Kerajinan bahan keras adalah produk yang dibuat dari bahan keras buatan seperti kaca, plastik, logam, keramik, kaleng,
botol, tutup botol, dan sebagainya. Jenis bahan tersebut dapat berupa bahan baru atau bekas kemasan yang sudah tidak
dipakai, rusak, atau pecah.
Bahan-bahan tersebut diolah sedemikian rupa dengan teknik tertentu sehingga menghasilkan produk yang artistik dan
fungsional. Dikutip dari buku Prakarya aspek Kerajinan kelas IX yang ditulis oleh Martono berikut beberapa teknik yang
bisa digunakan untuk membuat kerajinan bahan keras buatan.
Teknik potong-sambung menggunakan gergaji, pisau, pahat, konstruksi dan sambungan paku, las, lem, press,
ikat, dan tempel.
Teknik tempel atau mosaik dengan menempelkan benda-benda kecil yang berwarna.
Teknik bubut untuk membuat produk yang sifatnya bulat atau silindris.
Teknik lukis yakni melukis bahan tersebut agar terlihat lebih cantik dengan pilihan warna dan objek gambar yang
diinginkan.
Saat mengolah kerajinan bahan keras buatan di rumah, terdapat beberapa prosedur yang perlu diperhatikan. Martono
merunutkan prosedur tersebut dengan sederhana sebagai berikut.
a. Kayu
Banyak pohon yang kayunya dapat dimanfaatkan untuk bahan keras alami. Beberapa macam jenis kayu tersebut di
antaranya adalah; albasia, pinus, mahoni, jati, hitam, nangka, kelapa, lame, albasia, sungkai, kamper, meranti, dsb.
Masing-masing kayu memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda. Namun, selain keras kayu juga secara umum memiliki
serat atau urat kayu, dan lingkaran tahun yang indah. Kayu bersifat tahan lama dan dapat dibentuk dengan diukir.
Sebagian dapat memuai karena perubahan suhu, tidak demikian untuk kayu jati. Ada yang memiliki beban ringan seperti
lame dan albasia, ada pula yang berat seperti jati.
b. Bambu
Bambu memiliki batang yang kuat, namun akan terjadi pelapukan jika terkena air secara terus menerus. Berbeda dengan
kayu yang utuh, bamboo memiliki rongga kopling di dalamnya, dengan ukuran diameter 1 hingga 20 cm. Sehingga bahan
ini dapat dibuat sebagai wadah dalam kerajinan. Bambu juga memiliki ruas batang yang unik. Terkadang dalam
pembuatannya, bentuk alami bambu sangat ditonjolkan. Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas. Bambu dapat
dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuh.
c. Rotan
Memiliki batang yang kuat, bahkan lebih kuat dari bambu, terutama pada bagian serat batangnya. Rotan yang
dimanfaatkan ada yang berongga dan ada yang tidak. Rotan yang berongga mempunyai ukuran 1/2 cm hingga 1 cm,
sedangkan yang tidak berongga merupakan bagian dalam dari rotan.
Rotan memiliki ruas batang namun lebih samar dibanding bambu. Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas.
Rotan dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuhan. Rotan memiliki bentuk yang panjang bisa mencapai 10
meter karena hidupnya menjalar dan melilit, sedangkan panjangnya selalu bertambah.
2. Bahan Keras Buatan
Bahan keras buatan adalah bahan untuk karya yang diolah dan dicampur dengan bahan tertentu sehingga menjadi keras,
dan memiliki sifat kuat dan tahan lama. Bahan-bahan yang digunakan untuk kerajinan berupa kaleng, kaca, dan
sebagainya. Berbagai bahan keras buatan dan karakteristiknya akan dijelaskan pada pemaparan di bawah ini.
a. Kaca
Kaca memiliki wujud yang transparan dan bening. Ketebalannya bervariasi antara 1 mm hingga 2cm tergantung dari
kebutuhan. Permukaannya licin dan mengkilap. Jika ingin dilukis maka harus menggunakan cat khusus yang dapat
menempel pada permukaan kaca. Kaca dapat dilebur dan dibentuk dalam kondisi panas yang membuat wujudnya menjadi
lunak.
b. Logam
Logam terdiri dari berbagai warna, ada yang perak, emas, ada yang kemerahan atau kecoklatan, dan juga berwarna perak
keabu-abuan. Bentuknya bervariasi, ada yang tebal dan berat, ada pula yang pipih dan tipis serta ringan. Logam mudah
terkorosi (berkarat) oleh udara, sehingga tidak jarang dilapisi dengan krom atau lapisan emas murni untuk mengatasinya.
Ada pula yang melapisinya dengan cat. Artinya, perawatan produk logam juga cukup membutuhkan perhatian lebih agar
tidak cepat pudar.
2. Bahan Logam
Jenis logam bermacam-macam yakni emas, perak, perunggu, aluminium, besi, dan kuningan. Kebanyakan bahan logam
digunakan sebagai perhiasan atau aksesori. Ada juga yang digunakan sebagai produk pakai seperti gelas, teko, nampan,
kaleng, wadah serbaguna bahkan sampai piala sebagai simbol kejuaraan.
Produk kerajinan logam yang bisa dibuat di rumah adalah yang berbentuk kaleng, kawat, dan tutup botol. Kaleng, kawat,
dan tutup botol bisa terbuat dari alumunium, baja, dan sejenisnya. Kita bisa melukis di atas permukaan kaleng bekas
makanan maupun minuman untuk dijadikan vas bunga dan tempat pensil. Sedangkan untuk kawat, kita bisa memilin dan
menyusunnya menjadi bentuk pohon. Untuk tutup botol logam bisa dibuat menjadi hiasan dinding.
3. Bahan Plastik
Jenis plastik yang digunakan untuk produk kerajinan bahan keras buatan bisa berasal dari limbah botol dan tutup botol
plastik yang sudah tidak dipakai. Botol bisa dilukis maupun dipotong dan ditempel menjadi bentuk yang memiliki nilai
artistik, seperti vas bunga, mobil-mobilan, dan sebagainya, sedangkan untuk tutup botol bisa disusun berdasarkan
warnanya dan membentuknya menjadi bunga maupun bentuk artistik lainnya.
Faktor teknis yang meliputi: metode produksi yang handal, penerapan daya mesin atau manual, dan tingkat
kemahiran sumber daya manusianya.
Faktor ekonomis, yakni: pemasaran yang tahan persaingan, sistem pemasokan atau distribusi, kebijakan
penciptaan (hak cipta), nilai jual dan keberadaan suku cadang (sumber daya bahan dan alat), serta selera
masyarakat terhadap produk tersebut.
Faktor ergonomis, yaitu kenyamanan, keamanan, kesesuaian, dan kepraktisan.
Faktor sains dan teknologi, yaitu terdapat unsur kebaruan atau temuan baru (inovasi atau modifi kasi), selalu
mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.
Faktor estetika, yaitu menampilkan bentuk keindahan, memiliki daya pikat, terjadi keserasian, penggarapan yang
rinci/detail, perupaan atau pewarnaan, kesan atau gugahan yang ditampilkan.
Faktor kondisi lingkungan, yaitu nilai budaya, kondisi lingkungan, atau wilayah setempat.