Anda di halaman 1dari 6

Metode Dyeing Tekstil

Pengertian Dyeing
Dyeing merupakan proses pencelupan atau pewarnaan yang dapat
dilakukan pada berbagai bentuk bahan tekstil, baik itu serat, benang, kain
maupun garmen. Masing-masing warna akan menentukan apa saja zat
warna atau chemical yang akan digunakan serta komposisinya masing-
masing. Selain itu proses dyeing juga ikut pada SPC (Standart Process
Condition) yang meliputi besaran temperature, waktu serat parameter lainnya. Metode dyeing dilakukan
dengan berbagai cara tergantung dari jenis zat warna dan serat yang akan diwarnai.
Metode Pencelupan:
Sistem Batch (discontinuous system) atau exhaust dyeing
Pada system ini zat warma dilarutkan atau didispersikan dalam larutan celup. Bahan direndam dalam larutan
celup kemudia dipindahkan setelah sebagian besar zat warna dialihkan dan didistribusikan secara menyeluruh
dan merata serta masuk ke dalam serat dengan baik. Bahan kemudian dicuci untuk menghilangkan sisa zat
warna.
Sistem Kontinyu atau semi kontinyi (pad dyeing)
Proses yang satu ini dilakukan dengan menggunakan alat mekanis. Cairan dicelup serta didistribusikan secara
homogen ke kain. Zat warna meresap masuk ke kain dengan baik, merata, dan tahan lama. setelah itu barulah
dicuci.
Pencelupan Serat (Fiber Dye)
Pencelupan serat adalah pemberian warna pada bahan yang bentuknya masih serat.
Tehnik pencelupan terbagi menjadi:
Pencelupan serat alam
Pencelupan serat alam dilakukan dengan mencelup serat alam dalam media air dan setelah selesai dilakukan
proses pengeringan.
Pencelupan serat buatan
Pencelupan pada serat buatan pada umumnya diberikan pada waktu proses pemintalan serat buatan dengan
menambah zat warna khusus yang tahan pada suhu tinggi pada saat proses pemintalannya.
Pencelupan benang
Pencelupan benang merupakan proses pemberian warna pada baham dalam bentuk benang.
Proses pencelupan benang dapat dilakukan dengan 2 cara:
Rope Dyieng
Rope Dyeing merupakan proses pencelupan pada benang yang berbentuk untaian. Rope dyeing dilakukan
dengan melakukan untaian benang pada larutan zat warna. Pada umunya cara ini dapat dilakukan pada industri
skala besar dan rumahan.
Cones Dyeing
Cones dyeing merupakan proses pencelupan pada benang yang berbentuk cones dan pada umunya diterapkan
untuk industri skala besar. Cones-cones benang dimasukan dalam mesin celup lalu direndam dalam larutan zat
warna. Cones yang digunakan untuk mealui proses ini menggunakan cones khusus yang biasa digunakan untuk
proses pencelupan.
Pencelupan Kain (Fabric Dye)
Pencelupan kain adalah proses pemberian warna pada bahan yang berbentuk kain. Prinsip dari pencelupan
adalah dengan merendam kain pada larutan zat warna yang mana teknisnya ada yang direndam dan diaduk dan
ada juga yang dilakukan dengan mencelupkan kain-kain pada bak-bak besar. Tehnik ini biasanya diiterapkan
pada mesin-mesin pencelupan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pencelupan Garment (Garment Dye)
Pencelupan garmen merupakan proses pemberian warna pada bahan yang berbentuk pakaian jadi. Pencelupan
garmen dapat dilakukan pada keseluruhan garmen atau sebagian. Umumnya pencelupan garmen harus hati-hati
karena proses pencelupan akan berpengaruh pada kesempurnaan dimensi pakaian dan aksesoris pada pakaian
itu sendiri. Prinsip pencelupan kain yaitu direndam dalam larutan zat warna selanjutnya proses pengeringan.

Proses Pencelupan (Dyeing) dan Finishing Pada Kain Kaos


Proses Pencelupan (Dyeing) Pada Kain Kaos

Proses Pencelupan (Dyeing) Pada Kain Kaos - Kain kaos memang banyak
digemari oleh semua orang karena kaos merupakan bahan pakaian yang
nyaman dipakai dan sifatnya yang lembut, elastis, dan menyerap keringat.
Banyak pabrik-pabrik tekstil yang memproduksi kain kaos dalam berbagai jenis,
warna, dan kualitas nya sesuai permintaan konsumen atau pembelinya.
Contohnya saja distro-distro yang ada di indonesia pasti dalam produk mereka terdapat t-shirt atau bisa dibilang
kaos, ada kaos lengan pendek dan lengan panjang banyak juga varian warna dan desain kaos pada produk
mereka. Pada desain kaos umumnya disablon dalam bentuk gambar maupun tulisan sesuai dengan merknya.

Dalam kain kaos terdapat jutaan varian warna yang menjadi daya tarik terhadap orang yang melihatnya. Dari
banyaknya varian warna dalam kaos pasti ada proses yang menjadikan kaos tersebut berwarna bagus. Proses ini
lah yang nanti kita bahas pada artikel ini.
Proses pencelupan atau pewarnaan pada kaos biasanya terdapat dipabrik tekstil bagian Dyeing and Finishing
yang memproses kain grey dan kain kaos, pada artikel ini kita akan bahas alur proses pencelupan dan finishing
kain kaos. Langsung saja gaes simak artikel berikut ini.

Proses Pencelupan (Dyeing) dan Finishing Pada Kain Kaos


1. Pembukaan Gulungan Kain.

Mesin Pembukaan Gulungan Kain


Pada pabrik tekstil bagian dyeing and finishing ini memproses kain kaos kiriman dari pabrik lain setelah kain
kaos sampai dan diturunkan dari truk biasanya kain kaos nya berbentuk gulungan yang mempunyai berat 20-30
kg pergulungan.

Dalam satu partai ada 15-30 gulungan, jenis kain dan warna kaosnya berbeda tergantung juga dari permintaan
pembeli. Pada saat kain selesai diturunkan dalam satu partai ada laporan surat produsi yang didalam ada
keterangan seperti jenis bahan, warna, pcs, dll sesuai spesifikasi kain permintaan pembeli.
Surat proses produksi tersebut memudahkan operator mesin untuk memproses kain agar proses selanjutnya
berjalan lancar sesuai permintaan pembeli.
Berikut kain ditarik dari gulungannya dimasukkan ke roll menuju keatas lalu kebawah kain masuk ke ayunan
kain untuk dilipat dan ditumpuk, setelah kain kaosnya melewati ayunan disambung antar rool dengan cara
dijahit terlebih dahulu sesuai urutan nomornya yang sebelumnya sudah diberi keterangan pada setiap roll atau
gulungannya.
2. Pencelupan dan Pewarnaan Menggunakan Mesin Jet Dyeing.

Mesin Jet Dyeing


Pencelupan (Dyeing) merupakan proses yang melakukan pemberian zat warna pada kain secara merata dengan
menggunakan media air. Air pada proses ini mutlak diperlukan untuk media pembawa molekul-molekul zat
warna untuk dapat merasuk ke dalam serat-serat kain.
Proses pencelupan pada umumnya yaitu melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam media air kemudian
kain dimasukkan ke dalam larutan tersebut sehingga terjadi proses penyerapan zat warna pada serat kain.
Larutan tersebut diantaranya air, zat warna, chemical / bahan kimia pembantu. Setelah kain diproses dicelup
beberapa kali lalu kain dicuci untuk menghilangkan kotoran dan zat lainnya yang tersisa. Proses pencuciannya
menggunakan mesin yang sama yaitu Jet Dyeing.
Kemudian kain dikeluarkan dan ditempatkan dikeranjang yang besar, beratnya bisa mencapai 1 ton bahkan lebih
dan keranjang yang berisi kain tersebut didorong menuju mesin extractor.

Mesin
Extractor
3. Pengeringan Kain Menggunakan Mesin Extractor.
Mesin Extractor merupakan mesin yang berfungsi untuk mengeringkan kain.
Cara kerja mesin ini sama seperti pengering di mesin cuci yaitu memutar
dengan kecepatan yang tinggi. Setelah kain di celup di proses sebelumnya,
diproses ini kain dimasukkan ke mesin extractor melalui 2 roll diatas tiang
penyangga tersebut. Setelah kain melewati roll tersebut dan ditekan tombol nya
roll akan berputar dan kain berjalan otomatis masuk kedalam mesin
tersebut.Lama waktu proses pengeringan tersebut kurang lebih 20 menit
dengan kecepatan 700 sampai 800 rpm. Kemudian kain dikeluarkan melalui 2
roll tersebut dan ditempatkan dikeranjang untuk dipindahkan ke tempat proses
selanjutnya yaitu mesin yang bernama Skutcher.
4. Membuka Kain dengan Mesin Skutcher.
Mesin Skutcher
Mesin Skutcher merupakan mesin yang berfungsi untuk membuka kain dari bentuk tali
menjadi melebar atau membuka sesuai ukuran kain. Kain setelah diturunkan dari mesin
Jet Dyeing dan dikeringkan dari mesin Extractor mengalami puntiran seperti tali maka
fungsi dari mesin ini untuk membuka kain dari puntiran tersebut.
Mesin Skutcher ini sebenarnya juga bisa untuk membelah kain kaos, yang dimaksud
membelah adalah pada dasarnya kain kaos itu kan berasal dari mesin rajut yang
berbentuk bundar maka hasilnya berupa kain kaos yang berbentuk melingkar dan
berdiameter lebarnya tanpa sambungan.
Jadi mesin skutcher ini bisa untuk membelah kain kaos tersebut menjadi lebih lebar 2X lipat lebarnya dari
sebelumnya untuk keperluan pembeli.

5. Melapisi Kain dengan Obat Kaku Menggunakan Mesin Padder.


Mesin Padder
Mesin Padder merupakan mesin yang berfungsi untuk melapisi kain dengan
obat kaku dengan tujuan untuk memberi sifat kaku pada kain agar kain lebih
kuat dan tahan lama.
Setelah kain dibuka dari puntirannya di mesin skutcher sekarang proses
selanjutnya yaitu dengan memberi lapisan obat kaku pada kain dengan cara
kain dilewatkan rol yang terdapat dibak yang berisi cairan obat kaku, setelah
kain tercelup lalu melewati antara 2 roll untuk menekan atau mengepress
kain tersebut agar cairan obat tidak terlalu banyak menyerap pada kain.
Kemudian kain melewati roll ayunan dan jatuh kebawah untuk ditumpuk dan
dibawa ke proses selanjutya yaitu Mesin Relax Dryer.
6. Pengeringan Kain Kaos menggunakan Mesin Relax Dryer.
Mesin Relax Dryer

Mesin Relax Dryer merupakan mesin yang berfungsi untuk mengeringkan kain
kaos yang sebelumnya telah diberi obat kaku. Dimesin ini kain harus benar-
benar kering supaya proses selanjutnya berjalan dengan lancar dan tidak
gosong. Mesin Relax Dryer ini juga mempengaruhi berat kain yang biasa
disebut gramasi.
Unsplash

7. Finishing Kain Kaos Menggunakan Mesin Heat Setting.

Mesin Heat Setting


Mesin Heat Setting merupakan mesin yang berfungsi untuk menghaluskan
serta mengatur dan menstabilkan dimensi pada kain. Pada mesin ini juga
menggunakan blower untuk menyemprotkan uap panas sehingga kain akan
lebih halus.
Setelah kain dimasukkan dimesin ini keluar dalam keadaan halus seperti baru distrika lalu dilipat terus digunting
per rollnya dan dipacking menggunakan plastik kemudian ditimbang kainnya dan diberi keterangan spesifikasi
kainnya lalu siap diantarkan ke pembelinya.
Berikut proses Dyeing dan Finishing pada pabrik tekstil, pada proses Dyeing dan Finishing kain tenun dan kain
kaos berbeda proses nya. Pada kain tenun proses nya lebih banyak tahap-tahapnya. Pada mesin ini bisa disetting
overfeed nya yaitu ketegangan kain pada saat pengeringan. Sistem mesin ini yaitu kain berjalan diatas jaring-
jaring dan diatasnya terdapat lubang blower yang menyemprotkan uap panas yang berasal dari boiler. Dimesin
ini terdapat 6 blower untuk menyemprotkan uap panas tersebut.

6 Teknik Print Textile Yang Harus Kamu Tahu


Teknologi printing perannya dalam industri tekstil begitu penting, terlebih perkembangan produk-produk tekstil
kini mulai bervariasi baik dari segi model maupun motif atau desain yang diberikan.
Proses pemberian desain atau motif pada kain yang digunakan untuk bahan mentah produk tekstil seperti baju,
tas, celana dan yang lainnya merupakan berkat dari teknologi printing kain yang populer di industri tekstil.
Ada beberapa macam teknik print textile yang digunakan dalam proses pencetakan gambar atau desain pada
kain, berikut ulasannya:
Teknik Screen Printing
Teknik screen printing ini merupakan teknik yang lumayan populer dalam industri tekstil, screen printing atau
lebih dikenal dengan teknik sablon merupakan teknik printing menggnakan screen dimana screen akan diberikan
pattern sesuai dengan desain atau motif yang ingin di cetak dan kemudian diberi cat khusus untuk melakukan
proses pewarnaan dan pembentukan desain.
Teknik Resist Printing
Teknik printing yang berikutnya dikenal dalam dunia industri yakni Resist Printing. Teknik ini menggunakan suatu
pasta khusus yang digunakan pada kain dalam bentuk pattern sesuai dengan desain yang diberikan.
Dan selanjutnya masuk ke proses pewarnaan yang dimana pasta tersebut dapat menahan proses pewarnaan
sehingga terbentuklah warna dasar. Penggunaan teknik ini biasanya digunakan dalam proses pembuatan batik.
Teknik Spray Printing
Teknik printing kain berikutnya dikenal dengan nama Spray Printing yang mana dalam prosesnya pembentukan
motif atau desain yang diinginkan dilakukan dengan proses penyemprotan khusus yang tujuannya untuk
mentransfer pewarna pada kain.
Teknik Discharge Printing
Teknik berikutnya yakni Discharge printing, teknik ini bekerja dengan cara menghilangkan warna dari area
tertentu yang ada pada kain dengan cara mencelupkannya pada cairan khusus yang mengandung bahan-bahan
kimia khusus yang dipakai dalam proses printing kain.
Teknik Sublime Printing
Teknik printing berikutnya yang juga dikenal dalam industri tekstil yakni teknik sublime printing dimana proses
dilakukan dengan menggunakan transfer papper.
Nantinya akan diberi motif atau model yang di inginkan dan dilakukan proses press untuk membuat gambar
atau desain yang terdapat pada kertas transfer tersebut tersublimasi pada kain, sehingga gambar atau motif
yang diinginkan dapat tercetak rapi pada kain.
Teknik Digital Printing
Teknik print textile berikutnya yakni digital printing yang mana teknik ini merupakan teknik printing yang
terbilang modern. Proses pencetakan gambar atau desain dilakukan dengan teknologi canggih layaknya mesin
print yang digunakan dalam mencetak kertas. Dengan teknologi digital printing ini proses printing kain dapat
semakin detail dan rapi.

Pengendalian Produk tidak Sesuai

Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari kerap terjadi permasalahan. Masalah yang dihadapi harus ada
penanggulangannya apalagi masalah itu berkaitan dengan barang atau jasa untuk pelanggan.
ISO9001 :2008, dalam klausul 8.3, mewajibkan perusahaan memiliki suatu prosedur untuk
menangani produk yang tidak sesuai. Yang dimaksud dengan produk tidak sesuai adalah produk
(atau jasa) yang tidak sesuai dengan persyaratan/spesifikasi yang telah ditentukan.
Metode atau cara penangan produk tidak sesuai harus disesuaikan dengan metode atau cara yang cocok dengan
kondisi perusahaan. Bergantung pada jenis-jenis ketidaksesuaian produk, penanganan produk tidak sesuai tentu
berbeda-beda.
Standar ISO 9001 versi 2008 (bukan ISO 2008) mengatur soal kontrol terhadap produk tidak sesuai. Tujuannya
agar produk yang bermasalah itu tidak sampai ke tangan pelanggan atau pembeli. Jika itu terjadi, tentu akan
merugikan reputasi perusahaan. Oleh sebab itu, mekanisme penanganan produk tidak sesuai harus ditetapkan
aturannya dalam suatu prosedur yang terdokumentasi.
Di dalam prosedur pengendalian produk tidak sesuai harus ditentukan aturan tentang tiga hal:
 identifikasi produk tidak sesuai
 penanganan produk tidak sesuai, dan
 penanggung jawab berikut kewenangan pihak yang bertanggung jawab atas penanganan produk tidak sesuai
Terdapat beberapa pekerjaan yang harus dilakukan apabila ditemukan produk yang tidak sesuai. Kemungkinan
pekerjaan itu antara lain:
 rework, melakukan rework agar produk tidak sesuai kembali memenuhi spesifikasi yang ditentukan,
 negosiasi, melakukan negoisasi dengan pelanggan agar produk tidak sesui bisa diterima, baik tanpa perbaikan
maupun dengan perbaikan,
 regrade, melakukan perbaikan, tetapi kualitas tidak lagi memenuhi spesifikasi,
 scrapping.
Dalam penerapan sistem manajemen mutu iso 9001 versi 2008, sumber informasi ketidaksesuaian produk dapat
diperoleh dari beberapa kegiatan internal seperti berikut ini:
 verifikasi produk yang dibeli
 produksi dan penyediaan Jasa
 pemantauan dan pengukuran
Selain ketiga sumber, informasi lain dapat pula diperoleh dari pihak diluar perusahaan, misalnya keluhan
pelanggan.
Tugas dan Tanggung Jawab operator mesin secara umum
Mengoperasikan mesin produksi, mulai dari menyalakan, menjalankan, memantau, dan mematikan mesin.
Melaksanakan kebijakan dan rencana produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Memantau mesin produksi
agar dapat beroperasi dengan baik sekaligus melakukan perawatan terhadap mesin produksi.

Tugas dan Tanggung Jawab Operator Mesin Cetak


Bekerja sesuai standar dan aturan
Bekerja sesuai SOP cetak
Setiap jasa percetakan mempunyai standar operasional cetak masing-masing. Dalam melaksanakan tugas sesuai
standar operasi cetak ini, PPIC akan menyerahkan SPK produksi kepada Operator.
Menyiapkan peralatan mesin cetak
Setiap perusahaan percetakan tentu saja harus mempunyai seorang Operator Mesin yang dimana bertugas untuk
menyiapkan semua alat mesin cetak. Mesin cetak harus siap dioperasikan agar produksi berjalan dengan lancar
dan optimal. Sehingga sebelumnya, Operator harus mengecek semua komponen mesin cetak. Jangan sampai ada
komponen yang tertinggal. Jika semua alat mesin cetak siap, Operator dapat mengoperasikannya sesuai prosedur.
Mesin cetak offset mempunyai komponen yang lebih kompleks. Sehingga dibutuhkan ketelitian pada saat
persiapan mesin terutama oleh seorang Operator Mesin Offset.
Memeriksa peralatan mesin cetak
Sebelum mesin cetak digunakan, Operator harus memeriksa keadaan mesin tersebut. Keadaan mesin cetak sangat
penting dalam menunjang kinerja Operator. Apabila memang ada komponen yang rusak, harus segera dicatat dan
dilaporkan kepada atasan. Jika dibiarkan bisa merambat ke komponen lain dan kerusakan bertambah parah.
Setelah mesin cetak digunakan, Operator juga harus memeriksa keadaan mesin kembali.
Mesin cetak harus dalam keadaan baik baik sebelum operasi atau setelah operasional. Hal ini akan
memperpanjang nilai guna mesin cetak tersebut serta meminimalkan pengeluaran alat yang cukup besar.
Merawat mesin cetak
Operator Mesin harus menjaga dan merawat mesin cetak sesuai dengan prosedur. Tujuannya agar mesin cetak
tetap berfungsi dengan baik dan bekerja secara optimal. Walaupun sudah lama digunakan.
Mencetak bahan dengan baik
Setelah mesin cetak siap, Operator dapat langsung mencetak bahan yang sudah disediakan. Bahan yang dipilih
harus sesuai permintaan begitu juga dengan jumlah cetakan.
Operator harus bisa memahami permintaan pelanggan dan harus bisa menghasilkan cetakan yang berkualitas
tinggi dan sesuai dengan permintaan.
Untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut, Operator bisa membuat list atau rekapan setiap konsumen.
Sehingga tidak terjadi miss atau kesalahan. Karena kesalahan kecil dapat membuat kualitas dan performa
percetakan menurun.
Melaporkan hasil pekerjaan
Setelah permintaan pelanggan terpenuhi, Operator harus membuat laporan hasil pekerjaan tersebut. Laporan
ditujukan kepada atasan sebagai bentuk tanggung jawab atas kinerja yang sudah dilakukan. Laporan juga bisa
menjadi solusi saat terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.
Melaksanakan tugas kedinasan
Selain mengoperasikan mesin cetak, Operator harus bersedia melaksanakan tugas kedinasan dari atasan. Biasanya
tugas ini dilakukan sebulan sekali atau sesuai kesepatakan. Tugas kedinasan bertujuan untuk menjalin relasi dan
hubungan untuk menambah mitra kerja.

Tanggung Jawab Operator Mesin Offset


Seorang Operator mesin cetak offset juga mempunyai tanggung jawab sebagai berikut.
Memahami SPK atau Surat Perintah Kerja
Operator harus memahami SPK yang mencakup bahan baku yang digunakan. Bahan baku tersebut meliputi tinta
printer, kertas, pelat, dan bahan tambahan. Operator juga harus memahami SPK mesin cetak termasuk mesin
cetak lembaran dan gulungan. Serta harus memahami SPK konfigurasi warna, jumlah halaman, deadline dan juga
oplah.
Melaksanakan sistem manajemen
Operator harus melaksanakan sistem manajemen dengan baik. Sistem manajemen merupakan nilai batasan atau
parameter dari proses produksi. Sistem ini digunakan sebagai acuan produksi agar produk cetakan yang dihasilkan
sesuai dengan standar dan permintaan konsumen.
Operator mesin cetak harus dapat membangun komitmen dan kesepakatan dengan konsumen dengan baik. Serta
tidak boleh memaksa keinginan konsumen. Karena hal ini dapat membuat sistem manajemen dinilai tidak teratur
dengan baik.
Memahami instruksi kerja
Dalam melaksanakan tugasnya, Operator mesin cetak harus memahami instruksi kerja yang diberikan. Instruksi
ini menjadi petunjuk secara khusus dan detail akan peralatan yang akan digunakan dalam operasional yaitu mesin
cetak. Sehinga Operator dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan maksimal.
Memahami check list produksi
Selain instruksi kerja, Operator Mesin Cetak juga harus memahami dan melaksanakan check list. Check list ini
bertujuan untuk melihat, mengamati dan mendata semua komponen bahan, alat produksi sebelum digunakan.
Kegiatan ini sangat penting untuk persiapakan operasional karena dapat meminimalkan terjadinya kegagalan.
Melaksanakan program 5R dan K3
Tanggung jawab Operator Mesin adalah melaksanakan 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. 5R ini
harus sejalan dengan K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sehingga semua operasional dalam berjalan dengan baik dan terhindar dari kecelakaan kerja. Program 5R dan K3
sangat penting bagi dunia industri termasuk jasa percetakan. Dengan melaksanakan program K3, semua
keselamatan karyawan lebih terjamin.
Serta kecelakaan kerja dalam terhindari terutama kecelakaan yang berakibat fatal kepada pekerja. Sedangkan
program 5R dapat meningkatkan semangat, motivasi para pekerja dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Memahami pelat cetak yang baik
Operator harus dapat menghasilkan produk cetakan yang berkualitas dan sesuai keinginan konsumen.
Sehingga operator mesin cetak harus bisa memilih kualitas pelat cetak yang digunakan. Pelat cetak harus
memenuhi persyaratan teknis dan standar.
Memahami kualitas kertas cetak
Cetakan pasti membutuhkan kertas, baik kertas gulungan atau lembaran. Untuk kertas gulungan, perhatikan
pemilihan gramatur, jenis kertas, uluran lebar kertas harus diperhatikan dengan baik.
Sedangkan untuk kertas lembaran, Operator harus memperhatikan kekuatan robek dan kekuatan tarik kertas. Serta
ketebalan, daya serap air, daya serap tinta, gramatur, opasitas, kestabilan warna tinta, dan presisi ukuran potong
kertas.
Memahami kualitas air pembasah
Dalam mesin cetak offset, air pembasah sangat berperan penting. Air ini berfungsi untuk memisahkan area image
dengan non image. Sehingga Operator harus memahami air pembasah yang terbaik agar hasil cetakan sesuai
dengan desain yang diinginkan konsumen.
Jadi seperti itulah tanggung jawab & tugas dari operator mesin cetak dan jangan sampai lupa bagaimana seorang
operator bekerja ya.

Anda mungkin juga menyukai