Anda di halaman 1dari 6

BAB 9

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Ragam hias adalah bentuk-bentuk dasar hiasan yang biasanya disusun secara berulang-ulang
sesuai pola tertentu, diterapkan pada karya seni atau kerajinan dengan tujuan untuk memperindah
atau menghias.
Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenun, tatah sungging, anyaman,
tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Teknik penggubahan motif ragam hias adalah secara realis,
stilasi, dan deformasi. Ragam hias tersebut muncul dengan bentuk-bentuk yang bervariasi. Ragam
hias yang terdapat dalam karya kerajinan atau seni tradisional sering kali terdapat makna spiritual dan
harapan tertentu.
Ragam hias asli Nusantara biasanya berbentuk realis atau hasil stilasi/penggayaan dan deformasi
flora, fauna, figuratif, benda. Ada pula ragam hias bermotif abstrak dan hasil adaptasi pengaruh
budaya luar, misalnya dari Tiongkok, India, dan Persia.
Ragam hias tidak hanya digunakan untuk memperindah karya-karya seni kerajinan tradisional,
namun sampai saat ini sangat mudah ditemukan pada banyak karya seni ataupun benda lain. Salah
satunya adalah tekstil. Tekstil dalam kehidupan sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain.
Namun sebenarnya terdapat sedikit perbedaan antara kedua istilah tersebut, tekstil dapat digunakan
untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil
jadinya, yang sudah bisa digunakan.
Tekstil merupakan material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang yang dapat dikerjakan
dengan cara penyuIaman, penjahitan, dan pengikatan. Tekstil juga dapat diartikan jalinan antara
lungsi dan pakan atau dapat dikatakan sebuah anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan
rajutan benang. Proses pembuatan bahan tekstil dapat menggunakan alat tenun tradisional maupun
modern.
Perkembangan ragam hias pada tekstil sangat pesat karena mengikuti mode dan trend fashion
yang sentiasa berkembang. Ragam hias pada tekstil banyak diterapkan pada pakaian-pakaian adat
yang ada di Indonesia. Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak
dijumpai pada produk kerajinan tekstil di berbagai daerah.
Bahan tekstil pada kehidupan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari kebutuhan upacara adat
terutama kain tradisional. Kain tradisional merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan upacara-upacara yang dilaksanakan di berbagai daerah Nusantara. Setiap adat memiliki kain
tradisional sebagai bagian dari upacara. Pengertian ragam hias tekstil adalah bentuk dasar hiasan
yang biasanya disusun secara berulang-ulang sesuai pola tertentu, diterapkan pada kain yang
tujuannya untuk memperindah atau menghias.

A. Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil


Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
1. Membatik
Pengertian secara umum batik tulis/klasik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin
malam secara berulang-ulang di atas kain, namun pada perkembangannya, batik dibuat
menggunakan teknik celup, cap, sablon, dan printing
2. Menenun
Teknik pembuatan kain dengan cara memasukkan secara berselang-seling kelompok benang yang
membujur (lungusi) ke dalam kelompok benang yang melintang (pakan)
3. Menyulam
Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit menggunakan keterampilan
tangan secara manual
4. Membordir
Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit menggunakan bantuan mesin
5. Melukis
Teknik pembuatan hiasan pada kain menggunakan alat bahan kuas dan cat

B. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil


Seperti halnya berbagai media apapun, setiap bahan tekstil memiliki sifat yang berbeda-beda. Jenis
bahan tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan teksturnya. Terdapat beberapa jenis
bahan pembuatan tekstil. Secara umum terdapat dua jenis benang atau serat, yaitu benang dari bahan
alam dan buatan. Di bawah ini merupakan penjelasan berbagai jenis bahan tekstil beserta sifatnya.
1. Bahan Tekstil Alami
Beberapa jenis bahan tekstil yang dihasilkan dari bahan alam sebagai bahan utama produk tekstil
antara lain sebagai berikut;
a. Kapuk
Sifat bahan tekstil alami kapuk yaitu; bahan tekstil alami kapuk diperoleh dari tanaman pohon
randu (Ceiba Pentandra) yang tumbuh di Jawa dan Sumatra (Indonesia), Meksiko, Amerika
Tengah, Karibia, Amerika Selatan bagian Utara dan Afrika Barat.
disebut katun sutra karena mengkilap seperti sutera
- tekstur halus
- lemah
- serat pendek
- tahan terhadap kelembaban, cepat kering bila basah
- digunakan untuk kasur, bantal, dan furnitur berlapis
b. Katun/Kapas
Sifat dari bahan tekstil alam katun/ kapas yaitu;
- serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian, tumbuh di sekitar biji tanaman
kapas.
- kekuatan cukup baik
- elastisitas sangat rendah
- kurang kuat dan rentan terhadap kerutan
- jika dipakai nyaman dan terasa lembut
- daya serap terhadap air baik
- mengalirkan panas dengan baik
- bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan ngengat
- kekuatan serat dapat melemah jika dijemur menggunakan sinar matahari dalam jangka
waktu yang lama
- umumnya digunakan sebagai bahan pakaian tenun dan rajutan
- digunakan untuk bahan tekstil rumahan, misalnya handuk mandi, jubah mandi, penutup
tempat tidur dan sebagainya
- digunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti poliester, spandeks dan sebagainya
- lentur, mudah kusut, serta dapat disetrika dengan temperatur panas yang tinggi.
c. Sutra
Sifat dari bahan tekstil alam sutra yaitu;
- terbuat dari serat kepompong ulat sutra
- tekstur halus dan lembut, berkilau, licin, serta lentur
- kuat, ringan, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya saat basah
- jika terkena terlalu banyak sinar matahari dapat melemah
- jika dibiarkan kotor, dapat dirusak oleh serangga
- diterapkan untuk pembuatan kemeja, piyama, jubah, dasi, blus, gaun formal, pakaian mode
kelas atas, setelan pria dan baju musim panas, penutup dinding, pelapis jok, dan hiasan
dinding
- banyak menyerap air dan nyaman saat digunakan.
d. Wol
Sifat dari bahan tekstil alam wol yaitu;
- serat wol berasal dari bulu domba, memiliki tekstur serat yang relatif kasar dan berkerut
dengan sisik pada permukaannya
- higroskopis (mudah menyerap kelembaban)
- tahan terhadap listrik statis
- diterapkan untuk pembuatan jaket, jas, celana, baju hangat, topi, selimut, dan karpet
- tidak mudah kusut, dapat menahan panas, sangat lentur, apabila dipanaskan menjadi lebih
lunak.
e. Goni
Sifat dari bahan tekstil alam goni yaitu;
- berasal dari tumbuhan rami (jute) atau rosela
- serat termurah
- tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena air dalam waktu lama
- kekuatan kurang tidak bisa diubah warnanya menjadi putih bersih
- diterapkan untuk pembuatan benang pengikat untuk karpet, kain kasar, karung dan
sebagainya.

2. Bahan Tekstil Buatan


Selain bahan alam saat ini juga telah banyak diproduksi bahan tektil buatan. Beberapa janis bahan
tekstil buatan antara lain sebagai berikut;
a. Nilon
Sifat bahan tekstil buatan nilon yaitu;
- elastisitas tinggi
- sangat kuat dan tahan lama
- termoplastik
- bisa menjadi sangat mengkilat atau kusam
- tahan terhadap serangga, jamur, lumut dan kebusukan diterapkan untuk pembuatan stocking,
parasut, dan kantong udara
b. Dakron
Sifat dari bahan tekstil buatan dakron yaitu;
- nama asli yaitu polietilena tereftalat
- mudah dicuci, cepat kering, tidak mudah kisut, dan mempunyai daya serap tinggi
- agak keras, akan tetapi bisa digunakan untuk pengisian bantal, guling maupun boneka agar
terlihat lebih terisi, terlihat rapi, memiliki bobot ringan dan mengembang dengan baik
c. Poliester
Sifat dari bahan tekstil buatan poliester yaitu;
- termoplastik, bisa dibentuk ulang dengan proses pemanasan
- kekuatan baik
- hidrofobik (tidak menyerap)
- diterapkan untuk pembuatan pakaian tenun dan rajutan, kemeja, celana, jaket, topi, seprai,
selimut, dan bahan bantal.

Teknik Menggambar Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda, misalnya
batik, sulam, bordir, songket, sablon, tenun ikat, dan lukis. Salah satu penerapan ragam hias adalah
teknik lukis yang diterapkan pada tas kain. Tas kain atau totebag terbuat dari bahan kain yang
menyerap cat. Menggunakan pewarna misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas.
Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada tas kain atau totebag, dengan teknik menggambar.
1. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas.
2. Siapkan tas kain atau totebag yang akan dihias dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks
di dalamnya agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang
3. Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan tas kain dengan pensil
4. Selanjutnya memberikan warna-warna yang menarik pada gambar rancangan dipermukaan
kaos dengan menggunakan alat kuas
5. Setelah selesai pewarnaan, lanjutkan dengan finishing, lalu keringkan hasil gambar ragam hias
dengan hair dryer atau dijemur

Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan
menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos menjadi pilihan yang bisa
dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat kuas dapat
menggunakan sablon. Proses pembuatannya dan diberi campuran beraneka warna.
Menggambar dengan bahan tekstil (kaos) meliputi beberapa tahapan berikut.
1. Buatlah sketsa ragam hias yang sudah dipilih.
2. Gunakan kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya agar tidak
tembus ke belakang.
3. Berilah warna pada ragam hias.
4. Keringkan hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut (hair dryer).
BAB 10
( Penerapan Ragam Hias Pada Bahan Kayu)

A. Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu


Sejak masa lampau kayu digunakan untuk membuat perabot rumah tangga (misalnya kursi,
lemari, dan peti) dan bagian bangunan (misalnya tiang, pintu dan jendela). Banyak perabot kayu atau
bagian bangunan tersebut diberi sentuhan ragam hias. Motif hias yang digunakan berupa motif
tumbuhan, bintang, figuratif, dan geometris atau gabungan dari motif-motif tersebut. Penerapan
ragam hias pada bahan kayu dilakukan dengan teknik mengukir atau teknik menggambar (melukis)
atau gabungan dari keduanya.
Selain digunakan sebagai hiasan, ada ragam hias pada benda benda tersebut yang juga
memiliki nilai simbolis terkait dengan kepercayaan atau agama. Berbagai daerah di Indonesia seperti
Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Papua memiliki ragam hias yang khas pada bahan
kayu.

B. Contoh Penerapan Ragam Hias


Ragam hias diterapkan pada permukaan bahan kayu yang berbentuk bidang dua dan tiga
dimensi. Penerapan ragam hias pada bahan kayu ini dilakukan dengan menggambar atau mengukir.
Penerapan ragam hias pada bahan kayu juga terdapat pada benda-benda seni kerajinan daerah
seperti tameng dan topeng. Ragam hias ini dikerjakan dengan cara digambar kemudian diberi warna.
Penerapan ragam hias pada bahan kayu dapat dikembangkan pada benda atau barang-barang
kerajinan daerah seperti tameng dan topeng. Ragam hias dikerjakan dengan cara digambar dan diberi
warna.
Contoh penerapan ragam hias pada bahan kayu: Topeng, ukiran pada kursi kayu, ukiran pada
dinding rumah kayu

Teknik Penerapan Ragam Hias Pada Bahan Kayu

Mengukir adalah membentuk tonjolan dan cekungan berbentuk ragam hias tertentu pada
permukaan kayu dengan menggunakan alat pahat dan pemukul. Mata pahat Ada 2 jenis, yaitu mata
pahat mendatar dan melengkung. Penggunaan pahat harus disesuaikan dengan bentuk ragam hias
yang akan diukir.

Pahat ada 4 jenis, yaitu :


1. Pahat Kuku (Pahat Penguku): berbentuk lengkung seperti kuku manusia. Berfungsi untuk
mengerjakan bagian yang lengkung, melingkar, membentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan
garis maupun pecahan cawen.
2. Pahat Lurus (Pahat Penyilat): berbentuk lurus, berfungsi untuk mengerjakan bagian yang lurus dan
rata, digunakan untuk membuat dasaran dan membuat siku-siku tepi ukiran dengan dasaran.
3. Pahat Lengkung Setengah Bulatan (Pahat Kol) : berbentuk melengkung belahan setengah bulatan,
berfungsi untuk mengerjakan bagian-bagian cekung yang tidak dapat dikerjakan dangan pahat
kuku.
4. Pahat Miring (Pahat Pengot): Mata pahat pengot berbentuk miring meruncing dan tajam sebelah,
berfungsi untuk membersihkan sudut sela-sela ukiran dan meraut bagian-bagian yang diperlukan.

Alat pemukul yang digunakan dalam kegiatan mengukir umumnya terbuat dari kayu meskipun ada
juga yang menggunakan palu besi dan batu.
a) palu besi
b) palu kayu
c) batu

Bentuk kayu ada yang berupa batang dan ada juga yang berbentuk papan. Kayu banyak
jenisnya. Ada kayu yang memiliki serat halus dan ada yang kasar. Mengukir kayu harus
memperlihatkan alur seratnya. Sebelum kayu diukir, terlebih dahulu harus dibuatkan gambar ragam
hiasnya.
Membuat torehan pada kayu dengan menggunakan ragam hias tertentu merupakan aktivitas
dalam mengukir. Sebelum mengukir, sebaiknya kamu harus mengetahui terlebih dahulu alat, bahan
dan prosedur kerjanya.

Contoh prosedur kerja mengukir pada kayu :


1. Siapkan alat dan bahan menggambar ragam hias ukiran
2. Pilih bentuk ragam hias sebagai objek berkarya
3. Buatlah sketsa ragam hias pada bahan kayu
4. Berikan warna pada hasil gambar

Kayu dapat diberi warna dengan berbagai macam cat, misalnya cat minyak atau cat akrilik.
Oleh karena itu, produk dari bahan kayu dapat diberi hiasan ragam hias dengan teknik melukis.

contoh prosedur melukis ragam hias pada kayu :


1. Siapkan bahan dan alat melukis (cat akrilik/cat tembok, kuas, dan palet)
2. Siapkan bahan kayu (papan kayu)
3. Buatlah rancangan gambar ragam hias pada kertas
4. Pindahkan gambar rancangan pada permukaan bahan kayu
5. Warnai dengan cat untuk menyelesaikan gambar ragam hias
6. Berikan lapisan vernis atau cat transparan pada permukaan kayu, seperti gambar berikut :

Ragam hias pada kayu dengan menggunakan teknik ukir menghasilkan bahan kayu yang memiliki
tekstur jelas, sedangkan dengan teknik gambar/lukis menghasilkan tekstur halus.

Anda mungkin juga menyukai