Anda di halaman 1dari 3

Kami turut mendukung pemerintah dalam mewujudkan industri hijau di Indonesia.

Melalui
manajemen rantai pasok yang berorientasi pada nilai keberlanjutan, kami memastikan bahwa bahan
baku yang diperoleh telah bersertifikat dari international safe cotton association dan menggunakan
produk pewarnaan yang aman seperti Oeko-Tex. [GRI 102-12] Bahan baku yang digunakan untuk
memproduksi seluruh produk Sritex adalah serat katun, polyester, dan serat rayon. Masing-masing
bahan baku tersebut telah ditentukan proporsional penggunaannya. Berdasarkan sifatnya, bahan
baku serat katun dan serat rayon digolongkan sebagai material yang dapat diperbaharui. Sedangkan
polyester merupakan material yang tidak dapat diperbaharui.

Hasil penelitian tim independen menghasilkam sejumlah temuan. Tiga


parameter yang diamati adalah Total Dissolved Solid (TDSP, Chemical Oxigen
Demand, dan Ph limbah cair. Dua paramater dari tiga parameter dari hasil analisis
sembilan sampel limbah cair PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo tidak
memenuhi ambang baku mutu limbah cair.
https://www.universaleco.id/blog/detail/pengolahan-bahaya-limbah-industri-pakaian-tekstil/52

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200811/257/1277783/menelusuri-jejak-limbah-rayon-utama-
makmur

https://www.detik.com/jateng/berita/d-5958176/teror-bau-busuk-limbah-pt-rum-sukoharjo-yang-
kembali-bikin-resah

https://www.solopos.com/limbah-pt-rum-sukoharjo-butuh-solusi-ini-saran-pengamat-lingkungan-
1192470

https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3701376/limbah-busuk-cemari-lingkungan-pt-rum-di-
sukoharjo-akui-kesalahan

http://eprints.ums.ac.id/67276/10/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Pendiri PT. Sritex, H.M. Lukminto, berhasil menjalankan PT. Sritex menjadi terintegrasi secara
vertikal Textil dan Garment yang terdiri dari 4 unit pemintalan (Spinning), 5 unit penenunan
(Weaving), 3 unit pencetakan-pencelupan (Dyeing Printing), dan 6 unit garmen

Dalam pengerjaan produk-produknya PT. Sritex dibagi menjadi empat divisi yaitu divisi garment,
divisi spinning, divisi weaving, dan divisi dyeing-printing-finishing.

1) Divisi Garment Sebagai perluasan dari sistem produksi tekstilgarment yang terintegrasi, PT. Sritex
mengoperasikan tujuh unit garment (didukung 6.350 mesin) dengan 130 lini produksi garment yang
dilengkapi dengan mesin jahit otomatis terkomputerisasi, perlengkapan finishing dan pressing
garment, dan juga sistem pattern and marker terkomputerisasi. Perlengkapan-perlengkapan ini
dioperasikan oleh lebih dari 7000 operator yang sangat terlatih. Sehingga kami mampu
memproduksi lebih dari 8,2 juta pakaian per tahun.

2) Divisi Spinning Divisi spinning merubah serat menjadi benang. Terdiri dari 9 pabrik spinning
dengan total 4.000 karyawan. Divisi ini didukung oleh 2.500 mesin dengan lebih dari 320.000 ring-
spindle, dan mesin yang digunakan telah dimodifikasi di import dari Asia dan Eropa. Kapasitas
produksi 353.000 bal per tahun (1 bale = 181,4 kg) = 64.048 ton/tahun. PT. Sritex secara terus
menerus berusaha meningkatkan produksinya dengan selalu menggunakan teknologi dan mesin-
mesin terbaru. Pada saat ini PT. Sritex mengoperasikan fasilitas paling modern dalam proses
spinning sampai garment di Indonesia. Ragam produk : i. Benang rayon ii. Benang polyester and
blended iii. Benang cotton combed dan cotton carded iv. Benang stretch and lycra v. Produk benang
double segala kualitas

3) Divisi Weaving Divisi weaving merubah benang menjadi greige. Terdiri dari 4.000 karyawan
dengan 2.600 mesin tenun, termasuk loom kecepatan tinggi. Kapasitas produksi total adalah
120.000.000 meter kain greige per tahun. Divisi tekstil weaving memiliki teknologi yang mampu
memproduksi berbagai jenis kain dengan struktur konstruksi ringan, medium dan berat. Gaya
pemintalan yaitu plain, twill, brokentwill, poplin, rip-stop, canvas, dobby, jacquard, herringbone,
sateen. Ragam produk : a. Kain rayon, cotton, T/C and blended spun lebar finishing dari 36" sampai
dengan 63" b. cotton dan T/C twills dari 44" sampai dengan 63" c. 100% spun polyester, single-
georgette, tissued faille, and crinkle georgette d. Kain loreng untuk militer e. Kain stretch dengan
lycra f. Kain dobby dan jacquard

4) Divisi Dyeing-Printing-Finishing Divisi dyeing, printing, dan finishing merubah grey (kain putihan)
menjadi kain jadi. Terdiri dari 1.000 karyawan, mereka didukung oleh 3 lini produksi continues-
dyeing, 9 mesin cetak rotary, 12 mesin jet dyeing, 9 mesin stenter. Divisi ini memproduksi berbagai
jenis kain dyed dan printed dengan kapasitas total produksi tahunan mencapai 120.000.000 yard.
Divisi printing, dyeing and finishing tekstil mampu memproduksi beragam cetakan loreng dengan
berbagai metode (disperse reactive, disperse VAT, pigment) dan finishing (mercerized, calendarized,
sanforized, chintzfinished, pre/post cure, peach-skin feel, efek anti kerut, tahan air, anti serangga,
tahan api, anti noda, anti infra merah dan mampu menyerap keringat). Ragam produk : a) Kain jadi
termasuk 100% rayon dan blended suiting, denim cotton, 100% polyester georgette dan 100%
mercerized cotton b) Kain loreng untuk militer c) Kain stretch dengan lycra d) Kain dobby dan
jacquard

G. Proses Produksi Proses produksi merupakan sebuah mata rantai, sehingga kelancaran suatu
proses pada salah satu bagian akan sangat mempengaruhi proses produksi di bagian yang lain.
Perencanaan produksi yang baik dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinir dengan departemen
terkait. Pengawasan produksi dilaksanakan pada masing-masing departemen sejak proses awal
hingga proses akhir (dari penerimaan bahan baku sampai dengan pengiriman kepada konsumen)
yang dilaksanakan secara ketat, baik dalam kualitas maupun kuantitas produksinya. Proses produksi
terbagi menjadi tiga tahap produksi, yaitu preparation (persiapan), weaving (pertenunan), dan
finishing (penyelesaian). Keseluruhan proses produksi tersebut secara garis besar dapat diuraikan
sebagai berikut : 1. Tahap Preparation (Persiapan) Pada tahap persiapan terdiri dari dua bagian, yaitu
: a. Proses Pembuatan Benang Lusi Yang dimaksud benang lusi adalah benang yang menjulur sejajar
ke arah panjang kain. Proses pembuatan benang lusiharus dilakukan tahapan kegiatan melalui
mesin-mesin sebagai berikut : (1) Mesin Twisting dan Winder (Pengganda dan Penggulung) Benang
yang berasal dari gudang persediaan akan digandakan dengan menggunakan mesin twisting.
Penggandaan benang tersebut dimaksudkan untuk membedakan jenis kain yang dihasilkan. Setelah
digandakan, maka benang akan digulung dengan menggunakan mesin winder. Benang-benang yang
sudah digulung dapat dimasukkan ke gudang sebagai persediaan atau langsung masuk ke dalam
mesin warping. (2) Mesin Warping Dalam mesin ini, benang disesuaikan dengan jajaran yang
dibutuhkan oleh mesin tenun, kemudian dalam mesin ini benang akan digulung pada sebuah
gelondong besar. Banyaknya jajaran benang yang ada tergantung jenis kain yang akan dibuat. (3)
Mesin Sizing (Pengkanji) Benang yang sudah digulung dalam gelondong besar kemudian dikanji
dengan menggunakan mesin sizing. Tujuan pengkanjian adalah agar benang menjadi kuat dan tidak
mudah putus. Dari proses ini, dihasilkan gulungan benang yang telah dikanji dan sudah kering (4)
Mesin Drawing (Pencucukan) Proses dalam mesin ini adalah memasukkan tiap helai benang yang
sudah dikanji ke dalam gun dan sisir. Gun berfungsi menentukan anyaman kain atau menentukan
kerapatan benang pakan, dengan jalan membuka sela-sela antara benang lusi untuk diteropong
dalam proses pertenunan. Sisir berfungsi untuk mengatur jumlah helai benang lusi dan mengatur
jarak antara benang yang satu dengan benang yang lainnya. Dalam proses ini,dihasilkan benang lusi
yang siap untuk ditenun. b. Proses Pembuatan Benang Pakan Gulungan benang yang berasal dari
gudang ataupun gulungan benang yang berasal dari mesin penggandaan akan digulung kembali ke
dalam suatu alat yang disebut kleting dengan menggunakan mesin palet. Dari proses ini akan
dihasilkan benang pakan, yaitu benang yang melintang horizontal pada kain, kemudian kleting yang
sudah terisi benang akan dimasukkan ke dalam teropong, yaitu alat untuk menyisipkan benang
pakan ke sela-sela antara benang lusi. 2. Tahap Weaving (Pertenunan) Pada tahap pertenunan ini,
digunakan mesin tenun. Benang lusi yang sudah dicucuk dan benang pakan yang sudah dimasukkan
dalam kleting, kemudian diproses dalam mesin tenun. Dalam mesin tersebut, kedua jenis benang
tersebut akan dianyam menjadi lembaran kain berupa kain grey. Selanjutnya kain grey tersebut,
masuk ke bagian inspecting, yaitu ke bagian pemeriksaan kain. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
menyeleksi dan memisahkan antara kain yang baik dengan kain yang rusak atau cacat. 3. Tahap
Finishing (Penyempurnaan) Tahap ini merupakan tahap akhir dalam suatu proses produksi tekstil.
Kain tenun yang dihasilkan untuk membuat towels, setelah keluar dari bagian pemeriksaan kain
selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin fong. Dalam mesin ini kain akan mengalami proses
penggosokkan, pengkanjian ulang, dan pemutihan. Untuk pembuatan towels putih, setelah proses
tersebut kain langsung masuk ke mesin centrifugal untuk diperas dan dilanjutkan ke dalam mesin
pengeringan, kemudian towels masuk ke bagian konfeksi untuk dipotong, dijahit, disortir sesuai
bentuk yang diinginkan. Selanjutnya towels dimasukkan ke gudang dan siap untuk dikirim kepada
konsumen. Untuk pembuatan towels berwarna, sebelum proses pengeringan towels dimasukkan ke
dalam mesin jigger. Dalam mesin tersebut towels akan mengalami proses penggosokkan,
pengkanjian ulang, pemutihan, dan pewarnaan. Proses selanjutnya sama dengan tahapan proses
pembuatan towels putih.

Anda mungkin juga menyukai