Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PROSES PENYEMPURNAAN KAIN

MATA KULIAH: TEKSTIL

OLEH: KELOMPOK 2

1. LOLITA PURBA - 5191143009


2. WIDI YOVANIKA SAMOSIR - 5193343005
3. DWI SAPRILIA SIAHAAN - 5193343003
4. FUTERI YULIANA - 5193343037
5. NOVA ROHANA – 5193343029

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya lah, kelompok 2 dapat menyelesaikan Makalah Proses
Penyempurnaan Kain untuk memenuhi tugas mata kuliah Tekstil

Dalam proses penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan baik.


Sejumlah sumber kami gunakan untuk membantu kami dalam memahami
materi dari makalah ini sehingga kami yang awalnya tidak tahu menjadi lebih
tau dan mengerti dari Proses Penyempurnaan Kain.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari
segi isi maupun dari segi penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari segenap pembaca. Saya
juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Demikian, semoga makalah Proses Penyempurnaan Khusus ini yang


diketik berdasarkan karya ilmiah dapat bermanfaat dengan baik dan benar.
Terima Kasih

Medan 19 September 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….i
Daftar Isi……………………………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….2
C. Tujuan………………………………………………………………………………2
Bab II Pembahasan
A. Proses penyempurnaan pada kain………………………………………………….3
B. Pencelupan…………………………………………………………………………4
C. Proses Pencapan…………………………………………………….………….5,6,7
D. Macam-macam Printing…………………………………….……………………7,8
E. Finishing(Penyempurnaan khusus)………………………………………………...9
Bab III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….10
B. Saran………………………………………………………………………………10
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu definisi teknologi penyempurnaan tekstil adalah: suatu pekerjaan


yang dilakukan terhadap bahan tekstil yang masih mentah (grey) sampai menjadi
bahan kain jadi yang sesuai dengan yang diharapkan.
Tekstil sebagai bahan sandang ( pakaian ) maupun sebagai bahan 4amper4r
merupakan benda yang sangat penting bagi kita. Bahan tekstil berupa pakaian
merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Tanpa kita sadari , semua manusia
memerlukan bahan tekstil dalam kehidupan sehari-hari ,mulai saat manusia lahir ke
dunia sebagai seorang bayi mungil yang lucu , bertambah usianya menjadi anak-
anak , tumbuh menjadi remaja hingga dewasa akhirnya menjadi tua dan meninggal .
Semua tahapan dalam hidup manusia memerlukan bahan tekstil untuk kebutuhannya
, melindungi tubuh dengan pakaian , kebutuhan akan gaya hidup dan mode serta
kenyamanan hidup sehari-hari.
Bila memperhatikan kehidupan kita sehari-hari , maka banyak bahan-bahan
tekstil yang digunakan , misalnya : kemeja lengan panjang atau pendek , celana
panjang , celana pendek , t-shirt , jacket , jeans , jas pria , dasi, kaus kaki , kaus
tangan , sapu tangan, selendang, celana dalam , bra , pakaian wanita , rok pendek ,
pakaian tidur , stocking , tas , sprei , selimut , handuk , bantal , guling , tirai jendela,
alas meja , serbet , topi , tenda , parasut , jok mobil , interior mobil , bendera ,
spanduk , dan banyak lagi jenisnya.
Tekstil sebagai bahan sandang dan bahan 4amper4r harus memenuhi
persyaratan tertentu. Misalnya pegangan kain terasa halus seperti sutera ,
mempunyai daya tahan luntur yang baik terhadap keringat atau sinar matahari ,
terasa dingin atau basah bila dipakai , kain handuk harus mempunyai daya serap
yang baik dan banyak macam lagi persyaratan lainnya.

1
Untuk dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh konsumen maka bahan
tekstil harus mengalami pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan bahan tekstil dalam
istilah lain disebut penyempurnaan tekstil. Proses Penyempurnaan (finishing) dapat
didefinisikan sebagai pengerjaan pada serat, benang atau kain yang ditujukan untuk
mengubah / menyempurnakan kenampakan, pegangan atau daya guna (fungsi) dari
bahan-bahan tersebut.

A. Rumusan Masalah

1. Uraikan proses penyempurnaan pada kain


2. Uraikan penjelasan tentang pencelupan
3. Uraikan penjelasan tentang pencapan( printing)
4. Uraikan macam-macam cara printing/ pencapan
5. Uraikan tentang proses finishing

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses proses yang terdapat dalam penyempurnaan kain


2. Untuk mengetahui teori-teori tentang pencelupan
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang pencapan
4. Untuk mengetahui cara cara dari pencapan
5. Untuk mengetahui proses finishing pada penyempurnaan kain

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Penyempurnaan pada Kain

1. Proses penganjian (sizing)


Benang lusi selama proses pertenunan mengalami gesekan-gesekan
dengan peralatan tenun. Oleh karena itu, benang lusi perlu diperkuat
dengan cara dikanji agar tidak mudah putus.

2. Proses persiapan (pretreatment)


Untuk mendapatkan hasil yang sempurna pada proses pencelupan dan
pencapan maka kain gray (kain mentah) perlu diproses persiapan terlebih
dahulu. Proses ini dikenal sebagai proses pretreatment.
Proses pretreatment meliputi:
- Proses desizing: proses penghilangan kanji yang terdapat pada kain
- Proses scourcing: proses penghilangan kotoran-kotoran yang terdapat
pada kain, misalnya minyak, lilin,dll
- Proses bleaching: proses menghilangkan pigmen-pigmen warna alami
pada kain katun yang berwarna kekuning-kuningan atau kecoklatan
sehingga kain berwarna putih

3. Proses merseriasi / kostisasi


Pemasakan dengan larutan soda kaustik untuk meningkatkan kualitas kain
katun, di antaranya untuk meningkatkan daya serap bahan terhadap zat
warna, memperbaiki kenampakan dan stabilitas dimensi kain serta
meningkatkan daya kilap kain.

4. Proses pencelupan (dyeing)


Proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata. Bahan
tekstilnya dapat berupa benang atau kain.

5. Proses Pencapan (printing)\


Proses pemberian warna setempat pada bahan tekstil yang berupa motif
atau corak tertentu.

3
6. Proses penyempurnaan (finishing)
Proses proses khusus dan terbatas yang dilakukan pada bahan tekstil untuk
memenuhi syarat syarat penggunaan yang diinginkan.

B. Pencelupan

Pada hakikatnya pencelupan adalah proses pemberian warna kebahan tekstil.


Secara material proses pencelupan bisa dilakukan dalam tahap tahap yang
berbeda, tergantung pada jenis serat. Pencelupan merupakan suatu upaya dalam
meningkatkan nilai komersil dari barang. Nilai komersil ini menyangkut nilai
indra seperti warna, pola dan mode, dan nilai-nilai guna yang tergantung dari
apakah produk akhir dipakai untuk pakaian, barang-barang rumah tangga atau
penggunaan lain. Lagi pula, nilai-nilai guna sebagai pakaian tergantung pada
tingkatan yang dikehendaki dari sifat-sifat penyesuaian seperti misalnya sifat-
sifat pemakaian, sifat-sifat pengolahan, sifat-sifat perombakan dan sifat-sifat
sebagai cadangan. Nilai-nilai ini dapat diberikan dengan cara yang beraneka
ragam oleh macam –macam bahan, seperti serat kapas, benang, kain tenun, dan
kain rajut, bermacam-macam cara proses, termasuk pencelupan. Pencelupan
adalah suatu proses pemberian warna pada bahan secara merata dan baik, sesuai
dengan warna yang diinginkan. Sebelum pencelupan dilakukan maka harus
dipilih zat warna yang sesuai dengan serat. Pencelupan dapat dilakukan dengan
berbagai macam teknik dengan menggunakan alat-alat tertentu pula.
Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat
warna dalam air atau medium lain, kemudian memasukkan bahan kedalam
larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat.
Penyerapan zat warna kedalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik dan
reaksi kesetimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali
atau lainnya ditambahkan kedalam larutan celup dan kemudian pencelupan
diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki.

Langkah awal sebelum melakukan pencelupan adalah:


- Mendispersikan (melarutkan) zat pewarna dalam air
- Menyuapkan larutan zat warna kedalam mesin
- Mengalihkan zat warna dari larutan ke serat
- Membiarkan zat warna menyusup masuk kedalam struktur serat dan
menetapkannya
- Mencuci bahan untuk menghilangkan zat warna dari permukaan

4
Metode atau pengerjaanya
1. Sistem batch
Dalam langkah ini zat warna dilarutkan celup,bahan direndam dalam
larutan celup dan kemudian dipindahkan setelah sebagian besar zat warna
dialihkan,didistribusikan secara merata dan seragam serta masuk ke dalam
serat dan menetap kedalam bahan tekstil pada akhir proses bahan dicuci
untuk menghilangkan sisa zat warna.
2. Sistem kontinyu atau seni kontinyu(pad dycing)
Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat mekanis cairan celup
didistribusikan secara homogen ke kain(zat warna didistribusikan secara
merata)zat warna menyusup masuk ke kain dan kemudian
dimantapkan.Lalu pada akhirnya bahan dicuci.

C. Proses pencapan (printing)


Teknolgi pencapan (printing)dapat diterangkan sebagai suatu teknolgi seni
pemindahan motif (corak) pada bahan tekstil dengan menggunakan pasta
cap sebagai pembentu motif warna. Metode printing hasilnya tidak lepas
dari suatu nilai nilai seni, sedangkan teknologi yang diterapkan diharapkan
dapat menjadi kualitas dari hasil seni tersebut. Tidak berbeda jauh dengan
teknologi pencapaan, pencpaan dapat diartikan sebagai suaru proses untuk
mewarnai bahan tekstil dengan meletakan zat warna pada kain secara tidak
merata sesuai dengan motif yang diinginkan.
Secara umum prosedur pencapaan screen pada bahan tekstil meliputi

Persiapan dan tahapan proses sebagai proses sebagai berikut:

1. Persiapan kain
Bahan tekstil sebelum di cap harus melalui proses persiapan
penyempurnaan ,seperti proses pembakaran bulu,penghilangan
kanji,pemaksaan,pengelantangan,proses proses lainya disesuaikan
dengan kebutuhan proses pencapan yang akan dilakukan
2. Persiapan Gambar
Gambar yang didasain yang akan di capkan pada
bahandipindahkan kekasa/kescreen dari kertas gambar ada beberapa
cara pemindahan gambarr /disain kekasa yaitu dengan cara pemotongan
,pengambaran langsung,atau cara profilm(afdruk).
3. Persiapan kasa cap
Persiapan kasa cap adalah pekerjaan terhadap kasa cap sampai
terjadi pemindahan gambar /disain ke kasa sehingga kasa siap
digunakan untuk pencapan.

5
4. Persiapan pasta cap
Untuk pencapan larutan zat warna harus dibuat pasta dengan viskositas
tertentu. Hal hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pasta cap
adalah kesesuaian zat warna dengan jenis serat yang akan di cap,
peralatan/ jenis metode pencapan yang digunakan , jenis pengental,
obat-obat pembantu, kondisi pengeringan.
5. Persiapan mesin / alat cap

Persiapan mesin adalah kegiatan untuk menyiapkan mesin dan alat kelengkapannya
agar pengerjaan pencapan dapat berjalan efisien. Misalnya mengatur meja pencapan,
rakel, tempat pengeringan dan lain sebagainya. Proses pencapan dilakukan secara
manual (tangan) atau dilakukan oleh mesin (otomatis). Secara manual sangat
dibutuhkan ketrampilan yang baik terutama dalam proses perakelan pasta cap pada
screen, penuangan pasta cap, urutan proses dan lain sebagainya.
Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan setelah kain dicap diperlukan untuk menghilangkan
kelembapan lapisan pasta cap agar motif yang telah menempel pada bahan tidak
blobor (bleeding) dan untuk memudahkan proses fiksasi berikutnya.

Proses fiksasi zat warna


Proses fiksasi adalah proses masuknya zat warna ke dalam serat dan membentuk
ikatan dengan serat sehingga warna tidak luntur. Metode fiksasi yang dapat
digunakan adalah dengan :
-Metode penguapan (steamer ) Uap air yang meresap ke dalam bahan melarutkan
zat warna yang terikat pada pasta cap sehingga berdifusi masuk ke dalam serat
sehingga molekul zat warna dan serat berikatan.

-Pengerjaan dengan larutan kimia Yaitu kain yang telah dicap dicelupkan kedalam
larutan kimia yang berfungsi untuk mengkondisikan agar bahan tekstil dan zat warna
membentuk ikatan kimia sehingga warna yang terjadi tidak luntur. Misalnya pada
pencapan dengan zat warna bejana dilarutkan/difiksasi dengan larutan garam nitrit.
-Proses udara panas Prinsip fiksasi dengan udara panas adalah merangsang
molekul-molekul zat warna oleh 9amper udara panas dan meningkatkan gerakan
molekul serat sehingga memungkinkan terjadinya fiksasi zat warna kedalam serat.

Pencucian
Proses pencucian setelah fiksasi zat warna dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-
sisa warna ataupun pasta cat (pengental) dan zat-zat lain yang tidak terfiksasi
sehingga hasil warna menjadi lebih tajam, dan mempunyai ketahanan luntur yang
baik.

6
Pengeringan
Pengeringan kain setelah pencucian dilakukan menghilangkan kandungan air yang
berlebihan dalam bahan dan untuk menyiapkan bahan agar dapat diproses lanjut
dengan baik.

Syarat zat pengental untuk pencapan, antara lain :

1.Mempunyai viskositas tertentu dan stabil pada jangka waktu tertentu, tidak terjadi
perubahan kimia dan fisika.
2.Sedapat mungkin tidak berwarna, dan jika berwarna tidak akan mewarnai bahan
yang akan dicap.
3.Tidak merusak zat warna
4.Dapat membawa zat warna dan tidak beraksi dengan zat warna.
5.Mudah dihilangkan pada proses pencucian, kecuali pengental untuk zat warna
pigmen.
6.Memiliki daya adhesi yang baik dengan serat.

D. Macam- macam Printing

Ada banyak cara yang bisa kita pakai untuk proses printing/pencapan, begitu juga
dengan alat-alat printingnya. Beda cara, maka beda pula alat yang di pakai. Berikut
adalah cara-cara printing/pencapan yang umum di gunakan:
1.Pencapan Semprot
(spray printing)
Proses pencapan dengancara menyemprot zat warna melalui lubang berbentuk
motif.

2.Pencapan blok (block printing)


Pada pencapan blok, sebagai alat cetaknya digunakan lempengan kayu atau
tembaga dengan luas tertentu. Cara pencapannya dilakukan dengan tangan.
Besarnya desain sangat dibatasi dengan kemampuan operator untuk mengangkat
dan memindahkan alat cetak dari satu permukaan ke sebelah permukaan berikutnya
tanpa merasa pegal atau lelah. Untuk produksinya tentu saja sedikit sekali dan
mutunya sangat ditentukan oleh ketelitian dan ketekunan 10amper10r dalam
menyambungkan desain dari satu rapor ke rapor berikutnya.

7
3.Pencapan kasa ( screen printing)
Pada pencapan kasa dipakai alat cetak kasa yang terbuat dari kain sutera, logam
halus, maupun benang-benang buatan yang sangat kuat di renggangkan atau di
tempelkan pada rangka kayu atau aluminium berbentuk pigura. Ada 2 macam
pencapan kasa, yaitu kasa datar (flat screen) dan kasa putar (rotary screen). Pada
awalnya cara pencapan ini dilakukan secara manual (teknik sablon). Hingga di
temukannya mesin printing kasa datar (flat screen), tekniknya 11amper sama
dengan teknik sablon manual, hanya proses pencapannya dilakukan oleh mesin

4.Pencapan roll (roller printing)

Pada pencapan roll di pakai alat cetak yang terbuat dari logam berbentuk
silinder,digrafir sesuai desainnya. Tentu saja untuk membuat alat cetakan tersebut
cukup mahal, sehingga didalam prakteknya baru menguntungkan apabila jumlah kain
yang akan di cap cukup banyak. Terutama untuk desain yang memerlukan garis btas
yang tajam serta kecil. Cara ini sudah mulai di tinggalkan karena prosesnya yang
rumit dan ongkos produksi yang tidak sedikit.

5.Pencapan alih (transfer printing)


adalah proses pencapan dengan cara mengalihkan zat warna yang berbentuk motif-
motif pada kertas ke kain dengan bantuan panas dan atau tekanan.

6.Pencapan langsung (direct printing)


adalah proses pencapan dengan mencapkan pasta zat warna secara langsung.

7.Pencapan rangkap (duplex printing)


adalah proses pencapan pada kedua permukaan kain sekaligus sehingga kedua
motif pada kedua permukaan setangkup.

8.Pencapan rekat serat (flock printing)


adalah proses perekatan serat, serat pendek secara mekanik atau elektrostatik pada
permukaan kain yang telah dicap dengan perekat berbentuk motif
.
9.Pencapan larut (burn out printing)
adalah proses pencapan yang menggunakan pasta cap yang dapat melarutkan
sebagian atau seluruh serat sesuai dengan motif yang dicapkan.

8
10.Pencapan etsa (dishrage printing)
adalah proses pencapan pada kain berwarna menggunakan pasta perusak warna
dasar sehingga kain mempunyai motif putih atau berwarna.

11.Pencapan rintang (resist printing)


adalah proses pencapan dengancara, mencapkan pasta printing, sehingga pada
proses pencelupan motif tidak tercelup. Prinsip ini dipakai pada proses batik.

E. Proses Finishing

Pada proses finishing atau penyempurnaan khusus, bahan kain tekstil


selanjutnya diolah agar memiliki sifat-sifat dan memenuhi syarat-syarat
penggunaan tertentu seperti anti kusut, anti air, anti susut, anti api, anti bakteri,
efek creep, efek kilap dan lainnya

Proses yang dilakukan dalam tahap finishing ini dapat dibagi kedalam dua macam
kategori, yaitu berupa proses penyempurnaan basah dan proses penyempurnaan
kering.

 Proses penyempuraan basah (kimia) umumnya dilakukan menggunakan


zat kimia dan hasilnya bersifat permanen.
 Proses penyempurnaan kering (fisika) umumnya dilakukan tanpa
menggunakan zat kimia dan hasilnya tidak bersifat permanen.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses penyempurnaan tekstil ini pada umumnya terbagi menjadi 3 tahapan yaitu:

1. Proses Persiapan penyempurnaan (Pre Treatment)


Dalam proses persiapan penyempurnaan ini bahan tekstil yang masih mentah
(kain grey) diolah menjadi kain putih sehingga dapat diproses lanjut celup,
cap ataupun finishing agar memenuhi standar kualitas yang diharapkan.
2. Proses Pencelupan dan Pencapan
Pada proses ini dilakukan proses pemberian warna dan motif pada bahan
tekstil sehingga bahan memiliki warna dan motif tertentu.
3. Proses Finishing (penyempurnaan khusus)
Pada proses ini dilakukan pengolahan bahan tekstil agar memiliki sifat-sifat
khusus sehingga memenuhi syarat-syarat penggunaan tertentu seperti anti
kusust, anti air, anti susut, anti api, anti bakteri, efek creep, efek kilap dan
lainnya.

B. Saran
Kami selaku penyusun makalah ini mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, untuk dapat menyempurnakan hasil makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari “Pengantar Industri Tekstil” Jam Akses 20:15 17 September 2019

11

Anda mungkin juga menyukai