kedua jenis
kayu tersebut memiliki tingkat keawetan yang tinggi.
3. Warna. Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda. Warna kayu juga dipengaruhi oleh posisinya dalam batang, umur pohon dan
lingkungan. Kayu dari pohon yang tua warnanya lebih gelap dari kayu yang masih muda meskipun
jenisnya sama. Kayu kering warnanya berbeda dengan kayu basah.
4. Tekstur. Tekstur adalah ukuran relatif serat kayu, yang teksturnya kasar, sedang, dan halus. Arah
serat adalah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu terhadap sumbu batang. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).
5. Kesan Raba. Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar,
halus, licin, dingin, berminyak, dan lainnya). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung
dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu.
6. Bau dan Rasa. Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang. Untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kayu kulim) dan bau zat
penyamak (kayu jati).
7. Nilai Dekoratif. Nilai dekoratif berhubungan dengan keindahan. Nilai dekoratif kayu tergantung
dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan pola-pola tertentu.
8. Kekerasan atau Densitas. Kekerasan kayu berhubungan langsung dengan bobot kayu. Kayu-kayu
yang keras juga termasuk kayu yang berat. Kayu-kayu yang ringan termasuk kayu yang lunak.
Berdasarkan kekerasannya kayu digolongkan menjadi dua, yaitu kayu lunak (soft wood) dan kayu
keras (hard wood). Kayu lunak yaitu kayu yang yang berasal dari tumbuhan yang berdaun seperti
jarum misalnya pinus. Ciri fisik kayu lunak memiliki lubang pori-pori besar. Kayu keras berasal
dari tumbuhan yang daunnya lebar misalnya jati dan mahoni. Ciri fisik kayu keras adalah serat
kayunya berbentuk bulat telur atau spiral, dan ikatan antarpori-porinya lebih kuat.

Gambar 8. Bahan kayu


Sumber : http://www.pengawetkayu.com
Gambar 9. Produk dari Bahan Kayu
Sumber: https://roshvisualblog.wordpress.com/2014/06/25/furnitur-mebel-kayu-jati-yogyakarta/

Anda mungkin juga menyukai