TIFICO, Tbk
Latar Belakang
Di Indonesia, industri tekstil serta produk tekstil merupakan faktor industri diluar
industri serat yang mempunyai andil besar dalam peningkatan pendapatan negara. Industri ini
telah banyak menerima tenaga kerja dan menghasilkan devisa dari ekspor diluar migas.
Polyester meruapakan bahan baku yang banyak digunakan pada industri tekstil di Indonesia.
Hal ini disebabkan pengunaan serat sintesis seperti Polyester telah mampu menggeser serat
alam. Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor polyester dari negara lain seperti Jepang
dan Singapura. Oleh sebab itu pendirian pabrik polyester di Indonesia, seperti P.T. Teijin
Indonesia Fiber Corpration. (P.T. TIFICO) memiliki fungsi strategis bagi fungsi
perekonomian Indonesia.
Sejarah dan perkembangan P.T. TIFICO, Tbk
P.T. Teijin Indonesia Fiber Corpration, Tbk .(P.T. TIFICO,Tbk) adalah
perusahaan dengan status PMA(Penanaman Modal Asing),yaitu gabungan antara perusahaan
swasta Jepang (Teijin Limited) dengan perusahaan swasta nasional. Didirikan pada tanggal
25 Oktober 1973, dan bergerak di bidang pembuatan serat sintetis jenis Polyester yang
merupakan pembuatan bahan baku pembuatan tekstil(kain).
Awal produksi komersilnya dimulai pada bulan Juli 1976, dua tahun setelah pemancangan
tiang pertama pembangunan pabrik. Lebih kurang setahun kemudian, tepatnya pada tanggal
29 Oktober 1977, pabrik secara resmi dibuka oleh Presiden R.I. ke-dua, H.M.Soeharto.
PT.TIFICO,Tbk sampai saat ini telah memprokduksi tiga jenis produk,
yaituChip Polymer,Staple Fiber,Filamen Yarn .
Pada tahun 1976 PT.Tifico , Tbk hanya memproduksi dua jenis produk yaituFilamen
Yarn dan Staple Fiber dengan masing-masing produksi 30 Ton /hari. Dengan adanya
perkembangan produksi, Thaun 1987 produksi ditingkatkan menjadi 190 Ton /hari, (Filamen
Yarn) dan 210 ton/hari ( Staple Fiber). Pada tahun 1990 sampai 1998 terjadi peningkatan
produk yaitu produk Filamen Yarn 190 sampai 210 ton/hari, Staple Fiber 110 sampa 212
ton/hari serta Chip Polymer 280 sampai 580 ton /hari.
Proses pembuatan
Proses pemintalan serat buatan atau serat sintetis dikenal dalam tiga cara, yaitu :
Ketiga cara tersebut diatas pada dasarnya adalah sama, karena prosesnya berdasarkan atas tiga
tingkat, yaitu :
• Penghancuran dan pelarutan atau pelelehan bahan baku untuk membuat larutan.
Spinneret adalah bagian peralatan yang sangat penting. Bentuk mulut pipa yang berlubang-lubang
kecil sekali dan lebih kecil dari diameter rambut manusia. Spinneret tersebut dibuat dari platina atau
logam sejenis yang tahan terhadap larutan asam dan tahan retak oleh larutan pada saat mengalir.
Bentuk serat yang dihasilkan ada tiga macam, yaitu : Filamen, filamen tow dan stapel
• Serat filamen adalah serat yang dihasilkan dari spinneret yang mempunyai lubang ± 350 buah atau
Jumlah lubang spinneret menunjukkan jumlah filament yang terdapat pada benang. Setiap serat yang
keluar dari lubang spinneret setelah dipadatkan segera disatukan dengan memberi antihan dalam
• Filamen tow adalah serat yang dihasilkan dari pemintalan filamen spinneret yang mempunyai lubang
maksimum 3000 buah. Hasil produksi dari 100 buah spinneret atau lebih,
dikumpulkan menjadi satu yang merupakan seutas tali yang besar, disebut filament tow.
• Filamen tow yang dihasilkan tersebut kemudian dibuat keriting dan dijadikan staple dengan jalan
pemotongan dalam ukuran panjang tertentu. Panjang staple biasanya disesuaikan dengan panjang
serat kapas atau wol. Selanjutnya staple ini di pak menjadi bentuk bal dan kemudian dibawa ke pabrik
pemintalan untuk dijadikan benang (spun yarn). Sistem pemintalannya sama dengan system
Benang dalam arti yang umum adalah untaian serat yang tidak terputus-putus. Saling berkaitan
• Benang filamen (continuous filamen yarn), yaitu benang yang berasal dari serat filamen.
• Benang pintal (spun yarn), yaitu benang yang terbuat dari serat stapel baik serat alam maupun
buatan.
• Benang filamen. Semua benang filamen kecuali sutera, dihasilkan dengan cara pemintalan kimiawi
(chemical spinning).
Pemintalan kimiawi meliputi proses mulai dari penyemprotan serat dari lubang-lubang spinneret
sampai pada penggulungan benang dalam bentuk cone atau cheese. Dari penggulungan ini dapat
Benang filamen ada yang diberi antihan dan ada yang tidak. Untuk dapat lebih menyempurnakan
sifatsifatnya, (sesuai dengan kegunaannya) dilakukan suatu proses sehingga letak setiap individu
filamen tidak lagi dalam keadaan teratur, melainkan tidak beraturan dan hasilnya disebut texturized
filament yarns.
• Benang ruwah/bulk. Untuk mendapatkan benang dengan pegangan yang empuk (soft), maka dibuat
Benang bulk ini dapat dihasilkan dengan memberikan sedikit atau tanpa antihan sama sekali
terhadap benang filamen. Agar kelihatan sifat-sifat ruwahnya, maka serat filamen tersebut dibuat
keriting atau berbentuk seperti per dengan proses thermoplastis. Hasilnya, adalah benang yang
mengembang dan tidak padat, karena masing-masing serat menempati volume yang besar. Benang
ruwah ini sangat cocok untuk kain rajut, seperti jumper, kain Hi-Sofi dan
sebagainya.
• Benang stretch (stretch yarn). Pembuatan benang stretch ini pada hakekatnya sama saja prinsipnya
Hanya saja struktur masingmasing filamen dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi seperti
per, misalnya dengan dibuat keriting atau dibentuk seperti helix. Dengan demikian,
apabila ditarik akan mudah mulur dan apabila tarikan dilepaskan akan kembali ke panjang semula.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk pembuatan benang stretch. Salah satu diantaranya ialah
apa yang kita kenal dengan twist untwist methode, yaitu dengan menggunakan mesin false-twister.
Prinsip cara ini ialah benang filament diberi antihan yang tinggi, kemudian dimantapkan antihannya
dengan pemanasan. Karena sifat thermoplastis dari serat sintetis, maka setelah pemanasan masing-
masing serat akan tetap mempunyai struktur seperti helix, meskipun antihannya telah dibuka.
Benang strecth ini lazim digunakan untuk kaos kaki atau kain-kain rajut lain yang kemampuan mulur
adalah yang diutamakan. Biasanya dipakai serat nylon poliakrilat dan sebagainya.
Pada proses ini pengerjaan tow menjadi benang staple dilakukan dengan menggunakan mesin turbo
Stapler atau mesin Pasific Conventer. Pada mesin ini serat-serat filamen dari tow dipotong-potong
menurut panjang yang diinginkan, dengan menggunakan pisau yang sangat tajam. Selanjutnya
ditampung, dikumpulkan menjadi bentuk sliver yang telah sedikit mengalami peregangan yang
disebut top. Untuk membuat benang, top ini selanjutnya di proses pada mesin drawing, roving dan
spinning.
Dalam proses ini pengerjaan benang filamen dari tow langsung menjadi benang staple dapat
Pada mesin ini serat-serat filamen dari tow dilewatkan pada suatu sistem peregangan sehingga serat-
serat filament putus menjadi serat stapel dan kemudian dipintal menjadi benang.
Benang pintal dapat dihasilkan dengan menggunakan system pemintalan konventional atau sistem
pemintalan langsung.
• Sistem pemintalan langsung Sistem ini dilaksanakan dengan langsung memotong-motong serat