Anda di halaman 1dari 9

Bangsa Indonesia memiliki hasil kesenian yang beragam, salah satunya ragam hias yang

termasuk dalam seni rupa. Ragam hias atau omamen tersebut merupakan kesenian yang
sangat melekat dengan identitas bangsa Indonesia. Saat ini ragam hias tersebut banyak
digunakan dalam bahan tekstil Berikut penjelasan mengenal ragam hias pada bahan tekstil
1. Pengertian dan fungsi ragam hias pada bahan tekstil
Ragam hias adalah bentuk-bentuk dasar hiasan yang biasanya disusun secara berulang- ulang
sesuai pola tertentu dan diterapkan pada karya seni atau kerajinan dengan tujuan untuk
memperindah atau menghias. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, tekstil sering disamakan
dengan istilah kain. Sebenamya terdapat sedikit perbedaan di antara kedua istilah tersebut Di
mana tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apa pun yang terbuat dari tenunan
benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya yang sudah bisa digunakan. Jadi, tekst
adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan
untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dan pengertian teksti
tersebut dapat disimpulkan bahwa bahar/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain
pakaian, dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Ragam hias pada tekstil telah
diterapkan sejak lama melalui pakaian-pakaian adat yang ada di Indonesia. Ragam hias
tersebut muncul dengan bentuk-bentuk yang bervariasi. Ragam hias yang terdapat dalam
karya kerajinan atau seni tradisional sering kali terdapat makna spiritual dan harapan tertentu.
Ragam hias pada bahan tekstil tentunya memiliki fungsinya sendiri. Berikut beberapa fungsi
ragam hias pada bahan tekstil.
a. Menambah nilai seni pada produk Artinya barang yang mendapat sentuhan hiasan/dihias
akan terlihat fungsinya sebagai barang karya seni.
b. Menambah nilai-nilai estetis atau nilai-nilai keindahan pada sebuah karya kerajinan dari
bahan tekstil.Nilai-nilai estetis dapat dihasilkan jika ragam hias yang dibuat pada bahan
tekstil tersebut dapat menambah keindahan Tonun Lukissehingga dapat dinikmati oleh
orang banyak.
c. Menambah daya tarik pembeli.
Ragam hias membuat bahan tekstil memiliki nilai estetis dan juga menambah nilai seni,
sehingga barang-barang berbahan tekstil yang memiliki ragam hias akan terlihat indah dan
banyak diminati oleh pembeli.
d Mewariskan kebudayaan dari proses pembuatannya. Artinya apabila orang yang telah ahli
dalam pembuatan ragam hias pada bahan tekstil, ada baiknya dapat menurunkan
ilmu/keahliannya pada teman-teman, anak, saudara, dan lain-lain.
e. Dapat menambah nilai ekonomis/nilai jual produk Jika ragam hias tersebut menghasilkan
nilai estetis, tentu produk tersebut akan banyak diminati pembeli dan dapat menghasilkan
keuntungan.
2. Jenis dan sifat pada bahan tekstil Bahan tekstil memiliki beragam jenis.
Tekstil merupakan jenis bahan (benang) yang terdiri dari serat alami atau serat sintesis. Jenis
bahan tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan teksturya. Jenis-jenis tekstil ada
yang berasal dari bahan hewani seperti wol atau sutra, bahan berbasis tumbuhan seperti linen
dan katun, dan bahan sintetis seperti poliester dan serat rayon. Setiap bahan tersebut tentu
memiliki sifat yang berbeda-beda.
Berikut penjelasan mengenal jenis dan sifat pada bahan tekstil
a Serat Buatan
Bahan tekstil hampir tidak dapat dipisahkan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut dikarenakan banyak bahan tekstil yang digunakan dalam membuat berbagai
barang yang dibutuhkan manusia. Bahan tekstil dapat dibuat menggunakan serat buatan.
Adapun jenis bahan tekstil dari serat buatan, antara lain dakron, poliester, dan nilon.
Berikut penjelasan mengenai bahan tekstil dari serat buatan tersebut :
1) Dakron Bahan dakron bemama asli polietilena tereftalat.
Biasanya digunakan untuk isian bantal, guling, atau boneka. Dakron sebagai salah satu
bahan tekstil dari serat buatan memiliki beberapa sifat yang juga menjadi kelebihannya.
Berikut sifat dari bahan dakron.
a) Bahan mudah dicuci
b) Tidak mudah kusut.
c) Mempunyai daya serap tinggi.
d) Memiliki bobot ringan dan mengembang dengan baik.
2) Poliester
Poliester adalah istilah umum untuk setiap kain atau tekstil yang dibuat dengan
menggunakan benang atau serat poliester, Poliester kerap kali digunakan sebagai bahan
untuk membuat pakaian. Tidak hanya pakaian, bahan ini pun digunakan dalam proses
pembuatan sepral, karpet, sofa, tali makrame, dan selimut. Adapun sifat dari poliester,
antara lain:
a) Bahan poliester memiliki sifat termoplastik.
b) Bisa dibentuk ulang dengan proses pemanasan.
c) Kekuatannya bagus.
d) Bersifat hidrofobik (tidak menyerap).
3) Nilon
Nilon merupakan polimer pertama yang sukses secara komersial dan merupakan serat
sintetis pertama yang dibuat dari bahan anorganik, yaitu minyak bumi. Bahan ini
ditujukan untuk menjadi pengganti sintetis dari sutra. Hal tersebut diwujudkan
dengan menggunakannya untuk menggantikan sutra sebagai bahan parasut. Blasanya
nilon digunakan untuk stocking, parasut, dan kantong udara. Serat nilon sekarang
dipergunakan untuk kain dan tali. Nilon padat digunakan untuk bagian mekanik dan
rekayasa. Adapun sifat dari bahantekstil nilon, sebagai berikut.
a) Bahan nilon memiliki elastisitas tinggi.
b) Sangat kuat dan tahan lama.
c) Bersifat termoplastik.
d) Bisa menjadi sangat mengilap atau kusam.
e) Tahan terhadap serangga dan jamur. Berdasarkan sifat bahan nilon tersebut, maka
dapat diketahui kekurangannya, seperti tidak mudah menyerap air terutama pada
keringat, sehingga ketika dipakai akan terasa panas; sulit didaur ulang: mudah
terdegradasi oleh sinar ultraviolet; serta jika terlalu lama terkena sinar matahari
warna dapat berubah.

b. Serat Alam
Selain dari serat buatan, bahan tekstil juga dihasilkan dari serat alam, sebagai berikut.
1) Sutra
Kain sutra merupakan salah satu kain yang banyak dikenal orang dan memiliki harga
yang cukup tinggi. Sutra merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi
tekstil. Bahan sutra terbuat dari kepompong ulat sutra. Bahan sutra biasanya untuk
membuat gaun formal, kemeja, dan baju musim panas.
Sebagai salah satu bahan yang paling diminati, sutra memiliki sifat sebagai berikut :
a) Sutra memiliki tekstur halus dan lembut, berkilau, licin, dan lentur
b) Sutra memiliki kekuatan yang kuat saat kering, tetapi saat basah dapat kehilangan
kekuatannya hingga 20%
c) Jika dibiarkan kotor, maka dapat dirusak oleh serangga.
d) Banyak menyerap air dan nyaman saat digunakan.

2) Wol
Wol merupakan salah satu bahan yang sangat terkenal. Serat wol terbuat dari bulu
domba. Serat ini biasanya digunakan untuk membuat jaket. Adapun sifat dari bahan
wol, antara lain:
a) Serat ini memiliki tekstur yang relatif kasar dan mudah berkerut
b) Bersifat higroskopis (mudah menyerap kelembapan).
c) Tahan terhadap listrik statis.

3) Goni
Salah satu bahan tekstil yang sering dijumpai adalah goni Goni merupakan bahan yang
biasanya digunakan untuk karpet, karung, dan sebagainya. Serat goni terbuat dari
tumbuhan rami (jute) atau rosela. Adapun sifat dari seral goni, antara lain:
a) Serat ini bersifat cepat rusak bila terkena air dalam waktu lama.
b) Wamanya tidak bisa diubah menjadi putih bersih.

4) Katun/kapas
Katun atau kapas merupakan bahan yang paling sering dijumpai dalam berbagai produk
tekstil. Kapas dihasilkan dari tanaman kapas. Bahan ini biasanya digunakan untuk
jubah mandi, handuk, penutup tempat tidur, dan lain-lain.
Adapun sifat dari bahan ini, antara lain:
a) Bahan katun kurang kuat dan rentan terhadap kerutan.
b) Elastisitasnya sangat rendah
c) Dipakai terasa lembut dan nyaman.
d) Memiliki daya serap air yang baik.

5) Kapuk
Kapuk merupakan salah satu bahan tekstil yang sering dijumpai. Hal ini dikarenakan
pemanfaatan kapuk untuk berbagai perlengkapan rumah. Kapuk biasanya digunakan
untuk pembuatan kasur, bantal, dan furnitur berlapis. Bahan kapuk diperoleh dari
tanaman randu. Kapuk juga disebut sebagai katun sutra karena mengilap seperti sutra.
Adapun sifat dari kapuk sebagai bahan tekstil, yaitu:
a) Teksturnya halus,
b) Kurang kuat atau lemah.
c) Seratnya pendek.
d) Tahan terhadap kelembapan
e) Cepat kering bila basah.

Beberapa bahan pewarna buatan pada bahan tekstil.


a. Cat tekstil
Berikut Bahan buatan yang dapat digunakan untuk bahan tekstil, salah satunya cat tekstil.
Cat jenis ini khusus digunakan untuk melukis di atas kain. Cat ini cocok untuk kegiatan
melukis sepatu kanvas, tas kain, atau kaus. Cat tekstil berbahan dasar air. Setelah cat
mengering, kain yang dilukis harus disetrika, namun usahakan besi setrikaan tidak
langsung mengenai lukisannya.
b. Cat akrilik
Akrilik merupakan salah satu jenis cat yang cukup awam dipakai untuk melukis. Cat ini
adalah jenis cat yang terbuat dari plastik dengan dasar polietilen dan mengeras saat kering.
Cat akrilik dapat dicampur dengan air, tetapi menjadi tahan air apabila kering. Lukisan
berbahan cat akrilik mampu menyerupai lukisan cat air atau lukisan cat minyak.
c. Naftol
Zat warna naftol terdiri dari dua komponen, yaitu naftol sebagai komponen dasar dan
garam diazonium atau garam naftol sebagai komponen pembangkit warna. Jenis pewarna
naftol digunakan dengan teknik celup.
d. Zat wama rapid
Zat warna rapid biasanya digunakan untuk coletan jenis rapid fast. Zat warna rapid
merupakan campuran dari komponen naftol dan garam diazonium yang distabilkan. Zat
warna yang paling banyak dipakai biasanya rapid merah, karena berwarna lebih cerah
dan tidak ditemui di kelompok indigosol.
e. Zat warna indigosol
Zat warna indigosol atau bejana larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya baik,
berwarna merata dan cerah. Pewama indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau
colet (lukis). Warna dapat timbul setelah dibangkitkan dengan natrium nitrit dan asam/
asam sulfat atau asam florida.
1. Zat warna pigmen
Pemakaian pada bahan tekstil membutuhkan zat pengikat yang membantu pengikatan zat
warna tersebut dengan serat. Zat warna pigmen umumnya digunakan untuk cetak saring
dan kurang cocok digunakan pada teknik celup.
Beberapa jenis tanaman penghasil warna yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewama
alami, di antaranya:
a) Kesumba termasuk dalam kelompok buah rambutan yang dapat dimanfaatkan untuk
pewarna alami kain, namun buah ini tumbuh liar di hutan. Bagian penting dari buah ini
yang akan dijadikan pewarna adalah bijinya. Kesumba dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan wama kuning. Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai pewarna
adalah umbinya.
b. Indigofera (Indigofera tinctoria) merupakan tanaman perdu yang dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan warna biru. Bagian tanaman yang diambil adalah daun/ranting
c. Kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman yang
d. Kayu tingi (saga) merupakan bahan dasar pembuatan pewarna tekstil alami yang dibuat
dengan mengolah kulit kayu dan getahnya. Warna yang dihasilkan dari bahan kayu
tingi.
e. Suji (Dracaena angustifolia) juga dapat dibuat menjadi pewama tekstil alami. Warna
alami yang dihasilkan dari air hasil tumbukan halus suji menjadi pewama tekstil alami
yaitu warna hijau.
f. Tarum merupakan bahan alami pewarna kain yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan warna biru. Bagian tanaman yang diambil adalah daunnya.
g. Getah gambir yaitu sejenis getah yang telah dikeringkan dari ekstrak remasan daun dan
ranting tumbuhan Warna merah tua hingga kecokelatan dihasilkan dari tumbuhan ini.
h. Teh (Camelia sinensis) merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan warna cokelat. Bagian yang diolah menjadi pewarna adalah daun yang
telah tua.
i. Jambu biji merupakan bahan alami pewarna kain yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan warna hijau. Sama halnya dengan tarum, bagian tanaman jambu biji yang
diambil adalah daunnya.
j. Jalawe (Terminalia bellinica) merupakan jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan warna hijau kecokelatan. Bagian tanaman yang diambil adalah bagian
kulit buahnya.
k. Secang (Caesalpinia sappan L) merupakan tanaman keras yang diambil bagian
kayunya untuk menghasilkan warna merah. Warna merah ini didapat dari hasil oksidasi
setelah sebelumnya dilakukan pencelupan berwarna kuning.
2. Untuk memberikan warna yang baik pada bahan tekstil yang akan diberi warna,
maka terdapat tahapan yang harus dilakukan. Setidaknya terdapat tiga tahap proses
pewarnaan alam yang harus dikerjakan agar hasilnya maksimal. Adapun ketiga tahap
tersebut, sebagai berikut :

a. Proses mordanting (proses awal)


Pewamaan dilakukan untuk menghasilkan warna terbaik. Agar zat pewama alam tidak pudar
dan dapat menempel dengan baik, proses pewarnaannya didahului dengan mordanting, yaitu
memasukkan unsur logam ke dalam serat (tawas).
b. Proses pewarnaan (pencelupan) Sebelum dilakukan pewamaan, bahan zat warna alam
seperti kayu, kulit kayu, atau biji dilakukan proses ekstraksi dengan perebusan. Proses
ekstraksi, yaitu proses eksplorasi pengambilan pigmen zat wama alom. Proses ekstraksi ini
dilakukan dengan merebus bahan pewarna alam menggunakan pelarut air. Bagian tumbuhan
yang diekstrak adalah bagian yang diindikasikan paling kuat banyak memiliki pigmen
wama, misalnya bagian daun, batang, akar, kulit buah, biji,ataupun buahnya.
c. Proses fiksasi (penguatan wama) Ada tiga jenis bahan fiksasi yang sering digunakan karena
aman penggunaannya terhadap lingkungan, antara lain tawas, kapur, dan tunjung. Bahan
fiksasi selain menguatkan ikatan zat wama alam dengan kain juga sangat menentukan arah
warna yang berbeda. Berikut bahan fiksasi dan wama yang dihasilkan.
1) Tawas menghasilkan wama muda sesuai warna aslinya.
2) Kapur menghasilkan warna menengah atau arah kecokelatan.
3) Tunjung menghasilkan warna ke arah yang lebih tua atau mengarah ke warna hitam

3. Perbedaan antara bahan pewarna buatan dan alami Pada dasamya, bahan pewarna
buatan dan alami memiliki perbedaan yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing bahan. Berikut perbedaan kedua bahan pewama tersebut.
a. Pengolahan pewarna buatan jauh lebih mudah dan ketersediaannya dibandingkan dengan
pewarna alami yang pengolahannya lebih rumit.
b. Harga pewama buatan jauh lebih murah daripada pewarna alami.
c. Pewama buatan atau sintetis memiliki kestabilan warna lebih tinggi dan tahan lama
dibandingkan pewarna alami yang warnanya mudah berubah oleh pengaruh tingkat
keasaman tertentu.
d. Warna yang dihasilkan pewarna buatan lebih beraneka ragam dibandingkan pewarna
alami.
e. Tingkat keseragaman warna pada pewama alami kurang baik jika dibandingkan dengan
pewama buatan.
f. Wama yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah walaupun sudah mengalami
proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi
atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan.
g. Jumlah pewama yang digunakan pada pewarna buatan sedikit lebih hemat, praktis, dan
ekonomis daripada pewama alami yang membutuhkan bahan pewama dalam jumlah banyak
agar menghasilkan warna yang bagus.
2. Teknik Menyulam
Menyulam merupakan teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit
menggunakan keterampilan tangan secara manual Seni menyulam memiliki beberapa teknik
yang bisa digunakan dalam membuat kerajinan tekstil, antara lain teknik tusuk jelujur, teknik
tusuk tikam jejak, teknik tusuk silang, dan teknik tusuk rol.
Teknik menyulam merupakan salah satu teknik yang cukup mudah untuk dilakukan Berikut
langkah melakukan teknik menyulam yaitu pola hias digambar di atas kain Pola hias yang telah
dibuat diisi dengan jahitan benang secara manual menggunakan jarum jahit Teknik menyulam
ini sering digunakan untuk membuat hiasan pada pakaian, kain, taplak meja, dan sebagainya.

3. Teknik Menenun
Menenun adalah proses teknik pembuatan kain dengan cara memasukkan secara berselang-
seling kelompok benang yang membujur (lungs) ke dalam kelompok benang yang melintang
(pakan). Tenun ikat adalah karya tenun berupa kain yang ditenun dari helalan benang pakan
atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewama alami. Alat
tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin.
4. Teknik songket
Teknik songket adalah teknik tenun menggunakan benang emas atau benang perak. Selain
benang emas atau perak, ada juga jenis benang sutra yang berwarna, ada yang menggunakan
benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna, dan sebagainya.
Semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun, bentuknya
seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar kain tenunnya.

5. Teknik membatik
Kerajinan tekstil batik banyak dihasilkan di berbagai daerah di Indonesia. Membatik adalah
menggambar dengan teknik tutup pada kain menggunakan lilin (malam) dan canting. Bagian
yang tidak ditutupi malam adalah bagian yang akan diwarnai. Dalam pembuatan produk tekstil
dengan teknik membatik banyak sekali diminati. Perkembangan teknik pembuatan batik di
Indonesia sangat pesat.Oleh karena itu, berbagai teknik membatik juga semakin berkembang.
Beberapa teknik membatik yang saat ini banyak digunakan, antara lain batik tulis/canting, batik
cap, batik kombinasi, batik ikat celup, batik lukis, dan batik printing.

Pengertian dan fungsi ragam hias pada bahan kayu Ragam has deckan pada permukaan bahan
kayu yang berbentuk bandung Ragam hun pada bahan kayu adalah pola him yang diterapkan
pada media kayu dan dijakan dengan teknik tertentu Ragam hias pada bahan kayu memiliki
berbagai funge, antara lain :
a. untuk menambah nilai estetis sekaligus nilai ekonomis dari benda kerajinan yang
dihasilkan.
b. Di beberapa daerah ragam hian juga memiliki fungsi religi sesuai kepercayaan adat suatu
daerah
2. Contoh penerapan ragam hias kayu Bentuk ragam hias sangat beraneka ragam, bahkan setiap
daerah di Indonesia memiliki pola ragam hias yang menjadi ciri khas daerahnya. Penciptaan
ragam hias pada umumnya terinspirasi dan keanekaragaman hayat yang terdapat di setiap
daerah tersebut. Penerapan ragam hins pada bahan kayu dapat dikembangkan pada benda atau
barang-barang kerajinan daerah seperti tameng dan topeng Adapun jenis-jenis ragam hias yang
sudah banyak dikenalm asyarakat di antaranya :
a. Ragam Hias Geometris Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan
dari bentuk-bentuk geometris, kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi
pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh daerah di Indonesia,
seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Ragam hias geometris dapat dibuat
dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias Pola
ragam hias geometris dapat dilihat pada bentuknya, seperti segitiga, segi empat, garis silang.
lingkaran, dan zig-zag
b. Ragam Hias Flora
Ragam hias flora berarti ragam hias dengan inspirasi objek gambar alam flora atau
tumbuhan. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang
seni, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, dan bordir Gambar yang ditampilkan
dalam ragam hias bisa tumbuhan secara utuh atau hanya bagian-bagian tertentu saja.
c. Ragam Hias Figuratif
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan
penggayaan bentuk Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan
kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.
Manusia sebagai salah satu objek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa
unsur, baik secara utuh maupun secara terpisah, contohnya kedok atau topeng, dan secara
utuh seperti bentuk- bentuk dalam pewayangan. Dikatakan motif manusia karena dalam
pembuatan ragam hiasnya mengacu pada figur manusia. Proses pembuatan ragam hias
figuratif dapat dilakukan dengan cara menggambar atau mengukir.
d. Ragam hias fauna
Ragam hias fauna (animal) berarti ragam hias dengan inspirasi objek gambar fauna atau
binatang. Pada umumnya objek fauna telah mengalami perubahan bentuk atau gaya/
deformasi, namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Daerah-daerah yang banyak memakal
ragam hias fauna, antara lain Yogyakarta, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Motif ragam hias fauna tersebut dapat dijumpai pada hasil karya seni, seperti batik, ukiran,
sulaman, anyaman, tenun, dan kain bordir.
Ragam hias bentuk fauna dapat dijadikan sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal
daerah tertentu di Indonesia seperti burung cenderawasih di Papua, komodo di Nusa
Tenggara Timur, dan gajah di Lampung.

Anda mungkin juga menyukai