Anda di halaman 1dari 6

produksi Kapas pohon industri, jenis2 bahan baku, kegunaan, teknologi proses produksi, perkiraan biaya produksi

Kapas adalah serat yang dihasilkan oleh tanaman kapas (Gossypium hirsitum) tanaman kapas ini mempunyai banyak species dan diperkirakan sejumlah 30-40 species yang tersebar diseluruh belahan dunia dari daerah yang beriklim tropis hingga subtropis. Sedangkan yang paling banyak digunakan untuk produksi pakaian adalah tanaman kapas jenis Gossypium hirsitum yang tingkat penggunaanya mencapai 90% dari produksi kapas didunia. Banyak alternatif komoditas serat alam yang memiliki serat yang dapat diblending (dicampur) dengan serat kapas untuk dibuat tekstil. Komoditas serat alam yang memiliki peluang sebagai alternatif suplemen kapas antara lain: rami

(Boehmeria nivea), flax (Linum usitatissimum), yute (Corchorus capsularis dan C. olitorius), kenaf (Hibiscus cannabinus), abaka (Musa textilis), sisal (Agave sisalana), kapuk (Ceiba pentandra G.), dan masih banyak lagi tanaman serat-seratan yang belum dibudidayakan. Semua komoditas tersebut saat iniada di Indonesia meskipun bukan asli dari Indonesia, namun ada yang sudah lama beradaptasi di Indonesia. Untuk Indonesia sendiri daerah penghasil kapas terbanyak berada di Sulawesi Selatan. Kapas dari propinsi tersebut terbanyak dihasilkan yaitu sebesar 1.614 ton atau 39,0 % dari produksi nasional (Ditjenbun, 2001). Pemanfaatan kapas kebanyakan digunakan sebagai bahan baku industri tekstil. Bahan baku dalam penggunaan kapas adalah pohon kapas. Namun terdapat pula kapas sintetik yang digunakan dalam industri tekstil yakni campuran dari polyster dan rayon. Untuk saat ini, diindustri tekstil kendala yang dihadapi adalah bahan bangku kapas yang semakin langka, maka digunakan bahan sintetik dengan presentase komposisi polyster dinaikkan lebih dari 50%. Adapun bahan baku serat rayon sendiri diperoleh dari dissolving pulp.

Teknologi proses produksi

Serat buatan dan serat alam (kapas) diubah menjadi barang jadi tekstil dengan menggunakan serangkaian proses. Serat kapas dibersihkan sebelum disatukan menjadi benang. Pemintalan mengubah serat menjadi benang. Sebelum proses penenunan atau perajutan, benang buatan maupun kapas dikanji agar serat menjadi kuat dan kaku. Zat kanji yang lazim digunakan adalah pati, perekat gelatin, getah, polivinil alkohol (PVA) dan karboksimetil selulosa (CMC). Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan proses kering. Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam (untuk pati) atau hanya air (untuk PVA atau CMC). Penghilangan kanji pada kapas dapat memakai enzim. Sering pada waktu yang sama dengan pengkanjian, digunakan pengikisan (pemasakan) dengan larutan alkali panas untuk menghilangkan kotoran dari kain kapas. Kapas juga dapat dimerserisasi dengan perendaman dalam natrium hidroksida, dilanjutkan pembilasan dengan air atau asam untuk meningkatkan kekuatannya. Penggelantangan dengan natrium hipoklorit, peroksida atau asam perasetat dan asam borat akan memutihkan kain yang dipersiapkan untuk pewarnaan. Kapas memerlukan pengelantangan yang lebih ekstensif daripada kain buatan (seperti pendidihan dengan soda abu dan peroksida). Pewarnaan serat, benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau dengan memakai proses kontinyu, tetapi kebanyakan pewarnaan tekstil sesudah ditenun. Di Indonesia denim biru (kapas) dicat dengan zat warna. Kain dibilas diantara kegiatan pemberian warna. Pencetakan memberikan warna dengan pola tertentu pada kain diatas rol atau kasa. Teknologi Proses Produksi Kaos

Seperti yang telah kita ketahui, bahan baku utama untuk membuat kaos baik tshirt maupun polo shirt adalah kain katun. Sedangkan bahan untuk membuat kain katun adalah kapas dan polyester. Selama ini Indonesia belum bisa memenuhi

kebutuhan akan kapas dari dalam negeri, sehingga masih mendatangkan dari luar negeri. Negara yang banyak memproduksi kapas adalah Cina, India, dan Pakistan. Untuk membuat kaos, t-shirt, dan kaos polo, atau polo shirt, dimulai dari bahan baku yang paling dasar yaitu kapas. Dari kapas proses selanjutnya untuk membuat kain kaos disebut proses pemintalan atau didalam industri tekstil biasa disebut dengan proses spinning. Proses spinning yakni proses mengolah kapas atau polyester menjadi benang. Setelah proses pemintalan atau spinning, maka hasilnya adalah benang. Benang hasil pemintalan ini akan masuk ke proses berikutnya yang disebut soft winder. Soft winder adalah proses penggulungan benang hasil dari pemintalan. Benang yang telah digulung melalui proses soft winder, akan masuk ke proses pencelupan benang. Tujuannya adalah untuk memberi warna pada benang sebelum ditenun menjadi kain. Jadi warna dari kain itu berasal dari proses pencelupan benang ini. Setelah proses pencelupan benang selesai kemudian benang dikeringkan. Proses selanjutnya setelah pencelupan atau pewarnaan pada benang adalah prosesweaving. Weaving biasa disebut juga proses penenunan, yaitu proses mengolah benang menjadi kain. Sebelum masuk ke proses penenunan atau weaving, benang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Proses ini, mempersiapkan benang hingga terbentuk anyaman benang yang siap masuk ke mesin tenun. Setelah itu baru masuk ke proses dalam proses weaving atau penenunan. Setelah proses penenunan selesai maka hasilnya adalah lembaran-lembaran kain. Kain-kain dari hasil mesin tenun ini kemudian masuk ke proses pemeriksaan atau disebut Shiage. Di proses ini kain akan dicek dan ditentukan gradenya. Bila dari pemeriksaan ditemukan kecacatan maka kain dikirim ke bagian perbaikan. Di proses ini juga dilakukan proses klasifikasi kain sesuai dengan jenisnya. Untuk jenis t-shirt biasanya hasilnya berupa bahan cotton carded, cotton combed, atau Teteron Cotton. Sementara untuk polo shirt, biasanya terbuat dari jenis cotton pique yang berpori-pori lebih besar. Setelah lolos dari proses pemeriksaan atau Shiage. Kain akan masuk ke proses pemolesan terhadap warna, penampilan dan pegangan (handling) disebut

dengan prosesDyeing. Proses ini merupakan proses terakhir dari proses produksi, mulai dari pengolahan bahan baku kapas atau polyester hingga menjadi kain. Sebelum kain dikirim ke pasaran ada proses terakhir yaitu proses penggulungan dan pengepakan kain sesuai dengan pesanan dari pelanggan. Sampai tahap ini selesailah proses produksi kain di pabrik. Kemudian kain akan dipasarkan ke pelanggan-pelanggan atau distributor dan pusat-pusat grosir kain. Dari pusat-pusat grosir inilah bisanya industri garmen mendapatkan supply bahan baku kain. Industriindustri garmen ini meliputi industri konveksi, sablon atau percetakan hingga ke level industri rumah tangga. Sampai di level konveksi atau industri garment, kain-kain tersebut dipotong sesuai pola kaos atau polo shirt. Setelah dipotong kain kaos kemudian dijahit, dan dikemas sampai menjadi produk akhir seperti t-shirt, atau polo shirt. Adapun teknologi proses produksi sebagai berikut:

Proses Produksi Mekanik Pertanian Serat Alam yute,linen) Peternakan (sutera,wool) (kapas, Pupuk Organik Nonorganik Kimia

Teknologi Hasil Serat alam

seperti sutera, kapas, yute, sisal dll Filamen/staple wool, linen,

Pemintalan leleh Serat Sintetis Pemintalan kering Pemintalan basah Polymerisasi

serat polyester , nilon, rayon, Benang nylon, polyester

Benang

Pemintalan

Tidak

Benang kapas, benang sutera,

Bahan dari serat alam dan Mesin serat campuran

Blowing, membutuhkan

dalam Carding Drawing, zat

kimia benanhg wool,

bentuk serat pendek(staple)

ring spinning/sistem rotor.

secara signifikan

benang campuran (alam sintetis) dan

Mesin Penganjian Mesin mesin Kain tenun/rajut Mesin warping, Proses cucuk, penganjian tenun, dengan Kain

kanji grey tenun dan Kain rajut

Mesin rajut, Mein sintetis tenun dobby dsb Resin, Mesin (mesin pres) kempa jacquard, kanji alam

kimia

analisis, kimia organic, polimer. Proses kimia,

Kain woven Seperti

non

Kain non woven

kulit

sintetis dsb

Mesin Cap (screen Pewarnanaan (Pencelupan dan Pencapan) printing dll), Mesin celup Jigger (padding, Box, Jet

Teknologi warna, Tekstil, Bantu, fisika, analisis

zat

Kimia obat Kain berwarna kimia Kain bermotif kimia

dyeing dll ), Mesin Finishing (penyempurnaan) penyempurnaaan,

Kimia Tekstil, Kain Resin, berkilau langsai,

halus, , kain

sebagain proses dilakukan bakar sebelum proses pewarnaan( desizing, Proses bakar bulu, bleaching,

bulu, bioteknologi,

kimia organic, dengan tujuan kimia fisika,kimia analisis khusus anti

desizing,bleaching,scouring) scouring, pemasakan,

api, anti air, kain dengan

mesrcerisasi mesin

sifat

sifat

khusus.dsb

sanforis, spreading, heat setting, anti air, anti susut Pembuatan disain, pola, Mesin jahit, Pakaian (Garmen) pasang mesin mesin prres kancing, potong, Tidak proses secara signifikan ada kimia

Pakaian kemeja celana

, ,

Anda mungkin juga menyukai