Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan berbagai alat dan bahan
untuk membantu ataupun memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai alat atau bahan
yang kita miliki mempunyai sifat-sifat bahan tertentu, yaitu ada bahan atau alat
yang keras, lembut, kasar, halus, dan lain sebagainya. Segala kebutuhan
manusia mengenai penggunaan alat atau bahan disesuaikan dengan sifat bahan
dari alat atau bahan tersebut untuk digunakan dalam hal tertentu. Misalnya saja,
seperti alat-alat untuk memasak maka alat yang digunakannya adalah alat yang
mempunyai sifat utama yaitu keras. Sebagai penunjang kebutuhan hidup
manusia, perlu mengetahui beberapa sifat bahan yang umum digunakan. Setiap
jenis bahan yang berbeda memiliki sifat dan kegunaannya masing-masing.
Untuk itu perlu mengenali bahan-bahan yang digunakan dalam membantu
kegiatan manusia, terutama dari segi sifat, ciri, dan fungsi serta manfaatnya.
Beberapa jenis benda yang ada disekitar kita ada yang terbuat dari logam
dan nonlogam. Bahan logam dapat dibedakan menjadi bahan logam besi dan
non besi. Logam besi merupakan logam yang mengandung besi (Fe) sebagai
unsur utamanya. Contohnya, mesin kendaraan bermotor dan mesin pabrik.
Logam non besi merupakan bahan yang mengandung sedikit atau tanpa besi.
Contohnya, alumunium untuk peralatan masak, tembaga untuk alat-alat listrik,
dan nikel untuk bahan campuran uang logam. Sedangkan, bahan non logam
dibedakan menjadi: polimer, keramik, gelas, bahan biologi atau biomaterial,
dan lain sebagainya. Polimer tersusun dari gabungan beberapa monomer.
Monomer adalah kelompok kecil molekul yang dapat dirangkaikan menjadi
polimer. Salah satu contoh monomer adalah molekul glukosa. Ketika monomer-
monomer glukosa bersatu, akan dapat terbentuk selulosa. Dengan demikian,
selulosa adalah polimer. Barang yang ada di sekitar kita juga ada yang terbuat
dari keramik. Keramik adalah barang dari tanah liat yang dibakar, seperti
gerabah, genteng, porselin dan sebagainya. Selain berbagai benda yang telah
disebutkan tadi, kamu akan menemukan benda-benda yang terbuat dari gelas
maupun kayu.

1
Setelah mengetahui sifat-sifat bahan maka akan memudahkan kita untuk
memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar kita. Sehingga dalam
menunjang kebutuhan hidup akan lebih efisien dan efektif. Pada makalah ini
akan diuraikan sifat bahan dan kegunaan beberapa bahan seperti serat, karet,
kayu, keramik, dan gelas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu, antara lain :
a. Apakah pengertian dari bahan (serat, karet, tanah liat dan keramik, gelas,
kayu)?
b. Apa sajakah sifat dan ciri-ciri dari bahan (serat, karet, tanah liat dan
keramik, gelas, kayu)?
c. Bagaimanakah pemanfaatan dari bahan (serat, karet, tanah liat dan keramik,
gelas, kayu)?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam makalah ini
yaitu, antara lain :
a. Menjelaskan pengertian dari bahan (serat, karet, tanah liat dan keramik,
gelas, kayu).
b. Menyebutkan sifat dan ciri dari bahan (serat, karet, tanah liat dan keramik,
gelas, kayu).
c. Menjelaskan manfaat dari bahan (serat, karet, tanah liat dan keramik, gelas,
kayu).
1.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Dengan adanya penulisan makalah ini, maka bagi penulis dapat dijadikan
sebagai pelatihan penulisan karya ilmiah dan mengasah daya serap kami
dalam menunjang pembelajaran khususnya pada mata kuliah IPA-2 yang
tertuang pada tulisan makalah ini yaitu berjudul Sifat Bahan dan
Kegunaannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari.

2
b. Bagi Pembaca
Dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan kepada pembaca sebagai
sumbangan atau tambahan referensi pembelajaran yang terkait dengan
Sifat Bahan dan Kegunaannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari. dan juga
untuk menunjang hasil pembelajaran pada mata kuliah IPA-2.
c. Bagi Lembaga Pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahan Serat
2.1.1 Pengertian Bahan Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Manusia
menggunakan serat dalam banyak hal yaitu untuk membuat tali, kain,
benang atau kertas. Berdasarkan sumbernya serat dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu serat alam dan serat sintetis.

a. Serat Alami
Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan
mineral. Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan,
misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa
adalah katun dan linen. Serat hewan berupa serat protein dapat
diperoleh dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh
labalaba, dan kepompong ulat sutera. Contoh tekstil dari serat
protein yaitu wol dan sutera. Serat mineral, umumnya dibuat dari
mineral asbetos.
b. Serat Sintetis
Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia,
bahan dasarnya tidak tersedia secara langsung dari alam. Contoh
kain yang terbuat dari serat sintetis adalah rayon, polyester, dakron
dan nilon.

4
2.1.2 Sifat Bahan Serat
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-
ciri dan sifat seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan
kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari
bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran. Namun,
analisis pembakaran ini harus dilakukan dengan hati-hati. Berikut
merupakan ciri-ciri jenis bahan serat, diantaranya :
a. Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik sebagai
berikut: bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah
menyerap keringat, rentan terhadap jamur. Serat kapas mudah
terbakar, kalau terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti
kertas, dan meninggalkan abu berwarna kelabu. Serat linen
dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus, lebih kuat,
berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan seterika
panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan
terus, berbau seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu
berwarna kelabu.
b. Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut,
tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang
tahan terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup
tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau
seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam,
bulat, dan mudah dihancurkan.
c. Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting,
kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas
yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran
terbentuk gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar.
d. Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya
mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan
panas dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan penghantar
listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak
dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.

5
e. Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau,
elastisitas sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan
jamur dan bakteri. Nylon tidak tahan panas, mudah terbakar,
meleleh bila dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk
pinggiran keras yang berwarna cokelat.
f. Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak
mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi,
daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan
serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya
cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat
muda.
2.1.3 Kegunaan Bahan Serat Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan
untuk memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat
campuran adalah TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan
katun, dan TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon. Ciri
dari tekstil ini kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di badan,
tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu
dan arang.
2.2 Bahan Karet
2.2.1 Pengertian Bahan Karet
Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui
polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangnya adalah sama
sebagaimana 1,4-poliisoprena. Dimana isoprena merupakan produk
degradasi utama karet. Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari
97% cis-1,4-isoprena, dikenal sebagai Hevea Rubber. Hampir semua
karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari 32-35% karet dan
sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol
ester dan garam. Lateks biasa dikonversikan ke karet busa dengan aerasi
mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi.
Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet
yang linear mengalami reaksi sambung silang (crosslinking) sehingga

6
menjadi molekul polimer yang membentuk rangkaian tiga dimensi.
Reaksi merubah karet yang bersifat plastis (lembut) dan lemah menjadi
karet yang elastis, keras dan kuat. Vulkanisasi juga dikenal dengan
proses pematangan, dan molekul karet yang sudah tersambung silang
dirujuk sebagai vulkanisasi karet. Secara umum vulkanisasi dibagi
menjadi tiga sistim yaitu pemvulkanisasian konvensional, semiefisien,
dan efisien. Untuk tujuan pembedaan ketiga sistim ini dibedakan
berdasarkan jumlah kuratif (perbandingan antara sulfur dan pencepat)
yang digunakan. Ketiga tujuan pembedaan antara sistim effisien dan
tidak efisien (sistim konvensional) digunakan faktor efisien sambung
silang
Karet dihasilkan oleh pohon karet berupa getah seperti susu yang
disebut lateks. Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan
menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek tumbuhan. Pohon karet
pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah
percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil
dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini
banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan
sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman
karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet
pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor. Sumber utama
karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Untuk
mendapatkan karet alam, dilakukan penyadapan terhadap batang pohon
tanaman karet hingga dihasilkan getah kekuning-kuningan yang disebut
dengan lateks. Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi
30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan
terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap
jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun.
Penyadapan lateks dapat dilakukan dengan mengiris sebagian dari kulit
batang. Penyadapan ini harus dilakukan secara hati-hati karena
kesalahan dalam penyadapan dapat membahayakan bahkan mematikan
pohon karet.

7
Produk dari penggumpalan lateks selanjutnya diolah untuk
menghasilkan lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet
remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet.
Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk
bahan baku industri (sheet, crumb rubber) dan produk turunannya
seperti ban, komponen dan sebagainya. Hasil utama dari pohon karet
adalah lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat
berupa lateks segar, slab/koagulasi, ataupun sit asap/sit angin.
Selanjutnya produk-produk tersebut akan digunakan sebagai bahan
baku pabrik Crumb Rubber (Karet Remah), yang menghasilkan
berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, bola.
2.2.2 Sifat Bahan Karet
a. Sifat Karet Alam
Warnanya agak kecoklatan, sifat mekaniknya tergantung
pada derajat vulkanisasi, melunak pada suhu 1300C dan terurai
pada suhu 2000C. Sifat kimia karet alam kurang baik terhadap
ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat tersebut dapat larut
dalam hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet yang
kenyal agak mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon. Sifat
sifat karet yang terpenting untuk menjamin mutunya adalah : 1)
Viscositasnya harus rendah; 2) Ketahanan oksidasi harus cukup
tinggi; 3) Sifat sifat pematangan harus cepat matang; 4) Kadar
zat tambahan dan kotoran harus serendah mungkin.
2.2.3 Bahan Karet Alami dan Bahan Karet Buatan
Karet merupakan polimer yang bersifat elastis, sehingga dinamakan
pula sebagai elastomer. Saat ini karet tergolong atas karet sintetik dan
karet alam.
a. Karet Alami
Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup
baik, kualitas dan hasil produksi karet alam sangat terkenal.
Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil
dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah. Daya tahan karet

8
terhadap benturan, goresan, dan koyakan sangat baik. Namun
karet alam tidak begitu tahan terhadap faktor faktor
lingkungan, seperti oksidasi dan ozon. Karet alam juga
mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan bahan
kimia seperti bensin, minyak tanah, bensol, pelarut lemak
(degreaser), pelarut, pelumas sintetis dan cairan hidrolik.
Karena sifat fisik dan daya tahannya, karet alam dipakai untuk
produksi produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang
tinggi dan panas yang rendah (misalnya ban pesawat terbang,
ban truk raksasa, dan ban ban kendaraan) dan produksi -
produksi teknik lain yang memerlukan daya tahan sangat tinggi.
Karet alam memiliki banyak sifat unggul. Karet alam
memiliki daya elastis atau daya lenting yang baik, plastisitas
yang baik, mudah pengolahannya, tidak mudah aus (tidak
mudah habis karena gesekan), dan tidak mudah panas. Sifat
unggul lain dari karet alami adalah memiliki daya tahan yang
tinggi terhadap keretakan, tahan hentakan yang berulang-ulang,
serta daya lengket yang tinggi terhadap berbagai bahan. Dalam
bidang industri, karet alam memiliki peran yang sangat besar.
Contohnya adalah ban pesawat terbang dan ban mobil balap
dibuat dari dari bahan baku utama karet alam murni.

9
b. Karet Sintetik/Buatan
Karet sintetik dibuat secara polimerisasi fraksi-fraksi minyak
bumi. Contoh karet sintetik yang kini banyak beredar adalah
SBR (Strirene Butadiene Rubber), NBR (Nitrile Butadiene
Rubber), karet silikon, Urethane, dan karet EPDM. Karet
sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi,
batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari karet
sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari lebih
dari satu jenis monomer. Karet sintetis dapat diubah susunannya
sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan kegunaannya.Karet
sintetis dapat digunakan untuk berbagai keperluan, bahkan
dapat menggantikan fungsi karet alam. Karet sintetis
mempunyai beberapa keunggulan dibanding karet alam yaitu
tahan terhadap suhu tinggi/panas, minyak, pengaruh udara, dan
kedap gas. Karet sintetis memiliki banyak jenis. Berikut
beberapa jenis karet sintetis dengan sifat dan kegunaannya.
1) NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan
yang tinggi terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan
pipa karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot,
serta peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan
bermotor.
2) CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap
nyala api, digunakan sebagai bahan pipa karet, pembungkus
kabel, seal, gaskot, dan sabuk pengangkut.
3) IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat
kedap air, digunakan untuk bahan ban bermotor, pembalut
kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat
penyimpan lemak dan minyak.

10
c. Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintesis
Kelebihan-kelebihan karet alam yang tidak dimiliki oleh karet
sintesis adalah memiliki daya elastisitas atau daya lenting yang
sempurna, memiliki plastisitas yang baik sehingga
pengolahannya cukuo mudah, tidak mudah panas, dan memiliki
daya tahan yang tinggi terhadap keretakan. Sedangkan karet
sintetis memiliki kelebihan antara lain tahan terhadap zat kimia,
da harganya yang cenderung dapat dipertahankan.
2.2.4 Kegunaan Bahan Karet Dalam Kehidupan Sehari-Hari
a. Manfaat Karet Alam
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang.
Barang yang dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan
(daru sepeda, motor, mobil. Traktor, hingga mesin pesawat
terbang), sepatu karet, sabuk, penggerak mesin, pipa karet, kabel,
isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam. Beberapa kegunaan
karet yang lain diantaranya adalah :
1) Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat
perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung
dan penahan getaran, misalnya shock absorbers.
2) Karet juga bisa digunakan untuk tahanan dudukan mesin.
3) Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan
pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getar
serta tidak tembus air.
4) Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga
digunakan karet.
5) Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang sehingga
cukup kuat, elastis dan tidak menimbulkan suara yang berisik
dapat dipakai sebagai tali kipas mesin.
6) Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara, dan macam-
macam oil seals banyak juga yang menggunakan bahan baku
karet.

11
7) Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak
karena lantai semen yang keras, maka alas lantai yang dibuat
dari karet banyak dipergunakan di perternakan besar. Alas lantai
dari karet ini mudah dibersihkan dan cukup menyehatkan bagi
ternak seperti sapi dan kerbau.
b. Manfaat Karet Sintesis
Karena memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh karet
alam, maka dalam pembuatan beberapa jenis bahan banyak
digunakan bahan baku karet sintesis.
1) Jenis NBR yang memiliki ketahanan tinggi terhadap minyak
biasa digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan
minyak, membral seal, gasket serta barang lain yang banyak
dipakai untuk peralatan kendearaan bermotor atau industri gas.
2) Jenis CR yang tahan terhadap nyala api banyak digunakan
dalam pembuatan pipa karet, pembungkus kabel.
3) Jenis EPR juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kabel
listrik.
Sebenarnya manfaat karet bagi kehidupan manusia jauh lebih
banyak daripada yang telah diuraikan tersebut. Karet memiliki
pengaruh besar terhadap bidang transportasi, komunikasi, industri,
pendidikan, kesehatan, hiburan dan banyak bidang kehidupan lain.
2.3 Bahan Tanah Liat dan Keramik
2.3.1 Pengertian Bahan Tanah Liat dan Keramik
2.3.2 Sifat Bahan Tanah Liat dan Keramik
2.3.3 Kualitas Produk Tanah Liat
2.3.4 Kegunaan Bahan Tanah Liat dan Keramik Dalam Kehidupan
Sehari-Hari
2.4 Bahan Gelas
2.4.1 Pengertian Bahan Gelas
2.4.2 Sifat Bahan Gelas
2.4.3 Identifikasi Kepadatan Kaca
2.4.4 Kegunaan Bahan Gelas Dalam Kehidupan Sehari-Hari

12
2.5 Bahan Kayu
2.5.1 Pengertian Bahan Kayu
2.5.2 Sifat Bahan Kayu
2.5.3 Identifikasi Kekerasan Kayu
2.5.4 Kegunaan Bahan Kayu Dalam Kehidupan Sehari-Hari
2.6 Ide Inovatif Pemanfaatan Bahan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

13

Anda mungkin juga menyukai