Anda di halaman 1dari 39

Manajemen Produksi Tekstil dan Fashion

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI BUSANA MUSLIM PADA


GARMEN

Dosen Pengampu :
Mohammad Adam Jerusalem, ST.,SH.,M.T.,Ph.D.
Dr. Widiastuti,S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Najiem Qamar 19723251004

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah manajemen produksi
textile dan fashion.

Hasil laporan ini untuk menambah wawasan bagaimana membangun


sebuah perusahaan dibidang garmen. Setiap suatu produk diciptakan dengan
melakukan berbagai langkah dari penemuan ide, menyaring ide inovasi, konsep
pengembangan dan pengujian, pengembangan strategi pemasaran hingga tes pasar
melalui pameran.

Proses penyusunan tugas ini pasti mengalami beberapa hambatan, namun


berkat dari dukungan berbagai pihak, ahirnya penulis dapat menyeselaikan tugas
ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati saya ingin menyampaikan
terimakasih kepada ibu Dr. Widihastuti, M. Pd dan bapak Moh. Adam Jerussalem
selaku dosen pengampu pada mata kuliah manajemen produksi textile dan
fashion.

Besar harapan saya, laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian hari. Akhir
kata, penulis memohon maaf apabila dalam penulisan proposal ini terdapat banyak
kesalahan.

Yogyakarta, 02 Januri 2020

Penulis
A. Sistem Produksi

Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem–subsistem yang


saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi masukan (input) produksi
menjadi keluaran (output) produksi (Adam Jerussalem, 2011:97). Masukan
produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi,
sedangkan output atau keluaran produksi merupakan produk yang dihasilkan
berikut hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.
Sistem produksi adalah suatu sistem transformasi atau perubahan dari suatu
masukan menjadi produk jadi ataupun produk setengah jadi yang mempunyai nilai
tambah (added value). Dalam industri garmen, maka industri ini akan memproses
masukan dengan bahan baku kain menjadi keluaran dengan produk berbagai jenis
pakaian.
Dalam industri garmen terdapat tiga dasar tipe tahapan proses. Ketiga
tahapan ini akan menentukan produk pakaian jadi yang akan dibuat. Ketiga dasar
tahapan dalam industri garmen tersebut adalah:
1. Cutting: merupakan proses pemotongan bahan baku dalam bentuk-
bentuk tertentu. Bentuk potongan kain ini ditentukan berdasarkan pola-
pola dari pakaian yang akan dibuat.
2. Sewing: merupakan proses penggabungan potongan-potongan kain
hasil dari proses cutting.
3. Pressing: merupakan proses pemantapan bentuk potongan-potopngan
bahan baku atau jahitan dengan tekanan atau tanpa panas/uap.
Gambar 1. System produksi/operasi
Pada setiap sistem produksi untuk setiap produk mempertimbangkan faktor
waktu, baik itu proses kontinu maupun intermitten. Pada sistem produksi kontinu,
bahan yang diproduksi tidak melalui penampungan sementara diantara urutan
proses operasinya, sedangkan proses intermitten bahan yang diproses sementara
berhenti pada beberapa tempat penampungan diantara urutan proses operasinya.
Urutan-urutan proses ini dapat dilakukan oleh pekerja yang berbeda. Sementara
itu, produk dapat diproses secara tunggal ataupun secara kelompok.
Industri garmen dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
lingkup dari tugas-tugas pekerja, faktor waktu, dan tipe alir produk dari stasiun
kerja, yaitu (Femy Aulia, 2005: 6)
1. Sistem Produksi Garmen Secara Menyeluruh (Whole Garment
Manufacturing Systems)
Sistem produksi garmen secara menyeluruh pada prinsipnya
menyelesaikan satu item garmen hingga selesai terlebih dahulu baru
mengerjakan item garmen selanjutnya. Dalam praktik yang ada, biasanya sistem
ini diterapkan oleh produksi busana perseorangan (customize production) seperti
houte couture, butik, bahkan juga modiste dan tailor. Sistem produksi garmen
secara menyeluruh ini terdiri atas sistem produksi garmen secara lengkap dan
sistem produksi garmen per bagian. Produksi garmen secara lengkap (complete
whole garment)

Pada tipe sistem produksi complete whole garment, pekerja membuat


suatu item garmen secara individu (seorang diri) mulai dari pemotongan kain
sampai operasi terakhir tanpa memperdulikan apakah itu operasi pemotongan
(cutting), penjahitan (sewing), ataupun pengerjaan akhir (finishing). Produk
garmen itu siap diserahkan setelah pekerja menyelesaikan operasi terakhirnya.
Sistem ini biasanya digunakan di beberapa industri garmen yang disebut dengan
custom wholesale. Contohnya pada houte couture, butik dan pada produksi
busana perorangan lainnya. Dari sini biasanya dibuat pakaian jadi yang eksklusif
dengan harga tinggi dan terbatas jumlah maupun distribusinya.
a. Produksi garmen per bagian (department whole garment)
Pada department whole garment, pekerja secara individu mengerjakan
semua pekerjaan yang ada di departemennya dengan menggunakan
peralatan yang disediakan departemennya. Sebagai contoh di departemen
cutting, pekerja secara individu mengerjakan semua pekerjaan
pemotongan; pekerja kedua mengerjakan semua pekerjaan penjahitan di
departemen penjahitan (sewing), dan pekerja ketiga mengerjakan semua
pengerjaan akhir di departemen finishing. Untuk jumlah yang banyak
maka semua komponen garmen dapat berjalan bersama-sama dari bagian
ke bagian. Tiap departemen dibatasi oleh tipe peralatan yang digunakan.
Seperti di departemen cutting terdiri atas mesin potong. Departemen
sewing terdiri atas mesin jahit, mesin press, mesin obras, dan mesin
pemasang kancing. Departemen sewing terdiri atas setrika.
b. Sistem Produksi Per Bagian (Section Production System)
Sistem produksi per bagian ini diterapkan khusus pada departemen
penjahitan (sewing). Sistem ini menetapkan bagaimana proses penjahitan
yang efisien untuk jumlah item garmen yang banyak. Pabrik garmen dan
beberapa konveksi pada umumnya menggunakan sistem produksi
perbagian ini karena sistem ini memang cocok untuk produksi massal
(mass production). Sistem produksi per bagian ini terdiri atas sistem
penyambungan per baris dan sistem progresif.

c. Sistem penyambungan perbaris (sub-assembly line systems)

Pada sistem ini terdapat dua operasi/lebih yang dilakukan untuk


membuat satu item garmen yang sama dan pada waktu bersamaan.
Sistem ini mempunyai dua kategori sebagaimana berikut.
i. Satu unit flow
Pada kategori satu unit aliran, setiap potongan kain atau bagian garmen
(assembled section) berjalan dari satu operasi/stasiun kerja ke
operasi/stasiun kerja berikutnya setelah pekerja menyelesaikan
pekerjaannya. Bentuk aktivitas operasi pada satu unit aliran ini secara
kontinu beroperasi tanpa terputus dari operasi penjahitan pertama hingga
operasi penjahitan terakhir. Oleh karenanya, terdapat minimum atau
maksimum penumpukan (backlog) antaroperasi/stasiun kerja sehingga
tidak mengganggu operasi/stasiun kerja berikutnya dan jadwal waktu dari
line produksinya. Untuk itu metode perpindahan bagian garmen
antaroperasi/stasiun kerja harus lancar. Metode perpindahan/transportasi
tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Diangkut dengan keranjang/truk yang dijalankan seorang oleh operator.
2. Diangkut oleh seseorang floor boy atau floor girl.
3. Diangkut dengan ban berjalan/mechanical convenyor.
Gerakan ban berjalan yang kontinu atau automatic stop motion convenyor
menjadikan operator tinggal memindahkan potongan kain atau bagian
garmen ke convenyor hingga proses terakhir.
ii. Multiple flow systems
Pada multiple flow systems beberapa potongan kain atau bagian
garmen akan disatukan dalam satu bendel (bundle). Bendel-bendel ini
akan dijahit dalam dua atau lebih stasiun kerja. Setelah selesai akan
berpindah ke stasiun kerja berikutnya bersamaan dengan bendel yang lain.
Bendel ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Operation bundle
Pada operation bundle hanya akan terdiri atas satu jenis operasi
penjahitan saja sehingga bendelnya terdiri atas kumpulan potongan
kain atau bagian garmen yang hanya dikerjakan dalam satu operasi
penjahitan saja. Setelah selesai baru dipindahkan ke operasi penjahitan
berikutnya.
2. Job bundle
Job bundle memuat potongan kain atau bagian garmen yang akan
dijahit dalam dua/lebih operasi penjahitan. Job bundle segera
dipindahkan apabila telah selesai ke operasi/stasiun kerja berikutnya.
d. Sistem progresif (progresive bundle system)
Pada sistem ini bagian-bagian dari garmen
dikelompokkan/dibendel ke dalam salah satu dari dua cara yang
membatasi sistem ini. Dua cara tersebut adalah sebagai barikut.
i. Garment bundle
Pada garment bundle, bendel berisi semua bagian dari satu item
garmen. Pada perpindahan dengan metode konveyor, konveyor akan
membawa bagian-bagian garmen tersebut dari stasiun kerja satu ke stasiun
kerja berikutnya. Operator jahit akan mengambil bagian yang dibutuhkan
untuk operasi-operasinya.
ii. Job bundle
Pada job bundle, semua bagian garmen tidak dipindahkan atau
dibawa bersama didalam suatu antrian dari stasiun kerja pertamasampai
akhir. Bendel hanya berisi bagian untuk operasi yang dikerjakan pada satu
stasiun kerja atau lebih. Pada stasiun kerja tertentu didalam linenya,
bagian-bagian lain yang diperlukan untuk garmen ditampung dan
menunggu bagian lain untuk diselesaikan pada stasiun kerja ini dari stasiun
kerja sebelumnya.
e. Prinsip Pemilihan Sistem Produksi
Sistem produksi garmen yang baik bergantung pada misi dan
kebijakan dari perusahaan tersebut dan kemampuan personelnya yang ada
pada departemen produksi. Dengan lot size yang kecil dan perubahan
model sangat sering. Hal ini akan menguntungkan bila menggunakan
seorang superior craftman yang dapat membuat seluruh garmen dan
menggunakan salah satu dari whole garment production system. Tetapi
apabila lot size-nya besar, akan menguntungkan jika menggunakan salah
satu dari section production system. Sub-asembly line system lebih baik
dibandingkan dengan progresive bundle system jika dilihat dari sudut
waktu. Walaupun man hours selama proses bisa sama untuk pembuatan
garmen yang sama pada kedua sistem tersebut. Tetapi waktu tunggu atau
penempungan sementara sub-assembly line system akan lebih kecil
dibandingkan progresive bundle system karena lebih dari satu operasi yang
dikerjakan pada satu waktu.
f. Ruang Lingkup Aktivitas Pembuatan Garmen
Proses pembuatan garmen terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu:
pengorganisasian dan finansial yang dibentuk, panjualan, pembelian,
pendesainan, sewa personel, penerimaan bahan baku hingga sampai produk
akhir, rincian produk, dan perhitungan status finansial yang dibentuk.
Unit-unit proses produksi yang pasti dari suatu perusahaan garmen
akan bergantung pada ukuran dan karakternya. Dalam beberapa kasus,
bagian penjualan dan penjualan bisa jadi dikelompokkan dalam suatu
departemen, bagian penerimaan dan pendistribusian bisa saja
dikelompokkan dalam satu departemen. Untuk tujuan pengendalian
produksi, struktur organisasi harus memuat semua aktivitas yang terlibat
didalamnya. Penggambaran aktivitas setiap departemen harus didasarkan
pada tugas-tugas yang dipercayakan. Koordinasi antar departemen dapat
didasarkan kepada faktor-faktor berikut.
a. Garis-garis komunikasi.
b. Alat-alat komunikasi.
c. Tipe-tipe pencatatan data dan memo-memo yang tersedia pada setiap
departemen untuk:
i. membuat keputusan di dalam departemen,

ii. pengiriman data yang penting ke departemen lain yang diperlukan


untuk mengambil keputusan.
g. Evaluasi Sistem Produksi
Sistem produksi mempunyai empat faktor utama dan faktor-faktor
ini harus dijumlahkan sehingga memberikan total waktu guna
memproduksi garmen. Formulanya adalah sebagai berikut.
[ P = Pr + Tr + Ps + Ins

keterangan:
P = jumlah waktu produksi
Pr = waktu proses
Tr = waktu transportasi
Ps = waktu penampungan sementara
Ins = waktu inspeksi
Waktu proses merujuk pada jumlah total work cycle times dari semua
proses operasi yang berlangsung. Waktu tranportasi merujuk pada waktu yang
diperlukan untuk memindahkan garmen dari stasiun kerja ke stasiun kerja, atau
tempat penampungan sementara, ataupun tempat inspeksi. Penampungan
sementara merujuk pada total waktu garmen tetap diam, tinggal pada suatu tempat
tanpa proses atau inspeksi apapun, sampai ditransportasi ke stasiun inspeksi
selanjutnya, atau sampai proses pada stasiun ketika garmen tersebut sedang dalam
penampungan sementara.
Stasiun inspeksi adalah tiap stasiun kerja tempat garmen diteliti untuk
dilihat apakah garmen tersebut sesuai dengan spesifikasi kualitasnya. Garmen atau
operasi-operasi yang tidak sesuai dengan kualitas standar dapat dikirim ke
beberapa stasiun proses untuk diperbaiki, dibuang atau diselesaikan dengan
catatan untuk dijual sebagai barang sortiran. Ini tergantung pada bagaimana
kebijaksanaan perusahaan yang diterapkan untuk berbagai jenis cacat atau
kerusakan oleh perusahaan.
Salah satu dari tujuan-tujuan sistem produksi adalah untuk mendapatkan
total waktu produksi sekecil mungkin. Secara otomatis ini akan mengurangi biaya
penyimpanan yang menjadi minimum tanpa memperhatikan biaya-biaya lain. Jika
diperhatikan waktu memproses adalah konstan, 110 % efficiency mark. Secara
otomatis dapat dilihat bahwa orang akan mencoba untuk mengurangi tiga faktor
lain dari formulasi waktu produksi (transportasi, penampungan sementara dan
inspeksi) menjadi nol.
Pada sub-assembly line system kategori unit flow continuous production
dapat mengurangi waktu tampung sementara menjadi nol dengan menggabungkan
penampungan sementara dan transportasi. Secara teori, waktu transportasi
menjadi nol jika digunakan alat tampung berjalan (movingbacklog) yang dapat
dijangkau oleh tangan-tangan operator. Alat tampung berjalan ini menjamin tidak
adanya “bottleneck”, kemacetan-kemacetan untuk beberapa waktu alir operasi
dapat terjadi ketika operator rendah angka produksinya karena gangguan unsur
pekerjaan yang tidak diinginkan atau adanya seseorang yang tidak berada
ditempatnya untuk beberapa waktu. Garment bundle system juga cenderung
mempunyai efek yang sama (waktu penampungan sementara sama dengan nol jika
garmen yang demikian itu tidak dibuat sub-assemblyline systems). Sub-assembly
line system memberikan banyak keuntungan untuk mengurangi penampungan
sementara, ruang, dan waktu transportasi.
B. Manajemen Produksi
a. Denah Ruangan Garmen

Keterangan :

Pintu Meja strika Mesin Obras

Jendela Tempat packing Tempat


Istrahat

Meja Potong Mesin Jahit Toilet

b. Label Produk

c. Item Fashion yang akan diproduksi ( Busana Muslim Pria)

Produk busana muslim memiliki beragam desain dan terus berusaha


memberikan yang terbaik untuk kepuasan pelanggannya melihat kompetitor
seperti Tuneeca, Dannies dan Tasmatas semakin gencar mempromosikan
produknya. Oleh karena itu, agar konsumen tetap setia memilih produk busana
muslim.66 Produk busana muslim selalu berusaha memberikan inovasi untuk
kepuasan pelanggannya, yaitu dengan selalu meningkatan kualitas atribut
produknya yang dibuktikan melalui desain, citra merek, serta warna produknya
yang selalu mengalami perbaikan. Desain produk busana muslim saat ini beraneka
ragam mengingat perkembangan kebutuhan konsumen semakin meningkat
terhadap desain produk. Produk busana muslim memiliki banyak variasi desain
dan warna produk. Desain produk busana muslim yang dihasilkan sangat menarik,
apalagi disesuaikan dengan warna yang serasi atau perpaduan antar warna berbeda
ditambah motif yang unik. Desain berkaitan erat dengan warna. Desain dan warna
secara mencolok penting dalam pemasaran modern.

Model busana muslim yang akan diproduksi adalah sebagai berikut:

Tampak Depan Tampak Belakang


d. Tata letak produksi / alur proses kerja

e. Jenis operasi pekerjaan :


a) Membuat Pola
b) Menggunting
c) Menjahit
d) Finishing
e) Packing
a. Membuat pola

Pada proses pembuatan pola dalam garmen ini mengunakan pola yang
telah di buat sebelumnya dengan ukuran standar S,M,L dan XL. Waktu
pembuatan pola berlansung 60 Menit.

b. Menggunting

Proses pengguntingan dilakukan menggunakan mesin potong, jadi para


pekerja tinggal membentangkan kain diatas meja potong dan pekerja
melakukan pemotongan dengan mengikuti pola baju koko yang tersedia.
Setelah proses pemotongan pekerja membagikan bahan yang telah terpotong
pada tiap-tiap pekerja yang akan menjahit baju koko dengan ketentuan tugas
dari penjahit.

c. Menjahit

Dalam sistem menjahit busana muslim dilakukan dengan cara estafet/


sambung-menyambung. Adapun langkah-langkah proses menjahitnya adalah
sebagai berikut :

1) Menjahit bagian depan baju/ tengah muka


2) Menyambung garis punggung belakang
3) Menjahit kantong baju
4) Menjahit bahu
5) Menjahit sisi
6) Mengobras
7) Menjahit kerah
8) Menjahit lengan
9) Mengobras lengan
10) Menjahit manset lengan
11) Menjahit lipatan bawah baju
12) Melubang kancing
13) Memasang kancing
d. Finishing

Proses finishing atau biasa juga disebut cuality control adalah proses
dimana baju koko yang telah di buat harus dibersihkan kembali misalnya
menggunting sisa-sisa benang dan menyetrika pakaian sebelum di packing.

e. Packing

Packing adalah proses yang dilakukan pada tahap akhir sebelum baju koko
di diedarkan kepasar atau dijual.

Dalam industri garmen, proses teknologi dibagi menjadi tiga fase: memotong,
menjahit, dan finishing. Setiap fase secara individual membutuhkan rencana
operasi teknologi. Rencana operasi teknologi (lembar operasi) adalah dokumen
dasar dalam pengembangan pakaian, atas dasar yang mana dokumentasi
teknologi lainnya dibuat. Setelah membuat lembar operasi rekapitulasi waktu
pengembangan adalah dilakukan, sesuai dengan jenis mesin yang digunakan
untuk membuat garmen dan waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan manual
untuk menentukan jumlah dana yang diperlukan. Total waktu produksi per unit
(t1) diperoleh dengan menambahkan waktu pembuatan, mengikuti tahapan
produksi:

f. Tabel Time S (Tabel Simo/Simo Chart)


Simo Chart merupakan perpaduan antara activity chart dan operation chart yang
menampilkan gerakan tangan kiri dan tangan kanan termasuk waktu masing-
masing gerakan dan ditampilkan dengan simbol Therblig. Panduan untuk
pengkodean operasi untuk work study menggunakan kode Therblig adalah sebagai
berikut:
Kode Keterangan
TE Transport empty Memindahkan dalam kondisi kosong
TL Transport loaded Memindahkan dalam kondisi terisi
G Grasp Menggengam
H Hold Menahan
P Position Menempatkan
U Use Memakai alat
R Release Melepaskan

Berikut adalah Tabel SIMO dalam menjahit baju koko:

Tabel . SIMO chart dalam menjahit badan depan

Operation Menjahit kerutan kening di bagian kepala


Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Mengambil Kain TL 0,4
Melipat dua kali G 2,0 2,0 G Melipat dua kali
bagian tengah muka bagian tengah
muka

Menjahit dengan U 2,0 2,0 U Menjahit dengan


mesin mesin S/N
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari
mesin
Menahan kain H 1,0 1,0 U Memotong
benang
Total 5,8 5,4
Tabel . SIMO chart dalam menjahit punggung dan bahu

Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil potongan kain TL 0,4
bagian belakang
Menempel bis P 1,5 1,5 P Menempel bis
punggung
punggung
Menjahit bis dengan U U Menjahit bis
2,5 2,5
mesin dengan mesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Menjahit bahu U 2,0 2,0 U Menjahit bahu
dengan mesin dengan mesin

Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari


mesin
Menahan kain H 1,0 1,0 U Memotong
benang
Total 9,2 8,8
Tabel . SIMO chart dalam menjahit variasi tangan

Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil potongan kain TL 0,4
bagian lengan
Menempel bis pada P 1,5 1,5 P Menempel bis
lengan
lengan
Menjahit bis dengan U U Menjahit bis
2,5 2,5
mesin dengan mesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Menjahit sisi lengan U 2,0 2,0 U Menjahit sisi lengan
dengan mesin dengan mesin

Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari


mesin
Menahan kain H 1,0 1,0 U Memotong
benang
Total 9,2 8,8
Tabel . SIMO chart dalam menjahit Manset

Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil lengan TL 0,4

Memegang bagian G 1,5 1,5 U Memotong bagian


yang maw dibuat
yang mw dibuat
manset
manset
Menjahit manset U U Menjahit manset
3,5 3,5
dengan mesin dengan mesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Menjahit sisi lengan U 2,0 2,0 U Menjahit sisi lengan
dengan mesin dengan mesin

Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari


mesin
Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong
benang
Total 10,2 9,8
Tabel . SIMO chart dalam mengobras lengan atas

Operation Mengobras
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil potongan TL 0,4
lengan
Menempel P 0,5 1,5 U Menobras lengan
atas
pinggiran lengan
kemesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Total 2,3 2,9

Tabel . SIMO chart dalam mengobras badan baju


Operation Mengobras
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil potongan TL 0,4
badan baju
Menempel P 1,5 2,5 U Menobras baju
pinggiran baju
kemesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Total 3,3 3,9

Tabel . SIMO chart dalam menjahit lipat bawah


Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil baju TL 0,4

Memegang bagian G 1,5 3,5 U Menjahit lipatan


bawah dengan
yang mw dilipat
mesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Total 2,4 4,9

Tabel . SIMO chart dalam membuat kantong


Operation Membuat kantong
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil potongan TL 0,4
kantong
Memegang bagian G 1,5 1,5 P Menempel fiselin
kantong yang mw
dibuat
Memegang kantong G 3,5 3,5 U Mengepres dengan
setrika
Melepas setrika R 0,4 0,4 R Mengakat setriks

Total 5,8 5,4

Tabel . SIMO chart dalam menjahit kantong kebaju

Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil baju TL 0,4 0,4 TL
Ambil kantong

Memegang baju G 1,5 1,5 P Menempel lengan


pada baju

Menjahit kantong U 3,5 3,5 U Menjahit kantong


pada baju dengan pada baju dengan
mesis mesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Total 6,8 6,8

Tabel . SIMO chart dalam menempel kain keras pada kerah

Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil kain kerah TL 0,4 0.4 TL
Ambil viselin

Memegang kain G 1,5 1,5 P Tempel viselin


kerah
4,5 U Pres kain kerah
dengan setrika
Melepas kain dari R 0,4 0,4 R Mengankat setrika
srtika
Total 2,3 6,8

Tabel . SIMO chart dalam menjahit Kain pada Kerah

Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil kain kerah TL 0,4 0,4 TL Ambil kain kerah
yang sudah di pres yang sudah di pres
bagian atas bagian bawah
Menempatkan P 1,5 1,5 G Memegang kerah
kerah pada mesin
dengan posisi
terbalik
Menjahit kerah U 3,5 3,5 U Menjahit kerah
dengan mesin dengan mesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Menahan kerah H 1,0 1,0 U Memotong


benang
Total 7,3 6,8

Tabel . SIMO chart dalam menjahit kerah ke baju

Operation Menjahit
Time In minute
Left Hand Therbligh Time Time Therbligh Right Hand
Symbol Symbol
Ambil baju TL 0,4 0,4 TL
Ambil kerah

Memegang baju G 1,5 1,5 P Menempel kerah


pada baju

Menjahit kerah pada U 4,5 4,5 U Menjahit kerah


baju dengan mesis pada baju dengan
mesin
Melepas dari mesin R 0,4 0,4 R Melepas dari mesin

Memegang kain G 1,0 1,0 U Memotong


benang
Total 7,8 7,8

Waktu Cutting

Nama operasi Nama Mesin Waktu potong/


bagian
Membentang Kain Pakai tangan 210 detik
Meletakan pola Pakai tangan 180 detik
Memotong kain Mesin potong 320 detik
Penomoran Pakai tangan 300 detik
1010 detik

Waktu Untuk Proses Penjahitan


Waktu Jahit Badan Depan

No Karyawan Laki-laki Karyawan Perempuan (detik)


(detik)
1 34 38
2 30 36
3 32 36
4 38 33
5 33 33
6 32 32
7 33 32
8 36 31
9 37 32
10 30 34

Waktu Jahit Punggung


No Karyawan Perempuan
(detik)
1 34
2 31
3 32
4 31
5 37
6 36
7 35
8 33
9 35
10 32

Waktu Jahit Variasi Tangan

No Karyawan Perempuan
(detik)

1 26
2 24
3 28
4 27
5 26
6 23
7 23
8 26
9 28
10 25

Waktu Jahit Manset

No Karyawan Perempuan
(detik)
1 116
2 108
3 103
4 120
5 116
6 116
7 109
8 100
9 104
10 108

Waktu Obras Lengan Atas


No Karyawan Perempuan
(detik)
1 72
2 63
3 74
4 65
5 61
6 61
7 62
8 73
9 64
10 61

Waktu Obras Tangan

No Karyawan Perempuan
(detik)
1 84
2 80
3 91
4 82
5 88
6 88
7 89
8 82
9 80
10 81

Waktu Obras Badan Baju


No Karyawan Perempuan
(detik)
1 52
2 58
3 49
4 48
5 48
6 53
7 49
8 50
9 51
10 51

Waktu Jahit Lipat Bawah

No Karyawan Perempuan
(detik)

1 427
2 410
3 354
4 415
5 415
6 369
7 358
8 354
9 405
10 356

Waktu Jahit Membuat Kantong

No Karyawan Laki-laki Karyawan Perempuan


(detik) (detik)
1 13 18
2 14 16
3 12 18
4 14 16
5 13 16
6 12 16
7 12 15
8 14 16
9 14 18
10 15 14

Waktu Jahit Memasang Kantong ke Baju


No Karyawan Karyawan Perempuan
Laki-laki (detik) (detik)

1 22 28
2 24 26
3 21 24
4 21 26
5 25 31
6 24 27
7 26 26
8 24 25
9 23 26
10 24 26

Waktu Tempel Kain Keras pada Kerah

No Karyawan Laki-laki
(detik)

1 6
2 5
3 6
4 6
5 5
6 6
7 6
8 6
9 6
10 6

Waktu Jahit Kain pada Kerah

No Karyawan Laki-laki
(detik)
1 9
2 8
3 9
4 9
5 8
6 7
7 9
8 8
9 9
10 9

Waktu Jahit Pasang Kerah ke Badan


No Karyawan Laki-laki
(detik)

1 44
2 47
3 44
4 44
5 48
6 42
7 46
8 41
9 38
10 39

g. Pengukuran Standar Waktu Kerja


1. Penetapan performance rating

Penetepannya menggunakan teori menurut tabel Westinghouse.

Performance Rating Karyawan Laki-laki

Bagia Ketrampilan Usaha Kondisi Konsist Performance


n Kerja ensi Rating
Jahit badan depan +0,11 +0,05 0 +0,01 1,17
Jahit membuat kantong +0,11 +0,05 0 +0,01 1,17
Jahit memasang kantong ke +0,11 +0,05 0 +0,01 1,17
baju
Jahit kain keras pada kerah +0,11 +0,1 0 +0,01 1,22
Jahit kain pada kerah +0,11 +0,1 0 +0,01 1,22
Jahit pasang kerah ke badan +0,11 +0,1 0 +0,01 1,22

Performance Rating Karyawan Perempuan

Bagian Ketrampilan Usaha Kondisi Konsistensi Performance


Kerja Rating
Jahit badan depan +0,08 +0,03 0 +0,01 1,12
Jahit pundak +0,06 +0,05 0 +0,01 1,12
Jahit variasi tangan +0,06 +0,05 0 +0,01 1,12
Jahit manset +0,06 +0,05 0 +0,01 1,12
Obras lengan atas +0,11 +0,05 0 +0,01 1,17
Obras tangan +0,11 +0,05 0 +0,01 1,17
Obras badan baju +0,11 +0,05 0 +0,01 1,17
Jahit lipat bawah +0,06 +0,1 0 +0,01 1,17
Jahit membuat kantong +0,11 +0,03 0 +0,01 1,15
Jahit memasang kantong ke +0,11 +0,03 0 +0,01 1,15
baju

2. Penetapan allowance
Karyawan Laki-laki

Bagian Allowance (%)

Jahit badan depan 17,38


Jahit membuat kantong 17,38
Jahit memasang kantong ke baju 16,86
Jahit kain keras pada kerah 15,19
Jahit kain pada kerah 15,19
Jahit pasang kerah ke badan 16,86

Karyawan perempuan

Bagian Allowance (%)


Jahit badan depan 20,38
Jahit pundak 19,19
Jahit variasi tangan 19,19
Jahit manset 20,86
Obras lengan atas 19,38
Obras tangan 19,38
Obras badan baju 19,38
Jahit lipat bawah 24,57
Jahit membuat kantong 19,19
Jahit memasang kantong ke baju 19,91

3. Menentukan waktu normal dan waktu standar

Tetapkan standard time ( ST) , dengan menggunakan rumus : ST = NT (1


+ A / 100) Dimana A adalah allowance, yang besarnya tergantung dari jenis
kondisi pekerjaan dan tingkat kesulitan dalam operasi di sewing line.

Dari tabel dibawah ini dapat dilihat standar waktu operasi dari masing-masing
bagian. Waktu dari tiap-tiap proses ini kemudian akan dipilih lagi untuk
menentukan apakah akan digunakan sebagai standar waktu dalam line balancing.

Rekapitulasi Perhitungan,Waktu Normal dan Waktu Standar Karyawan Lama


Laki-laki
Proses Waktu Normal Waktu Standar
(Wn) (Wb)
Jahit badan depan 39,20” 47,44”
Jahit membuat kantong 15,56” 18,83”
Jahit memasang kantong ke 27,38” 32,93”
baju
Jahit kain keras pada kerah 7,08” 8,34”
Jahit kain pada kerah 10,37” 12,23”
Jahit pasang kerah ke badan 52,83” 63,54”

Dari tabel dibawah ini dapat dilihat standar waktu operasi dari masing-
masing bagian. Waktu dari tiap-tiap proses ini kemudian akan dipilih lagi
untuk menentukan apakah akan digunakan sebagai standar waktu dalam line
balancing.

Rekapitulasi Perhitungan Waktu Pengamatan,Waktu Normal dan Waktu Standar


Karyawan Perempuan
Proses Waktu Waktu
Normal Standar
(Wn) (Wb)
Jahit badan depan 37,74” 47,41”
Jahit pundak 37,63” 46,57”
Jahit variasi tangan 28,67” 35,48”
Jahit manset 123,20” 155,67”
Obras lengan atas 76,75” 95,20”
Obras tangan 98,87” 122,63”
Obras badan baju 59,55” 73,87”
Jahit lipat bawah 451,97” 599,19”
Jahit membuat kantong 18,75” 23,20”
Jahit memasang kantong ke baju 30,48” 38,05”

4. Line Balancing

Waktu yang digunakan sebagai waktu standar dalam line balancing adalah waktu
yang paling besar dari tiap proses bagian penjahitan antara karyawan laki-laki dan
perempuan.

Tahapannya adalah sebagai berikut:

 Menentukan tugas
 Menentukan cycle time (CT)
Cycle time = waktu produksi per hari / production rate per hari

Cycle time merupakan waktu terlama dari untuk menyelesaikan satu tugas
= 599,19 detik.

 Menentukan jumlah minimum work station secara teori (Nt)


Jumlah minimum workstation = waktu total task / cycle time
 Menggambar urutan tugas menggunakan diagram
5. Menentukan tugas ke dalam work station berdasarkan metode LOT (Largest
Operating Time)

WS Tugas Waktu Sisa Waktu/Idle Time


(detik) (detik)
1 A 47,44 599,19-47,44= 551,75
B 46,57 551,75-46,57= 505,18
C 35,48 505,18-35,48= 469,7
D 155,67 469,7-155,67= 314,03
E 95,2 314,03-95,2= 218,83
F 122,63 218,83-122,63= 96,2
I 23,2 96,2-23,2= [73]
2 G 599,19 599,19-599,19=[0]
3 H 73,87 599,19-73,87= 525,32
J 38,05 525,32-38,05= 487,27
K 8,34 487,27-8,34= 478,93
L 12,23 478,93-12,23= 466,7
M 63,54 466,7-63,54= [403,16]

6. Perencanaan Tenaga Kerja

Dari hasil perhitungan, dapat ditentukan jumlah tenaga kerja yang efektif
di dalam perusahaan agar tidak terjadi kekurangan seperti pada bulan Juli-
September 2019. Jam kerja pada perusahaan ini adalah 9 jam per hari selama 6
hari kerja.

Jumlah hari kerja 3 bulan :

Juli = 26 hari
Agustus = 25 hari
September = 26 hari +
77 hari
Waktu istirahat karyawan:
Pukul 11.30-13.00 = 90 menit
Pukul 15.00-15.30 = 30 menit +
120 menit Jadi 2 jam,
Jam kerja efektif per hari:
9 jam – 2 jam = 7 jam atau 25200 detik.
Jumlah unit yang dihasilkan dalam 1 hari:
42,05677665 potong per lini dimana dalam 1 lini terdapat 3 orang karena dari
hasil line balancing terdapat 3 work station.
Jumlah unit yang dapat dihasilkan selama periode Juli-September 2019: 77 hari x
42,05677665 = 3238,371802 potong per lini
Jumlah lini yang dibutuhkan untuk 3 bulan 2019: 21,64050464 lini
Jumlah karyawan yang dibutuhkan 21,64050464 x 3 orang = 64,92151391
= 65 orang

Jadi, garmen baju koko la dhambu mengalami kekurangan tenaga kerja


karena jumlah tenaga kerja yang dimiliki hanya 31 orang.

7. Perencanaan Kapasitas

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan garmen baju koko la


dhambu agar kapasitas dapat tercukupi dalam jangka pendek antara lain:
1. Menerapkan kerja lembur kepada karyawan. Sistem lembur yang
diterapkan garmen baju koko la dhambu adalah selama 3 jam per hari
dimulai pukul 17.00- 20.00 WIB.

Jadi, jam kerja efektif per hari:

7 jam + 3 jam = 10 jam atau 36000 detik.

Jumlah unit yang dihasilkan dalam 1 hari:


60,0811095 potong per lini dimana dalam 1 lini terdapat 3 orang karena
dari hasil line balancing terdapat 3 work station.

Jumlah unit yang dapat dihasilkan (lembur 115 hari):

115 hari x 60,0811095 = 6909,327592 potong per lini

Jumlah lini yang dibutuhkan untuk 3 bulan:

Jumlah karyawan yang dibutuhkan

10,14281043 x 3 orang = 30,4284313 = 31orang

Jadi, garmen baju koko la dhambu dapat mencukupi kebutuhan


kapasitas dengan cara menerapkan lembur kepada karyawan selama 115
hari.
2. Melakukan outsource tenaga kerja sebanyak 65 orang – 31 orang = 34
orang agar dapat memenuhi lonjakan permintaan.
3. Cara lain untuk jangka menengah dan panjang adalah dengan
menambah mesin jahit dalam produksi.

Terimah Kasih

Anda mungkin juga menyukai