2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis
menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk
benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing),
dan teknik cetak (casting).
3. Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada
badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:
(1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai
akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori
hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah
massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan
dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang
mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu
saja mineral yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa
reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir.
Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup
dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan.
Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih
kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Di gunakan untuk mencetak hiasan yang lebih rumit. Teknikini di awali dengan
membuat model dengan tanah liat dan di lapisi lilin. Kemudian menuangkan
perunggu di dalamnya. Setelah perunggu dingin cetakan dapat di pecah.
2. Teknik Etsa
Kata etsa berasal dari bahasa Jerman yang berarti berkorosi atau berkarat.
Teknik ini di lakukan dengan merendam benda di dalam larutan asam. Tujuanya
untuk melarutkan sebagian dari permukaan benda yang akan di bentuk.
3. Teknik Ukir
Merupakan teknik yang sudah di kenal sejak zaman batu muda. Pada saat itu
benda benda di rumah tangga di beri ukiran, misalnya gerabah atau kayu. Motif
ukirannya : Zig-zag, segitiga, garis, lingkaran dan tumpal.
4. Teknik Ukir Tekan
Merupakan teknik membuat hiasan di atas plat logam tipis dengan ketebalan 0,2
mm untuk plat kuningan dan 0,4 mm untuk plat logam tembaga. Teknik ini di lakukan
dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk motif yang di inginkan.
5. Teknik Bubut
Teknik ini memerlukan alat pemotong , mengiris dan menyayat untuk
membentuk benda yaitu pahat bubut. Contoh kerajinan ini adalah vas bunga dari
kayu, asbak kayu,dll.
6. Teknik Anyam
1. Batu
2. Logam
3. Kayu
4. Plastik
5. Keramik
Teknik pengolahan panas basah adalah pengolahan bahan makanan dengan berbahan
cairan sebagai pematang.
Teknik Merebus (Boiling)
Merebus adalah mengolah bahan makanan dengan cairan yang sudah mendidih. Cairan
yang dapat digunakan yaitu air, kaldu, dan susu.
Teknik mengetim
Mengetim adalah memasak bahan makanan pada dua panci berbeda, satu besar dan satu
kecil. Biasanya untuk membuat cokelat.
Karakteristik sayuran
1. terdapat vitamin dan gizi di dalamnya
2. umbi lapis,umbi batang,dan umbi akar
3. sebagian besar berwarna hijau berklorofil
4. Sangat dibutuhkan oleh tubuh
5. mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan
Jenis dan manfaat bahan pangan setengah jadi dari serelia, kacang-
kacangan
1.ubi jalar(tepung ubi jalar,gaplek,pati ubi jalar.
Singkong/ubi kayu(tiwul instan,beras singkong,tepung tapiok,tepung singkong)
Talas(tepung talas)
kentang (tepung kentang,kentang beku)
Penyajian/Kemasan
Untuk penyajian, masukkan es batu pada gelas kaca/plastik, lalu masukkan air dan daging
kelapa muda. Agar mudah menyantapnya,beri sedotan atau sendok.
Penyajian ataupun kemasan merupakan tahap akhir dari proses pembuatan produk olahan
pangan. Penyajian/pengemasan memegang peranan penting dalam produksi pengolahan
pangan karena akan menjadi daya tarik orang untuk memakannya atau konsumen untuk
membelinya. Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. Penggunaan
wadah kemasan biasanya untuk makanan yang dibawa pulang oleh pembeli.
Penyajian/pengemasan produk pangan telah dilakukan sejak masa lampau. Biasanya,
minuman tradisional tertentu disajikan atau dikemas dengan menggunakan buah itu sendiri
dan minuman air nira pada buluh bambu.