Anda di halaman 1dari 4

D.

BAHAN BAKU LIMBAH UNTUK KERAJINAN

1. Material dan bentuk limbah


Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah berasal dari kegiatan
rumah tangga dan industri, termasuk industri pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik, kegiatan sehari-hari di
rumah tangga menghasilkan jenis-jenis limbah, diantaranya kemasan makanan,
kemasan bahan pembersih, dll. Limbah industri merupakan limbah yang berasal dari
industri pabrik, limbah yang dihasilkan industri biasanya berjumlah banyak dengan
bentuk, dan ukurang yang serupa. Sedangkan limbah pertanian merupakan limbah
padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting,
jerami, kayu dan lain-lain.
Produk kerajinan Indonesia memiliki potensi untuk berkembang berdasarkan
kreativitas dan keterampilan tangan yang di miliki manusia. Kerajinan juga
menampilkan keindahan yang di hasilkan oleh keterampilan tangan dari proses
pembuatanya. Salah satu produk kerajinan yang dapat berkembang adalah produk
hiasan. Produk hiasan harus memiliki nilai estetis yang tinggi agar diperoleh kualitas
produk yang baik proses pengolahan di lakukan dengan memperhatikan bentuk,
ukuran, sifat dasar bahan dan jenis limbah. Limbah merupakan salah satu hasil dari
suatu kegiatan atau proses, berdasarkan wujudnya limbah dapat dibagi menjadi
limbah padat, cair, dan gas.
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering,
tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya,
sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam.
2.Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air,
selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci
pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
3.Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas
dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya
sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor.
Pembuatan bahan bakar minyak juga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi
lingkungan.
Produk hiasan harus memiliki nilai estetis yang tinggi. Nilai estetis dapat
dihasilkan dengan kemampuan mengolah material sesuai dengan karakter yang
dimiliki oleh material tersebut. Karakter material dan peluang pengolahannya
berbeda-beda bergantung pada jenis, sifat dasar bahan, bentuk, dan ukurannya.
Pengolahan bahan baku produk hiasan juga perlu memperhatikan warna dan tekstur
dari limbah yang akan digunakan agar diperoleh kualitas produk yang baik. Produk
kerajinan hiasan dari limbah memperlihatkan keindahan keunikan bentuk warna
maupun tekstur dari limbah itu sendiri. Keragaman material dan bentuk membuat
limbah tersebut memiliki kekuatan struktur dan keawetan yang berbeda pula.
2. Bahan Utama dan Bahan Pendukung
Produk kerajinan hiasan dari limbah memperlihatkan keindahan dan keunikan
bentuk, warna, maupun tekstur dari limbah itu sendiri. limbah padat yang berpotensi
menjadi bahan baku kerajinan hiasan, terbuat dari material dan bentuk yang beragam.
Keberagaman material dan bentuk, membuat limbah tersebut memiliki kekuatan
struktur dan keawetan yang berbeda pula.
Sebuah produk hiasan pada umumnya terdiri atas bahan utama dan bahan
pendukung. Bahan utama adalah yang memiliki nilai estetik, sedangkan bahan
pendukung berfingsi untuk konstruksi. Perhiasan kalung limbah, terdiri atas plastik
limbah sebagai bahan utama, dan benang atau kawat untuk menjalin plastik limbah
tersebut sebagai material pendukungnya. produk bingkai foto yang dihiasi pecahan
kaca, atau kulit kerang, menggunakan bahan pendukung kayu untuk konstruksi
bingkainya. Bahan baku limbah yang terbuat dari material solid seperti logam, kaca,
plastik, atau kayu, dapat digunakan untuk penghias sekaligus konstruksinya.

3. Bahan Baku Limbah di Lingkungan Sekitar


Limbah padat, baik yang dihasilkan oleh industri maupun rumah tangga memiliki
potensi menjadi bahan baku untuk wirausaha produk kerajinan. Bahan baku harus
memiliki jumlah yang cukup untu menghasilkan produk hiasan sesuai target produksi.
Setiap daerah memiliki potensi sumber bahan baku limbah yang berbeda-beda.
Beberapa daerah pantai memiliki limbah kerang laut dengan jumlah banyak,
sedangkan daerah penghasil minyak kelapa akan memiliki limbah berupa tempurung
kelapa. Ada jenis limbah yang terdapat di hampir setiap tempat di Indonesia,
contohnya daun kering, tulang dan kulit hewan, dll.
Indonesia memilki kekayaan alam dengan ragam tanaman dan hewan. Setiap
daerah di indonesia juga memiliki keragaman aktivitas/kegiatan yang khas. Setiap
kegiatan dapat menghasilkan limbah. Perhatikan lingkungan sekitarmu untuk
mengetahui potensi bahan baku apa yang dimiliki. Limbah tesebut bisa jadi saat ini
menjadi sampah dan belum dimanfaatkan.

E. TEKNIK PRODUKSI KERAJINAN HIASAN BERBAHAN LIMBAH

Produksi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka menambah nilai pada suatu
barang kerajinan. Arah kegiatannya ditujukan kepada upaya upaya pengaturan yang
sifatnya menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang kerajinan. Proses
produksi barang kerajinan memiliki proses produksi yang disebut dengan tahapan
produksi. Tahapan produksi adalah urutan proses produksi dari awal sampai dengan
akhir. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau
pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Berikut ini urutan tahapan
produksi kerajinan hiasan berbahan limbah:
1. Tahap Pembahanan
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan sangat beragam. Pada limbah
berbahan alami, proses pembahanan penting untuk menghasilkan produk yang awet,
tidak mudah rusak karena faktor cuaca dan mikroorganisme. Misalnya saja proses
pembahanan pada limbah kulit jagung dilakukan produk hiasan yang dihasilkan awet
dan tahan dari mikroorganisme.
Limbah kulit jagung yang digunakan adalah bagian dalam, pada proses ini kulit
jagung bagian luar dipisahkan dengan kulit jagung bagian dalam. Lembaran-lembaran
kulit jagung bagian dalam dikeringkan selama 2-3 hari. Kulit jagung yang sudah
kering biasanya kusut dan tidak rata permukaannya. Apabila diperlukan bahan baku
lembaran yang rata, kulit jagung dapat disetrika atau dipress dengan menggunakan
panas. Kulit jagung yang sudah dikeringkan siap dibentuk menjadi produk hiasan.
Pewarnaan kulit jagung dapat dilakukan pada tahap pembahanan ini. Pada bahan
kulit jagung, perwarnaan dilakukan dengan merebus kulit yang sudah dikeringkan
dengan pewarna tekstil. Setelah pewarnaan, kulit jagung dikeringkan dan kemudian
siap dibentuk. Beberapa contoh pembahanan yang lain antara lain sebagai berikut.

2. Proses Pembentukan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material
dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat dapat
dikelompokan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat).
 Material solid seperti logam, kaca, plastik, atau kayu dapat dibentuk dengan cara
dipotong, dipahat sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Material solid juga
dapat disusun dan direkatkan dengan bantuan lem.
 Material berupa lembaran atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting sesuai
bentuk yang diinginkan, dianyam atau dirangkai, dan direkatkan dengan bantuan
lem.

3. Tahap Perakitan
Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk
membentuk suatu konstruksi kerajinan hiasan yang diinginkan. Perakitan dilakukan
apabila produk hiasan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Setiap jenis bahan
mempunyai sifat–sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan
perakitan jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifat–sifatnya. Sebab dengan
diketahuinya sifat–sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode
perakitan. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti lem, paku, benang,
tali atau teknik sambungan tertentu.

4. Tahap Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pembuatan kerajinan hiasan. Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap
nilai jual produk. Finishing dilakukan sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam
kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan.
Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan
amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat
juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk hiasan yang dibuat
lebih awet dan lebih menarik.
Setiap jenis kerajinan hias biasanya memiliki jenis finishing yang berbeda antara
satu dengan kerajinan yang lainnya. beberapa bentuk finishing pada beberapa jenis
kerajinan hias antara lain sebagai berikut.

No. Nama Kerajinan Finishing

Kerajinan Hias Boneka Finishing pada boneka kulit jagung menggunakan


1.
Kulit Jagung semprot melamin.

Kerajinan Bunga dari Finishing pada kerajinan bunga dari kertas


2.
Koran bekas menggunakan semprot pilok transparan

Finishing pada kerajinan batok kelapa menggunakan


3. Kerajinan Batok Kelapa
pernis.

Anda mungkin juga menyukai